Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep-konsep yang berkaitan dengan etika meliputi nilai,
norma, dan moral. Jika konsep ini dihubungkan dengan
Pancasila, maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang
saling menyempurnakan satu sama lain. Pancasila merupakan
suatu sistem filsafat yang merupakan sumber nilai norma baik
norma hukum, norma moral maupun norma kenegaran. Selain
itu terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena
itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang bersifat
mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau
kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka
diwujudkan dalam normanorma yang kemudian menjadi
pedoman.
Adapun norma-norma tersebut, meliputi yaitu; Pertama,
norma moral, berkaitan dengan tingkah laku manusia, dapat
diukur dari sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak sopan,
susila atau tidak susila; Kedua, norma hukum, merupakan suatu
sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
suatu tempat dan waktu tertentu (peraturan hukum). Pancasila
memiliki berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber
hukum, yang bukan hanya pedoman yang bersifat
normatif/praksis, akan tetapi sebagai sistem nilai-nilai etika
yang merupakan sumber norma. Pancasila sebagai sistem etika
merupakan way of life bangsa Indonesia, juga sebagai struktur
pemikiran untuk memberikan tuntunan/panduan dalam
bersikap dan bertingkah laku.

1
Pancasila sebagai sistem etika ditujukan untuk 3
mengembangkan moralitas dalam diri setiap individu, agar
memiliki sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa sebagai peserta didik
yang termasuk ke dalam anggota masyarakat ilmiah-akademik,
memerlukan sistem etika yang komprehensif agar dapat
mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi
ilmiah. Keputusan ilmiah yang diambil tanpa memperhatikan
moralitas, akan berdampak pada dunia ilmiah yang tidak
memiliki nilai-nilai.
Mengaktualisasikan Pancasila sebagai sistem etika
merupakan suatu keniscayaan yang harus dimiliki oleh seorang
mahasiswa dalam kehidupannya. Dengan demikian, mahasiswa
dapat mengembangkan karakter yang pancasilais melalui
berbagai sikap yang positif, seperti jujur, disiplin, tanggung
jawab, mandiri, dan lainnya. Hal ini kemudian dapat
menjadikan mahasiswa sebagai insan akademis yang bermoral
pancasila dan berkontribusi langsung dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap tanggung
jawab warga negara. Tanggung jawab tersebut
diimplementasikan melalui sikap menjunjung tinggi moralitas
dan menghormati hukum yang berlaku. Untuk itu, diperlukan
penguasaan pengetahuan tentang pengertian etika, aliran
etika, dan pemahaman Pancasila sebagai sistem etika sehingga
mahasiswa memiliki keterampilan menganalisis persoalan-
persoalan kemerosotan dan kemunduran moral bangsa
Indonesia.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Etika Filsafat dalam praktis
2. Apa Pengertian Nilai dari Beberapa Ahli
3. Apa Pengertian Norma
4. Apa Pengertian Moral

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Etika Filsafat dalam praktis
2. Mengetahui Pengertian Nilai dari Beberapa Ahli
3. Mengetahui Pengertian Norma
4. Mengetahui Pengertian Moral

1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengerti tentang apa itu sistem, etika, nilai,

norma dan moral. Pembaca juga dapat mengetahui makna

dari sistem, etika, nilai, norma dan moral dalam pancasila.

Selain itu, pembaca juga dapat mengetahui kaitan sistem,

etika, nilai, norma dan moral dalam Pancasila

3
BAB II
ISI
2.1 PengertIan etika filsafat dalam praktis
Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu
“ethos” yang berarti watak, adat ataupun kesusilaan. Jadi etika
pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu kesediaan jiwa
seseorang untuk senantiasa patuh kepada seperangkat aturan-
aturan kesusilaan. Dalam konteks filsafat, etika membahas
tentang tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan
buruk. Etika lebih banyak bersangkut dengan prinsip-prinsip
dasar pembanaran dalam hubungan dengan tingkah laku
manusia. Berikutnya etika dapat dibagi menjadi etika umum
dan etika khusus. Etika umum adalah etika yang membahas
tentang moral dan untuk etika khusus adalah etika yang
membahas tentang kaitanya dengan kehidupan pribadi. Etika
dapat terbagi menjadi beberapa aspek, tetapi secara garis besar
terbagi menjadi 3 aspek yang dominan dalam mepelajari etika
yaitu.

Aspek Normatif
Aspek normatif adalah suatu aspek yang mengacu pada
norma-norma atau standar moral yang diharapkan untuk
mempengaruhi perilaku, kebijakan, keputusan, karakter
individual, dan struktur professional. Kemudian diharapkan
dalam penggunaan aspek ini dapat merubah perilaku dengan
segala unsur-unsurnya tetap berpijak pada norma, baik norma-
norma kehidupan bersama, baik norma-norma agama, dan
norma-norma moral yang diatur dalam standar profesi bagi
kaum profesi.

4
Aspek Konseptual
Aspek konseptual adalah suatu aspek yang diarahkan pada
penjernihan konsep-konsep atau ide-ide dasar, prinsip-prinsip,
masalah-masalah dan tipe-tipe pendapat yang dipergunakan
dalam membahas isu-isu moral dalam wadah kode etik. Kajian
konseptual ini juga untuk memperjelas dalam pemahaman-
pemahaman kode etik dengan tetap menekankan pada
kepentingan masyarakat dan organisasi profesi itu sendiri.

Aspek Deskriptif
Aspek deskriptif adalah suatu aspek yang berkaitan
dengan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dan spesifikasi
yang dibuat untuk memberikan gambaran tentang fakta-fakta
yang terkait dengan unsur-unsur normatif dan konseptual.
Aspek ini memberikan informasi tentang fakta-fakta yang
berkembang, baik di masyarakat maupun dalam organisasi
profesi, sehingga penanganan aspek normatif dan konseptual
dapat segera direalisasikan.

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji


segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan
menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya meliputi:
1. Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata
Kosmologia yaitu kajian tentang alamLogika yaitu
pembahasa tentang cara berpikir cepat dan tepatEtika yaitu
pembahasan tentang tingkah laku manusiaTeologi yaitu
pembahasan tentang ketuhananAntropologi yaitu pembahasan
tentang manusia

5
Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah
satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya
merupakan bagian dari filsafat, tetapi karena ilmu tersebut kian
meluas dan berkambang, akhirnya membentuk disiplin ilmu
tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam
proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai
bagian dalam pembahasan filsafat, ia merupakan ilmu yang
mempunyai identitas sendiri.

2.2 PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA AHLI


K Bertens menjelaskan pengertian etika adalah nilai-nila
dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok untuk mengatur perilaku.

WJS Poerwadarminto berpendapat pengertian etika yakni


ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral.

Menurut Hamzah Yakub, pengertian etika adalah


menyelidiki suatu perbuatan yang baik dan buruk.

Soegarda Poerbakawatja mengatakan pengertian etika


adalah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai tentang baik
dan buruknya tindakan dan kesusilaan.

Drs. O. P. Simorangkir menerangkan pengertian etika


adalah pandangan manusia terhadap baik dan buruknya
perilaku manusia.

6
Prof. DR. Franz Magnis Suseno memaparkan pengertian
etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang
memberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia.

Menurut Drs. Sidi Gajabla, pengertian etika adalah teori


tentang perilaku atau perbuatan manusia yang dipandang
dari segi baik dan buruknya sejauh mana dapat ditentukan
oleh akal manusia.

Drs. H. Burhanudin Salam menguraikan pengertian etika


adalah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang
nilai-nilai dan norma yang dapat menentukan perilaku
manusia dalam kehidupannya.

James J. Spillane SJ menyatakan pengertian etika adalah


mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku
manusia dalam mengambil suatu keputusan yang
berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada
penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk
menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku
seseorang kepada orang lain.

2.3 Pengertian nilai dari ahli


Menurut Steeman (dalam Adisusilo, 2013:56) nilai adalah
sesuatu yang
memberi makna dalam hidup, yang memberi acuan, titik tolak
dan tujuan hidup. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi,
yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai
itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola
pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan yang amat erat
antara nilai dan etika.

7
Nilai menurut Rokeach (1998, dalam Djemari, 2008: 106)
merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan,
tindakan atau perilaku yang dianggap jelek.
Sedangkan menurut Linda dan Richard Eyre (1997, dalam
Adisusilo, 2013:57) Yang dimaksud dengan nilai adalah standar-
standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita,
bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memperlakukan
orang lain. Tentu saja nilai-nilai yang baik yang bisa menjadikan
orang lebih baik, hidup lebih baik dan memperlakukan orang
lain secara lebih baik.
Definisi lain mengenai nilai diutarakan oleh Tyler (1973:7,
dalam Djemari, 2008: 106), yaitu nilai adalah suatu objek,
aktivitas atau idea yang dinyatakan oleh individu yang
mengendalikan pendidikan dalam mengarahkan minat, sikap,
dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa sejak manusia
belajar menilai suatu objek, aktivitas dan ide sehingga objek ini
menjadi pengatur penting minat, sikap dan kepuasan. Oleh
karena itu, sekolah harus menolong siswa menemukan dan
menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi siswa
dalam memperoleh kebahagiaan personal dan memberi
kontribusi positip terhadap masyarakat.Berdasarkan definisi-
definisi di atas, dapat dikatakan bahwa nilai merupakan
keyakinan dalam menentukan suatu pilihan untuk menjadikan
hidup seseorang menjadi lebih baik. Dengan menerapkan
aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku pada suatu
daerah sebagai acuan untuk memperoleh kehidupan yang lebih
baik.

8
2.4 Pengertian norma
Norma berasal dari bahasa Belanda “norm” yang artinya
patokan, pedoman, atau pokok kaidah. Sementara itu,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pengertian norma adalah sebuah aturan atau ketentuan
yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat.

Beberapa orang juga mengatakan pengertian dan jenis


norma berasal dari bahasa Latin “mos” yang artinya
kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat di suatu
wilayah. Pengertian dan jenis norma tersebut selanjutnya
dijadikan ketentuan yang mengikat dan mengatur tingkah
laku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian norma bisa diartikan sebagai petunjuk atau


pedoman tingkah laku yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
suatu alasan tertentu. Pengertian dan jenis norma ini
kemudian akan mengikat warga atau suatu kelompok di
dalam bermasyarakat.

Pengertian dan jenis norma kemudian menjadi sebuah


panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang
sesuai di masyarakat. Norma biasanya hanya berlaku
dalam suatu lingkungan masyarakat dengan tak tertulis,
tetapi secara sadar masyarakat akan mematuhinya.

Norma-norma yang ada memiliki beberapa fungsi, yang


mana salah satunya adalah sebagai pedoman dan aturan
dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga norma pada
dasarnya dibuat untuk dilaksanakan. Ada norma yang
sifatnya dogmatis sehingga mengikat dan harus dipatuhi.

Jika norma di dalam masyarakat tidak dilaksanakan oleh


setiap anggota masyarakat, maka tatanan suatu
masyarakat tersebut akan kacau karena ada yang
melanggar berbagai peraturan yang sudah ada dan
berlaku
9
FUNGSI NORMA

Berikut beberapa fungsi norma yang ada di masyarakat:

 Untuk memastikan terciptanya kehidupan masyarakat yang


lebih aman dan tertib.
 Untuk mengatur perbuatan masyarakat agar sesuai dengan
nilai yang ada dan berlaku.
 Agar dapat mencegah adanya benturan kepentingan antar
masyarakat.
 Untuk membantu masyarakat dalam mencapai tujuan atau
kesepakatan bersama.
 Digunakan sebagai petunjuk maupun pedoman yang dapat
digunakan untuk menjalani hidup di lingkungan masyarakat
sebagai individu.
 Norma digunakan agar dapat mengatur perilaku masyarakat.
 Norma digunakan agar adanya suatu batasan untuk tidak
dilanggar .
 Norma digunakan untuk mendorong individu untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan masyarakat yang ada
berdasarkan nilai-nilai yang berlaku.

2.5 PENGERTIAN NORMA MENURUT AHLI


a. John J. Macionis (1997)
Menurut John J. Macionis, norma adalah segala aturan
dan harapan masyarakat yang memandu segala perilaku
anggota masyarakat.

b. Broom dan Selznic


Menurut Broom dan Selznic, norma adalah suatu
rancangan ideal dari perilaku manusia yang memberikan
batasan bagi suatu anggota masyarakatnya untuk
mencapai suatu tujuan hidup yang sejahtera.

10
c. Antony Giddens (1994)
Antony Giddens berpendapat bahwa pengertian dan jenis
norma menurutnya adalah sebuah prinsip maupun aturan
yang jelas, nyata, atau konkret yang harus diperhatikan
oleh setiap masyarakat.

d. Bellebaum
Bellebaum mengartikan norma sebagai sebuah alat untuk
mengatur setiap individu di dalam suatu masyarakat agar
bertindak dan berperilaku sesuai dengan sikap dan
keyakinan tertentu yang berlaku di masyarakat tersebut.

e. E. Utrecht
Norma menurut E. Utrecht adalah himpunan petunjuk
hidup yang mengatur berbagai tata tertib dalam hidup
bermasyarakat atau bangsa. Yang mana peraturan
tersebut kemudian harus ditaati oleh setiap masyarakat.
Jika melanggar, maka akan ada tindakan dari pemerintah.

f. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, norma merupakan sebuah
perangkat dimana hal itu dibuat agar hubungan di dalam
suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang diharapkan.

g. AA. Nurdiaman
AA. Nurdiaman berpendapat bahwa norma ialah suatu
bentuk tatanan hidup yang berisikan aturan-aturan bergaul
di masyarakat.

h. Marvin E. Shaw
Sementara itu, Marvin E. Shaw berpendapat bahwa
norma ialah peraturan segala tingkah laku manusia yang
ditegakkan oleh anggota masyarakat dan

11
mengekalkannya keselarasan tingkah laku yang
seharusnya.

i. Robert M.Z. Lawang


Menurut Robert M.Z. Lawang, norma adalah patokan
perilaku dalam suatu kelompok tertentu.

j. Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamn


Kemudian, Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamn
mengungkapkan pengertian norma sebagai standar dari
perilaku lurus yang dipelihara oleh setiap masyarakat.

k. Craig Calhoun
Menurut Craig Calhoun, pengertian dan jenis norma
merupakan suatu pedoman maupun aturan yang
menyatakan bagaimana seorang individu seharusnya
bertindak di dalam suatu situasi di tengah kehidupan
masyarakat

Jenis-jenis Norma dan Contohnya


a. Norma Formal
Norma formal, merupakan suatu aturan yang dijalankan oleh
masyarakat yang dirumuskan oleh pihak yang berwenang seperti
pemerintah maupun lembaga masyarakat atau institusi resmi
yang berguna untuk mengatur masyarakat dan memastikan
adanya kesepakatan bersama yang sifatnya resmi maupun
formal.

Contoh dari norma formal yaitu, mengenai pelestarian


lingkungan hidup yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6
Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran Daerah. Yang kedua,
norma mengenai penataan pemukiman yang diatur dalam
Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran
Daerah. Selanjutnya, kependudukan yang diatur dalam Peraturan

12
Daerah No. 15 Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran Daerah,
dan masih banyak lagi.

Berbagai norma formal lainnya, seperti nilai Pancasila dan juga


UUD 1945 daat kamu pelajari dalam buku Teori Hierarki
Norma Hukum yang membahas mengenai wujud penerapan dari
sistem negara hukum Indonesia.

b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan merupakan aturan-aturan yang dijalankan
oleh masyarakat yang sumbernya berasal dari hati nurani
seseorang. Norma ini merupakan sesuatu yang kita jalani dan
rasakan setiap harinya, dimana seseorang didorong untuk
melakukan tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang
buruk. Intinya, norma ini memiliki tujuan untuk mengatur
perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang.

Berdasarkan ajaran norma ini, biasanya orang yang melanggar


akan mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah, penyesalan,
atau bahkan dikucilkan di tengah masyarakat.

Contoh Norma Kesusilaan:


Seperti salah satu contoh kasus norma kesusilaan adalah
bagaimana seorang siswa yang mengetahui bahwa menyontek
adalah perbuatan yang salah sehingga dia lebih memilih untuk
belajar daripada menyontek teman sekolahnya, yang jika
ketahuan siswa tersebut akan mendapat sanksi bukan hanya di
sekolah tapi juga lingkungan.

Dengan adanya norma kesusilaan, menjadi sebuah batasan bagi


seseorang untuk tidak melanggar dan melakukan tindak
kejahatan. Buku Kejahatan Kesusilaan ini, menjelaskan
mengenai berbagai kejahatan kesusilaan yang semakin banyak
bermunculan seperti percabulan, pelecehan sesksual dan masih
banyak lagi

13
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan merupakan aturan-aturan yang
menekankan pada perbuatan seseorang untuk menjaga
kesopan santunan, tata krama mereka, dan juga ada
istiadat setiap individu. Hal tersebut dikarenakan
Indonesia merupakan negara dengan beragam suku,
budaya, dan adat istiadat yang berbeda-beda dan hidup
berdampingan satu sama lain.

Norma kesopanan ini diberlakukan untuk menjaga dan


menghargai satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan diberlakukannya norma kesopanan adalah
penerimaan diri dari masyarakat, mampu menghargai
orang lain khususnya orang yang lebih tua, memahami
hakikat dan tata etika dalam bergaul, dan mampu
bersosialisasi dengan baik tanpa melanggar hal-hal yang
tidak baik.

Contoh Norma Kesopanan:


Seperti pada contohnya adalah, menghormati orang yang
lebih tua dengan memanggil panggilan kakak kepada
orang yang lebih tua, tidak membuang ludah sembarangan
di tempat umum, siswa yang bersikap sopan sebagai
bentuk hormat terhadap pengajar, dan masih banyak lagi.

Dalam mewujudkan nilai kesopanan ini, seseorang harus


ditanamkan sejak kecil oleh orang tuanya agar
pemahaman tersebut sudah ada sejak dini. Bagi orang tua
yang ingin mengajari anaknya, buku Bella Belajar Sopan
Santun dan 9 Cerita Pendidikan Karakter Lainnya dapat
membantu, karena selain bentuknya animasi, cerita di
dalamnya memiliki pesan yang baik untuk anak kamu

14
d. Norma Hukum
Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh badan
yang bertanggung jawab seperti pemerintah yang dikemas dalam
bentuk Undang-Undang. Norma ini memiliki sifat yang
memaksa guna menjaga dan melindungi kepentingan
masyarakat.

Norma ini diberlakukan untuk memastikan adanya keadilan


yang diterima setiap orang dan menciptakan kehidupan
masyarakat yang tertib, aman, rukun, serta damai. Karena sifat
norma ini tertulis dan memaksa, maka jika aturan yang ada
dilanggar, maka akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang
tegas yang sesuai dengan peraturan yang ada seperti membayar
denda atau dipenjara.

Contoh Norma Hukum:


Seperti pada contohnya di Indonesia sendiri aturan hukum yang
ada diatur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga
jika melakukan pelanggaran seperti mencuri atau tidak
membayar pajak sesuai ketentuan akan mendapatkan sanksi
sesuai dengan Undang-Undang yang ada.

Dengan banyaknya Undang-Undang yang ada di dalamnya,


buku UUD 1945 Lengkap Dengan Pahlawan Nasional &
Revolusi akan sangat sesuai untuk kamu yang sedang
mempelajarinya

2.6 Pengertian moral

Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan,


tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan
buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan
norma yang berlaku dalam masyarakatnya ,dianggap sesuai dan
bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya, terjadi sesuatu
yang melanggar, pribadi itu dianggap tidak bermoral.

15
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-
prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa
kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma, moral pun
dapat dibedakan seperti moral keTuhanan atau agama, moral,
filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.

Nilai, norma dan moral secara bersama mengatur kehidupan


masyarakat dalam berbagai aspeknya.
Pengertian Moral Menurut Para Ahli
a. Pengertian moral dalam kamus pisikologi (Chaplin,
2006)
dituliskan bahwa moral mengacu pada akhlak yang sesuai
dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat
kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
b. Pengertian moral dalam Hurlock (Edisi ke-6, 1990)
mengatur bahwa perilaku moral adalah perilaku yang sesuai
dengan kode moral kelompok sosial. Moral sendiri berarti
tatacara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan
konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah
menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
c. Pengertian moral menurut Webster new word
dictionary (Wantah, 2005)
bahwa moral adalah suatu yang berkaitan atau ada
hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah
dan baik buruknya tingkah laku.
d. Maria Assumpta
pengertian moral adalah aturan-aturan(rule) mengenai sikap
(attitude) dan perilaku manusia (human behavior) sebagai
manusia. Hal ini mirip bila dikatakan bahwa orang yang
16
bermoral atau dikatakan memiliki moral adalah manusia yang
memanusiakan orang lain.
e. Bapak Sonny Keraf
bahwa moral merupakan sebuah tolak ukur. Moral dapat
digunakanuntuk mengukur kadar baik dan buruknya sebuah
tindakan manusia sebagai manusia, mungkin sebagai anggota
masyarakat (member of society) atau sebagai manusia yang
memiliki posisi tertentuh atau pekerjaan tertentuh.
f. Bapak Zainudin Saifullah Ninggolan
bahwa pengertian moral adalah suatu tendensi rohani untuk
melakukan seperangkat standard an norma yang mengatur
perilaku seseorang dan masyarakat . pengertian moral kali ini
erat hubungannya dengan akhlak manusia ataupun untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
g. Bapak Imam Sukardi
bahwa pengertian moral adalah kebaikankebaikan yang sesuai
dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh masyarakat
atau umum, meliputi kesatuan sosial maupun lingkungan
tertentuh. Disini, dapat anda perhatikan bahwa pengertian
moral selalu dihubungkan dengan adat istiadat suatu
masyarakat.

h. Menurut Wantah (2005)


Moral adalah suatu yang harus dilakukan atau tidak ada
hubungannya dengan kemampuan untuk menentukan siapa
yang benar dan perilaku yang baik dan buruk.
i. Menurut W. J. S. Poerdatmanita
menyatakan bahwa ajaran moral dari perbuatan baik dan buruk
dan perilaku.
17
j. Menurut Dewey
Mengtakan bahwa asal masalah moral yang berkaitan dengan
nilai-nilai moral.
k. Menurut Baron dkk
Mengatakan bahwa masalah moral yang berkaitan dengan
pelarangan dan mendiskusikan tindakan yang benar atau salah
Jenis dan contoh moral
1. Moral Ketuhanan
Moral ini berhubungan erat dengan keagamaan atau
berdasarkan ajaran agama tertentu. Beberapa contohnya
adalah:
 Tidak boleh menyebut nama Tuhan atau Allah
dengan cara sembarangan atau menggunakannya
sebagai lelucon
 Tidak boleh membunuh, berzina, dan mencuri
 Tidak boleh bersaksi dan/atau bersumpah palsu
 Beribadah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
ajaran agama yang dianut
 Menghargai kelompok agama lain dan dapat hidup
rukun dengan mereka
2. Moral Ideologi dan Filsafat
Kedua moral ini berhubungan dengan cita-cita bangsa dan
negara. Contohnya adalah menolak ideologi dari orang
asing yang bermaksud mengubah dasar negara
Indonesia.
3. Moral dalam Sastra
Moral dalam cerita/sastra berbeda dengan moral dalam
dunia nyata. Moral sebuah cerita adalah ajaran
menyeluruh yang coba disajikan oleh penulis.
18
Misalnya, seorang tokoh berjuang untuk membebaskan
istrinya yang dinyatakan bersalah dan masuk penjara.
Dalam upayanya untuk membebaskan sang istri, tokoh
tersebut akan melakukan apa saja, termasuk berbohong
dan menipu (yang sebenarnya berlawanan dengan moral
di dunia nyata).
4. Moral dalam Masyarakat
Berdasarkan sejumlah pengertian moral dalam daftar di
atas, dapat dikatakan bahwa moral cenderung didorong
oleh keyakinan dan nilai pribadi.
Namun, tentu saja ada beberapa moral umum yang
disetujui oleh kebanyakan orang, seperti:
 Selalu berkata jujur
 Tidak boleh merusak properti umum
 Tidak ingkar janji
 Dilarang berbuat curang
 Perlakukan orang lain dengan cara yang sama dan
sebagaimana Anda ingin diperlakukan
 Jangan main hakim sendiri
 Berintegritas
 Bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan
 Hormati diri sendiri dan orang lain
 Bersikap toleran terhadap perbedaan

5. Moral yang Harus Diajarkan Kepada Anak


Bisa dibilang bahwa orang tua memainkan peran terbesar
dalam pembentukan karakter anak.

19
Selain itu, juga memiliki pengaruh paling besar pada
bagaimana anak itu bersikap dan bertindak dalam
kehidupannya saat ia tumbuh dewasa.
Inilah beberapa nilai moral yang harus diajarkan setiap
orang tua kepada anak-anaknya:
 Lakukan Apa yang Anda Katakan
Anak-anak belajar dari orang-orang di sekitarnya, jadi
untuk mengajari anak-anak nilai-nilai yang baik, Anda
harus mencontohkannya terlebih dahulu dalam hidup.
Anda dapat menjelaskan banyak nilai secara lisan, tapi
anak Anda hanya akan mengambil nilai yang Anda
tunjukkan melalui perilaku.
 Hargai Perilaku Baik
Munculkan sistem berupa memberi penghargaan kepada
anak Anda karena telah berperilaku baik. Pujian dan
penghargaan seperti ini adalah dorongan positif dalam
membentuk karakter anak.
 Kejujuran
Kejujuran adalah salah satu moral paling penting yang
harus ditanamkan kepada setiap individu sejak usia muda.
Anak Anda harus didorong untuk mengatakan yang
sebenarnya terlepas dari kesalahan apa pun yang
mungkin dia lakukan, baik sengaja maupun tidak sengaja.
 Kekeluargaan
Keluarga merupakan bagian integral dari kehidupan setiap
orang. Karena itu, setiap anak harus memiliki rasa
kekeluargaan dan memahami mengapa keluarga itu
penting.

20
Jika bisa mengajarkan nilai ini dengan baik, kemungkinan
besar anak-anak Anda akan tumbuh dengan menghormati
dan mencintai keluarga.
 Lapang Dada
Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa tidak
semua hal bisa berjalan sesuai dengan keinginan. Karena
itu, ajari mereka untuk bisa bersikap fleksibel dan
menyesuaikan diri dengan keadaan.

21
BAB III
PENUTUP

2.7 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah :
1. Pancasila adalah sebagai suatu ocial filsafat yang pada
hakikatnya merupakan nilai sehingga merupakan sumber dari
segala penjabaran norma baik norma ocia, norma moral maupun
norma kenegaraan lainya.
2. Suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan
norma – norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan
atau aspek praktis melainkan nilai – nilai yang bersifat
mendasar.
3. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang prinsip –
prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia yang
membicarakan masalah – masalah yang berkaitan dengan
predikat “susila” dan “tindak susila”, “baik” dan “buruk.
4. Hubungan sistematik antara nilai, norma dan moral tersebut
terwujud dalam suatu tingkah laku praktis dalam kehidupan
manusia.
5. Etika politik adalah termasuk lingkup etika ocial manusia
yang secara harfiah berkaitan dengan bidang kehidupan politik.

2.8 Saran

Seluruh rakyat indonesia harus mempunyai etika, nilai, norma


dan moral pancasila akar bisa memajukan negara tercinta kita
semua yaitu Indonesia

22
DAFTAR PUSTAKA
Buku :Kaelan Ms.( 2004). Pendidikan Pancasila. Jakarta:
Paradigma offset.

Buku :Acmat (2007). Pendidikan Kewarganegaraan.


Jogyakarta: Paradigma.

Http:/Plityz. Blogs pot. Com/2010/Pancasila – Sebagai – Etika –


Politik.html Diakses tanggal 22 maret 2012.

Http:/ www.scribd com/doc/2433447/Pancasila Sebagai Etika


Poltik. HtmlDiakses tanggal 22 maret2012.

Http:/Khairunnisa Zhet. Blog Spot. Com/2011/06/ Pancasila


Sebagai Etika.
http:MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN
HUKUM_Bambang1988′s Blog

23

Anda mungkin juga menyukai