Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN

Tahap pengembangan sistem informasi merujuk pada serangkaian langkah atau proses yang
dilalui dalam menciptakan, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi. Tahap-
tahap ini mencakup analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, dan
pemeliharaan sistem informasi. Setiap tahap memiliki peran penting dalam memastikan
bahwa sistem informasi yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan
organisasi dengan baik.

KAPAN DIPERLUKAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


beberapa situasi di mana pengembangan sistem informasi diperlukan secara lebih detail:
1. 1.Meningkatkan Efisiensi Operasional: Ketika sebuah organisasi ingin meningkatkan
efisiensi operasionalnya, pengembangan sistem informasi dapat membantu dengan
mengotomatiskan proses bisnis, mengurangi ketergantungan pada proses manual, dan
meningkatkan produktivitas.
2. Memperbaiki Akses Terhadap Informasi: Jika organisasi menghadapi masalah dalam
mengakses, menyimpan, atau membagikan informasi, pengembangan sistem informasi
dapat membantu dalam menciptakan solusi yang memungkinkan akses yang lebih mudah
dan cepat terhadap informasi yang diperlukan.
3. Mengatasi Masalah Spesifik: Ketika organisasi menghadapi masalah spesifik dalam
operasionalnya, pengembangan sistem informasi dapat memberikan solusi yang
dibutuhkan. Contohnya, sistem informasi baru dapat dibangun untuk mengelola
inventaris, melacak pengiriman, atau memantau kinerja keuangan.
4. Memperkenalkan Layanan Baru: Jika organisasi ingin memperluas layanan atau
produknya, pengembangan sistem informasi dapat diperlukan untuk mendukung
perluasan tersebut. Misalnya, sebuah perusahaan e-commerce yang ingin memperluas ke
pasar internasional mungkin memerlukan pengembangan sistem informasi baru untuk
menangani logistik dan pembayaran internasional.
5. Meningkatkan Pengalaman Pengguna: Pengembangan sistem informasi juga diperlukan
ketika organisasi ingin meningkatkan pengalaman pengguna. Ini bisa meliputi
pengembangan aplikasi seluler, situs web yang responsif, atau sistem manajemen konten
yang lebih baik.
beberapa contoh perusahaan e-commerce di Indonesia yang sedang melakukan tahap
pengembangan sistem informasi, kita sebut saja Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Lazada.
Semua perusahaan ini aktif di pasar e-commerce Indonesia dan mungkin sedang melakukan
pengembangan sistem informasi untuk meningkatkan layanan dan operasional mereka.
perusahaan tersebut di atas sedang melakukan tahap pengembangan sistem informasi untuk
meningkatkan pengalaman pengguna dan efisiensi operasional mereka. Mereka mungkin
sedang mengembangkan sistem informasi baru untuk meningkatkan manajemen inventaris,
memperbaiki proses pengiriman, atau meningkatkan keamanan transaksi online. Selain itu,
mereka juga mungkin sedang mengembangkan aplikasi seluler baru atau meningkatkan situs
web mereka agar lebih responsif dan mudah digunakan.
Pengembangan sistem informasi ini dapat membantu e-commerce tersebut untuk tetap
bersaing di pasar yang semakin kompetitif, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan
memperluas cakupan operasional mereka. Dengan adanya pengembangan sistem informasi
yang tepat, e-commerce tersebut dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka,
mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing di pasar e-commerce Indonesia yang
berkembang pesat.

DIMANA TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN


DIMULAI
Tahap pengembangan sistem informasi perusahaan biasanya dilakukan di departemen IT atau
divisi pengembangan perangkat lunak. Perusahaan besar mungkin memiliki tim
pengembangan perangkat lunak internal yang bertanggung jawab atas pengembangan sistem
informasi mereka, sementara perusahaan yang lebih kecil mungkin mengandalkan pada
vendor atau kontraktor eksternal untuk melakukan pengembangan tersebut. Tahap
pengembangan sistem informasi juga melibatkan kolaborasi antara berbagai departemen di
perusahaan, seperti departemen operasional, keuangan, pemasaran, dan lainnya, untuk
memastikan bahwa sistem yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh
organisasi.

SIAPA SAJA YANG MULAI MELAKUKAN PENGEMBANGAN SISTEM


INFORMASI
Pengembangan sistem informasi dilakukan oleh sejumlah individu dan tim yang memiliki
keterampilan dan pengetahuan dalam bidang teknologi informasi dan pengembangan
perangkat lunak. Berikut adalah beberapa peran yang terlibat dalam pengembangan sistem
informasi:
1. Analis Sistem: Mereka bertanggung jawab untuk menganalisis kebutuhan pengguna dan
merancang solusi sistem informasi yang memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Perancang Perangkat Lunak: Mereka merancang struktur sistem informasi, termasuk basis
data, antarmuka pengguna, dan arsitektur sistem.
3. Pengembang Perangkat Lunak: Mereka melakukan pengkodean dan pembangunan sistem
berdasarkan rancangan yang telah dibuat.
4. Pengujian Perangkat Lunak: Mereka bertanggung jawab untuk menguji sistem informasi
untuk memastikan bahwa itu berfungsi sesuai yang diharapkan.
5. Manajer Proyek: Mereka mengelola proyek pengembangan sistem informasi, termasuk
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya proyek.
6. Pengguna Akhir: Mereka memberikan masukan dan umpan balik selama pengembangan
sistem informasi untuk memastikan bahwa sistem memenuhi kebutuhan mereka.
Selain itu, dalam beberapa kasus, perusahaan juga dapat bekerja sama dengan vendor atau
kontraktor eksternal yang memiliki keahlian khusus dalam pengembangan sistem informasi.
Kolaborasi antara berbagai peran ini sangat penting untuk memastikan bahwa sistem
informasi yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan organisasi dengan baik.

BAGAIMANA TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DIMULAI


Tahap pengembangan sistem informasi dalam sebuah perusahaan biasanya melibatkan
beberapa langkah yang melibatkan berbagai tim dan departemen. Berikut adalah detail lebih
lanjut mengenai tahap-tahap tersebut:
1. Analisis Kebutuhan: Tahap ini melibatkan interaksi antara tim pengembangan perangkat
lunak dengan berbagai departemen di perusahaan untuk memahami kebutuhan bisnis dan
operasional mereka. Tim ini akan melakukan wawancara dengan pengguna akhir, manajer
departemen, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengidentifikasi masalah yang
ada dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi yang akan dikembangkan.
2. Perancangan Sistem: Setelah kebutuhan dikumpulkan, tim pengembangan perangkat
lunak akan merancang sistem informasi yang akan memenuhi kebutuhan tersebut. Ini
melibatkan perancangan basis data, antarmuka pengguna, arsitektur sistem, dan alur kerja
yang akan diimplementasikan.
3. Pengembangan Perangkat Lunak: Tahap ini melibatkan pengkodean dan pembangunan
sistem berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Tim pengembangan perangkat lunak
akan menggunakan berbagai teknologi dan bahasa pemrograman untuk menciptakan
sistem informasi yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
4. Pengujian: Setelah pengembangan perangkat lunak selesai, sistem akan diuji untuk
memastikan bahwa itu berfungsi sesuai yang diharapkan. Ini mencakup pengujian
fungsional, pengujian kinerja, pengujian keamanan, dan pengujian pengguna.
5. Implementasi dan Pemeliharaan: Setelah sistem lulus pengujian, tahap implementasi
dilakukan di mana sistem diperkenalkan kepada pengguna akhir. Setelah implementasi,
tim pengembangan perangkat lunak akan terus memelihara sistem dengan melakukan
perbaikan bug, peningkatan fungsionalitas, dan dukungan teknis kepada pengguna.
Tahap-tahap ini biasanya dilakukan oleh tim pengembangan perangkat lunak internal
perusahaan atau oleh vendor atau kontraktor eksternal yang disewa untuk tujuan tersebut.
Kolaborasi antara berbagai departemen di perusahaan sangat penting untuk memastikan
bahwa sistem informasi yang dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan seluruh organisasi.
kita ambil contoh perusahaan yang sukses dalam tahap pengembangan sistem informasi
adalah Grab dan Gojek
Grab dan Gojek adalah perusahaan teknologi yang sangat besar di Indonesia dan Asia
Tenggara. Kedua perusahaan ini telah melakukan pengembangan sistem informasi yang
sangat sukses untuk mendukung operasi mereka yang kompleks. Mereka telah
mengembangkan platform teknologi yang canggih untuk mengelola layanan transportasi,
pengiriman barang, pembayaran digital, dan layanan lainnya. Sistem informasi yang mereka
kembangkan telah memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan berbagai layanan,
mengelola jaringan pengemudi dan mitra usaha, serta menyediakan pengalaman pengguna
yang mulus melalui aplikasi mobile dan platform online mereka. Dengan demikian, baik
Grab maupun Gojek dapat dianggap sebagai contoh sukses dari perusahaan yang telah
melakukan pengembangan sistem informasi secara berhasil.
Mereka dianggap berhasil dalam pengembangan sistem informasi karena mereka telah
berhasil menciptakan platform teknologi yang kompleks namun dapat diandalkan untuk
mengelola layanan transportasi, pengiriman barang, pembayaran digital, dan layanan lainnya.
Sistem informasi yang mereka kembangkan telah memungkinkan mereka untuk
mengintegrasikan berbagai layanan, mengelola jaringan pengemudi dan mitra usaha, serta
menyediakan pengalaman pengguna yang mulus melalui aplikasi mobile dan platform online
mereka. Keberhasilan ini tercermin dalam pertumbuhan bisnis mereka, adopsi luas oleh
masyarakat, dan dampak positif yang mereka berikan pada industri transportasi dan layanan
lainnya di wilayah Asia Tenggara.
sebagai contoh, Grab telah berhasil mengembangkan sistem informasi yang memungkinkan
pengguna untuk memesan layanan transportasi dengan mudah melalui aplikasi mobile
mereka. Sistem ini mencakup fitur-fitur seperti penentuan lokasi secara real-time, estimasi
harga perjalanan, pemilihan jenis layanan (misalnya, mobil pribadi, taksi, atau ojek), dan
pembayaran digital. Mereka juga telah mengintegrasikan layanan pengiriman makanan
(GrabFood) dan layanan keuangan (GrabPay) ke dalam platform mereka, menciptakan
ekosistem yang luas dan beragam.
Sementara itu, Gojek juga telah berhasil mengembangkan sistem informasi yang
memungkinkan pengguna untuk memesan layanan transportasi, pengiriman barang, dan
layanan lainnya melalui aplikasi mereka. Mereka telah mengintegrasikan berbagai layanan ke
dalam platform mereka, termasuk layanan pembayaran digital (GoPay) dan layanan
pengiriman makanan (GoFood). Sistem informasi yang mereka kembangkan juga mencakup
fitur-fitur seperti pelacakan pengemudi secara real-time, estimasi waktu kedatangan, dan
pembayaran yang aman.
Keberhasilan Grab dan Gojek dalam mengembangkan sistem informasi ini tercermin dalam
pertumbuhan bisnis mereka yang pesat, adopsi luas oleh masyarakat, dan dampak positif
yang mereka berikan pada industri transportasi dan layanan lainnya di wilayah Asia
Tenggara.

CARA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


Cara perusahaan-perusahaan di Indonesia melakukan pengembangan sistem informasi dapat
bervariasi tergantung pada industri, kebutuhan bisnis, dan strategi teknologi yang mereka
terapkan. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa langkah yang umumnya diambil
dalam pengembangan sistem informasi oleh perusahaan-perusahaan tersebut:
1. Identifikasi Kebutuhan:
a. -Melakukan analisis kebutuhan secara menyeluruh untuk memahami apa yang
diinginkan oleh pengguna dan pemangku kepentingan.
b. -Mengadakan pertemuan dengan berbagai departemen untuk menentukan tujuan dan
fungsionalitas sistem yang dibutuhkan.
2. Perencanaan:
a. -Menetapkan tujuan proyek, batasan, dan jadwal pengembangan.
b. -Mengalokasikan sumber daya dan anggaran yang diperlukan.
c. -Membuat rencana risiko dan strategi mitigasinya.
3. Analisis Kebutuhan Lanjutan:
a. -Melakukan analisis lebih rinci untuk mendokumentasikan kebutuhan fungsional dan
non-fungsional.
b. -Menetapkan persyaratan teknis, seperti platform teknologi, keamanan, dan integrasi
dengan sistem yang sudah ada.
4. Desain Sistem:
a. -Memilih arsitektur sistem yang sesuai dengan kebutuhan.
b. -Mendesain antarmuka pengguna yang ramah pengguna.
c. -Menentukan struktur basis data dan merancang skema database.
5. Implementasi:
a. -Memulai pembangunan sistem dengan mengimplementasikan kode program.
b. -Melibatkan tim pengembang dalam pembuatan komponen sistem sesuai desain.
6. Uji Sistem:
a. -Melakukan uji fungsionalitas untuk memastikan bahwa sistem memenuhi kebutuhan.
b. -Mengidentifikasi dan memperbaiki bug atau masalah yang muncul selama uji.
7. Implementasi (Deployment):
a. -Meluncurkan sistem ke lingkungan produksi.
b. -Memastikan ketersediaan dan kinerja sistem yang optimal.
8. Pemeliharaan:
a. -Memantau kinerja sistem secara berkala.
b. -Merespons perubahan kebutuhan atau masalah yang mungkin muncul.
9. Pelatihan dan Dokumentasi:
a. -Memberikan pelatihan kepada pengguna tentang cara menggunakan sistem yang
baru.
b. -Membuat dokumentasi yang jelas untuk referensi masa depan.
10. Evaluasi dan Perbaikan:
a. -Melakukan evaluasi terhadap kinerja sistem secara berkala.
b. -Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan sistem dan proses pengembangan.
11. Manajemen Proyek:
a. -Memastikan komunikasi yang baik antara tim pengembang dan pemangku
kepentingan.
b. -Melakukan pemantauan teratur terhadap kemajuan proyek.
Setiap langkah dalam pengembangan sistem informasi ini dapat melibatkan kerja tim
multidisiplin, termasuk analis bisnis, pengembang perangkat lunak, administrator basis data,
dan pengguna akhir. Penggunaan metodologi pengembangan perangkat lunak tertentu, seperti
model waterfall, agile, atau iteratif, juga dapat memengaruhi pendekatan yang diambil oleh
perusahaan dalam mengembangkan sistem informasi.
Informasi di atas memberikan pandangan umum tentang langkah-langkah yang mungkin
diambil oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam pengembangan sistem informasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa rincian implementasi setiap perusahaan mungkin
berbeda berdasarkan kebutuhan bisnis, industri, dan strategi teknologi yang mereka pilih.
Berikut adalah gambaran umum bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut dapat melakukan
pengembangan sistem informasi:

**Contoh: PT. Tokopedia (E-commerce Platform)**

1. **Identifikasi Kebutuhan:**
a. Melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan pengguna dan pemangku
kepentingan di dalam dan di luar perusahaan.
b. Mengevaluasi tren pasar dan teknologi terkini untuk memastikan inovasi dalam
pengembangan sistem.

2. **Perencanaan:**
a. Menetapkan tujuan untuk meningkatkan fungsionalitas platform dan pengalaman
pengguna.
b. Mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan dan memelihara infrastruktur
teknologi.

3. **Analisis Kebutuhan Lanjutan:**


a. Mendefinisikan persyaratan teknis untuk meningkatkan kecepatan, keamanan, dan
skalabilitas platform.
b. Menetapkan kebutuhan integrasi dengan mitra dan sistem eksternal.
4. **Desain Sistem:**
a. Menerapkan arsitektur berbasis mikroservis untuk memfasilitasi pemeliharaan dan
skala yang lebih baik.
b. Merancang antarmuka pengguna yang responsif dan ramah pengguna.

5. **Implementasi:**
a. Melibatkan tim pengembang dalam membangun dan memperbarui fitur-fitur di
platform.
b. Menerapkan metodologi pengembangan perangkat lunak Agile untuk fleksibilitas
dan tanggapan cepat terhadap perubahan kebutuhan.
6. Uji Sistem
a. Melakukan uji fungsionalitas, keamanan, dan kinerja sistem secara menyeluruh.
b. Menggunakan uji otomatis untuk mempercepat siklus pengujian.
7. **Implementasi (Deployment):**
a. Meluncurkan pembaruan dan fitur baru secara berkala dengan minimal gangguan
layanan.
b. Memastikan keandalan dan ketersediaan tinggi selama peluncuran.

8. **Pemeliharaan:**
a. Melakukan pemantauan proaktif terhadap kinerja platform.
b. Merespons perubahan kebutuhan dan melakukan perbaikan bug secara berkala.
9. **Pelatihan dan Dokumentasi:**
a. Menyediakan panduan pengguna dan materi pelatihan online.
b. Memastikan bahwa staf internal memahami dan dapat memaksimalkan fungsionalitas
sistem.
12. **Evaluasi dan Perbaikan:**
a. Menggunakan analisis data untuk mengevaluasi kinerja dan penggunaan platform.
b. Merespons umpan balik pengguna dan merencanakan pembaruan berdasarkan hasil
evaluasi.
13. **Manajemen Proyek:**
a. Menerapkan praktik manajemen proyek yang ketat untuk memastikan pemenuhan
jadwal dan anggaran.
b. Melibatkan tim dengan baik dan memastikan komunikasi yang terbuka.
Penting untuk dicatat bahwa setiap perusahaan dapat mengadopsi pendekatan yang berbeda
tergantung pada karakteristik unik mereka dan perubahan lingkungan bisnis. Penggunaan
teknologi terkini, strategi pengembangan iteratif, dan fokus pada kebutuhan pengguna adalah
faktor kunci dalam kesuksesan pengembangan sistem informasi.

Anda mungkin juga menyukai