Anda di halaman 1dari 14

perangkat Disk, antara lain:waktu akses acak dan rate transfer data.

Waktu akses
acak :1. Pencarian lokasi/posisi penyimpananWaktu tunda akses adalah waktu
yang diperlukan untuk operasi pencarian lokasi penyimpanan, yang ditentukan
oleh parameter seek time dan latency (rotational latency).Waktu untuk transfer
data.Seek Time, waktu untuk sampai ke posisi track yang dituju, yang biasanya
diinformasikan pembuat perangkat.Rotational Latency, setelah ditemukan
track/selinder yang tepat maka perlu waktu untuk mencapai blok yang diinginkan.
Untuk menemukan blok yang tepat maka head menunggu putaran disk sampai blok
yang dituju tepat dibawah head.

2 r = ½ *((60 * 1000) /RPM) Transfer Rate Rotational Latency (r)


RPM : jumlah putaran per menit, biasanya diinformasikan pembuat
perangkat.Transfer RateWaktu pembacaan atau penulisan bergantung :1. Ukuran
blok data.2. Data transfer rate perangkat penyimpan.BlockingBila unit transfer
adalah track berakibat terlalu lama mengambil data ke memori (karena track
berukuran terlalu besar) . Track dibagi menjadi sejumlah blok (sektor) .Blok adalah
unit data yang ditransfer. Blok berukuran tetap berisi sekumpulan karakter yang
dipindah dari penyimpan ke memori, atau sebaliknya.

3 Ukuran BlokUkuran blok yang sama pada perangkat-perangkat berbeda dapat


menyebabkan pemborosan ruang penyimpanan.Pertimbangan penetuan ukuran
blok, antara lain :Ukuran blok tetap menurunkan kompleksitas program.Ukuran
blok tetap untuk beragam perangkat berbeda dapat memboroskan ruang
penyimpan.Ukuran blok dapat mempengaruhi kinerja sistem file.Ukuran blok
besar dapat mengakibatkan data yang dipindahkan banyak yang tidak diperlukan
ketika hanya diperlukan satu rekord dan memerlukan memori yang besar.Ukuran
blok kecil berarti pembacaan berulang-ulang untuk data besar.

4 Rekord disimpan secara blok, yaitu unit penyimpanan terdiri lebih dari satu
rekord.Penempatan rekord-rekord ke blok disebut blocking. Penyimpanan cara ini
bertujuan :Meningkatkan kecepatan pengambilan rekord saat terjadi
proses.Menghemat tempat penyimpanan.Metode BlockingRekord adalah unit
untuk menyimpan data di level logik/file.Ukuran rekord (R) dapat berukuran tetap
atau berukuran variabel.Bfr (blocking factor) yaitu angka yang menunjukkan
jumlah rekord yang diharapkan dapat ditampung di satu blok.Pemborosan ruang
(mempengaruhi pencarian/pengaksesan)Besar ruang yang tidak digunakan untuk
menyimpan data .Diukur berdasar relatif terhadap rekord (per rekord) yaitu :-
pemborosan karena gap (WG)- pemborosan karena blocking (WR)

5 Berdasarkan ukuran rekord dan rentangan rekord, blocking terbagi tiga metode,
yaitu:
Fixed blockingVariable length spanned blockingVariable length unspanned
blockingsatu blok terdiri sejumlah rekord dengan panjang rekord tetap.
Keuntungan : sederhana, memungkinkan pengaksesan acak. Kerugian : dapat
terjadi pemborosan di tiap blok.Bfr = └ B/R ┘W = WG + WR WG = G/Bfr WR =
(B- Bfr * R)/Bfrdimana : B = ukuran blockR = ukuran rekordG = ukuran gap

6 Variable length spanned blocking


- Blok berisi rekord-rekord dengan panjang tidak tetap.- Jika satu rekord tidak
dapat dimuat di satu blok, sebagian rekord disimpan di blok lain artinya rekord
dapat ditempatkan memenuhi blok yang berturutan dan dipecah di batas-batas
blok.Keterhubungan rekord yang terpecah di dua blok diwujudkan dengan block
pointer.Keuntungan : fleksibel, ukuran rekord tidak dibatasi ukuran blok dan tidak
terjadi pemborosan ditiap blok.Bfr = (B – P) / ( R + P)W = P + (P+G) /
Bfrdimana : P = ukuran block pointer/penanda rekord

7 Variable length unspanned blocking


- Blok berisi rekord-rekord dengan panjang tidak tetap.setiap rekord harus dimuat
di satu blok (tidak dipotong-potong atau direntangkan ke blok-blok lain).Hanya
rekord-rekord utuh ditempatkan pada suatu blok, panjang rekord tidak boleh lebih
panjang dari panjang blok.Pemborosan terjadi karena rekord tidak ditempatkan
bagi sisa blok , Asumsi pemborosan rata-rata ½R.Bfr = (B – ½R) / ( R + P)W = P
+ (½R+G) / Bfrdimana : P = ukuran block pointer/penanda rekord

8 Perhitungan Transfer Rate


Transfer rate (t) adalah kecepatan data dapat ditransfer, yang ukuran dengan satuan
byte/detik, Kbyte/detik atau Mbyte/detik. Pada disk, transfer rate bergantung
kecepatan rotasi dan kepadatan rekaman.Dua pengukuran utama yang bergantung
transfer rate, record transfer time dan block transfer time.Record transfer time
(TR), adalah waktu untuk transfer rekord dengan panjang rekord RTR = R/tBlock
transfer time (btt), waktu untuk transfer satu blok databtt = B/t
9 Blok dan Buffer Bulk Transfer Time
- Transfer rate (t) adalah kecepatan transfer data sesaat.Nilai transfer rate
diinformasikan pembuat perangkat.Pembacaan/penulisan sekuen sederetan blok
pada data besar maka operasi pemindahan data harus melewati gap dan daerah-
daerah bukan data, diakhir tiap selinder harus dilakukan seek (tidak ada data yang
ditransfer).Untuk pembacaan data besar (terdiri dari beberapa blok) didefinisikan
bulk transfer time (t’).t’ = (t/2) * (R/(R+W))Blok dan BufferBlok adalah unit yang
ditransfer antara perangkat penyimpanan dan daerah kerja memori
dikomputer.Buffer adalah daerah kerja di memori komputer untuk penyimpanan
blok sementara

10 Pengalamatan BlokBlock Pointer, berisi alamat blok untuk pengaksesan blok,


ada tiga cara pengalamatan :1. pengalamatan fisik2. pengalamatan relatif3.
pengalamatan simbolikPembaharuan BlokProses pembaharuan (update) blok lebih
lama dibandingkan read/write karena minimal terjadi satu read dan satu write,
ditambah proses pembaharuan.Proses pembaharuan yaitu baca blok, baca record,
perbarui rekord, sisipkan rekord ke blok dan tulis blok.Waktu update (TRW) dapat
didekati :TRW = 2 r
Managemen Ruang Swap

Managemen ruang swap adalah salah satu low level task dari OS. Memori virtual
menggunakan ruang disk sebagai perluasan dari memori utama. Tujuan utamanya
adalah untuk menghasilkan output yang baik. Namun di lain pihak, penggunaan
disk akan memperlambat akses karena akses dari memori jauh lebih cepat.

Penggunaan Ruang Swap

Ruang swap digunakan dalam beberapa cara tergantung penerapan algoritma.


Sebagai contoh, sistem yang menggunakan swapping dapat menggunakan
ruang swap untuk memegang seluruh proses pemetaan termasuk data dan segmen.
Jumlah dari ruang swap yang dibutuhkan tergantung dari jumlah memori fisik,
jumlah dari memori virtual yang dijalankan, cara penggunaan memori virtual
tersebut. Beberapa OS seperti UNIX menggunakan banyak ruang swap, yang biasa
diletakan di disk terpisah.

Ketika kita akan menentukan besarnya ruang swap, sebaiknya kita tidak terlalu
banyak atau terlalu sedikit. Jika sistem dijalankan dan ruang swap terlalu sedikit,
maka proses akan dihentikan dan mungkin akan merusak sistem. Sebaliknya jika
terlalu banyak juga akan mengakibatkan lambatnya akses dan pemborosan ruang
disk.

Lokasi Ruang Swap

Ruang swap dapat diletakan di 2 tempat yaitu : ruang swap dapat berada di sistem
berkas normal atau dapat juga berada di partisi yang terpisah. Jika
ruang swap berukuran besar dan diletakan di sistem berkas normal, routine-nya
dapat menciptakan, menamainya dan menentukan besar space. Walaupun lebih
mudah dijalankan, cara ini cenderung tidak efisien. Pengaksesannya akan sangat
memakan waktu dan akan meningkatkan fragmentasi karena pencarian data yang
berulang terus selama proses baca atau tulis.

Ruang swap yang diletakan di partisi disk terpisah, menggunakan manajer


ruang swap terpisah untuk melakukan pengalokasian space. Manajer
ruang swap tersebut menggunakan algoritma yang mengutamakan peningkatan
kecepatan dari pada efisiensi. Walaupun fragmentasi masih juga terjadi, tapi masih
dalam batas-batas toleransi mengingat ruang swap sangat sering diakses. Dengan
partisi terpisah, alokasi ruang swap harus sudah pasti. Proses penambahan besar
ruang swap dapat dilakukan hanya dengan partisi ulang atau penambahan dengan
lokasi yang terpisah.

Gambar 7-13. Contoh Manajemen ruang swap: pemetaan swap segmen teks 4.3
BSD

Gambar ini diadaptasi dari [Silberschatz2002, halaman 504].

Gambar 7-14. Contoh Manajemen ruang swap: pemetaan swap segmen data 4.3
BSD

Gambar ini diadaptasi dari [Silberschatz2002, halaman 504].

Struktur RAID

Disk memiliki resiko untuk mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat berakibat
turunnya kinerja atau pun hilangnya data. Meski pun terdapat backup data, tetap
saja ada kemungkinan data yang hilang karena adanya perubahan setelah terakhir
kali data di-backup. Karenanya reliabilitas dari suatu disk harus dapat terus
ditingkatkan.

Berbagai macam cara dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan juga reliabilitas
dari disk. Biasanya untuk meningkatkan kinerja, dilibatkan banyak disk sebagai
satu unit penyimpanan. Tiap-tiap blok data dipecah ke dalam beberapa subblok,
dan dibagi-bagi ke dalam disk-disk tersebut. Ketika mengirim data disk-disk
tersebut bekerja secara paralel, sehingga dapat meningkatkan kecepatan transfer
dalam membaca atau menulis data. Ditambah dengan sinkronisasi pada rotasi
masing- masing disk, maka kinerja dari disk dapat ditingkatkan. Cara ini dikenal
sebagai RAID - Redundant Array of Independent (atauInexpensive) Disks. Selain
masalah kinerja RAID juga dapat meningkatkan realibilitas dari disk dengan jalan
melakukan redundansi data.

Tiga karakteristik umum dari RAID ini, yaitu :

Menurut Stallings [Stallings2001], RAID adalah sebuah sebuah set dari beberapa
physical drive yang dipandang oleh sistem operasi sebagai sebuah logical drive.

Data didistribusikan ke dalam array dari beberapa physical drive.

Kapasitas disk yang berlebih digunakan untuk menyimpan informasi paritas , yang
menjamin data dapat diperbaiki jika terjadi kegagalan pada salah satu disk.

Peningkatan Kehandalan dan Kinerja

Peningkatan Kehandalan dan Kinerja dari disk dapat dicapai melalui 2 cara :

Redundansi

Peningkatan Kehandalan disk dapat dilakukan dengan redundansi, yaitu


menyimpan informasi tambahan yang dapat dipakai untuk membentuk kembali
informasi yang hilang jika suatu disk mengalami kegagalan. Salah satu teknik
untuk redundansi ini adalah dengan cara mirroring atau shadowing , yaitu dengan
membuat duplikasi dari tiap-tiap disk. Jadi, sebuah disk logical terdiri dari 2
diskphysical, dan setiap penulisan dilakukan pada kedua disk, sehingga jika salah
satu disk gagal, data masih dapat diambil dari disk yang lainnya, kecuali jika disk
kedua gagal sebelum kegagalan pada disk pertama diperbaiki. Pada cara ini, berarti
diperlukan media penyimpanan yang dua kali lebih besar daripada ukuran data
sebenarnya. Akan tetapi, dengan cara ini pengaksesan disk yang dilakukan untuk
membaca dapat ditingkatkan dua kali lipat. Hal ini dikarenakan setengah dari
permintaan membaca dapat dikirim ke masing-masing disk. Cara lain yang
digunakan adalah paritas blok interleaved , yaitu menyimpan blok-blok data pada
beberapa disk dan blok paritas pada sebuah (atau sebagian kecil) disk.

Paralelisme

Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan mengakses banyak disk secara paralel.
Pada disk mirroring, di mana pengaksesan disk untuk membaca data menjadi dua
kali lipat karena permintaan dapat dilakukan pada kedua disk, tetapi kecepatan
transfer data pada setiap disk tetap sama. Kita dapat meningkatkan kecepatan
transfer ini dengan cara melakukan data striping ke dalam beberapa disk.
Datastriping, yaitu menggunakan sekelompok disk sebagai satu kesatuan unit
penyimpanan, menyimpan bit data dari setiap byte secara terpisah pada beberapa
disk (paralel).

Level RAID

RAID terdiri dapat dibagi menjadi 6 level yang berbeda :

RAID level 0

RAID level 0 menggunakan kumpulan disk dengan striping pada level blok, tanpa
redundansi. Jadi hanya menyimpan melakukan striping blok data ke dalam
beberapa disk. Level ini sebenarnya tidak termasuk ke dalam kelompok RAID
karena tidak menggunakan redundansi untuk peningkatan kinerjanya.

RAID level 1

RAID level 1 ini merupakan disk mirroring, menduplikat setiap disk. Cara ini
dapat meningkatkan kinerja disk, tetapi jumlah disk yang dibutuhkan menjadi dua
kali lipat, sehingga biayanya menjadi sangat mahal.

RAID level 2

RAID level 2 ini merupakan pengorganisasian dengan error-correcting-


code (ECC). Seperti pada memori di mana pendeteksian terjadinya error
menggunakan paritas bit. Setiap byte data mempunyai sebuah paritas bit yang
bersesuaian yang merepresentasikan jumlah bit di dalam byte data tersebut di mana
paritas bit=0 jika jumlah bit genap atau paritas=1 jika ganjil. Jadi, jika salah satu
bit pada data berubah, paritas berubah dan tidak sesuai dengan paritas bit yang
tersimpan. Dengan demikian, apabila terjadi kegagalan pada salah satu disk, data
dapat dibentuk kembali dengan membaca error-correction bit pada disk lain.

RAID level 3

RAID level 3 merupakan pengorganisasian dengan paritas bit interleaved.


Pengorganisasian ini hampir sama dengan RAID level 2, perbedaannya adalah
RAID level 3 ini hanya memerlukan sebuah disk redundan, berapapun jumlah
kumpulan disk-nya. Jadi tidak menggunakan ECC, melainkan hanya menggunakan
sebuah bit paritas untuk sekumpulan bit yang mempunyai posisi yang sama pada
setiap disk yang berisi data. Selain itu juga menggunakan data striping dan
mengakses disk-disk secara paralel.

RAID level 4

RAID level 4 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok interleaved, yaitu


menggunakan striping data pada level blok, menyimpan sebuah paritas blok pada
sebuah disk yang terpisah untuk setiap blok data pada disk-disk lain yang
bersesuaian. Jika sebuah disk gagal, blok paritas tersebut dapat digunakan untuk
membentuk kembali blok-blok data pada disk yang gagal tadi. Kecepatan transfer
untuk membaca data tinggi, karena setiap disk-disk data dapat diakses secara
paralel. Demikian juga dengan penulisan, karena disk data dan paritas dapat ditulis
secara paralel.

RAID level 5

RAID level 5 merupakan pengorganisasian dengan paritas


blok interleaved tersebar. Data dan paritas disebar pada semua disk termasuk
sebuah disk tambahan. Pada setiap blok, salah satu dari disk menyimpan paritas
dan disk yang lainnya menyimpan data. Sebagai contoh, jika terdapat kumpulan
dari 5 disk, paritas blok ke n akan disimpan pada disk (n mod 5) + 1; blok ke n dari
empat disk yang lain menyimpan data yang sebenarnya dari blok tersebut. Sebuah
paritas blok tidak menyimpan paritas untuk blok data pada disk yang sama, karena
kegagalan sebuah disk akan menyebabkan data hilang bersama dengan paritasnya
dan data tersebut tidak dapat diperbaiki. Penyebaran paritas pada setiap disk ini
menghindari penggunaan berlebihan dari sebuah paritas disk seperti pada RAID
level 4.
RAID level 6

RAID level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti RAID level 5, tetapi
menyimpan informasi redundan tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari
beberapa disk sekaligus. RAID level 6 melakukan dua perhitungan paritas yang
berbeda, kemudian disimpan di dalam blok-blok yang terpisah pada disk-disk yang
berbeda. Jadi, jika disk data yang digunakan sebanyak n buah disk, maka jumlah
disk yang dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah n+2 disk. Keuntungan dari
RAID level 6 ini adalah kehandalan data yang sangat tinggi, karena untuk
menyebabkan data hilang, kegagalan harus terjadi pada tiga buah disk dalam
interval rata-rata untuk perbaikan data( Mean Time To Repair atau MTTR).
Kerugiannya yaitu penalti waktu pada saat penulisan data, karena setiap penulisan
yang dilakukan akan mempengaruhi dua buah paritas blok.

RAID level 0+1 dan 1+0

RAID level 0+1 dan 1+0 ini merupakan kombinasi dari RAID level 0 dan 1. RAID
level 0 memiliki kinerja yang baik, sedangkan RAID level 1 memiliki kehandalan.
Namun, dalam kenyataannya kedua hal ini sama pentingnya. Dalam RAID 0+1,
sekumpulan disk di-strip, kemudian strip tersebut di-mirror ke disk-disk yang lain,
menghasilkan strip- strip data yang sama. Kombinasi lainnya yaitu RAID 1+0, di
mana disk-disk di-mirror secara berpasangan, dan kemudian hasil pasangan
mirrornya di-strip. RAID 1+0 ini mempunyai keuntungan lebih dibandingkan
dengan RAID 0+1. Sebagai contoh, jika sebuah disk gagal pada RAID 0+1,
seluruh strip-nya tidak dapat diakses, hanya sebagian strip saja yang dapat diakses,
sedangkan pada RAID 1+0, disk yang gagal tersebut tidak dapat diakses, tetapi
pasangan mirror-nya masih dapat diakses, yaitu disk-disk selain dari disk yang
gagal.

Gambar 7-15. Level RAID


Gambar ini diadaptasi dari [Silberschatz2002, halaman 507].

Gambar 7-16. RAID 0 + 1 dan 1 + 0

Gambar ini diadaptasi dari [Silberschatz2002, halaman 511].

Ext2 pertama kali dikembangkan dan diintegrasikan pada kernel Linux, dan
sekarang ini sedang dikembangkan juga penggunaannya pada sistem operasi
lainnya.

Tujuannya adalah untuk membuat suatu file system yang powerful, yang dapat
mengimplementasikan file-file semantik dari UNIX dan mempunyai pelayanan
advance features.

Kemampuan dasar EXT2

- File system EXT2 mampu menyokong beberapa tipe file yang standar dari UNIX,
seperti regular file, directories, device special files, dan symbolic links.
- EXT2 mampu mengatur file-file system yang dibuat dalam partisi yang besar.
- File system EXT2 mampu menghasilkan nama-nama file yang panjang.
Maximum 255 karakter.
- EXT2 memerlukan beberapa blok untuk super user (root).
NTFS, FAT dan Instalasi Windows Server 2000

1. Pengertian NTFS dan FAT


NTFS merupakan sebuah sistem berkas yang dibekalkan oleh Microsoft dalam
keluarga sistem operasi Windows NT, yang terdiri dari Windows NT 3.x (NT 3.1,
NT 3.50, NT 3.51), Windows NT 4.x (NT 4.0 dengan semua service pack
miliknya), Windows NT 5.x (Windows 2000, Windows XP, dan Windows Server
2003), serta Windows NT 6.x (Windows Vista, Windows 7).

Versi NTFS
Selama 16 tahun perkembangan Windows NT (1991-2007), NTFS telah beberapa
kali mengalami perbaikan fungsi dan fitur. Meskipun terjadi beberapa kali
perbaikan fungsi dan fitur, antar setiap versi tersebut masih terdapat kompatibilitas
yang sangat dibutuhkan oleh sistem-sistem lama. Berikut ini adalah beberapa versi
NTFS:

NTFS versi 1.0 merupakan versi yang datang bersama dengan Windows NT 3.1.
Versi ini menawarkan fungsi yang sangat dasar, tetapi sudah jauh lebih baik
dibandingkan dengan sistem berkas FAT yang saat itu telah digunakan.
NTFS versi 1.1 merupakan versi yang datang bersama dengan Windows NT 3.50.
Versi ini menambahkan dukungan terhadap pengaturan akses secara diskrit
(discretionary access control).
NTFS versi 1.2 merupakan versi yang datang bersama dengan Windows NT 4.0.
Versi ini menambahkan dukungan terhadap auditing setiap berkas dan juga
kompresi transparan.
NTFS versi 2.0 tidak dirilis secara umum, karena berbagai kendala yang
dialaminya, yang tidak diumumkan oleh Microsoft (Microsoft menggagalkan
proyek NTFS versi 2.0, dan langsung menginjak NTFS versi 3.0, mengingat
banyaknya fitur yang ditambahkan ke dalam versi 3.0).
NTFS versi 3.0 merupakan versi yang datang bersama dengan Windows 2000.
Versi ini menawarkan banyak peningkatan dibandingkan dengan versi sebelumnya.
Di antaranya adalah penetapan kuota kepada setiap pengguna, Encrypting File
System (EFS), sistem keamanan yang dapat diatur dari server pusat, fitur indeksasi
terhadap properti dan isi setiap berkas, dan lain-lain. Selain itu, versi 3.0 juga
menawarkan dukungan kepada struktur selain MBR (Master Boot Record), yakni
GPT (GUID Partition Table) dan LDM (Logical Disk Management).
NTFS versi 3.1 merupakan versi yang datang bersama dengan Windows XP
Service Pack 1 dan Windows Server 2003. Versi ini menawarkan perbaikan yang
minor yang terjadi dalam versi sebelumnya (khususnya di bidang performa), dan
juga penggantian algoritma enkripsi yang digunakan oleh EFS dari DESX atau
3DES menjadi AES-256.

FAT atau lebih umum disebut sebagai FAT16 merupakan sebuah file system yang
konvensional. FAT16 mula-mula dirancang untuk menangani suatu file, dan
setelah dilakukan modifikasi selama bertahun-tahun sehingga sudah melewati
pembatasan pemberian nama file yang asli yaitu 8.3 karakter. FAT16 mempunyai
ukuran blok 32 KB
Versi FAT
FAT memiliki beberapa versi yaitu :

FAT12
FAT12 adalah sistem berkas yang menggunakan ukuran unit alokasi yang
memiliki batas hingga 12-bit, sehingga hanya dapat menyimpan maksimum hingga
212 unit alokasi saja (4096 buah). Sistem berkas ini adalah sistem berkas asli dari
FAT yang pertama kali digunakan dalam sistem operasi MS-DOS.
Karena beberapa sistem operasi Windows menggunakan ukuran unit alokasi sistem
berkas yang dibuat berdasarkan ukuran sektor (kelipatan 512 byte, dari 1 sektor
hingga 16 sektor), FAT12 memiliki batasan pada kapasitasnya, yakni hingga 32
Megabyte. Karena itulah, FAT12 umumnya hanya digunakan sebagai sistem
berkas untuk media penyimpanan floppy disk. Tabel berikut berisi informasi
sistem operasi apa saja yang mendukung sistem berkas FAT12.

FAT12 didukung oleh beberapa Sistim Operasi antara lain : MS-DOS (semua
versi), Windows 95 (semua versi), Windows 98, Windows ME, Windows NT 3.x,
Windows NT4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, dan
Windows Vista.

FAT16
FAT16 adalah sistem berkas yang menggunakan unit alokasi yang memiliki batas
hingga 16-bit, sehingga dapat menyimpan hingga 216 unit alokasi (65536 buah).
Sistem berkas ini memiliki batas kapasitas hingga ukuran 4 Gigabyte saja. Ukuran
unit alokasi yang digunakan oleh FAT16 bergantung pada kapasitas partisi yang
hendak diformat: jika ukuran partisi kurang dari 16 Megabyte, maka Windows
akan menggunakan sistem berkas FAT12, dan jika ukuran partisi lebih besar dari
16 Megabyte, maka Windows akan menggunakan sistem berkas FAT16.
FAT16 didukung oleh beberapa Sistem Operasi antara lain : MS-DOS (versi 4
keatas), Windows 95 (semua versi), Winows 98, Windows ME, Windows NT 3.x,
Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, dan
Windows Vista.

VFAT (Virtual FAT)


VFAT adalah sebuah variasi sistem berkas FAT16 yang mendukung nama berkas
panjang, hingga 255 karakter. Sistem berkas ini diintegrasikan ke dalam sistem
operasi Windows 95 dan Windows NT 3.51. Meskipun mendukung nama berkas
panjang, sebenarnya dalam struktur sistem berkas ini tidak ada perubahan yang
signifikan. Bahkan nama berkas panjang akan memakai beberapa entri direktori
secara sekaligus.

FAT32
FAT32 adalah versi sistem berkas FAT yang paling baru, yang diperkenalkan
ketika Microsoft merilis Windows 95 OEM Service Release 2 (Windows 95
OSR2).
FAT 32 didukung oleh beberapa Sistem Operasi antara lain : Windows 95 OSR2,
Windows 98, Windows ME, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003,
Windows Vista, Windows 7, dan Windows 8.

2. PERBEDAAN NTFS dan FAT

NTFS
1. Dapat mengakses direktori local Windows berbasis NT seperti; Windows 2000,
Windows 2003, Server, Windows XP, Windows NT4 dengan SP4.
2. Maksimum ukuran dari masing-masing partisi adalah 2 Terabytes.
3. Maksimum ukuran file dibatasi dengan ukuran partisi.
4. Mendukung fungsi Quota, RAID, Enkripsi dan Kompresi untuk File & folder,
file permission, mount point.
5. NTFS dapat mendukung 255 karakter untuk penamaan file.
6. Ukuran cluster NTFS dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
7. Performa terbaik NTFS akan muncul jika ukuran partisinya besar.

FAT
1. FAT dapat mengakses semua partisi Windows.
2. Maksimum ukuran partisi hingga 2 TB.
3. Maksimum ukuran file dibatasi dengan ukuran partisi.
4. Tidak terdapat fitur istimewa.
5. FAT hanya mendukung standard 8.3 karakter untuk penamaan file.
6. File sistem ini sering terjadi fragmentasi karena ukuran clusternya sedikit.
7. Performa terbaik FAT akan muncul jika ukuran partisinya kecil.

Anda mungkin juga menyukai