M Dhani A N - Quizkkus
M Dhani A N - Quizkkus
DHANI ABDUL N
NIM 21010043
KELAS : TP B
MK : KKUS
KUIS 1
1. Jelaskan definisi serta tujuan dari well completion dan faktor apa yang
dipertimbangkan dalam perencanaan well completion?
1. Perforated Completion:
4. Screened Completion:
Metode ini melibatkan penggunaan layar berpori di sekitar zona
produksi untuk mencegah pasir atau kerak dari reservoir masuk ke dalam sumur.
Offshore (laut)
Onshore (darat)
Untuk sumur-sumur didarat karena rig service bisa lebih murah mungkin dibuat
system komplesi yang sederhana dan murah saja sehingga apabila diperlukan
perawatan atau kerja ulang pencabutan alat-alat bawah sumur juga tidak apa-apa karena
biayanya murah.
Keuntungan :
1. Formasi tidak rusak oleh semen
2. Sumur dapat diperdalam dengan mudah bila diperlukan saat workover
3. Dapat diubah mjd liner completion saat kerja ulang
4. Tidak ada biaya perforasi
Kerugian :
1. Tidak dapat mengisolasi zona-zona produktif
2. Sulit mengontrol gas dan air
3. Sulit melakukan pemilihan zona pada saat stimulasi
4. Diperlukan pembersihan lubang jika formasi lepas-lepas (unconsolidated)
5. Sebutkan perbedaan dan fungsi dari, Drillpipe (DP), Casing, dan Tubing?
Drillpipe (DP)
Drill pipe digunakan untuk mengebor dan membuat lubang.
Drill pipe merupakan suatu pipa (berat), tanpa sambungan, dimana mata bor
berputar dan fluida pemboran atau lumpur di sirkulasikan.
Setiap sambungan pipa mempunyai panjang 30 ft. Pipa pengebor ini tidak di
pasang secara permanen
Casing
Fluida produksi yang berasal dari formasi yang berupa minyak dan gas,
mengalir dari dasar lubang ke_ permukaan melalui tubing yang umumnya
disebut rangkaian pipa produksi (string).
Diameter yang lebih kecil dgn disesuaikan dengan kapasitas sumur, akan
menghasilkan produksi yang lebih effisien bagi sumur alamiah bila dilihat
dari segi jumlah yang diproduksi dan umur sumur.
Sumur pompa, mungkin menggunakan diameter tubing yang lebih besar
untuk memperoleh produksi yang banyak
Tubing
Peralatan ini disekatkan dengan cara memutarkan tubing dan sering disebut
sebagai "Hook Wall Packers".
Mechanical set packer dibagi dalam 3 sub tipe, yaitu.:
1. Weight set packers
2. Tension set packers
3. Packers dengan slip yang saling berlawanan arah
Permanent Packers
Alat ini dapat disekatkan dengan berbagai cara yaitu :dengan bantuan electric
wireline, drill pipe ataupun tubing.
Slip‑ slip yang saling berlawanan terletak diatas dan dibawah dari karet
(packing) untuk menahan packer pada kedudukannnya yang benar.
Setelah.posisi terpasang packer ini tak akan bergeser dari kedudukannya
No Go Landing Nipples
No go landing nipples dirancang dengan inside diameter berbentuk tirus sebagai
dudukan dari locking Mandrel, plug dan lain sebagainya.
Alat ini juga digunakan sebagai dudukan wireline pressure gauges untuk survey
tekanan dasar sumur
Selective Landing Nipples
Selective landing nipples merupakan nipple‑nipple dengan diameter yang lebih
kecil dari pada OD tubing drift.
Dirangkaikan pada rangkaian tubing dan berfungsi sebagai dudukan dari
wireline locking Mandrels.
Nipple semacam ini dipasang pada rangkaian diatas no go landing nipples.
Flow Coupling
Joint berdimensi khusus dengan ID tubing dan OD collar terbuat dari bahan
yang telah mengalami uji panas.
Diletakkan diatas selective nipple atau No Go Landing Nipple pada rangkaian
tubing dimana alat pengendali aliran (flow control) akan dipasang.
Untuk mencegah turbulensi ditubing, karena apabila fluida membawa partikel
yang abrasive, maka hal tersebut akan menyebabkan erosi terhadap dinding
tubing.
Pengontrol (pengendali) aliran “ Mengurangi” diameter dalam dari tubing yang
menyebabkan terjadinya turbulensi di tubing. Hal tersebut dapat dikurangi
dengan memasang flow coupling. Flow coupling juga dapat diletakkan diatas
maupun dibawah landing nipple
Blast Joints
Penyambung berdimensi khusus dengan diameter dalam sama dengan ID tubing
dan diameter luar sama dengan OD collar terbuat dari bahan khusus dengan uji
panas atau karet tahan tekanan.
Blast joints biasanya dipasang pada rangkaian tubing berhadapan dengan
lubang perforasi dan mencakup keseluruhan daerah perforasi.
Peralatan ini digunakan untuk menambah ketahanan dari rangkaian tubing
terhadap semprotan yang datang dari formasi produktif.
Semprotan formasi tersebut dapat mengikis tubing biasa hingga
berlubang/putus dalam waktu yang relatif singkat.
Polished Nipples
Polished nipples merupakan nippple khusus dengan hasil bubutan dan bor yang
halus, dirangkaikan pada rangkaian tubing. Ukuran ID dari polished nipple akan
sama dengan ukuran selective landing nipple lainnya pada rangkaian tubing.
Polished nipples sering dipasang dibawah landing nipple dan pup joints, sebagai
kedudukan packing. V‑type packing biasanya digunakan pada temperatur tinggi
dan tekanan yang berbeda
8. Jelaskan perbedaan kondisi kerja di dalam sumur saat Overbalance & Underbalance?
Overbalance:
Tekanan dalam sumur lebih tinggi: Dalam kondisi overbalance, tekanan dalam
sumur (pressure inside the wellbore) lebih tinggi daripada tekanan alamiah
reservoir. Ini bisa terjadi karena fluida pengeboran yang lebih berat atau metode
pengendalian tekanan tertentu.
Tekanan reservoir tertutup: Karena tekanan dalam sumur melebihi tekanan
alamiah reservoir, reservoir tertutup, dan aliran fluida dari reservoir ke sumur
dapat diperlambat atau terhenti.
Risiko kerusakan formasi: Overbalance dapat menyebabkan kerusakan pada
formasi reservoir karena tekanan berlebih pada dinding sumur dan potensi
kebocoran cairan pengeboran ke dalam formasi.
Kendali aliran mudah: Pengendalian aliran fluida dalam kondisi overbalance
lebih mudah karena aliran cairan pengeboran dapat diatur dengan mudah.
Underbalance:
Tekanan dalam sumur lebih rendah: Dalam kondisi underbalance, tekanan
dalam sumur lebih rendah daripada tekanan alamiah reservoir. Hal ini bisa
disebabkan oleh pengurangan tekanan saat pengeboran (seperti penggunaan
fluida pengeboran ringan) atau metode pengendalian tekanan tertentu.
Aliran spontan dari reservoir: Karena tekanan dalam sumur lebih rendah, fluida
dari reservoir dapat mengalir secara spontan ke dalam sumur tanpa perlu
stimulasi tambahan.
Risiko tumpahan gas atau minyak: Underbalance dapat meningkatkan risiko
tumpahan gas atau minyak karena fluida dari reservoir dapat mencapai
permukaan dengan cepat.
Kendali aliran sulit: Pengendalian aliran fluida dalam kondisi underbalance
lebih sulit karena aliran spontan dari reservoir dapat sulit diatur dan harus
dikelola dengan hati-hati.
Drawdown Test:
Pengujian drawdown dilakukan dengan mengurangi tekanan dalam sumur
dengan mengekstraksi fluida dari sumur untuk mengukur respons reservoir.
Tujuannya adalah untuk menentukan laju produksi sumur, perubahan tekanan,
dan karakteristik reservoir.
Buildup Test:
Buildup test adalah pengujian di mana sumur ditutup untuk aliran selama
beberapa waktu dan tekanan dalam sumur meningkat karena tekanan reservoir
alamiah.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi tekanan alamiah reservoir,
permeabilitas, dan sifat-sifat batuan.
Fall-off Test:
Pengujian fall-off adalah kebalikan dari build-up test. Pada pengujian ini, sumur
ditutup untuk aliran dan tekanan dalam sumur diamati turun.
Tujuannya adalah untuk mendeteksi gangguan di sekitar sumur, seperti
kerusakan pada zonal produksi atau pencampuran fluida.
Interference Test:
Pengujian interferensi melibatkan pengukuran tekanan di dua atau lebih sumur
di lapangan yang berdekatan. Dalam hal ini, sumur-sumur ini saling
memengaruhi dan memberikan informasi tentang hubungan reservoir antar-
sumur.
Multirate Test:
Multirate test melibatkan pengujian sumur pada berbagai tingkat laju produksi
yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi respons reservoir terhadap perubahan
laju produksi.
Injection Test:
Pengujian injeksi melibatkan penyuntikan fluida tertentu ke dalam reservoir
untuk mengukur respons dan distribusi fluida di dalam reservoir.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi efisiensi penyisipan air bersih atau fluida
lainnya dalam reservoir.
Falldown Test:
Falldown test adalah pengujian di mana tekanan dalam sumur jatuh dengan
cepat setelah tekanan alamiah reservoir dilepaskan dengan menutup peralatan
produksi.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi karakteristik reservoir dan
mengidentifikasi zona produktif.
Constant Rate Test:
Pengujian laju konstan dilakukan dengan menjaga laju aliran produksi tetap
konstan selama periode waktu tertentu.
Tujuannya adalah untuk memahami respons reservoir dan perubahan tekanan
seiring waktu.
Buildup and Falloff Test:
Pengujian build-up and falloff adalah kombinasi dari pengujian build-up dan
fall-off yang digunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang sifat
reservoir.
Separator (Pemisah):
o Fungsi: Separator adalah peralatan yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen berbeda dari aliran produksi sumur, seperti minyak, gas,
dan air. Separator memisahkan fluida ini berdasarkan perbedaan densitas dan
mengumpulkan masing-masing komponen dalam wadah terpisah.
Choke Valve (Katup Pengendalian Aliran):
o Fungsi: Choke valve adalah peralatan yang digunakan untuk mengatur laju
aliran fluida dari sumur ke permukaan. Dengan mengatur katup, operator dapat
mengontrol tekanan dan laju produksi sumur sesuai dengan kebutuhan. Katup
ini juga dapat digunakan dalam situasi darurat untuk mengontrol aliran jika
terjadi gangguan.
Pressure Gauges (Alat Ukur Tekanan):
o Fungsi: Alat ukur tekanan digunakan untuk mengukur tekanan dalam sumur
selama pengujian. Data tekanan adalah informasi kunci dalam mengevaluasi
respons reservoir, karakteristik produksi, dan perilaku sumur. Data ini
digunakan untuk menganalisis tekanan alamiah reservoir, mengidentifikasi
gangguan, dan mengoptimalkan produksi.
Single Completion
Metode ini hanya menggunakan satu production string pada sumur yang hanya
memiliki satu lapisan/zona produktif. Berdasarkan kondisi reservoar dan
lapisan batuan produktifnya, metode ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
o Open-hole Completion, yaitu komplesi pada formasi yang cukup
kompak.
o Perforated Completion, yaitu komplesi pada formasi kurang kompak
dan atau bila diselingi lapisan-lapisan tipis dengan kandungan air atau
gas
Commingle Completion
Bila sumur mempunyai lebih dari satu lapisan produktif dan diproduksikan
dengan menggunakan satu tubing, cara ini disebut dengan commingle
completion
15. Sebutkan & jelaskan kondisi kerja Perforasi, serta Teknik/cara Perforasinya?
Wireline Conveyed Perforation
Pada sistem ini gun diturunkan ke dalam sumur dengan menggunakan wireline
(kawat listrik).
Wireline conveyed perforation. Biasanya menggunakan gun berdiameter besar.
Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah overbalance, sehingga tidak
terjadi aliran setelah perforasi dan menara pemboran dengan blow out preventer
(BOP) masih tetap terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.
Wireline conveyed tubing gun. Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam
sumur melalui X-mastree dan tubing string, setelah tubing dan packer terpasang
diatas interval perforasi. Penyalaan gun dilakukan pada kondisi underbalance
dan untuk operasi ini, umumnya tidak diperlukan menara pemboran tetapi
cukup dengan lubricator (alat kontrol tekanan) atau snubbing unit.
Tubing Conveyed Perforator (TCP).
Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail-pipe
yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah
pemasangan X-mastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan
menjatuhkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-
head yang ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi ini dapat dilakukan
baik pada kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah perforasi
dilakukan, gun dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan ke dasar sumur
(rathole).