Anda di halaman 1dari 14

NAMA : M.

DHANI ABDUL N

NIM 21010043
KELAS : TP B
MK : KKUS

KUIS 1
1. Jelaskan definisi serta tujuan dari well completion dan faktor apa yang
dipertimbangkan dalam perencanaan well completion?

Well Completion ialah Pekerjaan tahap akhir atau penyempurnaan untuk


mempersiapkan sumur pemboran menjadi sumur produksi. Tujuan dari well completion
adalah untuk mendapatkan hasil produksi optimum dan mengatasi pengaruh negatip dari
setiap lapisan produktif. biasanya kita akan mengukur kondisi formasi sumur di bawah
permukaan dengan wireline logging atau dengan Drill Stem Test. Apabila sumur bernilai
ekonomis, maka kita bisa melanjutkan well completion. Namun bila tidak ekonomis, maka
sumur akan ditutup atau diabaikan dengan plug.
Dalam perencanaan well completion, beberapa faktor yang dipertimbangkan meliputi:
A. Reservoir
• Kemampuan aliran gas/minyak di setiap zona lapisan
• Tenaga pendorong reservoir
• Keperluan akan well stimulation
• Keperluan akan pengontrolan pasir
B. Mekanis
• Konfigurasi komplesi sumur dibuat sesederhana mungkin sehingga
memudahkan kerja ulang
• Pertimbangan pengangkatan buatan
• Kemungkinan project EOR dimasa yang akan datang
C. Ekonomis
• Laju produksi yang diinginkan

2. Sebutkan & jelaskan Jenis, Type, serta Metode well completion?

Jenis Well Completion:

1. Open Hole Completion (OHC):


 Metode ini melibatkan pengeboran lubang tanpa penggunaan casing (pipa
pelindung) di sekitar zona produksi. Lubang ini dibiarkan terbuka dan
langsung terhubung dengan reservoir.
 Digunakan ketika formasi reservoir sangat kuat dan stabil, sehingga casing
tidak diperlukan.

2. Cased Hole Completion (CHC):

 Cased Hole Completion melibatkan penggunaan casing (pipa pelindung) di


sekitar zona produksi untuk melindungi sumur dan mengendalikan aliran
fluida.
 Lebih umum digunakan daripada Open Hole Completion karena
memberikan lebih banyak kendali terhadap produksi dan keamanan.

Tipe Well Completion:

1. Natural Flow Completion:

Tipe ini melibatkan produksi alami fluida dari reservoir tanpa


menggunakan pompa atau metode dorong lainnya. Fluida alami naik ke
permukaan karena tekanan reservoir yang cukup tinggi.

2. Artificial Lift Completion:

Tipe ini melibatkan penggunaan metode buatan (artificial lift) seperti


pompa sumur (rod pump, submersible pump, PCP, dll.) untuk mengangkat
fluida dari reservoir ke permukaan jika tekanan alamiah tidak cukup.

Metode Well Completion:

1. Perforated Completion:

Metode ini melibatkan pengeboran lubang-lubang kecil atau tembakan


peluru di sekitar casing di atas zona produksi untuk memberikan akses aliran
fluida dari reservoir ke dalam sumur.

2. Hydraulic Fracturing Completion:\

Metode ini digunakan ketika reservoir memiliki batuan dengan


permeabilitas rendah. Reservoir diberikan retakan buatan dengan
menginjeksikan fluida bertekanan tinggi, biasanya campuran air, pasir, dan
bahan kimia, untuk meningkatkan aliran fluida.

3. Multiple Zone Completion:

Metode ini memungkinkan sumur untuk memproduksi dari beberapa zona


atau reservoir yang berbeda. Ini melibatkan penggunaan multiple casing string
atau tubing string dengan katup pengontrol aliran (valve) yang sesuai.

4. Screened Completion:
Metode ini melibatkan penggunaan layar berpori di sekitar zona
produksi untuk mencegah pasir atau kerak dari reservoir masuk ke dalam sumur.

5. Gravel Pack Completion:

Metode ini melibatkan penyisipan pasir khusus (gravel pack) di sekitar


zona produksi untuk mengendalikan aliran pasir atau kerak dan mencegah
sumur tersumbat.

3. Apa perbedaan well completion di onshore dan offshore?

Offshore (laut)

Sistem komplesi dimana perawatan/kerja ulang sumur yang bisa dilakukan


hanya dengan wireline unit atau coil tubing unit atau snubbing unit. Yang biayanya
lebih murah daripada rig dan juga lebih cepat karena mungkin tidak harus mencabut
peralatanperalatan bawah sumurnya.

Onshore (darat)

Untuk sumur-sumur didarat karena rig service bisa lebih murah mungkin dibuat
system komplesi yang sederhana dan murah saja sehingga apabila diperlukan
perawatan atau kerja ulang pencabutan alat-alat bawah sumur juga tidak apa-apa karena
biayanya murah.

4. Sebutkan keuntungan dan kerugian menggunakan methode Open Hole Completion?

Keuntungan :
1. Formasi tidak rusak oleh semen
2. Sumur dapat diperdalam dengan mudah bila diperlukan saat workover
3. Dapat diubah mjd liner completion saat kerja ulang
4. Tidak ada biaya perforasi
Kerugian :
1. Tidak dapat mengisolasi zona-zona produktif
2. Sulit mengontrol gas dan air
3. Sulit melakukan pemilihan zona pada saat stimulasi
4. Diperlukan pembersihan lubang jika formasi lepas-lepas (unconsolidated)

5. Sebutkan perbedaan dan fungsi dari, Drillpipe (DP), Casing, dan Tubing?
Drillpipe (DP)
 Drill pipe digunakan untuk mengebor dan membuat lubang.
 Drill pipe merupakan suatu pipa (berat), tanpa sambungan, dimana mata bor
berputar dan fluida pemboran atau lumpur di sirkulasikan.
 Setiap sambungan pipa mempunyai panjang 30 ft. Pipa pengebor ini tidak di
pasang secara permanen
Casing
 Fluida produksi yang berasal dari formasi yang berupa minyak dan gas,
mengalir dari dasar lubang ke_ permukaan melalui tubing yang umumnya
disebut rangkaian pipa produksi (string).
 Diameter yang lebih kecil dgn disesuaikan dengan kapasitas sumur, akan
menghasilkan produksi yang lebih effisien bagi sumur alamiah bila dilihat
dari segi jumlah yang diproduksi dan umur sumur.
 Sumur pompa, mungkin menggunakan diameter tubing yang lebih besar
untuk memperoleh produksi yang banyak

Tubing

 Pipa baja dengan panjang antara 20 ft (6m) sampai 34 ft (10m) dan


berdiameter antara 11/4 inchi sampai 41/2 inchi. Rangkaian tubing
merupakan rangkaian pipa terakhir yang dimasukkain kedalam sumur
produksi
 Fluida produksi yang berasal dari formasi yang berupa minyak dan gas,
mengalir dari dasar lubang ke_ permukaan melalui tubing yang umumnya
disebut rangkaian pipa produksi (string).
 Diameter yang lebih kecil dgn disesuaikan dengan kapasitas sumur, akan
menghasilkan produksi yang lebih effisien bagi sumur alamiah bila dilihat
dari segi jumlah yang diproduksi dan umur sumur.
 Sumur pompa, mungkin menggunakan diameter tubing yang lebih besar
untuk memperoleh produksi yang banyak

6. Sebutkan 3 type Production Packer dan jelaskan cara men-setting/memasangnya?

Mechanical Set Packer

 Peralatan ini disekatkan dengan cara memutarkan tubing dan sering disebut
sebagai "Hook Wall Packers".
 Mechanical set packer dibagi dalam 3 sub tipe, yaitu.:
1. Weight set packers
2. Tension set packers
3. Packers dengan slip yang saling berlawanan arah

Hydraulic Set Packers

 Hydraulic set packer di sekatkan dengan cara menurunkan tekanan hidraulik


untuk menekan penyekat (cover=tutup) dibalik slip. Begitu disekat, packer
terkunci oleh tekanan yang terperangkap disekitarnya atau pengunci mekanis.
 Umumnya, peralatan pengunci mekanis digunakan. Packer tersebut dapat
dilepas dengan mengangkat tubing disertai dengan memutarnya searah jarum
jam

Permanent Packers

 Alat ini dapat disekatkan dengan berbagai cara yaitu :dengan bantuan electric
wireline, drill pipe ataupun tubing.
 Slip‑ slip yang saling berlawanan terletak diatas dan dibawah dari karet
(packing) untuk menahan packer pada kedudukannnya yang benar.
Setelah.posisi terpasang packer ini tak akan bergeser dari kedudukannya

7. Sebutkan & jelaskan semua peralatan sirkulasi bawah permukaan?

 No Go Landing Nipples
 No go landing nipples dirancang dengan inside diameter berbentuk tirus sebagai
dudukan dari locking Mandrel, plug dan lain sebagainya.
 Alat ini juga digunakan sebagai dudukan wireline pressure gauges untuk survey
tekanan dasar sumur
 Selective Landing Nipples
 Selective landing nipples merupakan nipple‑nipple dengan diameter yang lebih
kecil dari pada OD tubing drift.
 Dirangkaikan pada rangkaian tubing dan berfungsi sebagai dudukan dari
wireline locking Mandrels.
 Nipple semacam ini dipasang pada rangkaian diatas no go landing nipples.

 Flow Coupling
 Joint berdimensi khusus dengan ID tubing dan OD collar terbuat dari bahan
yang telah mengalami uji panas.
 Diletakkan diatas selective nipple atau No Go Landing Nipple pada rangkaian
tubing dimana alat pengendali aliran (flow control) akan dipasang.
 Untuk mencegah turbulensi ditubing, karena apabila fluida membawa partikel
yang abrasive, maka hal tersebut akan menyebabkan erosi terhadap dinding
tubing.
 Pengontrol (pengendali) aliran “ Mengurangi” diameter dalam dari tubing yang
menyebabkan terjadinya turbulensi di tubing. Hal tersebut dapat dikurangi
dengan memasang flow coupling. Flow coupling juga dapat diletakkan diatas
maupun dibawah landing nipple
 Blast Joints
 Penyambung berdimensi khusus dengan diameter dalam sama dengan ID tubing
dan diameter luar sama dengan OD collar terbuat dari bahan khusus dengan uji
panas atau karet tahan tekanan.
 Blast joints biasanya dipasang pada rangkaian tubing berhadapan dengan
lubang perforasi dan mencakup keseluruhan daerah perforasi.
 Peralatan ini digunakan untuk menambah ketahanan dari rangkaian tubing
terhadap semprotan yang datang dari formasi produktif.
 Semprotan formasi tersebut dapat mengikis tubing biasa hingga
berlubang/putus dalam waktu yang relatif singkat.
 Polished Nipples
 Polished nipples merupakan nippple khusus dengan hasil bubutan dan bor yang
halus, dirangkaikan pada rangkaian tubing. Ukuran ID dari polished nipple akan
sama dengan ukuran selective landing nipple lainnya pada rangkaian tubing.
 Polished nipples sering dipasang dibawah landing nipple dan pup joints, sebagai
kedudukan packing. V‑type packing biasanya digunakan pada temperatur tinggi
dan tekanan yang berbeda

 Telescoping swivel joints


 Telescoping joints adalah joint khusus yang ditempatkan pada salah satu
rangkaian tubing sumur dual completion. Peralatan ini menjaga/memelihara
jarak antara packer pada sumur berarah untuk memastikan agar packer duduk
pada tempat kedudukan yang tepat.
 Safety Joints
 Safety joints adalah joint khusus yang ditempatkan pada salah satu rangkaian
tubing sumur dual completion. Peralatan ini tempatnya dibawah setiap packer.
Bagian atas dari rangkaian yang digunakan untuk mendudukkan dan
melepaskan packer dapat ditinggalkan bila packer terjepit sewaktu mencabut
packer
 Down hole safety valve
 Merupakan peralatan keselamatan bawah permukaan yang terutama sekali
digunakan untuk sumur‑sumur lepas pantai. Peralatan tersebut dirangkaikan
pada rangkaian tubing dibawah mud line dan peralatan ini dikendalikan secara
hidrolis dari permukaan. Pada prinsipnya peralatan ini dibagi dalam 2 macam ,
yaitu :
(i) Tubing Retrievable (TRB)
(ii) Wireline Retrievable
 Pompa
 Pompa pada umumnya dipasang didalam sumur berperioda . tekanan rendah
dan/atau sumur gas lemah dimana sumber alasannya relative singkat.
 Terdapat beberapa macam. pompa dipasarkan, dari pompa sucker rod sampai
pada centrifugal dan hydraulic jet pump. Peralatan lain kemungkinan akan
dirangkai bersama pompa tergantung pada kondisi sumur maupun reservoirnya

8. Jelaskan perbedaan kondisi kerja di dalam sumur saat Overbalance & Underbalance?

 Overbalance:
 Tekanan dalam sumur lebih tinggi: Dalam kondisi overbalance, tekanan dalam
sumur (pressure inside the wellbore) lebih tinggi daripada tekanan alamiah
reservoir. Ini bisa terjadi karena fluida pengeboran yang lebih berat atau metode
pengendalian tekanan tertentu.
 Tekanan reservoir tertutup: Karena tekanan dalam sumur melebihi tekanan
alamiah reservoir, reservoir tertutup, dan aliran fluida dari reservoir ke sumur
dapat diperlambat atau terhenti.
 Risiko kerusakan formasi: Overbalance dapat menyebabkan kerusakan pada
formasi reservoir karena tekanan berlebih pada dinding sumur dan potensi
kebocoran cairan pengeboran ke dalam formasi.
 Kendali aliran mudah: Pengendalian aliran fluida dalam kondisi overbalance
lebih mudah karena aliran cairan pengeboran dapat diatur dengan mudah.
 Underbalance:
 Tekanan dalam sumur lebih rendah: Dalam kondisi underbalance, tekanan
dalam sumur lebih rendah daripada tekanan alamiah reservoir. Hal ini bisa
disebabkan oleh pengurangan tekanan saat pengeboran (seperti penggunaan
fluida pengeboran ringan) atau metode pengendalian tekanan tertentu.
 Aliran spontan dari reservoir: Karena tekanan dalam sumur lebih rendah, fluida
dari reservoir dapat mengalir secara spontan ke dalam sumur tanpa perlu
stimulasi tambahan.
 Risiko tumpahan gas atau minyak: Underbalance dapat meningkatkan risiko
tumpahan gas atau minyak karena fluida dari reservoir dapat mencapai
permukaan dengan cepat.
 Kendali aliran sulit: Pengendalian aliran fluida dalam kondisi underbalance
lebih sulit karena aliran spontan dari reservoir dapat sulit diatur dan harus
dikelola dengan hati-hati.

9. Sebutkan tujuan dari uji sumur/well testing dan manfaat-manfaatnya?

 Tujuan Uji Sumur:


 Menilai Produktivitas Sumur: Uji sumur digunakan untuk menilai kapasitas
aliran sumur, termasuk laju aliran minyak, gas, dan air dari reservoir. Ini
membantu dalam mengoptimalkan produksi sumur.
 Menentukan Sifat Fluida: Uji sumur membantu dalam menentukan sifat fisik
dan kimia fluida reservoir, seperti viskositas, densitas, komposisi, dan tekanan
uap. Informasi ini penting untuk perencanaan produksi dan pemisahan fasilitas.
 Mengukur Tekanan Reservoir: Dengan mengukur tekanan dalam sumur selama
uji, operator dapat mengevaluasi tekanan alamiah reservoir dan kemungkinan
penurunan tekanan terkait produksi.
 Identifikasi Zona Produksi: Uji sumur membantu mengidentifikasi zona
produktif dalam reservoir, yang dapat membantu dalam penentuan strategi
pengeboran lebih lanjut dan pengembangan lapangan.
 Penentuan Sifat Batuan Reservoir: Uji sumur dapat memberikan informasi
tentang sifat-sifat batuan reservoir, seperti permeabilitas, porositas, dan
ketebalan zona produktif.
 Evaluasi Efisiensi Penyisipan Air Bersih (Water Injection): Uji sumur juga
digunakan untuk mengevaluasi efisiensi penyisipan air bersih dalam reservoir
untuk meningkatkan produksi minyak.
 Manfaat-Manfaat Uji Sumur:
 Optimisasi Produksi: Informasi dari uji sumur memungkinkan operator untuk
mengoptimalkan produksi, mengidentifikasi masalah, dan membuat perubahan
strategi jika diperlukan.
 Perencanaan Lapangan yang Lebih Baik: Data uji sumur dapat digunakan untuk
perencanaan lapangan yang lebih baik, termasuk pemilihan lokasi sumur
tambahan dan desain fasilitas produksi.
 Pengambilan Keputusan yang Informasi: Uji sumur memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang reservoir, yang memungkinkan pengambilan
keputusan yang didukung data.
 Pengurangan Risiko: Uji sumur membantu mengidentifikasi potensi masalah
dan risiko dalam produksi sumur sehingga dapat diatasi sebelum mereka
menjadi masalah yang lebih besar.
 Penilaian Kemajuan Produksi: Uji sumur dapat digunakan untuk menilai apakah
produksi berjalan sesuai rencana dan apakah diperlukan tindakan perbaikan.
 Penentuan Cadangan Hidrokarbon: Data uji sumur digunakan dalam
perhitungan cadangan hidrokarbon yang akan membantu dalam perencanaan
produksi jangka panjang dan kebijakan perusahaan.

10. Sebutkan & jelaskan jenis/macam pengujian sumur?

 Drawdown Test:
 Pengujian drawdown dilakukan dengan mengurangi tekanan dalam sumur
dengan mengekstraksi fluida dari sumur untuk mengukur respons reservoir.
 Tujuannya adalah untuk menentukan laju produksi sumur, perubahan tekanan,
dan karakteristik reservoir.
 Buildup Test:
 Buildup test adalah pengujian di mana sumur ditutup untuk aliran selama
beberapa waktu dan tekanan dalam sumur meningkat karena tekanan reservoir
alamiah.
 Tujuannya adalah untuk mengevaluasi tekanan alamiah reservoir,
permeabilitas, dan sifat-sifat batuan.
 Fall-off Test:
 Pengujian fall-off adalah kebalikan dari build-up test. Pada pengujian ini, sumur
ditutup untuk aliran dan tekanan dalam sumur diamati turun.
 Tujuannya adalah untuk mendeteksi gangguan di sekitar sumur, seperti
kerusakan pada zonal produksi atau pencampuran fluida.
 Interference Test:
 Pengujian interferensi melibatkan pengukuran tekanan di dua atau lebih sumur
di lapangan yang berdekatan. Dalam hal ini, sumur-sumur ini saling
memengaruhi dan memberikan informasi tentang hubungan reservoir antar-
sumur.
 Multirate Test:
 Multirate test melibatkan pengujian sumur pada berbagai tingkat laju produksi
yang berbeda.
 Tujuannya adalah untuk mengevaluasi respons reservoir terhadap perubahan
laju produksi.
 Injection Test:
 Pengujian injeksi melibatkan penyuntikan fluida tertentu ke dalam reservoir
untuk mengukur respons dan distribusi fluida di dalam reservoir.
 Tujuannya adalah untuk mengevaluasi efisiensi penyisipan air bersih atau fluida
lainnya dalam reservoir.
 Falldown Test:
 Falldown test adalah pengujian di mana tekanan dalam sumur jatuh dengan
cepat setelah tekanan alamiah reservoir dilepaskan dengan menutup peralatan
produksi.
 Tujuannya adalah untuk mengevaluasi karakteristik reservoir dan
mengidentifikasi zona produktif.
 Constant Rate Test:
 Pengujian laju konstan dilakukan dengan menjaga laju aliran produksi tetap
konstan selama periode waktu tertentu.
 Tujuannya adalah untuk memahami respons reservoir dan perubahan tekanan
seiring waktu.
 Buildup and Falloff Test:
 Pengujian build-up and falloff adalah kombinasi dari pengujian build-up dan
fall-off yang digunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang sifat
reservoir.

11. Sebutkan 3 peralatan pengujian sumur dan jelaskan fungsinya?

 Separator (Pemisah):
o Fungsi: Separator adalah peralatan yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen berbeda dari aliran produksi sumur, seperti minyak, gas,
dan air. Separator memisahkan fluida ini berdasarkan perbedaan densitas dan
mengumpulkan masing-masing komponen dalam wadah terpisah.
 Choke Valve (Katup Pengendalian Aliran):
o Fungsi: Choke valve adalah peralatan yang digunakan untuk mengatur laju
aliran fluida dari sumur ke permukaan. Dengan mengatur katup, operator dapat
mengontrol tekanan dan laju produksi sumur sesuai dengan kebutuhan. Katup
ini juga dapat digunakan dalam situasi darurat untuk mengontrol aliran jika
terjadi gangguan.
 Pressure Gauges (Alat Ukur Tekanan):
o Fungsi: Alat ukur tekanan digunakan untuk mengukur tekanan dalam sumur
selama pengujian. Data tekanan adalah informasi kunci dalam mengevaluasi
respons reservoir, karakteristik produksi, dan perilaku sumur. Data ini
digunakan untuk menganalisis tekanan alamiah reservoir, mengidentifikasi
gangguan, dan mengoptimalkan produksi.

12. Sebutkan & jelaskan Jenis Sembur Buatan/Artificial Lift?

 Sucker Rod Pump


 Kecepatan produksi rendah dan menengah.
 Produktivitas yang rendah.
 Tekanan dasar lubang sumur (BHP) yang rendah.
 Perbandigan gas‑minyak (GOR) yang rendah
 Electric Submersible Pump (ESP)
 Kecepatan produksi yang tinggi
 Productivitas yang tinggi
 Tekanan dasar lubang sumur (BHP) yang rendah
 Perbandingan gas‑minyak (GOR) yang rendah
 Gas Lift
 Laju produksi yang tinggi
 Produktivitas yang tinggi
 Kelarutan gas yang tinggi
 BHP yang agak tinggi

13. Apakah perbedaan Single & Commingle Completion?

 Single Completion
 Metode ini hanya menggunakan satu production string pada sumur yang hanya
memiliki satu lapisan/zona produktif. Berdasarkan kondisi reservoar dan
lapisan batuan produktifnya, metode ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
o Open-hole Completion, yaitu komplesi pada formasi yang cukup
kompak.
o Perforated Completion, yaitu komplesi pada formasi kurang kompak
dan atau bila diselingi lapisan-lapisan tipis dengan kandungan air atau
gas
 Commingle Completion
 Bila sumur mempunyai lebih dari satu lapisan produktif dan diproduksikan
dengan menggunakan satu tubing, cara ini disebut dengan commingle
completion

14. Sebutkan & jelaskan jenis Perforasi?

 Pump Jack (Unit Pumping):


o Penjelasan: Pump jack adalah metode sembur buatan yang umum digunakan
dalam industri minyak. Ini melibatkan penggunaan pompa piston di permukaan
yang dihubungkan ke sumur melalui batang pompa (sucker rod). Pompa piston
naik dan turun untuk mengangkat fluida dari sumur. Pompa jack
memungkinkan ekstraksi minyak yang lebih efisien dari sumur dengan sedikit
tekanan alamiah.
 Electric Submersible Pump (ESP):
o Penjelasan: ESP adalah pompa listrik yang ditempatkan di dalam sumur dan
digunakan untuk mengangkat minyak dan gas dari reservoir ke permukaan.
Pompa ini biasanya terdiri dari beberapa tahap pompa yang beroperasi secara
elektrik. ESP cocok untuk sumur-sumur dalam kondisi tekanan rendah atau
produksi yang dalam.
 Progressing Cavity Pump (PCP):
o Penjelasan: PCP adalah jenis pompa yang digunakan dalam sumur-sumur
minyak. Pompa ini memiliki rotor berputar yang bergerak dalam stator bersalut
karet, menciptakan tekanan dan mengangkat fluida dari sumur. PCP cocok
untuk mengatasi produksi viskositas tinggi atau sumur-sumur dengan kondisi
produksi yang menantang.
 Gas Lift:
o Penjelasan: Gas lift melibatkan injeksi gas alam ke dalam sumur untuk
mengurangi densitas fluida dalam sumur dan mendorong hidrokarbon ke
permukaan. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan produksi dari sumur-
sumur yang mengalami penurunan tekanan alamiah.
 Hydraulic Pump:
o Penjelasan: Hydraulic pump adalah sistem sembur buatan yang menggunakan
fluida hidrolik untuk menggerakkan pompa di dalam sumur. Pompa ini dapat
digunakan dalam sumur-sumur dengan tekanan rendah dan produksi minyak
yang lebih kental.
 Plunger Lift:
o Penjelasan: Plunger lift adalah metode sembur buatan yang melibatkan
penggunaan sebatang plunger yang bergerak naik dan turun di dalam sumur
untuk mengangkat fluida. Plunger ini membantu dalam membersihkan gas yang
terperangkap di dalam sumur dan memungkinkan aliran minyak dan gas ke
permukaan.
 Jet Pump:
o Penjelasan: Jet pump menggunakan tekanan tinggi dari aliran fluida dalam
sumur untuk menciptakan aliran vakum yang mengangkat hidrokarbon ke
permukaan. Teknik ini umumnya digunakan dalam sumur-sumur gas alam.

15. Sebutkan & jelaskan kondisi kerja Perforasi, serta Teknik/cara Perforasinya?
 Wireline Conveyed Perforation
Pada sistem ini gun diturunkan ke dalam sumur dengan menggunakan wireline
(kawat listrik).
 Wireline conveyed perforation. Biasanya menggunakan gun berdiameter besar.
Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah overbalance, sehingga tidak
terjadi aliran setelah perforasi dan menara pemboran dengan blow out preventer
(BOP) masih tetap terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.
 Wireline conveyed tubing gun. Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam
sumur melalui X-mastree dan tubing string, setelah tubing dan packer terpasang
diatas interval perforasi. Penyalaan gun dilakukan pada kondisi underbalance
dan untuk operasi ini, umumnya tidak diperlukan menara pemboran tetapi
cukup dengan lubricator (alat kontrol tekanan) atau snubbing unit.
 Tubing Conveyed Perforator (TCP).
 Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail-pipe
yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah
pemasangan X-mastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan
menjatuhkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-
head yang ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi ini dapat dilakukan
baik pada kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah perforasi
dilakukan, gun dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan ke dasar sumur
(rathole).

Anda mungkin juga menyukai