Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Teori Komunikasi
Dosen Pengampu: Desi Widarwati, M.Sos

Disusun Oleh:

Fuad Nur Wahyuddin : 43010220011

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan


rahmat serta karunia-Nya kepada kita berupa pengetahuan dan kesempatan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya,
guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Komunikasi yang di berikan oleh dosen
Ibu Desi Widarwati, M.Sos. dengan tema “Interaksionisme Simbolik”.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW, yang telah menyampaikan petunjuk Allah Swt untuk kita
semua. Yang mana petunjuk tersebut merupakan petunjuk yang paling benar
yakni, syari’ah agama Islam yang sempurna. Petunjuk tesebut merupakan satu-
satunya karunia yang paling besar di alam semesta.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dan
penulis bisa menambah wawasan dan memahami arti sesungguhnya dari mata
kuliah Teori Komunikasi. Karena penulis sadar masih banyak kesalahan pada
makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat
memperbaiki kesalahan pada makalah ini. Demikian pengantar dari penulis,
apabila terdapat kesalahan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Salatiga, 2 Desember 2023

Penulis

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan merupakan suatu hal yang dinamis, dimana pasti akan selalu
mengalami perubahan baik itu terjadi pada setiap individu maupun masyarakat.
Perubahan itu sendiri hanya dapat diketahui apabila seseorang telah meneliti dan
membandingkan antara kehidupan dimasa sekarang dengan masa
lampau.1Perubahan yang terjadi pada sebuah lapisan masyarakat dapat adalah hal
yang sudah lazim terjadi, dimana adanya perubahan ini juga sanagat memiliki
pengaruh besar karena adanya pengaruh dari canggihnya teknologi dan kemajuan
komunikasi di era sekarang ini.
Menurut Teori Interaksi Simbolik adanya proses sosial merupakan suatu
hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kelompok, karena pada dasarnya
proses sosial itu sendiri memiliki arti “interaksi yang dilakukan oleh manusia
dengan menggunakan simbol-simbol”. Interaksi yang dilakukan menggunakan
simbol sangat membuat manusia tertarik, karena dengan menggunakan simbol-
simbol dalam berinteraksi akan memudahkan manusia untuk memahami maksud
pesab dari orang yang sedang berkomunikasi dengannya.
Membahas mengenai Teori Interaksi Simbolik ada beberapa tokoh yang
memperkenalkan teori ini dan mereka melihatnya dari prespektif sosial,
tokoh-tokoh tersebut yaitu, John Dewey, Chales Horton Cooley, George Hebert
Mead, dan Hebert Blumer. Teori Interaksionisme Soimbolik ini berdasar pada
Teori Behaviorisme Sosial, dimana teori tersebut berfokus pada interkasi alami
yang terjadi individu dalam sebuah masyarakat dan masyarakat dengan
individu. Interaksi yang diciptakan oleh setiap individu akan berkembang dengan
simbol-simbol yang diciptakan, simbol tersebut meliputi suara atau vokal, gerakan
fisik, dan ekspresi tubuh atau bahasa tubuh yang dilakukan dengan kesadaran.
Herber menyebutkan bahwa gerak tubuh merupakan simbol yang sangat
signifikan, dimana gerak tubuh yang dilakukan oleh sesorang memiliki makna
tersendiri, dari makna tersebut akan memberikan lawan berbicara pemahaman
sehingga mudah untuk melakukan interaksi. Mengapa gerak tubuh dinilai sangat

2
signifikan, karena setiap tindakan yang dilakukan oleh tubuh merupakan simbol
yang paling mudah untuk difahami maknanya oleh lawan berbicara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Teori Interaksionisme Simbolik?
2. Apa Karakteristik Teori Interaksionisme Simbolik?
3. Bagaimana Prespektif manusia dalam Teori Interaksionisme Smbolik?
4. Bagaimana Tinjauan Teoritis dalam Teori Interaksionisme Simbolik
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Teori Interaksionisme Simbolik.


2. Untuk mengetahui, memahami karakteristik Teori Interaksionisme Simbolik.
3. Untuk mengetahui prespektif manusia dalam Teori Interaksionisme Simbolik.

3
4.
5. U

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Interaksionisme Simbolik


Interaksionisme adalah kerangka teoritis dan perspektif mikro dalam
sosiologi yang mengeksplorasi bagaimana masyarakat dibentuk dan dibentuk
melalui interaksi individu. Hal ini muncul dari teori filsuf moral Skotlandia abad
ke-20 dan pragmatis Amerika George Herbert Mead tentang hubungan antara diri
dan masyarakat. Interaksionisme digunakan untuk memahami fungsi masyarakat
dari perspektif “atas ke atas” dan menjelaskan bagaimana fungsi masyarakat. Hal
ini didasarkan pada perspektif strukturalis, yang memandang masyarakat sebagai
entitas yang diperebutkan dan mendefinisikan bias. Ini berfokus pada pemahaman
interaksi antara individu dan masyarakat secara keseluruhan. Keberhasilan yang
dirangkum sebenarnya, prinsip dasar interaksionisme simbolik menyatakan
bahwa:
1) Individu bertindak berdasarkan makna-maknanya benda-benda yang
dimilikinya.
2) Interaksi terjadi di dalam konteks sosial dan budaya tertentu di mana objek
fisik dan sosial (orang), serta situasi tions, harus didefinisikan atau
dikategorikan berdasarkan indi-arti yang jelas.
3) Makna muncul dari interaksi dengan individu lain dan dengan masyarakat.
4) Makna terus-menerus diciptakan dan dikreasikan kembali. melalui proses
interpretasi selama berinteraksimhubungan dengan orang lain (Blumer, 1969).
Teori ini mengatakan bahwa setiap perilaku individu merupakan sesuatu
yang bisa diamati, maksud dari teori ini adalah yang memelajari tingkah laku
manusia secara obyektif dari luar yang mendatangkan respon, tanpa membawa
mental tersembunyi. Interaksionisme simbolik adalah teori yang memelajari
tindakan sosial menggunakan teknik intropeksi untuk mengetahui makna yang
melatarbelakangi tindakan sosial dari sudut pandang aktor. Manusia bertindak
bukan karena stimulus-respon, tetapi juga didasari makna yang diberikan terhadap
tindakan tersebut.

3
Ada beberapa tokoh juga yang berpendapat mengenai arti dari Teori
Symbolic Interactionsm diantaranya :
1. John Dewey
John Dewey mengemukakan bahwa antara etika dengan ilmu, teori dengan
praktek, dan berfikir dengan bertindak adalah satu kesatuan yang memiliki
kesinambungan dan tidak bisa dipisahkan, John Dewey juga menyampaikan
pendapatnya mengenai “pikiran”, bahwa pikiran disini merupakan bagian dari
sikap manusia bukan melainkn hasil fotocopy yang berarti pikiran tersebut
muncul dari diri manusia itu sendiri.
2. Chales Horton Cooley
Cooley berpendapat bahwa hidup manusia secara sosial itu ditentukan dari
bahasa, interakionisme, dan juga pendidikan. Dimana masyarakat disini harus
dipandang sebagai sebuah kesatuan yang utuh, bahwa individu merupakan bagian
dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Sikap yang dihasilkan dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan tindakan yang dilakukan, apabila individu
mempunyai perilaku yang baik, maka timbal balik yang didapatkan dari kelompok
tersebut juga baik, karena setiap individu juga dapat menemukan jati dirinya pada
kelompok dimana dia hidup atau tinggal.
3. George Herbert Mead
George Herbert Mead dalam membahas mengenai Teori Symbolic
Interaktioninsm ini sangat terpengaruh dengan teori evolusi Darwin, teori ini
menyatakan bahwa sebuah organisme hidup secara berkelanjutan, yang mana
organisme itu terlibat dalam penyesuaian diri dengan lingkungan tempat dia
tinggal atau hidup, sehingga mengalami perubahan secara terus menerus. Dari
dasar pemikiran inilan Mead menganggap bahwa pikiran manusia muncul sebagai
proses evolusi secara alamiah, yang memungkinkan manusia untuk secara
alamiah beradaptasi dengan lingkungan tempat dia tinggal.
4. Herbert Blumer
Blumer sendiri dalam gagasannya juga dipengaruhi oleh gagasan yang
disampaikan oleh Mead, walaupun demikian Blumer tetap memiliki gagasan
sendiri yaitu Blumer mengemukakan bahwa manusia bertindak berdasarkan

4
makna-makna yang ada, dimana makna tersebut diperoleh dari interaksionisme
sosial yang dilakukan dengan orang lain, setelah itu makna yang ada
disemprnakan kembali dengan interaksionisme sosial yang sedang berlangsung.
B. Karakteristik Teori Interaksionisme Simbolik
Karakteristik teori interaksionalisme adalah hubungan antara individu dan
masyarakat secara keseluruhan, yang melibatkan simbol-simbol dan simbol-
simbol yang saling berhubungan. Interaksionalisme sering digunakan dalam
ucapan, gerak tubuh, ekspresi fisik, dan bentuk komunikasi lainnya. Ini adalah
aspek mendasar dari interaksi sosial, karena memungkinkan individu untuk
mengekspresikan diri dan berbagi pikiran dan perasaan. Hal ini juga berperan
dalam proses berpikir subyektifatif atau refleksif, dimana pemikiran individu
terinspirasi oleh keyakinan orang lain. Interaksi antara individu dengan
masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga bersifat sosial. Interaksi
antara individu dan masyarakat secara keseluruhan dapat dipengaruhi dan
dipengaruhi oleh keduanya. Interaksi antara individu dan masyarakat dipengaruhi
oleh rangsangan atau interaksi antara individu dan masyarakat baik yang bersifat
internal maupun eksternal.
Tujuan komunikasi kata-kata atau suara adalah komunikasi normal dalam
suatu hubungan pria Komunikasi ini merupakan komunikasi simbolik.
Penggunaan simbol dalam komunikasi juga dapat ditemukan dalam proses
berpikir subjektif atau reflektor. Namun proses komunikasi reflektif tidak terlihat
untuk membuat Anda sadar atau berpikir tentang diri Anda sendiri. padang
rumput mengatakan bahwa diri manusia dapat berkembang bila ada hubungan
dengan masyarakat. Jika proses berpikir terdiri dari percakapan internal, sehingga
konsep diri mengacu pada yang tidak terlihat identitas diri yang diungkapkan oleh
orang lain. Masyarakat terbentuk melalui pertukaran isyarat dan bahasa yang
representatif (simbol).
Simbol dalam bahasa dan sastra menandakan kekuatan komunikasi dalam
suatu masyarakat dan hubungan antar kelompok yang berbeda. Dapat digunakan
untuk memahami berbagai undang-undang dan undang-undang yang diberikan
oleh kelompok lain. Teori interaksi simbolik mengacu pada interaksi antara

5
berbagai jenis hukum.
Karakteristik dari interaksionisme simbolik ditandai dengan hubungan
antarindividu dalam masyarakat melalui komunikasi dan komunikasi ini
menggunakan simbol- simbol yang mereka ciptakan. Secara implisit,
interaksionisme simbolik didefinisikan melalui gerakan tubuh karena dalam
gerakan tubuh akan terlihat, seperti suara atau vokal, gerakan fisik atau isyarat dan
ekspresi tubuh yang seluruhnya mengandung makna. Ketika interaksionisme
simbolik berlangsung, tiap partisipan mengambil perannya sendiri-sendiri yang
bersifat khusus, namun adakalanya para partisipan dalam memaknai perannya
tidak konsisten sehingga mereka (aktor) memodifikasi peran untuk
menghubungkan peran yang satu dengan peran lainnya.
C. Manusia dalam Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik

Manusia adalah aktor yang sadar dan reflektif, yang disebut self-
indication, yaitu proses komunikasi yang sedang berjalan di individu selalu
menilainya, memberi makna, dan memutuskan. Proses self-indication terjadi
dalam konteks hubungan sosial di mana individu mencoba demikian, realitas
sosial adalah merupakan proses yang dinamis dan manusia adalah aktor dari
proses yang dinamis itu.10 Komunikasi berlangsung secara berurutan disebut
interaksi simbolik. Mulai saat ini, interaksi menjadi simbolis istilah komunikasi
dan sosiologi alam. Interaksi adalah istilah dan konsep sosiologis sedangkan
simbol adalah tugas komunikator atau komunikasi sains tentang perkembangan
ilmu psikologi sosial melahirkan gagasan interaksi simbolik.

Perkembangan ini dapat dikaitkan dengan sekolah Chicago. Hal ini


mendahului penyerapan asal - usul sosiologisnya. Menurut Blumer, seorang
peneliti harus dekat dengan subjek, peneliti menggunakan teori interaksi simbolik.
Ikon berinteraksi dengan objek sosial digunakan sebagai representasi dan
komunikasi makna, penciptaan dan modifikasi objek interaksi internal. Simbol-
simbol sosial ini bisa terwujud berupa benda fisik (objek tampak), kata-kata
(untuk mengungkapkan benda fisik, emosi, gagasan dan nilai-nilai), serta tindakan
(apa yang dilakukan orang memberi makna pada komunikasi dengan orang-orang.

6
D. Tinjauan Teoritis dalam Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme merupakan teori dan pendekatan penelitian yang muncul
dari tiga cabang kajian utama, yang berasal dari Herbert Blumer, Manford Kuhn,
dan Sheldon Stryker. Blumer memperkenalkan konsep interaksi simbolik dan
menekankan pentingnya memahami hubungan antara individu dan lingkungannya.
Ia juga berpendapat bahwa mempelajari perilaku manusia harus didekati dengan
pemahaman tentang perilaku manusia sebagai entitas kritis.
Teori interaksi simbolik Blumer menekankan pentingnya memahami peran
institusi dalam interaksi manusia dan peran individu dalam interaksinya. Ia
berpendapat bahwa institusi sosial bukan sekedar struktur tetapi juga proses yang
saling berhubungan dan stabil. Artinya, individu, seperti dirinya, lebih cenderung
berinteraksi dengan individu lain dibandingkan dengan institusi itu sendiri.
Teori interaksi simbolik Blumer juga mengakui peran institusi sebagai bias
sosial yang terjadi dalam situasi tertentu pada individu. Hal ini menunjukkan
bahwa individu lebih cenderung berinteraksi dengan entitas tempat mereka berada
dibandingkan dengan individu itu sendiri. Perspektif ini membantu memahami
bagaimana individu menafsirkan dan merespons situasi secara berbeda.
Orientasi Blumer-Pandangan berfokus pada gagasan bahwa perilaku
manusia harus dipelajari dalam konteks, dan kehidupan kelompok harus dibentuk
oleh apa yang dilakukan anggota kelompok bersama-sama dalam suatu unit.
Perspektif ini menekankan pentingnya individualitas dalam memahami fenomena
sosial dan kontribusi semua kelompok dalam kondisi yang berbeda.
Kesimpulannya, teori dan penelitian tentang interaksi simbolik telah berkembang
seiring berjalannya waktu, dengan kontribusi dari berbagai sarjana dan peneliti.
Teori interaksi simbolik Blumer dapat dibagi menjadi tiga prinsip:

1) Manusia bereaksi terhadap sesuatu berdasarkan maknanya


2) Makna terhadap sesuatu berasal atau bermula dari interaksi sosial antara
keduanya
3) Makna dipengaruhi dan diubah oleh proses interaksi antara keduanya.
Beberapa orang berpendapat bahwa prinsip-prinsip ini terlalu luas untuk
diterapkan pada interaksi simbolik, sehingga sulit untuk memahami berbagai

7
perspektif. Karena Mead, seorang kritikus Logistic Logical Theory, percaya
bahwa tujuan memahami perilaku sosial adalah untuk memahami individu
sebagaimana adanya. Metodologi Blumer berfokus pada pemahaman hubungan
intersubjektif antar penelitian, yang penting untuk memahami pentingnya
pengetahuan.
Pendekatan Blumer terhadap penelitian ilmu psikologi sosial bertujuan
untuk memahami penyebab yang mendasari perilaku sosial melalui metode
penelitian empiris. Pendekatan ini tidak melibatkan penggunaan teknik statistik
atau pengujian hipotesis, melainkan berfokus pada pemahaman pengalaman
individu melalui “sim-introspeksi yang memberi makna”: mempelajari
pengalaman individu dan menggunakan kategori individu untuk menjelaskan
tindakannya dalam interaksi sosial. Kesimpulannya, pendekatan Blumer terhadap
interaksi simbolik menekankan pentingnya memahami pengalaman dan
pengalaman individu guna mengembangkan interaksi yang bermakna dalam
komunitas.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Symbolic Interactinism ini mengatakan bahwa perilaku individu
merupakan sesuatu yang dapat diamati, maksudnya teori yang memelajari tingkah
laku manusia secara obyektif dari luar yang mendatangkan respon, tanpa
membawa mental tersembunyi. Sebuah perubahan hanya akan ditentukan oleh
seseorang yang sempat meneliti susunan dalam kehidupan suatu masyarakat pada
masa sekarang dan membandingkannya dengan susunan kehidupan masyarakat
tersebut pada waktu yang lampau.
Makna yang di interpretasikan oleh setiap individu dapat berubah dari
waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi
sosial, perubahan interpretasi dimungkinkan karena individu dapat melakukan
proses mental, yaitu berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
Karakteristik interaksi simbolik adalah hubungan antar manusia terjadi
secara alami yang dilakukan antara orang-orang dalam masyarakat dan
masyarakat dengan individu. Soeroso (2008) berpendapat bahwa interaksionisme
antar individu berkembang melalui simbol-simbol yang diciptakannya bersama,
yang dapat disimpulkan bahwa Interaksi simbolik ini dilakukan secara sadar,
penggunaan gerak tubuh yaitu suara atau nyanyian, gerak tubuh atau gerakan,
gerak fisik, ekspresi tubuh, semuanya mengandung maknatersendiri. Bentuk
komunikasi paling sederhana dan mudah adalah Interaksi simbolik yang
interaksinya menggunakan isyarat atau simbol sehingga dengan mudah difahami,
manusia mampu menjadi objek bagi dirinya sendiri dan juga dapat melihat
tindakan yang dilakukan sebagaimana orang lain melihat tindakannya.
Ciri-ciri interaksionism simbolik ditandai dengan hubungan antar individu
dalam masyarakat melalui komunikasi dengn simbol-simbol yang mereka
ciptakan. Manusia adalah aktor yang sadar dan reflektif, dengan istilah lain
disebut self-indication, yaitu sebuah proses komunikasi yang sedang berjalan
dimana individu selalu menilainya, memberi makna, dan memutuskan. Proses

9
self-indication terjadi dalam konteks hubungan sosial, dimana realitas sosial
merupakan proses yang dinamis, dan manusia adalah aktor dari proses dinamis
itu.
B. SARAN
Mungkin makalah ini masih banyak mengandung kesalahan dari segi
materi maupun penulisan dan penyusunan, saya selaku penulis juga memohon
maaf apabila penjelasan yang saya sampaikan banyak kekurangan karena disini
saya juga masih belajar mengenai materi ini. Jadi berbagai saran yag bersifat
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki pembuatan maklah-
makalah selanjutnya, yang terakhir saya ucapkan terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, H. (2014). Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Dosiologi


dari klasik sampai modern. Jakarta: IRCiSoD.

Charon, J. M. (1979). Symbolic Interactionism. United States of America:


Prentice Hall Inc.

Efendi. (2012). Konsep Pemikiran Edward L. Trondike. Jakarta.


Goddmen, G. R. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana.
H.Lynn, W. R. (2008). Pengantar Teori Komunikasi, Aalisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika.

Rahardjo. (1999). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian.


Yogyakarta: Gadjah Mda University Press.

Raharjo, M. (2018). Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif.

Ritzer, S. (2014). Handbook Teori Social. Jakarta: Nusamedia.

Saifulloh, A. Y. (2019). Interaksi Simbolik dalam membangun


komunikasi antara atasan dan bawahan di perusahaan. Jurnal
Wacana, 1,18,128.

Sobur, A. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: Pemuda Rosda Karya.

11

Anda mungkin juga menyukai