PDF Bab 3 Mankep Compress
PDF Bab 3 Mankep Compress
Analisis situasional
situasional fungsi manajemen dikaji oleh maha
mahasiswa
siswa profesi Ners
STIKes Rajawali Bandung untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
keperawatan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di
ruangan HMM LANTAI 4 NS 3 RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI
yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan
pekerjaan di ruangan HMM LANTAI 4 NS 3. Hal ini dilakukan utnuk memperoleh
gambaran tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi
intervensi.
3.1. Gambaran Umum RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI
3.1.1 Sejarah RSUD R SYAMSUDIN SH KOTA SUKABUMI
RSUD R. Syamsudin, SH didirikan sejak pemerintahan Hindia
Belanda. Tanggal 9 September 1920 berdiri dengan nama Gementee Zieken
Huis berdasarkan
berdasarka n SK Directur Van Binenlands Bestuur. Pada tahun 1932 dijual
kepada Vereeniging Van Vrown Tot Het Verplegen Van Zieken En Hartdeldver
Eere Gods En Lievde Tot Denaste Onder Dezeiken Pruek/Toevloecht In Leiden,
berdasarkan SK Staad Gementeraad Zoekaboemi No 41 tertanggal 20
Desember 1932 jo No. 38 / LR tanggal 27 Desember 1933. Pada tahun 1939 RS
ini dijual kembali kepada P. Guliek Al Mere Seraphine sebagai Eigendem Perseel
atas nama Roma Katholik tanggal 27 Desember 1939.
43
44
tahun 1948 Berdasarkan SK Sekretaris Van Staad, Hoof Van Het Departemen
Gezonheid No.8387 tanggal 22 April 1948 mulai 1 Maret 1948 dikembalikan
kepada Convergatie Van Zuster Van Bergen Op Zoom sebagai Heersteel in Het
Ferteelijke Bezeite oleh MM CD dan Departemen Van Gezonheid. Pada tahun
1949 Oleh Departemen Van Gezonheid (dalam hal ini mewakili Pemerintah
Hindia Belanda) pengelolaan rumah sakit ini dilimpahkan kepada Pemerintah
Indonesia.
Baru pada tahun 1952 tepatnya tanggal 8 Desember 1952 pengelolaan
rumah sakit St lidwina di bawah Pemerintahan Kota kecil Soekaboemi.
Selanjutnya pada tahun 1979 berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri RI Nomor
362 tanggal 14 Maret 1979 dan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 51 tanggal 22
Februari 1979 Rumah Sakit ini pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah Tingkat II Kotamadya Sukabumi dan diberi nama Rumah Sakit Umum
Daerah R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi dengan status Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas C.
Pada tahun 1993, tepatnya tanggal 10 Juni 1993 berdasarkan SK
Walikotamadya Sukabumi Dati II Sukabumi Nomor 5 / 1993 Rumah Sakit ini
ditetapkan sebagai Uji Coba Swadana Daerah, dan setelah itu, yakni pada tahun
1994 berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor 494/SK/V/94 tanggal 30 Mei
1994 RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi ditetapkan sebagai Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas B Non Pendidikan. Penetapan sebagai rumah sakit
swadana baru ditetapkan sejak 17 Maret 1995 sesuai SK Menteri Dalam Negeri
RI Nomor 445.32.208.
45
b. Struktur organisasi
bangsal rawat inap interna kelas III khusus untuk laki-laki dan perempuan
dewasa, baik minimal care, intermediate care, maupun total care.
Ruang Hmm Lt 4 RS RSUD R Syamsudin SH mempunyai kapasitas
tempat tidur tidur sebanyak 56 tempat tidur (TT). Metode MPKP yang digunakan
adalah metode primer. Jumlah sumber daya manusia sebanyak …. orang
Km 26 Km 25 Km 24
tangga
tangga
tangga Salasar
Ns 2 Km Km S
a
S 22 21 l
a
a s
l a
a
r
s
Ns 3 a
r
Ns 1
Km 27
Km 20
Km 32
Km 28/ iso
Km 19
Km 29 rm
Km 31
Dispensing ns
Km 30 1
tangga
A. PASIEN
Ruang HMM lantai 4 NS 3 adalah ruang rawat inap untuk pasien dengan
kasus penyakit dalam yang terdiri dari ruang kelas 3 dan ruang isolasi
dengan kapasitas 26 tempat tidur.
1. Rekapitulasi
Rekapitula si kunjungan rawat inap di Ruang HMM lantai 4 NS 3
Tabel 3.1 Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruang HMM lantai 4
NS 3 Periode Bulan Agustus,
Agustus, September dan Oktobe
Oktoberr Tahun 2019
Bulan
No Uraian Total
Agustus September Oktober
1 Total dirawat 203 204 183 550
2 Hari rawat 753 744 646 2143
3 Pasien keluar
Hidup 200 201 181 472
Mati 3 3 2 8
Sumber : Data sekunder
1. CKD STAGE V
2. Dengue Haemoragic fever
3. Anemia, unspecified
4. Hypertensive renal desease with renal failure
5. Dm tipe 2
6. Tuberculosis
7. Gastroenteritis / diare
52
8. Fever, unspecified
9. Gastritis akut dan kronis
10. Typoid fever
4. Efisiensi
Efisiens i pelayanan di Ruang HMM lantai 4 NS 3
a) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count
days in a period under
under consideration
consideration (Huffman.
(Huffman. 1994)• .
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
100
95
90 Series 1
85 Series 2
80 Series 3
75
70
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER RATA2
b) LOS (Length
(Length Of Stay)
Stay) atw AVLOS
AVLOS (Average Length of Stay = Rata-
rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization
stay of inpatient discharged during the period under consideration”.
AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus :
rata2
oktober
Series 3
Series 2
september Series 1
agustus
Rumus :
0.87
1
0.43
0.5 0.26 Column2
0.17
Column1
Series 1
0
agustus september oktober rata2
Rumus :BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
56
Gambar 3.11
3.11 BTO Ruang HMM
HMM lantai 4 NS 3 Periode Bulan
Bulan
Agustus, September dan Oktober Tahun 2019
8
Series 1
7.5
Column1
7
Column2
6.5
agustus september oktober rata2
B. Ketenagaan
1. Gambaran ketenagaan Perawat diruangan HMM lantai 4 NS 3
No Spesifikasi
Spesifika si Pekerjaan Jumlah Persen
1 Perawat 13 76,47
2 Klining Servis 3 17,64
3 Administrasi 1 5,88
Jumlah 17 100
Sumber : Data Sekunder
5. Karakteristik
Karakteris tik tenaga keperawatan berdasarkan Diklat yang diperoleh
No Diklat Jumlah %
1 Pernah diklat 13 100
2 Tidak pernah diklat 0 0
Jumlah 13 100
Sumber : Data Sekunder
59
b) Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya
program orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan pemahaman
kepada tenaga baru dalam menjalankan tugasnya. Pemahaman ini
diberikan agar dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat
menyesuiakan dengan prosedur yang ada di rumah sakit.
Pada proses orientasi, pegawai baru akan melakukan orientasi
terhadap pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu yang cukup
lama sekitar 3-9 bulan untuk dapat beradaptasi.
60
a) Rumus Douglas
Tabel 3.9 jumlah tenaga
tenaga perawat yang dibutuhkan
dibutuhkan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
b) Rumus Depkes
Dari hasil perhitungan menurut Depkes RI
Tabel 3.10 jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
Keterangan :
*:berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan
J Pn Dngn/
=
fkf
9,
=
7
=13,31 = 14
= 5 2 + 1 2 + 1 4 x13
286
= 3,54 = 4
13 + 3,54
= x25
100
= 4,13 = 4 orang
3.2.3. Methode
A. Struktur Organisasi Ruang HM.MURAZ
HM.MURAZ
Struktur organisasi diruangan yang terdiri dari Direktur Rumah Sakit,
head nurse, CCM, 2 Perawat Primer dan 13 PK (Perawat Kolega) yang
memegang 26 pasien. Berdasarkan hasil Observasi, bagan struktur
organisasi di ruang HM.MURAZ tidak ada di ruangan perawat.
Kepala Instalasi
Head Nurse
CCM
Irmawati Skep
Ners
NS 3 NS2 ; Pp NS 1 ; PP
memiliki lima - enam orang perawat kolega/ perawat pelaksana dan setiap
perawat bertanggung jawab 5 atau 6 orang pasien.
1) Penerapan MPKP
Ruang HMM lt 4 NS 3 melaksanakan MPKP dengan metode Perawat
Primer, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Metode penugasan perawat adalah metode primer. Perawat ruangan
telah memiliki uraian tugas masing-masing. Apabila Head Nurse
tidak hadir maka pendelegasian tugasnya diberikan kepada perawat
primer. Jika perawat primer yang tidak hadir maka tugas
65
didelegasikan
didelegasik an kepada perawat kolega/ perawat pelaksana yang
ditunjuk.
Berdasarkan
Berdasark an pengkajian melalui wawancara dan observasi, sistem
pendelegasian tugas keperawatan di rungan HMM lantai 4 Ns 3
dilaksanakan
dilaksanaka n sesuai dengan model keperawatan primer, dimana
pendelegasian
pendelegasia n dilakukan dari Head Nurse kepada PP, dan
selanjutnya PP mendelegasikan kepada Pk di dalam timnya. Setiap
perawat juga bertanggung jawab terhadap 5 - 6 orang pasien.
Apabila Head Nurse berhalangan
berhalangan atau sakit maka yang
bertanggung jawab untuk menggantikan kepala ruangan adalah PP,
dan bila PP dari tim I berhalangan dalam melaksanakan tugasnya,
pelimpahan tugas dan wewenang diberikan kepada PP dari tim II
dan juga sebaliknya.
Operan shift dan
dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi
menjadi 3 shift,
shift,
yaitu shift pagi dari jam 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift sore dari jam
14.00 WIB -21.00 WIB dan shift malam dari jam 21.00 WIB – 07.00
WIB.
Berdasarkan
Berdasark an hasil observasi pelaksanaan metode Tim belum optimal
karena kurangnya kemampuan individu pk membuat rencana harian
dan mangemen waktu.
JUMLAH 5 6 9
SUB TOTAL 15 12 9 0
Intepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada perawat primer atau
koordinator shift didapatkan bahwa koordinator shift melaksanakan tugas
sudah baik sebagai koordinator shift dengan hasil penilaian 60 %, tetapi
kinerja koordinator shift perlu ditingkatkan
ditingkatkan.. Penyelenggaraan diskusi
terhadap suatu masalah yang dilakukan rutin setiap minggu dengan tim
kesehatan lain perlu diadakan untuk meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan.
68
jawabnya
jawabnya
12 Melakukan post conference yang diadakan oleh √
PP pada setiap akhir tugas dan melaporkan
kondisi dan perkembangan semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada PP
keperawatan di ruangan
18 Melaksanakan
Melaksanaka n tugas lain sesuai tugas PA
Jumlah 7 5 2 5
TOTAL 61,1%
Intepretasi Data :
70
2) A ctuating
ctuatin g
Kajian teori
Menurut Douglas, actuating adalah pengeluaran penugasan,
instruksi yang memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan
dari klien dan pedoman serta pandangan sehingga ia berperan secara
efektif dan efisien
efisien untuk mencapai
mencapai obyektif
obyektif organisasi.
organisasi.
3 Menjelaskan tujuandilakukannya
tujuandilakuk annya pre-conference
pre-confe rence
tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement
reinforcement positif pada PA √
Jumlah 3 1 1 11
Sub total 9 2 1 0
Intrepretasi Data :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang HMM lantai 4 Ns 3
kegiatan pre conference sebesar 36% dengan kategori kurang.
6 Memberikan reinforcement
reinforcement positif pada PA
Jumlah 3 0 2 3
Sub total 9 0 2 0
Intrepertasi Data :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruang HMM lantai 4 Ns 3
tidak pernah dilakukan post conference sebesar 45,8 % dengan kategori
kurang.
3) Discharge planning
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 19 pasien, 84,21 %
pasien menyatakan bahwa perawat memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan
lanjutan setelah pasien diperbolehkan pulang.
4) Supervisi
Hasil observasi tentang kegiatan dilakukan oleh Head Nurse
dalam MPKP dapat disampaikan sebagai berikut :
No Pernyataan Ya Tidak
1 Mengikuti operan,pre comfren, post comfren. v
2 Menilai SDM, sarana dan pra sarana v
3 Menangani complain v
73
9) Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang
HMM lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi adalah gaya
kepemimpinan
kepemimpinan demokratis.
Manajemen konflik HMM lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin SH
Kota Sukabumi dilakukan dengan cara pemecahan masalah ((win-win
win-win
solution)) yang terdiri dari tahapan:
solution
Melakukan diskusi bersama
Menyadari adanya perbedaan
Memiliki sikap empati
Asertif dialog dengan bebagai p
perbedaan,
erbedaan, prinsip, dan
permasalahan sesuai dengan pengakuan kelompok
Setuju terhadapp keputusan bersama
Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di ruang HMM
lt 4 NS 3 RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk
menyelesaikan konflik dalam tim perawat adalah “ smoothing over”
77
NO PERAWAT SKOR
1 Perawat 1 68 %
2 Perawat 2 49 %
3 Perawat 3 67 %
4 Perawat 4 66 %
5 Perawat 5 49 %
6 Perawat 6 72 %
7 Perawat 7 44 %
8 Perawat 8 42 %
9 Perawat 9 61 %
10 Perawat 10 49 %
Rata-rata 56,7 %
13) Efektifitas
Efektifitas patient dan staff safety
a. Pengkajian Fall Risk
Tabel 3.20. pengkajian resiko
resiko jatuh pasien Bulan November
November 2019
NO Kamar Tgl masuk Tanggal Dilakukan Pengkajian
pengkajian
Analisa Data:
b. Safety Injections
TABEL 3.21 OBSERVASI PEMBERIAN OBAT INTRAVENA SESUAI
SOP
NO RESPONDEN PROSENTASE
1 Responden 1 54,2 %
2 Responden 2 58,3 %
3 Responden 3 54,2 %
4 Responden 4 54,2 %
5 Responden 5 62,5 %
6 Responden 6 58,3 %
7 Responden 7 54,2 %
8 Responden 8 50 %
9 Responden 9 45,8 %
10 Responden 10 45,8 %
Rata-rata 53,7 %
3.2.4. Material
Gambar 3.12 kondisi kamar ruang HMM Lantai 4 NS 3
Salasar
ke ns 2 Km 27 Km 28 Km 29 Km 30
iso
Tangga
darurat salasar
Nurse Station
Jalan Km 31 Tangga
landai Km Ruang Rua R darurat
spolhok Hn ng dispe Km 32
darurat Koas
pera nsing
wat
83
24 Ambubag 1 Baik
25 Gunting heakting 3 Baik
26 Nebu 1 Rusak
27 monitor 1 Baik
28 ekg 1 Baik
29 Saturasi O2 1 Baik
30 Kasur dekubitus 1 Baik
31 Syring pump 2 baik
3.2.3. Money
1. Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung
diperoleh melalui amprahan permintaan barang ke depo farmasi.
2. Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur
permintaan barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.
3.2.4. Market
1. Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti BPJS dan umum.
2. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan
Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.
3. Sistem rujukan yang berjenjang memungkinkan RS tipe B menjadi pilhan
utama bagi masyarakat sekitar
86
dilakukan oleh PP
setiap satu kali
sebulan.
Adanya CI yang
mengkoordinir
mahasiswa yang
sedang praktek
belajar lapangan
(PBL).
Berdasarkan hasil
kuesioner
kepuasan pasien
diperoleh sebagian
besar (52,63%)
responden merasa
puas terhadap mutu
pelayanan
keperawatan di
Ruang HMM Lantai
4 NS 3.
Berdasarkan hasil
wawancara
kepuasan kerja
perawat diperoleh
80,0% mengatakan
cukup puas dan
20,0% mengatakan
tidak puas.
sebagian besar
(69,23%) tenaga
keperawatan di
Ruang HMM lantai
4 NS 3 memiliki
88
dalam pemasukan
Terdapat
data Asuhan dan beberapa lemari
input lainnya pasien yang
terlihat kurang
rapi.
Belum
tersedianya
kotak saran
yang dapat
90
dimanfaatkan
sebagai
masukan bagi
ruangan yang
bisa diisi oleh
semua pihak
guna
meningkatkan
mutu pelayanan
Jarak ruangan
dengan tempat
pemeriksaan
penunjang jauh
(ke radiologi dan
ruang HD)
Banyaknya
tempat keluar
masuk
memungkinkan
banyak yg
besuk di luar
jam.
Banyak alat
yang rusak
wawancara
dengan pegawai
Ruangan metode
asuhan
keperawatan
yang digunakan
di Ruangan
adalah metode
primer, namun
pada prakteknya
kelompok menilai
bahwa
pembagian tugas
PP dengan Pk
hampir sama.
Di setiap shift,
belum ada
penanggung
jawab terhadap
ruangan. Karena
sebaran tingkat
kewenangan dan
pendidikan yg
tdkmerata
regional. Image
o Tingginya BOR di masyarakat
ruang HM.Muraz yang
o Sasaran market terlanjur
adalah masyarakat tercipta
umum , JKN Askes, bahwa RS
Jamkesmas , pemerintah
Jamkesda, Nota memiliki
perusahaan. pelayanan
yang kurang
baik
R.Syamsudin SH perawat
Merupakan rumah sakit RSUD
negeri dimana memberikan
sebagian pasien yang kesejahteraan
dirawat menggunakan pegawai
BPJS baik JKN umum, berupa uang
JKN jamkesma, makan dan
jamkesda kota-kab
kota-kab jasa pelayanan
pelayanan
tiap bulan.
Adanya
izin/tugas
belajar dari
pimpinan/direkt
ur.
Sistem
pembayaran
sudah bisa
melalui ATM
banking dan
centralisasi
sehingga
mempermudah
pembayaran di
RSUD
1 Man
Komunikasi
terapeutik belum
4 2 1 1 1 9 V
terlaksana
Kurangnya jumlah
tenaga pelaksana 4 4 1 1 4 14 IV
perawatan
2 Material
Belum melakukan
cuci tangan sebelum
injection dan Safe
injection practice
5 3 5 4 5 22 I
belum dilakukan
secara maksimal.
3 Methods
Visi dan Misi ruangan
belum 3 3 3 3 3 15 III
tersosialisasikan
Pendokumentasian
Pendokumentasian
asuhan keperawatan 5 3 2 4 2 16 II
belum optimal
Keterangan :
Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
dipecahkan
Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
96
97
98
lengkap
3 Visi dan Misi Meningkatkan Visi dan Misi HN, Diskusi & Print Mahasiswa M. Husein Haikal
ruangan belum sosialisasi Visi dan tersosialisasikan CCM, PP Konsultasi out 18 okt Pipik Ropiqoh
tersosialisasikan Misi ruangan
4 Mengajukan Kebutuhan tenaga Manajem Rekomendasi Berkas Manajemen Linda Mulyasari
Kurangnya jumlah permohonan perawat terpenuhi en Usulan Rumah Wulansari
kebutuhan tenaga Rumah Sakit Ditentukan
tenaga pelaksana
perawat Sakit kemudian
perawatan
Mengoptimalkan
sumber yang ada
5 Komunikasi Mengajukan 30% perawat Manajem Diskusi Print Manajemen Ari Fatmawati
terapeutik belum permohonan untuk melihat role en out Rumah 25 okt Dini Putriutami
Tanya jawab M. A. Sugianto
terlaksana kegiatan play Rumah Berkas Sakit
pendiddikan/pelati 30% perawat Sakit FGD Usulan
han tambahan aktif
bagi tenaga menggunakan
perawat yang komunikasi
belum terapeutik
mendapatkan
pelatihan
komunkasi efektif
Melakukan role
play tentang
komunikasi efektif
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2006.
2006. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1,
Direktorat Pelayanan Keperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan.
Kesehatan. Jakarta : Depkes RI
Djojodibroto,
Djojodibroto, d 1997, Kiat Mengelola Rumah Sakit, Hipokrates. Jakarta
43
102