Anda di halaman 1dari 12

PERAWATAN

PERIOPERATIVE
CARE
Kelompok 3
ANGGOTA KELOMPOK

Putrya Jini Kelvina Bella Dwi Meiranda Jendri Saputri

Dini Mayristha Tri Yayan Anugerah


DEFINISI PERIOPERATIF
Asuhan perawatan perioperatif adalah perawatan yang diberikan sebelum
(praoperasi), selama (intraoperasi), dan setelahnya operasi (pascaoperasi).
Ini terjadi di rumah Sakit, di pusat-pusat bedah yang ada di rumah sakit, di
pusat-pusat bedah yang berdiri sendiri, atau di kantor-kantor penyedia
layanan kesehatan.

Ada 3 tahap pembedahan yaitu:


1. Fase pra operasi
2. Fase Intra operasi
3. Fase pasca operasi
FASE PRA OPERASI

Fase pra operasi dimulai ketika dilakukan intervensi bedah dan Diakhiri ketika
pasien berada di meja operasi sebelum penyakit dilakukan. Lingkup aktivitas
direndam dalam waktu tersebut dapat mencangkup pengkajian dasar pasien
di tatanan klinik misalnya rumah, wawancara praoperasi dan menyiapakan
pasien untuk anestesi yang diberikan dan pembedahan.

Tujuan perawatan praoperasi:


A. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberika penyuluhan
tentang tindakan anestesi.
B. Mengkaji, merencanakandan memenuhi kebutuhan pasien
C. Mengetahui akibat tindakan anestesi yang akan dilakukan
D. dan menggulangi kesulitan yang mungin timbul.
FASE INTRA OPERASI
Fase masuk operasi dimulai ketika asien masuk atau dipindahkan ke instalasi
bedah (meja operası) dan berakhir saat ini pasien dipindahkan ke ruangan
pemulihan (pemulihan ruang) atau istilah lainnya adalah post anestesi care
unit (PACU). Pada fase ini ruangna lingkup aktivitas yang mencangkup
pemasangan. intarvena kateter, memberikan medifikasi intarvena,
melakukan pemantaun kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedah dan menjaga keselametan pasien.

Tujuan:
Mengupayakan fungsi vital pasien selama anestesi berada di dalam kondisi
optimal agar pembedah dapat berjalan lancar dengan baik.
FASE PASCA OPERASI
Fase pasca operasi dimulai dengan masuknya pasien ke ruangan pemulihan dan
berakhir dengan evaluasi tindakan lebih lanjut pada. tatanan klinik atau ruang
perawatan bedah atau dirumah. dering ativitas kematian melipti rentang aktivitas
yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian efek agen atau obat
anestesi dan menjaga fungsi vital serta mencegah komplikasi.
Aktivitas perawat fokus pada peningkatan penyembuhan dan rehabilitasi dan
pemulangan pasien.

Tujuan Fase pasca operasi:


A. Mengawasi kemajuan pasien sewaktu masa pemulihan
B. Mecegah dan segera mengatasi komplikasi yang terjadi
C. Menilai kesadaran fungsi vital tubuh pasien untuk menentukan saat pemulangan
pasien.
INDIKASI PEMBEDAHAN
Tindakan penghentian (operasi) dilakukan berdasarkan tau sesuai
berdasarkan indikasi. Beberapa indikasi yang dapat dilakukan Penemuan di
antaranya adalah indikasi:
1. Diagnostik, misalnya eksisi tumor atau laparotomi eksplorasi
2. Kuratif, misalnya infeksi tumor atau mengangkat afendiks yang mengalami
inflamasi
3. Reparatif, misalnya memperbaiki luka multiple
4. Rekontruksi atau kosmetik, misalnya mammoplasty atau bedah plastik
5. Paliatif, misalnya menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah, seperti
pemasangan selang gastrostomi yang dipasang untuk mengkonpensasi
terhadap penghalang menelan makanan.
KLASIFIKASI PEMBEDAHAN

Jenis-jenis prosedur bedah di klasifikasikan menurut keseriusan, urgensi, dan


tujuan. Beberapa prosedur dapat memasak dengan baik dalam lebih dari satu
klasifikasi. Misalnya, operasi pengang katan dan bekas luka adalah minor
dalam keseriusan, pilihan di urgensi, dan rekonstruksi di tujuan. Seringnya
pembagian kelas-kelas tersebut tumpang tindih. Prosedur yang mendesak
juga penting tingkat keseriusannya. Kadang-kadang operasi yang sama
dilakukan. untuk alasan yang berbeda pada klien yang berbeda. Misalnya,
gastrektomi mungkin dilakukan sebagai prosedur darurat untuk reseksi tukak
yang mengalami pendarahan atau sebagai prosedur mendesak untuk
Menghapus pertumbuhan kanker.
KEPERAWATAN DALAM FASE BEDAH PREOPERATIF
D. Keperawatan dalam Fase Bedah Preoperatif
1. Pengkajian :
a. Riwayat penyakit
b. Riwayat Kesehatan
c. Faktor Resiko :
1. umur
2. nutrisi
3. obesitas
4. Imunokompromis
5. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
6. Persepsi dan pengetahuan tentang bedah

D. Riwayat Pengobatan
1. alergi
2. sumber dukungan
PENGKAJIAN NYERI PREOPERATIF
Pengkajian praoperasi harus mencakup penggunaan instrumen rasa sakit untuk menilai
keberadaan dan tingkat keparahan nyeri. Beberapa instrumen untuk klien anak dan dewasa
telah menunjukkan reliabilitas dan validitas.

1. Diagnosa keperawatan
2. Intervensi keperawatan:
A. Persetujuan yang dilibatkan.
B. Promosi kesehatan :
1. Pendidikan praoperatif untuk klien
2. Klien menyebutkan alasan intruksi praoperasi dan latihan
3. Klien menyebutkan waktu bedah tatalaksana kepada klien dan perkiraan keluarga waktu
operasi akan dimulai
4. Klien membahas monitoring dan terapi antisipasi pascaoperasi.
5. Klien menjelaskan prosedur bedah dan perawatan pascaoperasi.
6. Klien menjelaskan kegiatan pascaoperasi yang klien jalani
7. Klien mengungkapkan penurunan rasa sakit.
8. Klien mengungkapkan perasaan mengenai bedah.
KESIMPULAN
Perawatan perioperatif adalah perawatan yang diberikan sebelum
(praoperasi), selama (intraoperasi), dan setelahnya operasi (pascaoperasi). Ini
terjadi di rumah Sakit, di pusat-pusat bedah yang ada di rumah sakit, di pusat-
pusat bedah yang berdiri sendiri, atau di kantor-kantor penyedia layanan
kesehatan.

Selain itu tahapan bedah perioperati itu sendiri di bagi menjadi 3 tahap
(praoperasi), selama (intraoperasi), dan setelahnya operasi (pascaoperasi), dan
makalah ini juga menjelaskan indikasi penampakan dan klasifikasinya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai