Burn Out 1
Burn Out 1
Research article
Corresponding author:
Rosiana Nur Imallah
rosiana@unisayogya.ac.id
Media Keperawatan Indonesia, Vol 4 No 1, February 2021
e-ISSN: 2615-1669
ISSN: 2722-2802
DOI: 10.26714/mki.4.1.2021.56-61
Media Keperawatan Indonesia, Vol 4 No 1, February 2021/ page 56-61 57
Kebosanan kerja atau burnout pada burnout [15]. pada Kondisi pandemi COVID-
perawat merupakan salah satu hal yang 19 menuntut perawat untuk
sering terjadi. Burnout perawat terdiri dari mengedepankan keselamatan pasien dan
tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, keselamatan diri sendiri sehingga dalam
depersonalisasi dan rendahnya situasi saat ini peran pemimpin sangat
penghargaan diri. Hasil penelitian penting untuk selalu memotivasi perawat
menunjukkan bahwa burnout perawat agar semangat bekerja, membantu
dalam kategori sedang. Perawat yang meminimalisir kecemasan, menjadi role
mengalami burnout dipengaruhi oleh model dalam menerapkan protokol
berbagai faktor baik faktor internal maupun kesehatan dan membantu tim perawat agar
eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat kebutuhan APD terpenuhi dengan baik
[12] yang menyatakan bahwa burnout pada sehingga perawat tidak mengalami burnout.
perawat dipengaruhi oleh faktor
demografik (usia, jenis kelamin, Dukungan sosial seperti rekan kerja dan
pendidikan, lama bekerja dan pernikahan), interprofesional collaboration merupakan
faktor personal (stress kerja, beban kerja faktor yang berpengaruh dengan kejadian
dan tipe kepribadian), dan faktor organisasi burnout perawat. Hasil penelitian yang
(kondisi kerja dan dukungan social). dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda
yaitu interprofesional collaboration tidak
Perawat yang mengalami burnout merasa ada hubungan dengan burnout perawat
dirinya lelah baik secara fisik maupun (p>0,05) di RS PKU Muhammadiyah
emosional, merasa tertekan, cemas dan Gamping yaitu di ruang IGD, ICU dan ICCU.
tidak nyaman dalam bekerja. Hal ini sesuai Hasil analisis peneliti bahwa perawat
dengan pendapat peneliti[13]bahwa mengalami burnout karena dipengaruhi
perawat yang merasa kelelahan dalam faktor-faktor lain seperti lingkungan kerja,
bekerja cenderung akan mengalami stress beban kerja dan stres kerja.
dan burnout sehingga produktifitas dalam
bekerja menurun. Kondisi saat ini yang Perawat akan mulai mengalami kejenuhan
terjadi pada perawat terutama perawat di kerja jika merasa lingkungan kerjanya
ruang IGD, ICCU dan ICU adalah merasa sedang tidak aman karena suatu hal yaitu
lelah secara emosional karena perawat karena situasi pandemic covid 19 sehingga
harus mengutamakan kepuasan pasien perawat merasa cemas dan tidak aman
akan tetapi beresiko lebih tinggi terkena karena mereka bekerja di unit kritis yaitu
covid 19. IGD, ICCU dan ICU yang resiko tertular covid
19 lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan
Kejenuhan kerja pada perawat juga penelitian sebelumnya [16] yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal salah menyatakan bahwa lingkungan kerja yang
satunya yaitu faktor pimpinan. Dukungan aman, nyaman dan kondusif merupakan
yang baik dari pimpinan baik kepala ruang salah satu faktor yang mempengaruhi
atau ketua tim akan meningkatkan motivasi burnout perawat.
dan penghargaan diri perawat sehingga
kejadian burnout perawat menurun. Hal ini Kondisi kerja yang menyenangkan
sejalan dengan pendapat penelian membuat perawat merasa nyaman dan
sebelumnya [14]yang menyatakan bahwa senang bekerja sehingga perawat tidak
penerapan gaya kepemimpinan yang positif mengalami stress kerja. Hal ini sesuai
akan menekan kejadian burnout syndrome dengan pendapat [11] yang menyatakan
dan meningkatkan kinerja perawat. bahwa perawat tidak mengalami stress
kerja jika berada pada situasi kerja yang
Hasil analisis lebih lanjut bahwa gaya menyenangkan. Perawat yang tidak stress
kepemimpinan transformasional sangat dalam bekerja akan menikmati
efektif dalam menurunkan angka kajadian pekerjaannya, semangat dalam bekerja dan
bisa menjalankan tugas dan tanggung dalam kejadian burnout ini dapat
jawabany dengan baik. Akan tetapi ada direkomendasikan untuk dapat diteliti oleh
faktor lain yang mempengaruhi burnout peneliti selanjutnya
pada perawat yaitu beban kerja.
UCAPAN TERIMAKASIH
Beban kerja yang dirasakan perawat juga
memicu munculnya kejenuhan kerja Ucapan terimakasih kami sampaikan
sehingga akan menurunkan kinerja kepada Ristekdikti, LPPM Universitas
perawat. Hal ini didukung penelitian ‘Aisyiyah Yogyakarta atas fasilitas support
terdahulu [17] yang menyatakan bahwa yang telah diberikan kepada peneliti, RS
beban kerja seperti banyaknya pasien yang PKU Muhammadiyah Gamping dan seluruh
masuk dalam satu hari, kondisi pasien atau responden yang telah bersedia terlibat
tingkat ketergantungan pasien dapat dalam penelitian ini.
memicu munculnya kebosanan kerja dan
stress kerja perawat. Penelitian sebelumnya REFERENSI
[18]juga menyebutkan bahwa beban kerja
yang tinggidapat menyebabkan perawat [1] RI K. Undang-Undang Republik Indonesia No.
mengalami kejenuhan dan kelelahan. Hal 36 tentang 2014 tentang tenaga kesehatan.
Kementrian Kesehat RI 2014.
ini akan berdampak pada penurunan
kualitas pelayanan yang diberikan perawat. [2] Vellyana D. Analisis Budaya Keselamatan
Pasien Dalam Pelayanan Kesehatan Di PKU
Muhammadiyah Unit II Gamping. Universitas
Analisis lebih lanjut dari peneliti bahwa Muhammadiyah Yogyakarta, 2015.
interprofesional collaboration yang baik
[3] Gilbert JHV, Yan J, Hoffman SJ. A WHO report:
sangat dibutuhkan dalam meningkatan Framework for action on interprofessional
kinerja perawat tetapi bukan merupakan education and collaborative practice. J Allied
satu-satunya faktor yang dapat Health 2010.
mempengaruhi perawat mengalami [4] Green BN, Johnson CD. Interprofessional
burnout. Perawat yang mengalami burnout collaboration in research, education, and
perlu segera diatas agar tidak terjadi clinical practice: working together for a
turnover perawat atau penurunan kinerja better future. J Chiropr Educ 2015;29:1–10.
https://doi.org/10.7899/jce-14-36.
perawat yang dapat mempengaruhi kualitas
asuhan keperawatan. [5] Kozier B, Berman S. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep. 7th ed. Jakarta: EGC;
2010.
SIMPULAN
[6] Kasmarani M. Pengaruh beban kerja fisik dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mental terhadap stres kerja pada perawat di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur.
Interprofesional Collaboration dalam J Kesehat Masy Univ Diponegoro
kategori tinggi, burnout perawat dalam 2012;1:767–76.
kategori sedang dan tidak ada hubungan [7] Sari IK. Faktor-faktor yang berhubungan
Interprofessional Collaboration dan dengan Burnout perawat di RSUD Haji
burnout pada perawat. Limitasi penelitian Makasar. UIM Alaudin, 2015.
ini hanya mengukur interprofessional [8] Aftab N, Shah A, Mehmood R. Relationshipof
collaboration dengan burnot pada perawat self efficacy and burnout among physicians.
yang bekerja diunit perawatan kritis dan Acad Res Int 2012;2:539–48.
Gawat Darurat. Implikasi keperawatan [9] Fuada N, Wahyui I. Faktor-faktor yang
dalam penelitian ini adalah untuk berhubungan dengan stress kerja pada
menurunkan burnout yang terjadi pada perawat kamar bedah Instalasi Bedah Sentral
perawat dengan cara menekan beberapa RSUD K.R.M.T. Wonsonegoro. J Kesehat Masy
2017;5:255–63.
hal yang dapat meminimalisir kejadian
burnout tersebut. Selanjutnya, untuk [10] Setiadi AP, Wibowo Y, Herawati F, Irawati S,
mengetahui faktor yang sangat berperan Setiawan E, Presley B, et al. Factors