Resume Menrisk Uts
Resume Menrisk Uts
NIM : 202050419
Mata Kuliah : ManRisk Chap. 1
Risiko adalah dampak dari ketidakpastian untuk mencapai tujuan perusahaan (ISO 31000).
Setiap kegiatan selalu menghadapi dan berhubungan dengan risiko karena risiko melekat dalam
proses bisnis dan merupakan potensi terjadi kerugian.
Risiko dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
- Risiko murni (pure risk) adalah suatu
peristiwa yang terjadi menimbulkan
kerugian dan risiko tersebut dapat
dialihkan serta tidak ada keumngkinan
keuntungan (transfer the risk). Contoh:
kebakaran
- Risiko spekulatif adalah risiko yang
kita harapkan dapat terjadi kerugian
dan juga keuntungan; suatu peristiwa
yang terjadi dapat menimbulkan kerugian dan risiko tersebut tidak dialihkan ke pihak lain.
Artinya risiko tersebut ditanggung sendiri (retention). Contoh: investasi di saham.
- Risiko dasar adalah suatu peristiwa dimana disebabkan dan ditimbulkannya oleh alam dan
bersifat catatropic (dalam skala besar) dimana peristiwa-peristiwa jarang terjadi, apabila
terjadi menyebabkan kerugian yang sangat besar. Contoh: gempa bumi
Prinsip Manajemen Resiko
Fokus manajemen risiko adalah penilaian risiko secara signifikan dan pelaksanaan respon
risiko yang sesuai.
Manajemen risiko meningkatkan pemahaman tentang potensi upside dan downside dari
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan.
Manajemen risiko harus menjadi proses yang berkesinambungan yang mendukung
pengembangan dan implementasi strategi dari suatu perusahaan.
Semua jenis dan kegiatan usaha, ada potensi kegiatan yang merupakan kesempatan untuk
memperoleh keuntungan (upside), dan begitu juga sebaliknya berupa ancaman terhadap
keberhasilan (downside) atau terjadi peningkatan ketidakpastian dalam berusaha.
Manajemen risiko harus terintegrasikan ke dalam budaya perusahaan yang mencakup mandat,
kepemimpinan dan komitmen dari Dewan Direksi.
Budaya perusahaan harus menerjemahkan strategi risiko ke dalam tujuan taktis dan
operasional, dan menetapkan tanggung jawab manajemen risiko di perusahaan.
Manajemen risiko harus mendukung akuntabilitas, pengukuran kinerja dan penghargaan
untuk karyawan yang berprestasi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional di
semua tingkatan didalam perusahaan.
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya akan berhadapan dengan risiko yang
berpotensi menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Manajemen risiko merupakan disiplin berakar kuat dalam manajemen perusahaan, dan
khususnya dalam manajemen bisnis.
Manajemen risiko sangat diperlukan sebagai suatu pendekatan comprehensive untuk
menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian (Clough and Sears,1994).
Secara umum manajemen risiko adalah proses, mengidentifikasi, mengukur dan memastikan
risiko dan mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut.
Manajemen risiko harus menjadi proses yang berkesinambungan dan berkembang yang
berjalan sepanjang strategi perusahaan dan pelaksanaanya.
Manajemen risiko meliputi pengukuran dan pengendalian risiko serta menggunakan keduanya
untuk memperbaiki tingkat risiko perusahaan dan meningkatkan laba perusahaan.
Manfaat Manajemen Risiko
- Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
- Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
- Manajemen risiko dapat memberikan laba
secara tidak langsung.
- Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang
disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non
material bagi perusahaan itu.
- Manajemen risiko melindungi perusahaan dari
risiko murni, dan karena kreditur, pelanggan
dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang
dilindungi maka secara tidak langsung
menolong meningkatkan public image.
Proses Manajemen Resiko
- Visi dan Misi Perusahaan
- Sasaran/Target Perusahaan
- Identifikasi Kepentingan Stakeholders
- Artikulasi Lingkungan Eksternal dan internal
- Konteks Penerapan Proses Manajemen Risiko
- Menetapkan Kriteria Risiko
Perbedaan Manajemen Risiko Tradisional dan Manajemen Risiko Perusahaan
No Manajemen Risiko Tradisional Manajemen Risiko Perusaaan (ERM)
1 Pemantauan risiko adalah fungsi tingkat Pemantauan risiko adalah CEO (dengan
rendah dari auditor internal pengawasan Dewan)
2 Risiko sebagai faktor negatif yang Risiko sebagai faktor ancaman yang
dikendalikan dikendalikan sebagai suatu peluang
3 Risiko dikelola secara terpisah dalam Risiko dikelola secara terpadu (enterprise-
fungsi/unit dalam perusahaan wide mode)
4 Tanggung jawab atas manajemen risiko Manajemen risiko adalah tanggung jawab
didelegasikan kepada tingkat yang lebih senior management
rendah
5 Pengukuran risiko adalah subyektif Pengukuran risiko secara kuantifikasi
6 Tidak terstruktur dan fungsi-fungsi Manajemen risiko dibangun ke dalam
manajemen risiko yang berbeda semua sistem manajemen perusahaan
Budaya Risiko
Budaya risiko adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan
pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama.
Budaya risiko suatu perusahaan adalah elemen penting yang dapat memastikan bahwa doing the right
thing lebih baik atas doing whatever it takes. Perilaku etis merupakan komponen utama dari budaya
risiko agar penerapannya menjadi kuat dan efektif. Kode Etik dapat membantu perusahaan secara
efektif berkomunikasi dengan karyawan melalui etika dan kepatuhan
Budaya manajemen risiko merupakan bagian dari proses manajemen risiko yang meliputi:
- Organisasi manajemen risiko dan struktur tata kelola.
- Peran, kemampuan dan akuntabilitas staf manajemen risiko.
- Komunikasi manajemen risiko dan transparansi.
- Kebijakan manajemen risiko.
- Pengaruh manajemen risiko untuk penganggaran dan manajemen kompensasi.
Budaya risiko sudah merupakan bagian dari budaya perusahaan dimana akan memudahkan dalam
menerapkan manajemen risiko di perusahaan secara efisien dan efektif.
Ada lima langkah dalam menerapkan kerangka kerja budaya risiko di perusahaan:
- Memberi pemahaman mengenai risiko dan manfaatnya untuk perusahaan.
- Membentuk etika karyawan terhadap budaya perusahaan.
- Membentuk lingkungan kerja yang mendukung terbentuknya budaya risiko.
- Meningkatkan penerapan budaya perusahaan.
- Membentuk dan menerapkan budaya risiko yang merupakan bagian penting dari buadaya
perusahaan
Nama : Gracella Irwana
NIM : 202050419
ManRisk Chapter 2, 3, dan 4
BAB II. STANDAR MANAJEMEN RISIKO
2.1 Standar Manajemen Risiko
Standar internasional manajemen risiko memberikan prinsip-prinsip dan pedoman umum.
Standar internasional ini dapat digunakan oleh setiap masyarakat, perusahaan swasta atau
komunitas, asosiasi, kelompok atau perorangan sehingga standar ini tidak spesifik untuk
setiap industri atau sektor. Standar ini dapat diterapkan di seluruh kehidupan suatu
organisasi, dan untuk berbagai kegiatan, termasuk strategi dan keputusan, operasi, proses,
fungsi, proyek, produk, jasa dan aset. Standar ini dapat diterapkan untuk setiap jenis risiko,
apapun sifatnya, apakah memiliki dampak positif atau negatif.
Tujuan untuk menerapkan standar manajemen risiko antara lain: Meningkatkan peluang
mencapai tujuan/target perusahaan, mendorong manajemen bersifat proaktif. Artinya
perusahaan sudah mengantisipasi dan menyiapkan mitigasi bila terjadi risiko, telah
mengidentifikasi dan menangani risiko di perusahaan, memiliki profil risiko perusahaan,
patuh terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan norma-norma internasional,
pelaporan wajib dan sukarela menjadi tepat waktu, meningkatkan tata kelola perusahaan,
meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, membangun dasar untuk pengambilan
keputusan dan perencanaan, meningkatkan pengendalian., efektif dalam mengalokasikan
dan menggunakan sumber daya untuk penanganan risiko, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi operasional perusahaan, meningkatkan Health, Safety and Environmental (HSE)
semakin baik, meningkatkan kemampuan mengelola risiko dan mencegahan dan
meminimalkan kerugian perusahaan, meningkatkan ketahanan perusahaan dan
pembelajaran bagi perusahaan.