Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HUKUM LINGKUNGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

OLEH :
MARTA LIA [ 23010205 ]
DOSEN : Laily Ratna.SH,MH

PROGRAM STUDI HUKUM


UNIVERSITAS PROF.DR.HAZAIRIN,SH BENGKULU
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualai’kum Warahmatullhi Wabarakatuh


Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt. Yang mana telah memberikan
kesempatan untuk membuat makalah tentang “Hak Asasi Manusia Di Era Globalisasi”. Tidak
lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penyusun juga
meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bengkulu, 18 November 2023


Penulis

(Marta Lia)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas kehidupan makhluk di sekitarnya sehingga masalah pencemaran
lingkungan ini menjadi salah satu hal yang paling krusial. Banyak
pencemaran yang marak dalam kehidupan sehari-hari yang kita temui
seperti pencemaran udara, air, tanah. Semua dari pencemaran tersebut terjadi
karena beberapa faktor.
Faktor penyebab dari pencemaran itu sendiri sangatlah banyak salah
satunya merupakan dari proses alam, manusia, dan faktor lainnya. Saat ini
maraknya pencemaran yang sekarang sudah mulai sulit dikendalikan
utamanya setelah adanya revolusi perindustrian. Akibatkan banyak sekali
pabrik yang dibangun dan menyebabkan berbagai macam pencemaran atau
polusi.1
Hal ini tidak terlepas dari kegiatan industri yang melibatkan penggunaan
bahan-bahan kimia yang berbahaya terutama limbah industri jika terlepas ke
lingkungan tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut sehingga
bahanbahan tersebut dapat diurai oleh mikroorganisme di lingkungan
pembuangnya. Terlebih akhir-akhir ini, di saat zaman mulai modern, industri
dimana-mana dan mesin mesin canggih meraja lela. Pencemaran akrab di
telinga kita, terlebih kita tinggal di Indonesia.
Pencemaran sendiri yang diartikan sebagai masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air maupun ke
dalam udara oleh kegiatan manusia dan juga proses alam, sehingga ualitas
air atau udara tersebut menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan pembentukannya.
Limbah sendiri dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah
limbah rumah tangga dan juga limbah industri atau limbah pabrik.Seperti
halnya namanya, limbah rumah tangga merupakan limbah yang dihasilkan
dari aktivitas rumah tangga manusia sehari-hari. Beberapa aktivitas manusia
yang menghasilkan limbah antara lain adalah mencuci, baik piring maupun
pakaian dan memasak. Sementara yang dimaksud limbah pabrik adalah
segala barang usang dari pabrik yang sudah tidak dipakai lagi yang
berbentuk padat, cair maupun gas. Contoh limbah air dari pabrik ini antara
lain adalah sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe,
limbah tahu, kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, serta sisa-
sisa bahan kimia lainnya. Limbah padat merupakan buangan dari hasil-hasil
industri yang tidak terpakai lagi yang berbentuk padatan, lumpur maupun
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan, ataupun sampah yang
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan industri, serta dari tempat-tempat umum.
Limbah padat seperti ini apabila dibuang dalam air pastinya akan
mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya akan mati. Beberapa contoh dari limbah pabrik
padat antara lain adalah plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel,
listrik, bubur-bubur sisa semen, lumpur-lumpur sisa industri, dan lain
sebagainya. Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber
alami maupunberbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari
suatu proses pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan-
kegiatan industri, serta dari tempat-tempat umum. Limbah padat seperti ini
apabila dibuang dalam air pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat
menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan mati. Beberapa
contoh dari limbah pabrik padat antara lain adalah plastik, kantong, sisa
pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur-bubur sisa semen, lumpur-
lumpur sisa industri, dan lain sebagainya.Limbah gas merupakan limbah
yang disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia
yang berbentuk molekul-molekul gas dan pada umunya memberikan
dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang
ada di bumi. Oleh karena bentuknya gas, maka lmbah pabrik gas ini
biasanya mencemari udara. Ada beberapa contoh limbah gas ini antara lain
kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksinya dan lain
sebagainya. Polusi atau juga pencemaran lingkungan bukanlah hal yang
sepele, karena adanya polusi dan pencemaran lingkungan bisa menyumbang
besar terhadap kerusakan dunia.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumursan masalah yang akan saya bahas dalam makalah ini

1.bagaimanakah permasalahan pengelolaan lingkungan hidup diindonesia

2 Bagaimanakah kebijakan hukum pengelolaan lingkungan hidup di


Indonesia?

3. Bagaimana keadaan Indonesia jika tidak ada hukum lingkungan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan pengelolaan lingkungan hidup diindonesia
Dalam Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 terutama
Bab 32 tentang Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, dikemukakan permasalahan
pokok dalam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia,
oleh Hardjasoemantri (2006: 5758), antara lain dikatakan:
1.Terus menurunnya kondisi hutan di Indonesia.
2.Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
3.Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak.
4.Citra pertambangan yang merusak lingkungan.
5.Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity).
6.Pencemaran air semakin meningkat.
7.Kualitas udara, khususnya di kota-kota besar, semakin menurun.
8.Sistem pengelolaan hutan secara berkelanjutan belum optimal
Dilaksanakan.
9.Pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan hutan belum jelas.
10.Lemahnya penegakan hukum terhadap pembalakan liar (illegal logging)
dan penyelundupan kayu.
11.Rendahnya kapasitas pengelola kehutanan.
12.Belum berkembangnya pemanfaatan hasil hutan nonkayu dan jasa jasa
Lingkungan.
13.Belum terselesaikannya batas wilayah laut dengan negara tetangga.
14.Potensi kelautan belum didayagunakan secara optimal.
15.Merebaknya pencurian ikan dan pola penangkapan ikan yang merusak.
16.Pengelolaan pulau-pulau kecil belum optimal.
17.Sistem mitigasi bencana alam belum dikembangkan.
18.Terjadi penurunan kontribusi migas dan hasil tambang pada penerimaan
Negara.
19.Ketidakpastian hukum di bidang pertambangan.
20.Tingginya tingkat pencemaran dan belum dilaksanakannya pengelolaan
Dalam Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 terutama
Bab 32 tentang Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, dikemukakan permasalahan
pokok dalam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia,
oleh Hardjasoemantri (2006: 5758), antara lain dikatakan:
1.Terus menurunnya kondisi hutan di Indonesia.
2.Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
3.Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak.
22.Alternatif pendanaan lingkungan belum dikembangkan.
23.Isu lingkungan global belum dipahami dan diterapkan dalam pembangunan
nasional dan daerah.
24.Belum harmonisnya peraturan perundangan lingkungan hidup.
25.Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan.
Selain permasalah pokok di atas juga terdapat masalahmasalah pengelolaan
lingkungan lainnya, antara lain permasalahan yang bersumber dari internal
pemerintah seperti kegagalan kebijakan, kegagalan implementasi serta
inefektivitas penataan kelembagaan.

2.2 Kebijakan Hukum PengelolaanLingkungan Hidup di Indonesia


Sejalan dengan terjadinya pergantian pemerintahan di Indonesia, pada
tahun 2004 yang lalu telah diadakan pemilihan umum untuk pertama dan
wakil presiden. Dalam pemerintahannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
kalinya memilih langsung Presiden RI, dan terpilihlah pasangan Susilo
Bambang Yudhoyono danJusuf Kalla sebagai presiden mengeluarkan Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 20042009. Dalam ketentuan Perpres Nomor 7 Tahun 2005
pada poin 8 tentang Pemenuhan Hak Atas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya
Alam, dinyatakan bahwa peningkatan akses masyarakat miskin dalam
pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber daya alam
dilakukan melalui berbagai program.
Program-program tersebut antara lain (Supriadi, 2008:
174-175):
1.Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan. Di dalam program sumber daya
hutan ini tercakup 2 (dua) hal:
(a)Pengembangan sistem pemanfaatan sumber daya alam yang berpihak pada
masyarakat dan memperhatikan pelestarian hutan;
(b)Pengembangan hutan kemasyarakatan dan usaha perhutanan rakyat.
2.Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Di dalam program
ini tercakup 8 (delapan) hal, yakni:
(a)Restrukturisasi peraturan tentang pemberian Hak Pengelolaan Sumber Daya
Alam;
(b)Penguatan organisasi masyarakat adat/lokal dalam pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup;
(c)Pengembangan dan penyebarluasan pengetahuan tentang pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan, termasuk kearifan lokal;
(d)Pengembangan sistem insentif bagi masyarakat miskin yang menjaga
lingkungan;
(e)Pengembangan kerja sama kemitraan dengan lembaga masyarakat setempat
dan dunia usaha dalam pelestarian dan perlindungan sumber daya alam;
(f)Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dalammeningkatkan
kemampuan konservasi sumber daya alam;
(g)Rehabilitasi ekosistem (lahan kritis, lahan marginal, hutan bakau, terumbu
karang, dan lainlain) berbasis masyarakat;
(h)Meningkatkan dan mengefektifkan kerja sama antarnegara dalam mengatasi
dan mencegah perdagangan hasil alam yang dilakukan secara ilegal dan
merusak alam.
3.Program pengembangan Kapasitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup. Di dalam program ini terdapat 5 (lima) hal yang menjadi sorotan, yaitu
(a)Pengembangan sistem pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat;
(b)Pengembangan sistem pengelolaan sumber daya alam yang memberikan hak
kepada masyarakat secara langsung;
(c)Berorientasi kerja sama dengan perusahaan multinasional yang
memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup agar lebih berpihak
pada masyarakat miskin;
(d)Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dalam meningkatkan
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan;
(e)Meningkatkan dan mengefektifkan kerja sama antarnegara dalam mengatasi
dan mencegah perdagangan hasil alam yangdilakukan secara ilegal dan merusak
alam.
4.Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup. Di dalam program ini
mencakup: Peningkatan peran sektor informal khususnya pemulung dan lapak
dalam upaya pemisahan sampah;
5.Penegakan hukum bagi pihak yang merusaksumber daya alam dan lingkungan
hidup;Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dan lembaga
internasional dalam mengatasi dan mencegah pencemaran lingkungan hidup dan
mengembangkan kode etik global bagi perusahaan multinasional.Saat ini
kebijakan lingkungan hidup Indonesia untuk jangka panjang mengacu pada
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJP) dalam 20 tahun ke depan dalam berbagai aspek/sektor
pembangunan sebagai upaya menyebarkan dan mencapaitujuan nasional
sebagaimana tersebut dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945. Adapun
misi jangka panjang Indonesia yang berkaitan dengan lingkungan hidup ada
pada Visi dan Misi Pembangunan Nasional 20052025, pada butir ke 6, yaitu:
“Mewujudkan Indonesiaasri dan lestari”. Dalam rangka mewujudkan Indonesia
yang asri dan lestari sasaran dan arah pembangunan Lingkungan Hidup yang
digariskan dalam RPJP 20052025 sesuai UndangUndang No. 27 tahun 2007
tentang RPJP telah ditetapkan oleh pemerintah.Sasaran RPJP 20052025 tentang
lingkungan hidup menurut UndangUndang No. 27 Tahun 2007, sebagai berikut
(Presiden RI, 2007):“Sasaran RPJP 20052025 khususnya Lingkungan Hidup
1.Membaiknya pengelolaan dan penggunaan SDA dan pelestarian fungsi LH
yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi daya dukung dan kemampuan
pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara
serasi, seimbang dan lestari.
2.Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan SDA untuk
mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan.
3.Meningkatnya kesadaran, sikap mental dan perilaku masyarakat dalam
pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi LH untuk menjaga kenyamanan dan
kualitas kehidupan.” Arah kebijakan RPJP 2005-2025 tentang lingkungan hidup
menurut Undang-UndangNo. 27 Tahun 2007 yaitu (Presiden RI, 2007):“Arah
RPJP 2005-2025 khususnya Lingkungan Hidup
1.Mendayagunakan SDA yang terbarukan. SDA terbarukan dimanfaatkan secara
rasional, optimal, efisien dan bertanggung jawab dengan menggunakan seluruh
fungsi dan manfaat secara seimbang.
2.Mengelola SDA yang tidak terbarukan. Pengelolaan SDA tak terbarukan,
seperti bahan tambang, mineral, dan sumber energi diarahkan untuk tidak
dikonsumsi secara langsung, melainkan diperlakukan sebagai masukan, baik
bahan baku maupun bahan bakar, untuk proses produksi yang dapat
menghasilkan nilai tambah optimal di dalam negeri.
3.Menjaga keamanan ketersediaan energi. Menjaga keamanan ketersediaan
energi diarahkan untuk menyediakan energi dalam waktu yang terukur antara
tingkat ketersediaan sumbersumber energi dan tingkat kebutuhan masyarakat.
4.Menjaga dan melestarikan sumber daya air. Pengelolaan diarahkan menjamin
keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi daerah
tangkapan air dan keberadaan air tanah.
5.Mengembangkan sumber daya kelautan. Pembangunan ke depan perlu
memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah laut yang sangat luas.
Pemanfaatan sumber daya tersebutmelalui pendekatan multisektor, integratif
dan komprehensif untuk meminimalkan konflik dan tetap menjaga
kelestariannya.
6.Meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan SDA tropis yang unik dan khas.
Deversifikasi produk dan inovasi pengolahan hasil SDA terus dikembangkan
agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai tambah tinggi.
7.Memperhatikan dan mengelola keragaman jenis SDA yang ada di setiap
wilayah. Pengelolaan SDA untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,
mengembangkan wilayah strategis dan cepat tumbuh serta memperkuat daerah
dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
8.Mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi geologi Indonesia.
Mengembangkan kemampuan sistem deteksi dini, sosialisasi dan desiminasi
informasi terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada masyarakat.
9.Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pembangunan
ekonomi diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan yang ramah lingkungan.
Pemulihan kondisi lingkungan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan.
10.Meningkatkan kapasitas pengelolaan SDA dan LH. Meliputi: peningkatan
kelembagaan, penegakan hukum, SDM yang berkualitas, penerapan etika
lingkungan, internalisasi etika lingkungan dalamkegiatan produksi, konsumsi,
pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari.
11.Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan.”

2.3 . Bagaimana keadaan Indonesia jika tidak ada hukum lingkungan


Sejalan dengan terjadinya pergantian pemerintahan di Indonesia, pada
tahun 2004 yang lalu telah diadakan pemilihan umum untuk pertama kalinya
memilih langsung Presiden RI, dan terpilihlah pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono danJusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden. Dalam
pemerintahannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 20042009. Dalam ketentuan Perpres Nomor 7
Tahun 2005 pada poin 8 tentang Pemenuhan Hak Atas Lingkungan Hidup
dan Sumber Daya Alam, dinyatakan bahwa peningkatan akses masyarakat
miskin dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumber
daya alam dilakukan melalui berbagai program.Program-program tersebut
antara lain (Supriadi, 2008:174-175):
1.Program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan. Di dalam program sumber
daya hutan ini tercakup 2 (dua) hal:
(a)Pengembangan sistem pemanfaatan sumber daya alam yang berpihak
pada masyarakat dan memperhatikan pelestarian hutan;
(b)Pengembangan hutan kemasyarakatan dan usaha perhutanan rakyat.
2.Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Di dalam
program ini tercakup 8 (delapan) hal, yakni:
(a)Restrukturisasi peraturan tentang pemberian Hak Pengelolaan Sumber
Daya Alam;
(b)Penguatan organisasi masyarakat adat/lokal dalam pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup;
(c)Pengembangan dan penyebarluasan pengetahuan tentang pengelolaan
sumber daya alam yang berkelanjutan, termasuk kearifan lokal;
(d)Pengembangan sistem insentif bagi masyarakat miskin yang menjaga
lingkungan;
(e)Pengembangan kerja sama kemitraan dengan lembaga masyarakat
setempat dan dunia usaha dalam pelestarian dan perlindungan sumber daya
alam;
(f)Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain
dalammeningkatkan kemampuan konservasi sumber daya alam;
(g)Rehabilitasi ekosistem (lahan kritis, lahan marginal, hutan bakau,
terumbu karang, dan lain lain) berbasis masyarakat;
(h)Meningkatkan dan mengefektifkan kerja sama antarnegara dalam
mengatasi dan mencegah perdagangan hasil alam yang dilakukan secara
ilegal dan merusak alam.
3.Program pengembangan Kapasitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup. Di dalam program ini terdapat 5 (lima) hal yang menjadi sorotan,
yaitu:
(a)Pengembangan sistem pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat;
(b)Pengembangan sistem pengelolaan sumber daya alam yang memberikan
hak kepada masyarakat secara langsung;
(c)Berorientasi kerja sama dengan perusahaan multinasional yang
memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup agar lebih berpihak
pada masyarakat miskin;
(d)Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dalam
meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan;
(e)Meningkatkan dan mengefektifkan kerja sama antarnegara dalam
mengatasi dan mencegah perdagangan hasil alam yangdilakukan secara
ilegal dan merusak alam.
4.Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup. Di dalam program
ini mencakup: Peningkatan peran sektor informal khususnya pemulung dan
lapak dalam upaya pemisahan sampah;
5.Penegakan hukum bagi pihak yang merusaksumber daya alam dan
lingkungan hidup;Kerja sama dan tukar pengalaman dengan negara lain dan
lembaga internasional dalam mengatasi dan mencegah pencemaran
lingkungan hidup dan mengembangkan kode etik global bagi perusahaan
multinasional.Saat ini kebijakan lingkungan hidup Indonesia untuk jangka
panjang mengacu pada Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) dalam 20 tahun ke depan
dalam berbagai aspek/sektor pembangunan sebagai upaya menyebarkan dan
mencapaitujuan nasional sebagaimana tersebut dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar 1945. Adapun misi jangka panjang Indonesia yang
berkaitan dengan lingkungan hidup ada pada Visi dan Misi Pembangunan
Nasional 20052025, pada butir ke 6, yaitu: “Mewujudkan Indonesiaasri dan
lestari”. Dalam rangka mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari sasaran
dan arah pembangunan Lingkungan Hidup yang digariskan dalam RPJP
20052025 sesuai UndangUndang No. 27 tahun 2007 tentang RPJP telah
ditetapkan oleh pemerintah.Sasaran RPJP 20052025 tentang lingkungan
hidup menurut UndangUndang No. 27 Tahun 2007, sebagai berikut
(Presiden RI, 2007):“Sasaran RPJP 20052025 khususnya Lingkungan Hidup
1.Membaiknya pengelolaan dan penggunaan SDA dan pelestarian fungsi LH
yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi daya dukung dan
kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan sosial dan
ekonomi secara serasi, seimbang dan lestari.
2.Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan SDA untuk
mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan.
3.Meningkatnya kesadaran, sikap mental dan perilaku masyarakat dalam
pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi LH untuk menjaga kenyamanan
dan kualitas kehidupan.”Arah kebijakan RPJP 2005-2025 tentang
lingkungan hidup menurut Undang-UndangNo. 27 Tahun 2007 yaitu
(Presiden RI, 2007):“Arah RPJP 2005-2025 khususnya Lingkungan Hidup
1.Mendayagunakan SDA yang terbarukan. SDA terbarukan dimanfaatkan
secara rasional, optimal, efisien dan bertanggung jawab dengan
menggunakan seluruh fungsi dan manfaat secara seimbang.
2.Mengelola SDA yang tidak terbarukan. Pengelolaan SDA tak terbarukan,
seperti bahan tambang, mineral, dan sumber energi diarahkan untuk tidak
dikonsumsi secara langsung, melainkan diperlakukan sebagai masukan, baik
bahan baku maupun bahan bakar, untuk proses produksi yang dapat
menghasilkan nilai tambah optimal di dalam negeri.
3.Menjaga keamanan ketersediaan energi. Menjaga keamanan ketersediaan
energi diarahkan untuk menyediakan energi dalam waktu yang terukur
antara tingkat ketersediaan sumbersumber energi dan tingkat kebutuhan
masyarakat.
4.Menjaga dan melestarikan sumber daya air. Pengelolaan diarahkan
menjamin keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi
daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah.
5.Mengembangkan sumber daya kelautan. Pembangunan ke depan perlu
memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah laut yang sangat
luas. Pemanfaatan sumber daya tersebut melalui pendekatan multisektor,
integratif dan komprehensif untuk meminimalkan konflik dan tetap menjaga
kelestariannya.
6.Meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan SDA tropis yang unik dan
khas. Deversifikasi produk dan inovasi pengolahan hasil SDA terus
dikembangkan agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang memiliki
nilai tambah tinggi.
7.Memperhatikan dan mengelola keragaman jenis SDA yang ada di setiap
wilayah. Pengelolaan SDA untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal, mengembangkan wilayah strategis dan cepat tumbuh serta
memperkuat daerah dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
8.Mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi geologi Indonesia.
Mengembangkan kemampuan sistem deteksi dini, sosialisasi dan desiminasi
informasi terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada masyarakat.
9.Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pembangunan
ekonomi diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan yang ramah
lingkungan. Pemulihan kondisi lingkungan untuk meningkatkan daya
dukung lingkungan.
10.Meningkatkan kapasitas pengelolaan SDA dan LH. Meliputi:
peningkatan kelembagaan, penegakan hukum, SDM yang berkualitas,
penerapan etika lingkungan, internalisasi etika lingkungan dalamkegiatan
produksi, konsumsi, pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari.
11.Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan.”
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa hukum lingkungan merupakan seperangkat peraturan
yang mengatur mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Yang
mengandung kaidah hukum yang bertujuan mengatur prilku dan perbuatan
manusia untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan
mutunya demi untuk menjamin kelestariannya mendatang.

Keberadaan lingkungan hidup sangatlah penting bagi kehidupn manusia


yang dimana semua kegiatan manusia berkaitan tentang lingkungan.karena
itu hukum lingkungan sangat amat penting bagi manusia, manusia tidak
akan bertahan hidup jika memiliki lingkungan yang tidak layak huni dengan
adanya hukum lingkungan ini membuat kita sadar akan pentingnya menjaga
lingkungan.banyak ketentuan hukum yang mengatur tentang perlindungan
lingkungan,yaitu UU nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,UU
nomor 19 nomor 19 tentang pengesahan Stockholm convention on persisten
organics pollutants {konvensi Stockholm tentang bahan pencemar organic
yang persisten organics 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.

3.2 Saran
Adanya hambatan yang dihadapi di lingkungan saat pelaksanaan
penanggulangan pencemaran lingkungan diharapkan semua masyarakat ikut
serta dalam mengatasi masalah sehingga teratasi dengan mudah, sehingga
dapat melaksanakan kegiatan dengan baik dan menghasilkan yang lebih
maksimal.
DAFTAR PUSAKA
Hardjasoemantri, K. 2006. Hukum Tata Lingkungan. Edisi Kedelapan. Cetakan
Kesembilan Belas. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005. Bab 32 tentang Perbaikan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup.
Presiden RI. 2007. UU No 27 Tahun 2007 tentang RPJP 20052025. Setneg
RI.Riana, T. 2009. Hukum Lingkungan dalam Bidang Ilmu Hukum. Diunduh
Melalui <http://riana.tblog.com/archive/2009/03>. [12/01/09].Santosa, M. A.
2001. Good Governance dan Hukum Lingkungan. ICEL. Jakarta: YLBHI.
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi Lingkungan dan Pembangunan.Jakarta:
Djambatan.Soerjani. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan
dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Supriadi. 2008. Hukum Lingkungan di Indonesia, Sebuah Pengantar. Jakarta:
Sinar Grafika.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
2.1 PERMASALAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DIINDONESIA
2.2. Kebijakan Hukum PengelolaanLingkungan Hidup di Indonesia………….
2.3 Bagaimana keadaan Indonesia jika tidak ada hukum lingkungan

BAB III PENUTUP………………………………………………………………


A.KESIMPULAN……………………………………………………………...
B.SARAN………………………………………………………………………

DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai