Anda di halaman 1dari 7

SWABUMI VOL IV No.

2, September 2016 ISSN 2355-990X

PENERAPAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK


PENENTUAN CALON PENERIMA BEASISWA
PADA SMK PASIM PLUS SUKABUMI

Rizal Amegia Saputra1) ,Shinta Ayuningtias2)


1)
Program Studi Komputer Akuntansi
Akademik Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK BSI Sukabumi)
Jl. Cemerlang No.8 Sukakarya Sukabumi
rizal.rga@bsi.ac.id
2)
Program Studi Sistem Informasi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri (STMIK Nusa Mandiri)
Jl. Veteran II No.20A Sukabumi
shintaay2909@nusamandiri.ac.id

ABSTRACT
Every institution in particular school lots of scholarship devoted to students, whether or not capable of
achieving good results. The scholarship is intended to help ease the burden of costs for students who get it. With
a large number of students who apply to receive scholarships and criteria of assessment that much anyway, so
not all students who apply for scholarships can be granted. SMK Pasim Plus Sukabumi does not yet have a
system which can assist in the determination of scholarship recipients more effectively and efficiently. The Naïve
Bayes algorithm method is expected to be able to assist in the determination of the prospective grantee. Naïve
Bayes algorithm is one method of data mining contains ten classification data mining is most popular among
the other algorithm-the algorithm. Naïve Bayes method also assessed potential both in classifying documents
than other classification methods in terms of accuracy and computational efficiency. From the test results by
measuring the performance of the naïve Bayes algorithm using the method of testing the Confusion Matrix and
ROC Curve, the naïve Bayes algorithm is known that have Accuracy namely 96.67% by value of the AUC that is
0.990. See the value of the naïve Bayes algorithm AUC the naïve Bayes algorithm, then include the group
classification is very good, because the results of his AUC values between 0.90-1.00. naïve Bayes algorithm for
it is expected to produce a decent Scholarship candidates, so that the school can help in taking decisions more
quickly, more effectively and efficiently..
Keywords: Scholarship, Data mining, Naïve Bayes, Web

1. PENDAHULUAN penerima beasiswa secara otomatis sesuai dengan


1.1. Latar Belakang kriteria-kriteria yang telah ditentukan [5].
Disetiap lembaga pendidikan khususnya sekolah SMK Pasim Plus Sukabumi memiliki program
banyak sekali beasiswa yang ditujukan kepada siswa, pemberian beasiswa untuk siswa yang berprestasi
baik yang berprestasi maupun yang tidak mampu. namun memiliki keterbatasan finansial. Kriterian
Beasiswa ditujukan untuk membantu meringankan penilaian yang ditetapkan pun cukup banyak,
beban biaya bagi siswa yang mendapatkannya. Dari diantaranya penghasilan orangtua, pekerjaan orangtua,
bantuan tersebut, seorang siswa dapat memenuhi jumlah tanggungan, nilai rata-rata raport dan
kebutuhan pokok selama masa studi [5]. Untuk peringkat dikelas. Dalam hal penentuan penerima
mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai beasiswa, SMK Pasim Plus Sukabumi belum
dengan aturan yang ditetapkan. Kriteria yang memiliki suatu sistem yang dapat membantu dalam
ditetapkan antara lain indeks prestasi akademik, penentuan penerima beasiswa secara lebih efektif dan
penghasilan orangtua, jumlah saudara kandung, efisien. Penentuan penerima beasiswa di SMK Pasim
jumlah tanggungan orangtua, semester dan lain lain Plus Sukabumi masih dilakukan secara konvensional,
[8]. yaitu dengan memeriksa satu persatu berkas
Banyaknya jumlah siswa yang mengajukan pengajuan pemberian beasiswa yang mengakibatkan
permohonan untuk menerima beasiswa dan kriteria pihak sekolah menjadi kesulitan dalam mengambil
penilaian yang banyak pula maka tidak semua siswa keputusan dan waktu yang diperlukan menjadi lama.
yang mengajukan permohonan beasiswa dapat Maka dari itu diperlukan suatu sistem atau aplikasi
dikabulkan. Permasalahan yang biasanya dihadapi yang dapat membantu pihak sekolah dalam
oleh sekolah sehubungan dengan penentuan beasiswa mengambil keputusan penentuan penerima beasiswa.
adalah tidak adanya sistem yang dapat membantu Penelitian ini akan menerapkan algoritma Naïve
untuk melakukan penyeleksian atau penentuan Bayes dalam penentuan calon penerima beasiswa.

114
SWABUMI VOL IV No.2, September 2016 ISSN 2355-990X

Naïve Bayes merupakan sebuah pengklasifikasian 2. Selectingand creating a dataset, merupakan


probabilistik sederhana yang menghitung sekumpulan tahapan memilih dan menambahkandata pada
probabilitas dengan menjumlahkan frekuensi dan objek penelitian.
kombinasi nilai dari dataset yang diberikan [10]. 3. Preproccesing and Cleansing, pada tahap ini
Algoritma Naïve Bayes adalah salah satu metode data dilakukan pemilihan data yang lengkap, tepat dan
mining yang termasuk kedalam sepuluh klasifikasi sesuai. Dan dilakukan proses pembersihan data,
data mining yang paling popular diantara algoritma- dimana informasi yang ganda atau tidak
algoritma lainnya[11]. Metode Naïve Bayes juga dibutuhkan akan dibuang.
dinilai berpotensi baik dalam mengklasifikasi 4. Transformation, data diubah atau digabung ke
dokumen dibandingkan metode pengklasifikasian dalam format yang sesuai untuk diproses dalam
yang lain dalam hal akurasi dan efisiensi komputasi data mining.
[10]. 5. Pemilihan tugas data mining yang tepat, pada
tahap ini ditentukan tipe data mining yang akan
1.2. Identifikasi Masalah digunakan.
1. Banyaknya jumlah siswa yang mengajukan 6. Memilih algoritma data mining, pada tahap ini
permohonan untuk mendapat beasiswa. Sehingga dilakukan pemilihan algoritma yang paling tepat.
penentuan penerima beasiswa kurang efektif dan 7. Menggunakan algoritma data mining, pada tahap
efisien. ini dilakukan penerapan algoritma data mining
2. Mengetahui akurasi klasifikasi penerimaan yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya.
beasiswa pada algoritma Naïve Bayes. 8. Evaluation, pada tahap ini dilakukan proses
3. Menerapkan algoritma Naïve Bayes dalam evaluasi yang bertujuan untuk menemukan pola-
menentukan calon penerima beasiswa. pola menarik ke dalam basis pengetahuan yang
ditemukan.
2. LANDASAN TEORI 9. Menggunakan pengetahuan yang ditemukan,
2.1 Beasiswa merupakan pemanfaatan hasil data yang telah
Pengertian beasiswa menurut Sihotang adalah menjadi rule baru yang akan diimplementasikan.
pembiayaan yang tidak bersumber dari pendanaan
sendiri atau orangtua, akan tetapi diberikan oleh
pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan, universitas, 2.4Naïve Bayes
serta lembaga pendidik atau peneliti, atau juga dari Naïve Bayes merupakan sebuah pengklasifikasian
kantor tempat seseorang bekerja untuk meningkatkan probabilistik sederhana yang menghitung sekumpulan
kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan probabilitas dengan menjumlahkan frekuensi dan
[12]. Sedangkan menurut Putra dan Hardiyanti kombinasi nilai dari dataset yang diberikan [10].
beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan Menurut Bustami dalam Saleh Naïve Bayes
yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan merupakan pengklasifikasian dengan metode
untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan probabilitas dan statistik yang dikemukakan oleh
yang ditempuh [8]. ilmuwan inggris Thomas Bayes, yaitu memprediksi
peluang di masa depan berdasarkan pengalaman di
2.2 Data Mining masa sebelumnya [10]. Metode Naïve Bayes juga
Menurut Larose dalam Widodo dkk data mining dinilai berpotensi baik dalam mengklasifikasikan
adalah analisa terhadap data (biasanya data yang dokumen dibandingkan dengan metode
berukuran besar) untuk menemukan hubungan yang pengklasifikasian lain dalam hal akurasi dan efisiensi
jelas serta menyimpulkan yang belum diketahui komputasi [10].
sebelumnya dengan cara terkini dipahami dan berguna Menurut Bustami dalam Saleh persamaan
bagi pemilik data tersebut [17]. dari teorema Bayes adalah[10]:

2.3 Knowledge Discovery Data (KDD) 𝑃(𝑋\𝐻). 𝑃(𝐻)


Data mining merupakan bagian dari Knowledge P(H\X) =
𝑃(𝑋)
Discovery Data (KDD) yang merupakan proses Dimana:
ekstraksi informasi yang berguna, tidak diketahui
X : Data dengan class yang belum diketahui
sebelumnya dan tersembunyi dari data [17]. Menurut
H : Hipotesis data merupakan suatu class yang
Priyadharsini dan Thanamani proses knowledge
spesifik
discovery adalah berulang dan interaktif, yang terdiri P(H\X) : Probabilistik hipotesis H berdasar kondisi X
dari sembilan langkah [7]: (posteriori probabilistik)
1. Pembentukan pemahaman domain aplikasi, pada P(H) : Probabilistik hipotesis H (prior probabilitas)
tahap ini dilakukan pemahaman terlebih dahulu
P(X\H) : Probabilistik hipotesis X berdasar kondisi
hasil yang akan dicapai, bahasan dan bidang yang
pada hipotesis H
akan dikerjakan.
P(X) : Probabilitas X

115
SWABUMI VOL IV No.2, September 2016 ISSN 2355-990X

3. METODOLOGI PENELITIAN diolah dan di uji dalam pengujian pada algoritma


3.1. Jenis Penelitian Naïve Bayes. Kemudian pengujian Rule yang
Didalam penelitian ini digunakan penelitian diperoleh algoritma Naïve Bayes tersebut selanjutnya
dengan metode eksperimen dengan menggunakan data diuji dengan Confusion Matrix dan Kurva Receiver
siswa yang mengajukan beasiswa di “SMK Pasim Operating Characteristic (ROC) untuk mengukur
Plus Sukabumi” sejumlah 68 orang, yang terdiri dari tingkat akurasi yang akan dihasilkan.
25 siswa yang dinyatakan lulus seleksi dan 43 Dengan pengujian diatas dapat diperoleh nilai akurasi
diantaranya yang dinyatakan tidak lulus seleksi. dari rule algoritma Naïve Bayes. Sehingga dapat
diterapkan pada Graphical User Interface (GUI)
3.2. Metode Pengumpulan Data dengan baik. Selanjutnya aplikasi yang dibuat akan
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dievaluasi untuk menghasilkan pengetahuan
yang digunakanadalah metode pengumpulan data (knowledge) baru.
sekunder. Data utama diperoleh dari data siswa yang Dalam penelitian ini pengujian data menggunakan
lulus seleksi beasiswa dan yang tidak lulus seleksi metode eksperimen dengan model Cross Industry
beasiswa, sedangkan data pendukung lainnya didapat Standard Process for Data Mining (CRISP-DM)
dari buku, jurnal dan publikasi lainnya. yang terdiri dari enam tahap, yaitu [11]:
1. Tahap Pemahaman Bisnis (Business
3.4. Instrumen Penelitian Understanding)
Instrument penelitian yaitu sebagai berikut: Berdasarkan dari data penerima beasiswa tahun 2013-
1. Penelitian ini menggunakan Data sekunder berupa 2015siswa yang dinyatakan lulus menjadi penerima
data siswa yang lulus seleksi dan tidak lulus beasiswa berjumlah 25 orang, dengan memanfaatkan
seleksi yang akan digunakan sebagai instrumen teknik klasifikasi pada data mining model Naïve
guna memperoleh data dalam proses menentukan Bayes maka proses penyeleksian beasiswa dapat
calon penerima beasiswa. menjadi lebih efisien dan efektif.
2. Perangkat lunak yang digunakan untuk
menganalisis adalah Rapidminer dan Graphical 2. Tahap Pemahaman Data (Data Understanding)
User Interface (GUI) untuk menguji rule Data yang digunakan adalah data sekunder, yang
algoritma terpilih adalah PHP. didapat dari data siswa yang mengajukan permohonan
beasiswa, didalam data tersebut dapat diketahui status
3.5. Metode Analisis dan Pengujian Data siswa yang lulus seleksi dan tidak lulus seleksi yang
Teknik Analisis data menggunakan data terdiri dari 8 atribut predictor dan 1 atribut hasil.
Kuantitatif berupa matematika terhadap angka atau Atribut-atribut yang menjadi parameter terlihat pada
numerik dan nominal. Pada penelitian ini, analisa data Tabel 3.1
dilakukan melalui data siswa SMK dengan nilai rata-
rata siswalulus seleksi dan tidak lulus seleksi, data

Tabel 3.1 Atribut dan Nilai Kategori Seleksi Beasiswa

116
SWABUMI VOL IV No.2, September 2016 ISSN 2355-990X

3. Tahap Data Persiapan (Data Preparation)


Jumlah data yang diperoleh pada penelitian ini Tahap ini juga disebut tahap learning karena pada
sebanyak 68record, baik siswa yang lulus seleksi tahap ini data diklasifikasikan oleh model dan
maupun yang tidak lulus seleksi, akan tetapi data kemudian menghasilkan sejumlah aturan. Pada
tersebut masih mengandung duplikasi dan anomali penelitian ini, pembuatan model menggunakan
atau inkonsisten data. Untuk mendapatkan data yang algoritma Naïve Bayes.
berkualitas, ada beberapa teknik preprocessing yang
digunakan yaitu [11]: 5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
a.Data Validation, untuk mengidentifikasi dan Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap
menghapus anomali dan inkonsistensi data. model-model untuk mendapatkan informasi model
Anomali dan inkonsistensi data dapat terjadi yang akurat. Evaluasi dan validasi menggunakan
dikarenakan adanya missing values dan juga metode Confision Matrix dan kurva ROC.
karena data yang dipakai mengandung nilai-nilai
yang salah atau disebut noise atau outlier. 6. Tahap Deployment
b.Data Integration and Transformation, untuk Pada tahap ini diterapkan algoritma Naïve Bayes
meningkatkan akurasi dan efisiensi algoritma. Data pada GUI yang akan diterapkan pada instansi terkait.
yang digunakan dalam penulisan ini kategorikal.
c. Data size reduction and dicretization, untuk 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
memperoleh data set dengan jumlah atribut dan 4.1. Hasil Pengujian Model
record yang lebih sedikit tetapi bersifat informative. Dalam membuat model Naive Bayes terlebih
Didalam data training yang digunakan dalam dahulu kita mencari probabilitas hipotesis untuk
penelitian ini, dilakukan penghapusan data masing-masing Kelas P(H). Hipotesis yang ada yaitu
duplikasi angka menggunakan toolsMs. Excel 2010. siswa yang lulus seleksi beasiswa dan siswa yang
tidak lulus seleksi beasiswa. Data yang digunakan
Setelah dilakukan preprocessing data yang adalah data utama yang diperoleh dari data beasiswa
didapat dari data internal sekolah sebanyak 68 SMK Pasim Plus Sukabumi, dengan total data yaitu
record direduksi dengan menghilangkan duplikasi 58 data. 25 siswa yang lulus seleksi dan 33 siswa
menjadi 58record, 33recordTidak Lulus Seleksi dan yang tidak lulus seleksi, perhitungan probabilitas
25Lulus Seleksi. yaitu seperti dibawah ini:

4. Tahap Pemodelan (Modelling)

Table 4.1. Probabilitas Prior

117
SWABUMI VOL IV No.2, September 2016 ISSN 2355-990X

P(Terima) = 25:58 = 0,4310344827586207 Tabel 4. 1 Model Confusion Matrix untuk Metode


P(Tidak) = 33:58 = 0,5689655172413793 Algortima Naïve Bayes
Accurasy : 96.67%
Setelah probabilitas untuk tiap hipotesis
true true class
diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung
ya tidak precision
probabilitas kondisi tertentu (probabilitas X)
berdasarkan probabilitas tiap hipotesis (probabilitas Pred.ya 25 2 92.59%
H) atau dinamakan probabilitas prior. Hasil
pred.tidak 0 41 100%
perhitungan probabilitas prior dengan menggunakan
Naïve Bayes dapat dilihat pada tabel dibawah ini: class recall 100% 95.35%

Nilai accuracy, precision dan recall dari data Dibawah ini adalah perhitungan manual untuk
tranning dapat dihitung dengan menggunakan Rapid mencari nilai accuracy, sensitivity, specificity, PPV
Miner. Setelah diuji coba dengan metode cross dan NPV :
validation, didapat hasil pengukuran terhadap data
Accuracy TY+TT 25+41
training yaitu accuracy=96,67% precision=100% = =
TY+TT+FY+FT 25+41+2+0
danrecall=94,17%.
0,970588
4.2. Evaluasi Model Confusion Matrix Sensitivity TY 25
= = 0,999999
Tabel 4.1 adalah perhitungan berdasarkan data TY+FT 25+0
training , diketahui dari 70 data, 25 diklasifikasikan
Specificity TT 41
YA sesuai dengan prediksi yang dilakukan dengan = = 0,953488
TT+FY 41+2
metode Algoritma Naïve Bayes, 2 data diprediksi
YA tetapi ternyata hasilnya TIDAK, 41 data class TY 25
TIDAK diprediksi sesuai. PPV = = 0,926666
TY+FY 25+2

NPV TT 41
= = 0,999999
TT+FT 41+0

4.3.Kurva ROC (Receiver Operating Characteristic)


Hasil perhitungan kurva ROC untuk Algoritma Naïve Bayes dengan menggunakan data tranning hasilnya
sebesar 0.990 dan dapat dilihat bentuk dari kurvanya seperti dibawah ini:

Gambar 4.1. Kurva ROC Menggunakan Data Training

Gambar 4.1. menunjukan bahwa hasil algoritma Naïve Bayes mendapatkan nilai 0.990, dimana nilai tersebut
menunjukan nilai AUC klasifikasi sangat baik, dikarenakan memiliki nilai diantara 0.90 – 1.00 [16].

118
SWABUMI VOL IV No.2, September 2016 ISSN 2355-990X

4.4. Deployment
Dalam penerapan pada GUI yang dibuat, data yang digunakan sebanyak 58 record. Gambar 4.2
menggambarkan bentuk GUI untuk menentukn calon penerima beasiswa, berikut bentuk dari GUI yang dibuat:

Gambar 4.2 GUI Sistem Penentuan Calon Penerima Beasiswa

4.5. Implikasi Penelitian (Desiminasi) agar hasil dari penelitian ini


Hasil dari penelitian ini akan membawa dampak dapat tersosialisasi dengan baik.
pada aspek sistem, aspek manajerial maupun terhadap c. Pelatihan terhadap calon pengguna diperlukan,
penelitian selanjutnya.
agar hasil penelitian ini dapat dimengerti dan
1. Aspek Sistem
Hasil penelitian ini dapat diterapkan dengan diterapkan.
adanya dukungan sistem yang berjalan dengan d. Penerapan hasil penelitian ini merupakan
baik, sehingga pihak yang berkepentingan langkah yang terpenting. Jika langkah ini
dalam hal ini sekolah dapat menggunakan hasil tidak dilakukan, maka hasil penelitian yang
penelitian ini untuk menentukan calon penerima telah dilakukan tidaklah berguna.
beasiswa secara lebih efektif dan efisien. 3. Penelitian Lanjutan
Diperlukan sarana dan prasana yang memadai Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan
yang terdiri dari Hardware, Software (sistem cara seperti berikut:
operasi dan aplikasi yang dibuat pada tahap a. Hasil penelitian dapat diterapkan pada instansi
deployment), dan infrastruktur lainnya guna pendidikan.
memberikan hasil yang terbaik b. Melakukan proses feature selection yang dapat
2. Aspek Manajerial meningkatkan akurasi dari algoritma data
Agar hasil penelitian ini dapat diterapkan dengan mining.
baik, perlu adanya langkah-langkah yang harus c. Mengkomprasi dengan metode data mining
dilakukan diantaranya adalah: lainnya seperti Support Vector Machine, K-
a. Pembuatan Standard Operasional Procedure Nearest Neighbor, CART dan lainya.
perlu dilakukan agar penerapan hasil d. Penelitian dapat dikembangkan dengan
penelitian ini sesuai dengan tujuan yang mengoptimasikan algoritma terpilih.
diharapkan. Seperti Particle Swarm Optimization, Genetic
b. Berdasarkan Standard Operasional Procedure Algorithm dan lainnya.
yang dibuat, perlu adanya penyuluhan e. Grapic User Interface (GUI) perlu dikembangkan
mengikuti perkembangan IPTEK, salah satunya
yaitu GUI berbasis Mobile Computing.

119
SWABUMI VOL IV No.2, September 2016 ISSN 2355-990X

5. KESIMPULAN 2. Menambahkan jumlah data yang lebih besar


Dalam penelitian ini dilakukan pengujian model dan atribut yang lebih banyak, sehingga hasil
algoritmaNaïve Bayes, hasil evaluasi dan validasi, pengukuran yang akan didapatkan lebih baik lagi.
diketahui bahwa Naïve Bayesmemiliki nilai accuracy 3. Melakukan pengembangan dengan feature
dan AUC cukup tinggi yaitu sebesar 96,67%. Dengan selection seperti genetic algorithm, chi square,
demikian, metode Naïve Bayesmerupakan metode dan metode feature selection lainnya. untuk
yang cukup baik dalam menentukan calon penerima menyeleksi atribut yang berpengaruh kuat,
beasiswa secara lebih efektif dan efisien. sehingga atribut yang dipakai hanya sedikit
Grapic User Interface (GUI) yang dibuat namun tidak mengurangi akurasi dari algoritma
diterapkan pada pihak sekolah untuk menyeleksi yang digunakan.
calon penerima beasiswa. 4. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan
Agar penelitian ini bisa ditingkatkan, berikut mengoptimalkan parameter dengan Particle
adalah saran-saran yang diusulkan: Swarm Optimization, Genetic Algorithmdan
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan lainnya.
pada instansi pendidikan, khususnya pada 5. Grapic User Interface (GUI) perlu dikembangkan
sekolah/tempat riset dilakukan, untuk lebih mengikuti kemajuan IPTEK, seperti GUI yang
meningkatkan efesiensi dan kecepatan dalam berbasis mobile computing dan lainnya.
penentuan calon penerima beasiswa.

DAFTAR PUSTAKA Informatika Budi Darma, 6.


[13] Swastika, W. (2006). PHP 5 & MySQL 4.Jakarta:
[1] Aditya, A. N. (2011). Jago PHP & MySQL. Dian Rakyat.
Bekasi: Dunia Komputer.
[14] Syahrizal, M. (2012). Perancangan Sistem
[2] Azis, S. (2013). Gampang & Gratis Membuat Aplikasi Pembuatan Roster Mata KuliahPada
Website:Untuk Web Personal. Jakarta Pusat: Perguruan Tinggi.
Kunci Komunikasi.
[15] Wajhillah, R. (2015). Optimasi Algoritma
[3] Dika, H. (2015). Kajian Perancangan Rule Klasifikasi C4.5 Berbasis Particle Swarm
Kenaikan Gaji Pada PT. ABC . Simetris, 219. Optimization UntukPrediksi Penyakit Jantung.
[4] Ellitan, L., & Anatan, L. (2007). Sistem Swabumi, 27.
Informasi Manajemen: Konsep dan Praktis. [16] Wasiati, H., & Wijayanti, D. (2014).Sistem
Bandung: Alfabeta, CV. Pendukung Keputusan PenentuanKelayakan
[5] Gunawan, Kesuma, R. P., & Wigati, R. R. Calon Tenaga Kerja IndonesiaMenggunakan
(2013). Pengembangan Sistem Penunjang Naive Bayes. IJNS, 45.
Keputusan Penentuan Pemberian Beasiswa [17] Widodo, P. P., & Herlawati.
Tingkat Sekolah. JSM STMIK Mikroskil. (2011).Menggunakan UML.
[6] MADCOMS. (2009). Adobe Dreamweaver CS4. Bandung:Informatika.
Yogyakarta: Penerbit ANDI. [18] Widodo, P. P., Handayanto, R. T., &Herlawati.
[7] Priyadharsini, C., & Thanamani, A. S.(2014). An (2013). Penerapan Data MiningDengan Matlab.
Overview of Knowledge Discovery Database and Bandung: Rekayasa Sains.
Data Mining Technique. IJIRCCE, 1572., 2012. [19] Yakub. (2008). Sistem Basis Data
[8] Putra, A., & Hardiyanti, D. Y. (2011).Penentuan TutorialKonseptual. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Penerima Beasiswa DenganMenggunakan
FuzzyMultiple AtributeDecission Making. JSI,
287.2009.
[9] Rosa, S. A., & Shalahudin, M. (2013).Rekayasa
Perangkat Lunak.Bandung: Informatika.
[10] Saleh, A. (2015). Implementasi
MetodeKlasifikasi Naïve Bayes Dalam
Memprediksi Besarnya Penggunaan
ListrikRumah Tangga. Citec Journal, 209.
[11] Saputra, R. A. (2014). Penerapan
AlgoritmaNaive Bayes Untuk Prediksi
PenyakitTuberculosis. Swabumi, 19.
[12] Sihotang, F. (2013). Sistem
PendukungKeputusan Penerima
BeasiswaDengan Metode TOPSIS.Pelita

120

Anda mungkin juga menyukai