Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN RUPTUR PRENIUM


SOP No. Dokumen :440/ /PKM-
BL/SOP/I/2023

No Revisi : 01
Tanggal Terbit
Halaman : 1/4
Yusrizal
UPT Puskesmas
NIP.
Bayung Lencir
197511241996031001

1. Pengertian Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya perineum yang


terjadi pada persalinan pervaginam. Diperkirakan lebih dari 85%
wanita yang melahirkan pervaginam mengalami ruptur perineum
spontan, yang 60% - 70% di antaranya membutuhkan penjahitan
(Sleep dkk, 1984; McCandlish dkk, 1998).

2. Tujuan Memberikan panduan tatalaksana pada pasien rupture perineum


tingkat 1 dan 2.
Keputusan Kepala UPT Puskesmas bayung lencir nomor
440/263/UKP/SK/III/2017 tentang penyusunan rencana layanan
3. Kebijakan
klinis dan layanan terpadu yang efektif, efisien, dan
berkesinambungan di Puskesmas Bayung Lencir.
4. Referensi Buku Asuhan Persalinan Normal
5. Alat dan Bahan 1) Spuit 5 cc dan 10 cc di masukkan ke dalam bak instrumen
2) 1 Ampul Mgso4
3) Alkohol sweb
4) Apron,masker,kacamata
5) Sarung tangan
6. Langkah -
Langkah  Petugas memanggil pasien.
 Dilakukan anamnesa :
Keluhan utama : Terdapat perdarahan jalan lahir.
 Dilakukan Pemeriksaan Vital Sign :
a. Pengukuran tekanan darah.
b. Pengukuran suhu.
c. Pengukuran nadi dan pernapasan.
 Dilakukan Pemeriksaan Fisik :
a. Apakah ada robekan pada perineum.
b. Apakah ada perdarahan yang bersifat arterial atau

1
merembes.
c. Pemeriksaan colok dubur untuk menilai derajat
robekan perineum.
 Penegakan diagnosa
a. Derajat I : Bila robekan hanya terjadi pada selaput
lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum.
b. Derajat II : Robekan mengenai selaput lendir vagina
dan otot perinea transversalis tetapi tidak merusak
otot sfingter ani.
 Penatalaksanaan Ruptur
 Derajat I : Tidak perlu dilakukan penjahitan.
 Derajat II :
a. Pastikan pasien tidak alergi terhadap lidokain atau
obat-obatan sejenis.
b. Cuci tangan 6 langkah.
c. Suntikan lidokain 0.5% dibawah mukosa vagina, di
bawah kulit perineum dan pada otot-otot
perineum.
d. Tunggu 2 menit.
e. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan
benang 2-0 lihat ke dalam luka untuk mengetahui
letak ototnya.
f. Cari lapisan subkutis persis dibawah lapisan kulit
lanjutkan dengan jahitan sub kutikuler kembali ke
atas vagina. akhiri dengan simpul mati pada
bagian dalam vagina.
g. Potong kedua ujung benang sisakan masing-
masing 1 cm.
h. Jika robekan cukup luas dan dalam lakukan colok
dubur dan pastikan tidak ada bagian rektum yang
terjait.
 Penatalaksanaan Farmakologis
 Pemberian antibiotik dan pereda nyeri.Petugas
memanggil pasien.
 Dilakukan anamnesa :
Keluhan utama : Terdapat perdarahan jalan lahir.
 Dilakukan Pemeriksaan Vital Sign :

2
d. Pengukuran tekanan darah.
e. Pengukuran suhu.
f. Pengukuran nadi dan pernapasan.
 Dilakukan Pemeriksaan Fisik :
d. Apakah ada robekan pada perineum.
e. Apakah ada perdarahan yang bersifat arterial atau
merembes.
f. Pemeriksaan colok dubur untuk menilai derajat
robekan perineum.
 Penegakan diagnosa
c. Derajat I : Bila robekan hanya terjadi pada selaput
lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum.
d. Derajat II : Robekan mengenai selaput lendir vagina
dan otot perinea transversalis tetapi tidak merusak
otot sfingter ani.
 Penatalaksanaan Ruptur
 Derajat I : Tidak perlu dilakukan penjahitan.
 Derajat II :
i. Pastikan pasien tidak alergi terhadap lidokain atau
obat-obatan sejenis.
j. Cuci tangan 6 langkah.
k. Suntikan lidokain 0.5% dibawah mukosa vagina, di
bawah kulit perineum dan pada otot-otot
perineum.
l. Tunggu 2 menit.
m.Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan
benang 2-0 lihat ke dalam luka untuk mengetahui
letak ototnya.
n. Cari lapisan subkutis persis dibawah lapisan kulit
lanjutkan dengan jahitan sub kutikuler kembali ke
atas vagina. akhiri dengan simpul mati pada
bagian dalam vagina.
o. Potong kedua ujung benang sisakan masing-
masing 1 cm.
p. Jika robekan cukup luas dan dalam lakukan colok
dubur dan pastikan tidak ada bagian rektum yang
terjait.

3
 Penatalaksanaan Farmakologis
 Pemberian antibiotik dan pereda nyeri.Bidan
menyapa pasien dengan ramah.
 Bidan melakukan pengkajian kebidanan yang
meliputi data objektif dan data subjektif serta
menganalisa hasil pengkajian yang dilakukan.
 Bidan menentukan diagnosa kebidanan berdasarkan
hasil analisa pengkajan.
 Bidan menyusun intervensi kebidanan berdasarkan
diagnosa kebidanan yang muncul, meliputi rencana
tindakan kebidanan mandiri dan k

7. Bagan Alir .

Petugas melakukan anamnesa

Melakukan pemeriksaan fisik

Melakukan penatalaksanaan resusitasi


.

Melakukan rujukan bila di perlukan

Mendokumentasikan hasi

8. Hal-hal yang Petugas menjelaskan informasi yang di minta pasien


perlu diperhatikan
9. Unit terkait 1.Ruang persalinan

10.Dokumen 1.Rekam medis


Terkait

4
2.Catatan tindakan

11.Catatan
historis
No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai