Anda di halaman 1dari 18

PENYUSUNAN,

STRUKTUR, DAN
ANATOMI KONTRAK

RADHITYAS SINTA
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MEMBUAT KONTRAK
1. Kewenangan hukum para pihak
2. Perpajakan
3. Alas hak yang sah
4. Masalah keagrariaan
5. Pilihan hukum
6. Penyelesaian sengketa
7. Pengakhiran kontrak
8. Bentuk perjanjian standar
KEWENANGAN HUKUM PARA PIHAK
Kriteria seseorang dikatakan dewasa dan cakap
1. KUH Perdata : dewasa (21 tahun) dan atau sudah kawin = P.330 KUH Perdata
2. UU Perkawinan : dewasa (18 tahun) dan atau sudah menikah = P.47 ayat (1)
3. UU Notaris : dewasa (18 tahun) dan atau sudah menikah = P. 39 dan P.40
4. UU Pemilu : dewasa (17 tahun) dan atau sudah menikah = P.1 angka 34
5. UU Perlindungan anak : dewasa (18 tahun) dan atau sudah menikah = P. 1 ayat (1)
6. UU HAM : dewasa (18 tahun) dan atau sudah menikah = P. 1 ayat (5)
7. UU Ketenagakerjaan : dewasa (18 tahun) dan atau sudah menikah = P. 1 ayat (1)
8. UU Kewarganegaraan : dewasa (18 tahun) dan atau sudah menikah = P. 9 ayat huruf a
9. KHI : ……
PERPAJAKAN
• Transaksi bisnis = transaksi pajak
ALAS HAK YANG SAH
• Kepemilikan atas objek perjanjian

MASALAH KEAGRARIAAN

• Terkait hukum pertanahan


PILIHAN HUKUM
• Berkaitan denga hukum manakah yang akan digunakan dalam pembuatan kontrak

PENYELESAIAN SENGKETA

• Litigasi atau Non Litigasi


PENGAKHIRAN KONTRAK
• Kesepakatan, putusan pengadilan

BENTUK STANDAR KONTRAK


• Timbal balik , sepihak
CONTOH PERJANJIAN
MATERI

1. Analisis syarat sah perjanjian dalam pasal 1320 KUHPerdata


2. Anatomi struktur perjanjian
3. Tahap perencanaan penyusunan kontrak
4. Penyusunan perjanjian bernama (nominat) sepihak
5. Penyusunan perjanjian tidak bernama (innominat) timbal balik
6. Penyusunan perjanjian pokok
7. Penyusunan perjanjian ikutan (accesoir)
• Syarat sah perjanjian dalam pasal 1320 KUHPerdata :
Syarat Subjektif :
• 1. Adanya kesepakatan kedua belah pihak
• Bahwa sebuah perjanjian tersebut terjadi tanpa adanya paksaan, dan atau
ancaman dari pihak siapapun. Namun sebaliknya bahwa sebuah perjanjian haruslah
terjadi dengan adanya kesepakatan yaitu persesuaian pernyataan kehendak antara satu
orang atau lebih dengan pihak lainnya
• 2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum
• Perlu diingat kembali bahwa cakap yang dimaksud disini adalah para pihak yang
melakukan perjanjian haruslah dewasa dan tidak berada di bawah pengampuan. Untuk
lebih jelasnya silakan saudara cari dasar hukum ketentuan tersebut dan bandingkan
dengan subjek yang ada di kasus posisi. Apakah memenuhi syarat subjektif perjanjian
atau tidak
syarat objektif

3. Adanya objek perjanjian


• Yang dimaksud dengan objek perjanjian disini adalah berkaitan dengan jenis
prestasi perjanjian yang diatur dalam pasal 1234 KUHPerdata. Meliputi tiga macam :
memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu. Silakan saudara
tentukan objek perjanjian di soal termasuk jenis prestasi yang mana dan jelaskan lebih
detail. Seperti perjanjian apa yang disepakati, biayanya berapa, jangka waktunya
berapa lama, dan lain sebagainya

4. Adanya kausa yang halal


• Yang dimaksud kausa yang halal di sini adalah objek perjanjian. Apakah dalam
perolehan objek perjanjian tersebut bertentangan dengan Undang-Undang,
kesusilaan, atau ketertiban umum. Sebab apabila objek perjanjian didapat dari
perbuatan yang dilarang, maka akibat hukum perjanjian yang disebut adalah batal
demi hukum. untuk itu cermati dengan teliti dalam kasus posisi.
TARGET :
• Mahasiswa mampu menentukan
bagian-bagian dalam perjanjian
termasuk pula menentukan unsur
penting dalam isi perjanjian
(Essencialia, Naturalia, Accidentalia
BAGIAN PENDAHULUAN

1.Judul kontrak
2.Pembukaan
3.Pihak-pihak dalam kontrak (komparisi)
4.Recital
BAGIAN ISI

1.Unsur Esenssialia
2.Unsur Naturalia
3.Unsur Acidentalia
UNSUR ESENSSIALIA
• Unsur esensialia adalah pokok syarat yang tidak bisa diabaikan dalam perjanjian, harus
ada dalam perjanjian jika tidak ada maka perjanjian tidak sah.
• Misalnya perjanjian jual beli unsur pokoknya harus ada obyek jual beli, kemudian harus
ada harga.
UNSUR NATURALIA
• Unsur naturalia adalah bagian perjanjian yang oleh Undang–undang diatur, tetapi oleh
para pihak dapat diganti, sehingga bagian tersebut oleh Undang–undang diatur dengan
hukum yang sifatnya mengatur atau menambah.
• unsur yang tanpa diperjanjikan secara khusus dalam perjanjian secara diam-diam dengan
sendirinya dianggap ada dalam perjanjian.
• Unsur ini merupakan sifat bawaan (natuur) atau melekat pada perjanjian.
• Misalnya penjual harus menjamin cacat-cacat tersembunyi kepada pembeli.
• Dalam jual beli, Anda sebagai penjual mempunyai 2 (dua) kewajiban yaitu menyerahkan
barangnya dan menanggung barang tersebut (Pasal 1474 KUHPer).
UNSUR ACIDENTALIA
• Unsur aksidentalia atau unsur pelengkap adalah bagian perjanjian yang ditambahkan
oleh para pihak, sementara Undang – Undang sendiri tidak mengatur tentang hal
tersebut.
• Jadi hal yang diinginkan tersebut juga tidak mengikat para pihak karena memang tidak
ada dalam Undang – Undang.
BAGIAN PENUTUP

1.Berisi kalimat penutup


2.Ruang penempatan tanda tangan pihak-
pihak

Anda mungkin juga menyukai