Penelitian Literature - Laili Miftakhul Jannah - 1810201133 - Revisi Setelahsemhas
Penelitian Literature - Laili Miftakhul Jannah - 1810201133 - Revisi Setelahsemhas
Disusun oleh:
LAILI MIFTAKHUL JANNAH
1810201133
Disusun oleh:
LAILI MIFTAKHUL JANNAH
1810201133
i
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun oleh :
LAILI MIFTAKHUL JANNAH
1810201133
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas „Aisyiyah
Dewan Penguji:
ii
HUBUNGAN PENGETAHUAN
MINUM OBAT
lailimj00@gmail.com , prastiwi.puji@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang: Data dari WHO 2016 menyatakan bahwa terdapat 21 juta penderita
skizofrenia, dan data dari Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat 6,7/1000 rumah
tangga menderita skizofrenia. Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa
penderita skizofrenia tidak meminum obat dengan rutin sebanyak 48,9%.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga
dengan kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia.
Metode: Penelurusan literature dilakukan dengan menggunakan database Google
Scholar dan Pubmed (1 Januari 2016 – 31 Desember 2021). Kata kunci yang
digunakan asalah dalam bahasa Inggris “Family Knowledge AND Medication
Compliance AND Schizophrenic”. Sedangkan dalam bahasa Indonesia “Pengetahuan
Keluarga dan Kepatuhan Minuman obat dan Skizofrenia”.
Hasil: Analisa didapatkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan keluarga dengan
kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia. Pengetahuan yang baik akan
berpengaruh dalam kepatuhan menjadi patuh minum obat pada pasien skizofrenia,
sebaliknya apabila pengetahuan keluarga kurang maka kepatuhan minum obat pada
pasien skizofrenia menurun.
Kesimpulan: Literature review ini adalah kepatuhan minum obat pada pasien
skizofrenia ada hubungannya dan dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga.
Pengetahuan keluarga adalah suatu hal tahu mengenai skizofrenia yang diderita
anggota keluarga, tanda gejala, dan cara pengobatan, serta keluarga sebagai
pengawas minum obat pasien skizofrenia.
Saran: Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
meneliti pengaruh lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien
skizofrenia yang belum diteliti dalam penelitian ini.
iii
FAMILY KNOWLEDGE RELATIONSHIP
lailimj00@gmail.com ,
prastiwi.puji@gmail.com ABSTRACT
Background: Data from WHO 2016 states that there are 21 million people with
schizophrenia, and data from the 2018 Basic Health Research noted that 6.7/1000
households suffer from schizophrenia. The 2018 Basic Health Research showed that
people with schizophrenia did not take medication regularly as much as 48.9%.
Objective: This study aims to determine the relationship between family knowledge
and medication adherence in schizophrenic patients.
Methods: Literature searches were carried out using Google Scholar and Pubmed
databases (1 January 2016 – 31 December 2021). Wrong keywords used in English
“Family Knowledge AND Medication Compliance AND Schizophrenic”. While in
Indonesian "Family Knowledge and Compliance with Drugs and Schizophrenia".
Results: The analysis found that there was a relationship between family knowledge
and medication adherence in schizophrenic patients. Good knowledge will affect
adherence to medication adherence in schizophrenic patients, on the other hand, if
family knowledge is lacking, medication adherence in schizophrenic patients
decreases.
Conclusion: This literature review shows that medication adherence in
schizophrenic patients is related and influenced by family knowledge. Family
knowledge is a matter of knowing about schizophrenia suffered by family members,
signs of symptoms, and ways of treatment, as well as the family as a supervisor for
taking medication for schizophrenia patients.
Suggestion: For further researchers, they can develop this research by examining
other influences that can affect medication adherence in schizophrenic patients that
have not been studied in this study.
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh
gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti
juga tidak terdapat karya oranglain atau terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
Yogyakarta,
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa atas berkat
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui
skizofrenia.
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai tepat waktu. Ucapan terima kasih ini penulis
tujukan kepada:
„Aisyiyah Yogyakarta.
2. Bapak Moh. Ali Imron, S.Sos., M. Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu
3. Ibu Ns. Deasti Nurma Ghupita, M. Kep., Sp. Kep.J., selaku Ketua
4. Ns. Prastiwi Puji Rahayu, M. Kep., Sp. Kep.J. selaku dosen pembimbing
5. Bapak Ns. Slamet Riyanto, M. Psi., selaku dosen penguji yang telah
tua dan keluarga atas do‟a dan dukungan yang sangat luar biasa dalam
yang selalu ada dalam setiap langkah serta teman online yang selalu
9. Ucapan terimakasih kepada Lee Taeyong, dan Lee Jeno, serta member
penat.
10. Terimakasih terhadap diri saya sendiri karena sudah berjuang dan
dan kamu harus sadari itu, jangan membandingkan apapun dengan orang
lain, tapi bandingkan diri kamu dengan diri kamu yang dulu, Apakah
menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
Yogyakarta, 2022
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................i
Halaman Persetujuan..................................................................................................ii
Abstraksi.....................................................................................................................iii
Abstract......................................................................................................................iv
Kata Pengantar...........................................................................................................vi
Daftar Isi...................................................................................................................viii
Daftar Tabel...............................................................................................................x
Daftar Gambar............................................................................................................xi
Daftar Skema..............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Perumusan Masalah.......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................6
A. Tinjauan Teoritis............................................................................................8
B. Tinjauan Islami...............................................................................................35
B. Krteria Literature...........................................................................................42
1. Kriteria Inklusi...........................................................................................42
viii
2. Kriteria Ekslusi..........................................................................................42
A. Hasil...............................................................................................................46
B. Pembahasan....................................................................................................53
A. Kesimpulan....................................................................................................57
B. Saran...............................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................58
LAMPIRAN...............................................................................................................61
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR SKEMA
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya
Kesehatan No. 36 tahun 2009 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat
secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup
menyatakan sehat meliputi kesehatan mental atau jiwa, untuk kesehatan jiwa sendiri
merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat
bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
dapat berkembang sesuai dengan definisi kesehatan jiwa yang telah dicantumkan,
1
Kesehatan jiwa dan gangguan jiwa terkadang sulit untuk didefinisikan,
seseorang dianggap sehat apabila mampu memainkan peran dalam masyarakat dan
perilaku mereka pantas dan adaptif. Sebaliknya, seseorang dianggap sakit jika gagal
Prevalensi gangguan jiwa menurut WHO pada tahun 2016 menunjukkan bahwa
dan 47,5 juta orang di dunia mengalami demensia. Di Indonesia gangguan mental
emosional depresi dan kecemasan mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari
jumlah penderita gangguan jiwa lainnya, akan tetapi peneliti tertarik untuk
membahas gangguan jiwa dengan skizofrenia dengan mencari sebab dan cara
perawatannya.
gangguan neurobiologis otak yang berat dan terus-menerus yang dapat berdampak
individu, keluarga dan masyarakat (Stuart, 2016). Skizofrenia adalah penyakit yang
dan perilaku yang tidak wajar dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat didefinisikan
sebagai penyakit tersendiri, tetapi sebagai dugaan suatu sindrom atau proses
penyakit yang mencakup banyak jenis dengan berbagai gejala (Videbeck, 2008).
2
Skizofrenia merupakan bentuk gangguan psikotik (penyakit mental berat) yang
relatif sering. Pravelensi hidup hampir mencapai 1%, setiap tahunnya sekitar 10-15
per 100.000 insiden, skizofrenia merupakan sindrom dengan berbagai presentasi dan
satu variabel, perjalanan penyakit skizofrenia umumnya jangka panjang, serta sering
mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda paling beresiko
karena pada tahap ini, kehidupan manusia penuh dengan berbagai tekanan (Stresor)
(Ababar, 2011).
skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Artinya, dari
1.000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mempunyai anggota rumah
dengan 11,1 per 1.000 rumah tangga dan DI Yogyakarta dengan 10,4 per 1.000
psikosis tidak meminum obat secara rutin, dan 51,1% meminum secara rutin.
Sebanyak 36,1% penderita yang tidak rutin minum obat dalam satu bulan terakhir
beralasan merasa sudah sehat. Sebanyak 33,7% penderita tidak rutin berobat, dan
23,6% tidak mampu membeli obat secara rutin. Selain itu, terdapat masalah lain di
3
14%. Dari data tersebut menimbulkan terdapatnya alasan atau faktor yang
skizofrenia sebagai suatu penyakit yang didapatkan dari kutukan. Akibat dari
Akibat dari intervensi keluarga yang tidak baik tersebut, masyarakat juga akan
skizofrenia dengan ini keluarga sebagai orang terdekat dengan penderita dapat
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama yang lain (Harmoko, 2012). Keluarga merupakan faktor yang
angka kekambuhan akan lebih cepat. Keluarga sebagai orang terdekat dengan
pasien, wajib mengetahui prinsip lima benar dalam minum obat yaitu, pasien yang
benar, obat yang benar, dosis yang benar, cara/rute pemberian yang benar, dan
waktu pemberian obat yang benar, kepatuhan terjadi apabila aturan pakai dalam
4
obat yang diresepkan serta pemberiannya di ikuti dengan benar. Ini sangat penting
mereka dalam berperilaku yang cenderung negatif. Begitu juga dengan keluarga
membawa aib bagi keluarga (Hawari, 2007). Karena pengetahuan sendiri adalah
suatu hasil tahu dari manusia atas penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek
yang mengetahui dan objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang
Dari jurnal yang diteliti oleh (Nani Hasanuddin Makassar, 2020) menunjukkan
ada hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
keluarga pasien yang menyatakan bahwa pasien tidak patuh minum obat karena
berbagai alasan diantaranya karena keluarga yang sibuk akan pekerjaannya dan ada
yang tidak tahu pentingnya minum obat secara teratur bagi pasien skizofrenia.
Dengan latar belakang di atas sangat menarik bagi peneliti mengidentifikasi lebih
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Skizofrenia
„terpisah/batu pecah‟ dan phren yang berarti „jiwa‟. Secara umum skizofrenia
proses berpikir serta disharmoni antara proses pikir, afek atau emosi. Kemauan
penyimpangan yang sangat dasar dan adanya perbedaan dari pikiran, disertai
dengan adanya ekspresi emosi yang tidak wajar. Skizofrenia sering ditemukan
pada lapisan masyarakat dan dapat dialami oleh setiap manusia. Skizofrenia
adalah sindrom etiologi yang tidak diketahui dan ditandai dengan distur
dan fungsional yang dapat dilihat dalam studi neuroimaging dan komponen
7
genetik, seperti yang terlihat dalam studi kembar. Gangguan ini biasanya kronis,
meliputi fase prodomoral, fase aktif, dan fase residural. Fase aktif memiliki
gejala seperti halusinasi, delusi dan berpikir tidak teratur. Fase prodomoral dan
residural ditandai dengan bentuk dilemahkan gejala aktif, seperti keyakinan lama
dan pemikiran magis, serta defisit dalam perawatan diri dan hubungan
interpersonal.
gejala positif (delusi dan halusinasi), gejala negatif (apatis, menarik diri,
penurunan daya pikir, dan penurunan afek), dan gangguan kognitif (memori,
selain itu harapan hidup pasien skizofrenia 10 tahun lebih pendek daripada
a. Tipe Skizofrenia
1) Paranoid
auditorik jelas terlihat. Gejala utamanya adalah waham kejar atau waham
8
- Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
jarang menonjol.
2) Disorganisasi (hebefrenik)
Ciri-cirinya adalah:
d) Afek tidak wajar, sering dsertai cekikikan dan perasaan puas diri,
9
3) Katatonik
antara mobilitas motorik dan aktivitas berlebihan. Satu atau lebih dari
a) Stupor : kehilangan semangat hidup dan senang diam dalam posisi kaku
b) Gaduh gelisah : tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang
tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar. Posisi pasien dapat
tersebut.
1
4) Skizofrenia Residual
Ciri-cirinya adalah :
inkoheren.
b) Ada riwayat psikotik yang jelas seperti waham dan halusinasi di masa
diagnosis skizofrenia.
b. Gejala Skizofrenia
Tabel 2.1
Gejala Skizofrenia
menunjukkan satu gejala berikut yang jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih jika gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas). Adapun gejala
1
1) Thought echo: isi pikiran diri sendiri yang bergema dan berulang dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
3) Thought broadcasting: isi pikiran tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.
Gejala ini menunjukkan hal yang terjadi pada individu seperti suara, meskipun
suara tersebut adalah suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
tetang perilaku pasien. Jenis suara halusinasi juga muncul dari salah satu
bagian tubuh.
1
Selain suara-suara halusinasi, terdapat halusinasi yang secara jelas
muncul pada individu yang mengalami gejala skizofrenia. Gejala lain tersebut
berupa halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila disertai
afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
negativisme, mutisme, dan stupor. Gejala negatif juga muncul dari sikap
sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau
tidak wajar. biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dan pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial, tetapi gejala tersebut harus jelas, bukan
seperti halusinasi dan atau waham arus tampak menonjol, suara halusinasi
1
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling). mendengung
visual.
c. Etiologi Skizofrenia
1) Faktor Prenatal
nongenetik, endogen dan eksogen pada masa kehamilan dan kelahiran yang
berasal dari dalam tubuh ibu, uterus, dan fetus. Faktor eksogen berasal dari
luar tubuh ibu dan janin. Faktor endogen terdiri dari diabetes pada ibu,
a) Faktor Endogen
Faktor endogen ini bisa didapat melalui ibu dengan diabetes pada masa
kehamilannya, akan beresiko tujuh kali lebih sang bayi lahir sering
1
Hiperglikemia pada ibu menjadi predisposisi skizofrenia pada anak yang
menutup.
dengan usia ayah saat konsepsi. Jika semakin tua usia ayah, makin
terkena skizofrenia sekitar 0,2 % pada usia ayah 35 tahun, dan 5 % pada
resusitasi, dan apgar score yang buruk pada lima menit pertama
1
b) Faktor Eksogen
bahwa bayi yang lahir pada musim dingin lebih rentan menderita
pengamatan ini kurang konsisten di bumi selatan, dan tidak tampak pada
daerah ekuator.
2) Faktor Non-Prenatal
Terdapat beberapa faktor yang berasal dari luar yang dapat menyebabkan
a) Faktor Genetik
1
kembar monozigotik yang diadopsi menunjukkan bahwa kembar yang
skizofrenia.
b) Faktor Biologis
1
- Kimia dalam otak yang dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil
c) Faktor Psikososial
Pada sebagian orang, perubahan sosial yang serba cepat dapat menjadi
1
- Lembaga perkawinan mulai diragukan dan pasangan cenderung
gangguan.
d. Manifestasi Klinis
keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan kenyataan seperti waham
curiga, waham kejar, waham kebesaran dan klien juga mengalami halusinasi
skizofrenia cenderung bersikap masa bodoh menarik diri dari pergaulan sosial
Fase skizofrenia dibagi menjadi dua yaitu fase akut yang di tandai
1
ditandai dengan gejala akut yang sudah berlangsung selama 6 bulan atau lebih
e. Patofisiologi
dan grisea. Dari sejumlah penelitian ini, daerah otak yang secara konsisten
f. Pemeriksaan Penunjang
tidaknya kecanduan obat bius yang sering memberikan gejala yang sama
2
g. Penatalaksanaan Umum
di rumah sakit maupun rawat jalan. Indikasi untuk rawat inap di rumah sakit
dapat berupa pembahayaan terhadap orang lain, potensi bunuh diri, gejala-
gejala parah yang menuju pada perawatan diri yang buruk atau risiko untuk
untuk mengubah pengobatan yang kompleks (Sadock, B., Sadock, V., Ruiz,
2017). Ada beberapa jenis psikoterapi yang bisa diberikan pada pasien
1) Psikoanalisis.
kecemasanya.
3) Terapi humanistic.
2
2. Kepatuhan Minum Obat.
ketika perilaku individu sesuai dengan tindakan yang dianjurkan atau nasehat
diperoleh dari suatu sumber informasi lainnya seperti nasehat yang diberikan
dalam suatu brosur promosi kesehatan melalui suatu kampanye media massa (Ian
istilah yang mengacu pada sejauh mana pasien melaksanakan tindakan dan
pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter atau orang lain. Namun Brown
2
pengobatan, sedangkan compliance mengindikasikan bahwa pasien secara pasif
Kepatuhan minum obat adalah perilaku pasien yang mentaati semua nasehat
dan petunjuk yang dianjurkan oleh tenaga medis dalam mengkonsumsi obat,
meliputi keteraturan, waktu dan cara minum obat. Penilaian terhadap kepatuhan
diperoleh dari total skor keteraturan, waktu dan cara minum obat (Oktaviani,
diharuskan untuk patuh minum obat. Kepatuhan minum obat meliputi ketepatan
perilaku seorang individu dengan nasihat medis, penggunaan obat sesuai dengan
petunjuk serta mencakup penggunaan pada waktu yang benar (Arisandy, 2014).
1) Benar Pasien
tepat, perawat memeriksa kartu, format atau laporan pemberian obat yang
identitasnya.
2) Benar Obat
Cek ulang antara format pencatatan dengan instruksi yang ditulis dokter
hingga 3 kali. Saat membaca obat dan mengambil obat dari tempat
2
penyimpanan, bandingkan label atau etiket obat dengan permintaan yang ada
bertanggung jawab terhadap efek obat. Benar obat pada pasien Skizofrenia
adalah memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan yang diberikan
dari rumah sakit. Untuk orang dengan gangguan jiwa biasanya diberikan obat
3) Benar Dosis
Dosis obat yang akan diberikan harus sesuai dengan kondisi dan dalam batas
yang direkomendasikan, atau sesuai resep dokter. Perawat harus dengan teliti
dan akurat dalam menghitung jumlah dosis yang akan diberikan, lakukan
double check. Benar dosis pada pasien skizofrenia adalah dosis yang
penyembuhan.
Perawat hanya diperbolehkan untuk memberikan obat pada rute yang telah
perbedaan antara rute seperti tingkat penyerapan, sehingga apabila rute yang
2
dapat mengingatkan dokter, selain itu apabila terdapat instruksi obat yang
kepada dokter. Benar cara pemberian obat pada pasien skizofrenia adalah
disuntikan.
5) Benar Waktu
Pemberian obat pada pasien skizofrenia disesuaikan dengan waktu yang telah
ditentukan, baik waktu paruh obat, atau waktu diberikan obat. Perhatikan
puasa, dan sebagainya. Pemberian pada waktu yang salah juga dapat
skizofrenia adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan pada
6) Benar Dokumentasi
dosis yang diberikan, rute, waktu, dan respon pasien terhadap obat dan efek
samping obat, menuliskan nama pemberi obat, waktu pemberian obat, dan
2
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
berikut:
1) Pendidikan
Usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
2) Dukungan Keluarga
3) Pengetahuan
penngobatan.
2
Program pengobatan atau terapi dapat dibuat menjadi sederhana dan
Hal untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah menerima informasi
7) Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Masyarakat yang lebih dewasa atau
a. Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi
satu sama yang lain (Harmoko, 2012). Keluarga merupakan suatu ikatan atau
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan
jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendiri dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga (Dion dan Betan, 2013). Keluarga adalah
2
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Friedman, 2013).
2
Keluarga memiliki tipe dan bentuk keluarga, diantaranya adalah:
1) Fungsi Afektif
anggota keluarga
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Ekonomi
2
4) Fungsi Reproduktif
Selain itu, Harmoko (2012), menyatakan ada lima pokok tugas kesehatan
b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan atau
kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui.
Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suriasumantri dalam
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
3
indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan
adalah berbagai macam hal yangdiperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
yakni:
1) Tahu (know)
Tahu atau mengetahui adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari
(recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2) Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang hal atau obyek
dipelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Kemampuan untuk menggunkan materi yang telah dipelajari pada kondisi dan
hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.
3
4) Analisis (analysis)
– komponen, akan tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
1) Faktor Internal
a) Umur
lebih matang dalam berpikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang
3
b) Pengalaman
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
3
e) Jenis Kelamin
Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-
2) Faktor Eksternal
a) Informasi
b) Lingkungan
non fisik)
c) Sosial Budaya.
3
B. Tinjauan Islami
1. Skizofrenia
yang tercermin dalam bentuk perilaku, baik perilaku yang tampak maupun yang
yang bisa dilihat secara kasat mata. Ketika manusia dengan ketakwaan diri,
ketika kefasikan mendominasi, maka manusia akan merugi karena tidak mau
Sehat secara mental dan spiritual, terbebas dari penyakit rohani adalah
keinginan setiap orang, karena dengan jiwa yang sehat seseorang dapat menjalani
3
Nabi Muhammad SAW., untuk segenap umat manusia. Dalam Al-Qur‟an
3
tentang jiwa manusia, penyakit jiwa, menerangkan penyebab-penyebab
sekaligus sebagai pengobat atau terapi jiwa manusia (Muhammad Utsman Najati,
2005: 19)
dapat hidup dalam masyarakat sambil menerima dan mengolah serta mewariskan
berbunyi:
َك َواَ ْ ه ِل ْي وُق ْىدُ َ ها وا ْل جا عل ُ يٰٓاَ ُّي َها ال ن ٰ ا َمنُ ْىا ق
َ دذ َ ي ُ وْ ى ل
غ
اد ْص َظا النَّا ِح س َسة ْي ُك ْم َ نا ًسا ْٰٓىا َا ْنف ك ِز ْي
غ ˜ َها ْم
مٰ ل
َِٕكى س
َ ما ُي ْؤ َم ُشْ و
َُ صل مآٰ َا َم َلّٰال
ْى و ُ َش
ه ْم
َي ْ ف
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
3
Keluarga sebaiknya selalu mendampingi antar anggotanya dan jangan
meninggalkan yang lemah karena satu dan lain hal, sesuai dengan firman Allah
9 سِ ذ ْيذًا
ْ ل َ ّٰ و ْلَ يقُ ْىلُ ْىا َ ق ْض خاُف علَي َو ْلَ يخ ش تَ َش ُك ْ خ ْل ِف ِه ْم.
ًَ ْى َيتَ ّقُىا لال ْىا ِه ْْۖ م ٰصًفا ً الَِّ ز ْىا ن لَ ْى ن ُر ِ ّ سَّ ي
ْي
م
kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."
Islam adalah agama yang lengkap. Islam tidak hanya menjelaskan tentang
cara bertauhid dan bersosial belaka, tetapi lebih dari itu, juga memperhatikan
adalah obat segala macam penyakit. Islam telah menetapkan etika dalam dunia
pasien, mencegah penyakit si pasien, juga mencegah penyakit lain yang muncul
karena pengobatan, mengobati dengan cara yang lebih ringan terlebih dahulu,
orang pertama dalam sejarah yang menyeru melakukan penelitian ilmiah. Ini
3
dapat dilihat dari banyaknya hadith Rasulullah yang meletakkan dasar-dasar
4
Rasulullah SAW bersabda:
Hadist ini menegaskan adanya obat bagi setiap macam penyakit. Ini berarti
bahwa manusia apabila ingin mencari pengobatan, pasti akan menemukan obat
atau penawarnya.
4
C. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan, untuk penelitian ini dibuat
Di bawah ini dijelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti, sehingga
Faktor – Faktor Yang Pengetahuan keluarga dengan indikator kepatuhan minum obat:
Mempengaruhi Kepatuhan Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia :
: Benar Pasien
Benar Obat Patuh
1. Pendidikan Benar Dosis Tidak Patuh
2. Dukungan Keluarga Benar Cara/Rute
3. Benar Waktu
3. Pengetahuan Benar Dokumentasi
Keterangan :
4. Modifikasi
Lingkunga
n
5. Perubahan: Diteliti
Model Terapi
6. Meningkatkan
: Tidak Diteliti
Interaksi Profesional
Kesehatan dengan
Pasien
: Berhubungan
7. Pendidikan
: Berpengaruh
4
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Analisis Masalah
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOST, yang terdiri
dari:
skizofrenia
f. Time yaitu rentang waktu antara 1 Januari 2016 sampai 31 Desember 2021
4
PICOST JENIS DATA
Population Keluarga pada pasien skizofrenia
Intervention -
Comparation -
Output Kepatuhan Minum Obat
Study Cross Sectional
Time 1 Januari 2016 sampai 31 Desember 2021
Tabel 3. 1
Format PICOST dalam Literature Review
NOT) yang dipakai untuk lebih detail lagi dalam pencarian jurnal dan dapat
adalah dalam bahasa Inggris “Family Knowledge and Medication Compliance and
Dimana data yang didapatkan tidak langsung terjun pengawasan, tetapi mengambil
data penelitian terdahulu yang telah terlaksana. Sumber data yang digunakan
menggunakan database Google Scholar dan PubMed yang berupa artikel atau
jurnal.
4
Kata Kunci
Tabel 3.2
Kata Kunci dalam Pencarian Literature Review
B. Kriteria Literature
Kriteria artikel yang akan dicari dan digunakan sebagai sumber literature review
disusun dalam bentuk kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi yang
1. Kriteria Inklusi
c. Naskah fulltext.
2. Kriteria Ekslusi
4
3. Penilaian Kualitas/Kelayakan
alat menyesuauikan jenis study yang digunakan). Analisis kualitas atau kelayakan
beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi. Setidaknya literature yang
dapat digunakan adalah literature yang memiliki nilai minimal 50% untuk
memenuhi kriteria yang telah disepakati. Hasil studi literatur dari 2 database
memberikan kontribusi data artikel terkait hasil yang ingin dicapai peneliti, berikut
4
C. Seleksi Literature (PRISMA)
Jumlah
Jumlah Artikel
Artikeldari
Skrining yangSearch Engine: Artikel Jumlah
Jumlah Google ScholarArtikel
(n= 809)dari database PubMed (n=22)
duplikat
Identifikasi setelah ceking
duplikasi (n=33)
(n=798)
Diagram PRISMA
Jumlah Artikel sesuai
uji kelayakan
(n=7)
4
2. Proses Pengumpulan Data Literature Review
PICOST.
4
BAB IV
A. Hasil
Pada penelitian ini dilakukan seleksi artikel dengan kata kunci yang
digunakan adalah dalam Bahasa Inggris “Family Knowledge AND Medication
Compliance AND Schizophrenic”. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia
“Pengetahuan Keluarga dan Kepatuhan Minum Obat dan Skizofrenia”.
Pengumpulan jurnal menggunakan database Google berjumlah 809 jurnal dan
menggunakan database PubMed berjumlah 22 jurnal, jumlah jurnal dari kedua
database adalah 831 jurnal. Kemudian jurnal yang dapat diunduh dilakukan
ceking duplicate menggunakan mendeley terdapat 798 jurnal yang duplikasi, lalu
dilakukan skrining menggunakan kriteria inklusi terdapat 21 jurnal yang sesuai.
Seluruh jurnal yang telah lolos skrining inklusi, kemudian masuk ke tahap
kelayakan. Pada tahap ini jurnal dilakukan uji kelayakan menggunakan JBI
Critical Appraisal Checklist For Analytical Cross Sectional Studies. Setelah
melakukan uji kelayakan, peniliti mendapatkan 7 artikel yang relevan dengan
topik penelitian ini. Jumlah rata-rata peserta adalah 50-65 responden. Setelah
dilakukan seleksi, artikel dikumpulkan dan dibuat ringkasan artikel yang meliputi
judul, nama penulis, tahun terbit, negara, bahasa, tujuan penelitian, jenis
penelitian, pengumpulan data, populasi atau jumlah sampel dan hasil.
4
1. Hasil Literature Review
Metode
Tujuan Jumlah Sampel
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi
Penelitian Hasil
Data
1. a. Hubungan Tingkat Indonesia Indonesia Untuk Penelitian ini Pengumpulan Populasi dalam Hasil penelitian ini
Pengetahuan mengetahui menggunakan data penelitian menunjukkan
Keluarga dengan tingkat metode menggunakan adalah semua bahwa responden
Kepatuhan Minum pengetahuan penelitian kuesioner dan keluarga pasien yang memiliki
Obat Pasien keluarga deskriptif dianalisa skizofrenia yang pengetahuan baik
Skizofrenia Di Poli dengan analitik dengan menggunakan datang berjumlah 23
Jiwa RSUD kepatuhan rancangan cross chi-square. berkunjung di responden, dimana
Salewangan Maros. minum obat sectional study. Poli Jiwa RSUD terdapat 95,7%
b. Fausia, Hasanuddin, pasien Salewangan yang mengatakan
Darwis. skizofrenia di Maros sebanyak pasien patuh minum
c. 2020 Poli Jiwa 168 keluarga obat. Hasil uji
RSUD dengan jumlah statistik dengan
Salewangan sampel Chi-square
Maros sebanyak 63 diperoleh nilai
keluarga. ρ=0,017, maka ada
hubungan tingkat
pengetahuan
keluarga dengan
kepatuhan minum
obat.
Metode
Tujuan Jumlah Sampel
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi
Penelitian Hasil
Data
2. a. Pengetahuan Indonesia Indonesia Penelitian ini Desain Alat Populasi dalam Hasil penelitian ini
Keluarga Tentang bertujuan penelitian yang pengumpulan penelitian ini diperoleh,
Halusinasi untuk digunakan data dengan adalah seluruh pengetahuan
Berhubungan mengetahui adalah deskriptif menggunakan keluarga yang responden tentang
5
dengan Kepatuhan hubungan korelasi dengan kuesioner yang membawa skizofrenia
Minum Obat Pasien pengetahuan pendekatan sudah di uji pasien mayoritas baik
Skizofrenia. keluarga cross–sectional. validitas dan skizofrenia sebanyak 69 orang
b. Jek Amidos tentang reabilitas. berobat ke (59,5 %), tingkat
Pardede. skizofrenia poliklinik kepatuhan pasien
c. 2019 dengan Rumah Sakit minum obat
kepatuhan Jiwa Medan. halusinasi
minum obat Sampel mayoritas patuh 72
pasien sebanyak 116 orang (62,1 %) dan
halusinasi. orang dan uji statistik Chi–
pengambilan square
sampel dengan menunjukkan
purposive (ρ=0,001;ρ <0,005).
sampling. Maka ada hubungan
yang signifikan
antara pengetahuan
keluarga tentang
skizofrenia dengan
kepatuhan pasien
minum obat pasien
halusinasi.
Metode
Tujuan Jumlah Sampel
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi
Penelitian Hasil
Data
3. a. Hubungan Indonesia Indonesia Untuk Jenis penelitian Pengumpulan Populasi dalam Ada hubungan
Pengetahuan dan mengetahui yang digunakan data dilakukan penelitian ini pengetahuan
Dukungan Keluarga hubungan adalah dengan adalah 47 orang dengan tingkat
Dengan Tingkat pengetahuan kuantitatif, wawancara yang mengalami kepatuhan minum
Kepatuhan Minum dan dukungan dengan metode kepada gangguan jiwa obat pada pasien
Obat Pada Pasien keluarga Deskriptif responden dan di Puskesmas jiwa dengan Uji
Jiwa dengan tingkat Analitik dengan dengan Bilokka Fishers Exact Test
b. Syamson, M M, kepatuhan menggunakan menggunakan Kabupaten dengan tingkat
Rahman, R minum obat desain daftar Sidenreng kemaknaan ρ<α
c. 2018 pada pasien penelitian Cross pernyataan Rappang. (0,05) didapatkan
jiwa sectional (kuesioner) yaitu 0,012 < 0,05
5
dan ada hubungan
dukungan keluarga
dengan tingkat
kepatuhan minum
obat pada pasien
jiwa dengan uji
fishers exact test
dengan tingkat
kemaknaan ρ<α
(0,05) yaitu 0,016
<0,05.
Metode
Tujuan Jumlah Sampel
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi
Penelitian Data Hasil
4. a. Pengaruh Terapi Indonesia Indonesia Penelitian ini Penelitian ini Instrumen Terdapat 84 Hasil uji terapi
Psikoedukasi bertujuan menggunakan penelitian responden pada menunjukkan
Keluarga untuk studi kuantitatif menggunakan penelitian ini, kepatuhan minum
Skizofrenia mengetahui yang check list jadwal dan terbagi obat ODS paranoid
Paranoid Terhadap pengaruh menggunakan minum obat menjadi 42 pada kelompok
Kepatuhan Minum terapi desain sesuai dosis. responden intervensi dan
Obat Pasien psikoedukasi eksperimental dalam kelompok kontrol setelah
b. Mubin, Dkk keluarga dengan intervensi dan diberi terapi
c. 2019 skizofrenia randomized pre 42 responden psikoedukasi
paranoid post control dalam kelompok keluarga skizofrenia
terhadap group design. kontrol paranoid,
peningkatan kepatuhan minum
kepatuhan obat kelompok
minum obat intervensi lebih
ODS paranoid. baik dan
berpengaruh secara
bermakna
dibanding
kelompok kontrol
(ρ=0,00).
5
Metode
Tujuan Jumlah Sampel
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi
Penelitian Data Hasil
5. a. Families And USA Inggris Studi ini Cross Sectional Purposive 34 peserta – 14 Temuan dari
Edication Use And mengeksplora- sampling diad (14 pasien penelitian ini lebih
Adherence Among si persepsi Dengan dan 14 anggota lanjut
Latinos with pengobatan wawancara keluarga kunci), menggambarkan
Schizophrenia dan kepatuhan selain itu 6 pentingnya
b. Hernandez, di antara orang anggota keterlibatan
Mercedes & Barrio, Latin dengan keluarga kunci keluarga dalam
Concepción skizofrenia diwawancarai penggunaan obat.
c. 2017 dan anggota meskipun pasien Manajemen
keluargadekat. tidak ada. pengobatan dan
pengambilan
keputusan bersama
harus didiskusikan
secara terbuka
dengan keluarga
dan pasien dengan
cara yang sesuai
secara budaya
dalam hubungannya
dengan pengobatan
berbasis bukti.
Metode
Tujuan Jumlah Sampel
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi
Penelitian Data Hasil
6. a. Hubungan Indonesia Indonesia Penelitian ini Jenis penelitian Pengumpulan Penelitian ini 286 responden
Dukungan Keluarga bertujuan yang digunakan data adalah menggunakan menunjukkan
dengan Tingkat untuk adalah pedoman teknik non secara statistik di
Kepatuhan Minum mengetahui penelitian kuesioner yang probality dapatkan nilai p
Obat Pada Pasien pengaruh Descriptif telah berisi sampling yaitu value sebesar 0,008
Skizofrenia dukungan Corelation sejumlah teknik yang karena ρ<α yaitu
b. Adianta, I Ketut keluarga dengan metode pernyataan tidak memberi 0,05 maka Ha
Alit & Putra, I terhadap pendekatan tertutup (closed kesempatan diterima yaitu ada
Made Sedana tingkat Cross Sectional ended question). yang sama bagi hubungan
5
c. 2018 kepatuhan anggota dukungan keluarga
minum pasien populasi untuk dengan tingkat
dengan dipilih menjadi kepatuhan minum
Skizofrenia sampel. Maka obat pasien
terdapat 286 skizofrenia di
responden pada Rumah Sakit Jiwa
penelitian ini provinsi Bali Tahun
2015.
Metode
Tujuan Jumlah Sampel
No Judul/Penulis/Tahun Negara Bahasa Jenis Penelitian Pengumpulan Populasi
Penelitian Hasil
Data
7. a. Hubungan Faktor- Indonesia Bahasa Tujuan Penelitian ini Tehnik Untuk Responden
Faktor Yang Indonesia penelitian ini menggunakan pengambilan populasinya pengetahuan rendah
Memengaruhi untuk mencari desain deskriptif sampel pasien yang dengan tidak patuh
Kepatuhan Minum hubungan korelatif. Desain menggunakan bersedia minum obat
Obat Dengan faktor-faktor deskriptif metode menjadi sebanyak 2 orang
Kepatuhan Pasien yang korelatif adalah accidental responden, (50%), pengetahuan
Skizofrenia Yang memengaruhi menguji sampling pasien rendah dengan
Mengalami kepatuhan hubungan antara dengan total skizofrenia patuh minum obat
Halusinasi Di Rs minum obat variabel dalam sampel 24 mengalami sebanyak 2 orang
Husada dengan sebuah orang. halusinasi pada (50%), responden
b. Setyaningsih, Tri kepatuhan kelompok Alat tahap pengetahuan sedang
dkk pasien dengan tujuan pengumpulan comforting, dengan tidak patuh
c. 2018 skizofrenia untuk data dengan pasien dirawat minum obat
yang mendeskripsi- menggunakan di ruang Nusa sebanyak 3 orang
mengalami kan variabel- kuesioner yang Indah RS (42,9%), responden
halusinasi di variabel sudah di uji Husada Jakarta, pengetahuan sedang
RS Husada validitas dan kooperatif saat dengan
reabilitas. dilakukan patuhminum obat
penelitian. sebanyak 4 orang
Lokasi (57,1%), responden
penelitian pada yang pengetahuan
penelitian ini tinggi dengan tidak
yaitu di Ruang patuh minum obat
Nusa Indah sebanyak 1 orang
Rumah Sakit (7,7%), dan
5
Husada. responden
Penelitian pengetahuan tinggi
dengan patuh
minum obat
sebanyak 12 orang
(92,3%). Dari hasil
uji diperoleh nilai
p-value adalah
0,035 (p < 0,05),
maka ada hubungan
signifikan antara
pengetahuan
terhadap kepatuhan
minum obat pasien
skizofrenia yang
mengalami
halusinasi.
Tabel 4.1
Hasil Literature Review
5
B. Pembahasan
skizofrenia:
pasien skizofrenia
hubungan yang signifikan. Hasil penelitian dari (Jek Amidos P., 2019)
obat pasien harus mengetahui prinsip lima benar dalam minum obat yaitu
pasien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, cara/rute pemberian
yang benar dan waktu pemberian obat yang benar, jika hal tersebut
5
maka anggota keluarga semakin patuh minum obat tentunya dengan
indikator kepatuhan minum obat dengan prinsip benar pasien, benar obat,
bennar dosis, benar cara/rute, benar waktu, dan benar dokumentasi. Apabila
kesehatan dengan pasien, dan usia. Dari teori tersebut sejalan dengan
responden memiliki pengetahuan yang baik, hal ini ada hubungan tingkat
cenderung pasiennya tidak patuh minum obat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
semakin baik pengetahuan keluarga maka semakin patuh pula pasien dalam
Sebab keluarga adalah orang yang sangat dekat dengan pasien serta
5
dianggap paling banyak memberikan pengaruh pada kehidupan individu
penelitian yang telah diteliti oleh (Syamson & Rahman, 2018), pengetahuan
keluarga yang baik dan tingkat kepatuhan minum obat yang teratur lebih
pasien gangguan jiwa tidak bisa mengontrol pasien gangguan jiwa dalam
kepatuhan minum obat, oleh karna itu di perlukan peran keluarga untuk
selalu memonitor pasien dalam mengkomsumsi obat secara teratur dan rutin
keluarga baik maka kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia menjadi
kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia menjadi kurang atau tidak
patuh.
5
C. Keterbatasan Literature Review
pengganggu.
5
BAB V
A. Simpulan
penyimpangan sangat dasar, dan adanya perbedaan dari pikiran, disertai dengan
adanya ekspresi emosi yang tidak wajar. Pengetahuan pada keluarga pasien
baik tanda gejala dan cara pengobatannya, serta pengetahuan keluarga sebagai
pengawas patuh minum obat pada pasien adalah bagaimana keluarga dapat
skizofrenia.
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Riset Kesehatan
Alam Putra, F., & Sukmonowati, W. (n.d.). HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT
Fatin, N., Diniari, N. K. S., & Wahyuni, A. A. S. (2020). Gambaran stigma terhadap
Fausia, Hasanuddin, & Darwis. (2020). Di Poli Jiwa Rsud Salewangan Maros. Jurnal
Hernandez, M., & Barrio, C. (2017). Families and medication use and adherence among
https://doi.org/10.1080/09638237.2016.1222061
6
SKIZOFRENIA DI POLI JIWA RSUD SALEWANGAN MAROS. In Jurnal
Nomor, V., Kepatuhan, D., Obat, M., & Skizofrenia, P. (2019). Family Knowledge
https://doi.org/10.37287/jppp.v2i4.183
Setyaningsih, T., Fitria, D., & Supriyanah, S. (2019). Hubungan Faktor-Faktor Yang
29. https://doi.org/10.33377/jkh.v2i1.60
Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Jiwa. JIKP Jurnal
Ilmiah …, 7. https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIKP/article/view/34
Gasril, P., & Akbar, M. G. (2021). Jurnal Kesehatan As-Shiha Hubungan Peran
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Klien Jurnal Kesehatan As-Shiha.
Sahriana. (2021). Hubungan Peran Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien
Afconneri, Y., Khatijah, L., & Erwina, I. (2020). Faktor-Faktor Kekambuhan pada Klien
6
Hatami, F., Tahmasbi, F., & Hatami Shahmir, E. (2017). 3 ¹~3i α œ¹ p p 3i
¹ ' ¹ 2 ، ¹~ طœ i 3 1 ، ¹ 3 ¹ 3 * 3 ': ' ﻪt¹ pi i 3 p 3~
3. Neuropsychology, 3(8), 85–102. 3i α¹
http://clpsy.journals.pnu.ac.ir/article_3887.html
Ns. Sutejo, M.Kep., Sp.Kep.J . Keperawatan Kesehatan Jiwa Prinsip dan Praktik Asuhan
Yosep I & Titin Sutini. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung:Refika Aditama
6
LAMPIRAN
6
Lampiran 1 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional
Nomor 1
JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDA TIDAK TIDAK
YA
K JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
4. tentang penentuan kriteria dalam √
uji validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang faktor atau variabel √
perancu?
Apakah terdapat penjelasan
6. tentang cara mengatasi faktor atau √
variable perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima
: Ditolak
Keterangan : Diterima
6
Lampiran 2 : Tool Critical Appraisal Penelitian: Cross Sectional
Nomor 2
JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan tentang
4. penentuan kriteria dalam uji √
validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan tentang
5. √
faktor atau variable perancu?
Apakah terdapat penjelasan tentang
6. cara mengatasi faktor atau variable √
perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima
: Ditolak
Keterangan : Diterima
6
Lampiran 3 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional
Nomor 4
JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
4. tentang penentuan kriteria dalam √
uji validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang faktor atau variabel √
perancu?
Apakah terdapat penjelasan
6. tentang cara mengatasi faktor atau √
variable perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓:: Diterima
: Ditolak
Keterangan : Diterima
6
Lampiran 4 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional
Nomor 8
JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. √
pada artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
4. tentang penentuan kriteria dalam √
uji validitas reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang faktor atau variabel √
perancu?
Apakah terdapat penjelasan
6. tentang cara mengatasi faktor atau √
variable perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima
: Ditolak
Keterangan : Diterima
6
Lampiran 5: Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional
JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. pada √
artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
tentang
4. penentuan kriteria dalam uji √
validitas
reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang √
faktor atau variabel perancu?
Apakah terdapat penjelasan
tentang cara mengatasi faktor atau
6. √
variabel
perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima
: Ditolak
Keterangan: Diterima
6
Lampiran 6 : Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional
JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. pada √
artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
tentang
4. penentuan kriteria dalam uji √
validitas
reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang √
faktor atau variabel perancu?
Apakah terdapat penjelasan
tentang cara mengatasi faktor atau
6. √
variabel
perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima
: Ditolak
Keterangan: Diterima
7
Lampiran 7: Tool Critical Appraisal: Penelitian Cross Sectional
Nomor 10
JAWABAN
NO PERTANYAAN TIDAK TIDAK
YA TIDAK
JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi
1. pada √
artikel tersebut?
Apakah pengaturan dan pemilihan
2. √
responden dijelaskan secara rinci?
Apakah terdapat penjelasan cara
3. melakukan uji validasi dan √
reliabilitas?
Apakah terdapat penjelasan
tentang
4. penentuan kriteria dalam uji √
validitas
reliablitas?
Apakah terdapat penjelasan
5. tentang √
faktor atau variabel perancu?
Apakah terdapat penjelasan
tentang cara mengatasi faktor atau
6. √
variabel
perancu?
Apakah hasil diukur dengan cara
7. √
yang valid dan dapat diandalkan?
Apakah terdapat penjelasan uji
8. statistik yang digunakan dan √
sesuai?
Kesimpulan: ✓: Diterima
: Ditolak
Keterangan: Diterima
7
GOOGLE SCHOLAR
PUBMED