Bab 6 PD Order Tinggi

Pada bab ini akan dibahas beberapa bentuk PD order n. Beberapa bentuk persamaan
differensial order n tersebut antara lain PD linier homogen dan nonhomogen koefisien
konstan.

Definisi 6.1
PD Linear Order n mempunyai bentuk umum :
æ dny ö æ d n-1 y ö dy
P1 ( x)ç n ÷ + P2 ( x)ç n-1 ÷ +  + Pn-1 ( x) + P( x) y = Q( x)
ç dx ÷ ç dx ÷ dx
è ø è ø
dengan P1 ( x) ¹ 0 dan P1 , P2 ,..., Pn , Q fungsi dari x.

Jika Q(x) = 0, maka disebut PD Linear homogen order n.

Jika Q(x) ¹ 0, maka disebut PD Linear non homogen order n.

Contoh 6.2:
d3y d2y dy
a. x 3 3 + 2 x 2 - 5 - xy = sin x
dx dx dx
adalah PD Linear non homogen order 3 koefisien variabel.
d2y dy
b. - 4 + 3y = 0
dx 2 dx
adalah PD Linear homogen order 2 koefisien konstan.
c. y¢¢¢ sin y + xy¢ + (1 - x 2 ) y = cos x
adalah PD Non Linear.
d. y¢¢¢ + 3 xy¢¢ + (sin x) y¢ + y 3 = 4
adalah PD Non Linear.

Definisi 6.3 PD linier homogen order n

PD linier homogen order n mempunyai bentuk umum:
æ dny ö æ d n-1 y ö dy
P1 ( x)ç n ÷ + P2 ( x)ç n-1 ÷ +  + Pn ( x) + P( x) y = 0
ç dx ÷ ç dx ÷ dx
è ø è ø

Sifat 6.4 Sifat PD linier homogen order n

> Jika y = y1 ( x) adalah solusi dari bentuk umum di atas, maka y = C1 y1 ( x) juga
solusi dari bentuk umum di atas, dengan C1 adalah konstanta sebarang.
> Jika y = y1 ( x) , y = y2 ( x) , ... , y = yn (x) adalah solusi fundamental dari bentuk
umum di atas, maka y = C1 y1 ( x) + C2 y2 ( x) +  + Cn yn ( x) juga solusi dari bentuk
umum di atas.

6-1
Bab 6 PD Order Tinggi

Definisi 6.5 Solusi PD linier homogen order n yang bebas linier

Suatu himpunan solusi:
{y1 ( x), y2 ( x),..., yn ( x)}
disebut bebas linear, jika kombinasi linear:
C1 y1 ( x) + C2 y2 ( x) +  + Cn yn ( x) = 0
hanya terpenuhi jika
C1 = C2 = C3 = ... = Cn = 0 .

Contoh 6.6 Contoh Solusi PD linier homogen order n yang bebas linier
a. Fungsi-fungsi 1, x, x 2 adalah bebas linear pada - ¥ < x < ¥ karena
2
C1 + C2 x + C3 x = 0 merupakan persamaan kuadrat yang hanya benar untuk dua
nilai x dan tidak semua x. jika benar untuk x, maka haruslah C1 = C2 = C3 = 0 .
b Fungsi-fungsi 1, x, x 2 , (2 + 3 x) 2 adalah bergantung linear pada - ¥ < x < ¥ karena
(2 + 3 x) 2 merupakan kombinasi linear dari 3 fungsi yang lain.
c. Fungsi-fungsi sin 2 θ , cos 2 θ adalah bebas linear pada 0 £ θ £ 2π karena mereka
tidak proporsional.
d. Fungsi-fungsi 1, sin 2 θ , cos 2 θ adalah bergantung linear pada 0 £ θ £ 2π karena
mereka memenuhi sin 2 θ + cos 2 θ = 1 .
e. Fungsi-fungsi e x , e 2 x , e3 x , e 4 x adalah bebas linear untuk - ¥ < x < ¥ karena
e 2 x = (e x ) 2 , e3 x = (e x )3 dan e 4 x = (e x ) 4 .

Sifat berikut merupakan cara mudah melihat fungsi-fungsi yang diberikan saling bebas
linear atau bergantung linear.

Teorema 6.7 Pengujian n fungsi yang bebas linier/bergantung linier

> Syarat perlu dan cukup agar n buah fungsi saling bebas linear adalah Wronskian-
nya tidak sama dengan nol; dengan
y1 y2  yn
y¢ y2¢  yn¢
Wronskian = W = 1
 
y1n-1 y2n-1  ynn-1
(Josef Maria Hoene Wronski 1778–1853 filosof dan matematikawan dari Polandia).

Mulai dari n fungsi y1 , y2 ,..., yn bebas linear jika :

C1 y1 + C2 y2 + ... + Cn yn = 0 maka C1 = C2 = C3 = ... = Cn = 0 .
Turunkan persamaan ini, didapat SPL homogen sebagai berikut :
C1 y1 + C2 y2 + ... + Cn yn = 0
C1 y1¢ + C2 y2¢ + ... + Cn yn¢ = 0
C1 y1¢¢ + C2 y2¢¢ + ... + Cn yn¢¢ = 0
  

6-2
 Bab 6 PD Order Tinggi

C1 y1n-1 + C2 y2n-1 + ... + Cn ynn-1 = 0

SPL homogen ini hanya dapat mempunya solusi trivial
C1 = C2 = C3 = ... = Cn = 0 jika W ¹ 0.

> W = 0 Û n solusi y1 , y2 ,..., yn bergantung linear.

Misalkan W = 0, maka
C1 y1 + C2 y2 + ... + Cn yn = 0
C1 y1¢ + C2 y2¢ + ... + Cn yn¢ = 0
  
C1 y1n-1 + C2 y2n-1 + ... + Cn ynn-1 = 0
mempunyai solusi C1* , C2* ,..., Cn* yang tidak semuanya nol.
Buat:
Φ = C1* y1 + C2* y2 + ... + Cn* yn ,
maka Φ adalah solusi yang memenuhi syarat awal
Φ = Φ¢ = ... = Φ n-1 = 0 .
Tapi y = 0 adalah solusi yang memenuhi syarat awal yang sama, dengan sifat unik maka
Φ = 0 sehingga y1 , y2 ,..., yn bergantung linear.

Sifat 6.8 Wronskian bentuk Abel

Misalkan
a0 ( x) y n + a1 ( x) y n-1 +  + an ( x) y = 0
adalah PD Linear homogen order n, maka:
æ a ( x) ö
W ( x) = A expçç - ò 1 dx ÷÷ dengan A konstanta
è a0 ( x ) ø
adalah Wronskian dari n solusi bebas linear Φ1 , Φ2 ,..., Φn dari PD di atas, dengan
a0 ( x) , a1 ( x) , ... , an (x) kontinu dan a0 ( x) ¹ 0 .

Bukti :

Sebelumnya, perhatikan teorema :

Misalkan:
[ ]
A = aij adalah matriks n ´ n dengan aij adalah fungsi yang differensial.
Maka:
d
(det A) = det A1 + det A2 +  + det An
dx
dengan Ai adalah determinan yang diturunkan dari A dengan menurunkan elemen
baris ke-i terhadap x.

6-3
Bab 6 PD Order Tinggi

Dengan menurunkan W, didapat :

Φ1 Φ2  Φn
Φ1¢ Φ2¢  Φn¢
W¢ =   
n-2 n-2 n-2
Φ1 Φ2  Φn
n
Φ1 Φ2  Φnn
n

karena setiap selain n – 1, determinan yang dihasilkan dari turunan memuat dua baris
yang identik, sehingga determinannya nol.

Φr adalah solusi dari:

a0 ( x)Φ1 + a1 ( x)Φrn-1 +  + an ( x)Φr = 0 untuk r = 1, 2, ... , n.

Sehingga:
Φrn = -
1
a0
(
a1Φrn-1 + a2Φrn-2 +  + anΦr . )
Dengan menggantikan setiap elemen dari baris terakhir dari W ¢ dengan bentuk hasil
yang sesuai, kemudian kurangkan dengan perkalian dari n – 1 baris pertama yang sesuai
dari sini, didapat n baris :

Φ1 Φ2  Φn
Φ1¢ Φ2¢  Φn¢
  
W¢ =
Φ1n-2 Φ2n-2
 Φnn-2
a1 n-1 a2 n-1 a
- Φ1 - Φ2  - n Φnn-1
a0 a0 a0

a1 W¢ a a
W¢ = - W Þ = - 1 Þ ln W = - ò 1 + C
a0 W a0 a0
æ a ( x) ö
\ W ( x) = A expçç - ò 1 dx ÷÷
è a0 ( x ) ø

untuk menentukan A, tulis:

æ x a (s) ö
ç ÷
W ( x) = A expç - ò 1 ds ÷
ç x a0 ( s) ÷
è 0 ø

dengan x0 adalah sebarang titik pada n solusi Φ yang didefinisikan, maka A = W ( x0 ) .

æ x a (s) ö
ç ÷
\ W ( x) = W ( x0 ) expç - ò 1 ds ÷
ç x a0 ( s ) ÷
è 0 ø

6-4
 Bab 6 PD Order Tinggi

Contoh 6.9 Tentukan Wronskian bentuk Abel dari:

x 2 y¢¢ + xy¢ - y = 0

Penyelesaian:
Dari soal didapat:
a0 ( x) = x 2
a1 ( x) = x
æ a ( x) ö
W = A expçç - ò 1 dx ÷÷
è a0 ( x) ø
æ 1 ö
= A expç - ò dx ÷
è x ø
= A exp(- ln x)
A
=
x

Wroskian dapat dihitung tanpa mengetahui solusinya.

Misalkan:
Φ1 , Φ2 ,..., Φn adalah n solusi yang bebas linear,
maka:
y = C1Φ1 + C2Φ2 +  + CnΦn adalah solusi umumnya/komplementer.

Definisi 6.10 PD Linear Non Homogen Order n

PD linear non homogen order n bentuk umum sebagai berikut:
ædnyö æ d n-1 y ö
P1 ( x)ç ÷ + P ( x)ç ÷ +  + Pn ( x) dy + P( x) y = Q( x)
ç dx n ÷ 2 ç dx n-1 ÷ dx
è ø è ø

Sifat 6.11
Misalkan
y c = C1 y1 ( x) + C 2 y 2 ( x) +  + C n y n ( x) adalah solusi komplementer (homogen),
dan:
y p = R(x) adalah solusi partikelirnya(non homogen)
Maka
y = yc + y p adalah solusi umum dari bentuk umum di atas.

Contoh 6.12
Tunjukkan bahwa
x 3 y¢¢¢ - 6 xy¢ + 12 y = 0 mempunya 3 solusi yang bebas linear dalam bentuk y = x r .
Bukti:
Misalkan y = x r , maka y¢ = rx r -1 , y¢¢ = r (r - 1) x r -2 dan y¢¢¢ = r (r - 1)(r - 2) x r -3
sehingga dengan subtitusi, didapat :

6-5
Bab 6 PD Order Tinggi

x 3r (r - 1)(r - 2) x r -3 - 6 xrx r -1 + 12 x r = 0
r (r - 1)(r - 2) x r - 6rx r + 12 x r = 0
(r (r - 1)(r - 2) - 6r + 12)x r = 0 ; xr ¹ 0
r (r - 1)(r - 2) - 6r + 12 = 0
r 3 - 3r 2 + 2r - 6r + 12 = 0
r 3 - 3r 2 - 4r + 12 = 0
(r 3 - 3r 2 ) - (4r + 12) = 0
r 2 (r - 3) - 4(r - 3) = 0
(r 2 - 4)(r - 3) = 0
(r - 2)(r + 2)(r - 3) = 0 Þ r1 = 2 , r2 = -2 dan r3 = 3

\ solusi : y1 = x 2 , y2 = x -2 dan y3 = x 3

Dan y1 , y2 , y3 adalah bebas linear, karena

x2 x -2 x3
W = 2 x - 2 x -3 3 x 2 = -20 ¹ 0
2 6 x -4 6x

Jadi solusi umum :

y = C1 x 2 + C2 x -2 + C3 x 3

Definisi 6.13 PD Linear Homogen Order n Koefisien Konstanta

PD linear homogen order n koefisien konstanta mempunyai bentuk umum :
dny d n-1 y dy
(i) a0 n + a1 n-1 +  + an-1 + an y = 0
dx dx dx
dengan a0 ¹ 0 , a1 , a2 , , an adalah konstanta
æ dn
ç a0 d n-1 d ö
÷y = 0
(ii) + a +  + a + a
ç dx n 1
dx n -1 n -1
dx n ÷
è ø
(iii) (a D
0
n
+ a1D n-1 +  + an-1D + an y = 0 )
Solusi :

Misalkan :
y = e kx suatu solusi fundamentalnya

Maka :
y¢ = ke kx , y¢¢ = k 2e kx ,  , y ( n ) = k n e kx

6-6
 Bab 6 PD Order Tinggi

Sehingga dengan subtitusi ke PD didapat :

( )
a0 k n + a1k n-1 +  + an-1k + an e kx = 0 dengan e kx ¹ 0

\ a0 k n + a1k n-1 +  + an-1k + an = 0 Û P(k ) = 0

persamaan inimerupakan polinomial dalam k, yang mempunyai n akar dan disebut
persamaan karakteristik.

Kemungkinan-kemungkinan :
1. Misalkan k1 , k 2 , , k n akar-akar real berlainan.
kx k x k x
Maka y = C1e 1 + C2e 2 +  + Cn e n adalah solusi umumnya.
2. Misalkan akar-akarnya real dan ada yang berkelipatan
Jika r adalah akar kelipatan n dari persamaan karakteristik P(k ) = 0
Maka e rx , xe rx , x 2e rx , , x n-1e rx adalah solusi-solusi fundamental.
Sehingga solusi umumnya adalah y = C1e rx + C2 xe rx +  + Cn x n-1e rx .
3. Misalkan P(k) merupakan akar kompleks yang berlainan
Misalkan a0 y¢¢ + a1 y¢ + a2 y = 0
Persamaan karakteristiknya a0 k 2 + a1k + a2 = 0
Dan akar karakteristiknya a + bi dan a - bi
Maka solusi umumnya y = e ax ( A cos bx + B sin bx)
4. Misalkan P(k) mempunyai akar kompleks yang berkelipatan.
Misal a0 y ( 4) + a1 y¢¢¢ + a2 y¢¢ + a3 y¢ + a4 = 0
Persamaan karakteristiknya a0 k 4 + a1k 3 + a2 k 2 + a3k + a4 = 0
Dan akar karakteristiknya k1 = k 2 = a + bi dan k3 = k 4 = a - bi (misal)
Maka solusi umumnya y = e ax ( A cos bx + B sin bx) + xe ax (C cos bx + D sin bx)

5. Kombinasi dari kasus-kasus di atas.

Contoh 6.14
1. ( D 3 - 2 D 2 - D + 2) y = 0
Persamaan karakteristik :
k 3 - 2k 2 - k + 2 = 0
(k 3 - 2k 2 ) - (k - 2) = 0
k 2 (k - 2) - (k - 2) = 0
(k 2 - 1)(k - 2) = 0
(k - 1)(k + 1)(k - 2) = 0
Akar karakteristik :
k1 = 1 , k 2 = -1 dan k3 = 2
Solusi umum :
y = C1e x + C2e - x + C3e 2 x

6-7
Bab 6 PD Order Tinggi

2. y ( 4) - y = 0
Persamaan karakteristik :
k 4 -1 = 0
(k 2 - 1)(k 2 + 1) = 0
(k - 1)(k + 1)(k 2 + 1) = 0
Akar karakteristik :
k1 = 1 , k 2 = -1 dan k34 = ±i
Solusi umum :
y = C1e x + C2e - x + A cos x + B sin x

d3y d2y dy
3. 3
-7 2
+ 16 - 12 y = 0
dx dx dx

Persamaan karakteristik :
k 3 - 7 k 2 + 16k - 12 = 0
(k - 2)(k 2 - 5k + 6) = 0
(k - 2)(k - 3)(k - 2) = 0
(k - 2) 2 (k - 3) = 0
Akar karakteristik :
k12 = 2 dan k3 = 3
Solusi umum :
y = C1e 2 x + C2 xe 2 x + C3e3 x

Definisi 6.15 PD Linear Nonhomogen Order n Koefisien Konstanta

PD linear nonhomogen order n koefisien konstanta mempunyai bentuk umum:

dny d n-1 y dy
(i) a0 n + a1 n-1 +  + an-1 + an y = f ( x)
dx dx dx
dengan a0 ¹ 0 , a1 , a2 , , an adalah konstanta dan f(x) ¹ 0 fungsi x
æ dn
ç a0 d n-1 d ö
÷ y = f ( x)
(ii) + a +  + a + a
ç dx n 1
dx n -1 n -1
dx n ÷
è ø
(iii) (a D
0
n
)
+ a1D n-1 +  + an-1D + an y = f ( x)

Solusi:

1) Selesaikan dulu bentuk homogennya, sehingga didapat solusi komplementer yc.

2) Cari solusi partikelir yp dengan metode yang telah dipelajari pada PD order 2
terdahulu, yaitu koefisien tak tentu, variasi parameter atau operator differensial.
3) Akhirnya diperoleh solusi umum : y = yc + y p

6-8
 Bab 6 PD Order Tinggi

Contoh 6.16 PD Linear Nonhomogen Order n Koefisien Konstanta

1
1. y¢¢¢ - 3 y¢¢ - 9 y¢ + 27 y = e3 x
2
> Solusi homogen :
Pers. Karakteristik :
k 3 - 3k 2 - 9k + 27 = 0
(k 3 - 3k 2 ) - (9k - 27) = 0
k 2 (k - 3) - 9(k - 3) = 0
(k 2 - 9)(k - 3) = 0
(k - 3)(k + 3)(k - 3) = 0
(k - 3) 2 (k + 3) = 0
Akar karakteristik :
k12 = 3 dan k3 = -3
Solusi homogen :
yc = C1e3 x + C2 xe3 x + C3e -3 x
> Solusi non homogen (dengan metode koefisien tak tentu) :
Misalkan y = Cx 2e3 x
Maka ( ) ( )
y¢ = C 2 xe3 x + 3 x 2e3 x = Ce3 x 2 x + 3 x 2
y¢¢ = C ((2 + 6 x)e + 3(2 x + 3 x )e )
3x 2 3x

= Ce (2 + 6 x + 6 x + 9 x )
3x 2

= Ce (9 x + 12 x + 2 )
3x 2

y¢¢¢ = C ((18 x + 12)e + 3(9 x + 12 x + 2)e )

3x 2 3x

= Ce (18 x + 12 + 27 x + 36 x + 6 )
3x 2

= Ce (27 x + 54 x + 18)
3x 2

Sehingga dengan subtitusi ke PD, didapat :

1
y¢¢¢ - 3 y¢¢ - 9 y¢ + 27 y = e3 x
2
( )
Ce 27 x + 54 x + 18 - 3Ce3 x 9 x 2 + 12 x + 2
3x 2
( )
( ) 1
- 9Ce3 x 2 x + 3 x 2 + 27Cx 2e3 x = e3 x
2
(
Ce3 x 27 x 2 + 54 x + 18 - 27 x 2 - 36 x - 6 - 18 x - 27 x 2 + 27 x 2 = ) 1 3x
2
e
1 1
12C = Þ C=
2 24
1 2 3x
\ yp = x e
24

> Solusi umum

1 2 3x
y = yc + y p = C1e3 x + C2 xe3 x + C3e -3 x + x e
24

6-9
Bab 6 PD Order Tinggi

Definisi 6.16. Penyelesaian PD Non Homogen Order n dengan Variasi Parameter

Metode variasi parameter untuk order n merupakan perumuman dari order satu atau
order dua. Untuk itu perlu dibahas kembali secara sekilas untuk order dua.

Metode Variasi Parameter Order 2

Metode ini akan dipakai untuk mencari solusi khusus/partikelir dari persamaan
differensial linear non homogen koefisien konstanta atau variabel berikut:
a ( x) y¢¢ + b( x) y¢ + c( x) y = f ( x) ; a( x) ¹ 0

Misalkan Φ1 ( x) dan Φ2 ( x) adalah dua solusi yang bebas linear dari persamaan
homogennya:
a ( x) y¢¢ + b( x) y¢ + c( x) y = 0

Maka kita akan mencari solusi partikelir yang berbentuk:

y p = u1 ( x)Φ1 ( x) + u2 ( x)Φ2 ( x)

solusi ini jika diturunkan, didapat:

y¢p = u1¢Φ1 + u2Φ2¢ + u1Φ1¢ + u2¢ Φ2

Selanjutnya, jika dipilih u1 dan u2 ' :

u1¢Φ1 + u2¢ Φ2 = 0 ,

maka didapat:
y¢p = u1Φ1¢ + u2Φ2¢ dan y¢p¢ = u1Φ1¢¢ + u2Φ2¢¢ + u1¢Φ1¢ + u2¢ Φ2¢

Kemudian subtitusikan pemisalan di atas ke PD, sehingga didapat:

a ( x) y¢¢ + b( x) y¢ + c( x) y = f ( x)
a ( x)(u1Φ1¢¢ + u2Φ2¢¢ + u1¢Φ1¢ + u2¢ Φ¢) + b( x)(u1Φ1¢ + u2Φ2¢ ) + c( x)(u1Φ1 + u2Φ2 ) = f ( x)
u1 (a ( x)Φ1¢¢ + b( x)Φ1¢ + c( x)Φ1 ) + u2 (a ( x)Φ2¢¢ + b( x)Φ2¢ + c( x)Φ2 )
a ( x)u1¢Φ1¢ + a ( x)u2¢ Φ2¢ = f ( x)

Karena Φ1 dan Φ2 solusi homogen, maka persamaan tunggal berbentuk :

a ( x)u1¢Φ1¢ + a ( x)u2¢ Φ2¢ = f ( x)

Sekarang akan diselesaikan sistem persamaan :

u1¢Φ1 + u2¢ Φ2 = 0
au1¢Φ1¢ + au2¢ Φ2¢ = f
é Φ1 Φ2 ù é u1¢ ù é 0 ù
êaΦ¢ aΦ¢ ú êu ¢ ú = ê ú
ë 1 2û ë 2û ë f û
é u1¢ ù 1 é aΦ2¢ - Φ2 ù é 0 ù 1 é- fΦ2 ù
êu ¢ ú = ê úê ú = ê ú
ë 2 û aΦ1Φ2¢ - aΦ1¢Φ2 ë- aΦ1¢ Φ1 û ë f û a (Φ1Φ2¢ - Φ1¢Φ2 ) ë fΦ1 û

6 - 10
 Bab 6 PD Order Tinggi

fΦ2 fΦ
\ u1¢ = - dan u2¢ = 1 dengan W = (Φ1Φ2¢ - Φ1¢Φ2 )
Wa Wa

Integralkan masing-masing u1¢ dan u2¢ sehingga sidapat u1 dan u2 sebagai berikut :
fΦ fΦ
u1 = - ò 2 dx dan u2 = ò 1 dx
Wa Wa

Sehingga solusi partikelirnya adalah :

fΦ fΦ
y p = u1Φ1 + u2Φ2 = -Φ1 ò 2 dx + Φ2 ò 1 dx
Wa Wa

Dan solusi umum PD non homogen semula adalah :

fΦ fΦ
y = yc + y p = C1Φ1 + C2Φ2 - Φ1 ò 2 dx + Φ2 ò 1 dx
Wa Wa

Metode Variasi Parameter Order n

Misalkan diberikan PD Linear non homogen order n sebagai berikut :

y ( n ) + a1 ( x) y ( n-1) +  + an ( x) y = f ( x)

dan misalkan Φ1 ( x), Φ2 ( x),, Φn ( x) adalah basis dari solusi, maka:

yc = C1Φ1 ( x) + C2Φ2 ( x) +  + CnΦn ( x)
y p = u1 ( x)Φ1 ( x) + u2Φ2 ( x) +  + unΦn ( x)
dengan C1 , C2 , , Cn konstanta sebarang dan u1 , u2 , , un fungsi yang akan dicari.

Selanjutnya, u1 ( x), u2 ( x),, un ( x) tersebut akan dicari dengan menyelesaikan sistem

persamaan berikut :
u1¢Φ1 + u2¢ Φ2 +  + un¢ Φn = 0
u1¢Φ1¢ + u2¢ Φ2¢ +  + un¢ Φn¢ = 0

u1¢Φ1( n-2) + u2¢ Φ2( n-2) +  + un¢ Φn( n-2) = 0
u1¢Φ1( n-1) + u2¢ Φ2( n-1) +  + un¢ Φn( n-1) = f ( x)
é Φ1 Φ2  Φn ù é u1¢ ù é 0 ù
ê Φ¢ Φ2¢  Φn¢ úú êê u2¢ úú ê 0 ú
ê 1 ê ú
ê    úê  ú=ê  ú
ê ( n - 2) úê ú ê ú
êΦ1 Φ2( n-2)  Φn( n-2) ú êun¢ -1 ú ê 0 ú
ê Φ1( n-1) Φ2( n-1)  Φn( n-1) ú êë un¢ úû êë f ( x)úû
ë û

Dengan aturan Cramer, sistem persamaan tersebut dapat diselesaikan dan didapat :
ui ( x ) f ( x )
ui¢ ( x) = ; i = 1,2, , n
W (Φ1 , Φ2 ,  , Φn )

6 - 11
Bab 6 PD Order Tinggi

dengan :
W (Φ1 , Φ2 , , Φn ) adalah Wronskian dari fungsi basis solusi.
ui (x) adalah determinan dari W (Φ1 , Φ2 , , Φn ) dengan mengganti kolom ke-i
dengan (0,0,  ,1)T

Sehingga dengan mengintegralkannya didapat, yaitu :

ui ( x ) f ( x )
ui ( x ) = ò dx ; i = 1,2, , n
W (Φ1 , Φ2 ,  , Φn )

Contoh 6.17:

1. Dengan metode koefisien tak tentu dan variasi parameter, selesaikan PD berikut :
a) ( D 4 - 16) y = e x
b) ( D 3 + 6 D 2 + 11D + 6) y = 6 x - 7
c) y¢¢¢ - 2 y¢¢ - 3 y¢ + 10 y = 40 cos x

2. Dengan metode variasi parameter, selesaikan PD berikut :

a) y¢¢¢ - 5 y¢¢ + 8 y¢ - 4 y = e 2 x
b) y iv - 3 y ¢¢ - 4 y = cosh x
c) y¢¢¢ + y¢¢ + y¢ + y = xe x
d) y¢¢¢ + y¢ = sec x
e) y¢¢¢ + 2 y¢¢ + 2 y¢ + y = x

Penyelesaian:

Yang akan diselesaikan adalah nomor 1, sedangkan no 2 untuk latihan.

1.a. ( D 4 - 16) y = e x

Solusi homogen :
Pers. Karakteristik :
r 4 - 16 = 0
( r 2 + 4)(r 2 - 4) = 0
(
( r + 2)(r - 2) r 2 + 4 = 0 )
Akar karakteristik :
r12 = ±2 dan r34 = ±2i
Solusi homogen :
y c = C1 e -2 x + C 2 e 2 x + C 3 cos 2 x + C 4 sin 2 x

Solusi non homogen (dengan metode koefisien tak tentu) :

Misalkan y = K e x
Maka y ¢ = K e x , y ¢¢ = K e x , y ¢¢¢ = K e x , y iv = K e x

6 - 12
 Bab 6 PD Order Tinggi

Sehingga dengan subtitusi ke PD, didapat :

( D 4 - 16) y = e x
K ex - 16 K ex = ex
15 K ex = ex
K = -1/15
\ y = - 1 ex
p
15

Solusi non homogen (dengan metode variasi parameter) :

é e- 2 x e2 x cos 2 x sin 2 x ù
ê ú
- 2e - 2 x 2e 2 x - 2 sin 2 x 2 cos 2 x ú
W = ê -2x
ê 4e 4e 2 x - 4 cos 2 x - 4 sin 2 x ú
ê -2x ú
ë - 8e 8e 2 x 8 sin 2 x - 8 cos 2 x û

e 2x cos2x sin2x e -2x cos2x sin2x

-2 x 2x 2x -2x
= 8e 2e - 2sin2x 2cos2x + 8e - 2e - 2sin2x 2cos2x
4e 2x - 4cos2x - 4sin2x 4e -2x - 4cos2x - 4sin2x

e -2x e 2x sin2x e -2x e 2x cos2x

-2x 2x -2x 2x
- 8 sin 2 x - 2e 2e 2cos2x - 8 cos 2 x - 2e 2e - 2sin2x
4e -2x 4e 2x - 4sin2x 4e -2x 4e 2x - 4cos2x

= 8e -2 x (16e 2 x ) + 8e -2 x (16e -2 x ) - 8 sin 2 x(-32 sin 2 x) - 8 cos 2 x(-32 cos 2 x)

= 256 + 256 = 512

0 e2x cos 2 x sin 2 x e 2x cos2x sin2x

0 2e 2 x - 2 sin 2 x 2 cos 2 x = -1 2e 2x - 2sin2x 2cos2x
U 1 ( x) =
0 4e 2 x - 4 cos 2 x - 4 sin 2 x 4e 2x - 4cos2x - 4sin2x
1 8e 2 x 8 sin 2 x - 8 cos 2 x
= -16 e 2 x

U 1 ( x) f ( x) - 16e 2 x e x 1 1
u1 ( x) = ò dx = ò dx = - ò e 3 x dx = - e 3 x
W ( x) 512 32 96

6 - 13
Bab 6 PD Order Tinggi

e -2 x 0 cos 2 x sin 2 x e -2x cos2x sin2x

- 2e -2 x 0 - 2 sin 2 x 2 cos 2 x = +1 - 2e 2x - 2sin2x 2cos2x
U 2 ( x) =
4e -2 x 0 - 4 cos 2 x - 4 sin 2 x 4e 2x - 4cos2x - 4sin2x
- 8e -2 x 1 8 sin 2 x - 8 cos 2 x
= 16 e -2 x

U 2 ( x) f ( x) 16e -2 x e x 1
u 2 ( x) = ò dx = ò dx = - e - x
W ( x) 512 32

e -2 x e2x 0 sin 2 x e -2x e 2x sin2x

- 2e - 2 x 2e 2 x 0 2 cos 2 x = -1 - 2e 2x 2e 2x
2cos2x
U 3 ( x) =
4e - 2 x 4e 2 x 0 - 4 sin 2 x 4e 2x 4e 2x - 4sin2x
- 8e - 2 x 8e 2 x 1 - 8 cos 2 x
= 32 sin 2 x

U 3 ( x) f ( x) 32 sin 2 xe x 1 1 x
u3 ( x) = ò dx = ò dx = ò e x sin 2 xdx = (e sin 2 x - 2e x cos 2 x)
W ( x) 512 16 80

(dengan integral parsial)

e -2 x e2x cos 2 x 0 e -2x e 2x cos2x
- 2e -2 x 2e 2 x - 2 sin 2 x 0 = 1 - 2e 2x 2e 2x
- 2sin2x
U 4 ( x) =
4e -2 x 4e 2 x - 4 cos 2 x 0 4e 2x 4e 2x 4cos2x
- 8e -2 x 8e 2 x 8 sin 2 x 1
= -32 cos 2 x

U 4 ( x) f ( x) - 32 cos 2 x e x
u 4 ( x) = ò dx = ò dx
W ( x) 512
1 1
= - ò e x cos 2 xdx = - (2e x sin 2 x + e x cos 2 x)
16 80
(dengan integral parsial)

y p = u1 ( x)Φ1 ( x) + u 2Φ2 ( x) + u3Φ3 ( x) + u 4Φ4 ( x)

1 3 x -2 x 1 -x 2 x 1
y p = (- e )e + (- e )e + ( (e x sin 2 x - 2e x cos 2 x)) cos 2 x
96 32 80
1 1 x
= (- ( 2e x sin 2 x + e x cos 2 x)) sin 2 x = - e
80 15

Solusi umum
1 x
y = yc + y p = C1e - 2 x + C2 e 2 x + C3 cos 2 x + C4 sin 2 x + e
15

6 - 14
 Bab 6 PD Order Tinggi

1.b. ( D 3 + 6 D 2 + 11D + 6) y = 6 x - 7

Solusi homogen :
Pers. Karakteristik :
r 3 + 6r 2 + 11r + 6 = 0
( r + 1)(r 2 + 5r + 6) = 0
( r + 1)(r + 2)(r + 3) = 0
Akar karakteristik :
r1 = -1 r2 = -2 dan r3 = -3
Solusi homogen :
y c = C1e - x + C 2 e -2 x + C3 e -3 x

Solusi non homogen (dengan metode koefisien tak tentu) :

Misalkan y = Ax + B
Maka y ¢ = A , y ¢¢ = 0 , y ¢¢¢ = 0
Sehingga dengan subtitusi ke PD, didapat :
( D 3 + 6 D 2 + 11D + 6) y = 6 x - 7
6Ax + 11 A + 6 B = 6x + 7
A = 1 dan B = -3
\ yp = x - 3

Solusi non homogen (dengan metode variasi parameter) :

e -x e -2x e -3x
= -2e -6 x
W = - e -x - 2e -2x - 3e -3x
e -x 4e -2x 9e -3x

0 e -2x e -3x
= - e -5x
U 1 ( x) = 0 - 2e -2x - 3e -3x
1 4e -2x 9e -3x

U 1 ( x) f ( x) - e -5 x (6 x - 7) 1
u1 ( x) = ò dx = ò -6 x
dx = ò e x (6 x - 7)dx
W ( x) - 2e 2
1
= (6 xe x - 13e x )
2

e -x 0 e -3x
-x -3x = 2e -4 x
U 2 ( x) = - e 0 - 3e
e -x 1 9e -3x

6 - 15
Bab 6 PD Order Tinggi

U 2 ( x) f ( x) 2e -4 x (6 x - 7)
u 2 ( x) = ò dx = ò -6 x
dx = - ò e 2 x (6 x - 7)dx
W ( x) - 2e
= -3 xe 2 x + 5e 2 x
e -x e -2x 0
U 3 ( x) = - e -x - 2e -2x 0 = -e -3x
e -x 4e -2x 1
U 3 ( x) f ( x) - e -3 x (6 x - 7) 1 2x
u3 ( x) = ò dx = ò dx = ò e (6 x - 7)dx
W ( x) - 2e -6 x 2
3
= xe 3 x - e 3 x
2

y p = u1 ( x)Φ1 ( x) + u 2Φ2 ( x) + u3Φ3 ( x)

1 3
y p = ( (6 xe x - 13e x )e - x + (-3 xe 2 x + 5e 2 x )e -2 x + ( xe 3 x - e 2 x )e -3 x
2 2
= x-3

Solusi umum
y = yc + y p = C1e -1x + C2 e -2 x + C3e -3 x + x - 3

1.c. y¢¢¢ - 2 y¢¢ - 3 y¢ + 10 y = 40 cos x

Solusi homogen :
Pers. Karakteristik :
r 3 - 2r 2 - 3r + 10 = 0
( r + 2)(r 2 - 4r + 5) = 0
Akar karakteristik :
r1 = -2 dan r23 = 2 ± i
Solusi homogen :
y c = C1e -2 x + C 2 e 2 x cos x + C3 e 2 x sin x

Solusi non homogen (dengan metode koefisien tak tentu) :

Misalkan y = A cos x + B sin x
Maka y ¢ = - A sin x + Bx , y ¢¢ = - A cos x - B sin x ,
dan y ¢¢¢ = A sin x - B cos x
Sehingga dengan subtitusi ke PD, didapat :
y¢¢¢ - 2 y¢¢ - 3 y¢ + 10 y = 40 cos x
(Asinx-Bcosx)-2(-Acosx-Bsinx)-3(-Asinx+Bcosx)+10(Acosx+Bsinx) = 40 cosx
sinx (A + 2B + 3A + 10B) + cosx (-B+2A-3B+10A) = 40 cosx
(4A+12B)sinx + (12A-4B)cosx = 0 sinx + 40 cosx
A = 3 dan B = -1
\ y p = 3 cos x - sin x

6 - 16
 Bab 6 PD Order Tinggi

Solusi non homogen (dengan metode variasi parameter) :

e -2x e 2x cos x e 2x sin x

= 17e 2 x
W = - 2e -2x 2e 2x cos x - e 2x sin x 2e 2x sin x + e 2x cos x
4e -2x 3e 2x cos x - 4e 2x sin x 3e 2x sin x + 4e 2x cos x

0 e 2x cos x e 2x sin x
U 1 ( x) = 0 2e 2x cos x - e 2x sin x 2e 2x sin x + e 2x cos x = e 4x
1 3e 2x cos x - 4e 2x sin x 3e 2x sin x + 4e 2x cos x

U 1 ( x) f ( x) e 4 x (40 cos x) 40 2 x
u1 ( x) = ò dx = ò 2x
dx = ò e cos xdx
W ( x) 17e 17
8
= e 2 x (sin x + 2 cos x)
17

e -2x 0 e 2x sin x
U 2 ( x) = - 2e -2x 0 2e 2x sin x + e 2x cos x = -4sinx - cosx
4e -2x 1 3e 2x sin x + 4e 2x cos x

U 2 ( x) f ( x) (-4 sin x - cos x)(40 cos x)

u 2 ( x) = ò dx = ò dx
W ( x) 17e 2 x
- 160 sin x cos x - 40 cos 2 x
=ò dx
17e 2 x
10 15 25 - 2 x
= e - 2 x + e - 2 x sin 2 x + e cos 2 x
17 17 17

e -2x e 2x cos x 0
-2x 2x 2x
U 3 ( x) = - 2e 2e cos x - e sin x 0 = 4cosx - sinx
4e -2x 3e 2x cos x - 4e 2x sin x 1

U 3 ( x) f ( x) (4 cos x - sin x)(40 cos x)

u3 ( x) = ò dx = ò dx
W ( x) 17e 2 x
40 25 -2 x 25
= - e -2 x + e sin 2 x - e -2 x cos 2 x
17 17 17

y p = u1 ( x)Φ1 ( x) + u 2Φ2 ( x) + u3Φ3 ( x)

6 - 17
Bab 6 PD Order Tinggi

8 10 15 -2 x
y p = e -2 x ( e 2 x (sin x + 2 cos x)) + e 2 x cos x( e -2 x + e sin 2 x
17 17 17
25 -2 x 40 -2 x 25 -2 x 15 -2 x
+ e cos 2 x) + e 2 x sin x(- e + e sin 2 x - e cos 2 x)
17 17 17 17
= - sin x + 3 cos x

Solusi umum
y = yc + y p = C1e -2 x + C2 e 2 x cos x + C3e 2 x sin x + 3 cos x - sin x

Definisi 6.18 Persamaan Differensial Cauchy-Euler

Bentuk umum dari PD Cauchy order n adalah sebagai berikut:

n n -1
n d y n -1 d y dy
P0 x n
+ P1 x n -1
+  + Pn-1 x + Pn y = α ( x)
dx dx dx
dengan P0 , P1 ,  , Pn konstanta.

Penyelesaian Persamaan Differensial Cauchy-Euler:

dz 1
Misalkan x = e z , maka z = ln x dan =
dx x
d
Selanjutnya, definisikan D = , maka didapat:
dz
dy dy dz 1 dy dy
= × = Þ x = Dy
dx dz dx x dz dx

d2y d æ dy ö d æ 1 dy ö
2
= ç ÷= ç ÷
dx dx è dx ø dx è x dz ø
1 dy 1 d 2 y
=- 2 +
x dz x dxdz
1 dy 1 d 2 y
=- +
x 2 dz x 2 dz 2
1 æ d 2 y dy ö d2y æ d2 d ö
= 2 ç 2 - ÷ Þ x 2 2 = ç 2 - ÷ = ( D 2 - D) y
x çè dz dz ÷ø dx ç dz
è dz ÷ø
= D( D - 1) y

dny
xn = (D( D - 1)( D - 2)  ( D - n + 1) ) y
dx n

Subtitusikan pemisalan tersebut ke PD, maka akan sidapat perubahan dari PD Linear
non homogen koefisien variabel menjadi PD Linear non homogen koefisien konstanta,
yang dapat diselesaikan dengan metode yang sudah dibahas pada bagian yang lalu.

6 - 18
 Bab 6 PD Order Tinggi

Cara Lain Penyelesaian Persamaan Differensial Cauchy-Euler:

Pandang PD Caichy-Euler sebagai berikut :

x n y ( n ) + a1 x n-1 y ( n-1) +  + an-1 xy¢ + an y = f ( x)
dengan a1 , a2 , , an adalah konstanta.

Untuk yang homogen

Misalkan y = Ax m , maka:
y¢ = mAx m-1
y¢¢ = m(m - 1) Ax m-2
y¢¢¢ = m(m - 1)(m - 2) Ax m-3

y ( r ) = m(m - 1)(m - 2)  (m - r + 1) Ax m-r

Subtitusikan pemisalan di atas ke PD, maka didapat:

(
x n m(m - 1)(m - 2)  (m - n + 1) Ax m-n + )
(
a1 x n-1 m(m - 1)(m - 2)  (m - n + 2) Ax m-n+1 +  )
+ a n-1 xmAx m-1 + a n Ax m = 0

[(m(m - 1)(m - 2) (m - n + 1)) + a1 (m(m - 1)(m - 2) (m - n + 2)) +

 + a n-1m + a n ]Ax m = 0
Akhirnya didapat polinomial dari m derajat n, yang akibatnya terjadi beberapa
kemungkinan, yaitu:
1. Jika ada n akar real yang berlainan, yaitu m1 , m2 , , mn
mn
Maka n solusi basisnya adalah : Φ1 = x m1 , Φ2 = x m2 ,  , Φn = x
m
\ y c = C1 x m1 + C 2 x m2 +  + C n x n
2. Jika ada akar real yang berulang, misalnya m1 = α berulang s kali.
Maka s solusi yang bebas linear Φ1 = x α , Φ2 = x α ln x ,  , Φn = x α (ln x) ( s -1) .
3. Jika m1 dan m1 kompleks konjugate ; m1 = α + iβ
Maka sepasang solusi yang bebas linear adalah
Φ1 = x α cos( β ln x) dan Φ2 = x α sin( β ln x)
4. Jika m1 dan m1 kompleks konjugate, yang berulang s kali.
Maka 2s solusi yang bebas linear adalah:
Φ1 = x α cos( β ln x) Φ2 = x α sin( β ln x)
Φ3 = x α ln x cos( β ln x) Φ4 = x α ln x sin( β ln x)
Φ5 = x α (ln x) 2 cos( β ln x) Φ6 = x α (ln x) 2 sin( β ln x)
 
Φ2 s -1 = x α (ln x) s -1 cos( β ln x) Φ2 s = x (ln x) s -1 sin( β ln x)
α

6 - 19
Bab 6 PD Order Tinggi

Selanjutnya, setelah didapat n solusi homogen yang bebas linear, untuk mendapatkan
solusi partikelirnya bisa dipakai metode variasi parameter atau yang lain sehingga
didapat solusi umum persamaan differensial non homogen yang diberikan.

Definisi 6.19. Persamaan Differensial Lagrange-Legendre

Bentuk umum dari persamaan differensial Lagrange-Legendre adalah:

dny d n-1 y dy
P0 (ax + b) n n + P1 (ax + b) n-1 n-1 +  + Pn-1 (ax + b) + Pn y = Q( x)
dx dx dx

Penyelesaian :

Untuk menyelesaikannya digunakan cara yang sama dengan PD Cauchy.

Misalkan:
(ax + b) = e z ,
maka:
dz a
z = ln(ax + b) dan =
dx ax + b
Sehingga:
dy dy dz a dy dy dy
= = Þ (ax + b) =a = aDy
dx dz dx ax + b dz dx dz

d2y d æ dy ö d æ a dy ö
2 ç ÷=
= ç ÷
dx dx è dx ø dx è ax + b dz ø
a2 dy a d2y
=- +
(ax + b) 2 dz ax + b dxdz
a2
dy a d2y
=- +
(ax + b) 2 dz ax + b ax + b (dz ) 2
a
2 2
a dy a d2y
=- +
(ax + b) 2 dz (ax + b) 2 dz 2
a2 æ d 2 y dy ö
= ç - ÷
(ax + b) 2 çè dz 2 dz ÷ø

2 d2y
(ax + b) 2
= a 2 ( D 2 - D) y = a 2 D( D - 1) y
dx

dny
(ax + b) n n
= a n = a n D( D - 1)( D - 2)  ( D - n + 1) y
dx

Jika pemisalan di atas disubtitusikan ke PD, maka didapat PD dengan koefisien

konstanta, selanjutnya analog dengan penyelesaian PD koefisien konstanta yang lalu.

6 - 20
 Bab 6 PD Order Tinggi

Contoh soal 6.20.

Selesaikan PD koefisien variabel berikut:
a) x 2 y ¢¢ + xy ¢ + y = cos ec ln x
b) 8 x 4 y iv + 52 x 3 y ¢¢¢ + 82 x 2 y ¢¢ + 85 xy ¢ - 34 y = 25 - 34 ln x
c) x 3 y¢¢ - x 2 y¢ + xy = 1; y (1) = 1 , y (e) = e + e
4 4
d) x y¢¢¢ + 2 x y¢¢ + xy¢ - y = 15 cos(2 ln x );
3 2

dengan y (1) = 2, y¢(1) = -3, y¢¢(1) = 0

Definisi 6.21. Reduksi Persamaan Differensial dengan Metode Integral

Misalkan Φ1 adalah suatu solusi dari PD Linear homogen order n .

Maka solusi Φ1 ini dapat dipakai untuk mereduksi PD dari order n menjadi order n – 1.
Misalkan untuk order 3, pandang PD order 3:
a0 ( x) y¢¢¢ + a1 ( x) y¢¢ + a2 ( x) y¢ + a3 ( x) y = 0
dengan a0 , a1 , a2 , a3 adalah fungsi kontinu dari x, a0 ¹ 0 dan Φ1 adalah solusi.
Misalkan y = Φ1v
Maka turunan dari y ini adalah:
y¢ = Φ1v¢ + Φ1¢v
y¢¢ = Φ1v¢¢ + Φ1¢v¢ + Φ1¢v¢ + Φ1¢¢ v = Φ1v¢¢ + 2Φ1¢v¢ + Φ1¢¢ v
y¢¢¢ = Φ1v¢¢¢ + Φ1¢v¢¢ + 2Φ1¢v¢¢ + 2Φ1¢¢ v¢ + Φ1¢¢ v¢ + Φ1¢¢¢v
= Φ1v¢¢¢ + 3Φ1¢v¢¢ + 3Φ1¢¢ v¢ + Φ1¢¢¢v
Subtitusikan pemisalan ini ke PD, maka didapat:
a0 (Φ1v ¢¢¢ + 3Φ1¢v ¢¢ + 3Φ1¢¢ v ¢ + Φ1¢¢¢v ) + a1 (Φ1v ¢¢ + 2Φ1¢v ¢ + Φ1¢¢ v )
+ a 2 (Φ1v ¢ + Φ1¢v ) + a3Φ1v = 0
a0Φ1v ¢¢¢ + (3a0Φ1¢ + a1Φ1 )v ¢¢ + (3a0Φ1¢¢ + 2a1Φ1¢ + Φ1 )v ¢
+ (a0Φ1¢¢¢+ a1Φ1¢¢ + a 2Φ1¢ + a3Φ1 )v = 0

karena Φ1 solusi PD, maka suku terakhir memenuhi PD (=0), sehinggga dengan
memisalkan w = v ¢ , didapat PD order 2:
a0Φ1 w¢¢ + (3a0Φ1¢ + a1Φ1 )w¢ + (3a0Φ1¢¢ + 2a1Φ1¢ + Φ1 )w = 0

Contoh 6.22:
Tentukan 3 solusi yang bebas linear dari:
y ¢¢¢ - 3ay ¢¢ + 3a 2 y ¢ - a 3 y = 0 jika diberikan Φ1 = e ax adalah solusinya.

Jawab :
Misalkan y = e ax v , maka:
y ¢ = e ax v ¢ + ae ax v
y ¢¢ = e ax v ¢¢ + 2ae ax v ¢ + a 2 e ax v
y ¢¢¢ = e ax v ¢¢¢ + 3ae ax v ¢¢ + 3a 2 e ax v ¢ + a 3 e ax v

6 - 21
Bab 6 PD Order Tinggi

Subtitusikan pemisalan tersebut ke PD, didapat:

(
e ax v ¢¢¢ + 3ae ax v ¢¢ + 3a 2 e ax v ¢ + a 3 e ax v - 3a e ax v ¢¢ + 2ae ax v ¢ + a 2 e ax v )
( )
+ 3a 2 e ax v ¢ + ae ax v - a 3 e ax v = 0

( ) (
e ax v ¢¢¢ + 3ae ax - 3ae ax v ¢¢ + 3a 2 e ax - 6a 2 e ax + 3a 2 e ax v ¢ )
+ (a e 3 ax
- 3a e 3 ax
+ 3a e3 ax
)
- a 3 e ax v = 0

1
e ax v ¢¢¢ = 0 , v ¢¢¢ = 0 , v ¢¢ = C3 , v ¢ = C3 x + C 2 , v = C x 2 + C 2 x + C1
2 3

Sehingga solusi umumnya adalah :

æ1 ö
y = e ax ç C3 x 2 + C 2 x + C1 ÷
è2 ø

Soal Latihan 6.23:

Kerjakan sebagaimana contoh 6.22 untuk soal berikut:
1. y ¢¢¢ - 9 y = 0 ; Φ1 = e -3 x
2. y ¢¢¢ + y ¢¢ = 0 ; Φ1 = C1
3. y ( 4) - y = 0 ; Φ1 = e x
4. x 3 y ¢¢¢ + 3 x 2 y ¢¢ + xy ¢ - 8 y = 0 ; Φ1 = x 2
5. x 3 y ¢¢¢ - x 2 y ¢¢ - 3 xy ¢ = 0 ; Φ1 = x 4

Definisi 6.24. Fungsi Green

Misalkan diketahui PD order n sebagai berikut :

a0 ( x) y ( n ) + a1 ( x) y ( n-1) +  + a n ( x) y = f ( x)
dengan a0 , a1 , , a n , f fungsi kontinu pada suatu interval dan a0 ¹ 0 .

Jika Φ1 , Φ2 , , Φn adalah n solusi yang bebas linear dari persamaan homogennya,

maka solusi umum dari persamaan non homogennya adalah :
x
y = C1Φ1 + C 2Φ2 +  + C nΦn + ò G ( x, t ) f (t ) dt
x0
Φ1 ( x) Φ2 ( x )  Φn ( x )
Φ1 (t ) Φ2 (t )  Φn (t )
(-1) n-1
dengan G ( x, t ) = Φ1¢ (t ) Φ2¢ (t )  Φn¢ (t )
a0(t )W (t )
  
Φ1( n-2) (t ) Φ2( n-2) (t )  Φn( n-2) (t )
dan W(t) = Wronskian dari Φ1 , Φ2 , , Φn

6 - 22