Anda di halaman 1dari 12

Hubungan antara sanitasi lingkungan, higiene perorangan, dan karakteristik individu dengan

kejadian demam tifoid

REVIEW JURNAL

JUDUL JURNAL

Judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku


Pencegahan Demam Tifoid Pada Penjamah Makanan
Nama Jurnal Photon Jurnal Sains dan Kesehatan

Volume dan Halaman Vol.12, hal 1-12

Tahun 2021

Penulis Sari T.W, Wahyuni S

Link Download https://doi.org/10.37859/jp.v12i1.3166

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 15 Desember 2023

Latar Belakang Demam tifoid adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Infeksi Salmonella typhi ditularkan
apabila mengkonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi
oleh feses dan urin pasien yang mengalami demam tifoid.
Penyakit ini sangat mudah menular dan dapat menyerang
banyak orang sehingga dapat menimbulkan suatu wabah
Permasalahan Terjadinya peningkatan kasus demam tifoid disebabkan karena
demam tifoid merupakan penyakit multifaktorial yaitu penyakit
yang dapat dipicu oleh banyak faktor, antara lain umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, sanitasi lingkungan, kebersihan
diri (personal hygiene), dan tempat tinggal. Akan tetapi, di
negara-negara berkembang metode yang digunakan dikenal
dengan Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB) belum
diterapkan, baik di industri yang bergerak di bidang pangan
dalam skala industri besar maupun industri kecil.
Tujuan penelitian mngetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang
pencegahan demam tifoid dengan perilaku pencegahan demam
tifoid pada penjamah makanan di Kelurahan Air Hitam
Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
Sumber data Kuesioner pengetahuan tentang pencegahan demam tifoid
terdiri dari 10 item pertanyaan
Metode penelitian Metode penelitian menggunakan survei analitik dengan
pendekatan cross sectional.
Objek penelitian penjamah makanan yang berjualan di Kelurahan Air Hitam
Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yang berjumlah 30
orang
Hasil penelitian Hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara pengetahuan
tentang pencegahan demam tifoid dengan perilaku pencegahan
demam tifoid pada penjamah makanan dengan kekuatan
korelasi sedang dan arah korelasi positif (p-value = 0,000; r =
0,555). Selain itu, diperoleh juga hubungan antara sikap
tentang pencegahan demam tifoid dengan perilaku pencegahan
demam tifoid pada penjamah makanan dengan kekuatan
korelasi kuat dan arah korelasi positif (p-value = 0,000; r =
0,674).

Judul Personal Hygiene dengan Kejadian Demam Tifoid

Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada

Volume dan Halaman Vol.11, hal 505-512

Tahun 2022

Penulis Betan A, Badaruddin B, Fatmawati F

Link Download https://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 15 Desember 2023

Latar Belakang Penyakit demam typoid merupakan penyakit yang berada pada
usus halus dan dapat menimbulkan gejala terus menerus,
ditimbulkan oleh Salmonella thyposa. Penyakit ini erat
kaitannya dengan higiene pribadi dan sanitasi lingkungan,
seperti higiene perorangan, higiene makanan, lingkungan yang
kumuh, kebersihan tempat-tempat umum yang kurang serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
Permasalahan Demam tifoid ini seringkali dialami oleh anak-anak maupun
remaja. Hal ini terjadi disebabkan karena mereka belum
menyadari pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan.
Disamping itu, penderita anak-anak umumnya belum memiliki
kekebalan tubuh yang sempurna terhadap infeksi. Penularan
demam tifoid dapat terjadi akibat adanya binatang perantara
vektor dan reservoir, kebiasaan jajan, pengelolaan makanan
yang tidak bersih, serta perilaku higiene perseorangan yang
tidak memenuhi syarat
Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan personal
hygiene dengan kejadian demam tifoid.
Sumber data Data primer : wawancara, kuesioner

Metode penelitian Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif


analitis dengan rancangan Cross Sectional Study, Pada
penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan
metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 20 orang
Objek penelitian Data diambil dari 20 responden secara acak dari berbagai latak
belakang umur, pendidikan, dan jenis kelamin.
Hasil penelitian Uji statistic menunjukkan bahwa kebersihan diri p-value: 0,001,
mencuci nilai p-Value: 0,010 dan tingkat pengetahuan
masyarakat (0,001). Bahwa terdapat hubungan kebersihan diri,
mencuci dan tingkat pengetahuan masyarakat dengan kejadian
demam tifoid.

Judul Kejadian Demam Tifoid pada Usia 15-44 Tahun

Nama Jurnal Higeia Journal Of Public Health Research And Development

Volume dan Halaman Vol.3 , hal 263 - 273

Tahun 2019

Penulis Afifah N. R. dan Pawang E. T.

Link Download http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 15 Desember 2023

Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica reservoar typhi, umumnya disebut
Salmonella typhi (S.typhi). Jumlah kasus demam tifoid di
seluruh dunia diperkirakan terdapat 21 juta kasus dengan
128.000 sampai 161.000 kematian setiap tahun, kasus
terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Demam
tifoid merupakan 10 besar penyakit terbanyak pada pasien
rawat inap rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus tahun
2010 terdapat 41.801 kasus dengan CFR 0,67% dan tahun 2011
terdapat 55.098 kasus dengan CFR 2,06%
Permasalahan Jumlah kasus demam tifoid pada usia 15-44 tahun meningkat
dari tahun 2015 terdapat 176 kasus meningkat pada tahun 2016
menjadi 318 kasus. kejadian demam tifoid pada usia 15-44
tahun belum diteliti pada penelitian sebelumnya
Tujuan penelitian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada usia 15-44
tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Kulon.
Sumber data 1. Data Primer:
 Sumber Data: Kuesioner

 Deskripsi: Data primer diperoleh melalui


penggunaan kuesioner yang diisi oleh responden.
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang variabel bebas (cuci tangan
sebelum makan, kebiasaan makan, konsumsi es,
konsumsi sayuran mentah, jenis air minum, suhu
makanan, dan tempat makan) dan variabel terikat
(kejadian demam tifoid).

2. Data Sekunder:
 Sumber Data: Data kejadian demam tifoid dari
Dinas Kesehatan Kota Semarang dan rekam medis
pasien rawat inap Puskesmas Tlogosari Kulon.

 Deskripsi: Data sekunder berasal dari sumber-


sumber yang telah ada sebelumnya. Informasi
tentang kejadian demam tifoid diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kota Semarang, sementara data
rekam medis pasien rawat inap Puskesmas
Tlogosari Kulon juga digunakan.

Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analitik observasional dengan desain penelitian case control
Objek penelitian Sampel diambil dari populasi penderita demam tifoid usia 15-
44 tahun yang tercatat dalam rekam medis Puskesmas Tlogosari
Kulon periode Januari-Desember 2017, serta tetangga terdekat
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara cuci
tangan sebelum makan (p=0,026), kebiasaan makan (p=0,002),
tempat makan (p=0,035), dengan kejadian demam tifoid.
Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara cuci tangan
sebelum makan, kebiasaan makan, tempat makan dengan
kejadian demam tifoid pada usia 15-44 tahun.

Judul Faktor Risiko Kejadian Demam Tifoid di Indonesia 2018–


2022: Literature Review
Nama Jurnal JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa

Volume dan Halaman Vol.1, hal 144 - 154

Tahun 2022

Penulis Salman. S, Verliani. H, Hilmi I. L.

Link Download https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jkj

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 15 Desember 2023

Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dapat menular,
disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serovar typhi
(S.typhi) dan Salmonella enterica serovar enteritidis
(S.entritidis) merupakan bakteri gram negatif anaerob
berbentuk basil yang memiliki karakteristik endotoksin khas,
serta memiliki antigen Vi yang diyakini dapat meningkatkan
aktivitas virulensi. Demam tifoid menjadi penyebab angka
morbiditas dan mortalitas pada banyak negara.
Permasalahan Pada kasus demam tifoid yang terjadi di Indonesia, masih
banyak masyarakat yang tidak terlalu memperhatikan kesehatan
dan kebersihan, terutama dari lingkungan dan perilaku yang
dapat meningkatkan faktor resiko demam tifoid.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja
yang menjadi penyebab kejadian demam tifoid di Indonesia.
Sumber data Data dari penelitian ini bersumber dari berbagai literatur
menggunakan database Sinta Kemenristek, Science Direct,
Research Gate, dan Google Scholar
Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analitik observasional dengan desain penelitian case control
Objek penelitian Faktor risiko demam tifoid

Hasil penelitian Hasil menunjukkan bahwa beberapa faktor yang berhubungan


dengan kejadian demam tifoid diantaranya sarana sumber air
bersih, sarana jamban dan pembuangan tinja, kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB (Hand
Hygiene), kebiasaan mencuci bahan makanan mentah (Food
Hygiene), kebiasaan jajan atau makan diluar, riwayat demam
tifoid anggota keluarga dan personal hygiene menjadi faktor
penting pada risiko kejadian demam tifoid.

Judul Perilaku, Sanitasi Lingkungan Rumah dan Kejadian Demam


Tifoid
Nama Jurnal Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Volume dan Halaman Vol.13, hal 525 - 529

Tahun 2022

Penulis Laila O.N, Khambali K, Irwan S.

Link Download http://dx.doi.org/10.33846/sf13247

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 15 Desember 2023

Latar Belakang Epidemi penyakit menurut John Gordon, di suatu daerah


tergantung dari interaksi antar manusia atau masyarakat
(pejamu), penyebab atau sumber penyakit (agent) dan sanitasi
lingkungan (environment) yang menyebabkan suatu penyakit.
Kehidupan penyakit menular sering terjadi di negara
berkembang yaitu penyakit yang disebabkan melalui saluran
pernafasan dan pencernaan.
Permasalahan Sanitasi lingkungan rumah yang buruk penyebab terjadinya
penyakit demam tifoid terlihat dari keadaan sanitasi lingkungan
secara keseluruhan di Kecamatan Mantup meliputi penyediaan
air bersih, pembuangan sampah dan pembuangan tinja/jamban
sehat. Jenis air bersih yang digunakan masyarakat ialah air
sumur gali tidak tersedianya air perusahaan daerah air minum
(PDAM)
Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah menganalisis korelasi antara
perilaku dan sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian
demam tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Mantup Kabupaten
Lamongan tahun 2021.
Sumber data Data pada penelitian ini bersumber dari observasi, pengamatan,
wawancara
Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik, menggunakan
rancangan case-control
Objek penelitian penderita demam tifoid pernah menjalani rawat inap dan
bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Mantup
Kabupaten Lamongan
Hasil penelitian Hasil penelitian bahwa nilai p untuk hubungan antara perilaku
dengan kejadian demam tifoid adalah 0,000, sedangkan untuk
hubungan antara sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian
demam tifoid adalah 0,000. Dapat disimpulkan bahwa perilaku
dan sanitasi lingkungan rumah berhubungan dengan kejadian
demam tifoid.
Judul Karakteristik Pasien Demam Tifoid pada Anak dan Remaja
diRumah Sakit Pertamina Bintang Amin Lampung
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada

Volume dan Halaman Vol.9, hal 625 - 633

Tahun 2020

Penulis Mustofa F. L, Rafie R, Salsabilla G.

Link Download hhttps://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 15 Desember 2023

Latar Belakang Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid adalah
penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C.
Penularan emam tifoid melalui fecal dan oral yang masuk ke
dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Permasalahan - Berdasarkan jenis kelamin, pasien demam tifoid lebih
banyak pada perempuan sebanyak 149 orang ( 57,5%)
dan lebih sedikit pada laki-laki sebanyak 110 orang
(42,5%).
- penggunaan antibiotik kloramfenikol dengan seftriakson
terhadap lama hari turun demam dengan median lama
hari turun pada demam kelompok seftriakson yaitu 2
hari, sedangkan kelompok kloramfenikol 5 hari.
- Demam Tifoid menempati urutan pertama dari 10
penyakit terbanyak pasien rawat inap pada tahun 2018
dibulan Desember.

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah menganalisis Krakteristik pasien


demam tifoid pada anak usia (5-11) tahun dan remaja usia (12-
25) Tahun di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung pada Tahun 2018
Sumber data Menggunakan data sekunder dari rekam medis sebagai sumber
data dalam penelitian.

Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian


deskriptif dengan pendeketan kualitatif.
Objek penelitian Objek penelitian ini adalah karakteristik pasien demam tifoid
pada anak dan remaja di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Kota Bandar Lampung selama periode Januari 2018 –
Desember 2018.
Hasil penelitian Karakteristik penderita demam tifoid pada anak dan remaja di
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun
2018 yaitu umur paling banyak 5-11 tahun (57.1%). Jenis
kelamin paling banyak pada perempuan (57.7%). Derajat
demam paling banyak demam febris (93.4%). Lama demam
paling banyak demam pada waktu ≤ 1 minggu (77.0%). Hasil
uji tes widal paling banyak hasil uji tes widal positif (84.2%).
Riwayat melakukan pemeriksaan lain paling banyak ya
melaukan (100%). Pemberian obat antibiotik pemberian obat
antibiotik lini 2 (99.1%).

Judul Hubungan Pengetahuan Dan Kebiasaan Jajan Dengan Kejadian


Tifoid Di Rumah Sakit Pelamonia Tk. Ii Makassar
Nama Jurnal Jurnal Mitra Sehat

Volume dan Halaman Vol.13, hal 358 - 362

Tahun 2023

Penulis Nurfitri N, Pawenrussi E.P, Hasna H

Link Download https://journal.stikmks.ac.id/a

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 15 Desember 2023

Latar Belakang Kondisi hidup yang lebih baik dan pengenalan antibiotik
mengakibatkan penurunan drastis morbiditas dan mortalitas
demam tifoid di negara-negara industri. Namun, penyakit ini
terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak wilayah
berkembang di Afrika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan
Pasifik Barat. Pada perkiraan tahun 2019, terdapat 9 juta kasus
demam tifoid setiap tahunnya, yang mengakibatkan sekitar
110.000 kematian per tahun
Permasalahan Banyak faktor yang menyebabkan demam tifoid, salah satunya
adalah kntaminasi makan. Kontaminasi dapat terjadi akibat
membeli makanan dari sumber yang tidak aman, peralatan yang
terkontaminasi, atau kondisi di mana mikroorganisme mudah
tumbuh dan bertahan hidup, seperti suhu memasak yang tidak
memadai atau sanitasi yang buruk. Kebersihan penjamah
makanan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian penyakit bawaan makanan, seperti penjamah
makanan yang memiliki kebersihan diri yang rendah, pernah
menderita tifus, dan perilaku mencuci tangan yang buruk.
Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan
jajan dengan kejadian tifoid di RS TK. II Pelamonia Makassar.
Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
responden yang merupakan bagian dari populasi di RS TK. II
Pelamonia Makassar. Penelitian ini mengambil sampel dari
populasi tersebut, dan sebanyak 45 responden dijadikan sebagai
sampel penelitian.

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian survey analitik dengan


pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 135 orang
dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 45 responden.
Analisis data menggunakan uji chi-square
Objek penelitian Objek penelitian ini adalah karakteristik pasien demam tifoid
pada anak dan remaja di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Kota Bandar Lampung selama periode Januari 2018 –
Desember 2018.
Hasil penelitian Pada penelitian ini diperoleh umur terbanyak adalah 21-30
tahun 26 responden (57.8%), dan kelompok umur terrendah 41-
50 tahun sebanyak 4 responden (8.9%), dengan jenis kelamin
perempuan 24 responden (53.3%) dan jenis kelamin laki-laki
21 tahun (46.7%) dan tingkat pendidikan tertinggi S1 sebanyak
35 responden (77.8%). Dan untuk tingkat pengetahuan baik 18
responden (43.3%), cukup 17 responden (31.0%) dan kurang 10
responden (25.7%). Dan untuk pelaksanaan kebiasaan makan di
luar rumah baik 35 responden (77.8%) dan buruk 10 responden
(22.2%). Hubungan antara pengetahuan dengan kejadian tifoid
di RS TK. II Pelamonia Makassar dengan nilai p 0.000.

Judul Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Demam Tifoid


Pada Anak Di Beberapa Lokasi Di Wilayah Indonesia Periode
Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2020
Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Ecosystem

Volume dan Halaman Vol.22, hal 372 - 382

Tahun 2020

Penulis Annisa F, Rahmadani A


Link Download https://doi.org/10.35965/eco.v22i2.1526

Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 16 Desember 2023

Latar Belakang Demam tifoid (DT) adalah penyakit akut pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, prevalensi demam tifoid di Indonesia mencapai (1,7%).
Distribusi prevalensi tertinggi adalah pada usia 5-14 tahun (1,9)
(Ardiara, Martha. 2019. Epidemiologi, Manifestas. Usia 1-4
tahun (1,6%). Usia 15-24 tahun (1,5%) dan usia 1 tahun (0,8%)
Permasalahan DT paling sering disebabkan dari makanan atau minuman yang
terkontaminasi pasien. Selain penularan dari manusia ke
manusia (fecal-oral), kontaminasi urin yang terinfeksi juga
sering terjadi. Penyakit DT perlu mendapatkan perhatian
khusus karena masih merupakan penyakit endemik di Indonesia
dengan angka kejadian yang masih tinggi karena jika tidak
mendapat penanganan yang baik bisa menyebabkan pendarahan
intestinal, perforasi usus, hepatitis tifosa, pankratitis tifosa,
miokarditis, neuropsikiatrik, peritonitis dan bisa berahir dengan
kematian
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada anak di
beberapa lokasi di wilayah Indonesia periode tahun 2013
sampai dengan tahun 2020.
Sumber data Sumber penelitian ini adalah sepuluh jurnal penelitian tentang
demam tifoid pada anak di beberapa wilayah di Indonesia
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2020, yang memenuhi
kkriteria jurnal penelitian yaitu jurnal penelitian tentang demam
tifoid pada anak di beberapa lokasi di wilayah Indonesia
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2020, memuat
minmal dua variabel penelitian dan menggunakan metode
analitik dengan pendekatan case control.
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kasus ini adalah
analisis literatur atau tinjauan pustaka. Penelitian ini tidak
mengumpulkan data primer melalui observasi atau eksperimen
langsung, tetapi mengambil sampel sepuluh jurnal penelitian
terkait demam tifoid pada anak di berbagai wilayah di
Indonesia.
Objek penelitian Objek penelitian ini berfokus pada literatur ilmiah yang telah
dipublikasikan untuk menjelajahi temuan penelitian terkait
demam tifoid pada anak di berbagai wilayah di Indonesia.
Hasil penelitian Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian
demam tifoid pada anak di beberapa wilayah di Indonesia yaitu
kebiasaan jajan, personal hygiene, food hygiene ibu, jamban
keluarga, dan persediaan air bersih yang secara statistik
bermakna dengan p value <0.05. Sedangkan tidak terdapat
hubungan bermakna dengan p value >0.05 antara status gizi dan
demam tifoid pada anak di beberapa lokasi di wilayah
Indonesia.

Judul Gambaran Sanitasi Lingkungan Pada Santriwati Penderita


Demam Tifoid Di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3
Nama Jurnal PHARMASIPHA : Pharmaceutical Journal of Islamic
Pharmacy
Volume dan Halaman Vol.6, hal 76 - 80

Tahun 2022

Penulis Fadholah A, Saptarina N, Magfirah W

Link Download https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/pharmasipha/


issue/archive
Reviewer Ahmad Fajar Bahri dan Muhammad Rizky Al-Akbar

Tanggal Reviewer 16 Desember 2023

Latar Belakang Demam tifoid adalah demam yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella thypi yang menginfeksi usus halus, memiliki gejala
demam sampai dengan 7 hari dan gangguan pencernaan
lainnya. Penyebaran penyakit ini dapat melalui 5F yaitu food,
finger, fomitus, fly, feces. Penyebarannya melalui lalat yang
akan membawa bakteri tersebut dan hinggap ke makanan dan
minuman yang akan dikonsumsi. Pondok Modern Darussalam
Gontor Kampus 3 memiliki banyak santriwati, keseharian
santriwati selalu diisi dengan banyak kegiatan positif, sehingga
menyebabkan santriwati jarang untuk memperhatikan
kebersihan diri maupun lingkungannya. Perhatian yang kurang
pada kebersihan diri dan lingkungan menyebabkan mudahnya
penyebaran penyakit terutama penyakit demam tifoid.

Permasalahan Lingkungan tempat tinggal memiliki pengaruh paling besar


dalam penyebaran suatu penyakit. Lingkungan tempat tinggal
yang kumuh dapat menimbulkan banyak penyakit seperti diare,
demam berdarah, demam tifoid, dan lain-lain. Lingkungan
dengan sanitasinya yang buruk dapat menimbulkan banyak
penyakit yang mengganggu kesejahteraan manusia, maka dari
itu peningkatan sanitasi menjadi bagian peting dalam
meningkatkan kesejahteraan.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada anak di
beberapa lokasi di wilayah Indonesia periode tahun 2013
sampai dengan tahun 2020.
Sumber data  Data Primer: Diperoleh melalui kuesioner yang diisi
langsung oleh responden (santriwati dengan riwayat
demam tifoid).
 Data Sekunder: Diperoleh dari rekam medik BKSM
(Biro Kesehatan dan Sanitasi Masyarakat) terkait
informasi yang berkaitan dengan demam tifoid.

Metode penelitian  Desain Penelitian: Penelitian deskriptif dengan


pendekatan retrospektif, yang bertujuan untuk merunut
kebelakang dan menganalisis kejadian terdahulu yang
dapat menjadi risiko atau penyebab terjadinya demam
tifoid.
 Metode Survei: Pengambilan data dilakukan melalui
metode survei dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen untuk mendapatkan informasi dari responden.

 Jenis Penelitian: Penelitian lapangan, bukan


eksperimental, karena dilakukan di luar laboratorium.

Objek penelitian Objek penelitan ini adalah 42 orang santriwati di Gontor Putri
Kampus 3 dengan riwayat demam tifoid.
Hasil penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sanitasi di Gontor
Putri Kampus 3 masuk dalam kategori baik dengan perolehan
nilai persentae sebanyak 66%. Adapun faktor penyebab
terjadinya demam tifoid kemungkingan dari sarana
pembuangan sampah, tingkat kepasatan lalat, sarana air bersih
dan sarana pembuangan kotoran (jamban), dengan nilai
persentase sebanyak 46%.

Anda mungkin juga menyukai