Template REVIEW JURNAL AJMH
Template REVIEW JURNAL AJMH
REVIEW JURNAL
JUDUL JURNAL
Tahun 2021
Latar Belakang Demam tifoid adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Infeksi Salmonella typhi ditularkan
apabila mengkonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi
oleh feses dan urin pasien yang mengalami demam tifoid.
Penyakit ini sangat mudah menular dan dapat menyerang
banyak orang sehingga dapat menimbulkan suatu wabah
Permasalahan Terjadinya peningkatan kasus demam tifoid disebabkan karena
demam tifoid merupakan penyakit multifaktorial yaitu penyakit
yang dapat dipicu oleh banyak faktor, antara lain umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, sanitasi lingkungan, kebersihan
diri (personal hygiene), dan tempat tinggal. Akan tetapi, di
negara-negara berkembang metode yang digunakan dikenal
dengan Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB) belum
diterapkan, baik di industri yang bergerak di bidang pangan
dalam skala industri besar maupun industri kecil.
Tujuan penelitian mngetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang
pencegahan demam tifoid dengan perilaku pencegahan demam
tifoid pada penjamah makanan di Kelurahan Air Hitam
Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
Sumber data Kuesioner pengetahuan tentang pencegahan demam tifoid
terdiri dari 10 item pertanyaan
Metode penelitian Metode penelitian menggunakan survei analitik dengan
pendekatan cross sectional.
Objek penelitian penjamah makanan yang berjualan di Kelurahan Air Hitam
Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yang berjumlah 30
orang
Hasil penelitian Hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara pengetahuan
tentang pencegahan demam tifoid dengan perilaku pencegahan
demam tifoid pada penjamah makanan dengan kekuatan
korelasi sedang dan arah korelasi positif (p-value = 0,000; r =
0,555). Selain itu, diperoleh juga hubungan antara sikap
tentang pencegahan demam tifoid dengan perilaku pencegahan
demam tifoid pada penjamah makanan dengan kekuatan
korelasi kuat dan arah korelasi positif (p-value = 0,000; r =
0,674).
Tahun 2022
Latar Belakang Penyakit demam typoid merupakan penyakit yang berada pada
usus halus dan dapat menimbulkan gejala terus menerus,
ditimbulkan oleh Salmonella thyposa. Penyakit ini erat
kaitannya dengan higiene pribadi dan sanitasi lingkungan,
seperti higiene perorangan, higiene makanan, lingkungan yang
kumuh, kebersihan tempat-tempat umum yang kurang serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
Permasalahan Demam tifoid ini seringkali dialami oleh anak-anak maupun
remaja. Hal ini terjadi disebabkan karena mereka belum
menyadari pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan.
Disamping itu, penderita anak-anak umumnya belum memiliki
kekebalan tubuh yang sempurna terhadap infeksi. Penularan
demam tifoid dapat terjadi akibat adanya binatang perantara
vektor dan reservoir, kebiasaan jajan, pengelolaan makanan
yang tidak bersih, serta perilaku higiene perseorangan yang
tidak memenuhi syarat
Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan personal
hygiene dengan kejadian demam tifoid.
Sumber data Data primer : wawancara, kuesioner
Tahun 2019
Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica reservoar typhi, umumnya disebut
Salmonella typhi (S.typhi). Jumlah kasus demam tifoid di
seluruh dunia diperkirakan terdapat 21 juta kasus dengan
128.000 sampai 161.000 kematian setiap tahun, kasus
terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Demam
tifoid merupakan 10 besar penyakit terbanyak pada pasien
rawat inap rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus tahun
2010 terdapat 41.801 kasus dengan CFR 0,67% dan tahun 2011
terdapat 55.098 kasus dengan CFR 2,06%
Permasalahan Jumlah kasus demam tifoid pada usia 15-44 tahun meningkat
dari tahun 2015 terdapat 176 kasus meningkat pada tahun 2016
menjadi 318 kasus. kejadian demam tifoid pada usia 15-44
tahun belum diteliti pada penelitian sebelumnya
Tujuan penelitian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang
berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada usia 15-44
tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Kulon.
Sumber data 1. Data Primer:
Sumber Data: Kuesioner
2. Data Sekunder:
Sumber Data: Data kejadian demam tifoid dari
Dinas Kesehatan Kota Semarang dan rekam medis
pasien rawat inap Puskesmas Tlogosari Kulon.
Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analitik observasional dengan desain penelitian case control
Objek penelitian Sampel diambil dari populasi penderita demam tifoid usia 15-
44 tahun yang tercatat dalam rekam medis Puskesmas Tlogosari
Kulon periode Januari-Desember 2017, serta tetangga terdekat
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara cuci
tangan sebelum makan (p=0,026), kebiasaan makan (p=0,002),
tempat makan (p=0,035), dengan kejadian demam tifoid.
Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara cuci tangan
sebelum makan, kebiasaan makan, tempat makan dengan
kejadian demam tifoid pada usia 15-44 tahun.
Tahun 2022
Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dapat menular,
disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serovar typhi
(S.typhi) dan Salmonella enterica serovar enteritidis
(S.entritidis) merupakan bakteri gram negatif anaerob
berbentuk basil yang memiliki karakteristik endotoksin khas,
serta memiliki antigen Vi yang diyakini dapat meningkatkan
aktivitas virulensi. Demam tifoid menjadi penyebab angka
morbiditas dan mortalitas pada banyak negara.
Permasalahan Pada kasus demam tifoid yang terjadi di Indonesia, masih
banyak masyarakat yang tidak terlalu memperhatikan kesehatan
dan kebersihan, terutama dari lingkungan dan perilaku yang
dapat meningkatkan faktor resiko demam tifoid.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja
yang menjadi penyebab kejadian demam tifoid di Indonesia.
Sumber data Data dari penelitian ini bersumber dari berbagai literatur
menggunakan database Sinta Kemenristek, Science Direct,
Research Gate, dan Google Scholar
Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analitik observasional dengan desain penelitian case control
Objek penelitian Faktor risiko demam tifoid
Tahun 2022
Tahun 2020
Latar Belakang Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid adalah
penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C.
Penularan emam tifoid melalui fecal dan oral yang masuk ke
dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Permasalahan - Berdasarkan jenis kelamin, pasien demam tifoid lebih
banyak pada perempuan sebanyak 149 orang ( 57,5%)
dan lebih sedikit pada laki-laki sebanyak 110 orang
(42,5%).
- penggunaan antibiotik kloramfenikol dengan seftriakson
terhadap lama hari turun demam dengan median lama
hari turun pada demam kelompok seftriakson yaitu 2
hari, sedangkan kelompok kloramfenikol 5 hari.
- Demam Tifoid menempati urutan pertama dari 10
penyakit terbanyak pasien rawat inap pada tahun 2018
dibulan Desember.
Tahun 2023
Latar Belakang Kondisi hidup yang lebih baik dan pengenalan antibiotik
mengakibatkan penurunan drastis morbiditas dan mortalitas
demam tifoid di negara-negara industri. Namun, penyakit ini
terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak wilayah
berkembang di Afrika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan
Pasifik Barat. Pada perkiraan tahun 2019, terdapat 9 juta kasus
demam tifoid setiap tahunnya, yang mengakibatkan sekitar
110.000 kematian per tahun
Permasalahan Banyak faktor yang menyebabkan demam tifoid, salah satunya
adalah kntaminasi makan. Kontaminasi dapat terjadi akibat
membeli makanan dari sumber yang tidak aman, peralatan yang
terkontaminasi, atau kondisi di mana mikroorganisme mudah
tumbuh dan bertahan hidup, seperti suhu memasak yang tidak
memadai atau sanitasi yang buruk. Kebersihan penjamah
makanan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian penyakit bawaan makanan, seperti penjamah
makanan yang memiliki kebersihan diri yang rendah, pernah
menderita tifus, dan perilaku mencuci tangan yang buruk.
Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan
jajan dengan kejadian tifoid di RS TK. II Pelamonia Makassar.
Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
responden yang merupakan bagian dari populasi di RS TK. II
Pelamonia Makassar. Penelitian ini mengambil sampel dari
populasi tersebut, dan sebanyak 45 responden dijadikan sebagai
sampel penelitian.
Tahun 2020
Latar Belakang Demam tifoid (DT) adalah penyakit akut pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, prevalensi demam tifoid di Indonesia mencapai (1,7%).
Distribusi prevalensi tertinggi adalah pada usia 5-14 tahun (1,9)
(Ardiara, Martha. 2019. Epidemiologi, Manifestas. Usia 1-4
tahun (1,6%). Usia 15-24 tahun (1,5%) dan usia 1 tahun (0,8%)
Permasalahan DT paling sering disebabkan dari makanan atau minuman yang
terkontaminasi pasien. Selain penularan dari manusia ke
manusia (fecal-oral), kontaminasi urin yang terinfeksi juga
sering terjadi. Penyakit DT perlu mendapatkan perhatian
khusus karena masih merupakan penyakit endemik di Indonesia
dengan angka kejadian yang masih tinggi karena jika tidak
mendapat penanganan yang baik bisa menyebabkan pendarahan
intestinal, perforasi usus, hepatitis tifosa, pankratitis tifosa,
miokarditis, neuropsikiatrik, peritonitis dan bisa berahir dengan
kematian
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada anak di
beberapa lokasi di wilayah Indonesia periode tahun 2013
sampai dengan tahun 2020.
Sumber data Sumber penelitian ini adalah sepuluh jurnal penelitian tentang
demam tifoid pada anak di beberapa wilayah di Indonesia
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2020, yang memenuhi
kkriteria jurnal penelitian yaitu jurnal penelitian tentang demam
tifoid pada anak di beberapa lokasi di wilayah Indonesia
periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2020, memuat
minmal dua variabel penelitian dan menggunakan metode
analitik dengan pendekatan case control.
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kasus ini adalah
analisis literatur atau tinjauan pustaka. Penelitian ini tidak
mengumpulkan data primer melalui observasi atau eksperimen
langsung, tetapi mengambil sampel sepuluh jurnal penelitian
terkait demam tifoid pada anak di berbagai wilayah di
Indonesia.
Objek penelitian Objek penelitian ini berfokus pada literatur ilmiah yang telah
dipublikasikan untuk menjelajahi temuan penelitian terkait
demam tifoid pada anak di berbagai wilayah di Indonesia.
Hasil penelitian Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian
demam tifoid pada anak di beberapa wilayah di Indonesia yaitu
kebiasaan jajan, personal hygiene, food hygiene ibu, jamban
keluarga, dan persediaan air bersih yang secara statistik
bermakna dengan p value <0.05. Sedangkan tidak terdapat
hubungan bermakna dengan p value >0.05 antara status gizi dan
demam tifoid pada anak di beberapa lokasi di wilayah
Indonesia.
Tahun 2022
Latar Belakang Demam tifoid adalah demam yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella thypi yang menginfeksi usus halus, memiliki gejala
demam sampai dengan 7 hari dan gangguan pencernaan
lainnya. Penyebaran penyakit ini dapat melalui 5F yaitu food,
finger, fomitus, fly, feces. Penyebarannya melalui lalat yang
akan membawa bakteri tersebut dan hinggap ke makanan dan
minuman yang akan dikonsumsi. Pondok Modern Darussalam
Gontor Kampus 3 memiliki banyak santriwati, keseharian
santriwati selalu diisi dengan banyak kegiatan positif, sehingga
menyebabkan santriwati jarang untuk memperhatikan
kebersihan diri maupun lingkungannya. Perhatian yang kurang
pada kebersihan diri dan lingkungan menyebabkan mudahnya
penyebaran penyakit terutama penyakit demam tifoid.
Objek penelitian Objek penelitan ini adalah 42 orang santriwati di Gontor Putri
Kampus 3 dengan riwayat demam tifoid.
Hasil penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sanitasi di Gontor
Putri Kampus 3 masuk dalam kategori baik dengan perolehan
nilai persentae sebanyak 66%. Adapun faktor penyebab
terjadinya demam tifoid kemungkingan dari sarana
pembuangan sampah, tingkat kepasatan lalat, sarana air bersih
dan sarana pembuangan kotoran (jamban), dengan nilai
persentase sebanyak 46%.