Anda di halaman 1dari 9

Nama: Ahmad Fajar Bahri

NPM : 2210070100022

1. Bagaimana sejarah ilmu geriatri, Apa itu ilmu geriatri dan apa yg
dipelajari di ilmu geriatri?

Sejarah Ilmu Geriatri:

Ilmu Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang fokus pada perawatan dan
penanganan masalah kesehatan yang khusus dialami oleh populasi lanjut usia atau
lansia. Ilmu geriatri telah berkembang selama beberapa dekade, dengan
perkembangan yang signifikan terutama sejak pertengahan abad ke-20. Beberapa
tonggak penting dalam sejarah ilmu geriatri meliputi:

1. Tumbuhnya Populasi Lansia :Peningkatan harapan hidup dan


pertumbuhan jumlah lansia di seluruh dunia mendorong perhatian terhadap
kesehatan dan perawatan mereka.

2. Pendirian Asosiasi Geriatri : Organisasi seperti American Geriatrics


Society (AGS) dan British Geriatrics Society (BGS) didirikan untuk
mempromosikan penelitian, pelatihan, dan perawatan yang berkualitas
untuk lansia.

3. Perkembangan Kriteria Penilaian Geriatri : Kriteria penilaian geriatri,


seperti Comprehensive Geriatric Assessment (CGA), dibuat untuk
membantu tim medis dalam mengevaluasi kebutuhan dan risiko kesehatan
lansia.

4. Pengembangan Pendidikan Kedokteran Geriatri : Pendidikan


kedokteran geriatri menjadi semakin penting untuk melatih dokter dan
profesional kesehatan dalam merawat populasi lansia.

Apa itu Ilmu Geriatri:

Ilmu Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada pemahaman,
pencegahan, diagnosis, dan pengelolaan masalah kesehatan yang berkaitan dengan
proses penuaan. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk medis, psikologis, sosial,
dan fungsional.

Apa yang Dipelajari di Ilmu Geriatri:

Ilmu geriatri mencakup banyak aspek dalam perawatan lansia, termasuk:

1. Penilaian Kesehatan Komprehensif : Evaluasi menyeluruh tentang status


kesehatan fisik, mental, sosial, dan fungsional lansia.
2. Manajemen Penyakit Kronis : Pengelolaan penyakit-penyakit kronis yang
umum terjadi pada lansia, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

3. Kesehatan Mental Lansia : Pengelolaan masalah kesehatan mental seperti


demensia, depresi, dan kebingungan yang sering terkait dengan penuaan.

4. Pencegahan dan Pemeliharaan Kesehatan : Strategi pencegahan penyakit,


promosi kesehatan, dan pemeliharaan kualitas hidup lansia.

5. Perawatan di Rumah : Perawatan di rumah, perawatan jangka panjang, dan


perawatan paliatif untuk lansia yang membutuhkan dukungan kesehatan
dan sosial.

6. Edukasi Pasien dan Keluarga : Memberikan informasi dan pendidikan


kepada pasien lansia dan keluarga mereka tentang perawatan dan tindakan
yang diperlukan.

7. Penelitian Geriatri : Melakukan penelitian untuk meningkatkan pemahaman


tentang proses penuaan dan mengembangkan metode perawatan yang lebih
baik.

Ilmu geriatri membantu memastikan bahwa lansia mendapatkan perawatan yang


sesuai dengan kebutuhan mereka, mampu menjalani kehidupan yang berkualitas,
dan dapat mempertahankan kemandirian sebanyak mungkin selama penuaan
mereka.

2. Apa sindrom geriatri dan apa saja kriteria sindrom geriatri?

Sindrom geriatri adalah istilah yang digunakan dalam ilmu geriatri untuk merujuk
kepada berbagai gejala atau kondisi medis kompleks yang sering kali ditemukan
pada lansia atau populasi lanjut usia. Kondisi ini seringkali bersifat multifaktorial
dan kompleks, dengan gejala yang saling berhubungan. Sindrom geriatri dapat
mempengaruhi kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan lansia. Beberapa
contoh sindrom geriatri meliputi:

1. Sindrom Jatuh : Merujuk pada peningkatan risiko jatuh, yang dapat


berakibat pada cedera serius, seperti patah tulang.

2. Sindrom Penyakit Kognitif : Meliputi berbagai gangguan kognitif, seperti


demensia, yang mempengaruhi fungsi otak dan kemampuan kognitif.

3. Sindrom Delirium : Terjadi perubahan tiba-tiba dalam kesadaran dan


orientasi, seringkali akibat penyakit atau perubahan lingkungan.
4. Sindrom Frailty : Terkait dengan penurunan fisik dan fungsional yang dapat
menyebabkan risiko cedera dan perubahan dalam kemampuan fisik.

5. Sindrom Polifarmasi : Terjadi ketika seseorang mengonsumsi banyak obat-


obatan secara bersamaan, yang dapat menyebabkan interaksi obat dan efek
samping yang berpotensi berbahaya.

6. Sindrom Kehilangan Berat Badan yang Signifikan : Penurunan berat badan


yang tidak diinginkan dapat menjadi gejala serius pada lansia dan dapat
mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya.

Sindrom Geriatri, juga dikenal sebagai "Geriatric Syndromes," adalah sekelompok


masalah kesehatan umum yang memengaruhi orang tua atau lanjut usia. Setiap
sindrom memiliki karakteristik dan kriteria diagnostiknya sendiri. Di bawah ini
adalah penjelasan singkat tentang masing-masing sindrom beserta kriteria umum
yang terkait:

1. Immobility (Imobilisasi):Ini mencakup ketidakmampuan untuk bergerak


atau mobilitas yang sangat terbatas. Kriteria sindrom ini mungkin
mencakup:
a) Keterbatasan fisik yang signifikan dalam berjalan atau bergerak.
b) Kelemahan otot yang signifikan.
c) Risiko tinggi terhadap tekanan ulkus (luka tekan).

2. Instability (Instabilitas): Ini merujuk pada masalah keseimbangan dan


koordinasi tubuh. Kriteria sindrom ini dapat mencakup:
a) Sejarah sering jatuh atau risiko tinggi terhadap jatuh.
b) Ketidakstabilan saat berdiri atau berjalan.
c) Kekhawatiran akan risiko cedera akibat jatuh.

3. Intellectual Impairment (Gangguan Kognitif): Ini melibatkan penurunan


fungsi kognitif, termasuk memori, pemikiran, dan kemampuan
pengambilan keputusan. Kriteria sindrom ini dapat mencakup:
a) Gangguan memori yang signifikan.
b) Kesulitan berpikir logis dan menyelesaikan masalah.
c) Diagnosa kondisi seperti demensia atau Alzheimer.

4. Incontinence (Inkontinensia): Ini melibatkan hilangnya kontrol kandung


kemih atau usus. Kriteria sindrom ini dapat mencakup:

d) Kesulitan mengendalikan kencing atau buang air besar.


e) Kehilangan urine secara tidak terkontrol.
f) Kesulitan mengendalikan buang air besar.

5. Infection (Infeksi) : Ini mencakup rentan terhadap infeksi dan kesulitan


dalam mengatasi penyakit. Kriteria sindrom ini dapat mencakup:
a) Riwayat sering terkena infeksi.
b) Kesulitan dalam memerangi infeksi.
c) Gejala seperti demam, nyeri, atau tanda-tanda infeksi lainnya.

7. Inanition (Inanisi) : Ini melibatkan kekurangan gizi atau penurunan


kesehatan yang disebabkan oleh asupan makanan yang tidak memadai.
Kriteria sindrom ini dapat mencakup:

a) Penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas.


b) Kesulitan makan atau penurunan nafsu makan yang signifikan.

8. Impairment of Hearing (Gangguan Pendengaran): Ini melibatkan


penurunan pendengaran terkait usia. Kriteria sindrom ini dapat
mencakup:
a) Kesulitan mendengar suara atau pembicaraan.
b) Penurunan kemampuan mendengar yang dapat mengganggu
komunikasi sehari-hari.
c) Hasil tes audiometri yang menunjukkan gangguan pendengaran.

Penting untuk diingat bahwa sindrom-sindrom geriatri ini seringkali berhubungan


satu sama lain, dan perawatan yang efektif seringkali melibatkan pendekatan
holistik yang memperhitungkan berbagai masalah kesehatan yang mungkin terjadi
pada orang tua atau lanjut usia. Diagnosis dan manajemen sindrom-sindrom ini
biasanya dilakukan oleh tim medis yang mencakup berbagai spesialis, seperti
dokter geriatri, ahli rehabilitasi, ahli terapi fisik, dan lain-lain.
Kriteria sindrom geriatri dapat bervariasi tergantung pada jenis sindrom dan
panduan klinis yang digunakan. Namun, pada umumnya, diagnosis sindrom geriatri
didasarkan pada evaluasi menyeluruh yang mencakup berbagai aspek, seperti status
fisik, kognitif, fungsional, dan psikososial. Beberapa kriteria umum yang
digunakan dalam menilai sindrom geriatri meliputi:

1. Kriteria Tinjauan Fisik : Ini melibatkan pemeriksaan fisik menyeluruh yang


mencakup pengukuran tekanan darah, denyut nadi, pemeriksaan neurologis,
dan lain-lain.

2. Kriteria Penilaian Kognitif : Ini termasuk pemeriksaan mental, seperti tes


kognitif yang digunakan untuk mengidentifikasi gangguan kognitif.

3. Kriteria Penilaian Fungsional : Ini mencakup penilaian kemampuan lansia


untuk menjalani aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, dan makan
sendiri.

4. Kriteria Penilaian Gizi : Ini melibatkan penilaian status gizi lansia, termasuk
pengukuran berat badan, indeks massa tubuh (BMI), dan evaluasi asupan
makanan.
5. Kriteria Penilaian Psikososial : Ini melibatkan penilaian aspek psikososial,
seperti tingkat depresi atau perasaan kesepian.

6. Kriteria Tinjauan Obat : Melibatkan penilaian obat-obatan yang dikonsumsi


oleh lansia, termasuk kemungkinan polifarmasi atau efek samping obat.

Penting untuk diingat bahwa sindrom geriatri seringkali bersifat individual dan
kompleks, sehingga diagnosis dan perawatan memerlukan pendekatan holistik
yang mempertimbangkan berbagai aspek kesehatan dan kesejahteraan lansia. Tim
medis yang terlatih dalam geriatri seringkali terlibat dalam diagnosis dan
manajemen sindrom geriatri ini.

3. Bagaimana proses menua itu terjadi?

Proses menua adalah serangkaian perubahan fisiologis, psikologis, dan sosial yang
terjadi pada tubuh dan pikiran seseorang seiring bertambahnya usia. Ini adalah
proses alami yang dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Proses menua
dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, dan faktor lainnya.
Berikut adalah beberapa perubahan utama yang terjadi selama proses menua:

1. Perubahan Fisik :
a) Pertumbuhan dan Pembentukan Tulang : Pertumbuhan tulang
berhenti setelah mencapai titik tertentu, dan tulang cenderung
menjadi lebih rapuh.

b) Penurunan Elastisitas Kuli : Kulit kehilangan elastisitasnya, dan


kerutan serta garis-garis halus muncul.

c) Penurunan Kapasitas Paru-paru : Kapasitas paru-paru cenderung


berkurang seiring bertambahnya usia.

d) Penurunan Daya Penglihatan dan Pendengaran : Mata dan telinga


dapat mengalami penurunan fungsi.

e) Penurunan Kekuatan Otot dan Massa Otot : Otot-otot cenderung


melemah dan mengalami penurunan massa otot.

2. Perubahan Kognitif :
a) Penurunan Kemampuan Kognitif : Beberapa kemampuan kognitif
seperti memori, pemecahan masalah, dan pemikiran abstrak dapat
mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.

b) Resistensi terhadap Penyakit Otak : Risiko penyakit


neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson meningkat
dengan usia.
c) Perubahan Psikologis :
Perubahan Emosi : Perubahan emosi dapat terjadi, termasuk
peningkatan risiko depresi atau kecemasan.

d) Peningkatan Kematangan Emosional : Beberapa orang mengalami


peningkatan kemampuan mengatasi stres dan mengatasi masalah
emosional.

3. Perubahan Sosial :
a) Perubahan dalam Hubungan Sosial : Peran dan hubungan sosial
seseorang dapat berubah seiring bertambahnya usia, misalnya,
pensiun, hilangnya teman, atau berkurangnya keterlibatan sosial.

b) Pertimbangan Pensiun : Orang-orang sering kali memasuki masa


pensiun pada usia lanjut.

4. Perubahan Gaya Hidup :


a) Aktivitas Fisik : Aktivitas fisik mungkin berkurang, tetapi tetap
penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

b) Diet : Kebiasaan makan dan pola diet dapat berubah seiring


bertambahnya usia.

5. Perubahan Lingkungan :
a) Kondisi Tempat Tinggal : Beberapa orang mungkin memilih untuk
tinggal di tempat yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka
seiring bertambahnya usia.

b) Akses ke Layanan Kesehatan : Akses ke layanan kesehatan menjadi


lebih penting dengan usia.

Proses menua adalah bagian alami dari kehidupan dan dapat bervariasi antara
individu. Namun, dengan perawatan yang baik, gaya hidup sehat, dukungan sosial,
dan perhatian terhadap kesehatan fisik dan mental, banyak orang dapat menjalani
masa tua yang sehat, bahagia, dan bermakna.

4. Sebutkan beberapa teori penuaan

Ada beberapa teori yang telah diajukan untuk menjelaskan proses penuaan. Ini
termasuk:

1. Teori Penuaan Genetik (Genetic Aging Theory) : Teori ini mengemukakan


bahwa faktor genetik berperan dalam menentukan usia biologis seseorang.
Beberapa orang mungkin memiliki faktor genetik yang memengaruhi
bagaimana tubuh mereka menua atau berisiko mengalami penyakit tertentu.
2. Teori Stres Oksidatif (Oxidative Stress Theory) : Teori ini berpendapat
bahwa kerusakan sel-sel tubuh terjadi karena reaksi kimia yang disebut
radikal bebas. Radikal bebas ini dapat merusak DNA, protein, dan lipid
dalam sel, yang berkontribusi pada proses penuaan dan perkembangan
penyakit terkait usia.

3. Teori Pelengkap (Telomere Theory) : Telomer adalah struktur yang berada


di ujung kromosom dan mengurangi panjangnya setiap kali sel berbagi.
Menurut teori ini, penuaan terjadi karena telomer semakin pendek dan sel
akhirnya berhenti membelah.

4. Teori Sistem (Systemic Theory) : Teori ini menekankan bahwa penuaan


adalah hasil dari perubahan sistem dalam tubuh, seperti perubahan hormon,
perubahan metabolisme, dan perubahan dalam respons imun.

5. Teori Aumtun (Autumn Theory) : Teori ini menggambarkan penuaan


sebagai musim gugur dalam kehidupan manusia. Ini berfokus pada
perubahan dalam kesehatan, kebugaran, dan peran sosial seseorang seiring
bertambahnya usia.

6. Teori Keterbatasan Kalor (Caloric Restriction Theory) : Teori ini


mengklaim bahwa mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dapat
memperpanjang umur dan mengurangi risiko penyakit terkait usia.

7. Teori Gangguan Imun (Immunological Theory) : Teori ini menekankan


peran sistem kekebalan tubuh dalam penuaan. Ini berpendapat bahwa
penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko infeksi
dan penyakit kronis pada usia lanjut.

8. Teori Inflamasi Kronis (Chronic Inflammation Theory) : Teori ini


mengemukakan bahwa peradangan kronis dalam tubuh dapat memainkan
peran penting dalam proses penuaan dan perkembangan penyakit terkait
usia.

9. Teori Perubahan Hormon (Hormonal Changes Theory) : Teori ini


mengaitkan penuaan dengan perubahan dalam produksi hormon, seperti
penurunan hormon pertumbuhan dan hormon seks yang terjadi seiring
bertambahnya usia.

Perlu diingat bahwa tidak ada satu teori tunggal yang menjelaskan sepenuhnya
proses penuaan, dan beberapa teori ini mungkin berinteraksi satu sama lain.
Penuaan adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang
berbeda, termasuk genetik, lingkungan, gaya hidup, dan faktor lainnya.

5. Bagaimana implikasi proses menua terhadap proses keidupan sehari-


hari?
Proses penuaan memiliki berbagai implikasi yang signifikan terhadap kehidupan
sehari-hari seseorang, dan dampaknya dapat bervariasi dari satu individu ke
individu lainnya. Berikut beberapa implikasi utama dari proses penuaan terhadap
kehidupan sehari-hari:

1. Perubahan Fisik : Perubahan fisik seperti penurunan kekuatan otot,


mobilitas yang terbatas, dan kerentanan terhadap cedera dapat
memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani aktivitas sehari-hari,
seperti berjalan, berdiri, atau mengangkat benda-benda berat. Hal ini dapat
mengakibatkan keterbatasan dalam menjalankan tugas-tugas sehari-hari.

2. Perubahan Kesehatan : Proses penuaan dapat meningkatkan risiko penyakit


kronis seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan osteoporosis. Ini
dapat memerlukan perawatan medis dan perubahan dalam manajemen
kesehatan sehari-hari, seperti penggunaan obat-obatan, diet yang
disesuaikan, dan olahraga yang teratur.

3. Perubahan Kognitif : Penurunan kemampuan kognitif seperti peningkatan


risiko penyakit Alzheimer atau gangguan kognitif lainnya dapat
memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan,
mengingat informasi, dan berpartisipasi dalam aktivitas intelektual.

4. Perubahan Psikologis : Perubahan emosi seperti depresi atau kecemasan


dapat mempengaruhi kesejahteraan mental sehari-hari seseorang.
Dukungan sosial, konseling, atau perawatan mental mungkin diperlukan.

5. Kemandirian : Penurunan fisik dan kesehatan sering kali memengaruhi


kemandirian seseorang. Beberapa individu mungkin memerlukan bantuan
dengan aktivitas seperti berpakaian, mandi, dan makan.

6. Perubahan Sosial : Perubahan dalam hubungan sosial dan lingkungan sosial


dapat terjadi seiring bertambahnya usia. Pensiun, kehilangan teman sebaya,
atau isolasi sosial dapat memengaruhi kualitas hidup.

7. Perubahan Lingkungan Tempat Tinggal : Beberapa orang mungkin memilih


untuk pindah ke lingkungan perumahan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan mereka seiring bertambahnya usia, seperti panti jompo atau
tempat tinggal yang menyediakan perawatan khusus.

8. Keterbatasan Keuangan : Keterbatasan pendapatan atau pengeluaran


tambahan untuk perawatan kesehatan dapat menjadi masalah finansial yang
signifikan bagi lansia.
9. Pentingnya Perencanaan Masa Tua : Proses penuaan menekankan
pentingnya perencanaan masa tua, termasuk perencanaan keuangan,
perencanaan kesehatan, dan penyusunan surat wasiat.

10. Pentingnya Gaya Hidup Sehat : Gaya hidup sehat seperti menjaga diet
seimbang, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan menghindari
alkohol berlebihan dapat membantu mengurangi dampak negatif proses
penuaan.

Mengatasi implikasi proses penuaan dalam kehidupan sehari-hari memerlukan


dukungan sosial, perawatan medis yang tepat, dan penyesuaian gaya hidup yang
bijak. Selain itu, penting untuk mempromosikan kemandirian sebanyak mungkin
dan menjalani kehidupan yang sehat dan bermakna meskipun telah mencapai usia
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai