Anda di halaman 1dari 31

MODUL 2

“UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS”


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan
mutu suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan
sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di
samping prosedur pengumpulan data yang di tempu. Hal ini mudah dipahami
karena instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehigga jika
instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid
dan reliable maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan
sesungguhnya di lapangan.
Untuk mengukur kesesuaian, efisiensi dan kemantapan (consistenc)
suatu alat atau penilaian atau tes dipergunakan macam-macam alat seperti
validitas, keandalan, obyektivitas, dan kepraktisan (practicability). Validitas
adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran atau
diagnosis dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Beberapa
kriteria dapat dipilih untuk memperlihatkan keefektifan terhadap peramalan
performance yang akan datang (yang akan terjadi) kriteria yang lain lagi untuk
menunjukkan status yang muncul,kriteria yang lain lagi untuk menimbulkan
sifat-sifat yang refresentatif dariluasnya isi atau tingkah laku, dan kriteria yang
lain lagi untuk melengkapi penyediaan lagi untuk menunjang atau menolak
beberapa ikon psikologis.
Reliabilitas adalah sama dengan konsistensi atau keajengan. Suatu
instrumen evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes
yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak
diukur. Instrumen evaluasi dikatakan memiliki reliabilitas tinggi, berarti hasil
interpretasi instrumen menunjukkan konsistensi yang lebih baik, menunjukkan
betapa yakinnya evaluator atau guru menempatkan sebagai hasil evaluasi, dan
menjadi perhatian para guru agar hasil interpretasi instrumen evaluasi dapat
dioperasionalkan dikelas atau sekolah. Hubungan antara validitas dan
reliabilitas sering membingungkan, terutama bagi mereka yang baru pertama
kali bertemu dengan dua Batasan konteks instrumen evaluasi maupun instrumen
penelitian. reliabilitas pengukuran instrumen evaluasi diperlukan untuk
mencapai hasil pengukuran yang valid. Dalam kaitannya dengan posisi
konsistensi, para guru bisa memiliki instrument evaluasi yang reliabel tanpa
valid, sebaliknya kita mempunyai instrumen valid dengan
reliabilitas yang baik.

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa mampu menerapkan pengolahan data kuesioner dengan uji validitas
dan uji realibilitas dengan menggunakan software SPSS.

1.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan


a. Alat yang Digunakan
1. Perangkat komputer
2. Perangkat lunak pendukung komputasi Microsoft Excel
b. Bahan Yang Digunakan
1. Data hasil observasi tunggal dan kelompok
2. Kertas
3. Tinta

1.4 Prosedur Praktikum


a. Uji Validitas
1. Memasukkan skor kuesioner ke tabel bantu dengan program excel
2. Mendefinisikan variabel dalam SPSS
3. Memasukkan data ke dalam SPSS
4. Menganalisis data klik Analyze-Coorrelate-Bivariate
5. Memasukkan item X kekotak variables, kemudian lanjutkan dengan
cara yang sama untuk Y
6. Klik OK dan tampilkan hasil analisis.
b. Uji Reliabitas
1. Membuka data pada hasil skor kuesioner pada SPSS (sama pada
pengujian validitas)
2. Menganalisis : Analysis – Scale – Reliability Analysis
3. Memasukkan seluruh item variabel X yang valid (dari hasil pengujian
validitas) ke kotak items tanpa skor total (kemudian dengan cara yang
sama untuk Y)
4. Klik statistic, pada Deskriptives For Klik Scale If Item Deleted, klik
Continue.
5. Klik OK dan keluar hasil analisis.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Validitas


Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat
evaluasi.Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
ketepatandan kecermatan suatu intrumen pengukuran dalam melaksanakan
fungsi ukurnya. Suatu alat evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
(disebut valid) jika alat evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang
sebenarnya akan diukur atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Sedangkan suatu tes yang
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran
dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain yang sangat penting dalam konsep validitas adalah
kecermatan pengukuran. Suatu tes yang validitasnya tinggi tidak saja akan
menjalankan fungsi ukurnya dengan Tepat akan tetapi juga dengan kecermatan
tinggi, yaitu kecermatan dalam mendeteksi perbedaan perbedaan yang ada
pada atribut yang diukurnya. Pengertian validitas sangat erat berkaitan dengan
tujuan pengukuran. Tidak ada validitas yang berlaku secara umum untuk semua
tujuan pengukuran. Suatu teks hanya menghasilkan ukuran yang sangat valid
untuk satu tujuan pengukuran saja yang spesifik. Oleh karena itu, suatu tes
yang valid guna pengambilan suatu keputusan dapat saja tidak valid sama
sekali guna mengambil keputusan yang lain.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau
kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh
mana suatu instrument dalam menjalankan fungsi. Dalam sebuah penelitian
memiliki tujuan yakni suatu kebenaran, dalam usaha soal validitas merupakan
aspek yang sangat penting. Kebenaran hanya bisa diperoleh dengan instrument
yang valid. Maka dikatakan validitas merupakan esensi kebenaran hasil dari
penelitian. Validitas dipandang sebagai konsep yang paling penting dalam
sebuah penelitian. Dalam tiap penelitian selalu dipertanyakan validitas alat
yang digunakan. Oleh karena itu membuat instrument yang valid harus
mendapat perhatian setiap peneliti.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2,
yaitu validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang
disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang
lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara
mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item d alam satu faktor)
dengan skor total faktor (totalkeseluruhan faktor). Sedangkan Validitas item
ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor
total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item
dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti
pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan
skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan
skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi
yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan
layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji
signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05; artinya suatu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
2.2 Kegunaan Validitas
a. Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas.
b. Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata yang
menimbulkan kecurigaan.
c. Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas.
d. Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item yang
dianggap tidak relevan.
e. Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut.

Test-retest Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali


pada responden. Jadi dalam hal ini instrumenya sama, respondenya sama, dan
waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan
signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian cara
ini sering juga disebut stability.

2.3 Pengertian Reliabilitas


Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat
ukur dalam suatu prosedur pengukuran. Koefisien reliabilitas mengindikasikan
adanya stabilitas skor yang didapatkan oleh individu, yang merefleksikan
adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapat pada
suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama. Makna lain
reliabilitas dalam terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai pengukuran
akan menempati ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah dengan
alat tes yang ekuivalen.
Dari segi bahasa, reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata
reliabilit yang mempunyai asal kata rely dan ability. Bila digabungkan, kedua
kata tersebut akan mengerucut kepada pemahaman tentang kemampuan alat
ukur untuk dapat dipercaya dan menjadi sandaran pengambilan keputusan.
Dalam konteks ini reliabilitas alat tes akan menunjuk kepada sejauh mana
perbedaan-perbedaan individual dalam skor tes dapat dianggap disebabkan
oleh perbedaan-perbedaan sesungguhnya dalam karakteristik yang
dipertimbangkan dan sejauh mana dapat dianggap disebabkan oleh kesalahan
peluang. Senada dengan pendapat tersebut, Suryabrata menyatakan bahwa
dalam arti yang paling luas, reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana
perbedaan-perbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut yang
sebenarnya.
Reliabilitas alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan
pengukuran tidak dapat ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat
diestimasi. Estimasi reliabilitas alat ukur dapat dicapai dengan menggunakan
tiga metode. Ketiga metode yang dimaksud adalah, metode “retest” atau tes
ulang, metode “alternate form” atau tes paralel dan metode “split-half” atau
metode konsistensi.
Metode konsistensi internal dilakukan dengan cara memberikan satu
bentuk tes yang hanya diberikan sekali kepada sekelompok subjek (single trial
administration) dengan tujuan untuk menghindari kelemahan pada dua metode
terdahulu. Untuk estimasi reliabilitas, dapat dilihat melalui konsistensi antar
item atau antar bagian tes itu sendiri yang sudah dibelah sebelumnya, dengan
menggunakan teknik komputasi tertentu. Konsep reliabilitas dalam Teori Skor
murni Klasik dapat dipahami dari beberapa interpretasi. Suatu tes dikatakan
sebagai memiliki reliabilitas yang tinggi apabila, misalnya skr tampak tes itu
berkorelasi tinggi dengan skor murninya sendiri. Reliabilitas dapat pula
ditafsirkan sebagai seberapa tingginya korelasi antara skr tampak pada dua
tes yang paralel.
Dibawah ini adalah berbagai jenis reliabilitas yang biasanya
digunakandalam tes acuan norma (TAN) antara lain adalah sebagai berikut:
a. Reliabilitas antar-pemeriksa (inter rate reliability) Reliabilitas jenis ini
terlihat jika pemeriksa yang berbeda memeriksa hasil tes yang hasilnya
mirip atau sedikit berbeda variasinya. Dua cara terkait
penggunaanreliabilitas antar pemeriksa adalah, a) menguki bagaimana
kemiripan pemeriksa dalam mengkategorisasikan butir soal. b) menguji
bagaimana kemiripan pemeriksa dalam memberi skor butir soal.
Reliabilitas jenis ini juga disebut inter observaser reliability atau intrcoder.
b. Reliabilitas tes-tes ulang (test-retest reliabiity) Reliabilitas jenis ini terlihat
jika pemeriksa yang sama pada saat yang berlainan memperoleh hasil tes
yang mirip. Reliabiitas dapat bervariasi karena pengaruh berbagai faktor,
antara lain disebabkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap suasana
hatinya, adanya interupsi. Waktu pengambilan tes dan sebagainya. Pada
umumnya, semakin lama penundaan pemberian tes yang ked ua. Semakin
besar variasi hasil tes. Suatu tes yang baik dapat menangani masalah seperti
itu sehingga hanya menghasilkan sedikit perbedaan pada hasilnya. Dengan
kata lain, selang waktu pemberian tes tidak berpengaruh pada hasil tes.
c. Reliabilitas bentuk paralel (paralel form reliability) Reliabilitas bentuk
paralel dapat dilihat tatkala pada saat yang sama, pemeriksaan-pemeriksaan
yang berbeda melaksanakan pengujian tes yang berbeda, dengan hasil yang
mirip. Jenis-jenis pertanyaan pada tes berbeda tetapi memiliki konstruksi
tes yang sama. Reliabilitas jenis ini digunakan untuk menilai hasil dari dua
buah tes yang memiiki kosntruksi yang sama. Penilaian bentuk paralel ini
dapat dilaksanakan dalam kombinasi dengan metode lain misalanya
metode belah dua. metode belah dua membagi dua sejumlah butir- butir
soal yang konstruksinya sama dan dilaksanakan pada kelompok siswa
yang sama.
2.4 Cara – Cara Mencari Besarnya Reabilitas
Sekali lagi reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan
kepada subjek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat
kesejajaran hasil Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus
korelasi product momen untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam
reliabitas les. Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang
berada di luar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency
Internal).
a. Metode bentuk paralel (equivalent)
Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran. dan susunan. tetapi butir-bulir soalnya
berbeda. Dalam Istilah bahasa Inggris disebut alternate-forms method
(parallel forms).
Dengan metode bentuk paralel ini, dua buah tes yang paralel, misalnya
Matematika Seri A yang akan dicari reliabilitasnya dan tes Seri B diteskan
kepada sekelompok siswa yang sama, kemudian hasilnya dikorelasikan.
Koefisien korelasi dari kedua hasil tes inilah yang menunjukkan koefisien
reliabilitas tes seri A. Jika koefisiennya tinggi maka tes tersebut sudah reliabel
dan dapat digunakan sebagai alat pengetes yang terandalkan.
Dalam menggunakan metode tes paralel ini pengetes harus
menyiapkankan dua buah tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompok
siswa yang sama. Oleh karena itu, ada orang menyebutkan sebagai double
testdouble-trial-metodh. Penggunaan metode ini baik karena siswa
dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor "masih ingat
soalnya" yang dalam evaluasi dlsebut adanya practice-effect dan carry-over
effect , artinya ada faktor yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah
mengerjakan soal tersebut. Kelemahan dan metode ini adalah bahwa
pengetes pekerjaannya beratkarena harus menyusun dua seri tes. Lagi pula
harus tersedia waktu yang lamauntuk mencobakan dua kali tes.
b. Metode tes ulang (test retest method)
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua
series. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki
satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan
dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double
trial method. Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung
korelasinya. Untuk tes yang banyak mengungkap pengetahuan (ingatan) dan
pemahaman. Oleh karena itu, tenggang waktu antara pemberian tes pertama
dengan kedua menjadi pemasalahan tersendiri. Jika tenggang waktu terlalu
sempit, siswa masih banyak ingat materi. Sebaliknya kalau tenggang waktu
terlalu lama, maka faktor-faktor atau kondsi tes sudah akan
berbeda, dan siswa sendiri barangkali sudah mempelajari sesuatu. Tentu saja
faktor-faktor ini akan berpengaruh pula terhadap reliabilitas.
Untuk tes yang banyak mengungkap pengetahuan (ingatan) dan
pemahaman, cara ini kurang mengena karena tercoba akan masih ingat akan
butir- butir soalnya. Oleh karena tenggang waktu akan pemberian tes pertama
dengan kedua menjadi permasalahan tersendiri. jika tenggang waktu terlalu
sempit, siswa masih banyak ingat materi. Sebaliknya kalau tenggang waktu
terlalu lama, maka faktor-faktor atau kondisi tes sudah akan berbeda, dan
siswa sendiri barangkali sudah mempelajari sesuatu. Tentu saja faktor-faktor
ini akan berpengaruh pula terhadap reliabilitas. Pada umumnya hasil tes yang
kedua cenderung lebih baik daripada hasil tes pertama. Hal ini tidak mengapa
karena pengetes harus sadar akan adanya pragtice effect dan carry over
effect. Yang penting adalah adanya kesejajaran hasil atau ketetapan hasil yang
ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang tinggi.
c. Metode belah dua atau spilt-half metodh
Kelemahan penggunaan metode dua tes dua kali percobaan dan satu
tesdua kali percobaan diatasi dengan motode ketiga ini yaitu metode belah
dua. Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah
tes yang dicobakan satu kali. Oleh karena itu juga disebut singel test singel
trial metodh. Berbeda dengan metode bentuk paralel dan tes ulang, metode
belah duahanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Metode
ini disebut juga single-test-trial-method.
Ada dua cara membelah butir soal, yaitu:
a. Membelah item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya
disebut belahan ganjil-genap.
b. Membelah item-item awal dan item-item akhir yaitu separuh jumlah
padanomor-nomor awal dan separuh jumlah nomor-nomor akhir.
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data


Berikut rekap data responden Pengaruh Computer Anxiety dan Computer
Attitude terhadap keahlian mahasiswa dalam penggunaan Komputer pada
penelitian Tugas.

Tabel 3.1 Rekap Data Responden Pengaruh Computer Axienty

Tabel 3.2 Rekap Data Responden Pengaruh Computer Atitude


Tabel 3.3 Rekap Data Responden Keahlian Komputer

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Uji Validasi
a. Uji Validasi untuk X1
Tabel 3.2 Correlation Untuk X1
b. Validasi Untuk X2
Tabel 3.3 Correlation Untuk X2

c. Uji Validasi Untuk Y


Tabel 3.4 Correlation Untuk Y
3.2.1 Uji Realibilitas
a. Uji Reliabilitas X1

Tabel 3.5 Reliabilty X1

Tabel 3.6 Total Statistic X1


b. Uji Reliabilitas Untuk X2

Tabel 3.7 Realibilty X2

Tabel 3.8 Total Statistic X2


c. Uji Reliabilitas Untuk Y

Tabel 3.9 Reliability Y

Tabel 3.10 Total Statistics Y


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Uji Validasi


4.1.1 Hasil Analisis Untuk X1
a. Perbandingan Nilai r Hitung dengan r Tabel
4.1 Perbandingan r Hitung dan r Tabel X1 Computer Anxiety

Sig 5%
VARIABEL No. Atribut Keputusan
r Hitung r Tabel
COMPUTER X1.1 0,524 0,361 Valid
ANXIETY X1.2 0,268 0,361 Tidak Valid
(X1) X1.3 0,227 0,361 Tidak Valid
X1.4 0,162 0,361 Tidak Valid
X1.5 0,474 0,361 Valid
X1.6 0,666 0,361 Valid
X1.7 0,753 0,361 Valid
X1.8 0,746 0,361 Valid
X1.9 0,519 0,361 Valid
X1.10 0,393 0,361 Valid
X1.11 0,39 0,361 Valid
X1.12 0,621 0,361 Valid
X1.13 0,253 0,361 Tidak Valid
X1.14 0,611 0,361 Valid
X1.15 0,033 0,361 Tidak Valid
X1.16 0,182 0,361 Tidak Valid
X1.17 0,422 0,361 Valid
X1.18 0,385 0,361 Valid
X1.19 0,398 0,361 Valid

Untuk perbandingan nilai r variabel dengan nilai r hitung dimana X1


memiliki 19 data yang dimana keputusannya menunjukkan 13 data valid
karena nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r table sedangkan 6 data
Tidak Valid karena nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r tabel.

b. Nilai Signifikansi (Sig.) Untuk X1

Tabel 4.2 Perbandingan Signifikansi Tabel X1 Computer Anxiety

Sig 5%
Variabel No. Atribut Keputusan
Sig. Sig 0,05
X1.1 0,003 0,05 Valid
X1.2 0,152 0,05 Tidak Valid
X1.3 0,228 0,05 Tidak Valid
X1.4 0,394 0,05 Tidak Valid
X1.5 0,008 0,05 Valid
X1.6 0 0,05 Valid
X1.7 0 0,05 Valid
X1.8 0 0,05 Valid
COMPUTER X1.9 0,003 0,05 Valid
AXIETY X1.10 0,032 0,05 Valid
(X1) X1.11 0,033 0,05 Valid
X1.12 0 0,05 Valid
X1.13 0,177 0,05 Tidak Valid
X1.14 0 0,05 Valid
X1.15 0,863 0,05 Tidak Valid
X1.16 0,337 0,05 Tidak Valid
X1.17 0,02 0,05 Valid
X1.18 0,036 0,05 Valid
X1.19 0,029 0,05 Valid

Untuk nilai Signifikan pada 19 data tersebut memiliki 13 data


valid karena nilai sig lebih kecil dari 0,05; Sedangkan 6 data tidak valid
karena nilai sig lebih besar dari 0,05.
4.1.2 Hasil Analisis Untuk X2
a. Perbandingan Nilai r Hitung dengan r tabel
Tabel 4.3 Perbandingan Nilai r Tabel X2 Computer Attitude
Sig 5%
No.
VARIABEL r r Keputusan
Atribut
Hitung Tabel

COMPUTER X2.1 0,187 0,361 Tidak Valid

ATTITUDE X2.2 0,626 0,361 Valid

(X2) X2.3 0,006 0,361 Tidak Valid


X2.4 0,286 0,361 Tidak Valid

X2.5 0,413 0,361 Valid

X2.6 0,659 0,361 Valid

X2.7 0,409 0,361 Valid

X2.8 0,626 0,361 Valid

X2.9 0,299 0,361 Tidak Valid

X2.10 0,288 0,361 Tidak Valid


X2.11 0,659 0,361 Valid

X2.12 0,188 0,361 Tidak Valid

X2.13 0,04 0,361 Tidak Valid


X2.14 0,24 0,361 Tidak Valid

X2.15 0,512 0,361 Valid

X2.16 0,01 0,361 Tidak Valid

Untuk perbandingan nilai r variabel dengan nilai r hitung dimana


X2 memiliki 16 data yang dimana keputusannya menunjukkan 7 data
Valid karena nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r table sedangkan 9
data Tidak Valid karena nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r tabel.
b. Nilai Signifikansi (Sig.) Untuk X2

Tabel 4.4 Perbandingan Signifikan Tabel X2 Computer Attitude

No. Sig 5%
Variabel Keputusan
Atribut Sig. Sig 0,05
COMPUTER X2.1 0,322 0,05 Tidak Valid
ATTITUDE X2.2 0 0,05 Valid
(X2) X2.3 0,975 0,05 Tidak Valid
X2.4 0,125 0,05 Tidak Valid
X2.5 0,023 0,05 Valid
X2.6 0 0,05 Valid
X2.7 0,025 0,05 Valid
X2.8 0 0,05 Valid
X2.9 0,109 0,05 Tidak Valid
X2.10 0,122 0,05 Tidak Valid
X2.11 0 0,05 Valid
X2.12 0,321 0,05 Tidak Valid
X2.13 0,839 0,05 Tidak Valid
X2.14 0,202 0,05 Tidak Valid
X2.15 0,004 0,05 Valid
X2.16 0,96 0,05 Tidak Valid

Untuk nilai Signifikan pada 16 data tersebut memiliki 7 data valid


karena nilai sig lebih kecil dari 0,05. Sedangkan 9 data tidak valid karena
nilai sig lebih besar dari 0,05.
4.1.3 Hasil Analisis Untuk Y

a. Perbandingan Nilai r Hitung dengan r tabel


4.5 Tabel Perbandingan Nilai r dan Tabel Y Keahlian

Sig 5%
No.
VARIABEL r r Keputusan
Atribut
Hitung Tabel
KEAHLIAN Y1 0,431 0,361 Valid
(Y) Y2 0,16 0,361 Tidak Valid
Y3 0,317 0,361 Tidak Valid
Y4 0,505 0,361 Valid
Y5 0,367 0,361 Valid
Y6 0,395 0,361 Valid
Y7 0,547 0,361 Valid
Y8 0,43 0,361 Valid
Y9 0,613 0,361 Valid
Y10 0,344 0,361 Tidak Valid
Y11 0,08 0,361 Tidak Valid
Y12 0,521 0,361 Valid
Y13 0,105 0,361 Tidak Valid
Y14 0,197 0,361 Tidak Valid
Y15 0,505 0,361 Valid
Y16 0,466 0,361 Valid
Y17 0,062 0,361 Tidak Valid
Y18 0,291 0,361 Tidak Valid
Y19 0,206 0,361 Tidak Valid
Y20 0,316 0,361 Tidak Valid
Y21 0,505 0,361 Valid
Y22 0,225 0,361 Tidak Valid
Y23 0,282 0,361 Tidak Valid
Y24 0,196 0,361 Tidak Valid
Y25 0,559 0,361 Valid
Y26 0,543 0,361 Valid
Y27 0,531 0,361 Valid
Y28 0,505 0,361 Valid
Y29 0,307 0,361 Tidak Valid
Untuk perbandingan nilai r variabel dengan nilai r hitung dimana Y
memiliki 29 data yang dimana keputusannya menunjukkan 15 data valid
karena nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r table sedangkan 14 data
Tidak Valid karena nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r.

b. Nilai Signifikansi (Sig.) Untuk Y


4.6 Perbandingan Signifikan Tabel Y Keahlian
Sig 5%
Variabel No. Atribut Keputusan
Sig. Sig 0,05
KEAHLIAN Y1 0,018 0,05 Valid
Y Y2 0,4 0,05 Tidak Valid
Y3 0,088 0,05 Tidak Valid
Y4 0,004 0,05 Valid
Y5 0,046 0,05 Valid
Y6 0,031 0,05 Valid
Y7 0,001 0,05 Valid
Y8 0,018 0,05 Valid
Y9 0 0,05 Valid
Y10 0,062 0,05 Tidak Va lid
Y11 0,673 0,05 Tidak Va lid
Y12 0,003 0,05 Valid
Y13 0,582 0,05 Tidak Va lid
Y14 0,296 0,05 Tidak Va lid
Y15 0,004 0,05 Valid
Y16 0,009 0,05 Valid
Y17 0,746 0,05 Tidak Va lid
Y18 0,119 0,05 Tidak Va lid
Y19 0,274 0,05 Tidak Va lid
Y20 0,089 0,05 Tidak Va lid
Y21 0,004 0,05 Valid
Y22 0,231 0,05 Tidak Va lid
Y23 0,132 0,05 Tidak Va lid
Y24 0,3 0,05 Tidak Va lid
Y25 0,001 0,05 Valid
Y26 0,002 0,05 Valid
Y27 0,003 0,05 Valid
Y28 0,004 0,05 Valid
Y29 0,099 0,05 Tidak Va lid

Untuk nilai Signifikan pada 29 data tersebut memiliki 15 data valid


karena nilai sig lebih kecil dari 0,05. Sedangkan 14 data tidak valid karena
nilai sig lebih besar dari 0,05.

4.2. Uji Reliabilitas untuk X1


4.2.1 Hasil Analisis Untuk X1
4.7 Perbandingan Nilai Cronbatch Alpha Tabel X 1 Kualitas Pelayanan

Nilai Cronbatch' Alpha


No.
Variabel Cronbatch Cronbatch Keputusan
Atribut
Alpha Alpha > 0,6
COMPUTER X1.1 0,721 0,06 Reliable
AXIETY X1.2 0,737 0,06 Reliable
(X1) X1.3 0,739 0,06 Reliable
X1.4 0,748 0,06 Reliable
X1.5 0,724 0,06 Reliable
X1.6 0,703 0,06 Reliable
X1.7 0,694 0,06 Reliable
X1.8 0,695 0,06 Reliable
X1.9 0,719 0,06 Reliable
X1.10 0,731 0,06 Reliable
X1.11 0,729 0,06 Reliable
X1.12 0,712 0,06 Reliable
X1.13 0,739 0,06 Reliable
X1.14 0,71 0,06 Reliable
X1.15 0,771 0,06 Reliable
X1.16 0,752 0,06 Reliable
X1.17 0,729 0,06 Reliable
X1.18 0,735 0,06 Reliable
X1.19 0,731 0,06 Reliable
Untuk uji reliabilitas X1 yang mempunyai 19 data dengan
Cronbach Aslpha > 0,6 dengan semua keputusan nya yang reliable karena
Nilai Cronbatch Alpha lebih besar dari 0,6.

4.2.2 Hasil Analisis Untuk X2


4.8 Perbandingan Nilai Cronbatch Alpha Tabel X2 Computer Attitude

Nilai Cronbatch' Alpha


No.
Variabel Cronbatch Cronbatch Keputusan
Atribut
Alpha Alpha > 0,6
COMPUTER X2.1 0,589 0,06 Reliable
ATTITUDE X2.2 0,47 0,06 Reliable
(X2) X2.3 0,586 0,06 Reliable
X2.4 0,55 0,06 Reliable
X2.5 0,529 0,06 Reliable
X2.6 0,45 0,06 Reliable
X2.7 0,525 0,06 Reliable
X2.8 0,47 0,06 Reliable
X2.9 0,537 0,06 Reliable
X2.10 0,538 0,06 Reliable
X2.11 0,45 0,06 Reliable
X2.12 0,551 0,06 Reliable
X2.13 0,572 0,06 Reliable
X2.14 0,546 0,06 Reliable
X2.15 0,509 0,06 Reliable
X2.16 0,56 0,06 Reliable

Untuk uji reliabilitas X2 yang mempunyai 16 data dengan Cronbach


Alpha > 0,6 dengan 16 keputusan nya yang reliable karena Nilai Cronbatch
Alpha lebih besar dari 0,6.
4.2.3 Hasil Analisis Untuk Y
4.8 Perbandingan Nilai Cronbatch Alpha Tabel Y Keahlian
Nilai Cronbatch' Alpha
No.
Variabel Cronbatch Cronbatch Keputusan
Atribut
Alpha Alpha > 0,6
KEAHLIAN Y1 0,734 0,06 Reliable
(Y) Y2 0,75 0,06 Reliable
Y3 0,734 0,06 Reliable
Y4 0,73 0,06 Reliable
Y5 0,735 0,06 Reliable
Y6 0,734 0,06 Reliable
Y7 0,721 0,06 Reliable
Y8 0,732 0,06 Reliable
Y9 0,719 0,06 Reliable
Y10 0,737 0,06 Reliable
Y11 0,752 0,06 Reliable
Y12 0,727 0,06 Reliable
Y13 0,76 0,06 Reliable
Y14 0,745 0,06 Reliable
Y15 0,73 0,06 Reliable
Y16 0,73 0,06 Reliable
Y17 0,757 0,06 Reliable
Y18 0,74 0,06 Reliable
Y19 0,742 0,06 Reliable
Y20 0,738 0,06 Reliable
Y21 0,73 0,06 Reliable
Y22 0,746 0,06 Reliable
Y23 0,744 0,06 Reliable
Y24 0,749 0,06 Reliable
Y25 0,723 0,06 Reliable
Y26 0,724 0,06 Reliable
Y27 0,724 0,06 Reliable
Y28 0,73 0,06 Reliable
Y29 0,743 0,06 Reliable
Untuk uji reliabilitas Y yang mempunyai 29 data dengan Cronbach
Alpha > 0,6 dengan semua keputusan nya yang reliable karena Nilai
Cronbatch Alpha lebih besar dari 0,6.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada Validitas terdapat instrumen yang dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Jadi, validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau
pengamatan. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada
pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir
soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan
diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal
manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya. Sedangkan
pada reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan ketepatan dari suatu alat
ukur dalam suatu prosedur pengukuran. Koefisien reliabilitas mengindikasikan
adanya stabilitas skor yang didapatkan oleh individu, yang merefleksikan
adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil bila skor yang didapat pada
suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif sama.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai uji validitas
Computer Axiety (X1), Computer Attitude (X2), dan Keahlian (Y). Maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut yaitu hasil uji validitas yang
dilakukan menunjukan bahwa semua item dinyatakan valid dengan
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel pada setiap item menunjukkan
nilai yang lebih besar dari rtabel. Adapun hasil uji realibilitas yang telah
dilakukan terhadap semua item variabel dinyatakan reliable karena nilai
crombach’s alpha (hitung) lebih besar dari nilai crombach’s (tabel) yaitu 0,6.
Karena hasil data analisis X1 (Computer Axiety) Untuk perbandingan
nilai r variabel dengan nilai r hitung dimana X1 (Computer Axiety) memiliki
19 data yang dimana keputusannya menunjukkan 13 data valid karena nilai r
hitungnya lebih besar dari nilai r tabel sedangkan 6 data Tidak Valid karena
nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r tabel. Untuk nilai Signifikan pada X1
(Computer Axiety) memiliki 19 data yang dimana 13 data valid karena nilai
sig lebih kecil dari 0,05 dan 6 data tidak valid karena nilai sig lebih besar dari
0,05. Sedangkan untuk analisis hasil data X2 (Computer Attitude) Untuk
perbandingan nilai r variabel dengan nilai r hitung dimana X2 (Computer
attitude) memiliki 16 data yang dimana keputusannya menunjukkan 7 data
Valid karena nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r tabel dan 9 data tidak valid
karena nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r tabel. Untuk nilai Signifikan
pada X2 (Computer Attitude) memiliki 16 data yang dimana keputusannya
menunjukkan 7 data valid karena nilai sig lebih kecil dari 0,05 dan 9 data tidak
valid karena nilai sig lebih besar dari 0,05. Sedangkan untuk analisis hasil data
Y (Keahlian) Untuk perbandingan nilai r variabel dengan nilai r hitung dimana
Y (Keahlian) memiliki 29 data yang dimana keputusannya menunjukkan 15
data Valid karena nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r tabel dan 14 data
tidak valid karena nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r tabel. Untuk nilai
Signifikan pada Y (Keahlian) memiliki 29 data yang dimana keputusannya
menunjukkan 15 data valid karena nilai sig lebih kecil dari 0,05 dan 14 data
tidak valid karena nilai sig lebih besar dari 0,05. r hitungnya lebih kecil dari
nilai r tabel.
Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap semua item variabel
dinyatakan reliable karena nilai cronbach’s alpha (hitung) lebih besar dari nilai
cronbach’s (tabel) yaitu 0,6. Hasil analisis data Nilai Cronbatch Alpha X1
(Computer Axiety) adalah Untuk Uji Reliabilitas X1 (Computer Axiety) yang
mempunyai 19 data dengan Cronbach Alpha > 0,6 dengan semua keputusan
nya yang Reliable karena Nilai Cronbatch Alpha lebih besar dari 0,6. Hasil
analisis data Nilai Cronbatch Alpha X2 (Computer Attitude) adalah Untuk Uji
Reliabilitas X2 (Computer Attitude) yang mempunyai 16 data dengan
Cronbach Alpha > 0,6 dengan semua keputusan nya yang Reliable karena Nilai
Cronbatch Alpha lebih besar dari 0,6. Hasil analisis data Nilai Cronbatch Alpha
Y (Keahlian) adalah Untuk Uji Reliabilitas Y (Keahlian) yang mempunyai 29
data dengan Cronbach Alpha > 0,6 dengan semua keputusan nya yang Reliable
karena Nilai Cronbatch Alpha lebih besar dari 0,6.
5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum kita harus benar-benar teliti dalam penyajian


data supaya mendapatkan hasil dari data sesuai yang kita inginkan dan juga harus
mengikuti arahan dari dosen/asisten dosen supaya praktikum berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Anggita, Teti. 2018. Modul Statistika Deskriptif. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Budiwanto, Setyo.2017. Metode Statistika, Untuk Pengolahan data


Keolahragaan.Universitas Negeri Malang

AFIYANTI, Yati. Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Jurnal


Keperawatan Indonesia, 2018.

Yusup, Febrinawati. "Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian


kuantitatif." Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan 7.1 (2018).

Arikunto, S. (2016). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. (2018). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.Diponegoro, U. (2016).

Evaluasi Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Press. Sukardi. (2017). Evaluasi


Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai