Topik Penelitian
Topik Penelitian
DISUSUN OLEH :
NPM : 07262311046
KELAS : B
FAKULTAS TEKHIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
2023
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk arsitek design bangunan yang baik dan ramah lingkungan adalah
bangunan yang memperhatikan lingkungan sekitarnya seperti membuat taman di
lingkungan rumah dan gedung selain itu kurangi jumlah penggunaan kaca pada rumah
atau bangunan gedung kantor. Untuk desain interior, menggunakan interior yang
ramah lingkungan dan mengurangi pengunaan listrik yang sangat berlebihan, selain
itu gunakan bahan bahan seperti kayu, dan kurangin penggunaan kaca dan lampu atau
interior lainnya yang menggandung bahan kaca. Sedangkan pada desain eksteriornya,
dengan menghindari penggunaan bahan bangunan yang berbahaya dan diganti dengan
yang ramah lingkungan, dengan memperbanyak taman hijau dan taman yang memang
di butuhkan untuk mengatur keseimbang lingkungan sekitar.
Pemilihan material yang ramah lingkungan dapat dijabarkan menjadi dua hal
yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan bahan
sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan
dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam
ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston. Sedangkan dari
sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan
lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan
yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya
mengeluarkan air dalam volume tertentu.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui seperti apa arsitektur yang
sempurna.
C. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penulisan artikel ini adalah :
Arsitektur yang sempurna adalah design arsitektur yang aman, nyaman, dan
indah bagi bangunan arsitektur itu sendiri dan lingkungan sekitar. Design arsitektur
suatu bangunan yang sempurna mencakup fungsi dan bentuk yang ramah lingkungan.
- Form Follow Function : saat seseorang atau arsitek ingin mendesain sebuah
bangunan, ia harus tau fungsi (function) bangunan tersebut terlebih dahulu supaya
bisa disesuaikan dengan bentuk (form) bangunan lainnya
- Function Follow Form : bentuk bangunan sekitar harus disesuaikan dengan
fungsi sekitar site, agar saat bangunan di desain dan terealisasi maka bangunan
tersebut tidak terlihat berbeda dengan bangunan di sekitarnya
2. Peduli Lingkungan
4. Hemat Energi
Konsep bangunan dengan efisiensi energi sangat penting karena jika melihat
pada penggunaan energi secara global, sektor bangunan sendiri menyerap 45 % dari
kebutuhan energi keseluruhan. Pemanfaatan energi dalam bangunan ini khususnya
untuk pemanasan, pendinginan dan pencahayaan bangunan.
Konsumsi energi yang terbesar dalam bangunan baik dalam fungsinya sebagai
hunian maupun kantor adalah untuk memenuhi kebutuhan akan listrik yang digunakan
untuk pencahayaan buatan, pendinginan dan pemanasan ruang (Mintorogo, 1999).
Komposisi konsumsi energi antara kedua fungsi ini berbeda (lihat Gambar 1.2) namun
secara umum yang terbesar adalah kebutuhan listrik. Konsumsi energi terbesar pada
sebuah hunian adalah untuk memenuhi kebutuhan akan listrik sejumlah 67,5% dari
keseluruhan konsumsi energi. Ini menunjukkan bahwa dalam perencanaan bangunan
untuk tujuan efisiensi energi yang paling harus diperhatikan adalah pengaruhnya
terhadap penghematan penggunaan energi listrik yang termasuk sebagai purchased
energy.
- Pemilihan lampu yang memiliki efikasi lebih tinggi dan menghindari lampu yang
dengan efikasi rendah. Dianjurkan menggunakan lampu fluoresen dan lampu
pelepasan gas lainnya.
Sebagaimana disebutkan diatas salah satu cara dalam metode efisiensi energi
pada bangunan adalah pemanfaatan cahaya alami siang hari dan khususnya untuk
penghematan energi listrik. Jika dilakukan secara integral dalam tahap desain
bangunan, pencahayaan alami bisa meningkatkan kualitas bangunan dengan cara :
(Lyons and Lee, 1994)
5. Green Building
Green building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang
berkelanjutan) mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup-
bangunan: mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi,
pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Hal ini membutuhkan kerjasama yang
erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan klien di semua tahapan proyek. Praktik
Green Building memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan
ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan.
Green building menyatukan array yang luas dari praktek, teknik, dan
keterampilan untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan dampak bangunan
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Hal ini sering menekankan mengambil
keuntungan dari sumber daya terbarukan, misalnya, menggunakan sinar matahari
melalui solar pasif, surya aktif, dan fotovoltaik teknik dan menggunakan tanaman dan
pohon-pohon melalui atap hijau, taman hujan, dan pengurangan air hujan run-off.
Banyak teknik lain yang digunakan, seperti menggunakan kayu sebagai bahan
bangunan, atau menggunakan beton kerikil atau permeabel dikemas bukan beton atau
aspal konvensional untuk meningkatkan pengisian air tanah. Di sisi estetika arsitektur
hijau atau desain yang berkelanjutan adalah filosofi merancang bangunan yang
harmonis dengan fitur alam dan sumber daya sekitar situs. Ada beberapa langkah
kunci dalam merancang bangunan berkelanjutan: menentukan ‘hijau’ bahan bangunan
dari sumber-sumber lokal, mengurangi beban, sistem mengoptimalkan, dan
menghasilkan di tempat energi terbarukan.
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa
desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat
energi, dimana sistem bangunan yang didesain dapat mengurangi pemakaian listrik
untuk pencahayaan dan tata udara.Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia
konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini
menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash,
silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem
pelaksanaankonstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi
ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah.
- Material
- Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan.
Cara ini akan mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyiram
tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air
beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet
flush hemat air atau toilet kompos tanpa air, dan memasang sistim pemanas air tanpa
listrik.
- Kesehatan
Gunakan bahan-bahan bagunan dan furnitur yang tidak beracun serta produk
dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, untuk mengurangi risiko asma,
alergi, dan penyakit lainnya. Bahan-bahan yang dimaksud adalah bahan bebas emisi,
rendah atau non-VOC, dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba
lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi
dan alat-alat pengatur kelembaban udara.
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Arsitektur yang sempurna adalah design arsitektur yang ramah bagi lingkungan sekitar
2. Ada beberapa kriteria arsitektur yang sempurna yaitu : form follow function, function
follow form, peduli lingkunga, peduli jangka panjang, hemat energi, dan green building.
DAFTAR PUSTAKA
HTTP://DIGILIB.ITS.AC.ID/PUBLIC/ITS-MASTER-12525-CHAPTER1.PDF
HTTP://WWW.SCRIBD.COM/DOC/21749163/TEORI-ARSITEKTUR-FORM-FOLLOWS-
FUNCTION
HTTPS://ISMIY.WORDPRESS.COM/2010/10/20/BANGUNAN-ARSITEKTUR-RAMAH-
LINGKUNGAN-4/
HTTPS://FARHADTHLB.WORDPRESS.COM/2014/10/02/BANGUNAN-HEMAT-ENERGI/
HTTPS://ELSYARA15.WORDPRESS.COM/2014/02/04/MAKALAH-TENTANG-KONSEP-
PEMBANGUNAN-YANG-BERKELANJUTAN-GREEN-BUILDING/