Makalah - Hinderi Hidayani
Makalah - Hinderi Hidayani
Dosen Pengampu:
H.Yusran Fahmi, S.IP., M.AP
Disusun Oleh:
Hinderi Hidayani 212308489
ADMINISTRASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
AMUNTAI
2023
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah dan Perkembangan Pilkada di Indonesia............................... 4
B. Latar Belakang Pilkada Serentak 2024............................................... 8
C. Muatan Aturan Umum Pilkada Serentak 2024................................... 11
D. Efekivitas dan Efisiensi Pilkada Serentak 2024................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tersebut.1
rakyat/pemilih untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah (gubernur
dan wakil gubernur, serta bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil walikota)
secara demokratis.
wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat di daerah telah dijalankan sejak
1
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dipilih dalam satu pasangan secara langsung
Pasal 56 ayat (1) menyatakan: “Kepala daerah dan wakil kepala daerah
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.” Sementara itu,
(5) tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.” Pasal 201 ayat (1) sampai dengan ayat (7) Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2015 yang kemudian diamandemen dengan Pasal 201 ayat (1) sampai
mengatur perihal pemilukada langsung serentak tahun 2015, 2017, 2018, 2020,
B. Tujuan Penulisan
serentak 2024 tujuan utama makalah ini adalah memberikan wawasan yang
2024.
2
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
wawasan penulis terhadap aspek-aspek hukum, politik, dan sosial yang terkait
penulisan.
Pembaca dapat memperoleh wawasan luas mengenai berbagai jenis tulisan atau
konteks.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
salah satu prinsip yang dikenal adalah prinsip otonomi, yang artinya adanya
merupakan sarana untuk memilih kepala daerah dan wakil-wakil rakyat di DPRD,
representatif, bila Pilkada ini dilaksanakan secara demokratis dan sesuai dengan
kepentingan pusat dan daerah atau bahkan antara kepentingan nasional dan
internasional.
apabila kita menelusuri jauh ke belakang, ke jaman kerajaan yang pernah berdiri
lokal untuk memperluas wilayah dan kekuasaannya. Sehingga politik lokal dapat
dikatakan bukanlah barang baru dalam sejarah pembentukan karakter bangsa dan
4
negara hingga saat ini. . Sejarah politik lokal terbagi dalam beberapa tahapan
masa, yaitu:
cukup besar. Namun, pemberian otonomi ini lebih sebagai benteng penangkal
membagi daerah menjadi karesidenan, syuu, ken, dan si, dengan kepala daerah
5
yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang. Pemerintahan Jepang memberikan struktur
Pemerintahan Daerah.
Tahun 1948 menetapkan bahwa Kepala Daerah Propinsi diangkat oleh Presiden
dari calon-calon yang diajukan oleh DPRD, dengan DPRD berhak mengusulkan
6
demikian, dari Undang-Undang No. 1 Tahun 1957 hingga Undang-Undang
Pemerintahan Daerah. Era ini membuka peluang politik lokal untuk mencapai
kepala daerah berdasarkan hasil pemilihan oleh DPRD setempat. Selama periode
ini, kepala daerah dipilih sepenuhnya oleh DPRD, tanpa campur tangan
Pemerintah Pusat.
Perubahan signifikan dalam pemilihan kepala daerah terjadi pada era reformasi, di
bersaing dengan calon dari partai politik. Meskipun demikian, masih terjadi
7
tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
dan distrik yang telah ada sebelumnya. Mahkamah Konstitusi menyetujui judicial
pemilihan masih dipengaruhi oleh kekuatan partai politik dan uang. Dinamika
politik lokal semakin kuat, terlihat dari pelaksanaan pilkada serentak di seluruh
masyarakat lokal dalam kehidupan sosial dan politik mereka. Pertanyaan muncul
8
konsekuensi yang luas bagi masa depan sistem politik Indonesia. Bukan hanya
terpencar secara terpisah di tingkat lokal, menjadi hasil dari latar belakang politik
demokrasi, dan demokrasi adalah cara aman untuk mempertahankan kontrol atas
negara hukum. Pada Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) UUD NRI Tahun 1945
yang demokratis ialah lembaga yang mereproduksi kontrak sosial baru antara
dimulai pada 2015, kemudian tahap kedua akan dilaksanakan pada 15 Februari
2017 untuk kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada semester kedua
2016 dan yang berakhir pada 2017. Selanjutnya, secara bertahap gelombang
9
ketiga direncanakan Juni 2018, berikutnya tahun 2020, 2022, dan 2023 hingga
pilkada serentak nasional pada tahun 2027 yang meliputi seluruh wilayah
pelaksanaan pilkada serentak yang dinormalisasi dan diadakan pada 2022 atau
2023, menuai pro dan kontra di tengah masyarakat dan elite partai politik, yang
mana draf tersebut berisi tentang aturan dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pilkada, Pilkada 2022 dan 2023 akan dilakukan serentak pada 2024
yaitu dengan pemilihan umum kepala daerah secara serentak. Pemilihan Umum
Kepala Daerah Serentak artinya Pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara
yang mana mencakup Gubernur dan Wakil Gubernur untuk provinsi, Bupati dan
Wakil Bupati untuk kabupaten, dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota untuk kota.
Ada 270 wilayah di Indonesia akan menggelar Pilkada 2020. Pilkada serentak
2020 ini merupakan Pilkada serentak gelombang keempat yang dilakukan untuk
kabupaten, dan 37 kota. Pilkada Serentak 2020 seharusnya diikuti 269 daerah,
10
Pilkada serentak merupakan upaya untuk menciptakan local accountability,
lokal terkait erat dengan tingkat partisipasi, dan relasi kuasa yang dibangun atas
dasar pelaksanaan azas kedaulatan rakyat. Selain itu, hasil pilkada juga harus
mampu menghantarkan masyarakat pada kondisi sosial, politik dan ekonomi yang
lebih baik. Pilkada yang baik akan melahirkan pemerintahan yang baik. Pilkada
kepatuhan peserta pilkada dan partai politik terhadap peraturan yang berlaku.
2016 tentang Pilkada. KPU menjelaskan bahwa revisi UU Nomor 7 Tahun 2017
bahwa Pemilu akan diselenggarakan serentak pada tahun 2024. KPU menegaskan
khususnya Pasal 167 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 dan Pasal 201 ayat (8)
pemilu dan Pilkada serentak nasional akan dilaksanakan pada tahun 2024.
11
Pilkada serentak nasional tahun 2024, sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 201 ayat (8) UU Nomor 10 Tahun 2016, akan melibatkan 33 Provinsi, 415
Pemerintah, sementara KPU sebagai penyelenggara pemilu fokus pada tugas dan
yang terdiri dari DPR, Kemendagri, KPU, Bawaslu, dan DKPP. Kesepakatan Tim
Kerja Bersama menetapkan bahwa Pemilu dan Pilkada tetap diselenggarakan pada
tahun 2024 sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2017 dan UU Nomor 10 Tahun
2016.
positif terhadap peningkatan partisipasi warga. Berdasarkan hasil data yang dirilis
oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), partipasi pemilih pada pemilu serentak
2019, yakni mencapai 81,97% pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
hanya mencapai 70% untuk Pemilihan Presiden dan 75% dalam Pemilihan
12
masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. Penigkatan partisipasi pemilih tidak
Pasal 22E ayat (2) dan Pasal 18 Ayat 4 UUD Negara Republik Indonesia Tahun
13
pemilihan dengan memanfaatkan solusi keamanan informasi seperti enkripsi data.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
serentak menjadi agenda politik nasional yang strategis, tidak hanya terkait
Efektivitas dan efisiensi Pilkada Serentak 2024 menjadi fokus utama untuk
dalam partisipasi pemilih, mencapai 81,97% pada pemilihan Presiden dan Wakil
14
Presiden serta 81,67% pada Pemilihan Legislatif. Peningkatan ini sejalan dengan
Indonesia.
B. Saran
teknologi informasi.
DKPP, dan DPR, perlu diperkuat melalui pertukaran informasi efektif dan
pertemuan rutin.
15
4. Evaluasi pasca-pemilihan perlu dilakukan untuk mengidentifikasi area
DAFTAR PUSTAKA
16
17