Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP

MERAWAT ORGAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI DI MTS Ma’aruf NU


KOTA MALANG

OLEH :
NAMA : SONYA J.N OTEMUSU
NIM : 184502721
KELAS : D/V

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada hadirat Tuhan yang Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas proposal ini Terimakasi penulis ucapkan juga
kepada dosen yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini,
sehingga saya menjadi lebih mengerti dan memahami tentang bagaimana pembuatan
proposal.

Maka begitu pula dengan proposal ini yang telah penulis berusaha akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan, dalam tugas ini dan penulis
berharaptugas proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Kupang ,Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Katab Pengantar ...............................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
1. Pendahuluan...............................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penilitian.........................................................................................
1.3.1. Tujuan Umum.................................................................................
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................................
1.4 Manfaat.......................................................................................................
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................................
1.4.2 Manfaat Praktis..............................................................................
1.5 Keaslian Penilitian.....................................................................................
2. Tinjauan Teori............................................................................................
2.1 Remaja........................................................................................................
2.1.1 Defenisi Remaja ..............................................................................
2.1.2 Batasan Usia Remaja .......................................................................
2.1.3 Perubahan Yang Terjadi Pada Remaja..............................................
2.2 Pengetahuan................................................................................................
2.2.1 Defenisi Pengetahuan.......................................................................
2.2.2 Tingkat Pengetahuan.........................................................................
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan............................
2.2.4 Pengukuran Pengetahuan..................................................................
2.3 Promosi Kesehatan ....................................................................................
2.3.1 Defenisi.............................................................................................
2.3.2 Tujuan Promosi Kesehatan ..............................................................
2.3.3 Strategi Promosi Kesehatan .............................................................
2.3.4 Metode Promosi Kesehatan .............................................................
2.4 Organ Reproduksi .....................................................................................
2.4.1 Definisi Kesehatan Organ Reproduksi.............................................
2.4.2 Masalah Kesehatan Organ Reproduksi Pada Remaja.......................
2.4.3 Cara Merawat Kesehatan Reproduksi Remaja Putri........................
3. Metode Penelitian.......................................................................................
3.1 Kerangka Konsep........................................................................................
3.2 Hipotesis Penelitian....................................................................................
3.3 Desain Penelitian........................................................................................
3.4 Defenisi Operasional..................................................................................
3.5 Populasi Dan Sampel .................................................................................
3.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................................
3.7 Instrumen Penelitian...................................................................................
3.8 Etika Penelitian ..........................................................................................
3.9 Prosedur Penelitian.....................................................................................
3.10 Analisa Data .............................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa,
masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga
mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental
maupun peran sosial (Kumalasari, 2014).
Menurut World Health Organization (WHO, 2014) remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-19 tahun. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Berdasarkan
sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia
sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk (Depkes RI, 2014).
Berdasarkan survei pusat informasi dan konseling yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kota Kupang 2017 bekerja sama dengan BKKN Provinsin Nusa Tenggara
Timur, diketahui bahwa presentasi untuk pengetahuan kesehatan reproduksi pada
remaja Kota Kupang adalah 34%.
Hasil penelitian tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi yang salah satunya
adalah diadakannya pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah terutama di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang organ
reproduksi dengan promosi kesehatan, yaitu melakukan penyuluhan. Promosi
kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat
yang kondusif untuk kesehatan.
Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau
mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, ke
mana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya.
Kesehatan bukan hanya untuk diketahui atau disadari dan disikapi mel ainkan
harus dikerjakan atau dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya agar
masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara bujukan,
imbauan, ajakan, memberikan informasi salah satunya berupa penyuluhan kesehatan
reproduksi (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan data WHO yang melakukan penelitian dibeberapa negara
berkembang menunjukkan 40% remaja laki – laki berusia 18 tahun dann 40% remaja
perempuan berusia 18 tahun telaj melakukan hubungan seks meskipun tanpa ada
ikatan pernikahan ( padut et al, 2021). Riset kesehatan dasar ( Rikesdas) tahun 2018
tentang kesehatan reroduksi dan perilaku beresiko pada remaja didapatkkan 0,7%
remaja perempuan dan 4,5% remaja laki-laki pernah melakukaan hubungaan seksual
pra nikah ( Kemenkes,dalam Padut et al,2021) .
Dari hasil penelitian di atas, masih banyak remaja yang melakukan perilaku seks
beresiko,hal tersebut mempengaruhi remaja karena perilaku seksual beresiko ini
memiliki dampak yang mempengaruhi tumbuh kembang remaja, perilaku seksual
beresiko yang dilakukan remajaa mempunyai daampak besar bagi remaja dan
pasangannya. Beberapa dampak pperilaku seksual beresiko pada remaja ialah,
kehamilan tidak diinginkan,pernikahan usia dini,aborsi,penyakin kelamin infeksi
menular seksual ( IMS) dan HIV/AIDS (Qomosari,dalam Aisyaroh, 2019).
Di Indonesia diperkirakan ada 1 juta jiwa yang mengalami kehamilan diluar
nikah, sedangkan di dunia diperkirakan 15 juta jiwa remaja setiap tahunnya hamil,
60% diantaranya hamil diluar nikah (BKKBN,2018).
Indonsia termaksud negara ke-37 dengan presentase pernikahan usia muda yang
tinggi dan merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja ( Kemenkes,2018).
Hasil survei demkrafi dan Kesehatan Reproduksi Remaja tentang aborssi dilaporkan
52% remaja telah melakukan aborsi ( BKKBN,2018).Menurut Rikesdas 2018 terdapat
3,3% remaja usia 15-19 tahun mengidap AIDS ( Kemenkes,2018).Infeksi menular
seksual ( IMS) menepati peringkaat 10 besar alasan berobat di banyak negara
berkembang, Word Health Organization ( WHO) memperkirakan setiap tahun terdapat
350 juta penderita baru IMS di negara berkembang ( WHO,2018).
Penelitian tentang faktor yangg mempengaruhi perilaku seksual di NTT belum
begitu banyak di Nusa Tnggara Timur ( NTT) juga telah banyak diteliti di antaranya
hasil survei perkumpullan keluarga berencana Indonesia ( PKBI) dan On Track
Indonesian ( OTMI) menemukan bahwa sekitar 29%- 31% remaja di NTT telah
berhubungan seks pra nikah ( Demon,et al.,2019). Berdasarkan data survei pusat
informasi dan konseling yang dilakukan oleh dinas kesehatan kota kupang tahun 2017
bekerja sama deengan BKKBN provinsi Nusa tenggara Timur,, diketahui bahwa
presentasi untuk pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di kota kupang adalah
34%,presentasi untuk perilaku seksual pra nikah adalah 27% dan kehamilan dini di
luar nikah dengan presentase 33% ( Demon et al.,2019).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada Pengaruh Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Merawat Organ Reproduksi Pada Remaja Putri?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
Dan Sikap Merawat Organ Reproduksi Pada Remaja Putri
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang cara merawat organ reproduksi pada remaja putri.
2. Mengidentifikasi pengetahuan remaja sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang cara merawat organ reproduksi pada remaja putri.
3. Menganalisis Pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang cara merawat organ reproduksi pada remaja putri.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui bagaimana pengetahuan remaja tentang kebersihan organ
reproduksi saat ini serta diharapkan menjadi masukan yang berharga untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.

1.4.2 Manfaat Praktis


Menjadi Sarana meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis dalam
penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan .

1.5 KEASLIAN PENELITIAN

No. Nama Judul Metode Hasil


penelitian/Tahun penelitian penelitian penelitian
penelitian
a) Fitra Mulya Fisca Pengaruh Metode Analisis data
Reigina , Moch. Penyuluhan penelitian ini yang
Yunus , Desi terhadap menggunakan dilakukan
Ariwinanti Pengetahuan metode menggunakan
dan Sikap eksperimen Wilcoxon
Merawat semu ( Quasi Signed Ranks
Organ Eksperiment ) Test
Reproduksi dengan menunjukkan
pada Remaja rancangan one hasil: (1) nilai
Putri group pretest Z -2,692 dan
dan posttest. Asymp. Sig
(2-tailed)
0,007 pada
variabel
pengetahuan,
(2) nilai Z -
2,668 dan
Asymp. Sig
(2-tailed)
0,008 pada
variabel sikap
yang berarti
Ho ditolak
karena < 0,05.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja
2.1.1 Definisi Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan psikologi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetap juga
fisik. Bahkan perubahan-prubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubaha-perubahan psikologis muncul
antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2019 dalam
Basri & dkk, 2022).
Masa remaja adalah masa penting dalam perjalanan setiap kehidupan manusia.
Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang
bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab (Desta, 2019). Masa remaja
atau pubertas adalah usia sekitar 10-19 tahun serta merupakan perubahan dari masa
kanak-anak menjadi dewasa (Marni, 2015 dalam Basri & dkk, 2022).
Masa remaja salah satu periode unik dan khusu yang ditandai dengan perubahan –
perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang
kehidupan ( Pratama et al.,2021) Remaja termaksud ke dalam periode empat yaitu,
operasi berpikir formal,orang muda mengembangkan kemampuan untuk berpikir
sistematis menurut rancangan yang murni abstrak dan hipotesis ( Pratama et al.,2021)
Periode ini dimulai sekitar usia 10 atau 12 tahun sampai dengan usia 18 atau 20
tahun ( Sudibyo & Nugroho, 2020).masa remaja seseorang mulai mengalami perubahan
fisik yang cepat termaksud bertambahnya tinggi dan berat badan, serta perkembangan
fungsi seksual ( Pratomo& Gumantan,2021).
2.1.2 Batasan Usia Remaja
Menurut Marmi (2015) dalam Basri & dkk (2022), batasan usia remaja yaitu:

1. Masa remaja awal (early adolescence) yaitu 11- 13 tahun, dengan ciri khas: ingin
bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berpikir abstrak dan lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya.

2. Masa remaja tengah (middle adolescence) yaitu 14-16 tahun, dengan ciri khas:
mencari identitas diri, timbulnya keinginan untuk berkencan, mempunyai rasa cinta
yang mendalam dan berkhayal tentang aktivitas seks.

3. Masa remaja akhir (late adolescence) yaitu 17- 20 tahun, dengan ciri khas: mampu
berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai ciri tubuh
(body image) terhadap dirinya sendiri, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan
kebebasan diri.

2.1.3 Perubahan - Perubahan Yang Terjadi Pada Remaja


Perubahan yang terjadi antara lain (Basri & dkk, 2022):
1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik yaitu perubahan yang terjadi pada seseorang tentang
perubahan jasmani, seperti tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Dibawah ini
merupakan bebrapa perubahan fisik yang terjadi pada remaja Perempuan Perubahan
yang dialami yaitu: pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-
naggota badan menjadi Panjang), pertumbuhan payudara, tumbuh bulu yang halus
berwarna gelap pada kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang
maksimum setiap tahun, menstruasi, tumbuh bulu-bulu ketiak dan lain sebagainya.
2. Perubahan Psikis Perubahan psikis yaitu perubahan tentang rohani sesesorang yaittu
tingkah laku, sikap, mental, dan lain sebagainya. Dibawah ini merupakan beberapa
perubahan psikis yang terjadi pada masa remaja:
a) Keadaan emosi yang tidak stabil menyebabkan remaja gampang merasa gembira
dan mudah sedih. Situasi ini menjadikan remaja mempunyai emosi yang
meledak-ledak.
b) Perasaan berubah sangat peka atau sensitif. Keadaan tertentu bisa membuat
remaja gampang tersentuh dan tersinggung.
c) Sikap mental agresif, ditunjukkan dalam bnetuk suka menentang pada aturan
ataupun perintah. Situasi ini hadir dalam diri remaja, dimana muali merasakan
bahwa ia sudah tidak mau lagi disebut sebagai anak kecil serta menganggap
dirinya telah dewasa serta memiliki hak menentukan pilihan dan kemauannya
sendiri.
2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2003 dikutip dari Nursalam, 2011 dan Notoatmodjo,
2010), pengetahuan adalah penginderaan individu yang dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap suatu objek yang merupakan domain utama dalam
membentuk tindakan seseorang, sebagian besar diperoleh melalui indera pendengaran
(telinga) dan penglihatan (mata). Seseorang yang sudah tahu (mendengar) tentang suatu
masalah tertentu, maka orang tersebut akan cenderung untuk berfikir dan berusaha agar
terhindar dari masalah tersebut. (Rini & Fadlilah, 2021)

2.2.2 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2014) dalam Rini & Fadlilah (2021), pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-
beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termaksud dalam tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat interpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebut contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap suatu
objek yang telah dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diarikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari dalam keadaan yang nyata. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam kontek dan situasi
lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek
kedalam suatu struktur objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti :
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan pada satu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian lain
terhadap suatu objek atau materi. Penilaian ini ditentukan oleh kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah ada .

2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Mubarak (2007) dalam Rini & Fadlilah (2021), ada tujuan faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:
1. Faktor Internal
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyakpula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru
diperkenalkan.
a) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
b) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisika secara garis besar ada empat
kategori perubahan yaitu, pertumbuhan ukuran, perubahan proposi, hilangnya
cirri-ciri lama dan timbulnya cirri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berpikir seseorang semakin matang
dan dewasa.
c) Minat
Sebagi suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
d) Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang
akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam
emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
2. Faktor Internal
a) Kebudayaan
Kebudayaan lingkungan sekitar, apapila dalam suatu wilayah mempunyai
budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
b) Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang
untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

2.2.4 Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan diatas. Tingkat pengetahuan baik bila skor ≥ 75 %. (Rini &
Fadlilah, 2021)
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan
skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100%
dengan hasilnya berupa presentasi dengan rumus yang digunakan sebagai berikut (Rini
& Fadlilah, 2021):
f
P= x 100 %
n
Keterangan :
P = presentasi
F = frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang telah
dipilih responden atas pernyataan yang diajukan
n = jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden
selaku peneliti
100% = bilangan genap.
Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diterpretasikan dengan
skala yang bersifat kualitatif yaitu :
a. Baik : hasil presentasi 76% - 100%
b. Cukup : hasil presentasi 56% - 75%
c. Kurang : hasil presentasi <56 %
2.3 Promosi Kesehatan

2.3.1 Definisi Promosi Kesehatan


. Promosi Kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam dukungan baik
pendidikan,organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan
Lingkungan (Mubarak dkk., 2007 dalam Nurmala & dkk, 2018).
Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah “upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar merekan dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”. (Nurmala & dkk, 2018)

2.3.2 Tujuan Promosi Kesehatan


Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan
upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang
kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut (Notoatmodjo,2012
dalam Nurmala & dkk, 2018)
Tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
1. Tujuan program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
2. Tujuan pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
3. Tujuan perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang
diinginkan). Oleh sebab itu tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan
sikap.
2.3.3 Strategi Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan menurut WHO (1994) dalam Nurmala & dkk, (2018)
secara global terdiri dari 3 hal sebagai berikut:
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam konteks
promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan
atau penentu kebijakan berbagai sektor dan berbagai tingkat, sehingga para pejabat
tersebut dapat mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
2. Dukungan sosial (Social Support)
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah
agar tokoh masyarakat sebagai penghubung antara sektor kesehatan sebagai
pelaksana program kesehatan dengan masyarakat penerima program kesehatan.
Bentuk kegiatan dukungan sosial antara lain pelatihan, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada tokoh masyarakat.
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan untuk diri
mereka sendiri.

2.3.4 Metode Promosi Kesehatan


Metode promosi kesehatan menurut (Nurmala & dkk, 2018) :
2. Metode individu (perorangan)
Metode ini dibagi menjadi 2 bentuk, Menurut yaitu:
a) Bimbingan dan penyuluhan
Cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya.
b) Wawancara
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa seseorang tidak atau belum menerima perubahan, apakah seseorang
tertarik atau tidak terhadap perubahan.
3. Metode kelompok
Metode kelompok harus memperhatikan apakah kelompok tersebut besar atau
kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya akan bergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.
a) Kelompok besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15
orang.
1) Ceramah
Metode yang cocok untuk kelompok berpendidikan tinggi maupun
rendah.
2) Seminar
Metode ini cocok digunakan untuk kelompok besar dengan pendidikan
menengah atas. Seminar sendiri adalah presentasi dari seorang ahli dengan
topik tertentu.
b) Kelompok kecil
Kelompok kecil adalah apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang.
1) Diskusi kelompok
Kelompok ini dibuat saling berhadapan, karena ketua kelompok
menepatkan diri diantara kelompok, setiap kelompok punya kebebasan untuk
mengutarakan pendapat, biasanya pemimpin mengarahkan agar tidak ada
dominasi antar kelompok.
2) Curah pendapat
Merupakan hasil dari modifikasi kelompok, setiap kelompok
memberikan pendapatnya, pendapat tersebut ditulis di papan, saat
memberikan pendapat tidak ada yang boleh mengomentari pendapat siapapun
sebelum semuanya mengemukakan pendapatnya, kemudian setiap anggota
berkomentar lalu menjadi diskusi.
3) Bola salju
Setiap orang dibagi menjadi berpasangan, setiap pasangan ada 2 orang.
Kemudian diberikan satu pertanyaan, beri waktu kurang lebih 5 menit
kemudian setiap 2 pasang bergabung menjadi satu dan mendiskusikan
pertanyaanya tersebut, kemudian 2 pasang yang beranggotakan 4 orang tadi
bergabung lagi dengan kelompok yang lain, demikian seterusnya sampai
membentuk kelompok satu kelas dan timbul diskusi.
4) Kelompok-kelompok kecil
Kelompok ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil kemudian
dilontarkan satu pertanyaan kemudian masing masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut dan kemudian kesimpulan dari kelompok
dicari kesimpulannya.
5) Bermain peran (role play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk untuk memerankan suatu peranan misal
menjadi dokter, perawat atau bidan sedangkan anggota yang lain sebagai
pasien atau masyarakat.
6) Permainan simulasi
Metode ini merupakan gabungan antara bermain peran dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli, beberapa orang ditunjuk untuk
memainkan peran dan yang lain sebagai narasumber.
4. Metode massa
Pada umumnya bentuk pendekatan ini dilakukan secara tidak langsung atau
menggunakan media massa.
2.4 Kesehatan Reproduksi
2.4.1 Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi pria maupun
wanita. Kesehatan Reroduksi didefinisikan sebagai suatu kesejahteraan fisik,mental
dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,fungsi dan prosesnya
( Yarza,maesaroh,&Kartika wati,2019).
WHO ( World Health Organization ) menyebutkan bahwa kesehatan
reproduksi merupakan keadaan dimana fisik dan mental serta sosial yang utuh, bukan
hanya bebas dari penyakit maupun kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksi,sistem, maupun prosesnya.
2.4.2 Masalah Kesehatan reproduksi Remaja
Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu akan
berdampak pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan seksualitas
terintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan . sekalipun sejak reformasi bergulir
hal ini telah diupayakan oleh sejumlah pihak seperti organisasi-organisasi non
pemerintah ( NGO),dan juga pemerintah sendiri ( khususnya departemen pendidikan
nasional ), untuk memasukkan seksualitas dalam mata pelajaran “ Pendidikan
reproduksi Remaja “ namun hal ini belum spenuhnya mampu mengatasi problem riil
yang dihadapi oleh remaja.
.Masalah – Masalah tersebut antara Lain :
1) Pemerkosaan
Kejahatan pemerkosaan ini biasanya banyak sekali
modusnya.Korbannya tidak hanya remaja perempuan,tetapi
juga laki - laki ( sodomi). Remaja perempuan rentan
mengalami pemerkosaan oleh sang pacar,karena dibujuk
dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta.
2) Free sex
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar
yang bergantin- ganti. Seks bebas pada remaja ini ( dibawah
usia 17 tahun ) secara medis selain dapat memperbeesar
kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan Virus HIV
( Human Immuno Deficiency Virus ), juga dapat merangsang
tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab,
pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan
aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas
biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obat terlarang
di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan semakin
memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan
reproduksi ini.
3) Perkawinan dan kehamilan dini
Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di
beberapa daerah,dominasi orang tua biasanya masih sangat kuat
dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja
perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan
bebas seperti hamil diluar pernikahan dan alasan ekonomi.
Remaja yang menikah dini, baik secara fisik maupun biologis
belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan
menyebabkan kematian anak dan ibu ada saat melahirkan.
Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani
kehamilan sering mengalami kekurangan gizi dan anemia.
Gejala ini berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak
merata, antara janin dan ibu yang masih dalam proses
pertumbuhan .
4) IMS ( infeksi menular seksual 0 atau PMS ( penyakit menular
Seksual ) dan HIV/AIDS
IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sebab IMS
dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan seksual
baik melalui Vagina,mulut,maupun dubur.Untuk HIV sendiri
bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin
yang dikandunnya. Dampak yang ditimbulkanya juga sangat
besar sekali,mulai dari gangguan organ
reproduksi,keguguran,kemandulan kanker leher rahim,hingga
cacat pada bayi dan kematian.

2.4.3 Cara merawat Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Putri


Merawat Kesehatan Sistem Reproduksi adalah hal yang sangat penting
terutama bagi para remaja. Remaja putri atau dewasa muda berada pada usia pra
nikah, yang merupakan masa persiapan bagi kesehatan reproduksi yang baik. Cara
merawat kesehatan reproduksi agar lebih sehat yaitu dengan menerapkan pola makan
sehat, olahraga serta dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen. Secara lengkap
cara merawat kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut :
1) Menjaga kebersihan Sistem Reproduksi.
a) Selalu membersihkan alat kelamin setelah buang air kecil, serta sebelum
dan setelah melakukan hubungan seksual.
b) Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.
c) Hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan
vaginal douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi.
d) Mengganti celana dalam setiap hari dan pastikan bahan celana yang
digunakan mampu menyerap keringat dengan baik.
2) Menerapkan pola makan sehat.
Cara menjaga alat reproduksi tetap sehat ini dilakukan dengan
memperhatikan makanan yang masuk ke tubuh. Dilansir dari Harvard Health
Publishing, berikut upaya menjaga kesehatan reproduksi dengan menerapkan
pola makanan sehat.
a) Hindari konsumsi lemak trans.
b) Penuhi kebutuhan protein dari sayur, seperti kacang, tahu, serta biji-bijian.
c) Pilih karbohidrat yang kaya akan serat,
d) Minum multivitamin, seperti asam folat.
e) Penuhi kebutuhan zat besi, seperti dari bayam, kacang, labu, tomat.
3) Hindari perilaku seks berisiko
Berhubungan seks dengan aman merupakan salah satu cara menjaga alat
reproduksi tetap sehat. Berikut bentuk perilaku seks aman yang juga bisa
membantu menjaga kesehatan organ reproduksi..
a) Menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, atau KB IUD.
b) Tidak bergonta-ganti pasangan seks.
c) Menjaga kebersihan organ intim sebelum dan setelah seks.
d) Cek dan ricek riwayat seksual diri sendiri dan pasangan.
e) Melakukan tes penyakit kelamin secara berkala.
4) Memeriksakan kesehatan reproduksi ke dokter secara rutin.
Beberapa orang baru memeriksakan kesehatan reproduksi ketika
merencanakan kehamilan. Padahal, meski tidak sedang berencana hamil, organ
reproduksi harus diperiksa secara rutin. Tindakan ini bertujuan untuk
mencegah berbagai penyakit, yang bisa muncul tanpa gejala di kemudian hari.
Berikut jenis pemeriksaan kesehatan reproduksi yang umum dilakukan yakni
a) Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count).
b) Pemeriksaan urin.
c) USG.
d) HSG.
e) Tes penyakit kelamin, seperti tes sifilis dengan uji VDRL.
f) Pap smear.
5) Menjalankan pola hidup sehat.
Gaya hidup sehat adalah kunci menjaga sistem reproduksi tetap sehat.
Tidak hanya organ reproduksi, pola hidup ini juga menjaga kesehatan tubuh
secara keseluruhan. Beberapa pola hidup sehat yang bisa Anda terapkan,
meliputi
a) Berhenti merokok.
b) Tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
c) Berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit sehari.
d) Menjaga berat badan tetap ideal.
e) Istirahat yang cukup.
f) Mengelola stres.
2.5 KONSEP TEORI

REMAJA PUTRI : PENGETAHUAN : PROMOSI ORGAN


KESEHATAN: REPRODUKSI
1. Definisi remaja 1. Definisi
PADA REMAJA
2. Batasan- pengetahuan 1. Definisi promosi
PUTRI:
batasan usia 2. Tingkat kesehatan
remaja pengetahuan 2. Tujuan promosi 1. Definisi
3. Perubahan- 3. Faktor – faktor kesehatan kesehatan
perubahan yang 3. Strategi promosi reproduksi
yang terjadi mempengaruhi kesehatan 2. Masalah
pada remaja pengetahuan 4. Metode ppromosi kesehatan
4. Pengukuran kesehatan reproduksi
pengetahuan remaja
3. Cara merawat
kesehatan
reproduksi
pada remaja
putri.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN


SIKAP MERAWAT ORGAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI
MERAWAT ORGAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI

Sumber : Nurmala & dkk (2018), Rini & Fadlilah (2021), Basri & dkk(2022),
Prasasti (2021), Eresinta(2017), Jatmika (2019).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 KERANGKA KONSEP
Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka serta

masalah penelitian dapat disusun kerangka konseptual penelitian ini dengan

menggunakan variabel dependent dan variabel independent dan variabel yang di

gambarkan dalam skema sebagai berikut :

Baik

Pre Test
Pengetahuan Cukup

Kurang
Promosi Kesehatan

Baik

Post Test
Pengetahuan Cukup

Kurang

Keterangan:

= diteliti

= Pengaruh
3.2 HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan,
kerangka konsep penelitian maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian
adalah terdapat pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap
merawat organ reproduksi pada remaja putri .

3.3 DESAIN PENELITIAN


Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (
Quasi Eksperiment ), dengan rancangan one group pretest dan
posttest. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain one grup pre test post test design adalah mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek.
Kelompok di observasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi lagi setelah diberikan intervensi (Notoatmodjo S, 2018).
3.4 DEFINISI OPRASIONAL

Defenisi Operasoinal

No Variabel Definisi operasional Alat Hasil ukur Skala


Ukur

A. Independen
1 Pendidika Metode pemberian informasi - -
n yang disampaikan oleh
-
kesehatan peneliti tentang merawat
organ reproduksi dengan
metode ceramah

B. Dependen
2 Pengetahua Pemahaman responden Kuesioner 1. Baik Ordinal
n tentang cara merawat organ 2. Cukup
reproduksi 3. Kurang
Dengan Kriteria:
1. Baik
jika: 76-100%
2. Cukup
Jika: 56-75%
3. Kurang
Jika: <56%
3.5 POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditepkan oleh peneliti (Notoatmodjo S, 2018). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswi MTS Ma’aruf NU.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi. (Notoadmojo,S 2018). Penelitian ini menggunakan
teknik Total Sampling. Total Sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Jumlah total
sampling dalam penelitian ini yaitu siswi MTS Ma’aruf NU yang
berjumlah 9 orang responden.
a) Kriteria Inklusi
1. Bersedia menjadi responden
2. Siswa MTS Ma’aruf NU
3. Berada di tempat penelitian
b) Kriteria Eksklusi
1. Siswa yang tidak hadir dikelas saat penelitian
2. Siswa/i dalam keadaan sakit.
3. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden.

3.6 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


a) Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di MTS Ma’aruf NU
b) Waktu penelitian
Penelitian di lakukan pada bulan July 2020
3.7 ETIKA PENELITIAN
Masalah etika keperawatan sangat penting karena penelitian ini
berhubungan langsung dengan manusia, sehingga perlu memperhatikan hal
sebagai berikut (Notoatmodjo,S 2018) :
1) Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah
agar subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika subyek bersedia maka harus menandatangani lembar
persetujuan.Jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati
hak pasien.
2) Anonymity (Tanpa Nama)
Masalah dalam etika penelitian merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur atau hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.

3) Confidentiality (Kerahasiaan)
Merupakan etika penelitian dimana memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua data
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya hasil data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

4) Justife (Keadilan)
Peneliti harus memastikan distribusi yang adil dari resiko dan manfaat
(ensure a fair distribution of risks and benefits), melakukan perekrutan peserta
penelitian secara adil (conduct equitable recruitment of research participants),
dan memberikan perlindungan khusus bagi kelompok rentan (provide special
prtection for vulnerable groups). Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung
tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan
secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan
terhadap manusia.
5) Beneficence and Nonmaleficence
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memproteksi keadaan baik
secara fisik, mental dan sosial, mereduksi resiko seminim mungkin, dan
mengacu atau berpedoman pada perspektif komunitas. Dengan berprinsip pada
aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang dilakukan memiliki
harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
Prinsip ini dapat ditegakan dengan membebaskan, tidak memberikan
atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia
sebagai bahan untuk eksploitasi.Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan
manfaat dan mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek manfaat.

3.8 INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan dan
kuesioner sikap yang dikutip dari peneliti Pety Erayanti untuk mengetahui
pengetahuan siswi MTS Ma’aruf NU tentang cara merawat organ reproduksi
pada remaja putri.

3.9 PROSEDUR PENELITIAN


Dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
dari objek yang diteliti, terdapat prosedur yang perlu dilakukan, sebagai
berikut (Notoatmodjo S, 2018):
1) Peneliti mengurus surat ijin penelitian dari kampus
2) Meminta ijin kepada kepala sekolah MTS Ma’aruf NU Kota Malang
3) Peneliti mengambil responden sesuai kriteria.
4) Peneliti menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian, kepada calon
responden. Jika calon responden setuju untuk menjadi responden
dalam penelitian, responden dimintai untuk mengisi lembar
persetujuan (Informed Consent)
5) Peneliti membagikan lembar kuisioner tentang pengetahuan dan sikap
merawat organ reproduksi kepada responden dan menjelaskan cara
pengisian kuesioner kepada responden.
6) Setelah lembar kuesioner terkumpul, peneliti memberikan penyuluhan
tentang cara merawat organ reproduksi Pada Remaja.
7) Setelah Peneliti memberikan penyuluhan, peneliti membagikan
Kuesioner kepada responden.
8) Setelah kuesioner telah terkumpul, peneliti kemudian melakukan
analisa data
9) Menyusun hasil yang didapatkan dari responden
3.10 ANALISA DATA
3.10.1 Teknik Pengolahan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Notoatmodjo S, 2018) :
1. Data Primer
Diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden yang
menjadi sampel dengan menggunakan kuesioner yang telah
disediakan.Untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswa
remaja dalam pencegahan seks pranikah .
2. Data Sekunder
Diperoleh dari dinas kesehatan, Buku-Buku, Jurnal dan
Referensi yang berhubungan dengan penelitian
3. Proses Pengumpulan Data
Langkah dalam pengolahan data terdiri dari:
1) Pengeditan (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2) Pengkodean (Coding)
Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban
atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu disederhanakan
agar pada saat pengolahan dapat dilakukan dengan mudah. Salah
satu cara menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah
dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing
data yang sudah diklasifikasikan.
3) Proses (Prossecing/ Data Entry)
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan kedalam master table atau database computer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan
membuat tabel kontigensi.
4) Pengecekan dan Pembersihan data (Cleaning)
Setelah data dientri kedalam komputer maka data tersebut
dicek kembali untuk mengetahui kemungkinan adanya kesalahan
ketika mengentri data.Ketidak lengkapan dan kesalahan yang
ditemukan dikoreksi dan dibetulkan kembali.
3.10.2 Teknik Analisa Data
1. Analisa Univariate
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis
tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik dari variabel pengetahuan
siswi MTS Ma’aruf NU Kota Malang tentang cara merawat organ
reproduksi.frekuensi dan presentase.
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariate adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel.
Analisa bivariate berfungsi untuk mengetahui hubungan antar variabel
(Notoatmodjo S, 2018) Dalam penelitian ini akan menggunakan uji
sparamentrik jika datanya berdistribusi normal, jika datanya tidak
berdistribusi normal maka digunakan uji non parametril yaitu uji
wilcoxon. Perhitungan uji wilcoxon dapat dilakukan dengan bantuan
Software SPSS dengan pengambilan keputusan sebagai berikut : jika
probabilitas >0,05 H1 diterima jika probabilitas <0,05 H1 ditolak.
DAFTAR PUSTAKA

Arimurti, D. I. 2018. Pengaruh Pemberian Komik Pendidikan Gizi Seimbang Terhadap


Pengetahuan Gizi Siswa Kelas V SDN Sukasari 4 Kota Tangerang Tahun 2012. Skripsi
Publikasi. Universitas Indonesia.
Ariwinanti, D, Dkk. 2019. Gambaran Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Siswa SMK Wisnu
Wardhana Kota Malang. Jurnal Preventia Universitas Negeri Malang.
BPS. 2017. Kota Malang Dalam Angka Malang Municipality In Figures 2017. Malang: BPS
Kota Malang.
Depkes RI. 2014. Info Dantin Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Depkes RI.
Durisah. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Remaja Putri
Tentang Kebersihan Organ Reproduksi Pada Saat Menstruasi Di SMP Pesantren
Pancasila Kota Bengkulu Tahun 2016. Skripsi STIKES Dehasen Bengkulu
Nurlita, W. 2014. Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ
Genetalia Eksterna Pada siswi MI Pembangunan. Skripsi UIN Jakarta.
Olivia, P. 2017. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Remaja Putri Dalam Merawat Organ Reproduksi Di Pondok Pesantren Daar
Ulum. Skripsi Universitas Sumatra Utara.
Sari, RN. 2017. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
Kebersihan Organ Reproduksi Terkait Dengan Keputihan Di Pondok Pesantren
Salafiyah Nurul Huda Poncokusumo Kabupaten Malang. Skripsi Universitas Negeri
Malang.
Sulistyoningtyas, S, Dkk. 2016. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Sikap Remaja
Dalam Merawat Organ Reproduksi. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 21 No. 2
Notoatmodjo S. (2018). Metodologi Penelitian (Rineka (ed.).Diakses pada tanggal 9 Februari
2023.
Nurmala, & dkk. (2018). Promosi Kesehatan. Airlangga University.Diakses pada tanggal 5
Februari 2023.
Pandie, S. A. I. (2021). Perilaku Mahasiswa Tentang Seks Pranikah. Diakses dari Jurnal
Pazih_Pergizi Pangan Dpd Ntt. https://pergizipanganntt.id Vol.10 No.2 pada tanggal 29
Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai