Perbaikan I PDF
Perbaikan I PDF
PROPOSAL
OLEH :
YUN ESRA M SIANTURI
220205448
BAB I ...................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................. 6
BAB II ................................................................................................................... 10
Biji salak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari buah salak,
tumbuhan asli Indonesia dengan tingkat aktivitas antioksidan yang luar biasa.
Kajian fitokimia dari biji salak mengungkapkan kandungan senyawa-senyawa
berharga seperti flavonoid, tannin, dan sedikit alkaloid. Ketiga senyawa ini
memiliki sifat antioksidan yang mampu mengurangi kerusakan sel kulit akibat
paparan radikal bebas, menjadikannya kandidat yang menarik untuk formulasi
dalam produk perawatan kulit (Karta & dkk, 2015).
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kerusakan pada kulit akan mengganggu kesehatan
manusia maupun penampilan, sehingga kulit perlu dilindungi dan dijaga
kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai dengan munculnya keriput, sisik,
kering, dan pecah-pecah. Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan kulit adalah
radikal bebas (Rasyadi & dkk, 2022).
Ekstrak etanol dari biji salak merupakan derivat yang dapat diakses dari
proses ekstraksi biji salak dengan pelarut etanol. Ekstrak ini mengandung
konsentrasi tinggi senyawa antioksidan yang ditemukan dalam biji salak.
Penggunaan ekstrak etanol sebagai bahan utama dalam formulasi body lotion
memastikan penghantaran efektif senyawa-senyawa aktif ke permukaan kulit.
1. Apakah body lotion yang mengandung ekstrak etanol biji salak dapat
Menggunakan ekstrak biji salak sebagai bahan aktif dalam body lotion bisa
membantu memanfaatkan sumber daya alam lokal, mendukung ekonomi lokal, dan
1.5 Hipotesa
Hipotesa penelitian ini adalah bahwa formulasi body lotion dengan ekstrak
etanol biji salak (Salacca zalacca) akan menunjukkan stabilitas fisik dan kimia yang
Ordo: Arecales
Genus: Salacca
Salak adalah sejenis palma yang menghasilkan buah yang dikenal sebagai
salak. Buah ini populer di beberapa wilayah Asia Tenggara dan memiliki berbagai
varietas yang berbeda. Dalam klasifikasi botani, tanaman ini masuk ke dalam famili
(Sunarjono, 2013).
Salak (Salacca zalacca) adalah sejenis palma dengan buah yang biasa
dimakan.Dalam Bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama
ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya
mirip dengan sisik ular (Sunarjono, 2013). Salak ditemukan tumbuh liar di alam di
Jawa bagian barat daya dan Sumatera bagian selatan. Akan tetapi asal-usul salak
Indonesia. Batang salak menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang,
sering bercabang, diameter 10-15 cm. Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m,
tangkai daun, pelepah, dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri
kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing,
berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin. Karangan
bunga jantan kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam
tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai mula-mula tertutup oleh
Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang
terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm,
bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm. Tipe
buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di
pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-
sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun seperti
genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik.
Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan,
berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-
Biji Salak (Salacca zalacca) adalah bahan alami yang menarik dalam produk
1. Asal-usul: Biji salak berasal dari pohon salak (Salacca zalacca), yang
2. Morfologi: Pohon salak memiliki daun yang panjang, daun majemuk, dan
batang yang berduri. Buah salak berbentuk bulat atau oval, dengan kulit kasar
yang berduri. Di dalamnya terdapat biji-biji yang diselimuti oleh lapisan daging
3. Komposisi Kimia: Biji salak mengandung berbagai senyawa kimia yang dapat
dan senyawa fenolik, yang dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan
akibat radikal bebas dan paparan sinar UV. Ini dapat membantu mencegah
3. Nutrisi Kulit: Biji salak mengandung nutrisi penting seperti vitamin dan mineral
yang diperlukan untuk kesehatan kulit. Nutrisi ini dapat membantu menjaga
bermanfaat dalam hal kesehatan dan penggunaan lainnya. Berikut adalah beberapa
1. Sumber Nutrisi
Biji salak mengandung sejumlah nutrisi penting, seperti serat, protein, dan
3. Kesehatan Jantung
Konsumsi biji salak dalam jumlah moderat dapat membantu menjaga kesehatan
4. Pencernaan
5. Kulit
diyakini memiliki manfaat untuk kulit, seperti memudarkan bintik-bintik hitam dan
6. Pupuk Organik
Biji salak yang telah dihancurkan dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
7. Produk Kecantikan
manfaat kesehatan dan kegunaan lainnya (Purwanto & dkk, 2015). Berikut adalah
beberapa kandungan kimia yang umumnya ditemukan dalam biji buah salak:
1. Tanin
Senyawa ini adalah antioksidan alami yang dapat membantu melindungi sel-sel
2. Alkaloid
Beberapa jenis biji buah salak mengandung alkaloid, yang merupakan senyawa
3. Flavonoid
Senyawa ini juga berperan sebagai antioksidan dan dapat memberikan berbagai
4. Steroid
Senyawa ini adalah molekul penting yang terlibat dalam berbagai proses
5. Glikosida
6. Protein
7. Lemak
Biji salak mengandung lemak sekitar 6-8% dari berat bijinya, meskipun ini
Biji salak mengandung serat yang membantu dalam pencernaan dan kesehatan
usus.
9. Mineral
Biji salak juga mengandung mineral seperti fosfor, kalsium, zat besi, dan
magnesium.
10. Vitamin
Meskipun dalam jumlah kecil, biji salak juga dapat mengandung beberapa
2.2 Kosmetik
dengan kosmetika adalah sediaan atau panduan bahan yang siap utuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar),
gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampilan, supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dkk, 2005).
• Bahan Aktif: Ini adalah bahan-bahan yang memberikan manfaat khusus kepada
• Pigmen dan Pewarna: Digunakan untuk memberikan warna pada produk seperti
diinginkan pada produk, misalnya, agar produk lebih kental atau mudah
diaplikasikan.
ingin dibuat dan tujuan khususnya, seperti perawatan kulit, rambut, atau tata rias.
Proses formulasi harus mematuhi regulasi dan standar keamanan yang berlaku
menghidrasi dan melembapkan kulit tubuh. Biasanya berbentuk krim atau lotion,
produk ini mengandung bahan-bahan seperti air, minyak, emolien, dan bahan-
bahan lain yang dirancang untuk menjaga kelembaban kulit, mencegah kulit kering,
dan membuat kulit terasa lebih halus dan lembut. Body lotion sering digunakan
setelah mandi atau saat diperlukan untuk memberikan perawatan kulit tambahan.
Produk ini dapat memiliki berbagai varian, termasuk yang diperkaya dengan bahan-
berbagai bahan yang disusun dengan cermat untuk menciptakan produk yang
efektif, aman, dan sesuai dengan tujuannya. Berikut adalah komponen umum yang
1. Dasar Lotion (Base): Dasar lotion adalah komponen utama dari body lotion dan
biasanya mengandung campuran air dan minyak. Minyak dapat berupa minyak
nabati seperti minyak almond, minyak zaitun, atau minyak jojoba. Campuran
dalam dasar lotion agar tidak terpisah. Ini memastikan konsistensi yang
3. Bahan Aktif: Ini adalah komponen yang memberikan manfaat khusus pada
kulit. Dalam kasus penelitian Anda, ekstrak etanol dari biji salak adalah bahan
6. Bahan Aroma: Minyak esensial atau bahan lain yang digunakan untuk
kulit.
pada lotion, meskipun dalam body lotion, biasanya lebih umum ditemukan
10. Bahan Tambahan (Opsional): Bahan tambahan lain, seperti ekstrak tumbuhan
lain, bahan pelembap, atau bahan bermanfaat lainnya, dapat ditambahkan sesuai
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia, luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m² dengan berat kira-
kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis
dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokasi tubuh
terluar dan terbesar tubuh manusia yang melindungi organ-organ dalam tubuh.
Kulit jelas memiliki banyak peran dalam memeliharan kesehatan tubuh kita. Oleh
karena kulit berada di bagian terluar tubuh, maka pada dasarnya kulit paling rentan
berperan sebagai indera peraba dan alat regulasi suhu tubuh dengan pengeluaran
keringat. Kulit juga menjadi tempat dibentuknya vitamin D yang berguna bagi
tubuh. Fungsi lain yang tak kalah penting adalah antara lain, kulit berfungsi untuk
penyerapan dan salah satu dari sekian banyak sistem penting pertahanan kekebalan
membentuk organ kulit manusia. Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia
dan memiliki beberapa lapisan serta struktur yang berperan penting dalam
1. Epidermis: Ini adalah lapisan paling luar kulit dan bertindak sebagai pelindung
korneum (lapisan paling luar yang terdiri dari sel-sel mati), stratum basal
2. Dermis: Lapisan ini terletak di bawah epidermis dan berisi jaringan ikat,
memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit dan juga berperan dalam
kulit yang terdiri dari jaringan lemak subkutan. Lapisan ini berfungsi sebagai
mendinginkan tubuh saat suhu meningkat. Terdapat dua jenis kelenjar keringat,
6. Pembuluh Darah dan Saraf: Dermis mengandung jaringan pembuluh darah dan
saraf yang penting untuk memberikan nutrisi, oksigen, serta sinyal sensorik ke
kulit.
memberikan warna kulit dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar
matahari.
Anatomi kulit sangat penting karena kulit adalah penghalang pertama tubuh
terhadap infeksi, trauma, dan kerusakan lingkungan. Selain itu, kulit juga berperan
dalam regulasi suhu tubuh dan memberikan rasa sensorik, seperti perasaan panas,
dingin, dan sentuhan. Memahami anatomi kulit adalah kunci untuk menjaga
Walaupun lapisan epidermis merupakan lapisan kulit yang paling tipis, tapi
tampaknya merupakan organ tubuh yang cukup kuat. Sayangnya karena terlihat
kuat, orang sering lupa untuk menjaga kesehatan kulit, padahal sebenarnya merawat
kulit merupakan hal yang paling sederhana dan perlu dilakukan setiap hari.
salah satu cara baik dalam menjaga kebersihan kulit. Bila kulit Anda sensitif
atau memiliki alergi, pilih produk yang hypo allergenic dan bebas pewangi.
2. Gunakan pelembab untuk dapat menjaga fungsi barier kulit agar tetap baik, dan
melembabkan kulit.
3. Lindungi kulit dari bahaya sinar UVA dan UVB matahari. Selalu oleskan
4. Cegah kulit dehidrasi dengan mengonsumsi makanan sehat, kaya serat serta
5. Alkohol dan rokok merupakan musuh besar kulit. Segera hentikan kebiasaan
2.4 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan (RI, 1995). Simplisia dibedakan menjadi tiga golongan,
yaitu:
1 Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan
eksudat tanaman. Selnya dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari
tanamanya denga cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni.
2 Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat
yang dihasilkan hewan yang masih belum berupa zat kimia murni.
3 Simplisia mineral adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik telah diolah
2.5 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyarian
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya
menjadi serbuk.
sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuia, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstrak cair (extractum liquidum) adalah
sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai
Ekstraksi cara dingin adalah ekstraksi yang dilakukan pada suhu kamar yaitu
a. Maserasi
Farmakope Indonesia Edisi IV, maserasi yaitu cara ekstraks dengan merendam
dalam wadah tertutup, didiamkan selama 3 hari, sambil sering diaduk hingga zat
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurnna
(perkolat) yang jumlahnya +1-5 kali bahan (Depkes, 2000). Proses perkolasi
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
b. Digesti
lebih tinggi dari temperatur ruangan, umumnya dilakukan pada temperature 40-
50°C.
c. Infundasi
Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air
(bejana infuse tercelup dalam penangas air, temperature terukur +90°C selama
waktu tertentu (15-20 menit). Jika dilakukan pada waktu yang lebih lama (>30
d. Soxhletasi
dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi continue dengan jumlah pelarut
relative konstan dengan adanya pendingin balik. Bahan yang akan diekstraksi
diletakkan dalam sebuah kantong ekstraksi (kertas, karton, dsbnya) dibagian dalam
air ekstraksi dari gelas yang bekerja continue (percolator).. Wadah gelas yang
berupa kantong diletakkan diantara labu penyulingan dengan pendingin aliran balik
dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut yang
menguap dan mencapai kedalam pendingin balik, di ekstraksi dan menarik keluar
bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul didalam wadah gelas dan setelah
zat yang diekstraksi terkumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni berikutnya
(Marjoni).
2.6 Pelarut
Pelarut pada umumnya adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah
yang besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat terlarut. Pelarut yang
digunakan dalam proses ekstraksi memiliki beberapa sifat penting. Diantara sifat
2. Kecepatan menguap
3. Trayek didih
5. Flashpoint
Adapun pelarut yang dipakai dalam proses ekstraksi antara lain :
1. Air
Air merupakan salah satu pelarut yang mudah, murah dipakai secara luas
oleh masyarakat. Pada suhu kamar, air merupakan pelarut yang baik untuk
2. Etanol
Berbeda dengan air yang dapat melarutkan berbagai macam zat aktif, etanol
hanya dapat melarutkan berbagai macam zat aktif, etanol hanya dapat melarutkan
zat-zat tertentu saja seperti alkaloida, glikosida, damar damar dan minyak atsiri.
3. Gliserin
Gliserin digunakan sebagai pelarut terutama untuk menarik zat aktif dari
simplisia yang mengandung zat samak. Gliserin juga merupakan pelarut yang baik
untuk golongan tannin dan hasil-hasil oksidanya, berbagai jenis gom dan albumin
4. Eter
dianjurkan untuk pembuatan sediaan obat yang akan disimpan dalam jangka waktu
yang lama.
5. Heksana
Heksana adalah pelarut yang berasal dari penyulingan minyak bumi, baik
untuk lemak dan minyak. Pelarut ini biasanya dipergunakan untuk untuk
menghilangkan lemak pengotor dari simpisia sebelum simplisia tersebut dibuat
sediaan galenik.
6. Aceton
mampu melarutkan berbagai macam lemak, minyak atsiri dan damar. Akan tetapi,
7. Chloroform
2.7 Emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
caiaran lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua yaitu oil in water (o/w)
atau minyak dalam air (M/A), dan water in oil (W/O) atau (air dalam minyak (A/M).
1. Komponen dasar, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam
yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil didalam zat cair lain.
b. Fase ekternal/ fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair dalam
emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung) emulsi tersebut.
emulsi
dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen
1. Emulsi tipe O/W (Oil in Water) atau M/A (minyak dalam air), adalah emulsi
yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi kedalam air.
2. Emulsi tipe W/O (Water in Oil) atau A/M (air dalam minyak), adalah emulsi
yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi kedalam minyak. Air
sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal (sYAMSABBA, 2006).
Setil alkohol berbentuk lilin, lempengan, granul atau dadu. Memiliki bau yang
lemah dan tidak berasa. Kelarutannya yaitu larut dalam etanol (95%) dan eter, tidak
larut dalam air, larut saat dilebur dengan minyak, paraffin cair dan padat dengan
titik lebur 45° C- 52° C. Dalam lotion, krim dan salep digunakan (Rowe, Paul, &
Marian , 2009).
Asam stearate merupakan kristal padat atau serbuk putih atau putih kekuningan,
agak mengkilap, bauh lemak dan berasa lemak. Kelarutannya yaitu mudah larut
dalam benzene, kloroform, dan eter, larut dalam etanol (95%); praktis tidak larut
dalam air. Memiliki titik lebur 69°C-70°C. Penggunaan dalam sediaan topikal
Gliserin merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental cairan
higrokopis, memiliki rasa manis, kurang lebih 0,6 kali lebih manis dari sukrosa.
dan agen tonisitas. Gliserin terutama digunakan sebagai humektan dan emolien
dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap (Rowe, Paul, & Marian ,
2009).
4. Trietonalamin ( TEA )
Trietolamin berupa cairan kental yang bening, tidak berwarna sampai kuning pucat
dan memiliki bau amoniak yang lemah, perlu disimpan dalam wadah tertutup baik.
Trietolamin larut dalam air methanol dan kloroform. Trietolamin digunakan seacara
luas pada formulasi sediaan topikal. Trietolamin akan bereaksi dengan asam
mineral menjadi bentuk garam kristal dan ester dengan adanaya asam lemak tinggi.
tekstil, lilin, poles, herbisida, demulsifers minyak bumi, dan bahan adiktif semen.
Trietolamin juga digunakan untuk produksi pelumas untuk sarung tangan karet dan
industri tekstil. Penggunaan umum lainnya yaitu sebagai humektan (Rowe, Paul, &
Marian , 2009).
5. Paraffin cair
Paraffin liquid merupakan cairan kental, transparan, tidak berwarna, tidak bau,
tidak memiliki rasa. Kelarutannya tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut
dalam kloroform dan eter. Paraffin terutama digunakan dalam formulasi farmasi
topikal sebagai komponen krim dan salep (Rowe, Paul, & Marian , 2009).
6. Propil paraben
Propil paraben memiliki berat molekul 180,21 g/mol dengan rumus molekul
paraben merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau, dan tidak berasa. Kelarutan
sangat sukar larut dalam air, larut dalam bagian etanol (95%) p, dalam 3 bagian
aseton p, dalam 140 bagian gliserin p dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah
larut dalam larutan alkali hidroksida. Propil paraben banyak digunakan sebagai
paraben dapat digunakan sendiri dan dapat juga dikombinasikan dengan eter
paraben lain, atau dengan agen antimikroba lainnya (Rowe, Paul, & Marian , 2009).
7. Metil Paraben
Metil paraben memiliki berat molekul sebesar 152,15 g/mol dengan rumus
melekul C8H8O3. Metil paraben atau metil ester asam 4 hidroksibenzoat, metil
phidrosibenzoat, nipaginM, uniphe p-23 merupakan serbuk hablur halus atau kristal
putih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa tebal. Metil paraben secara luas
formulasi farmasi. Metil paraben dapat digunakan baik sendiri atau kombinasi
dengan yang lain. Golongan paraben efektif pada rentang ph yang luas dan
paling efektif melawan kapang dan jamur. Pada sediaan topikal umumnya metil
paraben digunakan dengan konsentrasi antara 0,02-0,3% (Rowe, Paul, & Marian ,
2009).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
mengetahui pengaruh yang ada, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau
percobaan atau trial. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu
Pembuatan ekstrak etanol biji salak Ini akan menjelaskan bagaimana ekstrak
etanol biji salak dibuat, termasuk perincian mengenai bahan yang digunakan, rasio
ekstraksi, waktu ekstraksi, dan suhu yang digunakan. Formulasi body lotion ini
akan menjelaskan proses formulasi body lotion dengan menggunakan ekstrak biji
Uji stabilitas ini akan menjelaskan bagaimana uji stabilitas dilakukan pada
body lotion yang dihasilkan. Ini bisa mencakup uji fisik seperti perubahan warna,
bau, dan konsistensi, serta uji kimia untuk mengukur perubahan komposisi kimia
Indonesia.
3.3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas seperti
beaker glass, gelas ukur, lumpang dan alu, timbangan digital, cawan petri, kaca
preparat, kertas perkamen, pipet tetes, batang pengaduk, pot lotion, pH meter,
kertas saring, aluminium foil, pisau, rotary evaporator, cawan penguap, sudip.
3.3.2. Bahan-bahan
Bahan yang digunakan antara lain : ekstrak etanol biji salak, asam stearate,
setil alcohol, paraffin cair, gliserin, trietonalamin, propil paraben, metil paraben,
aquadest.
setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai
sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah biji dari buah salak.
Sampel penelitian ini adalah ekstrak biji salak dengan variasi konsentrasi 0%
tanaman daerah yang satu dengan daerah lain. Biji salak yang diambil sebagai
Sampel biji salak yang masih bagus dibersihkan dari pengotor ditimbang
sebagai berat basah 3 kg, selanjutnya dicuci dibawah air yang mengalir sampai
bersih. Kemudian di potong kecil-kecil biji salak lalu dikeringkan dalam lemari
pengering selama 8 jam pada suhu 60℃. Biji salak yang sudah kering dihaluskan
etanol 70%. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi, yaitu sebanyak
etanol, ditutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,
diserkai, diperas. Setelah 5 hari ampas dicuci lagi dengan 25 bagian etanol.
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk , terlindung dari cahaya
selama 2 hari. Kemudian dienap tuangkan atau disaring, filtrate yang dihasilkan
dipekatkan dengan bantuan alat rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental
(Syamsuni, 2006).
1. Disiapkan semua bahan yang akan digunakan. Bahan ditimbang sesuai dengan
2. Fase minyak :(asam stearat, setil alkohol, paraffin cair, metil paraben), Fase air
: (TEA, gliserin, aquades) dipisahkan dan dilebur diatas waterbath hingga suhu
70-80℃.
3. Setelah semuanya dilebur, dimasukkan fase air sedikit demi sedikit kedalam
lumpang panas yang berisi fase minyak, digerus hingga homogen terbentuk
lotion.
5. Lalu dimasukkan dalam wadah. Prosedur yang sama juga dilakukan pada
sediaan, yang dinilai dari bentuk fisik sediaan yaitu perubahan warna, bentuk dan
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sediaan yang telah dibuat
homogen atau tidak. Caranya, lotion dioleskan pada kaca transparan dimana
sediaan diambil 3 bagian yaitu atas, tengah dan bawah. Homogenitas ditujukkan
dengan tidak adanya butiran kasar (Lubis, Lely, & Reveny, 2012).
3.8.3 Uji pH
Caranya: alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan dapar standar netral (pH
7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH
tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan
dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan
diaplikasikan pada kulit yang dilakuan segera setelah lotion dibuat. Lotion
ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian diletakkan ditengah kaca bulat berskala. Diatas
lotion diletakkan kaca bulat atau bahan transparan lain dan pemberat sehingga berat
kaca bulat dan pemberat 150 g, didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter
Pengujian ini dilakukan dengan cara uji terbuka yang dilakukan selama 5
hari pada 10 panelis, dengan cara sediaan Lotion dioleskan ke kulit dengan
pemakaian selama 3 jam dan ditutup dengan perban. Kemudian setelah 3 jam,
perban dibuka dan diamati reaksi kulit yang terjadi. Apabila tidak terjadi iritasi
seperti rasa gatal, dan kemerahan, maka sediaan dinyatakan memenuhi syarat