LBM 6 KGD SGD 13
LBM 6 KGD SGD 13
Antidotum : obat yang bekerja antagonis dari efek agonis obat yang berguna untuk menetralisir efek
agonisnya
STEP 2
Farmakodinamik
Morfin dosis kecil 5-10 mg
o Pada pasien sedang menderita nyeri, sedih dan gelisah menimbulkan gejala euphoria
o Pada orang normal menimbulkan gejala disforia berupa perasaan khawatir, gelisah dan
mual muntah
Pada dosis kecil dapat menyebabkan depresi pernafasan.
Di lambung : dapat menghambat sekresi HCl pergerakan lambung berkurang tonus
antrum meninggi dan motilitas berkurang sfingter pylorus berkontraksi pergerakan isi
lambung ke duodenum diperlambat
Di usus halus : dapat mengurangi skresi empedu dan pankreas dan memperlembat
encernaan makanan di usus halus
Di usus besar : morfin dapat mengurangi gerakan propulsi usus besar dan meninggikan tonus
dan menyebabkan spasme usus besar penerusan isi kolon diperlambat feses keras
Di kulit : vasodilatasi kulit sehingga tampak kulit kemerahan dan terasa panas
Morfin masuk ke Opioid receptor (miu kappa) inhibitor dopamine tidak bekerja, endorphin
akan keluar memicu hormone kesenangan mempengaruhi sinaps dopamine jika
dopamine terpicu morfin euphoria .
Mekanisme hemostasis : morfin hemostasis turun maka tubuh tidak akan terhemostasis
sendiri dengan baik release dopamine terlalu banyak timbul gejala negative seperti
respiration depression, nyeri ulu hati, euphoria, sesak nafas, vomit, dll. Jika berkelanjutan timbul
gejala kronik seperti less sensitivity dan withdrawal
Morfin mempengaruhi hemostasis karena jika dosis morfin terlalu banyak perangsangan
tubuh mengeluarkan histamine banyak efek : menyebabkan syok anafilatik (HR turun, TD
turun)
5. Bagaimana patofisiologi di scenario?
Tempat kerja opioid :
SSP : kortex, hippocampus, thalamus dan hipotalamus , system mesolimbic, medulla
oblongata, medulla spinalis
Otonom : plexus mientericus, plexus submucosa
Morfin masuk ke Opioid receptor (miu kappa) inhibitor dopamine tidak bekerja, endorphin
akan keluar memicu hormone kesenangan mempengaruhi sinaps dopamine jika
dopamine terpicu morfin euphoria .
Mekanisme hemostasis : morfin hemostasis turun maka tubuh tidak akan terhemostasis
sendiri dengan baik release dopamine terlalu banyak timbul gejala negative seperti
respiration depression, nyeri ulu hati, euphoria, sesak nafas, vomit, dll. Jika berkelanjutan timbul
gejala kronik seperti less sensitivity dan withdrawal
Morfin mempengaruhi hemostasis karena jika dosis morfin terlalu banyak perangsangan
tubuh mengeluarkan histamine banyak efek : menyebabkan syok anafilatik (HR turun, TD
turun)
Farmakodinamik
Morfin dosis kecil 5-10 mg
o Pada pasien sedang menderita nyeri, sedih dan gelisah menimbulkan gejala euphoria
o Pada orang normal menimbulkan gejala disforia berupa perasaan khawatir, gelisah dan
mual muntah
Pada dosis kecil dapat menyebabkan depresi pernafasan.
Di lambung : dapat menghambat sekresi HCl pergerakan lambung berkurang tonus
antrum meninggi dan motilitas berkurang sfingter pylorus berkontraksi pergerakan isi
lambung ke duodenum diperlambat
Di usus halus : dapat mengurangi skresi empedu dan pankreas dan memperlembat
encernaan makanan di usus halus
Di usus besar : morfin dapat mengurangi gerakan propulsi usus besar dan meninggikan tonus
dan menyebabkan spasme usus besar penerusan isi kolon diperlambat feses keras
Di kulit : vasodilatasi kulit sehingga tampak kulit kemerahan dan terasa panas
Bekerja direseptor miu dan kappa : menyebabkan miosis karena bekerja di segmen otonom
n III.
Di otot polos : meninggikan tonus dan amplitude kontraksi ureter dan kandung kemih
Di urin : morfin dapat mengurangi volume urin karena rendahnya filtrasi glomerulus dan
berkurangnya aliran darah ke ginjal dan pelepasan ADH.
Morfin masuk ke Opioid receptor (miu kappa) inhibitor dopamine tidak bekerja, endorphin
akan keluar memicu hormone kesenangan mempengaruhi sinaps dopamine jika
dopamine terpicu morfin euphoria .
Mekanisme hemostasis : morfin hemostasis turun maka tubuh tidak akan terhemostasis
sendiri dengan baik release dopamine terlalu banyak timbul gejala negative seperti
respiration depression, nyeri ulu hati, euphoria, sesak nafas, vomit, dll. Jika berkelanjutan timbul
gejala kronik seperti less sensitivity dan withdrawal
Morfin mempengaruhi hemostasis karena jika dosis morfin terlalu banyak perangsangan
tubuh mengeluarkan histamine banyak efek : menyebabkan syok anafilatik (HR turun, TD
turun)
Morfin masuk ke Opioid receptor (miu kappa) inhibitor dopamine tidak bekerja, endorphin
akan keluar memicu hormone kesenangan mempengaruhi sinaps dopamine jika
dopamine terpicu morfin euphoria .
Mekanisme hemostasis : morfin hemostasis turun maka tubuh tidak akan terhemostasis
sendiri dengan baik release dopamine terlalu banyak timbul gejala negative seperti
respiration depression, nyeri ulu hati, euphoria, sesak nafas, vomit, dll. Jika berkelanjutan timbul
gejala kronik seperti less sensitivity dan withdrawal
Morfin mempengaruhi hemostasis karena jika dosis morfin terlalu banyak perangsangan
tubuh mengeluarkan histamine banyak efek : menyebabkan syok anafilatik (HR turun, TD
turun)
6. Apa macam-macam dari intoksikasi? (bedakan gejala intoksikasi dan withdrawal)
Macam obat narkotika
Stimulan : berefek sistem saraf simpatis.
Contoh : Amfetamin, kokain, kafein, MDMA/dopping, nikotin
o Gejala intoksikasi : takikardi, midriasis, agitasi.
o Gejala withdrawal : bradikardi, miosis, depresi pernafasan
Benzodiazepin : meningkatkan GABA, menghambat simpatis.
Contoh : diazepam, loratadin
o Gejala intoksikasi : menenagkan, bicara gak jelas (slurred speech), inkoordinasi
Terapi : flumazenil
o Gejala withdrawal : cemas, takikardi, sesak nafas, insomnia
Terapi : fenobarbital
Opioid :
Contoh morfin, heroin, tramadol, kodein
o Gejala intoksikasi : miosis/pin point pupil, depresi pernafasan, konstipasi, mual
muntah, penurunan kesadaran, TD turun, bradikardi
Terapi : naloxon
o Gejala withdrawal : agitasi, nyeri otot dan tulang, insomnia, nyeri kepala, (Dosis
sangat tinggi kejang/kompulsi), koma, lakrimasi, berkeringat banyak, TD
meningkat , nadi cepat, suhu tubuh meningkat/hiperpireksia
Terapi : metadon