Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA 3 : FILUM PORIFERA

OLEH:
ALBA SURYA PURNAMA
D061221016

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
FILUM PORIFERA
Alba Surya Purnama1, Rizky Ananda Idsam2
1
Praktikan Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Paleontologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang kehidupan di masa lampau


dan berkaitan erat dengan fosil. Fosil merupakan sisa, jejak atau bekas binatang purba
yang mengalami proses pengawaten secara alami di bumi. Dalam melakukan deskripsi
fosil terdapat taksonomi fosil, proses pemfosilan hingga pada umur fosil itu sendiri,
dimana dalam umur fosil ini mengacu pada skala waktu geologi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pendeskripsian fosil-fosil secara megaskopis. Adapun yang menjadi
latar belakang penulisan ini adalah untuk memenuhi laporan praktikum paleontologi
tentang fosil dari filum porifera. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu melakukan
pendeskripsian sebanyak 8 sampel fosil yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
pendahuluan,praktikum, asistensi dan penyusunan jurnal. Dalam praktikum kali ini ada 8
sampel yang digunakan yang berasal dari filum porifera. Fosil fosil tersebut sangat erat
kaitannya dengan ilmu geologi karena fosil dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengetahui lingkungan pengendapan dari batuan sedimen, indikator untuk mengetahui
umur relatif batuan sedimen, membantu dalam eksplorasi minyak dan lain-lainnya.

Kata Kunci: Fosil, Proses pemfosilan, Taksonomi


__________________________________________________________________

I. Pendahuluan serta kronologi sejarah bumi.


1.1 Latar Belakang Paleontologi adalah disiplin ilmu
Paleontologi adalah studi yang mempelajari mengenai sejarah
mengenai kehidupan pada waktu kehidupan di bumi pada masa
lampau geologi, berdasarkan fosil lampau.
tumbuhan dan binatang dan termasuk Fosil adalah jejak atau sisa
fitogeni (ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau yang
jaringan/hubungan diantara terawetkan dalam lapisan kulit bumi,
kelompok-kelompok organisme), terjadi secara alami dan mempunyai
hubungannya dengan tetumbuhan, umur geologi di atas 10.000 tahun
binatang dan lingkungan yang ada, (kala Holosen). Diambil dari kata
latin Fodere yang berarti menggali. 2. Untuk mengetahui umur pada
Cabang ilmu yang mempelajari fosil Filum Porifera
kehidupan masa lampau disebut 3. Untuk mengetahui lingkungan
Paleontologi dan Mikropaleontologi, pengendapan pada fosil filum
yang diambil dari Bahasa Yunani Porifera.
kuno yaitu paleo: kuno,
Alat dan Bahan
onthos:
Adapun alat dan bahan yang
kehidupan, dan logos: ilmu.
digunakan dalam praktikum ini,
Porifera berasal dari kata porous
yaitu:
yaitu lubang-lubang kecil dan pheira
1. Buku Penuntun Praktikum
yaitu mengandung. Jadi, porifera
Paleontologi 2023
berarti hewan yang memiliki pori.
2. Alat Tulis Menulis
Porifera adalah sebuah filum untuk
3. Lap kasar dan halus
hewan multiseluler yang paling
4. Larutan HCl 0,1 M
sederhana. Oleh karena itu, guna
5. Sampel fosil
memahami lebih jauh tentang filum
6. Lembar Kerja Praktikum
Porifera dalam lingkup paleontologi,
(LKP) 10 lembar
maka penting untuk dilakukan
II. Tinjauan Pustaka
praktikum ini.
2.1 Fosil
1.2 Maksud dan Tujuan Fosil merupakan istilah yang
Adapun maksud dari praktikum kali sangat familiar di dalam dunia

ini yaitu untuk membangun sejarah. Fosil merupakan bukti


peninggalan dari zaman pra sejarah
pemahaman awal serta menambah
yang sering digunakan untuk riset
ilmu mengenai fosil dan proses dan penelitian tentang keadaan Bumi

pemfosilan. Dimana tujuan masa lampau. Pengertian fosil sendiri


merupakan jejak atau sisa- sisa
praktikum kali ini yaitu:
makhluk hidup atau organisme hidup
1. Untuk mengetahui apa itu yang telah menjadi mineral atau
Kegunaan Filum Porifera batu. Makhluk hidup yang dapat
berubah menjadi fosil adalah berubah menjadi fosil, tentunya ada
manusia, binatang dan juga beberapa syarat yang harus dipenuhi.
tumbuhan. Sisa- sisa manusia, tanda Hal ini karena tidak semua sisa
binatang maupun tumbuhan ini tentu makhluk hidup dapat berubah
saja yang telah ditutupi oleh menjadi fosil. (James, 1785)
sedimen. Tanaman atau binatang Setidaknya ada beberapa kriteria
dianggap punah namun masih hidup yang bisa dianggap pemfosilan
disebut dengan sebutan fosil. diantaranya sebagai berikut:
Kebanyakan yang ditemukan adalah  Memiliki umur lebih dari
kerangka fosil sebagai shell atau 10.000 tahun yang lalu
cangkang, tulang dan juga gigi.  Organisme mempunyai
Untuk fosil jaringan lunak masih bagian tubuh yang sulit
jarang ditemukan. Studi ilmu yang  Terjadi secara alamiah atau
mempelajari mengenai fosil disebut proses alam
dengan Paleontologi. ( Noor, 2009)  Mengalami pelestarian
2.2 Syarat Terjadinya Fossil  Mengandung kadar oksigen
Secara umum fosil terbentuk dalam jumlah yang sedikit
dari proses penghancuran  Terbebas dari bakteri
peninggalan organisme yang pernah pembusuk atau pengurai yang
hidup. Hal ini sering terjadi apabila dapat menghancurkan sisa-
tumbuhan atau hewan terkubur sisa makhluk hidup tersebut.
dalam lingkungan yang terbebas dari 2.3 Filum Porifera
oksigen. Fakta- fakta yang telah Porifera merupakan filum dari
ditemukan, fosil tidak bertahan kingdom animalia yang juga sering
dalam bentuk aslinya. Maka dari disebut Hewan Spons. Porifera
itulah dalam beberapa kasus, mineral adalah kelompok hewan multiseluler
atau perubahan kimia sisa- sisa (tersusun atas banyak sel) yang
makhluk hidup dilarutkan sehingga paling sederhana. Kata Porifera
semuanya diubah dalam bentuk berasal dari 2 kata, yaitu “porus”
cetakan untuk mendapatkan bentuk yang artinya rongga, dan “ferre”
yang lebih mirip aslinya. Sebelum yang artinya mempunyai, sehingga
secara bahasa porifera berarti hewan sebagai tempat masuknya air untuk
yang memiliki rongga. Namun sumber makanan dan oksigen.
demikian, filum ini sulit dikenali Tubuh Porifera disusun oleh
sebagai hewan karena tidak memiliki sel berongga yang belum membentuk
kepala, badan, dan anggota tubuh jaringan sejati, oleh karena itu sering
lainnya. Karenanya banyak pula pula disebut hewan spons. Kerangka
yang mengelompokkannya ke dalam tubuh filum ini disusun oleh serabut-
kingdom tumbuhan. serabut halus dari zat kapur yang
Porifera juga sering disebut juga membentuk seperti spons
Kingdom Parazoa, “para” berarti di (Spongin). Kebanyakan dari porifera
samping dan zoa berarti hewan, merupakan hewan hermafrodit, yaitu
pengelompokkan tersebut terjadi memiliki dua alat kelamin, jantan
karena porifera disebut belum dan betina, dalam satu tubuh. Tempat
memiliki bentuk hewan sepenuhnya, masuknya pori-pori air pada porifera
dan belum memiliki jaringan sejati. disebut ostinum, sedangkan tempat
Ukuran tubuh hewan ini bermacam- keluarnya makanan dan air disebut
macam, mulai dari yang hanya oskulum. Tubuh Porifera dilapisi
sebutir beras hingga yang tingginya oleh dua lapisan jaringan
mencapai 2 meter. (Amin, 2014) (dipoblastik), yaitu lapisan luar
2.4 Ciri-ciri Filum Porifera (Ektodermis) dan lapisan dalam
Porifera umumnya hidup (Endodermis). Lapisan luar tubuh
berkoloni dan melekat pada dasar porifera disusun oleh sel-sel
perairan yang tidak terlalu dalam. epidermis yaitu epitel yang disebut
Kelompok porifera terdiri atas pinakosit. Sel-sel epitel pinakosit ini
sekitar 10.000 spesies, dan berbentuk pipih dan tebal, fungsinya
kebanyakan hidupnya air laut dan air adalah sebagai pelindung tubuh dari
tawar. Ciri khas porifera adalah porifera. Diantara Pinakosit-
memiliki lubang atau pori pinakosit terdapat rongga atau pori
(spongosol) di seluruh bagian yang disebut ostinum sebagai tempat
tubuhnya, lubang tersebut berfungsi masuknya air yang membentuk
saluran air dan akan bermuara ke
spongosol (rongga tubuh). Lapisan disusun oleh dua kata dari bahasa
dalam tubuh porifera disusun oleh sel latin, yaitu Calca yang artinya
– sel “berleher” memiliki flagela kapur, dan spongiae yang artinya
yang disebut sel koanosit. Flagela porifera. Contoh Kelas ini adalah
atau kaki pada sel koanosit yang Leucosolenia.
bergerak akan membentuk aliran air 2. Kelas Hexatinellidae
yang mengandung makanan dan Kelas Hexatinellidae
oksigen agar sampai ke spongosol. merupakan porifera yang
Setelah sampai ke spongosol, sel memiliki kerangka tubuh
koanosit akan menyerap makanan (spikula) dari silika atau yang
dari air tersebut, dan juga sel ini akan lebih dikenal dengan pasir atau
mengatur pertukaran oksigen dan kuarsa. Umumnya hewan ini
karbondioksida dalam tubuh. Sisa hidup di laut dalam. Contohnya
makanan dan air, serta komponen adalah Regadrela.
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh 3. Kelas Demospongiae
akan dibuang melalui Oskulum.
Kelas Demospongiae merupakan
(Amin, 2014)
kelompok porifera yang kerangka
2.5 Klasifikasi Filum Porifera
tubuhya tersusun oleh serabut spons.
Adapun beberapa kelas dari
Umumnya hidup di laut dalam
filum porifera adalah (Noor, 2009):
maupun dangkal, namun adapula
1. Kelas Calcareae (Calcispongiae)
yang hidup di air tawar.
Kelas Calcareae
Demospongiae merupakan satu-
merupakan porifera yang
satunya kelas porifera yang
memiliki kerangka tubuh
anggotanya ada yang hidup di air
(spikula) dari kalsium karbonat.
tawar. Demospongiae merupakan
Calcareae biasanya hidup di laut
kelas terbesar porifera, 90% dari
dangkal. Tubuhnya kebanyakan
seluruh porifera merupakan kelas ini.
berwarna pucat dengan tinggi
Struktur Tubuh semua
kurang lebih 10 cm dan biasanya
Demospongiae merupakan tipe
berbentuk seperti vas bunga.
Leukon (Rhagon). Ukuran tubuhnya
Secara bahasa Calcaspongiae
mencapai lebih dari 1 m, dan
warnanya cerah. Contoh hewan yang praktikan akan mempelajari literatul-
termasuk kelas ini adalah literatul yang terkait dengan
Hipposongia. (Amin, 2014) pembentukan fosil

3.2.2 Tahap Praktikum


Pada tahap ini, praktikan akan
melakukan deskripsi sampel dan

III Metodologi penggambaran sampel yang telah


disediakan, adapun pendeskripsian
3.1 Metode Praktikum
yang dilakukan oleh praktikan yaitu
Praktikum Paleontologi Acara
dengan menentukan taksonomi,
II “Filum Porifera” dilaksanakan
bentuk, proses pemfosilan, umur
pada hari Jumat, 15 September 2023,
tahun, dan juga lingkungan
pukul 13.30 – 15.30 WITA di
pengendapan.
Laboratorium Paleontologi,
Departemen Teknik Geologi, 3.2.3 Analisis Data

Fakultas Teknik, Universitas Pada tahap ini, Pada tahapan

Hasanuddin. ini akan dilakukan analisis data


deskripsi yang telah diambil saat
3.2 Tahapan Praktikum
praktikum. Untuk menunjang
Praktikum Paleontologi Acara
analisis data, akan diberi bimbingan
III “Filum Porifera” dilaksanakan
oleh para asisten.
pada hari Jumat, 15 September 2023,
pukul 13.30 – 15.30 WITA di 3.2.4 Tahap Penyusunan Laporan

Laboratorium Paleontologi, Pada tahap ini, praktikan

Departemen Teknik Geologi, akan membuat laporan dari hasil

Fakultas Teknik, Universitas analisis data tadi sebagai hasil

Hasanuddin. akhirnya dalam bentuk jurnal. Dan


dilakukan asistensi terhadap laporan
3.2.1 Tahap Pendahuluan
tersebut kepada asisten.
Pada tahap ini, praktikan
akan diberi tugas 3.2.5 Tahap Pengumpulan

pendahuluan. dimana pada tahap ini Laporan


Pada tahap ini, praktikan
melakukan pengumpulan laporan
yang telah di ACC oleh asisten
sebagai tahap akhir dari tahapan
penelitian.

Tabel 3.1 Diagram Alir

3.2.6
3.2.7
3.2.8
3.2.9
3.2.10
3.2.11
3.2.12
3.2.13
3.2.14

Anda mungkin juga menyukai