Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

ACARA II:
FILUM PROTOZOA DAN BRYZOA

OLEH:
MUHAMMAD YUSUF L TAUDDIN
D061221080

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
FILUM PROTOZOA DAN BRYZOA
Alba Surya Purnama1, Aulkifli S2
1
Praktikan Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Paleontologi adalah studi pengetahuan tentang sejarah kehidupan di planet bumi yang
didasarkan pada fosil. Sehingga kebanyakan ahli paleontologi menggunakan sisa-sisa
fosil untuk memahami berbagai aspek organisme yang punah dan hidup. Dalam ilmu
paleontologi terdapat beberapa jenis filum yang dapat di pelajari, beberapa diantaranya
adalah filum bryozoa dan protozoa. Protozoa (bahasa Yunani: Protos, translit. Pertama
dan bahasa Yunani: Zoon, translit. Hewan). Jadi, Protozoa adalah hewan pertama.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara Algae
(ganggang) dan Protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan dan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Bryozoa, disebut juga Polyzoa, atau Ectoprocta atau
secara umum disebut sebagai hewan lumut, adalah filum hewan invertebrata air. Biasanya
panjangnya sekitar 0,5 milimeter (0,020 in), mereka pengumpan filter yang menyaring
partikel makanan dari air menggunakan lofofor yang dapat ditarik, sebuah "mahkota" dari
tentakel dilapisi dengan silia. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu melakukan
pendeskripsian sebanyak 9 sampel fosil yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
pendahuluan, praktikum, asistensi, penyusunan jurnal. Adapun hasil yang didapatkan,
yaitu sampel fosil Phymatoceras cf. robustus HYATT dengan bentuk fosil radial,
Porpites Porpila L. Dengan bentuk fosil radial, gonioteuthis granulata-quadrata
(STOLLEY) dengan bentuk fosil tabular, cidaris vesicularis (GOLDF) dengan bentuk
fosil grobular, Neocrassina obliqua (LAM), dengan bentuk fosil convex. Paludina
diluviana (KUNTH) dengan bentuk fosil konikal, Minatothyris contretica var. Tumida
(KAYSER) dengan bentuk fosil biconvex, Dactylotheca aspera (BRGT) dengan bentuk
fosil plate, Calymene blumenbachi (BGN) dengan bentuk fosil byfuring, Favosites
saginatus (LECOMPTE) dengan bentuk fosil branchis
Kata Kunci: Paleontologi, Fosil, Taksonomi
__________________________________________________________________

I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Paleontologi adalah ilmu melakukan perjalanan ke berbagai
yang mendalami fosil-fosil, artefak lokasi geologis untuk mencari dan
alam yang memberikan petunjuk menggali fosil-fosil organisme purba
berharga tentang sejarah kehidupan yang tertimbun dalam lapisan-lapisan
di planet kita. Para paleontolog batuan. Setelah fosil-fosil ini
ditemukan, langkah berikutnya praktikum acara II "Filum Protozoa
adalah mengidentifikasi dan dan Bryozoa ", yaitu:
mengklasifikasikannya. 1. Praktikan dapat menjelaskan
Protozoa berasal dari kata kegunaan fosil protozoa dan Bryozoa
proton yang berarti awal, dan zoon dalam bidang geologi
yang berarti binatang. Organisme 2. Praktikan dapat
golongan ini dikenal sebagai menginterpretasikan lingkungan
organisme satu sel. Bentuk sel nya pengendapan fosil protozoa dan
merupakan cairan yang pekat disebut bryozoa
Protoplasma yang mempunyai satu 3. Praktikan dapat mengetahui
inti atau lebih disebut Nucleous. umur fosil protozoa dan bryozoa
Sedangkan Bryozoa merupakan 1.3 Alat dan Bahan
koloni darihewan kecil-kecil, seperti Adapun alat dan bahan yang
hamparan lumut berbulu, menempel digunakan pada saat praktikum yaitu:
pada batu, benda atau tumbuhanair di 1. Buku Penuntun.
perairan dangkal yang subur dan 2. Penggaris 30 cm.
jernih. Bryozoa hidup di laut dan 3. Pensil.
beberapa hidup dalamair tawar, 4. Penghapus.
hidup berkoloni dan tidak bertangkai. 5. Lap kasar dan lap halus.
Oleh karena itu, pada 6. ATK.
praktikum kali ini kita akan 7. LKP.
mempelajari apa itu Filum Protozoa 8. Hcl.
dan Filum Bryozoa. II. TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Maksud dan Tujuan 2.1 Paleontologi
Maksud dari praktikum acara Paleontologi adalah ilmu
II "Filum Protozoa dan Bryozoa" yang mempelajari tentang bentuk
adalah praktikan dapat bentuk kehidupan yang pernah ada
mengidentifikasi organisme yang pada masa lampau termasuk evolusi
terfosilkan dari Filum Protozoa dan dan interaksi satu dengan lainnya
Bryozoa. Adapun tujuan dari serta lingkungan kehidupannya
(paleoekologi) selama umur bumi
atau dalam skala waktu geologi binatang, awal dari ikan, dinosaurus
terutama yang diwakili oleh fosil. dan evolusi burung dan mamalia.
Sebagaimana ilmu sejarah yang Paleontologi pada dasarnya berada
mencoba untuk menjelaskan sebab diantara batas biologi dan geologi
sebab dibandingkan dengan dan saling berbagi dengan arkeologi
melakukan percobaan untuk yang batasnya sulit untuk ditentukan.
mengamati gejala atau dampaknya. Sebagai pengetahuan, paleontologi
Berbeda dengan mempelajari hewan juga berkembang menjadi beberapa
atau tumbuhan yang hidup di jaman sub bagian, beberapa diantaranya
sekarang, paleontologi menggunakan mengfokuskan pada perbedaan
fosil atau jejak organisme yang organisme fosil sedangkan lainnya
terawetkan di dalam lapisan kerak menghususkan pada ekologi dan
bumi, yang terawetkan oleh proses- sejarah lingkungannya, seperti iklim
proses alami, sebagai sumber utama masa purba. Tubuh fosil dan jejak
penelitian. Oleh karena itu fosil adalah merupakan bukti utama
paleontologi dapat diartikan sebagai dari kehidupan masa lampau, dan
ilmu mengenai fosil sebab jejak bukti geokimia dapat membantu
jejak kehidupan masa lalu terekam untuk mengetahui evolusi dari
dalam fosil. Pengamatan kehidupan sebelum organisme yang
paleontologi sudah cukup besar tinggal sebagai fosil.
didokumentasikan sejak abad ke 5 (Djauhari N. 2010)
sebelum masehi, dan ilmu ini baru 2.2 Pengertian Fosil
berkembang pada abad ke 18 setelah Berdasarkan asal katanya,
Georges Cuvier menerbitkan hasil fosil berasal dari bahasa latin yaitu
pekerjaannya dalam “Perbandingan “fossa” yang berarti "galian", adalah
Anatomi” dan kemudian sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk
berkembang secara cepat pada abad hidup yang menjadi batu atau
ke 19. Fosil yang dijumpai di China mineral. Untuk menjadi fosil, sisasisa
sejak tahun 1990 telah memberi hewan atau tanaman ini harus segera
informasi baru tentang yang paling tertutup sedimen. Oleh para pakar
awal terjadinya evolusi binatang- dibedakan beberapa macam fosil.
Ada fosil batu biasa, fosil yang 1. Monoselular (bersel satu).
terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, 2. Belum memiliki pembagian
seperti yang terbentuk di sumur ter sistem organik.
La Brea di California. Hewan atau 3. Dapat bertahan hidup di
tumbuhan yang dikira sudah punah segala habitat.
tetapi ternyata masih ada disebut 4. Jumlahnya jauh lebih besar
fosil hidup dan ilmu yang dari filum lainnya.
mempelajari fosil adalah 5. Ukurannya mulai dari 1 µm
paleontologi. (Djauhari N. 2010) sampai 2 mm, atau ada juga ± 75
mm.
6. Ada pergantian generasi
dalam perkembangbiakannya.
7. Golongan tumbuhan dan
binatang.
8. Hidup secara soliter maupun
Gambar 2.1 Fosil ikan
koloni (Amin, Mustaghfirin 2010)
2.3 Filum Protozoa
2.4 Kelas pada Filum Protozoa
Protozoa berasal dari kata
2.4.1 Klas Mastigosphora/
proton yang berarti awal, dan zoon
Flagellata
yang berarti binatang. Organisme
Klas Mastigosphora/
golongan ini dikenal sebagai
Flagellata Hidup secara bebas atau
organisme satu sel. Bentuk sel nya
bersifat parasit dengan satu atau
merupakan cairan yang pekat disebut
beberapa flagel. Pada umumnya
Protoplasma yang mempunyai satu
tersusun atas satu inti, beberapa ada
inti atau lebih disebut Nucleous. Hal
yang lebih dari satu. Tubuh biasanya
ini berlaku juga untuk jenis tumbuh-
tidak dilindungi oleh cangkang,
tumbuhan sebagai Chloroplasma,
hanya beberapa saja. Hidup secara
dimana chloroplasma mempunyai
baik di air tawar maupun air laut
sifat photosyntesa, yaitu merubah
(Amin, Mustaghfirin 2010).
sinar matahari menjadi energi. Ciri-
2.4.2 Klas Sarcodina
ciri dari Filum Protozoa adalah:
Merupakan protozoa yang meninggalkan jejak sebagai fosil.
dapat merubah bentuk tubuhnya Dinding dari lorica tersusun dari
untuk membentuk pseudopodia. bahan organik yang komplek dengan
pseudopodia sendiri dapat berfungsi komposisi kimia yang belum dapat
sebagai alat gerak semu menangkap dipastikan.Contoh fosilnya adalah
makanan. Pada beberapa ordo Tintinnida yang ditemukan pada
dilengkapi dengan cangkang. batuan berumur Pleistocene (Amin,
Sarcodina ada yang dijumpai hidup Mustaghfirin 2010).
di air tawar dan juga ada yang di air 2.5 Filum Bryozoa
laut, beberapa hidup soliter, sebagian Pada zaman dahulu, Bryozoa
hidup berkoloni. Sarcodina dapat dianggap sebagai tumbuhan, namun
berkembang biak dengan cara setelah diteliti lebihlanjut maka
seksual, aseksual maupun kombinasi diketahui bahwa Bryozoa merupakan
keduanya. Mastigophora dan binatang-binatang lumut. Secara
Sarcodina dapat dikatakan memiliki terminologis, Bryozoa (Yunani),
induk yang sama. Klas Sarcodina bryon berarti lumut dan zoon berarti
sering terfosilkan dalam jumlah yang hewan. Bryozoa merupakan koloni
sangat besar dalam batuan sedimen darihewan kecil-kecil, seperti
(Amin, Mustaghfirin 2010). hamparan lumut berbulu, menempel
2.4.3 Klas Sporozoa pada batu, benda atau tumbuhanair di
Hidup secara parasit, tidak perairan dangkal yang subur dan
mempunyai alat gerak, tidak jernih. Bryozoa hidup di laut dan
mempunyai rangka sehingga sulit beberapa hidup dalamair tawar,
untuk terawetkan. Hanya sedikit hidup berkoloni dan tidak bertangkai.
yang bisa bergerak dengan Beberapa jenis mengeluarkan benda
menggunakan pseudopodia (Amin, berkapurseperti batu karang. Pada
Mustaghfirin 2010). sebagian besar spesies koloni
2.4.4 Klas Ciliata terbungkus dalam eksoskeleton keras
Hidup di dalam segala berpori. Bryozoa memiliki
habitat air dan mempunyai test yang lophophore yang menjulur melalui
disebut lorica, dan dapat pori-pori tersebut. Beberapaspesies
merupakan pembangun terumbu spesies hidup, semua ada di laut
karang yang penting. (Barkah P. (Barkah P. 2017)
2017)
2.6 Kelas Pada Filum Bryozoa 2.7 Kegunaan Filum Protozoa
2.6.1 Phylactolaemata dalam Ilmu geologi
Ciri-cirinya : Lophophore 1. Dalam bidang geologi fosil
berbentuk tapal kuda Mempunyai dari kelompok protozoa berguna
epistoma Dinding tubuh berotot untuk:
Koloni monomorfik Terdapat di air 2 Menentukan umur relatif
tawar Tidak ada zooid polymorpism batuan sedimen
Tidak ada proses pengerasan kapur 3. Memberikan data kondisi
Menghasilkan stastoblast (Barkah P. lingkungan pada masa lampau
2017). 4. Membantu dalam eksplorasi
2.6.2 Gymnolaemata minyak
Ciri-cirinya : Lophophore 5. Merekonstruksi lingkungan
berbentuk lingkaran Epistoma tidak pengendapan
ada Dinding tubuh tidak berotot 6. Membantu dalam proses
Koloni polymorfik Zooecia penentuan stratigrafi suatu daerah
kompleks berbentuk silindris Lebih (Barkah P. 2017)
dari 3000 spesies hidup dan 2.8 Manfaat Filum Bryozoa
kebanyakan hidup di laut Banyak Bryozoa adalah hewan
spesies fosil (Barkah P. 2017). berkoloni dan sessile. Masing-
2.6.3 Stenolaemata masing individu atau zooid dalam
Ciri-cirinya : Bentuk koloni umumnya berukuran kurang
zoecium seperti tabung atau pipa, dari 0,5 mm, beberapa jenis
terbuka dibagian ujung Dinding berbentuk seperti polip hydrozoa.
zoecia berkapur dan menyatu satu fosil dari kelompok filum bryozoa
sama lain Orifice bundar Telur dapat dimanfaatkan untuk
dierami dalam ovicell yang besar menganalisa kondisi laut
Lophophore berbentuk gelang 900 pada masa lampau (Barkah P. 2017)
2.9 Taksonomi dalam Ilmu berpipa (tube) dan terangkai seperti
Paleontolgi alat musik (musica).
c. Geografis
Taksonomi adalah
Pemberian nama yang
pengelompokan organisme
didasarkan pada lokasi dimana fosil
berdasarkan kesamaan ciri fisik
tersebut pertama kali diketemukan.
tertentu. Dalam penyebutan
Contoh: Fussulina sumatrensis,
organisme sering dipergunakan
Fussulina yang diketemukan di
istilah taksa apabila tingkatan
sumatera.
taksonominya belum diketahui. Unit
d. Personal
terkecil dalam taksonomi adalah
Mencantumkan nama
spesies, sedangkan unit tertinggi
penemunya. Contoh: Discoater
adalah kingdom. Diantara unit-unit
martinii, Martini adalah penemu
baku dapat ditambahkan super jika
fosil tersebut (Djauhari N. 2010).
terletak di atas unit baku, contoh:
2.10 Skala waktu Geologi
super kingdom, merupakan unit yang
Skala Waktu Geologi adalah
lebih tinggi dari kingdom. Jika
sistem penanggalan bumi yang
ditambahkan sub terletak di bawah
dipakai untuk menjelaskan waktu
unit baku, contoh: sub filum, terdapat
dan hubungan antar peristiwa yang
di bawah unit filum.
terjadi sepanjang sejarah Bumi.
Deskriptif, Pemberian nama
Sejarah bumi dikelompokkan
di dasarkan pada ciri fisik, dapat
menjadi Eon (Masa) yang terbagi
berupa:
lagi menjadi Era (Kurun), dan Era
a. Bentuk tubuh
dibagi menjadi Period (Zaman), dan
Turritella angulata,
Zaman dibagi bagi menjadi Epoch
memperlihatkan bentuk tubuh
(Kala). Terdapat 2 jenis pembagian
turreted (meninggi) dan menyudut
Skala Waktu Geologi Adalah Skala
pada kamarnya.
Waktu Relatif dan Skala Waktu
b. Struktur
Nisbi (Radiometri):
Tubipora musica,
1. Skala Waktu Relatif
memperlihatkan struktur tubuh
Adalah skala waktu geologi yang 2.11 Hubungan Ilmu
didasarkan atas fosil-fosil yang Paleontologi dengan Ilmu Geologi
terdapat dalam batuan sepanjang Lainnya
sejarah bumi. Ilmu Paleontologi sangat
2. Skala Waktu Nisbi berhubungan dengan ilmu geologi
(Radiometri) lainnya, ada beberapa yaitu:
Adalah skala waktu geologi 1. Untuk mengkaji struktur
yang didasarkan atas penentuan geolog. Ketiga pengetahuan tersebut
penanggalan isotop radioaktif pada dapat membantu untuk menjelaskan
mineral-mineral radioaktif yang kedudukan asal suatu susunan
terdapat dalam batuan. (Djauhari N batuan. Tafsiran urutan susunan
2010). batuan akan lebih mudah dijelaskan
melalui bidang pengetahuan tersebut
diatas.
2. Pengetahuan tentang
petrologi dan geokimia
Dapat membantu dalam
menjelaskan asal usul struktur
geologi, sedangkan pengetahuan
geomorfologi penting untuk
mengetahui aktivitas struktur
geologi, khususnya aktivitas yang
resen.
3. Geofsika, oseonografi dan
geologi bawah tanah
dapat membantu dalam menelaah
struktur bawah tanah dan struktur
Gambar 2.2. Skala Waktu Geologi
dasar laut. Dengan kata lain, geologi
struktur sangat erat kaitannya dengan
ilmu-ilmu geologi lainnya. (Djauhari
N 2010)
III. METODE PRAKTIKUM yang kemudian di asistensikan di
Pada praktikum kali ini, kita
menggunakan 10 sampel dalam
pelaksanaan praktikum. Tahapan
yang harus diperhatikan sebelum
memulai praktikum adalah:
3.1 Tahapan Pendahuluan
Adapun tahapan Pendahuluan
data yaitu:
1. Asistensi acara
2. Tugas pendahuluan yang
diberikan. asisten.
3. Mempersiapkan LKP 3.5 Pengumpulan Jurnal
3.2 Tahap Praktikum Adapun setelah penyusunan
Adapun tahapan-tahapan jurnal dan asistensi, makan jurnal di
yang dilakukan pada saat praktikum kumpul ke pembawa acara pada hari
yaitu: dan waktu yang telah ditentukan
1. Cek alat.
2. Melakukan responsi umum.
3. Mengambil sampel yang
telah disediakan
4. Mengisi LKP ( Deskripsi
Fosil dan menggambar Fosil)
3.3 Tahap Analisis Data Gambar 3.1 Diagram Alir
Adapun kegiatan yang
dilakukan dalam Analisis Data yaitu
melakukan perbaikan di lembar kerja
praktikum (LKP)
3.4 Penyusunan Jurnal
Adapun setelah melakukan
praktikum. Praktikan membuat jurnal

Anda mungkin juga menyukai