Revisi Buku Anreal Sapna
Revisi Buku Anreal Sapna
1. Diket : ( )
( )
2. Diket : ( )
( )
( ) ( )
Jawab
1.
( )
( )
2. ( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Pada himpunan bilangan real terdapat dua operasi biner yang dilambangkan dengan ( )
dan ( ) dan berturut-turut disebut penjumlahan dan perkalian. Operasi-operasi tersebut
mempunyai sifat-sifat yang disebut dengan sifat lapangan bilangan real.
9. Sifat Distributif
a. Perkalian Terhadap Penjumlahan
Untuk semua berlaku:
( )
b. Penjumlahan Terhadap Perkalian
Untuk semua berlaku:
( )
Teorema:
( ) ( )
∴ Terbukti
2. Jika dan sedemikian sehingga maka
Bukti:
adb: jika , , , maka
Perhatikan bahwa:
Karena dan , maka berdasarkan sifat lapangan bilangan real (8) terdapat
, sedemikian sehingga .
Jadi,
∴ Terbukti
3. Jika sehingga , maka
Bukti:
Karena , maka berdasarkan sifat lapangan bilangan real (4) terdapat
sedemikian sehingga ( ) .
Jadi,
( ) ( )
∴ Terbukti
4. Jika sehingga maka
Bukti:
Karena , , maka berdasarkan sifat lapangan bilangan real (8) terdapat
, sedemikian sehingga .
Jadi,
∴ Terbukti
Sebaliknya, bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk di atas disebut dengan bilangan
irasioal dinyatakan sebagai: * +.
Teorema: Tidak ada bilangan rasional yang memenuhi
Bukti:
( )
Andaikan dan berbeda, tidak punya faktor Persekutuan selain 1. Diketahui adalah
genap, maka juga genap. Karena pengandaian 2 bukan faktor persekutuan dan , maka
haruslah ganjil. Karena genap, misalkan , maka:
( )
Diperoleh genap, yang berakibat juga genap. Hal ini bertentangan dengan ganjil. Jadi
haruslah tidak ada bilangan rasional yang memenuhi . ∴ Terbukti
SIFAT URUTAN BILANGAN REAL
Sifat urutan pada bilangan real didasarkan pada gagasan posisibilitas dan ketaksamaan dua
bilangan real. Pada himpunan bilangan real R terdapat himpunan bagian tak kosong P dari R, ya
itu bilangan positif, ditulis:
yang memenuhi sifat:
1. Jika maka
2. Jika maka
3. Jika maka tepat satu pernyataan berikut berlaku:
Defenisi:
1. Jika , maka dikatakan bilangan real positif murni (pure) ditulis
2. Jika * +, maka dikatakan bilangan real non negative ditulis
3. Jika , maka dikatakan bilangan real negative murni (pure), ditulis
4. Jika * +, maka dikatakan bilangan real non positif ditulis
Misalkan
1. Jika maka atau
2. Jika * + maka atau
Catatan: Untuk penulisan standar selanjutnya untuk 3 bilangan digunakan sebagai
jika dan dipenuhi secara serentak ( bersamaan).
Teorema:
Misalkan
1. Jika maka
2. Tepat satu dari 3 bentuk persmaan berlaku:
berarti selanjutnya
atau
Dengan cara yang sama:
( )( ) maka atau
∴
2. Dengan menggunakan teorema (a), dengan mengambil maka berlaku:
berarti
∴
3. , maka
a. Untuk benar (seusai bukti (b))
b. Untuk andaikan benar
c. Ditunjukkan benar juga untuk
Karena dan
Berdasarkan sifat bilangan positif
, , maka
Berarti
Jadi, disimpulkan untuk semua
∴
Teorema:
Jika maka:
1. Jika maka
2. Jika dan maka
3. Jika dan maka
dan maka
4. Jika maka
maka
Bukti:
1. Karena berarti atau
Dapat ditulis:
( ) ( )
Dapat ditulis: ( ) ( )
∴
2. berarti
berarti
Berdasarkan sifat dari bilangan positif maka:
( ) ( )
Berarti ( ) ( ) atau
∴
3. berarti atau
berarti
dapat ditulis
∴
berarti atau
berarti berlaku:
( )( )
atau
atau
∴
4. berarti , maka sehingga
( )
Nilai Mutlak
Misalkan , nilai mutlak dari adalah bilangan positif yang besar atau . Ditulis. Jarak dari satu titik
ke titik asal.
Sebagai contohnya, |−3| = |3| dan |−9| = |9|. Dapat dilihat dari definisi di atas bahwa a ≥ 0 untuk
semua ℝ , dan bahwa = 0 jika dan hanya jika = 0 . Juga bahwa |− | = untuk semua
ℝ . Berikut ini diberikan beberapa sifat nilai mutlak.
Teorema
1. | untuk semua ℝ
2. untuk semua ℝ
3. Jika , maka
4. untuk semua ℝ
Bukti:
1. Jika , maka
Jika , maka , sehingga ( )
Jika , maka , sehingga
∴ terbukti
2. Adb ℝ
• Jika , maka
• Jika , maka
, maka ( ) ( )
, maka ( ) ( )
, maka ( )( ) ( )( )
∴ terbukti
3. Misalkan , maka dan , karena . Jadi, diperoleh
, sebaliknya jika berarti dan , sehingga untuk
, jadi diperoleh
∴ terbukti
4. Berdasarkan teorema 3 diatas! Diambil
∴ terbukti
Bukti:
Berdasarkan teorema sebelumnya: ℝ berlaku − dan ℝ berlaku
dengan menjumlahkan diperoleh:
atau
( ) , berarti:
∴ terbukti
Sehingga: | |
∴ terbukti
2. Perhatikan bahwa
( ) ( ) ( )
( ) ( )
Sehingga diperoleh:
∴ terbukti
Contoh
1. Tentukan himpunan penyelesaian dari
Penyelesaian :
Berdasarkan teorema jika , maka . Jadi
Maka Hp * +
Garis Bilangan
Secara geometri, pemahaman yang mudah untuk semua bilangan real adalah garis bilangan. Nilai
mutlak di ℝ dianggap sebagai jarak dari ke titik nol, secara umum untuk jarak dan di ℝ
dinyatakan .
Definisi
Misalkan ℝ, ε , lingkungan ε (epsilon) dari Vε( ) ditulis didefinisikan sebagai:
Vε ( ) * +
Untuk ℝ, pernyataan berada Vε ( ) di ekivalen dengan:
( )
Ilustrasi:
Teorema
Misalkan dan ( ) untuk semua maka
Bukti:
Karena ( ) untuk semua , akibat dan berdasarkan teorema ℝ,
terdapat untuk semua maka , jadi:
Materi Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
5
=
-5
=5
( 3x + 2 ) = 5
3x + 2 – 2 = 5 – 2
3x = 3
x=1
= –5
( 3x + 2 ) = –5
3x + 2 – 2 = –5 – 2
3x = –7
x=
Jadi, HP { }
Jawab:
| |=| |
(2x – 1) = (4x + 3)
4x + 3
2x – 1 =
-4x + 3
(2x – 1) = (4x + 3)
2x – 1 + 1 = 4x + 3 + 1
2x = 4x + 4
2x – 4x = 4
– 2x = 4
2
(2x – 1) = (4x + 3)
2x – 1 + 1 = 4x 3+1
2x = 4x 2
2x + 4x = 2
6x = 2
Jadi, HP { }
1
=
-1
=1
( 3x + 2 ) = 1
3x + 2 – 2 = 1 – 2
3x = – 1
x=
= –1
( 3x + 2 ) = –1
3x + 2 – 2 = –1 – 2
3x = –3
x=
Jadi, HP { }
b. a
( 4x + 2 ) 0
+ 2x = 5 + 2x = -5
( 4x + 2 ) + 2x = 5 ( 4x + 2 ) + 2x = -5
6x + 2 = 5 6x + 2 = -5
6x + 2 – 2 = 5 – 2 6x + 2 – 2 = -5 – 2
6x = 3 6x = -7
x = Memenuhi x= Memenuhi
Jadi, HP { }
=
= + = -5
( 5x + 2 ) = ( 5x + 2 ) = -5
5x + 2 2= 2 5x + 2 2 = -5 2
5x = 5x = -5 – 2
x= x=
Jadi, HP { }
+7
Jadi, HP * +
2. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
Jawab:
Jadi, HP { | }
( 3x + 3 ) ( x + 3 )
x
Jadi, HP * +
4. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan adalah
Jawab:
Menggunakan sifat =√ atau dikuadratkan
( ) ( )
( ) ( )
(( ) ( )) (( ) ( ))
( )( )
( )
2x + 5
Jadi, HP { | }
, untuk 0, x
( ), untuk 0, x
, untuk 0, x
( ), untuk 0, x
Kasus 1
( ) ( )
15
15
x
Garis bilangan
Kasus 2
( ) ( )
15
15
Garis bilangan
Kasus 3
( ) ( ( ))
15
15
Garis bilangan
Jadi, HP { | }
Pertidaksamaan Kuadrat Nilai Mutlak
1. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan
Jawab:
Penyederhanaan
w2 – 2w – 15 = 0
(w–5)(w+3)=0
w–5=0
w= Memenuhi
w+3=0
w = – 3 TM
=5
5
=
-5
=5
( )=5
x+7–7=5–7
x=–2
= –5
( ) = –5
x + 7 – 7 = –5 – 7
x = –12 Jadi, HP * +
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan
Penyederhanaan
3a2 – a – 4 = 0
( a + 1 ) ( 3a – 4 ) = 0
a + 1 –1 = 0 –1
a = –1 Tidak Memenuhi
3a – 4 + 4 = 0 + 4
3a = 4
a= Memenuhi
=
( )=
x–5+5 = +5
x=
=–
( )=–
x–5+5 =– +5
x=
Jadi, HP { }
5
=
-5
=5
( 3x + 2 ) = 5
3x + 2 – 2 = 5 – 2
3x = 3
x=
= –5
( 3x + 2 ) = –5
3x + 2 – 2 = –5 – 2
3x = –7
x=
Jadi, HP { }
6a2 –5a – 4 = 0
( 3a - 4 ) ( 2a + 1 ) = 0
3a –4+ 4 = 0 + 4
a=–
2a + 1 - 1 = 0 – 1
2a = -1
a= Tidak Memenuhi
=
( )=
2x + 1- 1 = -1
x=
=–
( )=–
2x + 1- 1 = -1
x=
Jadi, HP { }
5
=
-5
=5
( 3x + 2 ) = 5
x+2–2=5–2
x=3
= –5
( x + 2 ) = –5
x + 2 – 2 = –5 – 2
x = –7
Jadi, HP * +
SIFAT KELENGKAPAN BILANGAN REAL
b. Misalkan: * +
c. Misalkan: * +
Selanjutnya dari definisi di atas dapat dikatakan suatu v R bukan batas atas dari S jika
dan hanya jika terdapat S’ S sehingga . Demikian juga suatu bilangan Z R
dikatakan bukan batas bawah S jika dan hanya jika batas bawah dan batas atas suatu himpunan
bagian tak kosong S dari R memiliki tak berhingga batas bawah dan batas atas pada R.
Himpunan bagian tak kosong S dari R dikatakan terbatas jika dan hanya jika memiliki
batas atas sekaligus batas bawah. Apakah himpunan kosong mempunyai batas atas dan batas
bawah? jawabannya bisa dibuktikan dengan kontradiksi: Andaikan himpunan kosong tak punya
batas atas, akibatnya untuk semua 4 R, 4 bukan batas atas himpunan kosong artinya terdapat x
anggota himpunan kosong sedemikian sehingga 4 < x. Tetapi x tidak mungkin ada, jadi haruslah
himpunan kosong punya batas atas, dengan cara yang sama diperoleh himpunan kosong punya
batas bawah jadi disimpulkan himpunan kosong terbatas S.
Lemma Supremum
Suatu bilangan u R adalah supremum dari suatu himpunan bagian tak kosong dari R jika
dan hanya jika memenuhi dua kondisi
1.
2.
Bukti:
Misalkan u = sup S, maka u batas atas S, artinya S ≤ s, Karena u = Sup S , maka V < u,
Berarti V bukan bukan batas atas S yang berarti lagi bahwa terdapat S’ S sedemikian
sehingga V < S’.
Misalkan u memenuhi 2 syarat diatas akan dibuktikan u = sup S. Syarat(1) menyatakan u
batas atas S. Syarat (2) menyatakan V bukan batas S. Jadi u = sup S. Terbukti!!!
Lemma Infimum
Suatu bilangan t R jika dan hanya jika memenuhi 2 kondisi:
1. s ≥ t, untuk semua s S
2. w > t, untuk terdapat s’ s sedemikian sehingga w > s’.
Berdasarkan 2 lemma diatas diketahui bahwa jika suatu himpunan bagian tak kosong dari R
yang memiliki supremum dan infimum, maka supremum dan infimum tersebut tunggal.
Lemma: misalkan S suatu himpunan tak kosong di R suatu bilangan real u adalah supremum
dari S jika dan hanya jika untuk setiap terdapat sehingga u -
Bukti:
Misalkan u = sup S, ambil sebatang maka u - , akibatnya u - bukan batas
atas S, Jadi terdapat sedemikian sehingga u - < s_
Misalkan u batas atas S, akan ditunjukkan sebarang dan V batas
atas, sehingga V < u, ambil menurut premis terdapat sedemikian
sehingga bahwa:
( )
Hal ini bertentangan dengan V batas atas. Jadi haruslah yang berarti u batas atas
terkecil s atau . Terbukti!!!
Perhatikan bahwa:
1. Jelas bahwa inf Infimum Supremum
2. Karena inf S menjadi batas bawah S0 maka inf
3. Karena sup S menjadi batas atas dari
Berdasarkan 3 pernyataan diatas diperoleh:
Terbukti!!!
Sifat Archimedes pada bilangan R
Akibat penting sifat supremum adalah himpunan semua bilangan asli tidak terbatas di R ini
berarti untuk setiap bilangan real x terdapat bilangan asli n (bergantung pada x) sehingga x < nn
Teorema Archimedes:
Jika
3. Terdapat sehingga
Bukti:
1. Misalkan terdapat sehingga dan diperoleh
Barisan Bilangan Real adalah fungsi dari suatu fungsi dengan domain himpunan bilangan
asli N dengan domain yang tertera didalam R. Jadi, barisan merupakan fungsi X : N->R , dimana
setiap n € N nilai fungsi X(n) biasa ditulis sebagai:
X(n) := Xn
Contoh :
X := (2,4,6,8,...) merupakan bentuk barisan bilangan genap yang apat ditulis sebagai X:=
(2n : n € N).
Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan domain bilngan asli dan range bilangan real.
X : NR
x1 , x2 , x3 ,.....
u1 , u2 , u3 ,.... (2 ,4, 6,.....)
Lambang barisan : (Xn , n € N )
X = (1, , , ,.....)
X = (Xn = , n € N )
Y= (Yn , n € N )
Maka :
1. x + y = (xn + yn , n € N )
x = ( 1,3,5,7,9,...)
y = (2,4,6,8,10,...)
x + y = (1+2, 3+4, 5+6, 7+8,....)
= (3,7,11,15,19,....)
2. x – y = (xn yn, n € N)
Contoh : x – y = (-1, -1, -1, -1,....)
3. xy = (xn yn, n € N )
c€N
cx = (cxn, n € N )
Contoh :
Xy = (2,12,30,56,....)
2x = (2,6,10,14,...)
4. =( , n € N , z≠ 0).
LIMIT BARISAN
Misal:
x
Jika suatu barisan mempunyai limit atau batar maka barisan tersebut dikatakan konvergen,
dan sebaliknya jika dia tidak mempunyai limit maka dia dikatakan divergen
Contoh : Buktikan !
1.
Penyelesaian:
Bukti:
Ambil sebarang, akan dicari ( ) ( ) maka
| |
| |
Pilih ( ) sehingga
| |
Terbukti!
Sebagai ilustrasi
| |
| |
Terbukti
2. | |
| ( )
|
Pilih ( )
| |
| |
| |
Pilih ( )
Sehingga berlaku : | |
3.
| |
| ( )
|
| |
Teorema :
Jika suatu barisan memiliki limit, maka limit barisan tersebut tunggal.
Bukti :
Andaikan limit tersebut tidak tunggal, maka terdapat sedemikian sehingga :
( ) ( ) akibatnya untuk
Berlaku : lingkunann dari dan lingkungan dari tidak memiliki daerah persekutuan
atau ditulis :
( ) ( )
Perhatikan bahwa :
1. ( ) berarti terdapat ( ) sedemikian sehingga untuk ( )
berlaku : jika maka ( ).
2. ( ) berarti terdapat ( ) sedemikian sehingga untuk ( )
berlaku : jika maka ( ).
Teorema:
Misalkan dan ( ) barisan bilangan riil dan ℝ jika terdapat suatu dan
suatu dengan , dan ( ) , maka ( )
Bukti:
Ambil , karena ( ) , maka terdapat , sehingga jika maka
( )
Teorema:
Misalkan barisan bilangan real ℝ, maka pernyataan berikut ekuivalen
1. konvergen ke
2. Untuk setiap terdapat ( ) sehingga jika ( ), maka ( )
3. Untuk setiap ( ) terdapat ( ) sedemikian sehingga jika ( ) maka
( )
4. Untuk setiap terdapat ( ) sehingga jika ( ) maka
Salah satu cara memahami kekonvergenan atau kedivergenan adalah dengan memperhatikan
perilaku dari suku-suku terakhir dari barisan tersebut. Suku-suku terakhir ini dikenal dengan ekor
barisan.
Teorema:
Misalkan , barisan bilangan real , maka ekor ke-m yaitu
Xm = (Xm+n, n N)
Dikatakan konvergen jika dan hanya jika (⟺) Xn konvergen
Bukti:
⇒ Misalkan ,akan dibuktikan bahwa
Ambil sebarang
Karena , maka terdapat ( ) sedemikian sehingga ( ) maka
Karena suku ke-P dan adalah suku ke- dari X maka untuk X berlaku
( ) , maka
Jadi pilih ( ) ( )
Maka berlaku ( ) maka
Ini berarti
⇐ Misalkan X konvergen ke x, yaitu , akan dibuktikan
Ambil sebarang, karena maka terdapat ( ) sedemikian sehingga
( ) maka
Karena suku ke-m dari X adalah suku ke ( ) dari maka untuk berlaku untuk
setiap ( ) maka
Jadi pilih ( ) ( )
Maka berlaku ( ) maka yang berarti Terbukti!
TEOREMA-TEOREMA LIMIT
Pada bagian ini, akan diberikan tentang teorema-teorema limit, defenisi limit terbatas,
hubungan terbatas dengan kekonvergenan serta tentang kemonotonan dari limit barisan.
Teorema :
Barisan bilangan riil konvergen adalah terbatas.
Bukti :
Misalkan ( ) dan ambil =1
Menurut hipotesis, maka terdapat sedemikian sehingga jika Ini
berakibat jika
Pilih M = sup { | | } maka untuk setiap berlaku Ini
berarti barisan ( ) terbatas. Terbukti
Teorema :
a) Misalkan ( ) dan ( ) barisan bilangan riil berturut-turut konvergen ke dan
dan , maka barisan dan berturut-turut konvergen ke
dan
b) Jika ( ) konvergen ke x dan ( ) barisan bilangan riil tak nol yang konvergen
ke z, dan z maka barisan konvergen dengan .
Bukti :
a1) Akan dibuktikan barisan ( ) konvergen ke .
Pilih sehingga ( ) jika
( ) dan ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) dan ( )
( )
( )
| | | |
Misalkan ,
| | maka diperoleh :
Atau dapat ditulis :
diperoleh Lim ( )
Terbukti.
Teorema :
Misalkan ( ) barisan bilangan riil yang konvergen ke x, jika untuk semua
maka
Bukti :
Andaikan sebaliknya yaitu : x < 0, maka , karena (xn) konvergen ke x maka
terdapat N0 sehingga jika N0 atau x - xn < x + = 0 untuk n N0,
hal ini bertentangan dengan xn untuk setiap n jadi x ≥ 0. erbukti.
Teorema :
Misalkan X = (xn) dan Y = (yn) berturut-turut barisan yang konvergen ke x dan y, jika xn yn,
untuk setiap n maka x ≤ y.
Bukti :
Misalkan Z = (zn) = (yn – xn) karena xn ≤ yn maka yn – xn untuk semua n N, selanjutnya
karena (xn) dan (yn) konvergen, maka menurut teorema sebelumnya, (zn) = (yn – xn) juga
konvergen ke y – x.
Karena yn – xn untuk semua n , maka menurut teorema sebelumnya y – x di
peroleh x .
Teorema :
Misalkan barisan X = (xn) konvergen ke x dan jika a xn b
Untuk semua n maka a x b.
Bukti :
Definisikan barisan A = (an) = (a, a, a, ....) dan barisan B = (bn) = (b, b, b,....) maka an xn
bn untuk semua n . Misalkan Lim (an) = a dan Lim (bn) = b dan berdasarkan teorema
sebelumnya a dan x sehingga di peroleh a x b.
Teorema Apit :
Misalkan X = (xn), Y = (yn) dan Z = (zn) barisan bilangan riil sehingga xn yn zn untuk
semua n , dan Lim (xn) = Lim (zn) maka Y = (yn) konvergen dan Lim (xn) = Lim (yn) =
Lim (zn)
Bukti :
Ambil sebarang, dan misal a = Lim (xn) = Lim (zn)
Karena X dan Z konvergen ke a maka terdapat N0 sedemikian sehingga untuk
n N0 berlaku :
dan , menurut hipotesis xn yn zn atau xn – a yn – a zn – a
akibatnya :
sup * + untuk n > N0
Karena diambil sebarang, maka (yn) konvergen ke a, jadi disimpulkan Lim (xn) = Lim
(yn) = Lim (zn) = a. Terbukti.
Teorema :
Misalkan barisan X = (xn) konvergen ke x maka barisan ( ) konvergen ke , yaitu bila x =
lim (xn), maka = lim ( )
Bukti :
Ambil sebarang
Karena (xn) konvergen ke x maka terdapat N0 N sehingga
jika n N0,
Jadi untuk n N0 berlaku :
| |
Ini berarti ( ) konvergen ke
∴ Terbukti.
Teorema :
Misalkan X (xn) barisan bilangan riil konvergen ke x dan xn untuk setiap n N maka
barisan (√ ) akar positif konvergen dan Lim (√ ) √
Bukti :
Karena xn untuk setiap n N maka
Lim (xn) = x akan dibuktikan Lim (√ ) √
Perhatikan 2 kasus berikut :
1. Jika x = 0, ambil sebarang, pilih N0 = N sehingga
jika n N0, diperoleh :
|√ √ | |√ | √
Ini berarti lim (√ )
2. Jika x > 0 maka √
Ambil sebarang, karena (xn) konvergen ke x atau Lim (xn) = x maka terdapat K1( )
Karena √ √ √ maka √ √ √
Akibatnya |√ √ | √ √ √
Teorema :
Misalkan X = (xn) adalah barisan bilangan riil positif sehingga :
L = Lim ( ) ada, jika L < 1 maka (xn) konvergen dan lim (xn) = 0
Bukti :
Karena xn > 0 untuk setiap n N maka L = Lim ( )
Atau 0 < xn+1 < rxn, oleh karena itu jika n K(ε) berlaku :
0 < xn+1 < xn . r < xn-1. r2 < ... < xK( ). rn-K(ε) + 1 ... (*)
( )
Misalkan c = ( ) , maka (*) dapat ditulis menjadi :
Defenisi :
Misalkan barisan bilangan real
1. Barisan x dikatakan tak turun jika memenuhi pertidaksamaan
3. Jika barisan x tak turun maupun tak naik, maka barisan x disebut monoton
Contoh :
1. Berikut ini barisan-barisan tak turun :
( )
(1,2,2,3,3,3,3,...)
( ), jika
2. Barisan- barisan berikut tak naik :
( )
( )
( ) jika
3. Barisan-barisan berikut tak monoton :
( ( ) )
( ( ) )
Definisi :
Misalkan ( )barisan bilangan riil dan misalkan adalah barisan
bilangan asli naik murni, maka barisan X di R yang didefinisikan sebagai : ( )
disebut sub barisan dari ( )
Contoh :
dari ( ):
a. ( )
b. ( )
( )
2. Diberikan barisan ( ) ( ) ( ) maka berikut ini adalah sub barisan
dari ( ):
a. ( )
b. ( )
Teorema :
Jika suatu barisan bilangan rill ( ) konvergen ke X, maka sebarang sub barisan dari
( ) juga konvergen ke X.
Bukti :
Misalkan ( ) adalah sub barisan sebarang dari x, akan dibuktikan ( ) konvergen ke X.
Ambil sebarang karena ( ) maka terdapat ( ) sedemikian sehingga
jika ( ) maka
Karena adalah barisan naik, dan
Bukti bahwa , untuk jelas bahwa
Andaikan benar untuk suatu , akan dibuktikan bahwa
Karena maka
Jadi untuk setiap , akibatnya jika berlaku ( ) maka
Ini menunjukkan bahwa ( )
Teorema :
Misalkan ( ) barisan bilangan rill maka pernyataan berikut ekivalen :
1. Barisan ( ) tidak konvergen ke
2. Terdapat sedemikian sehingga untuk sebarang terdapat
dengan sehingga
3. Terdapat dan sub barisan ( ) dari sedemikian sehingga
untuk semua
Bukti :
( ) ( ) Jika ( ) tidak konvergen ke x maka terdapat sedemikian sehingga
tidak ditemukan bilangan asli ( ) sehingga untuk setiap
( ), atau ini berarti bahwa untuk setiap terdapat bilangan asli
sedemikian sehingga
( ) ( ) Andaikan terdapat sehingga kondisi (2) terpenuhi, dan misalkan
dan | | . Selanjutnya misalkan pula sehingga memenuhi
dan | | . Selanjutnya misalkan sehingga memenuhi
dan | | . Proses ini diteruskan sehingga diperoleh sub
barisan ( ) dari X sedemikian sehingga memenuhi
untuk semua
( ) ( ) Misalkan ( ) mempunyai sub barisan ( ) yang mempunyai (3)
maka ( ) tidak mungkin konvergen ke X. Maka menurut teorema
sebelumnya ( ) juga konvergen ke X, tetapi tidak mungkin karena tak
satupun unsurpun dari ( ) yang merupakan anggota dari lingkungan
dari X. ∴
Soal :
1. Diketahui ( ) dimana dengan ( ) ( ) periksalah apakah barisan
tersebut konvergen !
Contoh
a. bila
Jawab :
Misalkan
Kita mempunyai atau . Karena barisan turun dan terbatas di atas oleh
1, maka haruslah
b. untuk
Jawab :
karena
dan Teorema 3.2.10, maka
maka haruslah .