Anda di halaman 1dari 6

Sejarah dan Budaya:

Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya


Journal homepage: http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/index

Dinamika Keyakinan Dalam Lingkup


Kerajaan Mataram Kuno (907-1016)
Afina Dereya
afina.dereya.2107326@students.um.ac.id

Prodi S1 Ilmu Sejarah


Jurusan Sejarah
Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

ABSTRAK

Tulisan ini mencoba untuk menjelaskan bagaimana perkembangan sistem keyakinan atau agama di
lingkup kerajaan Mataram Kuno.Dimana kita ketahui bahwa kerajaan Mataram kuno yang di bangun oleh
Dinasti Sanjaya yang menganut hindu ini menjadi terpecah-belah menjadi dua agama diawal
berdirinya.Sehingga saya ingin menjelaskan kepada para pembaca bagaimana awal lahirnya perbedaan
agama di lingkup kerajaan Mataran Kuno,dan bagaimana dua agama yang berbeda itu dapat berjalan
beriringan baik dari kalangan keluarga kerajaan ataupun kalangan rakyat jelata.Tulisan ini juga mencoba
mengungkapkan peran dari Pramodawardhani dan suaminya Rakai Pikatan dalam pembangunan tempat-
tempat suci yang bercorak hindu dan buddha seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.Kemudian,saya
ingin memberitahu para pembaca bagaimana dampak sosial,ekonomi dan budaya dari Pernikahan politik
antara Pramodawardhani dan Rakai Pikatan.

Kata kunci: Gayatri, Perjuangan, Perempuan, Majapahit

1
[Author name]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. , NO. , TAHUN.

ABSTRACT

This paper tries to explain how the development of a belief system or religion within the scope of the
Ancient Mataram kingdom. Where we know that the ancient Mataram kingdom which was built by the
Hindu Sanjaya dynasty became divided into two religions at the beginning of its establishment. So I want to
explain to the scholars. the reader how the birth of religious differences in the scope of the ancient Mataram
kingdom, and how the two different religions can go hand in hand both from the royal family and the
common people. This paper also tries to reveal the role of Pramodawardhani and her husband Rakai Pikatan
in the construction of holy places Hindu and Buddhist temples such as Prambanan Temple and Borobudur
Temple. Then, I want to tell the readers how the social, economic and cultural impact of the political
marriage between Pramodawardhani and Rakai Pikatan.

Keywords: Lepus Fabric, Songket, Palemban

PENDAHULUAN

Di masa modern ini, tidak ada habisnya membicarakan masalah perkembangan keyakinan atau
agama. Permasalahan sekarang juga marak tentang munculnya agama baru yang bahkan tidak masuk di akal
pemikiran manusia.Selama ini kita menempuh Pendidikan dari jenjang TK hingga SMA pasti kita
dihadapkan dengan adanya mata pelajaran agama.Dan tidak jarang kita memiliki teman yang berbeda
keyakinan atau agama dengan kita.

Sehingga menurut saya perlu adanya sikap toleransi dalam beragama selayaknya yang terjadi dalam
pemerintahan kerajaan mataram kuno. Sikap toeransi yang terdapat di Mataram Kuno ada karena
masyarakat dan kalangan penguasa kerajaan memiliki kesepakatan sendiri untuk hidup berdampingan
selayaknya yang dapat kita dengar ceritanya sekarang ini.

METODE
Dalam penulisan artikel yang berjudul “DINAMIKA KEYAKINAN DALAM LINGKUP KERAJAAN
MATARAM KUNO (907-1016)”.Saya menggunakan metode penelitian kajian pustaka yang kemudian

2
[Author name]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. , NO. , TAHUN.

dianalisis secara deksriptif.Kajian Pustaka sendiri merupakan suatu penelitian yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti
dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah, berita, dan sebagainya. Sedangkan menurut ahli penelitian
kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya,
nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012).Proses pengumpulan data
dilakukan melalui teknik studi pustaka, menelusuri beberapa literatur kepustakaan, baik primer maupun
sekunder yang berkenaan dengan topik penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

AWAL BERDIRINYA MATARAM KUNO

Gambar 1.ilustrasi istana kerajaan mataram kuno (Sumber:


https://made-blog.com/kerajaan-mataram/ )

Mataram Kuno merupakan kerajaan bercorak hindu yang didirikan oleh Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya pada tahun 907 dan terletak di daerah jawa tengah dengan intinya yang disebut Bumi Mataram.
Derah ini juga di kelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung,seperti Gunung Tangkuban Perahu,Gunung
Lawu dan Pegunungan Sewu. Daerah ini pun dialiri oleh banyak sungai diantaranya Sungai
Bogowonto,Sungai Progo,Sungai Elo,Sungai Bengawan Solo.Oleh sebab itu daerah Mataram Kuno dikenal

3
[Author name]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. , NO. , TAHUN.

dengan kesuburannya. Seperti yang tertulis dalam Prasasti Mantyasih bahwa penguasa pertama dari kerajaan
mataram kuno adalah Raja Sanjaya,prsasti ini ditemukan di Mantyasih Kedu. Jwa Tengah yang berangka
tahun 907 M dan menggunakan tulisan Jawa Kuno. Dalam prasasti di berisikan daftar sislsilah dari raja-raja
yang mendahului Rakai watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
Gelar Ratu disini bukan berarti penguasa itu seorang perempuan, melainkan istilah Ratu, Rakai, dan Bhre
merupakan istilah asli dari nusantara untuk menyebut seorang penguasa.

Pada zaman Kerajaan Mataram Kuno sendiri terdapat dua sumber sejarah. Bukti berdirinya Kerajaan
Mataram Kuno yaitu prasasti dan Kandicandi yang masih ada sampai sekarang. Prasasti tersebut adalah
Prasasti Canggal di sampingnya Kuil Gunning Wukir di desa Changal dibangun pada tahun 732 M.
Kemudian, prasasti Kalasan ditemukan di desa Kalasan di Yogyakarta. Ditulis dalam bahasa Sansekerta
dengan huruf Pranagari (India Utara) pada tahun 778 M. Kapan, Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih
Kedu, Jawa Tengah, pada tahun 907 M. Dalam bahasa Jawa kuno. Prasasti Kelurak juga ditemukan di desa
Prambanan 782 M.

Pada awalnya Kerajaan Mataram Kuno yang didirikan oleh Raja Sanjaya beraliran hindu namun,
setelah Sanjaya wafat dan digantikan oleh Rakai Panangkaran yang kemudian memeluk Agama Buddha
Mahayana.

PERKEMBANGAN DUA KEYAKINAN DI WILAYAH KERAJAAN

Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno yang menganut agama hindu setelah peninggalan Raja Sanjaya
diambil alih oleh Rakai Panangkaran yang memutuskan berpindah

4
[Author name]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. , NO. , TAHUN.

RUNTUHNYA SINGHASARI

HAREM

GAGASAN IDE

MATI

KESIMPULAN

Songket Lepus sebagai kain songket pertama di Palembang telah digunakna sejak
masa pemerintahan kerajaan. Songket jenis ini hanya dapat digunakan oleh bangsawan
sehingga dapat memberikan kesan mewah dan eksklusif. Masyarakat Palembang hingga saat
ini masih menggunkana songket lepus yang kerap dikenakan saat pernikahan sebagai
hantaran dalam mas kawin. Berdasarkan fenomena tersebut, dapat diketahui bahwa kain
lepus sebagai songket pertama di Palembang masih memiliki eksistensi yang kuat.

DAFTAR RUJUKAN

Saputra, Gusti Helendra. (2015). BUKTI PERADABAN PADA MASA KERAJAAN


MATARAM KUNO DARI SUDUT PANDANG CANDI IJO DENGAN KAJIAN
BAHAN BATUAN ASAL.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/61514356/UAS_GEO_ARTIKEL20191214-
123718-vgx1ik-with-cover-page-v2.pdf?Expires=1638933440&Signature=gc-
GLgAQJUD9K.diakses pada 30 November 2021.

Pinardi, Slamet. "Medang Dalam Lintasan Sejarah Indonesia Kuno." diakses pada 1
Desember 2021.

Kunian, D., & Prihatini, N. S. (2016). Makna Ragam Hias Motif Nago Besaung pada
Kain Songket Palembang. Gelar: Jurnal Seni Budaya, 14(1), 1–8.

5
[Author name]
SEJARAH DAN BUDAYA, VOL. , NO. , TAHUN.

Mengenal Lebih Dekat Songket Palembang. (n.d.). Retrieved November 3, 2021, from
https://genpi.id/mengenal-lebih-dekat-songket-palembang/

Palmer, C., & Bolderston, A. (2006). A Brief Introduction to Qualitative Research.


Canadian Journal of Medical Radiation Technology, 37(1), 16–19.
https://doi.org/10.1016/s0820-5930(09)60112-2

Purwanti, R., & Siregar, S. M. (2016). Sejarah songket berdasarkan data arkeologi.
Siddhayatra, 21(2), 97–106.

Rukmana, N. S. R., Yarmaidi, & Suwarni, N. (2014). Kain Songket dalam Upaya
Pelestarian Budaya Daerah Palembang di Muara Penimbung Ulu. Jurnal Penelitian
Geografi, 2(7), 247898.

Salim, N. S. (2016). Kain Songket Palembang dengan Penerapan Teknik Batik sebagai
Produk Fesyen. Journal of Visual Art and Design, 7(2), 92.
https://doi.org/10.5614/j.vad.2016.7.2.2

Songket Lepus, Kain Khusus Bangsawan yang Kini Merakyat. (n.d.). Retrieved
November 3, 2021, from https://kabare.id/berita/songket-lepus-kain-khusus-
bangsawan-yang-kini-merakyat

Suryani, I. (2016). Kain tenun songket sebagai media pembelajaran sejaran di sekolah
menengah atas. In Seminar Pendidikan Nasional dengan Tema “Revolusi Mental
Mewujudkan Tenaga Pendidikan yang Profesional dalam menyiapkan Generasi
EMAS Indonesia".

Warisan Budaya Takbenda | Beranda. (n.d.). Retrieved November 3, 2021, from


https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=77

Anda mungkin juga menyukai