Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 62 - 73 Vol. 02. No.

2
ISSN 2087 - 7889

STUDI PENENTUAN MINERAL BAWAH PERMUKAAN


DENGAN METODE GEOLISTRIK
DI DESA TARERE KEC. LAROMPONG KAB LUWU

Kurniati Abidin dan Alberthin Palili

Program Studi Fisika, Fakultas MIPA


Universitas Cokroaminoto Palopo

ABSTRAK

Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu dari metode geofisika yang
dapat mendeteksi aliran listrik di bawah permukaan bumi. Salah satu aplikasi metode
geolistrik tahanan jenis adalah dapat mengidentifikasi keberadaan mineral di bawah
permukaan. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan
konfigurasi Wenner–Schlumberger. Metode Wenner–Schlumberger adalah metode dengan
sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor pengali ’n’ adalah perbandingan
jarak antara elektroda A - M atau (B-N) dengan M-N. Instrumen yang digunakan adalah
resistivity meter yang dilengkapi dengan empat buah elektroda yang memiliki kemampuan
dalam pembacaan output respon tegangan akibat arus yang diinjeksikan ke dalam
permukaan melalui dua buah elektroda arus dan dua buah elektroda potensial. Masukan
instrumen tersebut berupa sumber tegangan DC sebesar 12 volt. Dalam penelitian ini
digunakan sofware Res2Dinv untuk memetakan isoresistivity 2D di bawah permukaan
yang diukur. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai resistivitas mineral sebesar 0,387m -
798 Ωm.

Kata kunci: Mineral, metode geolistrik, metode Wenner–Schlumberger

PENDAHULUAN Kabupaten Luwu terletak pada koordinat


antara 2°3’45” sampai 3°37’30” LS dan
Kabupaten Luwu adalah sebuah 119°15” sampai 121°43’11” BB, dengan
kabupaten di Sulawesi Selatan yang dalam batas administratif sebagai berikut:
kurung waktu tiga tahun dimekarkan 1. Sebelah Utara berbatasan Kabupaten
menjadi tiga daerah strategis, yaitu Luwu Utara dan Kecamatan Tana
Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu Toraja Utara.
Utara. Kabupaten Luwu Utara kemudian 2. Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten
dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Luwu Bone dan Kabupaten Wajo.
Timur dan Kota Palopo. Pemekaran ini 3. Sebelah Barat berbatasan Kabupaten
turut menjadikan Kota Palopo selaku Tana Toraja, Enrekang, Sidrap dan
perintahan otonom kota Palopo. Luas Wajo.
wilayah Kabupaten Luwu 3.098,97 km², 4. Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone
sebelum Palopo menjadi kota otonom dan Sulawesi Tenggara.
dengan jarak tempuh dari Kota Makassar
lebih dari 367 km. Secara geografi

62
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan

Dalam UUD 1945, pasal 33 ayat (3): Mineral dapat dimanfaatkan sebagai
bumi dan air serta kekayaan alam yang bahan baku dalam industri/produksi.
terkandung didalamnya dikuasai oleh Untuk mengetahui jenis-jenis
negara dan dipergunakan sebesar- mineral bawah permukaan maka
besarnya untuk memakmurkan rakyat. dilakukuan penelitian. Geolistrik yang
Bumi dalam hal ini adalah segala sesuatu merupakan salah satu metode geofisika
yang berkaitan dengan sumber daya yang mempelajari sifat arus listrik di
mineral/bahan galian. Mineral/bahan dalam bumi dan bagaimana cara
galian adalah bahan yang dijumpai di mendeteksinya permukaan bumi. Dalam
alam baik berupa unsur kimia, biji hal ini meliputi pengukuran potensial, arus
ataupun segala macam batuan. Antara dan medan elektromagnetik yang terjadi
lain: emas, perak, batu gamping, lempung secara alamiah maupun akibat injeksi arus
dll. Sedangkan yang berbentuk air seperti kedalam bumi.
minyak bumi dan yodium, dan berupa gas Ada beberapa macam metode
yaitu gas alam. geolistrik, antara lain: metode potensial
Dengan pertimbangan UU diri, arus telluric, magnetotelluric
Pertambangan No.37 tahun 1960 dan UU elektromaknetik, induced polarisation
Pokok Pertambangan No. 11 Tahun 1967 (IP), resistivitas (metode geolistrik tahan
pasal 3 bahan galian di Indonesia dibagi jenis) dan lain-lain. Metode geolistrik
tiga golongan: bahan galian strategis atau resistivitas merupakan metode geolistrik
golongan A, yaitu bahan galian yang yang mempelajari sifat resistivitas listrik
mempunyai peranan penting untuk dari lapisan batuan di dalam bumi. Dalam
kelangsungan kehidupan negara (minyak metode geolistrik resistivitas dikenal
bumi, gas alam, batubara, timah putih berbagai macam konfigurasi elektroda,
besi, nikel, aspal, uranium, kobalt, radium antara lain: Konfigurasi Schlumberger,
dll), bahan galian vital yang bisa disebut Konfigurasi Wenner, konfigurasi wenner-
golongan B, yaitu bahan galian yang Schlumberger, Konfigurasi Dipole-
mempunyai peranan untuk kelangsungan dipole, Konfigurasi Pole-dipole,
kegiatan perekonomian negara (emas, Konfigurasi pole-pole. Maka yang
perak, intan, timah hitam, belerang, air digunakan dalam penelitian ini adalah
raksa, yodium, seng, timbal dll), dan konfigirasi Wenner-Schlumberger, karena
bahan galian non strategis dan non vital konfigurasi ini tidak terlalu rumit
atau golongan C, yaitu bahan galian yang sehingga memudahkan akuisisi data di
dapat diusahakan oleh rakyat ataupun lapangan dan cocok untuk memetakan
bahan usaha milik rakyat, misalnya batu mineral bawah permukaan dengan
gamping, marmer, pasir, tawas, pasir cakupan kearah horisontal dan vertikal.
kuarsa, asbes, batu tulis, tanah liat, granit,
andesit dll. A. Batuan dan Mineral
Mineral/bahan galian merupakan 1. Batuan
sumber daya alam yang proses
pembentuknya memerlukan waktu jutaan Adapun batuan yang menyusun
tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. kerak bumi dibagi atas tiga bagian yaitu:

63
Kurniati dan Alberthin (2011)

1) batuan beku, batuan yang terjadi dari dipermukaan bumi. Misalnya batolit
pembekuan larutan silika cair dan pijar dan Granit.
dan berbagai gas lainnya. Batuan beku 2. Intrusi berbentuk taburan mempunyai
dapat digolongkan kedalam tiga bagian dua bentuk yang berbeda: dike (teras)
utama, yaitu berdasarkan genetika batuan, yaitu intrusi yang memotang bidang
berdasarkan senyawa kimia yang pelapisan dari batuan induk dan sil
terkandung dan didasarkan susunan yaitu lempengan batuan beku yang
mineralloginya. 2) batuan sedimen, batuan diintrusikan di antara dan sepanjang
sedimen terjadi karena adanya lapisan batuan sedimen, dengan
pengendapan, dan biasanya berlapis-lapis. ketebalan dari mm hingga beberapa
Pada umumnya terjadi dari batuan yang km.
rusak atau larut melalui proses kimia 3. Tipe ketiga batuan intrusi, relatif
kemudian diendapkan baik secara memiliki batuan yang kecil, bentuk
langsung maupun tidak langsung. 3) yang khas dari batuan ini adalah
batuan metamorfosa, adalah hasil intrusi-intrusi silinder atau pipa.
perubahan bentuk dan jenis dari batuan Sebagian besar merupakan sisa dari
beku dan batuan sedimen. Perubahan korok suatu gunung api tua.
bentuk dan jenis ini disebabkan oleh Batuan beku disusun oleh
tekanan yang tinggi, suhu yang tinggi, dan senyawa-senyawa kimia yang
waktu yang lama. membutukan mineral-mineral penyusun
Berdasarkan tempat terjadinya batuan beku. Salah satu batuan beku dari
batuan beku, maka pembagian batuan kimia adalah senyawa oksidannya, seperti
genetika dibagi atas dua bagian yaitu: SiO₂, TiO₂, Al₂O₃, dll.
Batuan ekstrusi, terjadi dari semua Analisa kimia batuan beku pada
material yang dikeluarkan ke permukaan umumnya menggunakan waktu lama,
bumi baik di daratan maupun di maka sebagian besar klasifikasi batuan
permukaan laut. Mineral ini mendingin beku didasarkan pada susunan mineral
dengan cepat. Ada yang berbentuk padat, dari batuan. Mineral yang biasa
debu atau suatu larutan yang kental dan dipergunakan untuk analisa kimia ialah
panas, cairan biasanya disebut lava. mineral kuarsa, plagioklas, potassium
Batuan yang kedua adalah Batuan intrusi, feldpar dan foid untuk mineral felsik.
proses batuan beku intrusi sangat berbeda Sedangkan untuk mafik yaitu mineral
dengan kegiatan batuan vulkanik, karena amphibol, piroksen dan olivin.
adanya perbedaan tempat terjadinya dari Batuan beku banyak sekali jenisnya,
kedua jenis batuan ini. Maka batuan sehingga batuan beku dikelompokkan
intrusi mempunyai tiga prinsip bentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap
dasar dari geometri: 1) Bentuk tidak kelompok mencerminkan kandungan
beraturan, 2) Bentuk taburan dan 3) mineralogi, kimia dari batuan instusi atau
Bentuk pipa. batuan ekstrusi. Beberapa mineral yang
1. Bentuk tidak beraturan pada menjadikan patokan dalam
umumnya berbentuk diskordan dan mengelompokkan batuan adalah mineral
biasanya memiliki bentuk yang jelas kuarsa, plagioklas (feldspar) dan mineral

64
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan

feromagnesia. jenis mineral. Dan mineral adalah suatu


Untuk kelompok diorit, jika zat (fase) padat dari unsur (kimia) atau
teksturnya phanerik maka disebut diorit, persenyawaan (kimia) yang dibentuk oleh
dan jika aphanitik disebut andesit. proses-proses anorganik, dan mempunyai
Kelompok ini berada di tengah antara susunan kimiawi tertentu dan suatu
kelompok batuan basa dan kelompok penempatan atom-atom secara beraturan
batuan asam. Komposisi mineralogi di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur
dimana penyusun mineral utama adalah kristal. Struktur dalamnya menunjukan
plagioklas dari jenis oligoklas- andesin bahwa kedudukan atom-atom dalam
dan hornblende. Jika terdapat mineral mineral menuruti aturan tertentu yang
augit memberikan arah bawah arah batuan lazimnya disebut kisi ruang (space
itu sedikit bersifat basa, sedangkan lattice).
mineral ortoklas mencerminkan batuan Mineral-mineral penyusun batuan
bersifat asam. Mineral pengiringnya dapat digolongkan dalam dua golongan
adalah kuarsa. besar yaitu:
Andesit banyak terdapat sebagai a. Golongan mineral hitam atau mafik
lava, tetapi juga terjadi sebagai intrusi mineral
sekunder (dike). Komposisinya terdiri b. Golongan mineral putih atau felsik
mineralogi dari batuan andesit sama mineral.
dengan batuan diorit, dimana pada andesit Mineral hitam seperti hornblende,
lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari piroksin, olivin, dan banyak lagi.
jenis andesit. Sedangkan mineral putih seperti kuarsa,
Untuk kelompok peridotit, anggota feldpar, feldpatoid, dll. Dalam proses
dari kelompok ini pada umumnya pendinginan magma dimana magma itu
bertekstur holokristal, phanerit dari batuan tidak langsung semuanya membeku, tetapi
plutonik. Kandungan mineral mafiknya mengalami penurunan temperatur secara
sangat tinggi. Tipe batuan pada ultramafik perlahan-lahan bahkan mungkin cepat.
ditandai dengan monomineral, seperti Penurunan temperatur ini disertai
piroksen, olivin, horblende. Mineral mulainya pembentuk dan pengendapan
sangat sedikit sekali, abungan seperti mineral-mineral tertentu yang sesuai
oksidasi besi, spinel, biotit dan kromit. dengan temperaturnya. Olehnya itu
Bowen telah membuat gambar
2. Mineral pembentukan mineral dan gambar tersebut
Mineral merupakan partikel- sangat berguna untuk menginterpretasikan
partikel kecil yang menyusun batuan. mineral-mineral tersebut (Gambar 1)
Kulit bumi bagian luar atau kerak bumi sebelah kiri mewakili mineral hitam, yang
disusun oleh zat padat yang sehari-hari pertama sekali terbentuk dalam
kita kenal sebagai batuan. Sedangkan termperatur sangat tinggi adalah ovilin.
batuan meliputi segala macam materi Temperatur menutun terus dan
yang menyusun kerak bumi, baik padat pembentukan mineral berjalan sesuai
maupun lepas seperti pasir dan debu. dengan temperaturnya. Mineral yang
Umumnya batuan merupakan beberapa terakhir terbentuk adalah biotit, ia

65
Kurniati dan Alberthin (2011)

dibentuk dalam temperatur sangat rendah. plagioklas, karena ini paling banyak
Mineral yang terbentuk pertama terdapat dan terbesar luas. Anortit adalah
kali adalah mineral yang sangat tidak mineral yang pertama sekali terbentuk
stabil dan mudah terubah menjadi mineral pada suhu tinggi dan banyak terdapat pada
lain terutama mineral yang berada batuan beku basa seperti gabro atau basal.
dibawahnya. Sedangkan mineral yang Andesin terbentuk pada suhu menengah
dibentuk pada temperatur yang lebih dan terdapat pada suhu rendah adalah
rendah adalah mineral yang paling stabil. albit, mineral ini banyak tersebar pada
Mineral-mineral sebelah kanan batuan asam seperti granit atau riolit.
diwakili oleh mineral kelompok

Olivin Anortit

Orto Piroksin Bitownit

Klino Piroksin Labradorit

Amplhibol Andesin

Boitit Oligoklas

Albit

Potassium Feldspar

Muskovit

Kuarsa

Gambar 1. Deret Reaksi Bowen


magnesium atau besi. Sedangkan yang
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri berwarna mudah disebut mineral felsik
bertemu pada potassium feldspar dan yang miskin akan unsur besi atau
terus ke muskovit dan terakhir sekali ke magnesium.
kuarsa. Maka mineral kuarsa adalah Mineral Tambahan adalah mineral-
mineral yang paling stabil diantara mineral yang terbentuk oleh kristalisasi
mineral baik mineral felsik atau mineral magma, terdapat dalam jumlah yang
mafik. sedikit sekali, umumnya kurang dari 5%.
Mineral-mineral utama penyusun Kehadirannya atau ketidakhadirannya
kerak bumi disebut mineral pembentuk tidak menentukan sifat atau nama dari
batuan, terurama mineral golongan silikat. batuan.
Golongan mineral yang berwarna tua Yang dimaksud dengan mineral
disebut mineral mafik karena kaya sekunder adalah mineral- mineral yang

66
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan

dibentuk dari mineral- mineral utama oleh Berdasarkan harga resistivitas


proses pelapukan, sirkulasi air atau larutan listriknya, batuan/mineral digolongkan
dan metamorfosa. Mineral ini terdapat menjadi tiga (Handayani, 1999):
pada batuan-batuan yang telah lapuk dan Konduktor : 10⁻⁸<ρ<1 Ω m.
batuan sedimen juga batuan metamorf. Konduktor pertengahan :1<ρ10⁷ Ω m.
Isolator :ρ>10⁷ Ω m.
3. Metode untuk menyelidiki mineral Pada umumnya dalam metode geolistrik
bawah permukaan diasumsikan bahwa bumi mempunyai sifat
Batuan merupakan suatu jenis homogen isotropis.
materi sehingga batuan pun mempunyai Dengan ini, resistivitas yang terekur
sifat-sifat kelistrikan batuan adalah merupakan resisitivitas sebenarnya dan
karakteristik dari batuan bila dialirkan tidak tergantung pada spasi elektroda.
aruas listrik kedalamnya. Pada umumnya bumi terdiri dari lapisan-
Aliran arus listrik dalam batuan/ lapisan dengan resistivitas yang berbeda.
mineral dapat digolongkan menjadi tiga Sehingga potensial yang terutar
macam, yaitu konduksi secara elektrolitik merupakan pengaruh dari lapiasan-
dan kondisi elektronik terjadi jika lapisan tersebut. Maka harga resistivitas
batuan/mineral mempunyai banyak yang terukur merupakan harga resistivitas
elektron bebas tersebut. Konduksi untuk satu lapisan saja, hal ini terutama
ΔV
elektrolitik terjadi jika batuan/mineral untuk spasi yang tersebar. ρ= k dengan
I
bersifat posur dan pori-pori tersebut terisi ρ resistivitas semu (Apparent resistivity)
cairan-cairan elektrolitik. Pada kondisi ini yang tergantung pada spasi elektroda.
arus listrik dibawa oleh ion-ion Untuk kasus tak homogen, bumi
elektrolitik. Sedang kondisi dielektrik diasumsikan berlapis-lapis dengan
terjadi jika batuan/mineral dielektrik masing-masing lapisan mempunyai harga
terdapat aliran arus listrik yaitu terjadi jika resistivitas yang berbeda. Resistivitas
batuan/mineral dielektrik terdapat aliran semu merupakan resistivitas fiktif
arus listrik yaitu terjadi polarisasi saat homogen yang ekivalen dengan medium
bahan dialiri listrik. berlapis yang ditinjau.

h1  haa

h2 

Gambar 2. Konsep Resistivitas Semu

Multi medium berlapis yang ditinjau sebagai satu lapis homegen yang
misalnya dari 2 lapis yang mempunyai mempunyai satu harga resisitas yaitu
resistivitas berbeda (ρ₁ dan ρ₂) dianggap resistivitas semu ρ, dengan konduktansi

67
Kurniati dan Alberthin (2011)

lapisan fiktif sama dengan jumlah Terdapat berbagai macam aturan


konduktansi masing-masing lapisan σf = yang dipakai dalam menempatkan
σ1 +σ2. keempat elektroda tersebut. Aturan
penempatan elektroda-elektroda tersebut
3.1 Geolistrik Tahanan jenis konfigurasi elektroda (Hendrajaya, 1990).
Pada metode geolistrik tahanan Konfigurasi Wenner-Schlumberger
jenis, arus listrik diinjeksikan kedalam adalah konfigurasi dengan sistem aturan
bumi melalui dua elektroda arus. spasi yang konstan dengan catatan faktor
Kemudian besarnya potensial yang “n” untuk konfigurasi ini adalah
disebabkannya diukur dipermukaan bumi perbandingan jarak antara elektroda A-M
melalui dua buah elektroda potensial. (atau B-N) dengan spasi antara M-N
Besarnya beda potensial diantara kedua seperti pada Gambar 2.3. Jika jarak antar
elektroda potensial tersebut selain elektroda potensial (M dan N) adalah a
tergantung pada besarnya arus yang maka jarak antar elektroda arus (A dan B)
dialirkan kedalam bumi, juga tergantung adalah 2na + a. Proses penentuan
pada letak kedua elektroda potensial resistivitas menggunakan 4 buah elektroda
tersebut terhadap letak kedua elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus
yang dipakai. Dalam hal ini tercakup juga (Sakka, 2001).
pengaruh keadaan batuan yang dilewati
arus listrik tersebut.

A na M a N na B

Gambar 3. Konfigurasi Wenner-Schlomberger

Berdasarkan gambar di atas, beda Beda potensial yang terjadi antara


potensial antara M dan N secara umum MN yang disebabkan oleh injeksi arus
adalah: pada AB adalah :
V = VM – VN

68
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan

𝐼 1 1 1 1 linear dan subroutine dari permodelan


V= 2𝜋 [(𝐴𝑀 − 𝐵𝑀) − (𝐴𝑁 − )]
𝐵𝑁
maju digunakan untuk menghitung nilai
2𝜋 𝑉 resistivitas semu dengan teknik finite
= 1 1 1 1 ;
[( − )−( − )] 𝐼
𝐴𝑀 𝐵𝑀 𝐴𝑁 𝐵𝑁 difference danfinite element.
𝑉
Data hasil survey geolistrik disave
=k dengan ektensi * dat dengan data dalam
𝐼

2𝜋
file tersusun dalam orde sebagai berikut:
k= 1 1 1 1 Line 1 = Nama dari garisurvey
[( − )−( − )]
𝐴𝑀 𝐵𝑀 𝐴𝑁 𝐵𝑁
Line 2 = Spasi elektroda terpendek
2𝜋 Line 3 = Tipe pengukuran (Wenner = 1,
k= 1 1 1 1
[( − )( − )]
𝑛𝑎 (𝑛+1)𝑎 (𝑛+1)𝑎 𝑛𝑎 pole-pole = 2,dipole-dipole = 4,
Schlomberger = 7)
Kws = πn(n + 1)𝑎........................(2.1)
Line 4 = jumlah datum point
Sehingga resistivitas semu konfigurasi Line 5 = Tipe dari lokasi x untuk datum
Wenner – Schlomberger adalah: point. Maksukkan o bila letak
𝑉 elektroda pertama diketahui
ws = πn(n + 1)𝑎 𝐼
gunakan i jika titik tengahnya
Dimana n adalah perbandingan jarak
diketahui.
antara elektroda A-M atau B-M dengan
Line 6 = ketik 1 jika data IP dan 0 jika
jarak elektroda M-N.
data resistivitas
Keunggulan dari konfigurasi
Line 7 = Posisi x spasi elektroda, faktro
Wenner-Schlomberger dibanding dengan
pemisah elektroda (n) data harga
konfigurasi lainnya:
resistivitas semu terukur pada datum
a) Tidak memerlukan litasan yang cukup
point pertama.
panjang untuk memperoleh cakupan
Line 8 = Posisi x, spasi elektroda dan
yang dalam.
esitivitas semu yang terukur untuk
b) Sesuai untuk memetakan mineral
datum point kedua
bawah permukaan dengan cakupan
Dan seterusnya untuk datum point
yang dalam dan melebar.
berikutnya setelah itu diakhuri
c) Karena elektroda arus dan elektroda
dengan empat angka 0 (Semerter
potensial selalu berubah-ubah maka
Break, 2001).
konfigurasi ini sensitif terhadap
adanya ketidak homogenan lokal. TUJUAN PENELITIAN

3.2. Res2dinv 1. Untuk mengetahui bentuk resistivitas


Res2dinv adalah program (tahanan jenis) yang berkaitan dengan
komputer yang secara automatis mineral bawah permukaan.
menemukan model resitivity dua dimensi 2. Untuk mengetahui mineral yang
(2-D) untuk mineral bawah permukaan terdapat didaerah penelitian
dari data hasil survey geolistrik. MODEL
2-D menggunakan program inversi
dengan teknik optimasi least-square non

69
Kurniati dan Alberthin (2011)

MANFAAT PENELITIAN R = V/I ...................................(3.1)


K = πn(n+1)a..............................(3.2)
Penelitian diharapkan dapat s = K ×R ....................................(3.3)
memberikan informasi dan gambaran 2. Data datun poin (dp), spasi elektrroda
tentang struktur pelapisan mineral bawah (a), faktor pemisah elektroda (n) dan
permukaan di daerah tersebut yang dapat harga resistivitas semu (s) dengan
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. menggunakan program notepad data
di simpan dalam bentuk file text untuk
METODE PENELITIAN
di inversi ke program Res2dinv.
Penelitian ini merupakan 3. Mengkonversikan data resistivitas
penelitian eksperimen yang dilakukan semu kedalam program Res2dinv
dengan mengukur arus dan tegangan yang dimana data disusun dalam order yang
diinjeksi ke dalam permukaan tanah. Ada dilakakukan telah ditentukan oleh
pun alat dan bahan yang digunakan dalam sofware Res2dinv untuk menampilkan
penelitian ini adalah: Elektroda arus, penampang resistivitas.
Elektroda potensial, Rol meter, Kabel
listrik rol, Resistivity meter, Kalkulator, HASIL DAN PEMBAHASAN
Multimeter, Patok dan Aki. Pada daerah survei dilakukan
pengukuran sebanyak satu lintasan,
Pengukuran Arus dan Beda Potensial:
dimana lintasan diterapkan pengukuran
Pengukuran ini, didahului dengan
dengan metode geolistrik resistivitas
penentuan lokasi dengan panjang 220
konfigurasi Wenner- Schlomberger
meter dan memasang Patok, dengan jarak
dengan jumlah datun poin (titik
10 meter dari patok yang satu dengan
pengukuran) 100 titik dan panjang
lainnya, sampai patok berjumlah 22.
lintasan 220 meter. Jarak spasi elektroda
Kemudian merangkai alat resistivity meter
(a) pada lintasan masing-masing 10 meter.
(geolistrik) dan mengaktifkan,
Dimana data lapangan berupa nilai-
menginjeksikan arus kedalam permukaan
nilai kuat arus (I) dan beda potensial (V)
melalui kabel rol yang terhubung dengan
yang diperoleh kemudian diolah dengan
elektroda yang selanjutnya mencatat arus
menggunakan perangkat lunak excel yakni
listrik (I) dan beda potensial (V) yang
menghitung nilai resistansi (R) setiap titik
terlihat di alat ukur.
kemudian dikalikan dengan dengan
Teknik Pengolahan Data :Pengolahan masing-mising faktor geometrinya (k),
data yang dilakukan sepenuhnya sehingga diperoleh nilai-nilai resistivitas
menggunakan perangkat lunak komputer semu (s) untuk setiap titik pengukuran
(excel, notepad, Res2dunv). (lampiran 2).
Nilai-nilai resistivitas semu
1. Menghitug nilai resistansi (R), faktor
selanjutnya diinversi dengan
geometri (K) dan resistivitas semu (s)
menggunakan perangkat lunak Res2dinv
dengan menggunakan software Excel.
sehingga akan diperoleh nilai resistivitas
Adapun persamaan yang di gunakan
mineral bawah permukaan yang mampu
adalah:

70
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan

memodelkan bentuk struktur lapisan Nilai-nilai tersebut dinyatakan dalam


mineral di bawah lindasan pengukuran. bentuk citra seperti gambar berikut:

Gambar 4. Penampang Resistivitas tarere (a) penampang resetivitas semu


pengukuran.(b) penampang resitivitas semu perhitungan. (c) model
penampang hasil inversi.

Hasil yang diperoleh dari inversi bahwa lintasan yang adalah 220 m
Res2dinv menunjukkan adanya variasi sedangkan kedalaman yang dapat
nilai resistivitas mineral bawah permukan terdeteksi adalah sekitar 39,6 meter.
untuk setiap lapisan. Variasi nilai Diperoleh nilai resistivitas 0,387 m–798
resistivitas ini menunjukkan adanya m. Untuk menentukan mineral yang
perbedaan tingkat kemudahan arus listrik terkandung perlu diperhatikan pula
untuk mengalir pada setiap mineral keadaan geologi setempat dan nilai
penyusun batuan bawah permukaan sangat resistivitas yang ada dikonfirmasi kedalam
tergantung pada sifat fisik mineral yang daftar resistivitas berbagai jenis mineral
dilaluinya. Sifat fisik tersebut antara lain (lampiran 1). Resistivitas mineral dan citra
porositas, permeabilitas, rapat massa dan penampang di bawah permukaan daerah
distribusi ukuran butiran. pengukuran yang diperoleh data dari hasil
Dari model penampang resistivitas inversi ke jenis mineral untuk
hasil inversi (gambar 4.1) di atas terlihat menggambarkan struktur pelapisan

71
Kurniati dan Alberthin (2011)

mineral di bawah permukaan daerah 1. Nilai resistivitas yang diperoleh yaitu


permukaan. 0,387m-798m.
Dari hasil inversi menunjukkan ada 2. Berdasarkan harga resistivitas yang
beberapa jenis mineral yang menyusun diperoleh maka mineral – mineral
bawah permukaan di daerah pengukuran yang terdapat bawah permukaan
yaitu: air payau, air dalam lapisan alluvial, yakni: air payau, air dalam lapisan
serpih mengandung selingan, Tupa alluvial, serpih mengandung selingan,
gunung api, pasir dan kerikil. Tupa gunung api, pasir dan kerikil.
Air payau adalah campuran air
tawar dan air laut (air asin). Jika kadar DAFTAR PUSTAKA
garam yang dikandung dalam satu liter air Afdal. 2009. Penentuan Konfigurasi
adalah antara 0,5-30 gram, maka disebut Elektroda Metode Geolistrik
air payau. Namun jika lebih disebut air Tahanan Jenis Optimal untuk
asin. Survei Air Tanah (Online).
Dataran alluvial merupakan dataran http://repository.unand.ac.id/557/,
yang terbentuk akibat proses-proses diakses 9 Februari 2011).
geomorfologi yang lebih didominasi oleh
tenaga eksogen antara lain iklim, curah Azhar & Gunawan Handayani. 2004.
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, Penerapan Metode Geolistrik
yang semuanya akan mempercepat proses Konfigurasi Schlumberger untuk
pelapukan dan erosi. Hasil erosi Penentuan Tahanan Jenis
diendapkan oleh air ketempat yang lebih Batubara (Online). http://fisika-
rendah atau mengikuti aliran sungai. bumi.blogspot.com/2010/12/pener
Dataran alluvial menempati daerah pantai, apan-metode-geolistrik-
daerah antar gunung, dan dataran lembah konfigurasi.html, diakses 9
sungai. Daerah alluvial ini tertutup oleh Februari 2011).
bahan hasil rombakan dari daerah
Bulkis Kanata, Teti Zubaidah. 2008.
sekitarnya, daerah hulu ataupun dari
Aplikasi Metode Geolistrik
daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi
Tahanan Jenis Konfigurasi
air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis
Wenner-Schlomberger Untuk
dan tekstur batuan.
Survey Pipa Bawah Permukaan
Pasir dan kerikil juga merupakan
(Online),(http://jurnal.pdii.lipi.go.i
batuan sedimen yang terbentuk secara
d/admin/jurnal/72088491.pdf
mekanik. Batuan ini mempunyai nilai
diakses 1 juni 2011)
ekonomis yang tinggi, misalnya
dipergunakan untuk bahan banguanan. Winda, & Eddy Winarno, 2007. Petunjuk
Praktikum Geofisika Tambang.
KESIMPULAN Yogyakarta.
Berdasarkan pembahasan hasil Muhammad Arsyad. 2001. Pengetahuan
pengukuran dan inversi data, maka dapat tentang Bumi. Jurusan Fisika –
di tarik kesimpulan sebagai berikut: FMIPA, Universitas Negeri
Makassar.

72
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan

Setia, G. D. 1987. Batuan dan Mineral.


Bandung : NOVA.

Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian


Industri. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.

73

Anda mungkin juga menyukai