13 19 1 SM
13 19 1 SM
2
ISSN 2087 - 7889
ABSTRAK
Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu dari metode geofisika yang
dapat mendeteksi aliran listrik di bawah permukaan bumi. Salah satu aplikasi metode
geolistrik tahanan jenis adalah dapat mengidentifikasi keberadaan mineral di bawah
permukaan. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan
konfigurasi Wenner–Schlumberger. Metode Wenner–Schlumberger adalah metode dengan
sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor pengali ’n’ adalah perbandingan
jarak antara elektroda A - M atau (B-N) dengan M-N. Instrumen yang digunakan adalah
resistivity meter yang dilengkapi dengan empat buah elektroda yang memiliki kemampuan
dalam pembacaan output respon tegangan akibat arus yang diinjeksikan ke dalam
permukaan melalui dua buah elektroda arus dan dua buah elektroda potensial. Masukan
instrumen tersebut berupa sumber tegangan DC sebesar 12 volt. Dalam penelitian ini
digunakan sofware Res2Dinv untuk memetakan isoresistivity 2D di bawah permukaan
yang diukur. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai resistivitas mineral sebesar 0,387m -
798 Ωm.
62
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan
Dalam UUD 1945, pasal 33 ayat (3): Mineral dapat dimanfaatkan sebagai
bumi dan air serta kekayaan alam yang bahan baku dalam industri/produksi.
terkandung didalamnya dikuasai oleh Untuk mengetahui jenis-jenis
negara dan dipergunakan sebesar- mineral bawah permukaan maka
besarnya untuk memakmurkan rakyat. dilakukuan penelitian. Geolistrik yang
Bumi dalam hal ini adalah segala sesuatu merupakan salah satu metode geofisika
yang berkaitan dengan sumber daya yang mempelajari sifat arus listrik di
mineral/bahan galian. Mineral/bahan dalam bumi dan bagaimana cara
galian adalah bahan yang dijumpai di mendeteksinya permukaan bumi. Dalam
alam baik berupa unsur kimia, biji hal ini meliputi pengukuran potensial, arus
ataupun segala macam batuan. Antara dan medan elektromagnetik yang terjadi
lain: emas, perak, batu gamping, lempung secara alamiah maupun akibat injeksi arus
dll. Sedangkan yang berbentuk air seperti kedalam bumi.
minyak bumi dan yodium, dan berupa gas Ada beberapa macam metode
yaitu gas alam. geolistrik, antara lain: metode potensial
Dengan pertimbangan UU diri, arus telluric, magnetotelluric
Pertambangan No.37 tahun 1960 dan UU elektromaknetik, induced polarisation
Pokok Pertambangan No. 11 Tahun 1967 (IP), resistivitas (metode geolistrik tahan
pasal 3 bahan galian di Indonesia dibagi jenis) dan lain-lain. Metode geolistrik
tiga golongan: bahan galian strategis atau resistivitas merupakan metode geolistrik
golongan A, yaitu bahan galian yang yang mempelajari sifat resistivitas listrik
mempunyai peranan penting untuk dari lapisan batuan di dalam bumi. Dalam
kelangsungan kehidupan negara (minyak metode geolistrik resistivitas dikenal
bumi, gas alam, batubara, timah putih berbagai macam konfigurasi elektroda,
besi, nikel, aspal, uranium, kobalt, radium antara lain: Konfigurasi Schlumberger,
dll), bahan galian vital yang bisa disebut Konfigurasi Wenner, konfigurasi wenner-
golongan B, yaitu bahan galian yang Schlumberger, Konfigurasi Dipole-
mempunyai peranan untuk kelangsungan dipole, Konfigurasi Pole-dipole,
kegiatan perekonomian negara (emas, Konfigurasi pole-pole. Maka yang
perak, intan, timah hitam, belerang, air digunakan dalam penelitian ini adalah
raksa, yodium, seng, timbal dll), dan konfigirasi Wenner-Schlumberger, karena
bahan galian non strategis dan non vital konfigurasi ini tidak terlalu rumit
atau golongan C, yaitu bahan galian yang sehingga memudahkan akuisisi data di
dapat diusahakan oleh rakyat ataupun lapangan dan cocok untuk memetakan
bahan usaha milik rakyat, misalnya batu mineral bawah permukaan dengan
gamping, marmer, pasir, tawas, pasir cakupan kearah horisontal dan vertikal.
kuarsa, asbes, batu tulis, tanah liat, granit,
andesit dll. A. Batuan dan Mineral
Mineral/bahan galian merupakan 1. Batuan
sumber daya alam yang proses
pembentuknya memerlukan waktu jutaan Adapun batuan yang menyusun
tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan. kerak bumi dibagi atas tiga bagian yaitu:
63
Kurniati dan Alberthin (2011)
1) batuan beku, batuan yang terjadi dari dipermukaan bumi. Misalnya batolit
pembekuan larutan silika cair dan pijar dan Granit.
dan berbagai gas lainnya. Batuan beku 2. Intrusi berbentuk taburan mempunyai
dapat digolongkan kedalam tiga bagian dua bentuk yang berbeda: dike (teras)
utama, yaitu berdasarkan genetika batuan, yaitu intrusi yang memotang bidang
berdasarkan senyawa kimia yang pelapisan dari batuan induk dan sil
terkandung dan didasarkan susunan yaitu lempengan batuan beku yang
mineralloginya. 2) batuan sedimen, batuan diintrusikan di antara dan sepanjang
sedimen terjadi karena adanya lapisan batuan sedimen, dengan
pengendapan, dan biasanya berlapis-lapis. ketebalan dari mm hingga beberapa
Pada umumnya terjadi dari batuan yang km.
rusak atau larut melalui proses kimia 3. Tipe ketiga batuan intrusi, relatif
kemudian diendapkan baik secara memiliki batuan yang kecil, bentuk
langsung maupun tidak langsung. 3) yang khas dari batuan ini adalah
batuan metamorfosa, adalah hasil intrusi-intrusi silinder atau pipa.
perubahan bentuk dan jenis dari batuan Sebagian besar merupakan sisa dari
beku dan batuan sedimen. Perubahan korok suatu gunung api tua.
bentuk dan jenis ini disebabkan oleh Batuan beku disusun oleh
tekanan yang tinggi, suhu yang tinggi, dan senyawa-senyawa kimia yang
waktu yang lama. membutukan mineral-mineral penyusun
Berdasarkan tempat terjadinya batuan beku. Salah satu batuan beku dari
batuan beku, maka pembagian batuan kimia adalah senyawa oksidannya, seperti
genetika dibagi atas dua bagian yaitu: SiO₂, TiO₂, Al₂O₃, dll.
Batuan ekstrusi, terjadi dari semua Analisa kimia batuan beku pada
material yang dikeluarkan ke permukaan umumnya menggunakan waktu lama,
bumi baik di daratan maupun di maka sebagian besar klasifikasi batuan
permukaan laut. Mineral ini mendingin beku didasarkan pada susunan mineral
dengan cepat. Ada yang berbentuk padat, dari batuan. Mineral yang biasa
debu atau suatu larutan yang kental dan dipergunakan untuk analisa kimia ialah
panas, cairan biasanya disebut lava. mineral kuarsa, plagioklas, potassium
Batuan yang kedua adalah Batuan intrusi, feldpar dan foid untuk mineral felsik.
proses batuan beku intrusi sangat berbeda Sedangkan untuk mafik yaitu mineral
dengan kegiatan batuan vulkanik, karena amphibol, piroksen dan olivin.
adanya perbedaan tempat terjadinya dari Batuan beku banyak sekali jenisnya,
kedua jenis batuan ini. Maka batuan sehingga batuan beku dikelompokkan
intrusi mempunyai tiga prinsip bentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap
dasar dari geometri: 1) Bentuk tidak kelompok mencerminkan kandungan
beraturan, 2) Bentuk taburan dan 3) mineralogi, kimia dari batuan instusi atau
Bentuk pipa. batuan ekstrusi. Beberapa mineral yang
1. Bentuk tidak beraturan pada menjadikan patokan dalam
umumnya berbentuk diskordan dan mengelompokkan batuan adalah mineral
biasanya memiliki bentuk yang jelas kuarsa, plagioklas (feldspar) dan mineral
64
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan
65
Kurniati dan Alberthin (2011)
dibentuk dalam temperatur sangat rendah. plagioklas, karena ini paling banyak
Mineral yang terbentuk pertama terdapat dan terbesar luas. Anortit adalah
kali adalah mineral yang sangat tidak mineral yang pertama sekali terbentuk
stabil dan mudah terubah menjadi mineral pada suhu tinggi dan banyak terdapat pada
lain terutama mineral yang berada batuan beku basa seperti gabro atau basal.
dibawahnya. Sedangkan mineral yang Andesin terbentuk pada suhu menengah
dibentuk pada temperatur yang lebih dan terdapat pada suhu rendah adalah
rendah adalah mineral yang paling stabil. albit, mineral ini banyak tersebar pada
Mineral-mineral sebelah kanan batuan asam seperti granit atau riolit.
diwakili oleh mineral kelompok
Olivin Anortit
Amplhibol Andesin
Boitit Oligoklas
Albit
Potassium Feldspar
Muskovit
Kuarsa
66
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan
h1 haa
h2
Multi medium berlapis yang ditinjau sebagai satu lapis homegen yang
misalnya dari 2 lapis yang mempunyai mempunyai satu harga resisitas yaitu
resistivitas berbeda (ρ₁ dan ρ₂) dianggap resistivitas semu ρ, dengan konduktansi
67
Kurniati dan Alberthin (2011)
A na M a N na B
68
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan
2𝜋
file tersusun dalam orde sebagai berikut:
k= 1 1 1 1 Line 1 = Nama dari garisurvey
[( − )−( − )]
𝐴𝑀 𝐵𝑀 𝐴𝑁 𝐵𝑁
Line 2 = Spasi elektroda terpendek
2𝜋 Line 3 = Tipe pengukuran (Wenner = 1,
k= 1 1 1 1
[( − )( − )]
𝑛𝑎 (𝑛+1)𝑎 (𝑛+1)𝑎 𝑛𝑎 pole-pole = 2,dipole-dipole = 4,
Schlomberger = 7)
Kws = πn(n + 1)𝑎........................(2.1)
Line 4 = jumlah datum point
Sehingga resistivitas semu konfigurasi Line 5 = Tipe dari lokasi x untuk datum
Wenner – Schlomberger adalah: point. Maksukkan o bila letak
𝑉 elektroda pertama diketahui
ws = πn(n + 1)𝑎 𝐼
gunakan i jika titik tengahnya
Dimana n adalah perbandingan jarak
diketahui.
antara elektroda A-M atau B-M dengan
Line 6 = ketik 1 jika data IP dan 0 jika
jarak elektroda M-N.
data resistivitas
Keunggulan dari konfigurasi
Line 7 = Posisi x spasi elektroda, faktro
Wenner-Schlomberger dibanding dengan
pemisah elektroda (n) data harga
konfigurasi lainnya:
resistivitas semu terukur pada datum
a) Tidak memerlukan litasan yang cukup
point pertama.
panjang untuk memperoleh cakupan
Line 8 = Posisi x, spasi elektroda dan
yang dalam.
esitivitas semu yang terukur untuk
b) Sesuai untuk memetakan mineral
datum point kedua
bawah permukaan dengan cakupan
Dan seterusnya untuk datum point
yang dalam dan melebar.
berikutnya setelah itu diakhuri
c) Karena elektroda arus dan elektroda
dengan empat angka 0 (Semerter
potensial selalu berubah-ubah maka
Break, 2001).
konfigurasi ini sensitif terhadap
adanya ketidak homogenan lokal. TUJUAN PENELITIAN
69
Kurniati dan Alberthin (2011)
70
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan
Hasil yang diperoleh dari inversi bahwa lintasan yang adalah 220 m
Res2dinv menunjukkan adanya variasi sedangkan kedalaman yang dapat
nilai resistivitas mineral bawah permukan terdeteksi adalah sekitar 39,6 meter.
untuk setiap lapisan. Variasi nilai Diperoleh nilai resistivitas 0,387 m–798
resistivitas ini menunjukkan adanya m. Untuk menentukan mineral yang
perbedaan tingkat kemudahan arus listrik terkandung perlu diperhatikan pula
untuk mengalir pada setiap mineral keadaan geologi setempat dan nilai
penyusun batuan bawah permukaan sangat resistivitas yang ada dikonfirmasi kedalam
tergantung pada sifat fisik mineral yang daftar resistivitas berbagai jenis mineral
dilaluinya. Sifat fisik tersebut antara lain (lampiran 1). Resistivitas mineral dan citra
porositas, permeabilitas, rapat massa dan penampang di bawah permukaan daerah
distribusi ukuran butiran. pengukuran yang diperoleh data dari hasil
Dari model penampang resistivitas inversi ke jenis mineral untuk
hasil inversi (gambar 4.1) di atas terlihat menggambarkan struktur pelapisan
71
Kurniati dan Alberthin (2011)
72
Studi Penentuan Mineral Bawah Permukaan
73