Anda di halaman 1dari 37

1

PENGGUNAAN ICE BREAKING DALAM MENUMBUKAN MINAT


SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III
SDN NO. 100920 AEK SIGAMA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Seminar Pendidikan

Oleh :
MAIMUNA
NPM 20140092

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA


INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji dan ayukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga proposall ini dapat di selesaikan

dengan judul “Penggunaan Ice Breaking dalam Meningkatkan Minat Siswa

dalam Pembelajaran Tematik di SDN No. 100920 Aek Sigama. Dalam

penyelesaian proposal ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta

arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada ksempatan kali ini penulis

menyampaikan terima kasih.

Padangsidimpuan, 18 November 2023

Penyusun,
3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... i
DAFTAR TABEL............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................ 1
1.2 Fokus Penelitian.................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Teori....................................................................... 6
2.2 Landasan Teori.................................................................... 6
2.3 Penelitian Yang Relevan...................................................... 22
2.4 Kerangka Berpikir............................................................... 23

BAB III METODE PELAKSANAAN


3.1 Metode Penelitian.................................................................. 26
3.2 Data dan Sumber Data........................................................... 26
3.3 Objek dan Informan Penelitian.............................................. 27
3.4 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 28
3.5 Keabsahan Data..................................................................... 29
3.6 Teknik Analisis Data.............................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
4

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kerangka Berfikir................................................................................................. 25
ii
3.1Teknik Analisis Penyajian Data............................................................................. 31

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional pada hakikatnya diarahkan pada pembangunan

indonesia seutuhnya yang menyeluruh baik lahir maupun batin. Pendidikan yang

berkualitas pula. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pada hakikatnya pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sehubungan dengan hal tersebut, pembangunan di bidang pendidikan

merupakan wahana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya manusia

indonesia. Realisasi dari pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan salah

satunya dengan pendidikan formal di sekolah yang dilaksanakan secara berjenjang

dan berkesinambungan. Dimulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan

tinggi dimana tiap jenjang pendidikan mempunyai peranan sendiri-sendiri.

Dalam pembelajaran minat belajar merupakan salah satu yang penting

(Dasar,2021) . Karena ketika minat dari peserta didik telah muncul, maka proses

pembelajaran akan lebih menyenagkan. Terkadang anak didik kurang fokus ketika

proses pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini disebabkan oleh kurang adanya

minat yang terlihat ketika peserta didik mengikuti pembelajaran. Untuk

memunculkan minat siswa, maka seorang guru dapat menerapkan ice breaking

baik di awal pembelajaran, di saat pembelajaran berlangsung, serta di akhir proses

1
2

pembelajaran agar pesera didik fokus kembali dan mampu menerima

pembelajaran dengan baik.

Menurut prasetyo (2018) dalam Rahmawati et al, (2020: 64). minat

kaitannya dengan pembelajaran dapat memunculkan perhatian, konsentrasi dan

memperkecil kebosanan belajar terhadap siswa sehingga memperkuat pemahaman

materi. Kurangnya minat belajar menyebabkan kurangnya perhatian, partisipasi

dan usaha dalam proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan minat siswa hal yang

dapat dilakukan oleh guru sebagai seorang pendidik yaitu dengan memberikan

suatu permainan yang menarik salah satunya yaitu permainan ice breaking.

Ice breaking merupakan kegiatan awal yang bertujuan untuk Membangun

suasana yang lebih kondusif dan memecahkan kejenuhan sehingga siswa akan

terlibat dalam proses pembelajaran. Ice breaking digunakan untuk menciptakan

suasana belajar dari pasif menjadi aktif , dari kaku menjadi gerak, dan jenuh

menjadi riang (Mi & Baten, 2020) dalam Muna et al, (2022).

Pada pendidikan kurikulum terpadu (Tematik) yang disebut juga

kurikulum 2013 banyak sekali pembelajaran yang membutuhkan kreatifitas para

pendidik untuk melaksanakan dan mendidik para peserta didik yang sedang

belajar sehingga dalam hal ini sebagai pendidik harus mempunyai banyak metode

dalam melakukan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Proses

pembelajaran terjadi dalam maupun luar kelas akan tetapi yang paling banyak

digunakan adalah pembelajaran di dalam kelas sehingga pendidik dalam hal ini

harus mempunyai beberapa metode demi kelancaran dalam proses pembelajaran

dan beberapa metode yang harus disiapkannya.


3

Penelitian sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh May muna Harianja

(2020) yang berjudul “Implementasi Dan Manfaat ice Breaking Untuk

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian tersebut

adalah ice breaking dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk

pendidikan nonformal, Dengan diterapkannya ice breaking dapat menarik minat

belajar siswa, motivasi belajar, daya serap, hasil belajar serta kemampuan

komunikasi matematis. Manfaat yang di dapat dari diterapkannya ice breaking ini

adalah untuk menghilangkan kejenuhan, kebosanan, serta rasa mengantuk dengan

hal yang sederhana yang dapat dilakukan ole setiap orang tanpa perlu

keterampilan yang mumpuni.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 08

Desember 2023 terhadap guru kelas III SD Negeri 100920 Aek Sigama yaitu Ibu

Sarminawati Harahap, S.Pd. sebagai guru kelas beliau mengatakan bahwa minat

siswa terhadap pembelajaran tematik masih kurang. hal ini ditandai dengan

banyaknya siswa kurang minat dalam proses pembelajaran berlangsng, sebagian

siswa yang tidak memperlihatkan rasa senang dan perhatian, tidak konsentrasi dan

kurangnya keterlibatan siswa. Untuk mengetahui penyebabnya, penulis juga

mencoba melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Hasil wawancara

tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa salah satu penyebab yang dirasakan

yaitu proses pembelajaran yang membosankan,monoton, dan begitu saja tanpa

adanya inovasi lain sehingga pembelajaran terasa kurang menyenangkan bagi

siswa.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian akan melakukan penelitian

menggunakan Metode Penelitian Kualitatif Deskriptif dengan judul “Penggunaan


4

Ice Breaking Dalam Meningkat Minat Siswa Dalam Pembelajaan Tematik Di

SDN 100920 Aek Sigama”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas yang menjadi fokus penelitian ialah

Penggunaan Ice breaking dalam meningkatkan minat belajar siswa dalam

pembelajaran tematik.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1.3.1 Bagaimanakah penggunaan ice breaking dalam meningkatkan minat

belajar siswa kelas III SDN 100920 Aek Sigama?

1.3.2 Bagaimanakah hasil penggunaan ice breaking terhadap minat belajar

siswa?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Untuk menjelaskan bagaimana penggunaan ice breaking dalam

meningkatkan belajar siswa kelas III SDN 100920 Aek Sigama.

1.4.2 Untuk mengetahui hasil penggunaan ice breaking dalam

meningkatkan belajar siswa kelas III SDN 100920 Aek Sigama.


5

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dengan menggunakan teori Behaviorisme dan Skinner, yang berpandangan

bahwa manusia itu bersifat pasif dan segala sesuatunya tergantung pada stimulus

yang didapatkan, dan sasaran yang ditinju adalah untuk membawa perubahan

yang lebih baik. Ice breaking berperan sebagai stimulus untuk menghasilkan

respon berupa antusias minat belajar.

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah menjadi pengalaman

baru serta menumbuhkan minat belajar siswa dalam setiap proses

pembelajaran.

b. Bagi tenaga pendidik

Manfaat penelitian ini bagi pendidik adalah mendapatkan wawasan

baru dalam mengembangkan dan menerapkan teknik pembelajaran

yang lebih efektif sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Bagi peneliti lain

Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu menjadi rujukan, sumber

informasi, dan referensi penelitian selanjutnya.


6

BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1 Konsep Teori

Ice breaking adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan minat belajar

siswa. Konsep teori ini dapat dibangun dengan mempertimbangkan aspek

psikologis dan pendidikan. Pertama, ice breaking menciptakan suasa yang

kondusif dalam menciptakan lingkungan belajar yang santai dan ramah, membuat

siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi. Melalui kegiatan ice breaking, siswa

dapat mengenal satu sama lain, memebentuk hubungan sosial yang positif, dan

mengurangi kecanggungan di dalam kelas. Hal ini akan menciptakan suasana

belajar yang mendukung dan memotivasi siswa untuk lebih aktif berpartisipasi

dalam pembelajaran.

Ice breaking dapat diarahkan untuk membangkitkan rasa keingintahuan siswa

terhadap materi pembelajaran dengan sesuatu yang menarik atau unik, siswa lebih

cenderung terlibat dan ingin mengetahui lebih banyak. Ini dapat memotivasi

mereka untuk menjelajahi konsep-konsep baru di dalam kelas. Dengan

menerapkan konsep teori ini, diharapkan penggunaan ice breaking akan menjadi

bagian dari strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa

dan menciptakan lingkungan kelas yang dinamis serta positif.

2.2 Landasan Teori

Suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila lebih banyak

melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Jadi, dalam landasan

6
7

teori ini mengenai penggunaan ice breaking pada pembelajaran tematik

diantaranya sebagai berikut :

2.2.1 Ice Breaking

2.2.1.1 Pengertian Ice Breaking

Ice breaking adalah permainan atau aksi yang berfungsi untuk mengubah

suasana tidak aktif dalam pertemuan. Yang pasti sebelum suatu gerakan terjadi

untuk melonggarkan segalanya menjelang awal pembelajaran, setidaknya satu

memilih pembuka percakapan, yang mungkin tidak dibatasi atau tanpa

perencanaan khusus (said,2010). Ice breaking dalam pembelajaran merupakan

cara yang digunakan untuk mencairkan suasana yang kurang kondusif selama

proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dapat dikombinasikan dengan

materi, kondisi siswa dan lingkungan belajar.

Menurut supriadi, ice breaking adalah padana 2 kata inggris yang

mengandung kata makna “memecah es”. Istilah ini sering dipakai dalam training

dengan maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan diantara peserta pelatihan,

sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa berinteraksi dengan baik

antar satu dengan yang lainya. Ice breaker dalam pembelajaran dapat diartikan

sebagai pemecah siuasi kebekuan fikiran dan fisik siswa.

Permainan penyegar (ice breaking) adalah suatu kegiatan yang dilakukan

untuk mencairkan suasana pembelajaran yang membosankan, kaku, dan pasif

menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, menyengarkan, aktif dan

membangkitkan motivasi untuk belajar lebih bergairah. Dengan kata lain ice

breaking juga berfungsi untuk meningkatkan minat belajar peserta didik karena
8

minat belajar adalah kondisi dimana siswa merasa bergairah untuk melakukan

proses belajar.

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak dalam diri pembelajar yang meninmbulkan perbuatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari perbuatan belajar dan yang

memberikan arah pada perbuatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

pelajaran itu dapat tercapai.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas penulis menyimpulkan

bahwa ice breaking adalah suatu aktivitas atau permainan yang dilakukan untuk

menata niat peserta didik agar selalu termotivasi dan tertarik dalam mencari ilmu.

2.2.1.2 Pentingnya Ice Breaking dalam Pembelajaran

Proses pembelajaran yang serius dan kaku tanpa sedikitpun ada nuansa

kegembiraan tentu akan sangat membosankan. Apalagi diketahui bahwa

berdasarkan penelitian kekuatan rata-rata manusia untuk konsentrasi dalam situasi

yang monoton hanya sekitar 15 menit saja. Ice breaking sangat penting dalam

pembelajaran karna membantu menciptakan suasana yang santai dan membangun

interaksi antara peserta didik. Ini dapat meningkatkan kenyamanan, memecahkan

kebekuan awal, dan meningkatkan keterlibatan siswa, yang pada gilirannya dapat

meningkatkan efekivitas proses pembelajaran.

Darmansyah menjelaskan bahwa dalam pembelajaran efektif jika peserta

didik dalam kegiatan gembira. Dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional

memberikan kontribusi yang sangat signitif terhadap kecerdasan intelektual

banyak cara untuk memberikan semangat kepada peserta didik diantaranya ice
9

breaking yang disisipkan dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan ice

breaking dalam pembelajaran maka siswa akan memperoleh pembelajaran yang

efektif serta dapat terdorong untuk semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Mac Lean juga menyatakan bahwa ketika otak berada pada situasi

tertekan, otak berada pada metode bertempur. Orang yang dapat berkonsentrasi

lebih baik daripa biasanya, diakan dapat memberikan hasil yang lebih pula. Anak

diperlakukan sesuai dengan tumbuh kembangnya, bebas dari rasa takut dan

ancaman. sekolah merupakan salah satu tempat pembelajaran bagi anak. Mereka

memiliki ruang ekpresi yang terbuka lebar. Dengan demikian, peserta didik tidak

akan bebas apabila proses belajar penuh dengan tekanan.

Dengan demikian, sangat penting untuk seorang guru dalam menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya dengan melaksanakan

teknik ice breaking dalam upaya menjaga stamina. Berikut ini akan dikaji satu

persatu landasan pentingnya ice breaking dalam pembelajaran.

2.2.1.3 Tujuan dan Manfaat Ice Breaking

Menurut slamet windarto dalam bukunya yang berjudu 99 ice breaking

untuk layanan bimbingan dan konseling menjelaskan bahwa tujuan

dilaksanakannya ice breaking adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya kondisi yang sama antar peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran di kelas.

2. Meniadakan pembatas bagi peserta didik, agar tidak terdapat sekat

antara dia pandai dia tidak, dia kaya dia tidak, dia cantik dan
10

sebagainya. Namun yang ada adalah sama-sama menggapai

kesempatan untuk berprestasi.

3. Menciptakan suasana yang hangat antara peserta didik.

4. Menciptakan semangat dan motivasi sesama peserta didik agar

mengikuti kegiatan yang berlangsung sampai selesai.

Adapun manfaat dilaksanakanya ice breaking dalam

pembelajaran anak tidak merasa bosan, sehingga daya tangkap dan

semangat anak tidak menurun. Dengan adanya ice breaking anak

merasa senang terhadap guru yang mengajar dan mata pelajaran yang

disampaikan.

2.2.1.4 Ragam Teknik Ice Breaking

Berbagai macam cara ice breaking yang dapat diberikan untuk peserta

didik, diantaranya sebagai berikut :

1) Gerakan

Menggerakkan organ tubuh dengan cara bergantian atau bersamaan

yang tidak perlu menguras banyak tenaga, tidak membahayakan,

dan yang pasti mengandung kegembiraan.

2) Bertepuk

Tepuk tangan adalah aktivitas yang bisa dipraktekkan secara

langsung tanpa adanya konseptual yang rumit untuk dipersiapkan.


11

3) Menyanyi

Kegiatan yang banyak disukai anak-anak adalah beryanyi dengan beryanyi

kelas menjadi berwarna kembali. Karena guru berinovasi dalam membuat

lagu yang bernuansa pendidikan bahkan yang selaras dengan pelajaran.

4) Permainan

Stimulasi yang dapat dilakukan peserta didik dalam pembelajaran salah

satunya adalah bermain. Belajar tidak semua memperhatikan, membaca

atau menulis namun dengan bermain juga dapat belajar, tergantung

bagaimana guru menerapkan edukasi dalam permainan.

5) Story telling

Story telling adalah bentuk mengalihkan perhatian siswa kepada seseorang

yang bercerita di depan. Bentuk dari cerita biasanya mengandung teladan

atau kisah nyata yang dapat dijelma oleh pemikiran peserta didik.

6) Tebakan

Tebakan yang dimaksud adalah aktivitas yang dapat menghidupkan pola

fikir anak dalam menerima rangsang untuk menjawab pertanyaan yang

ada.

7) Kalimat indah dan bermakna

Guru memberikan pesan-pesan yang mengandung motivasi, menginpirasi,

dan kalimat yang positif untuk disampaikan dan mengandung teladan bagi

peserta didik.

2.2.1.5 Teknik Ice breaking Dalam Pembelajaran

Ice breaking yang baik dan efektif membantu proses pembelajaran adalah

ice breaking yang direncanakan dan dimasukkan dalam skenario pembelajaran.


12

1. Penerapan ice breaking secara spontan dalam proses pembelajaran

Ice breaking ini dilakukan tanpa persiapan atau tanpa direncanakan

terlebih dahulu oleh guru yang bersangkutan. Ice breaking diberikan

secara spontan adalah dengan tujuan untuk memusatkan perhatian peserta

didik kembali setelah sebelumnya keadaan kelas yang kacau atau sesudah

mata pelajaran diluar kelas.

Selanjutnya, bertujuan untuk memberikan semangat baru pada saat

semangat baru pada saat siswa mencapai titik jenuh, serta mengalihkan

perhatian terhadap fokus materi pelajaran berbeda. Meskipun ice breaking

spontan dilaksanakan tanpa perencanaan, namun diharapkan tetap

mempunyai nilai positif terhadap proses maupun hasil pembelajaran.

2. Ice breaking di awal kegiatan pembelajaran

Pada saat mengawali proses pembelajaran seorang guru harus

melaksanakan beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan mental anak

didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang akan berlangsung. Ice

breaking yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) memiliki kelebihan-kelebihan diantaranya ice breaking terpilih

secara tepat dalam materi pembelajaran.

3. Ice breaking pada inti kegiatan pembelajaran

Inti kegiatan pembelajaran melibatkan penyampaian materi

pembelajaran, interaksi siswa untuk memahami konsep, penerapan dalam

konteks nyata, dan penilaian untuk mengukur pemahaman dan

kemampuan siswa.
13

Dalam menggunakan ice breaking pada inti pembelajaran, ada

ketentuan yang harus dilakukan. Diantaranya adalah ice breaking

digunakan pada saat pergantian sesi atau pergantian kegiatan. Ice breaking

digunakan saat mengalami kejenuhan ataupun kebosanan dalam

menjalankan tugas belajar. Ice breaking juga dapat digunakan untuk

memberi penguatan materi pembelajaran yang sedang disampaikan.

4. Ice breaking pada akhir kegiatan pembelajaran

Ice breaking pada akhir pembelajaran berfungsi untuk memberikan

penguatan tentang pemahaman yang sudah disampaikan. Mengakhiri

kegiatan dengan penuh kegembiraan, dan memotivasi siswa untuk selalu

mengikuti pembelajaran berikutnya.

2.2.1.6 Jenis-jenis Ice Breaking

Ada banyak jenis ice breaking yang dapat digunakan dalam dalam proses

pembelajaran untuk mencairkan suasana kaku dan tegang di sekolah.

1. Yel-yel

Yel -yel walaupun sederhana tetapi mempunyai tingkat “penyembuh”

yang paling baik dibanding games lain. Dengan melakukan yel-yel

selain konsentrasi menjadi pulih kembali, juga dapat menumbuhkan

semangat yang tinggi dari peserta didik untuk melanjutkan pelajaran.

2. Tepuk tangan

Ice breaking jenis tepuk dapat dilakukan siapa saja. Bagi peserta yang

kurang suka menyanyi atau juga peserta yang kurang memilki rasa

percaya diri biasanya memilih model ini. Tepuk tangan juga sangat
14

bagus dilakukan oleh siapa saja dengan tidak melihat usia. Dari anak

kecil sampai orang tua tetap pantas melakukan jenis ini.

3. Lagu

Selama ini berdasarkan pengalaman, ice breaking jenis ini adalah

yang paling banyak disukai oleh peserta didik. lagu-lagu dalam

pembelajaran sangat populer dalam kegiatan belajar mengajar zaman

dahulu.

4. Gerak anggota badan

Jenis ini biasanya digunakan dalam pembelajaran jika dilihat para

peserta sudah kecapaian maka perlu digerakkan anggota badanya agar

kondisi sikologis kembali fresh. Jenis ini bisa dilakukan secara

individual maupun berpasangan

5. Gerak dan Lagu

Jenis ini hampir sama dengan jenis gerak anggota badan, justru jenis

ini lebih menarik, karena disertai dengan lagu.

6. Games atau permainan adalah jenis ice breaking yang paling membuat

siswa didik heboh melalui permainan suasana menjadi cair sehingga

kondisi belajar menjadi kondusif.

2.2.2 Minat
2.2.2.1 Pengertian Minat Belajar
Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.

Minat bersar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang

akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang

tidak mungkin melakukan sesuatu. Hal ini menunjukkan bahwa minat


15

mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu. Minat belajar

mempengaruhui seseorang untuk mau melakukan proses pembelajaran. Sehingga

dapat dikatakan minat belajar yang tinggi akan mendorong seseorang untuk

melakukan proses belajar dengan kemauan sendiri tanpa ada yang menyuruh.

Menurut tampubolon dalam khairani (2017:137) minat adalah perpaduan

antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

Sehingga minat adalah perpaduan dari keinginan dan kemauan atau dengan kata

lain minat adalah keinginan atau kemauan jika mereka berdua bersatu dalam

kurung menjadi satu.

Minat dapat diartikan sebagai suatu yang menjadi sumber identifikasi anak

dengan keberadaan pribadinya. Minat merupakan sumber motivasi yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Bila

seseorang melihat sesuatu akan menguntungkan orang tersebut akan berminat. Hal

ini berarti minat dapat timbul ketika seseorang tahu apa manfaat yang akan

diperoleh setelah melakukan sesuatu. Dapat dikatakan seseorang akan tumbuh

minat untuk belajar ketika dia tahu apa manfaat yang akan diperolehnya setelah

melakukan proses belajar tersebut.

2.2.2.2 Aspek minat belajar

Minat belajar seseorang dapat dilihat dari berbagai indikator minat belajar

yang menunjukkan seberapa besar minat seseorang dalam sesuatu pembelajaran.

Menurut Djali (2017:122) aspek minat belajar siswa merupakan aspek yang

penting sebagai berikut:


16

1. Afeksi dan Kecenderungan hati , adalah reaksi spontan seseorang

untuk memiliki kecenderungan menyukai dan ketertarikan sebagai

hasil dari pengalaman atas sesuatu kegiatan yang dilakukan. Siswa

yang berminat pada mata pelajaran cenderung menyukai di dasari

pernyataan rasa suka terhadap suatu mata pelajaran yang dimaksud.

2. Pengerahan kesadaran, merupakan pemusatan kesadaran terhadap hal

yang dipelajari. Semakin berminat seseorang maka ia semakin

memberi perhatian terhadap hal yang dipelajari. Siswa yang berminat

akan lebih fokus, sehingga cenderung memperhatikan saat pelajaran

berlangsung.

3. Seleksi dan pilihan nilai, siswa yang berminat pada suatu objek akan

berusaha memberikan nilai yang positif terhadap objek tersebut, dia

akan memberi penilaian yang positif dan seleksi terhadap pelajaran

yang ia pelajari sehingga muncul dorongan dalam mencapai objek

yang diminati.

Oleh karena itu seseorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu

pelajaran ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus dengan

cara memberikan perhatian lebih, memiliki konsentrasi dalam belajar dan

mengikuti penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

2.2.1.4 Faktor faktor yang mempengaruhi minat belajar

Dalam belajar terlibat berbagai faktor, sehingga kadang bila faktor itu

tidak ada, menyebabkan minat untuk belajar bagi siswa akan berkurang, bahkan
17

akan menjadi hilang sama sekali . berbicara mengenai faktor yang mempengaruhi

minat belajar siswa itu sendiri.

Aritonang menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

peserta didik yaitu sebagai berikut :

1. Cara mengajar guru

Cara mengajar ternyata sangat berpengaruh terhadap minat belajar peserta

didik. cara mengajar guru yang dapat meningkatkan minat belajar peserta

didik adalah guru yang dapat berperan sebagai demonstrator dan evaluator

yang baik dengan cara menarik perhatian siswa, membuat tujuan yang

jelas dan mengakhir pelajaran dengan berkesan.

2. Karakter Guru

Guru yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik adalah guru

yang mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan peserta didiknya.

Ketika hubungan baik antara guru dan peserta didik telah terjalin maka

peserta didik akan merasa lebih aman untuk belajar.

3. Suasana kelas

Lingkungan kelas yang tenang dan nyaman sangat diperlukan dalam

proses belajar mengajar. Akan tetapi lingkungan kelas sering membuat

siswa bosan dan kecewa berada di dalamnya, oleh karena tinggal di

lingkungan kelas yang sama dalam waktu yang lama, monoton, dan tidak

menarik. Pengaruh lingkungan kelas dapat merangsang siswa untuk

melakukan kegiatan-kegiatan yang dapt menunjang proses belajar

mengajar. Semakin kreatif guru dalam menciptakan suasa kelas yang

menarik akan meningkatkan minat belajar peserta didik.


18

4. Fasilitas belajar

Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran

daripada bila siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Dengan

menggunakan fasilitas belajar yang berupa alat peragaan tersebut dapat

membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian mengenai faktor yang mempengaruhi minat belajar

tersebut dapat diketahui bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar

adalah cara mengajar guru dan suasana kelas.

2.2.3 Pembelajaran tematik

2.2.3.1 Pengertian pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan bebrapa mata pembelajaran kedalam suatu tema atau topik

tertentu. Pendekatan ini bertujuan untuk memotivasi siswa, mengaitkan konsep-

konsep pembelajaran, dan meningkatkan pemahaman terhadap materi. Tema

tersebut dapat mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari atau isu-isu yang

relevan untuk meningkatkan keterkaitan antara pembelajaran dengan konteks

kehidupan siswa.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat

menentukan hasil pembelajaran. Pada tahun 2014 mulai diberlakukan kurikulum

2013 untuk setiap jenjang pendidikan dan khusus di sekolah dasar diberlakukan

pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik diuraikan sebaga berikut :


19

1. Pembelajaran tematik ini berangkat dari satu tema sebagai pusat untuk

memahami konsep maupun gejala dari berbagai bidang studi.

2. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang

menggabungkan berbagai bidang studi yang mengabstraksikan dunia

nyata dilingkungan sekitar sesuai kemampuan anak.

3. Pembelajaran tematik ini merupakan cara untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan anak secara responsif.

4. Menggabungkan konsep dalam berbagai bidang study yang berbeda

agar proses belajar menjadi bermakna.

Menurut kemendikbud pembelajaran tematik integratif merupakan

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari

berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Berdasarkan teori diatas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan

pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa kompetensi dari berbagai mata

pelajaran kedalam tema. Melalui pengintegrasian kompetensi mata pelajaran ini

diharapkan pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.

2.2.3.2 Karakteristik pembelajaran tematik

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri, termasuk

model pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran

yang menjadikan kegiatan bermakna dan utuh bagi peserta didik. Menurut Abdul

majid penjabaran karakteristik pembelajaran tematik tersebut yaitu:


20

1. Berpusat pada siswa

Pembeajaran tematik berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan

pedndekatan belajar modren yang lebih banyak menempatkan siswa

sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai

fasiliator yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan

aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu

yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Pemisahan mata pelajaran dalam pembelajaran tematik tidak begitu jelas.

Siswa belajar dengan diarahkan pada tema yang dekat dengan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyampaikan konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat

memahami konsep konsep tersebut secara utuh.

5. Bersifat flecsibel

Pembelajaran tematik bersifat pleksibel. Dengan demikian guru dapat

mengaitkan berbagai mata pelajaran dan juga mengaitkan nya dengan

kehidupan sehari-hari.
21

6. Menggunakan prnsip belajar yang menyenangkan

Pembelajaran tematik menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Siswa

belajar dari pengalaman langsung akan menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan.

2.2.3.3 Manfaat Pembelajaran Tematik

Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru

mendapatkan banyak manfaat. diantara manfaat tersebut adalah :

1. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual peserta

didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan

intelektualitasnya.

2. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu

mengekplorasikan pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan

pembelajaran.

3. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan antar

peserta didik.

4. Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan

profesionalismenya.

5. Menyenangkan karena bertolak dengan minat dan kebutuhan anak.

6. Hasil belajar akan bertambah lebih lama karena berkesan dan

bermakna

7. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi.


22

8. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja, toleransi,

komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

2.3 Penelitian Yang Relevan

1. Harianja May muna (2021) dengan judul “Implimentasi Dan Manfaat Ice

Breaking Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar”.

Penelitian kualitatif merupakan model penelitian yang diterapkan dalam

penelitian ini. Data dikumpulkan dengan teknik analisis melalui

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ice breaking dapat

diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk pendidikan nonformal.

Ice breaking dapat disatukan atau dipadukan dengan model pembelajaran

Realistik Setting Kooperatif (Resik) dan model pembelajaran lannya. (2)

Dengan diterapkannya Ice breaking dapat menarik minat belajar siswa,

motivasi belajar, daya serap, hasil belajar serta kemampuan komunikasi

matematis. (3) manfaat yang didapat dari diterapkannya Ice breaking ini

adalah untuk menghilangkan kejenuhan, kebosanan, serta rasa mengantuk

dengan hal sederhana yang dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa perlu

keterampilan yang mumpuni. Persamaan antara penelitian ini dengan

penelitan yang dilakukan oleh penulis ialah menggunakan teknik ice

breaking dalam meningkatkan minat siswa , metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Annisa Algivari (2022). dengan judul “Teknik Ice Breaking Pada

Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar ”. Pada jenis penelitian ini

menggunakan metode penelitian etode yang digunakan adalah metode


23

deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Teknik

analisis data menggunakan teknik analisis data dari Miles and

Huberman terdiri dari reduksi data, penyajian data dan yang terakhir

adalah tahap penarikan kesimpulan verifikasi Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan penerapan teknik Ice breaking pada pembelajaran

tematik sudah dilakukan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

akhir pembelajaran, sehingga menjadikan situasi pembelajaran menjadi

menyenangkan dan dapat membuat siswa mudah memahami materi

pembelajaran yang diberikan oleh guru dikelas.Simpulan penelitian

menunjukkan teknik ice breaking dapat digunakan dalampembelajaran

tematik di sekolah dasar. Implikasi penelitian ini guru dapat

menerapkan teknik ice breaking dalam kegiatan pembelajaran, agar

pembelajaran menjadi menyenangkan. Maka dapat di simpulkan bahwa

penggunaan ice Breaking dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Persamaaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama- sama

menggunakan teknik ice breaking dalam meningkatkan minat siswa.

Sedangkan perbedaan terletak pada penelitian ini menambahkan

pembelajaran tematik.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan permasalahan yang dikaji

adalah minat siswa terhadap pembelajaran tematik masih kurang. hal ini ditandai
24

dengan banyaknya siswa kurang minat dalam proses pembelajaran berlangsng,

sebagian siswa yang tidak memperlihatkan rasa senang dan perhatian, tidak

konsentrasi dan kurangnya keterlibatan siswa. Untuk mengetahui penyebabnya,

penulis juga mencoba melakukan wawancara dengan beberapa siswa. salah satu

penyebab yang dirasakan yaitu proses pembelajaran yang membosankan,

monoton, dan begitu saja tanpa adanya inovasi lain sehingga pembelajaran terasa

kurang menyenangkan bagi siswa.

Oleh karena itu perlu dilakukan adanya penggunaan ice breaking dalam

meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran tematik. Berikut disajikan

skema kerangka berpikir penelitian pada gambar berikut:


25

Proses Pembelajaran Tematik Kelas III SDN


100920 Aek Sigama

Kegiatan belajar mengajar hanya


menggunakan metode ceramah, guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang
monoton, suasana kelas yang kurang
kondusif

banyaknya siswa kurang minat dalam proses


pembelajaran berlangsng, sebagian siswa
yang tidak memperlihatkan rasa senang dan
perhatian, tidak konsentrasi dan kurangnya
keterlibatan siswa.

Memberikan refleksi dengan melakukan penggunaan teknik


ice breaking untuk meningkatkan minat belajar peserta
didik dalam proses pembelajaran

Hasil penggunaan ice breaking yang diterapkan


meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran tematik

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.

Pada penelitian ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-

kata, laporan terinci, dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi

yang alami dan dilakukan data sedalam-dalamnya.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Ada dua macam jenis data pada umumnya yaitu data kuantitatif dan

kualitatif yang akan dijelaskan dibawah ini, penulis terfokus pada data kualitatif

dalam melaksanakan analisis ini.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata atau verbal.

Cara memperoleh data kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara,

analisis dokumen dan observasi.

3.2.2 Sumber Data

Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan

sumber data dalam wujud data primer dan data sekunder.

26
27

1) Data Primer

Data primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber pertama (tidak melalui perantara). Baik individu maupun

kelompok. Jadi data yang didapatkan secara langsung. Data primer secara khusus

dilakukan untuk menjawab pertanyaan peneliti. Penulis mengumpulkan data

primer dengan metode survey dan juga metode observasi. Metode survey ialah

metode yang pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan

tertulis. Penulis melakukan wawancara kepada guru kelas untuk mendapatkan

data atau informasi yang dibutuhkan. Kemudian penulis juga melakukan

pengumpulan data dengan metode observasi.

3.3 Objek dan Informan Penelitian

3.3.1 Objek

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperlukan adalah

objek peelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung

masalah yang dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahanya. Adapun

objek penelitian yang penulis akan teliti adalah Penggunaan Ice Breaking Dalam

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik.

3.3.2 Subjek

Dalam penelitian kualitaif dikenal dengan istilah subjek penelitian. Subjek

dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang

memberikan informasi mengenai data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilaksanakan. Subjek dalam penelitian ini ialah :


28

a) Guru Kelas

b) Siswa Kelas III

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut sugiyono (2013:224). Mengemukakan bahwa teknik

pengumpulan data merupakan tahapan yang paling utama pada penelitian, tujuan

utama adanya analisis adalah untuk memperoleh data yang tepat. Peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara : wawancara, observasi,

angket, dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan

percakapan langsung anatara peneliti dan responden. Tujuannya adalah

untuk mendapatkan informasi mendalam, pemahaman, dan interpretasi

tentang subjek penelitian.

2. Observasi

Observasi dalam penelitian adalah metode pengumpulan data

dimana peneliti mengamati dan merekam fenomena-fenomena, perilaku,

atau kejadian secara langsung tanpa campur tangan. Tujuannya adalah

untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang situasi yang

diamati.

3. Angket

Angket dalam penelitian adalah instrumen pengumpulan data

berupa daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk

dijawab.
29

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian merujuk pada proses merekam,

mengumpulkan, dan menyimpan berbagai jenis dokumen atau informasi

terkait penelitian.

3.5 Keabsahan Data

Teknik pengabsahan data bertujuan untuk memperoleh yang sah.

Keabsahan data adalah data yang tidak berbeda yang diperoleh oleh peneliti

dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan

data yang telah disajikan dapat dipertanggung jawabkan. Keabsahan data yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

1. Traingulasi Data

Traingulasi adalah proses membandingkan dan memverifikasi

informasi dari berbagai sumber atau metode untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih komprehensif atau valid mengenai suatu topik

atau fenomena. Menurut wijaya (2018: 120-121) triangulasi data

merupakan teknik pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data berfokus pada pemahaman

mendalam terhadap konteks, makna dan interpretasi subjektif dari data. Teknik

analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu:

1. Analisis Naratif
30

Analisis naratif melibatkan penelitian dan interpretasi struktur naratif

dalam data. Mencakup bagaimana cerita atau pengalaman dibangun,

urutan peristiwa, karakter serta elemen-elemen naratif lainnya. Adapun

langkah langkah dalam menganalisis data sebagai berikut :

1. Pengumpulan data (coleecting data)

Merupakan tahap mengumpulkan data dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Dimana peneliti sebagai instrumen

kunci dalam pengumpulan data.

2. Seleksi dan editing

Merupakan pengecekan atau penelitian kembali data yang

telah dikumpulkan untuk mengetahui dan menilai kesesuiain dan

relevansi data yang dikumpulkan untuk bisa di proses lebih lanjut.

3. Pengkodean (Coding)

Proses menelaah dan menguji data mentah yang ada dengan

melakukan pemberian label dalam bentuk kata-kata, frase, atau

kalimat.

4. Penyajian Data

Menurut Rijali (2018:94). Penyajian data merupakan kegiatan

menyusun kumpulan informasi, sehingga dapat dilakukan

penarikan kesimpulan
31

Pengumpulan Data
(Coleecting data)

Seleksi dan Editting

Pengkodean (Coding)

Penyajian Data

Gambar 3.1 Teknik Analisis Penyajian Data


32

DAFTAR PUSTAKA

Adetya, A., Sakman, S., & Saefulloh, A. (2021). Bentuk Pelaksanaan Ice Breaking
Jenis Storytelling Yang Dilakukan Oleh Guru Dalam Pembelajaran Ppkn
Siswa Kelas Viii Di Smp Kristen Palangka Raya. Aksara: Jurnal Ilmu
Pendidikan Nonformal, 7(2), 577-588.

Fajarudin, A. A., & Samsudi, A. (2021). Teknik ice breaking sebagai penunjang
semangat dan konsentrasi siswa kelas 1 MI Nurul Islam
Jatirejo. Idarotuna: Journal of Administrative Science, 2(2), 147-176.

Harianja, M. M., & Sapri, S. (2022). Implementasi dan Manfaat Ice Breaking
untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6(1), 1324-1330.

Rahmawati, A., Astuti, D. D., & Ferina, O. M. (2020). Penerapan Metode Ice
Breaking Dalam Melatih Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Tematik
Kelas 5 Sd Negeri 1 Hadiluwih. Journal of Social Empowerment, 5(1), 63-
70.

Lubis, M. A. (2020). Pembelajaran Tematik SD/mi. Bandung: Prenada Media.

Surur, S. F. (2019). Implementasi Ice Breaking Dalam Meningkatkan Minat


Belajar Siswa di MI Riyadlotul Uqul Doroampel Sumbergempol
Tulungagung.

Sundari, R., Putra, M. J., & Dedy, A. (2022). Pengaruh Pemberian Ice Breaking
Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Lais. Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(4), 1651-1660.

Trismayanti, S. (2019). Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta


Didik di Sekolah Dasar. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam, 17(2), 141-
158.

32
33

Prayuda, I. C., Agung, P., Mashari, A., & Tohir, A. (2022). Pengaruh Teknik Ice
Breaking Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Kelas II SD. Jurnal
Evaluasi Dan Pembelajaran, 4(1), 1-5.

Prastowo, A. (2019). Analisis pembelajaran tematik terpadu. Bandung: Prenada


Media.

Anda mungkin juga menyukai