Anda di halaman 1dari 177

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PENATA LABORATORIUM

MENGENAI PENYAMPAIAN INFORMASI


KEPADA MAHASISWA
( Studi Kasus Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan 2017 )

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana llmu Komunikasi

Disusun Oleh :
PAULUS ARAN DEWA REBONG
051603503125176

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JAKARTA
2021
KOMUNIKASI INTERPERSONAL PENATA LABORATORIUM
MENGENAI PENYAMPAIAN INFORMASI
KEPADA MAHASISWA
( Studi Kasus Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan 2017 )

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana llmu Komunikasi

Disusun Oleh :
PAULUS ARAN DEWA REBONG
051603503125176

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
JAKARTA
2021
i
ii
iii
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Satya Negara Indonesia

Nama : Paulus Aran Dewa Rebong


Nim : 051603503125176
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Peminatan : Hubungan Masyarakat
“Komunikasi Interpersonal Penata Laboratorium Mengenai Penyampaian Informasi Kepada
Mahasiswa” ( Studi Kasus Mahasiswa Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan
2017)
Jumlah Halaman : xv + 117 Halaman + Lampiran
Bibiografi : 18 Buku ( 2005 – 2020 ); 2 Jurnal Online; Internet
ABSTRAK

Laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan di


dalam laboratorium terdapat berbagai alat dan bahan yang di gunakan untuk melakukan
percobaan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penyampaian informasi yang
dilakukan oleh penata laboratorium kepada mahasiswa
Landasan Teori yang digunakan adalah Teori Penggabungan Informasi dan
menggunakan Landasan Konseptual, Informasi, Fungsi dan Manfaat Informasi,
Penyampaian Informasi, Laboratorium, Penata Laboratorium, Mahasiswa
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Paradigma Post
Positivisme. Metode studi kasus. Menggunakan Teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara dan dokumentasi
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa proses penyampaian informasi yang
dilakukan penata laboratorium kepada mahasiswa menggunakan 3 komponen, yakni
komponen informasi, komponen orang, komponen sikap
Penyelesaian masalah penyampaian informasi yang dilakukan penata laboratorium
adalah memberikan pelatihan kepada penata laboratorium agar dapat menjelaskan setiap
pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa
Kata Kunci : Informasi, Komunikasi Interpersonal, Penggabungan Informasi
Pembimbing I : Risqi Inayah Dwijayanti, M.I.Kom
Pembimbing II : Drs. Solten Rajaguguk, MM

iv
The Faculty of Social and Political Sciences

University of Satya Negara Indonesia

Name : Paulus Aran Dewa Rebong


Students’ Registration Number : 051603503125176
Field of Study : Communication Science
Specialization : Public Relation
Laboratory Interpersonal Communication Regarding The Transmission Of Information To
Students ( The Student Case Study Of Medical School Ukrida 2017 )
Pages : xv + 117 + Attachments
Bibliography : 18 Books (2005 – 2020 ); 2 Jurnal Online, Internet
ABSTRACT
The laboratory is where a sample of the laboratory's tools and materials are used to
conduct experiments. The purpose of this study is to know the dissemination of information
by lab specialists to students
The basis for the theory used is the theory of integration information and using the
conceptual bases of information, the function and benefit of information, the transmission of
information, the laboratory, the laboratory, the lab, the student body
The approach used in this study is the qualitative. Post positivism paradigm. Case
Study research methods. Using data collection techniques of observation, interview and
documentation
The results of this study suggest that the process of delivering information that a
laboratory offers to university students involves 3 components, that is, the information
component, the person component, the attitude componen
Solving the problem of the delivery of information done by a laboratory director is
giving training to a laboratory stylist in order to explain every question given by a student
Keywords : Information, Interpersonal Communication, Information Integration
Advisor I : Risqi Inayah Dwijayanti, M.I.Kom
Advisor II : Drs. Solten Rajaguguk, MM

v
KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi mu Tuhan Yesus Kristus karena atas

keberkahannya kesehatan, kasih dan sukacita kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi Penelitian Ilmu Komunikasi yang berjudul “Komunikasi

Interpersonal Penata laboratorium Mengenai Penyampaian Informasi Kepada

Mahasiswa” ( Studi Kasus Mahasiswa Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida

2017)

Adapun penelitian ini telah penulis selesaikan dengan usaha semaksimal

mungkin dan tentunya dengan bantuan dari Diri Saya Sendiri, Orang Tua, Mamah,

Papah (alm), Abang, Kakak, Kakak Ipar, Om, Tante, Ponakan, Keluarga Besar

Rebong sehingga dapat memperlancar proses pembuatan penelitian ini. Penulis juga

ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dra. Merry L Panjaitan, MBA selaku Rektor Universitas Satya Negara Indonesia

2. Dr. Radita Gora Tayibnapis, S.Sos., MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Satya Negara Indonesia, Sekaligus Penguji I Saya

3. Sandra Olifia, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Satya Negara Indonesia sekaligus Penguji II Saya

4. Risqi Inayah Dwijayanti, M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing I Saya

5. Drs. Solten Rajaguguk, MM selaku Dosen Pembimbing II Saya

6. Agus Budiana, S.Sos., M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing Akademik Saya

vi
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Staff Universitas Satya

Negara Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu dari awal perkuliahan

sampai saat ini.

8. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida sebagai Objek Penelitian

Penulis

9. Rekan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida yang turut

membantu penulis dalam observasi di laboratorium

10. Bapak / Ibu Dokter dan Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

yang selalu mensupport dan selalu bertanya mengenai perkuliahan penulis

11. Teman Teman Seperjuangan 2016 Genap.yang masih berjuang saat ini, Surya,

Mia, Azizah, Ricky, Nanda, Ikhsan, Cing Ali, Ofrie,

12. Base Camp, Kopel, Okta, Ici, Badrus, Dimas, Ivan, Kibo, Mulia, Gitta, Claudia,

Jabal, Budi, Amoy, Adam, Fiqy, Ridho, Ega, Nana

13. Base Camp May, Igoy, Roy, Febri, Faisal, Elvira, Dinar, Sandi

14. Temen Temen Rumah dan Temen Temen Gereja, Habu, Okta, Tika, Jabong, Niar,

Lisko, Tio, Siska, Budi, Ka Eli

15. Group Hahahihi, Pa Tri, Pa Yadi, Pa Wawan, Bang Dul, Bang Berli, Mas Yanuar,

Mas Rohman, Mas Umar, Mas Ino, Mas Agung yang selalu mendengarkan

curahan hati penulis mengenai skripsi yang dilakukan

16. The Girls, Amel Bebzo, Dina, Selvi, Syanti, Desi, Samda, Mega, Della, Marlie,

Rika yang selalu mempunyai waktu untuk mendukung penulis

vii
viii
DAFTAR ISI

COVER

PERNYATAAN KEASLIAN / ORISINALITAS ....................................................... i

TANDA PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI .......................................................... ii

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii

ABSTRAK ..................................................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN ......................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1


1.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 12
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 12
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 13

2.1 Landasan Teoritis ....................................................................................... 13

ix
2.1.1 Teori Penggabungan Informasi ......................................................... 14
2.1.2 Asumsi Teori Penggabungan Informasi ............................................ 17
2.1.3 Komunikasi Interpersonal ................................................................. 18
2.2 Landasan Konseptual ................................................................................. 22
2.2.1 Informasi ........................................................................................... 22
2.2.2 Fungsi dan Manfaat Informasi .......................................................... 23
2.2.3 Penyampaian Informasi..................................................................... 26
2.2.4 Penata Laboratorium ......................................................................... 31
2.2.5 Mahasiswa ......................................................................................... 33
2.3 Alur Pemikiran ........................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 38

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 38


3.1.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 38
3.1.2 Waktu Penelitian ........................................................................... 38
3.2 Desain Penelitian ..................................................................................... 38
3.2.1 Paradigma Penelitian ..................................................................... 39
3.2.2 Pendekatan Penelitian ................................................................... 40
3.2.3 Metode Penelitian.......................................................................... 40
3.2.4 Sifat Penelitian .............................................................................. 42
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 43
3.3.1 Subjek Penelitian........................................................................... 43
3.3.2 Objek Penelitian ............................................................................ 43
3.4 Key Informant dan Informant ................................................................. 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 45
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................... 49
3.7 Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 51

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 53

4.1 Subjek Penelitian.................................................................................... 53


4.1.1 Sejarah Ukrida ............................................................................. 55
4.1.2 Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Ukrida ................................. 59
4.1.1.1 Visi................................................................................... 59
4.1.1.2 Misi .................................................................................. 59
4.1.3 Struktur Organisasi ...................................................................... 60
4.1.4 Logo Lembaga ............................................................................. 61
4.1.5 Profile Key Informant dan Informant .......................................... 61
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 65
4.2.1 Laboratorium Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Ukrida ( FKIK Ukrida )................................................................ 65
4.2.2 Kegiatan – Kegiatan dan Job Desk Kepala Laboratorium serta
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Ukrida................ ......................................................... . 67
4.2.3 Komunikasi Interpersonal Penata Laboratorium kepada
Kepala Laboratorium, Rekan Kerja dan Mahasiswa.................... 70
4.2.4 Cara Berkomunikasi Penata Laboratorium di Laboratorium
kepada Kepala Laboratorium, Rekan Kerja dan Mahasiswa ....... 74
4.2.5 Penyampaian Informasi Penata Laboratorium
kepada Mahasiswa......... .............................................................. 78
4.2.6 Kurang Akan Penyampaian Informasi yang Tidak Jelas
dan Tidak Akurat kepada Mahasiswa ........................................... 83
4.2.7 Efek Yang Terjadi Mengenai Penyampaian Informasi dari
Penata Laboratorium kepada Mahasiswa ..................................... 88
4.2.8 Pesan Informasi Kepala Laboratorium dan Rekan Kerja terhadap
Penata Laboratorium mengenai Penyampaian Informasi

xi
yang di sampaikan kepada Mahasiswa .......................................... 93
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 95

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 114

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 115


5.2 Saran ...................................................................................................... 116
5.2.1 Saran Teoritis ............................................................................... 116
5.2.2 Saran Praktis ................................................................................ 117

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR BAGAN

2.1 Model Teori Penggabungan Informasi ............................................................... 17

2.2 Alur Pemikiran .................................................................................................... 39

xiii
DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Informan ................................................................................................... 48

xiv
DAFTAR GAMBAR

1.1 Gambar Laboratorium ......................................................................................... 4

1.2 Gambar Dokumen Penulis .................................................................................. 8

1.3 Gambar Dokumen Penulis .................................................................................. 9

1.4 Gambar Dokumen Penulis .................................................................................. 10

4.1.2 Gambar Logo Ukrida .......................................................................................... 61

4.1.3 Gambar Struktur Organisasi ............................................................................... 62

4.2.5 Gambar Dokumen Penulis .................................................................................. 82

4.2.6 Gambar Dokumen Penulis .................................................................................. 89

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era jaman yang semakin canggih dan maju, teknologi yang mudah di jangkau

untuk semua orang, kecepatan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat

saat ini telah membawa manusia pada suatu tatanan baru. Sebuah tatanan dimana jarak

dan waktu tidak lagi menjadi permasalahan untuk berkomunikasi komunikasi pun

semakin berkembang pesat dan bahkan komunikasi itu sendiri menjadi suatu

pengetahuan yang perlu untuk kita ketahui, kita pelajari, dan tentu saja untuk di pahami

sampai saat ini, Hal ini disebabkan karena komunikasi merupakan langkah titik awal

dari kehidupan manusia yang hingga saat ini manusia tidak akan bisa terlepas dari yang

namanya komunikasi.

Komunikasi sebagai sarana paling penting bagi setiap manusia untuk mengerti

dirinya sendiri, mengerti dan memahami tentang orang lain, mengerti cara pandang

tentang lingkungan, mengetahui tempat dan cara kehadirannya di masyarakat serta

hubungan sesama di sekitarnya.

Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling

pengertian sesama, anggota serta masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi

memainkan peran penting, apalagi untuk ukuran manusia modern yang melek

teknologi yang memudahkan melaksanakan kegiatan dan aktivitasnya dalam

1
2

kehidupan sehari hari. Di sisi lain Komunikasi juga merupakan kegiatan mutlak yang

dilakukan seluruh umat manusia selama mereka masih hidup di dunia, karena manusia

sebagai makhluk sosial manusia perlu saling melakukan interaksi. Salah satu nya

adalah komunkasi interpersonal merupakan salah satu jenis komunikasi yang paling

sering dilakukan oleh individu dalam kehidupan sehari – hari nya, lebih umumnya

komunikasi interpersonal berlangsung secara tatap muka ketika komunikator

menyampaikan pesan kepada komunikan, akan menimbulkan umpan balik secara

langsung, dengan kata lain,

Komunikasi merupakan kebutuhan sehari-hari bagi seluruh umat manusia.

Tiada hari tanpa berkomunikasi. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang

lain untuk bertahan hidup. Komunikasi bisa disebut juga pertukaran pesan dari manusia

yang pertama dan manusia yang selanjutnya. Disini, manusia secara sadar atau tidak

setiap harinya melakukan komunikasi. Tiap komunikasi tentunya memiliki isi. Entah

itu hanya untuk bertanya kabar, mencari informasi, mengobrol, mencurahkan

perasaaan atau lainnya,

Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial. Paling

sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain. Yang karena

berhubungan tersebut menimbulkan interaksi sosial. Komunikasi berlangsung apabila

antara orang - orang yang terlibat, terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang

dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan

orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan

antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya, jika seseorang tidak mengerti
3

tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi tidak

berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang - orang tersebut tidak

komunikatif,

Menurut Gerald R. Miller Komunikasi terjadi ketika suatu sumber

menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk

mempengaruhi perilaku penerima ( Deddy Mulyana 2015 : 68 )

Komunikasi bisa terjadi di mana saja seperti hal nya di sebuah universitas,

antara penata laboratorium dengan mahasiswa, untuk mencapai tujuan bersama.

Universitas merupakan sebuah proses pembelajaran menuju ke jenjang profesi yang

lebih tinggi lagi dan akan ditekuni dimasa yang akan datang. Perguruan tinggi / institusi

pendidikan merupakan lembaga pendidikan yang menyediakan berbagai jurusan untuk

dapat dipilih mahasiswa guna mendapatkan ilmu pengetahuan dan sosial sesuai bidang

kemampuannya. Tujuan dari perguruan tinggi adalah menyiapkan peserta didik agar

memiliki kemampuan yang kompeten atau professional dan mampu menerapkan ilmu

pengetahuan yang di dapat ke dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satunya adalah

Universitas,

Sebuah perguruan tinggi yang dapat menjawab kebutuhan mahasiswa.

Universitas merupakan wadah bagi mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikan ke

jenjang berikutnya dan ini adalah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh

Universitas, bukan hanya merupakan wadah untuk mahasiswa saja melanjutkan ke

jenjang berikutnya, tetapi dari segi Akreditasi, Lokasi, Lingkungan Sosial, Fasilitas di
4

Universitas, seperti UKM, Lapangan Olahraga, Kelas, dan salah satunya untuk

melakukan sebuah riset atau penelitian yaitu Laboratorium.

Gambar : 1.1

Sumber : Dokumen Penulis

Laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan

di dalam laboratorium terdapat berbagai alat dan bahan yang di gunakan untuk

melakukan percobaan ( Aloysius Suyitno dan Sukirman 2008 : 22 )

Laboratorium merupakan sebuah tempat untuk melakukan sebuah penelitian

yang belum pernah dicoba sebelumnya dengan adanya laboratorium memudahkan

kegiatan mahasiswa dalam melakukan penelitian yang sebelumnya belum pernah di

lakukan, di dalam laboratorium ada petugas laboratorium yang bertugas merawat

kebersihan dari alat alat yang ada di laboratorium.

Petugas Laboratorium yakni Penata Laboratorium bertugas untuk Melakukan

pengelolaan laboratorium baik dalam bidang teknis maupun administrasi, Menjaga

kebersihan di dalam laboratorium, Memelihara dan merawat semua peralatan yang ada
5

di laboratorium, Membantu segala kegiatan yang ada di laboratorium, baik penelitian,

pelayanan maupun pengembangan, serta memberikan kemudahan kepada mahasiswa

yang sedang melakukan sebuah penelitian di dalam laboratorium tentu nya

penyampaian informasi yang baik antar penata laboratorium dan mahasiswa sangat di

butuhkan mengingat banyaknya peralatan yang tersedia di dalam laboratorium,

sehingga komunikasi yang jelas dan tepat, sangat di perlukan untuk menunjang

keberhasilan mahasiswa dalam mengerjakan penelitian mereka di dalam laboratorium.

Bagaimana menciptakan komunikasi yang jelas antara penata laboratorium dan

mahasiswa yang lain dalam menyampaikan pesan dengan orang yang diajak

berkomunikasi. Membuat orang yang disampaikannya mengerti dan memahami apa itu

komunikasi serta membagikannya kepada banyak orang, Komunikasi yang jelas

merupakan landasan untuk hubungan yang baik dengan komunikator dengan adanya

komunikasi yang jelas, maka akan mendapatkan suatu kesenangan dari komunikator.

kesenangan dalam komunikasi berarti komunikator merasa nyaman dengan pesan-

pesan, media dan hubungan-hubungan dalam melakukan kerja sama. Komunikasi

efektif adalah kegiatan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap

antara dua orang atau lebih yang hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Ketika komunikasi memang berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan dan

kita mendapatkan hasil yang sesuai seperti apa yang kita inginkan, ini adalah tanda

bahwa komunikasi yang kita jalin sudah berjalan dengan baik Komunikasi dapat

dikatakan berhasil apabila memenuhi hal hal berikut seperti : Pesan dapat diterima dan

dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya, Pesan yang
6

disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan

perbuatan yang diminati oleh pengirim, Tidak ada hambatan yang berarti untuk

melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

Dalam hal ini komunikasi yang jelas sangat penting untuk satu sama lain untuk

mencapai yang sudah di buat sebelumnya, dengan ada nya komunikasi yang jelas maka

segala sesuatu nya akan mudah dan akan mencegah terjadinya miss komunikasi dalam

penyampaian informasi.

Penyampaian informasi yang jelas dapat dilihat dari adanya kejelasan dan

konsistensi, kecukupan pesan, pembagian informasi yang dibutuhkan, saluran

komunikasi, waktu yang tepat, garis komunikasi dan kepercayaan dari penata

laboratorium kepada mahasiswa nya”. Penyampaian Informasi yang di maksud seperti

apakah cukup jelas informasi yang diberikan kepada orang tesebut mulai dari

penyampaian nya, pesan yg disampaikan jelas atau tidak sehingga informasi yang di

dapatkan harus berjalan dengan efektif

Penyampaian Informasi yang efektif dari komunikator kepada komunikan

sangat dibutuhkan dalam menggerakkan aktivitas yang sedang dilakukan dalam

kehidupan sehari hari, seperti dari penata laboratorium kepada mahasiswa

penyampaian informasi yang sangat efektif itu perlu agar mahasiswa cepat dapat

memahami apa yang dijelaskan kepada penata laboratorium dan tidak bertanya tanya

lagi kepada teman di sampingnya sehingga bisa mengerjakan sendiri dan

menyelesaikan pekerjaan nya di laboratorium sebaik mungkin. Penyampaian informasi

yang efektif memberikan dampak yang baik untuk mahasiswa dan universitas karena
7

keberhasilan dari suatu universitas sangat di tentukan oleh banyaknya pemberian

dukungan dan dorongan kepada mahasiswa seperti pemberian pesan informasi yang

efektif,

Namun Para mahasiswa mempunyai kendala dalam mengoperasikan alat alat

di laboratorium, dan berbagai penyimpanan alat – alat yang ada di laboratorium, seperti

kurang jelasnya penyampaian informasi yang di sampaikan oleh penata laboratorium

ke mahasiswa dalam mengoperasionalkan alat – alat di laboratorium, melihat di dalam

laboratorium ada beberapa partikel alat alat yang menunjang kelancaran penelitian

mereka.

Penata laboratorium hanya memberikan instruksi saja dengan mengatakan “alat

yang seperti ini cara nya seperti ini “ lalu “kalau yang alat itu caranya seperti itu” setiap

menjelaskan ke mahasiswa ketika berada di laboratorium, seharusnya sebagai

mahasiswa mereka berhak mendapatkan informasi yang sangat jelas dan secara rinci

mengenai operational procedure dan cara menggunakan alat alat di laboratorium, dan

hasilnya beberapa dari mahasiswa bahkan tidak ada yang mengerti, serta mereka

bertanya tanya lagi dengan teman di sampingnya, dan hasilnya “sama”, selain itu juga

mahasiswa tidak di beritahu dengan jelas mengenai penyimpanan alat alat di dalam

lemari, sehingga memakan waktu mereka lebih lama dalam mencari alat – alat yang

mereka tidak tahu tempatnya dimana, oleh karena itu penyelesaian penelitian mereka

jadi terhambat, di karenakan kurang jelasnya penyampaian pesan dan informasi yang

diterima oleh mahasiswa dari penata laboratorium.


8

Gambar 1.2

Sumber : Dokumen Penulis

Dari tampilan gambar di atas salah satu mahasiswa menyampaikan aspirasi

keluhannya nya mengenai penggunaan alat di laboratorium, dia mengatakan penjelasan

mengenai alat di laboratorium yang diberikan penata laboratorium kurang jelas dan

cara memberikan informasi nya juga tidak serius sehingga membuat penelitian mereka

menjadi terhambat,
9

Gambar 1.3

Sumber : Dokumen Penulis

Tidak berbeda dengan teman angkatannya nya, mahasiswa ini juga

menyampaikan aspirasi keluhannya di laboratorium, sedikit berbeda dengan

mahasiswa yang satu nya, mahasiswa ini mengatakan tidak hanya penjelasan

penggunaan alat alat lab saja yang membuat mahasiswa ini kesulitan di dalam

laboratorium. Melainkan peletakan alat alat yang partikel nya kecil dan penata

laboratorium juga tidak menjelaskan peletakan alat alat yang partikel nya kecil itu

letaknya dimana, sehingga menyulitkan mahasiswa untuk mencari alat alat yang baru

untuk mengganti alat alat yang lama yang sudah kotor..


10

Gambar 1.4

Sumber : Dokumen Penulis

Berbeda dengan mahasiswa yang ini, mahasiswa ini mengatakan penata lab

tersebut cara pengajaran menggunakan partikel hewan juga berbeda pada saat

workshop dan pada saat di lab skripsi, sehingga membuat kesulitan mahasiswa tersebut

dalam melakukan penelitinnya di karenakan instrumen yang dia dapatkan dari

pengambilan darah berbeda karena itu sangat berpengaruh besar pada hewan tersebut.
11

Melihat kesimpulan dari pernyataan ke tiga mahasiswa di atas bahwa hak

mereka sebagai mahasiswa untuk mendapatkan informasi yang sesuai terkait

mengoperasionalkan alat alat di laboratorium dan berbagai penyimpanan mengenai alat

– alat yang ada di laboratorium kurang jelas, sehingga mereka merasa kesulitan untuk

menyelesaikan penelitian mereka di laboratorium, disini penulis tertarik membuat

penelitian dengan judul “ Komunikasi Interpersonal Penata Laboratorium mengenai

Penyampaian Informasi kepada Mahasiswa”

1.2 Pertanyaan Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang diangkat

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penyampaian informasi yang di sampaikan penata laboratorium

kepada mahasiswa ?

2. Apa saja hambatan – hambatan penyampaian informasi yang sampaikan penata

laboratorium kepada informasi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyampaian informasi yang dilakukan oleh penata

laboratorium dalam menjelaskan alat alat di laboratorium kepada mahasiswa

2. Untuk mengetahui hambatan – hambatan apa saja yang muncul pada saat penata

laboratorium tersebut menyampaikan informasi kepada mahasiswa.


12

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dalam penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi

lingkungan akademisi khususnya penata laboratorium dalam disiplin ilmu komunikasi,

tentang penyampaian pesan dan informasi. Manfaat yang diharapkan peneliti yaitu

sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pesan dan informasi

khususnya dalam bidang ilmu komunikasi yang berfokus pada kajian penyampaian

pesan dan informasi dengan menggunakan fasilitas teknologi yang ada pada saat ini

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi pihak Universitas Kristen Krida Wacana, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan masukan dalam mengelola kebijakan universitas dalam

menangani permasalahan yang di dapatkan oleh penata laboratorium dalam

penyampaian informasi, khususnya mengenai penyampaian informasi penata

laboratorium kepada mahasiswa indikator yang dapat diungkapkan dari hasil penelitian

ini diharapkan dapat membantu pihak Universitas dalam mengatasi masalah yang

berhubungan dengan topik penulisan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

Secara umum pengertian teori menurut menurut buku Teori Komunikasi,

Stephen W Little John ( 2019 : 22 ) Teori adalah sebuah cara untuk melihat fakta dan

menunjukannya, dengan kata lain teori itu seperti sebuah hasil yang tinggal di sebar

luaskan saja, teori teori menyusun dan menyatukan pengetahuan yang sudah ada,

sehingga kita tidak perlu memulai semua pengetahuan yang sudah ada teori teori atau

pengetahuan yang teroganisir dari suatu bidang yang di kembangkan oleh hasil – hasil

dari akademisi akademisi sebelumnya memberikan sebuah titik awal untuk memahami

bidang apapun. Istilah teori komunikasi dapat mengacu pada sebuah teori tunggal atau

dapat digunakan untuk menandakan kearifan kolektif yang di temukan dalam seluruh

kesatuan teori teori yang berhubungan dengan komunikasi.

Teori teori yang di sertakan disini berbeda dalam cara bagaimana mereka di

hasilkan, jenis penelitian yang di gunakan, cara mereka di presesntasikan, dan aspek

kimunikasi yang ingin di sampaikan. Perbedaan ini hadir sebagai sebuah sumber yang

kaya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan mendalam

mengenai pengalaman komunikasi. Setiap teori melihat pada sebuah proses dari sudut

yang berbeda, mengajak anda untuk memikirkan apa yang di maksudkan oleh

komunikasi dan bagaimana komunikasi bekerja dari titik tersebut.

13
14

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa teori merupakan sebuah

rangkaian yang berbentuk definisi, asumsi, konsep untuk menerangkan atau

menjelaskan secara sistematis dengan merumuskan suatu penjelasan atas fenomena

yang terjadi. Maka dari hal ini teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

Teori Penggabungan Informasi

2.1.1 Teori Penggabungan Informasi ( Information Integration Theory )

Teori Penggabungan Informasi atau Information Integration Theory yang

dikemukakan oleh Martin Fishbein dengan memberikan suatu berupa gambaran

bagaimana cara nya manusia mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi tentang

seseorang, peristiwa, gagasan atau objek lainnya untuk membentuk suatu sikap

terhadap objek pada konsep tersebut ( Stephen W Littlejohn, 2019: 111).

Pendekatan teori ini cukup menjadi populer karena teori ini mampu

menjelaskan bagaimana cara pembentukan informasi tersebut dapat menyerupai sikap.

Informasi adalah salah satu dari kekuatan sistem interaksi yang berpotensi untuk

memengaruhi sebuah sistem kepercayaan atau sikap individu masing masing. Dengan

kata lain, asumsi teori ini menunjukkan bahwa orang-orang mengakumulasikan dan

mengorganisasikan informasi yang didapatnya tentang sekelompok, orang, objek,

situasi atau ide-ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang tergabung

dari hasil penerimaan informasi tersebut ( Stephen W Littlejohn, 2019: 111).


15

Pendekatan penggabungan informasi (information integration) bagi pelaku

komunikasi berpusat pada cara kita (organisasi, individu) mengakumulasikan dan

mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi, dan gagasan yang membentuk

sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau yang negatif

terhadap beberapa objek. Kemudian disebutkan juga bahwa model teori ini bermula

dengan konsep kognisi yang digambarkan sebagai sebuah kekuatan sistem interaksi.

Informasi adalah salah satu kekuatan tersebut dan berpotensi untuk memengaruhi

sebuah sistem kepercayaan atau sikap individu. Sebuah sikap yang dianggap sebagai

sebuah akumulasi dari informasi tentang sebuah objek, seseorang, situasi, atau

pengalaman (Stephen W Littlejohn, 2019: 112)

Dalam Teori Penggabungan Informasi Terdapat dua variabel utama yang memiliki

peranan penting dalam memengaruhi perubahan sikap yaitu:

1. Valence atau valensi atau arahan. Valensi mengacu pada apakah informasi tersebut

isinya mendukung keyakinan atau menyangkal informasi tersebut. Ketika informasi

menyokong keyakinan, maka informasi tersebut mempunyai valensi “positif”.

Ketika tidak menyokong maka valensi “negatif”.

2. Bobot yang diberikan seseorang terhadap informasi. Bobot adalah sebuah kegunaan

dari kredibilitas. Jika seseorang berpikir bahwa informasi tersebut adalah benar,

Maka mereka akan memberikan bobot yang lebih tinggi pada informasi tersebut; jika

tidak, maka mereka akan memberikan bobot yang lebih rendah. Jelasnya, semakin
16

besar bobotnya, semakin besar pula dampak dari informasi tersebut pada sistem

keyakinan seseorang

Perubahan sikap itu terjadi karena informasi baru yang muncul dalam

keyakinan, menyebabkan adanya perubahan dalam sikap dalam individu bisa juga

karena informasi yang baru akan mengubah bobot dan mungkin juga valensi pada

sebuah informasi. Jadi, valensi melihat pada bagaimana informasi mempunyai cara

untuk memengaruhi sistem keyakinan seseorang dan bobot mempunyai cara yang lain

untuk memengaruhi seberapa banyak pengaruh tersebut bekerja. Kutipan informasi apa

pun biasanya tidak terlalu berpengaruh dalam individu karena sikap terdiri dari

sejumlah keyakinan yang bisa menyaring informasi yang baru. Akan tetapi, dengan

mengubah sedikit informasi atau memberikan informasi tersebut dengan bobot yang

berbeda, dapat memulai perubahan terhadap seluruh skema. Ide dasar di balik teori

penggabungan informasi bergantung pada keseimbangan keyakinan, valensi, dan

kredibilitas.

Menurut Martin Fishbein, ada dua macam keyakinan:

1. Yakin pada suatu hal. Ketika seseorang sudah meyakini suatu hal, maka seseorang

tersebut akan mengatakan bahwa hal tersebut memang ada dan benar adanya.

2. Yakin adalah perasaan seseorang pada kemungkinan bahwa hubungan tertentu ada

di antara dua hal. Menempatkan keduanya secara bersamaan akan membentuk

sebuah sikap positif mengenai suatu hal ( Stephen W Littlejohn, 2019: 112 - 113).
17

Akumulasi informasi yang diterima dan di dapatkan oleh seseorang akan

memungkinkan terjadinya hal-hal dari tiga sumber sebagai berikut:

1. Informasi dapat mengubah kemampuan derajat kepercayaan untuk meyakini atau

bobot terhadap keyakinan tertentu terhadap suatu objek.

2. Informasi dapat mengubah valence dari sebuah keyakinan yang sudah dimiliki

seseorang

3. Informasi dapat menambah keyakinan yang baru yang telah ada dalam struktur sikap

Teori penggabungan informasi terdiri dari tiga komponen utama yaitu information

(informasi), person (orang), dan attitude (sikap). Teori tersebut kemudian di

sederhanakan menjadi sebuah model yang di aplikasikan ke dalam penelitian ini.

Contoh model gambar dalam Teori Penggabungan Informasi :

INFORMASI SIKAP ORANG

Bagan 2.1 Model Teori Penggabungan Informasi

Sumber ( Martin Fishbein dalam buku Stephen W Little John 2019 : 111 ) dan

tambahan dari Penulis.

2.1.2 Asumsi Teori Penggabungan Informasi

Teori ini ber asumsi bahwa :


18

“ The Information Integration approach to the community centerson the ways we

accumulate and organize informations about person, object, situation, and ideas to

form attitude, or predispotition to act in a positive or negative way toward some object.

“(Littlejohn, 2019 : 111 )

Menurut penulis, Teori Penggabungan Informasi dapat dikaitkan dengan

permasalahan yang ingin di teliti, karena dari teori inilah para mahasiswa mendapatkan

banyak informasi yang mereka terima dari penata lab, namun menurut mahasiswa yang

melakukan penelitian di laboratorium, informasi yang mereka dapatkan tidak sesuai

dengan apa yang mereka inginkan, sehingga terjadi perubahan sikap kepada mahasiswa

tersebut di karenakan sulitnya mahasiswa dalam mengoperasionalkan alat alat di

laboratorium.

2.1.3 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi yang berlangsung antara pribadi

yang satu dengan pribadi yang lain. Dalam jenis komunikasi ini, unsur pribadi

terlibat secara utuh antara satu dengan yang lainnya dalam penyampaian dan

penerimaan pesan secara nyata. Jenis ini, setiap peserta komunikasi tidak hanya

memperhatikan pada isi pesan tetapi juga memperhatikan pada isi pesan tetapi juga

memperhatikan kadar hubungan antara pribadi. Setiap pihak ( pribadi ) dapat

bertindak sebagai komunikator sekaligus komunikan ( model dua arah ). ( Ali

Nurdin 2020 : 27 )
19

Komunikasi Interpersonal (interpersonal communication) juga bisa di katakan

sebagai komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap peserta nya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal

maupun non verbal. Komunikasi Interpersonal juga merupakan proses pengiriman

dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang di antara sekelompok kecil orang

– orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika

Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesan – pesan di sampaikan

kepada orang lain, proses pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang

lainnya biasanya di antara dua orang yang dapat langsung di ketahui balikannya.

Dengan bertambahnya orang –orang yang terlibat dalam komunikasi menjadi

komplekslah komunikasi tersebut.

Komunikasi Interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Komunikasi

Interpersonal bukan hanya komunikasi dan pengirim pda penerima pesan

begitupula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan

penerima pesan. Komunikasi Interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan

– tanggapan stimulus respon, akan tetapi serangkaian proses saling menerima dan

penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masing masing pihak.

Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan

mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi

pihak – pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar

dapat merubah pemikiran dan sikap sesuai dengan topik yang di kaji bersama.
20

Agar komunikasi interpersonal yang di lakukan menghaslkan hubungan

interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu bersikap

terbuka, sikap percaya, sikap mendukung dan terbuka yang mendorong timbulnya

sikap yang paling memahami, menghargai dan saling mengembangkan kualitas

hubungan interpersonal perlu ditambahkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki

hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak.

Pentingnya suatu komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis yang

menunjukan terjadinya interaksi, seseorang yang terlibat dalam komunikasi bentuk

ini berfungsi ganda masing – masing menjadi pembicara dan pendengar secara

bergantian dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para

pelaku komunikasi untuk terjadinya pergantian bersama (mutual understanding )

dan empati. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan

status sosial melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing – masing adalah

manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar di hargai dan dihormati sebagai

manusia

Komunikasi Interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai

paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

komunikan. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka oleh karena

dengan komunikasi itu terjadilah kontak pribadi (personal contact) ketika

menyampaikan pesan umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback)


21

mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang diontarkan

pada ekpresi wajah dan gaya bicara

Fokus dari komunikasi interpersonal ini dalam penelitian yang di buat oleh

penulis adalah penyampaian informasi yang disampaikan penata laboratorium

kepada mahasiswa, bukan hanya sekedar penyampaian informasi saja melainkan

supaya mahasiswa dapat menggunakan alat –alat di laboratorium skripsi dan

menyelesaikan penelitian mereka demi tercapainya kepentingan bersama antar

mahasiswa dan Universitas.


22

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Informasi

Pengertian Informasi menurut Fayol and Taylor adalah berupa stimulus yang di

tangkap panca indera selanjutnya diteruskan ke otak/pusat saraf di dalam otak, stimulus

mengalami proses transformasi, yaitu diolah dengan pengetahuan, pengalaman, selera,

dan iman seseorang, keluaran ( output ) dari proses tersebut berupa informasi yang

diingat ( Memory ) dalam diri seseorang atau diteruskan kepada orang lain. ( Wiryanto

2004 : 28 )

Proses penerimaan informasi. dengan kata lain informasi menjadi data yang

paling penting untuk memberikan pengetahuan yang berguna. Informasi sebagai

bagian dari proses komunikasi dalam konteksnya juga bisa bermakna pesan ( message

), berita, atau pemberitahuan Informasi yang baik memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Relevan, informasi yang diberikan berkaitan dengan sejauh mana informasi tersebut

dapat membuat perbedaan untuk alternatif pengambilan keputusan.

2. Akurat, berkaitan dengan ketepatan dan keandalan informasi sehingga informasi

yang akurat berarti bebas dari kesalahan dan tidak menyesatkan pemakai informasi.

3. Tepat waktu, ketepatan waktu sebuah informasi sangat penting, karena informasi

tersebut harus tersedia pada saat dibutuhkan dalam menghubungkan dengan

pengambilan keputusan atau kebijakan.


23

4. Ringkas, berarti informasi tersebut sudah digolongkan dan disajikan dalam format

yang tidak terlalu detail sehingga tidak membingungkan para pemakai informasi.

5. Jelas, informasi yang menunjukkan tingkat kemampuan informasi sudah

digolongkan dan disajikan dalam format yang tidak terlalu rinci.

6. Dapat diukur, berhubungan dengan konsep pengukuran informasi yang dapat diukur

akan menambah nilai informasi tersebut.

7. Konsisten, berhubungan dengan kemampuan untuk dapat dibandingkan dengan

informasi sejenis dari fungsi yang berbeda atau informasi yang sejenis dengan waktu

yang berbeda.

2.2.2. Fungsi dan Manfaat Informasi

Manfaat utama dari informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi

ketidakpastian. Informasi sebagai data yang diolah, bermanfaat dalam menambah

kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacammacam pilihan ( Tata Sutabri 2012:

19)

Artinya, informasi memberikan dasar guna melakukan seleksi bukan

mengarahkan pada apa yang harus dilakukan dalam kondisi dan situasi tertentu, sebuah

informasi dapat bermanfaat dalam mengurangi keragu-raguan dan menentukan suatu

alur tindakan (keputusan).

Solomon E. Asch juga mengatakan bahwa informasi merupakan sumber dari

semua sikap atau informasi sebagai pesan dalam konteks komunikasi juga disebutkan
24

memiliki inti pesan (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba

mengubah sikap dan tingkah laku komunikan ( Jalaludin Rakhmat 2018: 231)

Manfaat informasi yang bisa terus berkembang pada berbagai bidang yang

berada didekatnya, seperti informasi yang bersifat edukatif, informatif, dan rekreatif

bermanfaat bagi penambahan ilmu pengetahuan, informasi dan hiburan. Secara umum,

informasi memiliki banyak manfaat bagi manusia dan dibutuhkan dalam seluruh

komponen kehidupan manusia. Informasi bermanfaat dalam menunjang peningkatan

kinerja kehidupannya dan di lengkapi dengan 7 macam fungsi informasi.

Adapun beberapa fungsi informasi adalah sebagai berikut:

1. Menjadi Sumber Pengetahuan Baru

Informasi valid yang didapatkan oleh seseorang dapat menjadi pengetahuan baru

dan menambah wawasan di bidang tertentu. Misalnya informasi mengenai cara

mengatasi masalah kesehatan yang didapatkan dari konten di internet. Mungkin

informasi tersebut adalah sesuatu yang umum dan sudah banyak diketahui orang.

Namun, mungkin saja ada seseorang yang belum mengetahui informasi tersebut.

2. Menghapus Ketidakpastian

Kurangnya informasi tentang sesuatu akan menimbulkan ketidakpastian. Untuk

menghapus ketidak pastian tersebut maka diperlukan informasi lengkap dan valid

dari sumber terpercaya.


25

3. Sebagai Media Hiburan

Informasi juga dapat berfungsi sebagai media hiburan bagi masyarakat. Misalnya

informasi mengenai objek wisata di suatu tempat yang disajikan dengan bahasa dan

gambar-gambar yang menarik.

4. Sebagai Sumber Berita

Suatu informasi mengenai hal tertentu bisa dipakai sebagai sumber berita yang

disampaikan kepada khalayak. Misalnya, informasi tentang Asian Games yang

didapatkan dari media Televisi, Radio, dan situs berita online.

5. Untuk Sosialisasi Kebijakan

Informasi adalah komponen penting dalam berkomunikasi dengan pihak lain. Salah

satunya adalah untuk menyampaikan suatu kebijakan dari pemerintah kepada

masyarakat yang dilakukan dengan cara sosialisasi.

6. Untuk Mempengaruhi Khalayak

Penyampaian informasi melalui media massa biasanya dilakukan untuk

mempengaruhi khalayak. Misalnya informasi mengenai suatu produk melalui

Televisi yang tujuannya agar masyarakat mengenal dan tertarik untuk

menggunakannya.

7. Menyatukan Pendapat
26

Di era media sosial seperti sekarang ini, sangat mudah untuk menyampaikan

pendapat ke ruang publik. Namun, tidak semua pendapat tersebut sesuai dengan

fakta yang ada. Adanya informasi yang valid dari sumber terpercaya akan

bermanfaat untuk menilai setiap pendapat yang dikemukakan di ruang publik

apakah sesuai dengan informasi tersebut

2.2.3. Penyampaian Informasi

Penyampaian informasi merupakan hasil dari proses informasi yang di

dapatkan dengan berbagai cara dari beragam saluran, sumber baik secara langsung

seperti mendengar dari keluarga, teman, tetangga, dan lain-lain maupun dengan cara

media perantara seperti iklan, internet, media sosial, dan lain-lain dan sampaikan

kembali ke pada banyak orang

Penyampaian informasi membutuhkan proses yang akan menghasilkan

pendapat seseorang dan penting untuk menyesuaikan tujuan dan isi pesan yang akan di

sampaikan. Objek penyampaian pesan ini disebut sebagai penyampaian pesan atau

informasi dimana seseorang bisa menyampaikan masukan (input) yang bisa berupa

pesan, informasi, keterangan, dan lain-lain tanpa henti atau dikondisi aktif dan diam

Manusia bisa di bilang sebagai penyampaian jasa informasi atau pengguna informasi,

dimana pengetahuan yang telah didapatkan diolah dan dikelola secara khusus dengan

syarat yang khusus juga.


27

Penyampaian informasi masuk ke dalam salah satu faktor ketika mahasiswa

tersebut melakukan sebuah penelitian mahasiswa akan memutuskan untuk mencari

tahu tentang apa yang ada di laboratorium dimana mahasiswa tersebut berupaya lebih

untuk mendapatkan dan memperoleh segala jenis informasi yang ada di laboratorium

dari seperti alat alat laboratorium, cara penggunaan nya, serta prosedur yang di tetapkan

di dalam laboratorium. Mahasiswa menerima dan menggunakan informasi dari sumber

eksternal, juga untuk melihat bagaimana mahasiswa dapat menerima dan merasakan

informasi eksternal, bagaimana mahasiswa memilih dan menanggapi berbagai sumber

informasi, dan bagaimana informasi diinterpretasikan dan diberi makna

Dalam ilmu komunikasi, ketika seseorang mengungkapkan suatu hal, pesan

diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Orang-orang menerima, mengolah,

menyimpan, dan menghasilkan kembali informasi melalui proses pengolahan

informasi dalam komunikasi interpersonal seseorang yaitu meliputi sensasi, persepsi,

memori, dan berpikir (Jalaludin Rakhmat, 2018: 49).

Tahap paling awal penyampaian informasi adalah sensasi (sense), dengan

fungsi alat indera dalam menyampaikan informasi dari lingkungan sangat penting agar

manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya dan juga memperoleh

pengetahuan dan semua kemampuan dalam berinteraksi dengan dunianya (Jalaludin

Rakhmat, 2017: 49).

Sensasi ini kemudian akan membuat perbedaan kapasitas alat indera pada setiap

masing-masing orang sehingga akan terjadi perbedaan tipe, karakteristik, keinginan,


28

harapan, hingga kesenangan seseorang terhadap suatu hal. Setelah sensasi, terdapat

persepsi yaitu pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaludin Rakhmat, 2018:

51).

Morissan juga mengatakan bahwa manusia setiap saat menyampaikan begitu

banyak stimuli (information) dari lingkungannya, dengan faktor penentunya

bergantung pada faktor psikologis, seperti kepribadian, kebutuhan, motif, harapan, dan

pengalaman yang dimiliki (Morissan, 2017: 97-98).

Tidak seluruh stimuli akan di sampaikan oleh manusia atau seseorang, namun

mereka akan menyaring stimuli tersebut yaitu ada informasi yang di sampaikan dan

ada yang tidak disampaikan, disebut sebagai penyampaian selektif. Di dalam persepsi,

ada faktor lain yang sangat memengaruhinya yaitu perhatian. Jika seseorang sudah

memerhartikan, bisa diartikan sebagai proses mental stimuli atau rangkai stimuli

seseorang menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah

(Jalaludin Rakhmat, 2018: 52).

Faktor yang ada pada perhatian merupakan eksternal (seperti gerakan, intensitas

stimuli, kebaruan, dan perulangan), internal (perhatian yang selektif), biologis (hawa

nafsu), dan sosiopsikologis, tetapi yang paling memengaruhi pada peneitian ini

merupakan konsep faktor sosiopsikologis, dimana motif sosiogenis, sikap, kebiasaan,

dan kemauan memengaruhi apa yang seseorang perhatikan. Perhatian selektif ini
29

kemudian disimpulkan oleh ahli komunikasi yaitu Kenneth E. Andersen (Jalaludin

Rakhmat, 2017: 54) yaitu :

1. Perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis.

2. Seseorang cenderung memerhatikan hal tertentu yang penting, menonjol, dan

melibatkan diri seseorang tersebut.

3. Seseorang menaruh perhatian pada hal tertentu yang sesuai dengan kepercayaan,

sikap, nilai, kebiasaan, dan kepentingannya.

4. Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, juga

secara potensial akan menarik perhatian.

5. Dalam situasi tertentu secara sengaja seseorang menstrukturkan perilaku untuk

menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin diabaikan

6. Walaupun perhatian kepada stimuli bisa dianggap lebih kuat dan lebih hidup dalam

kesadaran seseorang, bukan berarti bahwa persepsi tersebut sebuah hal yang cermat

dialami.

7. Perhatian bergantung kepada kesiapan mental seseorang.

8. Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan

persepsi.

9. Intensitas perhatian itu tidaklah konstan.

10. Semua orang mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
30

11. Perubahan atau variasi sangatlah penting dalam menarik dan mempertahankan

perhatian.

Selanjutnya proses penyampaian informasi ini ditangkap pada memori yang

memengaruhi persepsi dan cara berpikir seseorang. Memori adalah sisem yang sangat

berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan

menggunakan pengatahuannya untuk membimbing perilakunya Schlessinger dan

Groves dalam buku (Jalaludin Rakhmat, 2017: 62). Tahap memori sendiri terdapat:

1. Pengingatan (recall), sebagai proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan

informasi secara verbal (kata demi kata)

2. Pengenalan (recognition), lebih sulit untuk diingat kembali mengenai sejumlah fakta

tetapi juga bisa lebih mudah untuk mengenalnya kembali.

3. Belajar kembali (relearning), mulainya penguasaan kembali mengenai pelajaran

atau penetahuan yang sudah pernah diperoleh adalah kinerja dari memori

4. Redintegrasi (redintegration), merekonstruksi seluruh pengalaman masa lalu dari

suatu petunjuk memori kecil dengan memory cues atau petunjuk memori melalui

panca indera.

Proses terakhir yang menjadi pengaruh menafsirkan stimuli seseorang adalah berpikir,

yaitu dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka

1. Mengambil keputusan (decision making) yang diambil dari hasil berpikir, usaha

intelektual, dan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif;


31

2. Memecahkan persoalan (problem solving) yang umumnya bergerak sesuai dengan

kebiasaan dengan hambatan yang dialaminya melalui faktor motivasi, kepercayaan

dan sikap yang salah, kebiasaan, dan emosi;

3. Menghasilkan yang baru (creativity) dengan karakteristik adanya gagasan baru yang

jarang terjadi, dengan cara memecahkan persoalan yang realistis, dan

mempertahankan insight yang orisinal, menilai, dan mengembangkannya sebaik

mungkin (Jalaludin Rakhmat, 2017: 68-74).

Informasi yang diterima oleh mahasiswa dari media perantara seperti gadget,

internet, misalnya, akan digunakan sebagai ‘senjata’ dalam memastikan kepastian atau

ketidakpastian terhadap suatu hal, seperti objek, orang, situasi atau ide - ide.

Penerimaan informasi ini akan terus diingat dan diolah secara eksplisit atau mudah

dicerna maupun menjadi jenis pengetahuan (tersimpan dalam keahlian dan pengalaman

seseorang). Akhirnya, informasi yang diberikan kepada mahasiswa menjadi konsep

utama pada penelitian ini adalah dimaksudkan untuk membentuk atau memperkuat isi

pesan yang di terima mahasiswa dalam mengoperasionalkan alat alat di laboratorium

2.2.4. Penata Laboratorium

Penata Laboratorium bisa disebut dengan Laboran adalah orang yang bertugas

membantu aktivitas segala kegiatan mahasiswa dan dosen di dalam laboratorium dalam

melakukan suatu kegiatan pendidikan dan penelitian. Dalam melakukan pekerjaan nya,

seorang laboran bertanggung jawab dalam menyediakan peralatan yang di perlukan

untuk kegiatan praktikum atau penelitian serta mengembalikan peralatan tersebut ke


32

tempat semula merapikan dan membersihkan lingkungan kerja setelah kegiatan selesai

di lakukan.

Ada 2 Laboran yang terdiri dari :

1. Teknisi : yaitu orang yang berperan untuk beroperasinya peralatan laboratorium

misalnya listrik air komputer, di samping pemeliharaan / perawatannya

2. Analisis : yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan analisis pada

bidang tertentu

Laboran Teknisi maupun Analisis yang handal sangat tentu di perlukan maka

sebaik nya mereka mempunyai keahlian kompetensi di bidangnya, terlebih misalnya

Laboran di laboratorium skripsi di perlukan lah sumber daya manusia yang mempunyai

kompetensi dan pemahaman dalam bidang yang berhubungan dengan laboratorium

skripsi kualifikasi minimum S1 di bidang Biologi, Kimia, Fisika, selain itu ada

beberapa fungsi laboran di antaranya :

1. Mendata alat – alat dan bahan – bahan yang ada di laboratorium

2. Mencatat semua jadwal praktikum dan kegiatan yang ada di laboratorium sesudah

dan sebelum mulai nya kegiatan atau praktikum tersebut berjalan

3. Merawat ruangan dan alat alat yang ada di laboratorium

4. Mencatat ketika bahan bahan yang sudah di pakai dan melaporkan kembali kepada

kepala laboratorium
33

5. Melayani kegiatan praktikum mahasiswa dan dosen

6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium

Penata Laboratorium sangatlah penting jika sudah berada didalam laboratorium

karena dari penata laboratorium segala aktivitas dan kegiatan dapat berjalan dengan

baik karena penata laboratorium memahami benar apa saja yang ada di laboratorium

untuk membantu penelitian dari mahasiswa dan dosen selain itu juga salah satu nya

penata laboratorium juga yang dapat menetukan keberhasilan Dosen dan Mahasiswa.

2.2.5 Mahasiswa

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh

statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi, mahasiswa juga merupakan calon

intelektual atau cendekiawan mda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali

syarat dengan berbagai predikat. ( Gafur 2015 : 17 )

Menjadi mahasiswa merupakan status yang di idam idamkan oleh beberapa

remaja yang telah lulus dari SMA untuk mencari pengalaman yang baru dengan

menemukan teman – teman yang baru di Universitas. Menyandang gelar mahasiswa

merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan mengapa demikian? Karena

mahasiswa di hadapkan dengan berbagai ekspetasi dan tanggung jawab yang di ambil

oleh mahasiswa cukup besar. Maka dari itu

Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda dan sumber insani pembangunan

pembinaan dan pengembangan nya di arahkan agar menjadi kader pimpinan bangsa
34

yang berjiwa pancasila upaya pembinaan dan pengembangan tersebut dilakukan

terutama melalui upaya pendidikan untuk mengembangkan kegiatan mahasiswa dan

ilmuwan sesuai dengan disiplin ilmu dan profesinya, dalam iklim yang demokratis.

Dengan demikian mahasiswa sebagai warga negara diharapkan daat menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional mampu menjadi

pemimpin dan tanggap terhadap kebutuhan dan teknologi serta memiliki rasa tanggung

jawab terhadap masa depan bangsa dan negara selain itu sebagai seorang mahasiswa

kita dituntut untuk berperan lebih dalam hal ini sinergitas nilai – nilai kehidupan

moralitas dan intelektual yang tinggi sangat diperlukan demi berjalannya peran

mahasiswa di dalam dunia kampus dan mahasiswa untuk dapat menciptakan sebuah

kondisi kehidupan kampus yang harmonis dan kehidupan di luar kampus yang dinamis

tanpa ada permasalahan

Peran dan Fungsi mahasiswa di antara nya sebagai berikut :

1. Secara santun tanpa mengurangi esensi makna dan agenda yang diperjuangkan dan

di harapkan

2. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam

jiwa setia mahasiswa

3. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa sebagai agen pengendali untuk

mencegah berbgaia penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah

mereka perjuangkan. ( Direja 2018 : 13 )


35

Fungsi dan peran mahasiswa tidak hanya berfokus pada penguraian kata kata

yang telah disebutkan ada beberapa fungsi dan peran mahasiswa yang lebih mengikat,

menyentuh dan teristimewa lagi di banding itu semua masa depan dan tolak ukur nya

suatu bangsa ditentukan oleh generasi mudanya salah satunya adalah oleh mahasiswa

maka dari itu seorang mahasiswa haruslah ingat dengan tugas yang telah di ambilnya

di kepalanya selain itu mahasiswa juga harus sadar dengan fungsi dan perannya untuk

suatu bangsa.
36

2.3 Alur Pemikiran

Penyampaian Informasi Penata Laboratorium


Kepada Mahasiswa

 Kejelasan Informasi
 Kelengkapan Informasi
 Perincian Informasi

TEORI PENGGABUNGAN INFORMASI

INFORMASI SIKAP ORANG

Mengetahui Penyampaian Informasi yang di lakukan


oleh Penata Laboratorium kepada Mahasiswa serta
hambatan – hambatan apa saja yang muncul pada
saat menyampaikan informasi kepada mahasiswa

Bagan 2.2 : Alur Pemikiran


37

Keterangan mengenai Alur Pemikiran.

Dari penjelasan mengenai kerangka pemikiran diatas penelitian ini

menggunakan Paradigma Post Positivisme dengan Pendekatan Kualitatif di karenakan

salah satu asumsi Post Positivisme yaitu tindakan – tindakan (action) manusia sebagai

ekspresi dari sebuah keputusan, dan jika di kaitkan dengan Teori Penggabungan

Informasi dengan konsep Infomasi, Sikap, Orang, sudah jelas bahwa dalam penelitian

ini terjadi perubahan sikap dari mahasiswa pengguna laboratorium terkait informasi

yang mereka dapatkan dari penata laboratorium mengenai penyampaian informasi

tentang cara mengoperasionalkan alat – alat di laboratorium dan berbagai penyimpanan

alat – alat di laboratorium yang kurang jelas, akurat dan relevan, sehingga

menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam mengoperasional kan alat alat di

laboratorium, yang membuat penelitian mereka jadi terhambat dalam menyelesaikan

skripsi mereka,

Oleh karena itu untuk mencapai suatu keberhasilan di dalam Universitas harus

didasari dengan informasi dan komunikasi yang jelas tepat dan akurat untuk

mendapatkan pemahaman bersama demi tercapainya suatu keberhasilan di Universitas.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Dalam peneilitian ini penulis melakukan pengumpulan data berupa informasi,

penulis melakukan di Fakultas Kedokteran Ukrida yang berlokasi di Jl. Arjuna Utara

No. 6 Jakarta Barat Penulis juga akan melakukan pengumpulan data pada Mahasiswa

dan Rekan Kerja dan penulis berinteraksi langsung ke Kepala Laboratorium Fakultas

Kedokteran Ukrida.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juli 2020 – Januari 2021

di Fakultas Kedokteran Ukrida

3.2 Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif di tujukan untuk

mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena – fenomena yang ada, baik bersifat

alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai

karakterisitik, kualitas, keterkaitan, antar kegiatan. Selain itu penelitian deskriptif tidak

memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada variabel – variabel yang di

teliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu – satunya

38
39

perlakuan yang di berikan hanyalah penelitian itu sendiri yang di lakukan melalui

Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. ( Nana Syaodih Sukmadinata 2011 : 73 )

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Pendekatan kualitatif di harapkan mampu menghasilkan uraian secara

mendalam tentnag ucapan tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari individu

kelompok, masyarakat maupun organisasi tertentu. Penggunaan desain penelitian

deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan

mengetahu penyampaian informasi dari penata laboratorium kepda mahasiswa di

fakultas kedokteran ukrida

3.2.1 Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini adalah Post Positivisme, Post Positivisme

mengatakan bahwa pendekatan adalah suatu bentuk modifikasi dan positivisme.

Melihat dari banyaknya kekurangan pada positivisme membuat para ilmuan

mendukung post positivisme berupaya memperkecil kelemahan tersebut dan

menyesuaikannya. Namun, prediksi dan kontrol tetap menjadi tujuan post positivisme.

Secara Ontologi, aliran ini bersifat kritikal realitism yang memandang realitas

bahwa memang dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, universal, general, akan

tetapi mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti)

dengan mengambil jarak pada objek penelitian. Oleh karena itu secara metodologi

pendekatan eksperimental melalui metode triangulation yaitu menggunakan bermacam


40

macam metode, sumber data peneliti dan teori kemudian secara epistemologi hubungan

antara pengamat dengan objek atau realitas tidaklah bisa di pisahkan seperti pada aliran

positivisme. Aliran ini menyatakan suatu hal tidak mungkin mencapai suatu claim

kebenaran apabila pengamat mengambil jarak dengan apa yang diteliti, oleh karena itu,

hubungan dengan pengamat harus bersifat interaktif, dengan catatan pengamatan

bersifat interaktif, dengan catatan pengamatan bersifat senetral mungkin sehingga

subjektifitas dalam penelitian di kurangi secara maksimal

Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma post positivisme, di

karenakan salah satu asumsi post positivisme yaitu tindakan – tindakan (action)

manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan, dan jika di kaitkan dengan teori

penggabungan informasi, ada kesamaan nya yang artinya perubahan sikap dari para

mahasiswa dan segala perilaku mereka terkait penggunaan alat - alat berbagai

penyimpanan alat – alat di dalam laboratorium.

3.2.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Penulis menganggap penelitian ini sesuai dengan pendekatan kualitatif karena penulis

ingin mengetahui seperti apa penyampaian informasi yang diterima mahasiswa dari

penata laboratorium untuk mewujudkan penelitian yang berhasil demi kepentingan

universitas
41

Menurut Bodgan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J Moelag. Metodologi

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -

kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang di amati. Pendekatan ini di

arahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (holistic). Jadi tidak boleh

mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu

memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan ( Moleong 2011 : 20 )

Pada umumnya data kualitatif berbentuk kata – kata atau gambaran suatu yang

dinyatakan dalam bentuk penjelasan dengan kata – kata atau lisan yang mampu

dipahami maksud tujuannya. Penelitian kualitatif membutuhkan proses pengamatan di

lapangan secara langsung. Seperti observasi dan interview yang berguna untuk

memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada dalam penelitian

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang ingin menemukan jawaban dari suatu obyek atau fenomena

secara lebih mendalam dengan menekankan pada pencarian fakta terperinci dan

peneliti sebagai instrumen kunci harus bisa menganalisis dan menuangkannya secara

naratif.

3.2.3 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus.

Secara umum studi kasus dapat diartikan sebagai metode atau strategi penelitian dan

sekaligus hasil suatu penelitian pada kasus tertentu. Dalam mainstream ilmu – ilmu
42

sosial yang berkembang. Studi kasus dipahami sebagai pendekatan untuk mempelajari,

menerangkan dan menginterprestasi suatu kasus dalam konteks yang ilmiah tanpa

adanya intervensi dari pihak luar.

3.2.4 Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengatakan bahwa penelitian ini memiliki

penelitian sifat deskriptif. Bahwa di dalam penelitian kualitatif terdapat ciri – ciri yang

bersifat deskriptif. Dimana pada penelitian kualitatif data uang di kumpulkan semuanya

berbentuk kata – kata, gambar – gambar, dan kebanyakan bukan angka – angka dengan

demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan – kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut.

Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif karena informasi dan data yang di dapat berdasarkan

hasil wawancara dan studi kasus serta mengambil dokumentasi atau foto – foto yang

terjadi, kemudian dijabarkan atau dipaparkan lebih dalam lagi

Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian bersifat

deskriptif adalah penelitian yang berusaha memaparkan suatu fenomena, subjek atau

objek yang sedang diteliti secara lebih sistematis, akurat dan mendalam berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Penelitian deskriptif juga dapat

menggambarkan pengetahuan baru atau kesadaran yang mungkin tidak diketahui

sebelumnya.
43

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

Subyek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenai ingin

diperoleh keterangan, sedangkan menurut Arikunto Suharsimi memberi batasan

subyek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk varaible penellitian

yang melekat dan di permasalahkan ( Idrus 2009 : 91 )

Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa

narasumber atau informan tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang

akan di lakukan. Adapun subyek dari penelitian ini adalah Penata Laboratrium Fakultas

Kedokteran Ukrida

3.3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan

penelitian atau dengan kata lain segala sesuatu yang terjadi untuk sasaran penelitian (

Sugiyono 2013 : 250 )

Objek Penelitian juga merupakan hal yang menjadi sasaran penelitian. objek

peneliti himpunan elemen yang dapat berupa orang seperti penata laboratorium yang

akan diteliti. Adapun obyek penelitian ini adalah cara penyampaian informasi dari

penata laboratorium kepada Mahasiswa Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida

3.4 Key Informan dan Informan Penelitian


44

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak di

tentukan secara sengaja. Subjek menjadi penelitian menjadi informan yang akan

memberikan berbagai informasi selama proses penelitian. Menurut Hendarsono (

Suyanto 2005 : 171 – 172 ) informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu :

1. Informan Kunci ( Key Informant ) yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian

2. Informan Utama yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti

3. Informan Tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun

tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang di teliti

Berdasarkan uraian di atas, maka informan di tentukan dengan teknik purposive

yaitu penentuan informan tidak di dasarkan pedoman atau berdasarkan perwakilan

populasi namun berdasarkan kedalaman informasi yang dibutuhkan yaitu dengan

menemukan informan kunci yang kemudian akan dilanjutkan dengan informan lainnya

dengan tujuan mengembangkan

Berikut merupakan daftar Informan dalam penelitian ini :

No. Nama Informan Usia Pekerjaan Keterangan

1. dr. Monica Puspa Sari, 37 Tahun Dosen Key Informant

M.Biomed
45

2. Calvin 20 Tahun Mahasiswa Informant 1

3. Teresa 20 Tahun Mahasiswa Informant 2

4. Benedictus 21 Tahun Mahasiswa Informant 3

5. Donatus Boli 44 Tahun Karyawan Informant 4

Tabel : 3.1 Daftar Key Informant dan Informant

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang dgunakan maka

teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik

yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama. Teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena

tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data ( Sugiyono 2016 : 62 )

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data

merupakan teknik yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data yang

diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu pengumpulan data

yang di lakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai

teknik – teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut
46

1. Teknik Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

di bandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi

tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek – obyek alam yang lain ( Sugiyono

2016 : 145 )

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses

yang kompleks suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan

psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan

ingatan ( Sugiyono 2016 : 145 )

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala, alam dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan

menjadi participant observation ( observasi berperan serta ) dan non participant

observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi

dapat di bedakan menjadi observasi tersrtruktur dan tidak terstruktur.

a. Observasi Berperan Serta ( Participant Observation )

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya, dengan
47

observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,

tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang

nampak

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta dan

observasi terstruktur di karenakan penulis memahami betul bagaimana

sikap dari mahasiswa setelah mendapatkan informasi dari penata

laboratorium dan keluhan mahasiwa pada saat melakukan penelitian, selain

itu menggunakan observasi terstruktur di karenakan penulis tahu apa saja

yang di amati dan kapan pelaksanaan di mulai nya penelitian ini

2. Teknik Wawancara

Interview ( Wawancara ) digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respinnya sedikit

/ kecil. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan diri pada laporan tentang

diri sendiri atau self report atau setidak tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi. ( Sugiyono 2016 : 138 )

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,

dan dapat dilakukan melalui tatap muka (Face to face) maupun dengan

menggunkan telepon

- Wawancara terstruktur
48

Di gunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan – pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi

pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan

wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan

beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap

pewawancara mempuyai ketrampilan yang sama, maka diperlukan

training kepada calon pewawancara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara terstruktur di

karenakan penulis tahu betul pertanyaan apa yang akan di berikan

kepada informan untuk mereka jawab. Mengenai penyampaian

informasi di laboratorium

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting

baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi

penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk

memperkuat hasil penelitian. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar

atu karya karya monu mentel dari seseorang.


49

Dokumentasi merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan cara

mengumpulkan dokumen – dokumen dari sumber terpercaya yang

mengetahui tentang narasumber, misal Mahasiswa, yaitu penata

laboratorium, yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

kejadian ( variabel penelitian ) alam maupun sosial yang daiamati.

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi penelitian. Berdasarkan uraian diatas

bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri ( Sanjaya 2011

: 84 )

Berdasarkan kesimpulan dari pernyataan di atas pengumpulan data

dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal yang dilakukan oleh peneliti

guna mengumpulkan data dari berbagai hal media cetak membahas

mengenai narasumber yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan

metode dokumentasi untuk mencari data di dalam Laboratorium Skripsi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam


50

unit – unit, melakukan sintesia, menyusun ke dalam pola memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Analisis data dalam

penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai dilapangan. analisis telah di mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Proses Analisis data kualitatif dengn tahap sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

mengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan –

catatn tertulis di lapangan. Dimana setelah penulis memperoleh data, harus

lebih dulu di kaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar

benar dibutuhkan dalam peneltian ini.

2. Penyajian Data

Penyajian data di batasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dan menguasai

data dan tidak terbenam dalam setumpuk data.

3. Verification ( Menarik Kesimpulan )

Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna – makna yang muncul

dari data yang di uji kebenaran nya, kekokohannya dan kecocokannya

sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.


51

3.7 Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini sering hanya di tekankan pada

uji validitas dan realibiltas. Dalam penelitian kualitatif, teman atau data

dapat dinyatakan valid apa bila tidak ada perbedaan antara yang

dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek

yang diteliti tetapi perlu di ketahui bahwa kebenaran realitas data

menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan

tergantung pada konstruksi manusia, di bentuk dalam diri seseorang

sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar

belakangnya ( Sugiyono, 2014 : 264 )

Keabsahan data perlu adanya pengecekam, maka untuk memeriksa

validasi data yang akan disusun dapat menggunakan teknik triangulasi

data, teknik memeriksa validitas data ini harus memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data tersebut.

Menurut Diwidjowinoto yang tulis di dalam buku Rachmat Kriyantono,

riset komunikasi ada beberapa macam triangulasi, sebagai berikut :

1. Triangulasi Sumber.

Membandingkan atau mengecek kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya,

membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang di katakan

pribadi.
52

2. Triangulasi Teori

Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu dan dipadu.

Untuk itu di perlukan rancangan riset, pengumpulan data atau

analisis data yang lengkap supaya hasilnya kompherensif

3. Triangulasi Waktu

Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku

manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu

4. Triangulasi Periset

Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan

observasi atau wawancara. Karena periset mempunyai gaya sikap,

persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena

5. Triangulasi Metode

Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan

temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan

menggunakan lebih dari satu Teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan yang sama ( Kriyantono 2012 : 73 )

Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji kredibilitas (

kepercayaan ). Uji Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil.

Penelitian antara lain bisa di lakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian dan diskusi dengan teman lainnya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Subjek Penelitian

Pada bab ini penulis menginformasikan bahwa penelitian ini di lakukan

di Fakultas Kedokteran Ukrida, yang merupakan salah satu Fakultas

Kedokteran yang ada di Jakarta Indonesia, Fakultas Kedokteran Ukrida,

Fakultas Inovatif untuk menghasilkan hasil Kedokteran Ukrida mampu didik

yang unggul. Hal ini pula menjawab kebutuhan masyarakat di dukung dengan

adanya dosen – maupun mendukung program dosen berkualitas, sistem

pendidikan pemerintah, termasuk untuk yang selalu diperbarui serta fasilitas

mengembangkan infrastruktur pendidikan yang memadai termasuk pendidikan

kedokteran yang inovatif dua rumah sakit pendidikan untuk demi menjamin

terlaksana nya mendukung kurikulum berbasis administrasi dan operasional

kompetensi telah menjadikan FK Pendidikan.

Begitu pula untuk UKRIDA sebagai sebuah lembaga mencapai hasil

didik pendidikan kedokteran yang “student baiknya, fakultas kedokteran

friendly menanamkan nilai nlai luhur telah menginjak tahun ke 51, Fakultas

Kedokteran Ukrida merupakan salah satu institusi pendidikan kedokteran

swasta di indonesia. Universitas ini juga telah mendapatkan akreditasi “baik”

dari LAM PT-Kes untuk kedua program studinya yang pancasila dan budaya

53
54

lead serta nilai – nilai khas ukrida lainnya kepada setiap pendidik dan

mahasiswa sehingga tercapainya sebuah lembaga pendidikan kedokteran yang

dipercaya dapat menjadi sebuah institusi unggulan untuk pendidikan calon

dokter. Saat ini tengah mendidik lebih dari 2000 mahasiswa lebih dari 3500

dokter berhasil didistribusikan, ke Jakarta seluruh Nusantara.

Fakultas Kedokteran Ukrida saat ini memiliki berbagai laboratorium

salah satunya adalah laboratorium skripsi, laboratorium skripsi tempat para

mahasiswa dan dosen melakukan sebuah penelitian yang bermutu demi

kemajuan sebuah universitas, untuk mahasiswa mereka melakukan penelitian

untuk menyelesaikan tugas akhir mereka yaitu skripsi, untuk para dosen mereka

melakukan penelitian untuk membuat jurnal dan membuat berbagai penelitian

lainnya. ( http://ukrida.ac.id/studyprogram/bm/10/pendidikan-dokter )

Dalam pengumpulan data penelitian, penulis melakukan observasi

terhadap proses komunikasi dan juga melakukan wawancara terstruktur,

penulis juga melakukan dokumentasi untuk mengumpulkan data – data yang

diperlukan dalam penelitian ini. Penulis melakukan wawancara dengan Key

Informant dr. Monica Puspa Sari, M.Biomed selaku Kepala Laboratorium

Fakultas Kedokteran Ukrida serta Informan Utama yakni Benedictus, sebagai

Mahasiswa 1, Teresa sebagai Mahasiswa 2, Calvin sebagai Mahasiswa 3 dan

Informan Tambahan, Donatus Boli sebagai rekan kerja, adapun beberapa data

– data dan dokumentasi sesuai dengan yang penulis cantumkan.


55

4.1.1 Sejarah Ukrida

Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) didirikan berdasarkan Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor 202/DPT/I/1970 dengan 3 (tiga) Fakultas:

1. Fakultas Kedokteran Umum

2. Fakultas Kedokteran Umum

3. Fakultas Ekonomi (Jurusan Ekonomi Perusahaan )

Berdirinya Ukrida merupakan prakarsa dari beberapa tokoh Kristen di

Jakarta antara B lain Prof. Dr. J.L.Ch. Abineno, Uripto Widjaja, Ny. dr. Pouw

Houw Tjiang, Ny. J.M. Rumambi, dr. J. Suwarno, D. Sutedja, Swandjaja, Kol.

dr. F. Pattiasina, dr. O. E. Engelen, Pdt. C. Suleeman, dan Pdt. Lukito Handoyo.

Beliau-beliau tersebut terpanggil mewujudkan kesaksian dan pelayanan di

bidang pendidikan tinggi, melalui gagasan mendirikan perguruan tinggi Kristen

sebagai dukungan bagi pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Gagasan tersebut didukung sepenuhnya oleh Prof. Dr. Siwabessy (Menteri

Kesehatan saat itu) dan Pdt. W.J. Rumambi (Menteri Penerangan saat itu), yang

ditindaklanjuti dengan mengusulkan kepada Badan Pendidikan Kristen Jawa

Barat (BPK Jabar) untuk mempelajarinya. BPK Jabar dengan sukacita

menyambut gagasan tersebut, dan meneruskannya kepada Sinode GKI Jabar

yang juga menyambut baik, serta mempersiapkan segala sesuatunya.


56

Semula bernama Universitas Kristen Djaya dan pada 1992 berganti menjadi

Universitas Kristen Krida Wacana

Melalui sidangnya yang ke-23 pada 15 September 1965, Majelis Sinode

GKI Jabar memutuskan untuk mendirikan Universitas Kristen Djaja yang

disingkat Ukrida dan menugaskan BPK Jabar untuk mengelolanya. Tetapi

karena situasi politik di tanah air pada saat itu, keputusan sidang Sinode baru

terlaksana pada 20 Januari 1967, dan Ukrida mengawali langkahnya dengan

tiga fakultas, yaitu Kedokteran Umum, Teknik (jurusan Elektro), dan Ekonomi

(jurusan Ekonomi Perusahaan). Pendirian Ukrida didasari oleh Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 202/DPT/I/1970. Dalam perjalanannya kemudian, tahun

1978 Fakultas Teknik membuka jurusan Teknik Sipil, dan tahun 1986 Fakultas

Ekonomi membuka jurusan Akuntansi. Demikian Ukrida terus mengayunkan

langkah dengan berbagai tantangan dan hambatan, tetapi seperti awal syair

Mars Ukrida, yaitu....."Berkat cinta kasih Tuhan Yang Maha Esa, berdirilah

Ukrida.....”, maka penyelenggara terus berjuang sambil tekun berdoa, serta

percaya dan berharap hanya kepada kasih Tuhan.

Tahun 1985 Ukrida menempati gedung kampus sendiri di Jalan Tanjung

Duren Raya, Jakarta Barat. Karena ada keharusan pemisahan pengelola

pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi, tahun 1991 Ukrida

yang sejak awal pengelolaannya oleh BPK Jabar beralih kepada Yayasan Badan
57

Pendidikan Tinggi Kristen Krida Wacana. Perubahan nama juga dilakukan

tanggal 8 Februari 1992, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

RI No. 0106/0/1992, Universitas Kristen Djaja resmi berganti nama menjadi

Universitas Kristen Krida

Kembali Ukrida menerima berkat Tuhan dengan diresmikannya

Kampus II di Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat, tanggal 3

Agustus 2002, yang digunakan untuk perkuliahan Fakultas Kedokteran.

Ungkapan syukur kepada-Nya dilakukan melalui karya yang didasari tekad,

hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini.

Tahun 2009 Fakultas Teknik Ukrida membuka program studi S-1 Sistem

Informasi, dan dalam perjalanan selanjutnya tahun 2011 Fakultas Teknik

bergabung dengan Fakultas Teknologi Informasi menjadi Fakultas Teknik dan

Ilmu Komputer. Tahun 2010 Kampus III di Kelapa Gading, Jakarta Utara,

diresmikan untuk perkuliahan sebagian mahasiswa Fakultas Ekonomi, dan

tahun 2014 Ukrida membuka Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora dengan

program studi S-1 Sastra Inggris. Upaya ini dilakukan untuk merespon

kebutuhan masyarakat yang sudah mengenal lebih jauh tentang Ukrida. Sebagai

wujud komitmen Ukrida kepada pengembangan kompetensi lulusannya,

khususnya Fakultas Kedokteran, sejak tahun 2015 Ukrida telah

mengoperasionalkan Rumah Sakit Family Medical Center (FMC) yang

berlokasi di Kabupaten Bogor, sebagai bagian dari Ukrida. Selain itu, Rumah

Sakit Ukrida, yang lokasinya berdampingan dengan kampus Fakultas


58

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan memasuki tahap penyelesaian. Sarana

pendukung Rumah Sakit Ukrida juga ditingkatkan menjelang resmi beroperasi.

Ukrida mengambil alih Akademi Keperawatan Swakarsa dan di Akta Notaris

resmi bergabung pada 13 Juni 2019.

Sejak berusia 50 tahun, Ukrida telah menanamkan tata nilai dan budaya

khas yang dikenal dengan LEAD yakni Loving, Enlightening, Advanced, dan

Determined. Secara ringkas tata nilai dan budaya LEAD adalah bahwa sebagai

sivitas akademika, harus mampu untuk mengasihi, mencerahkan, maju, dan

bertekad. Memasuki usia 53 tahun, Ukrida tetap bercita-cita menjadi lembaga

pendidikan tinggi dengan semangat memberikan karya terbaik bagi Tuhan dan

bangsa Indonesia. Ukrida terus berjuang mewujudkan mottonya, yaitu Take the

LEAD yang memiliki makna semangat untuk turut serta dalam

mentransformasikan dan membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa.

Tahun 2019, atas berkat Tuhan, Ukrida membuka program studi baru yaitu

program studi Optometri program Sarjana Terapan (pertama dan satu-satunya

di Indonesia) kelas reguler dan alih jenjang. (

http://ukrida.ac.id/aboutus/history/sejarah )
59

4.1.2 Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Ukrida

4.1.2 : Dokumen Penulis

4.1.2.1 Visi

"Menjadi lembaga perguruan tinggi kedokteran Kristen yang unggul

di Indonesia dan dunia Internasional"

4.1.2.2. Misi

 Menyelenggarakan pendidikan kedokteran dasar dan spesialistik yang

berkualitas, kompeten, profesional dan mandiri dengan didasari nilai-nilai

Kristiani

 Menyelenggarakan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi pada Ilmu

pengetahuan & Teknologi Kedokteran berdasarkan Standar Pendidikan

Dokter baik Nasional & Internasional

http://ukrida.ac.id/faculty/fkik/1/fakultas-kedokteran-dan-ilmu-kesehatan
60

4.1.3. Struktur Organisasi

4.1.3 : Dokumen Penulis


61

4.1.4 Logo Lembaga

4.1.5 Profile Key Informant dan Informant

Penulis menjelaskan di bawah ini merupakan data Key Informant dan Informan

yang di wawancarai oleh penulis pada saat pertama peneitian yang di lakukan oleh

penulis. Jumlah Key Informant yang di wawancarai berjumlah satu orang yaitu sebagai

Kepala Laboratorium Fakultas Kedokteran Ukrida sedangkan penulis memilih 3

Informant Utama orang dan 1 Informant Tambahan di antara nya sebagai 3 Mahasiswa

dan 1 Rekan Kerja di Fakultas Kedokteran Ukrida.

Dan di bawah ini merupakan data diri dari Key Informant dan Informant Utama serta

Informan Tambahan yang dapat penulis jelaskan setelah melakukan wawancara dengan

Key Informant dan Informant sebagai berikut :

1. Key Informant

a. Nama : dr. Monica Puspa Sari, M.Biomed

b. Usia : 37 Tahun

c. Keterangan : Kepala Laboratorium Fakultas Kedokteran Ukrida


62

Penulis melakukan wawancara dengan Key Informant melalui Aplikasi

Google Meeting pada tanggal 06 Desember 2020. Key Informant tersebut

mampu menjawab pertanyaan dengan sangat detail. Karakter dari Key

Informant tersebut sangat baik ramah dan menanggapi dengan baik setiap dari

pertanyaan yang penulis berikan terkait penyampaian informasi yang di

sampaikan penata laboratorium kepada mahasiswa di dan hambatan hambatan

apa saja yang terjadi pada saat penata laboratorium tersebut kurang kelas dalam

menyampaiakan informasi nya ke pada mahasiswa. Alasan memilih beliau

untuk di jadikan Key Informant adalah karena beliau merupakan kepala

laboratorium Fakultas Kedokteran Ukrida yang sudah tahu mengenai

kekurangan dan kelebihan yang di miliki dari setiap penata laboratorium yang

ada di laboratorium.

2. Informant 1

a. Nama : Benedictus

b. Usia : 21 Tahun

c. Keterangan : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

Penulis melakukan wawancara dengan melalui Aplikasi Zoom Google pada

tanggal 10 Desember 2020 Informant tersebut mampu menjawab pertanyaan

dengan sangat detail. Karakter dari Informant Utama tersebut cekatan, pintar,

cepat tanggap, dan menanggapi dengan baik setiap dari pertanyaan yang penulis

berikan terkait hambatan mereka dalam mengoperasionalkan alat alat di


63

laboratorium, dan penyimpanan alat alat yang ada di laboratorium, alasan saya

memilih mahasiswa ini di karenakan mahasiswa ini merasakan sendiri apa yang

mahasiswa ini alami selama berada di laboratorium maka penulis bersedia

melakukan wawancara langsung dengan mahasiswa ini

3. Informant 2

a. Nama : Teresa

b. Usia : 20 Tahun

c. Keterangan : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

Penulis melakukan wawancara dengan Informant melalui Aplikasi Google

Meeting pada tanggal 08 Desember 2020 Informant tersebut mampu menjawab

pertanyaan dengan sangat detail. Karakter dari Informant Utama tersebut

Cantik, pintar, cepat tanggap, dan menanggapi dengan baik setiap dari

pertanyaan yang penulis berikan terkait hambatan mereka dalam

mengoperasionalkan alat alat di laboratorium, penyimpanan alat alat yang ada

di laboratorium alasan saya memilih mahasiswa ini di karenakan karena

mahasiswa ini merasakan sendiri apa yang mahasiswa ini alami selama berada

di laboratorium maka penulis bersedia melakukan wawancara langsung dengan

mahasiswa ini
64

4. Informant 3

a. Nama : Calvin

b. Usia : 21 Tahun

c. Keterangan : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

Penulis melakukan wawancara dengan Informant melalui Aplikasi Google

Meeting pada tanggal 09 Desember 2020 Informant tersebut mampu menjawab

pertanyaan dengan sangat detail. Karakter dari Informant Utama tersebut Baik,

pintar cepat, tanggap, dan menanggapi dengan baik setiap dari pertanyaan yang

penulis berikan terkait hambatan mereka dalam mengoperasionalkan alat alat

di laboratorium, penyimpanan alat alat yang ada di laboratorium alasan saya

memilih mahasiswa ini di karenakan karena mahasiswa ini merasakan sendiri

apa yang mahasiswa ini alami selama berada di laboratorium maka penulis

bersedia melakukan wawancara langsung dengan mahasiswa ini

5. Informant 4

a. Nama : Donatus Boli

b. Usia : 44 Tahun

c. Keterangan : Rekan Kerja Penata Laboratorium Fakultas Kedokteran

Ukrida

Penulis melakukan wawancara dengan Informant di laboratorium Histologi

pada tanggal 07 Desember 2020 Informant tersebut mampu menjawab

pertanyaan dengan sangat detail. Karakter dari Informant tambahan tersebut


65

pintar cepat tanggap, dan menanggapi dengan baik setiap dari pertanyaan yang

penulis berikan terkait penjelasan penyampaian informasi yang di berikan rekan

kerja penata laboratorium tersebut kepada mahasiswa. Alasan saya memilih

informant tambahan ini adalah karena beliau adalah rekan kerja sehari – hari

bersama laboran tersebut, dan informant tambahan ini mengetahui benar sifat

dan perilaku dari penata laboratorium ini.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Laboratorium Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Ukrida ( FKIK Ukrida )

Laboratorium Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

merupakan tempat bagi para dosen dan mahasiswa untuk melakukan berbagai

penelitian yang sebelumnya belum pernah di lakukan untuk mendapatkan

sesuatu atau pengetahuan yang baru yang sebelumnya belum pernah ada,

dimana di dalam laboratorium ini para dosen dan mahasiswa saling bertukar

fikiran dalam menyelesaikan penelitian mereka. Pada penelitian yang di

lakukan di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida. Peneliti

mengumpulkan data dan dokumentasi penelitian pada saat pandemi wabah

covid -19 menyerang seluruh wilayah indonesia yang berdampak juga pada

dunia pendidikan yang mengakibatkan dosen dan mahasiswa harus melakukan

kewajiban nya sebagian besar di rumah. Begitu pun dengan mahasiswa mereka
66

harus mengerjakan sebagian penelitian yang mereka lakukan di rumah demi

menyelesaikan tugas akhir study penelitian mereka yaitu skripsi.

Penerapan aturan protokol kesehatan di dalam laboratorium skripsi

secara khusus untuk mahasiswa yang sedang melakukan penelitian mereka,

menjadi point yang utama yaitu seperti pembatasan jumlah mahasiswa ketika

di dalam laboratorium seperti yang di uraikan oleh Key Informant, dr. Monica,

sebagai kepala laboratorium.

“mahasiswa yang boleh melakukan kegiatan di dalam laboratorium


skripsi khususnya yang sedang melakukan penelitian skripsi mereka
dan sesuai prosedur pemerintah saat ini yang hanya boleh berkapasitas
maksimal 50% orang yang berada di dalam laboratorium, tidak boleh
ada mahasiswa lebih dari 5 orang di jaman pandemi seperti ini yang
masuk ke dalam laboratorium skripsi”
Kepala laboratorium menjelaskan mahasiswa yang melakukan kegiatan

di dalam laboratorium skripsi untuk menyelesaikan penelitian skripsi mereka,

hanya boleh berkapasitas 50% saja di dalam laboratorium skripsi, mengingat

sebelum pandemi covid – 19 ini terjadi, laboratorium skripsi biasanya berisikan

sekitar 10 – 15 orang mahasiswa yang sedang menyelesaikan penelitian

mereka, namun selama masa pandemi dan mengikuti arahan dari pemerintah

yang hanya boleh berisikan 50% saja, laboratorium skripsi hanya berisikan 5

orang saja bahkan sekitar 3 orang saja yang berada di dalam laboratorium,

untuk menjaga kenyaman antara penata laboratorium dan mahasiswa, selain itu

mahasiswa wajib menggunakan APD seperti memakai masker, faceshield dan

jaga jarak di laboratorium antar mahasiswa


67

4.2.2 Kegiatan – Kegiatan dan Job Desk Kepala Laboratorium serta

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

Kepala Laboratorium bertugas juga sebagai pembantu ketua jurusan

dalam menangani semua aktifitas yang berada di dalam laboratorium, tugas

yang di dapatkan kepala laboratorium selain menangani aktifitas di

laboratorium, seperti halnya merencanakan berbagai pengembangan penelitian

di bidang ilmu kedokteran, kepala laboratorium juga turut merencanakan dan

mengevaluasi pengembangan dan pengadaan barang serta semua alat - alat dan

bahan – bahan di laboratorium serta membuat tata tertib penggunaan

laboratorium dan memberlakukannya seluruh mahasiswa dosen dan pihak –

pihak yang lain yang ada di lingkungan Universitas.

Kepala laboratorium juga mempunyai peranan yang penting dalam

segala kegiatan yang terjadi di dalam laboratorium, bukan hanya melihat

mengecek atau memantau mahasiswa dan beberapa dosen yang sedang

melakukan kegiatan dan penelitian di dalam laboratorium, tetapi kepala

laboratorium juga memenuhi segala kebutuhan yang ada di dalam laboratorium,

seperti alat dan bahan yang sudah siap pakai, dan SOP ( Standar Operational

Procedure ) ketika menggunakan alat alat dan bahan yang ada di dalam

laboratorium, Dalam melakukan pekerjaan nya kepala laboratorium membuat

beberapa jadwal di laboratorium, jadwal mahasiswa, dan kegiatan akademik

seperti yang di uraikan oleh key informant kepala laboratorium dr. Monica :
68

“yaaa berarti kalo sebagai kepala departemen harus mengatur yaa,


harus mengatur hmm segala sesuatu jadwal, udah gitu rencana
departemen parasitologi itu mau gimana hmmm kemudian mengatur
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan akademik, apalagi
di jaman pandemi gini berarti kan harus ada sesuatu yang di buat yang
agak berbeda dari biasa nya kan gitu, kemudian untuk laboratorium
sendiri yaa kemarin kemarin yaa kita mengadakan beberapa pelatihan
buat penata laboratorium dari departemen departemen aja sihh kalo
untuk keluar keluar sihh belum Cuma paling mencari beberapa webinar
yang bisa diikuti oleh penata laboratorium itu saja sama mengatur
jadwal mereka”
dr. Monica menjelaskan pekerjaan nya sebagai kepala departemen

parsitologi, dan kepala laboratorium, bukan hanya mengajar mahasiswa saja,

melainkan mengatur segala sesuatu jadwal yang ada di dalam laboratorium dan

rencana kedepannya untuk departemen parasitologi mau di apakan, di masa

pandemi seperti ini berarti ada jadwal parasitologi yang di buat harus berbeda

tidak seperti biasanya, dr. Monica menjelaskan lagi untuk di laboratorium

sendiri, kepala laboratorium mengadakan berbagai pelatihan seminar hanya

dari departemen departemen kampus saja, untuk pelatihan dan seminar dari luar

belum selebihnya hanya mengikuti webinar yang bisa di ikuti oleh penata

laboratorium saja dan mengatur beberapa jadwal untuk penata laboratorium

Sama halnya dengan mahasiswa, mahasiswa Fakultas Kedokteran

Ukrida kegiatan yang mereka miliki selama di kampus dan sebelum masa

pandemi ini ada, selain belajar dan mengikuti kegiatan berbagai organisasi yang

ada di Fakultas Kedokteran Ukrida, tidak sedikitnya dari mereka yang

melakukan kegiatan di dalam laboratorium, apa lagi sebagian dari mereka


69

adalah mahasiswa angkatan 2017 sedang melakukan tugas akhir mereka yaitu

skripsi dengan membuat berbagai penelitian di dalam laboratorium skripsi,

seperti yang di ungkapkan oleh Informant 3 Calvin :

“biasa saya seperti biasa saya ikut kelas sesuai jadwalnya yaaa kalo
ada praktikum yaa ikut terus yaa paling akhirnya ngerjain skripsi
sampe sekarang”
Calvin menguraikan aktifitas dan kegiatan mereka selama di kampus,

seperti biasa mengikuti kelas sesuai jadwal kuliah dan kalau ada praktikum

biasa nya di dalam laboratorium sesuai dengan jadwal praktikum yang sudah

tertera, karena calvin saat ini sedang menyelesaikan penelitian skripsi nya,

keseharian calvin menghabiskan waktunya di dalam laboratorium skripsi,

pernyataan calvin Sependapat dengan teman satu angkatannya yang sama sama

sedang menyusun skripsi dan sedang melakukan penelitian di laboratorium

informant 2 Teresa :

“yaa kaya mahasiswa pada umumnya lahh belajar nge lab ujian gitu,
di kampus organisasi nya ikut BPM dan AMSA”
Teresa menjelaskan kegiatan mereka selama berada di kampus seperti

mahasiswa pada umumnya, yaitu belajar, masuk kelas sesuai jadwal yang

sudah di beritahukan kepada seluruh mahasiswa, ujian jika jadwal ujian nya

sudah tertera dan biasa nya sama dengan Calvin, Teresa lebih banyak

menghabiskan waktu nya di dalam laboratorium skripsi karena mau

menyelsaikan penelitian skripsi yang sedang mereka kerjakan.


70

Seperti yang di jelaskan kedua informant ini, Tugas mahasiswa pada

umumnya selain belajar, kuliah ketika jadwal nya sudah ada dan melakukan

beberapa organisasi yang ada di kampus tersebut, dan kegiatan di dalam

laboratorium seperti praktikum, dan menyelesaikan skripsi mereka untuk

menyelesaikan studi kedokteran mereka di fakultas kedokteran ukrida

4.2.3 Komunikasi Interpersonal Penata Laboratorium kepada Kepala

Laboratorium, Rekan Kerja dan Mahasiswa

Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan

penerimaan pesan – pesan antara dua orang di antara sekelompok kecil orang –

orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika, Interpersonal

yang ada di dalam diri individu masing masing merupakan suatu bentuk sikap

atau perilaku yang dapat di perlihatkan oleh beberapa orang dalam ruang

lingkup tertentu bisa di dalam ruang lingkup pekerjaan keluarga dan lain lain,

sama hal nya dengan kehidupan di dalam pekerjaan yang berhubungan satu

sama lain antara penata laboratorium, kepala laboratorium, mahasiswa serta

rekan kerja sesama penata laboratorium, seperti yang di uraikan key informant

dr. Monica kepada penata laboratorium :

“penata laboratorium tersebut dia kalo ada masalah koordinasi dengan


saya jadi masalahnya dapat di selesaikan dengan baik, masalahnya di
selesaikan secara internal dulu dehh”
dr. Monica menjelaskan komunikasi interpersonal yang di miliki penata

laboratorium tersebut jika memiliki masalah dapat di selesaikan dengan baik,


71

dan selalu koordinasi dengan penata laboratorium setelah itu penata

laboratorium dan kepala laboratorium menyelesaikan masalah nya secara

internal antar atasan dan bawahan,

Hal serupa di uraikan kembali oleh Pak Donatus sebagai rekan kerja

dari penata laboratorium ini mengenai komunikasi interpersonal yang di miliki

oleh penata laboratorium ini seperti di jelaskan Pak Donatus :

“Hubungan yang baik antar para Lab saya bilang sangat memiliki
hubungan khusus antar karyawan Lab karena satu sisi pada saat kita
sedang tidak bisa melaksanakan tugas misalnya cuti atau sakit maka
rekan kerja kita yang di Lab yang akan back up sering ada latihan
training untuk kita jagan hanya fokus mengguasai di Lab kita saja kita
juga harus mengguasai dengan bidang –bidang Lab lain seperti
Anatomi,fisika,kimiadan sebagainya sehinggga hubungan personal
antar Lab sangat khusus”
Pak Donatus mengatakan komunikasi interpersonal yang dimiliki rekan

kerja nya sudah cukup sangat baik mulai dari hubungan yang baik antar rekan

kerja sesama penata laboratorium, dan ketika jika ada salah satu dari kami

penata laboratorium yang berhalangan hadir, rekan kerja siap menggantikan

posisi kami, di saat kami tidak masuk kerja di hari itu.

Pak Donatus mengatakan juga sebaik nya di perbanyak training latihan

agar penata laboratorium tidak hanya fokus kepada bidang nya masing –

masing, melainkan dapat menguasai beberapa bidang yang ada di berbagai

laboratorium, selain itu Pak Donatus menambahkan cara berkomunikasi

dengan sesama rekan kerja nya begitu juga dengan kepala laboratorium,
72

komunikasi interpersonal yang dimiliki rekan kerja nya juga cukup sangat baik

ketika lagi ada masalah di dalam laboratorium,

Melihat pernyataan yang di katakan oleh kepala laboratorium dan rekan

kerja sesama penata laboratorium hal tersebut berbeda pendapat dengan

beberapa mahasiswa yang sedang melakukan aktifitas dan kegiatan penelitian

nya di dalam laboratorium, khususnya ketiga mahasiswa ini yang sedang

menyelsaikan skiprisi mereka di laboratorium skripsi mereka mengatakan,

komunikasi interpersonal yang dimiliki penata laboratorium tersebut sangat

berbeda seperti yang di sampaikan oleh Informant 1 Benedictus :

“ada sebut saja beliau dia bekerja di lab skripsi komunikasi nya
memang baik Cuma penyampaian ke saya nya kurang bagus dan agak
sedikit emosional pada saat itu saya pun juga tidak tahu kenapa yaa
sampai itu terjadi”
Benedictus mengatakan komunikasi nya memang baik Cuma cara

penyampaian informasi ke saya kurang bagus dan interpersonal yang dimiliki

penata laboratorium tersebut ketika menjelaskan ke saya sedikit secara

emotional sehingga saya pun juga bingung mengapa hal seperti itu bisa terjadi

dengan saya, teman satu angkatannya Teresa Sependapat dengan Benedictus,

Teresa sebagai Informant 2 juga mengatakan hal yang tidak jauh berbeda

dengan seperti Benedictus :

“interpersonal dalam diri nya, dia itu dia pengen ngebantu Cuma
engga iklas gtu kaya gini “gue ada kesibukan yang lain ngapain lu
nanya ke gue itu kan skripsi eluu kenapa lu nanya ke gue menurut gue
gtu sihh”
73

Teresa menjelaskan komunikasi yang di terima dari penata laboratorium

itu, penata laboratorium itu mau membantu Cuma interpersonal yang dimiliki

dirinya, seperti sedang memiliki masalah yang sedang di hadapi tapi tidak

menemukan jalan keluarnya, sehingga mahasiswa tersebut menjadi tolak ukur

untuk menyelesaikan masalah dari penata laboratorium, penata laboratorium

berbicara dengan kosa kata yang cukup kasar yang sehingga membuat

Informant 2 Teresa mengalami sedikit kesulitan ketika berada di dalam

laboratorium.

Pernyataan yang di katakan oleh Benedictus dan Teresa mengenai

komunikasi interpersonal yang dimiliki penata laboratorium tersebut di perkuat

lagi dengan asumsi yang di katakan oleh Informant 3 Calvin menjelaskan

mengenai komunikasi interpersonal yang di sampaikan penata laboratorium

tersebut kepadanya :

“sebenarnya menurut saya baik sihh, mereka mau jelaskan tapi


mungkin kadang memang tidak bisa terlalu menjabarkan secara detail
karena yaaa memang mungkin beliau ada kesibukan tertentu yang kita
tidak bisa mengatakan ohh itu mungkin salahnya harusnya dia jelaskan
lebih detail tapi kadang memang kita tidak tahu kalau beliau memiliki
pekerjaan yang lebih penting itu dia menurut saya sebenarnya baik tapi
akan memakan waktu saja”
Calvin menjelaskan komunikasi interpersonal yang dimiliki penata

laboratorium tersebut cukup baik, hanya saja ketika menjelaskan berbagai

macam partikel pertikel yang ada di dalam laboratorium, penata laboratorium

tidak bisa menjelaskan nya secara detail di karenakan penata laboratorium


74

memiliki pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan, sehingga menyulitkan calvin

sebagai pengguna laboratorium dan banyak memakan waktu ketika berada di

dalam laboratorium.

Berdasarkan penjelasan dari ketiga mahasiswa ini yang sedang

melakukan penelitian di dalam laboratorium skripsi, bahwa komunikasi yang

dimiliki penata laboratorium memang cukup baik ketika berada di dalam

laboratorium, tetapi ada beberapa yang permasalahan yang dimiliki oleh penata

laboratorium, interpersonal yang dimiliki penata laboratorium tersebut dalam

hal menyampaikan informasi nya yang sedikit emosional, dan menggunakan

kosa kata yang sedikit kasar serta cara menjelaskan nya yang tidak terlalu detail

sehingga menyulitkan mahasiswa dan lebih banyak memakan waktu

mahasiswa sebagai pengguna laboratorium.

4.2.4 Cara Berkomunikasi Penata Laboratorium di Laboratorium kepada

Kepala Laboratorium, Rekan Kerja dan Mahasiswa

Cara berkomunikai yang baik diperlukan seluruh umat manusia yang

selalu berhubungan dengan orang lainnya untuk saling terkoneksi dengan orang

- orang di sekitar kita. Berkomunikasi dengan baik akan sangat membantu

menyelesaikan apa yang sedang di hadapi di masa yang akan datang, selain itu

berkomunikasi yang baik dapat saling memahami satu sama lainnya agar tidak

terjadi kesalahpahaman dan pastinya membuat orang lain senang

berkomunikasi dengan ruang lingkup sekitar, dalam menyampaikan


75

informasinya, dr. Monica menjelaskan cara berkomunukasi yang mereka

lakukan ketika berada di dalam laboratorium :

“jaman sekarang yaaa bisa lewat whatsapp email tapi memang yang
lebih sering lewat whatsapp jadi kaya pandemi seperti ini mahasiswa
yang ingin masuk laboratorium yaaa, mahasiswa harus bikin surat
dulu, surat pernyataan dulu dia mau masuk ke lab berapa hari tujuan
nya apa nahh, kemudian apa yang mau di kerjakan di lab berapa hari
gitu yaa nahh itu harus persetjuan saya dulu”
dr. Monica menjelaskan cara berkomunikasi yang mereka lakukan

dengan penata laboratorium di dalam laboratorium terlebih pada masa pandemi,

hanya melalui media internet seperti email dan whatsapp, dr. Monica

menjelaskan kembali ketika mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan nya di

laboratorium mahasiswa tersebut di syaratkan harus membuat surat terlebih

dahulu, seperti surat pernyataan untuk melakukan kegiatan di dalam

laboratorium dan menginformasikan nya kembali kepada penata laboratorium,

baru lah penata laboratorium menyampaikan nya kembali kepada kepala

laboratorium, hal tersebut bertujuan untuk supaya komunikasi dan informasi

dari penata laboratorium sampai kepada kepala laboratorium terkait segala

kegiatan yang ada di dalam laboratorium, hal tersebut di benarkan kembali oleh

sesama rekan kerja penata laboatorium pak donatus, pak donatus mengatakan :

“Kita sering mengadakan kegiatan pertemuan evaluasi sharing berbagi


pengalaman kita akan tau apa saja kendala- kendala yag ada di Lab
kita bisa memberikan solusinya”
Pak Donatus menjelaskan cara berkomunikasi mereka dengan sesama

rekan kerja di laboratorium, mereka sering mengadakan kegiatan pertemuan


76

evaluasi dan saling berbagi mengenai pengalaman yang terjadi di dalam

laboratorium, jadi sesama penata laboratorium dapat memberikan solusinya

terkait dari kendala – kendala yang mereka dapatkan selama di laboratorium.

Sebagai pengguna laboratorium cara berkomunikasi yang baik antara

penata laboratorium dengan mahasiswa itu sangat penting di lakukan ketika

berada di dalam laboratorium supaya tidak terjadi hal – hal yang yang di

inginkan, seperti informasi nya yang kurang jelas, dan informasi nya yang

kurang detail, Informant 1 Benedictus sebagai pengguna laboratorium yang

sedang melakukan penelitian mengatakan cara berkomunikasi penata

laboratorium seperti :

“nahh untuk penata lab nya agak sedikit kurang komunikasi nya saat
kita penelitian kita itu memang awalnya di kasih seperti briefing dulu
tetapi briefing nya ini kita tidak sepeenuhnya memahami detail karna
baru sekali briefing dan juga topik yang diajarkan sama yang sewaktu
kita di lapangan kadang kan suka dinamis berubah – berubah jadi
kadang pengetahuan kita untuk teknis di lab kurang memahami karna
briefing nya yang terbatas, yang kedua itu sehari hari penata lab nya
kan tidak dapat berkomunikasi langsung di karenakan pada saat
sebelum pandemi ada banyaknya mahasiswa di lab mungkin agak
sedikit terbatas juga, mungkin karena waktunya bisa jadi tapi kadang
mereka juga ketika mahasiswa menyimpan alat atau bahan di kulkas
dan untuk kita pakai besok besok alat dan bahan nya sudah berpindah
pindah letaknya, jadi ketika saya menanyakan kepada penata lab nya
“alat nya di mana yaa” mereka menjawab “saya kurang tau” karena
mungkin saking banyak nya mahasiswa yang menyimpan alat mungkin
penata lab nya agak kurang mengerti”
Cara berkomunikasi yang di terima Benedictus dari penata laboratorium

memiliki masalah yang terjadi di karenakan penata laboratorium nya kurang

komunikasi kepada mahasiswa pada saat penelitian, memang sebelumnya di


77

berikan briefing, tapi briefing yang di berikan tidak sepenuhnya mahasiswa itu

dapat memahaminya secara detail, karena baru satu kali briefing, topik yang

mereka dapatkan di lapangan suka berubah – berubah, jadi pengetahuan mereka

secara teknis di dalam laboratorium sangat terbatas, selain itu sebelum pandemi

penata lab tidak dapat berkomunikasi langsung dengan mahasiswa di karenakan

banyaknya jumlah mahasiswa yang ada di dalam laboratorium skripsi, ketika

mahasiswa yang lain menyimpan alat di kulkas untuk dipakai keesokan hari

nya, alat tersebut juga sudah tidak ada, dan ketika mahasiswa tersebut bertanya

lagi kepada penata laboratorium tersebut mengenai alat yang di simpan, penata

laboratorium tersebut menjawab tidak tau, jadi menyulitkan saya pada saat

mencari alat alat yang lain. hal yang sama juga di jelaskan oleh Teresa :

“yaaa kita nanya tatap muka tapi dia jawab sambil jalan gtu dan dia
ngomong “ kok kamu engga tau, ehh ntar ntar gue lagi sibuk” gue
jawab lu kira gue juga engga sibuk apa emang disini gue Cuma nge lab
doang gue juga ada ujian dll gue juga ada keluarga yang emang lu
doang yang punya keluarga gitu orang tua juga pengen nya anaknya
lulus dong emang mereka engga punya anak, kalo anaknya di gituin
mereka gimana, emg mau anaknya digituin yaaaa engga dong, yawdh
dehh engga tau gimana kedepannya anaknya doain aja yang terbaik”
Teresa mengatakan cara berkomunikasi dengan penata laboratorium

sudah secara tatap muka, tetapi sebaliknya penata laboratorium tersebut

menjawab nya menggunakan kosa kata yang tidak terlalu baik sehingga

membuat mereka sedikit kesulitan ketika berada di dalam laboratorium.


78

Pernyataan dari Benedictus dan Teresa di tambahkan kembali oleh

teman satu angkatannya Calvin, Calvin menjelaskan cara berkomunikasi

mereka dengan penata laboratorium :

”yaa mungkin untuk bertanya seperti itu yaa, bertanya sebenarnya tapi
hanya yaa ijin apakah penata lab lagi sibuk atau tidak kalau tidak yaa
langsung bertanya apa boleh untuk minta tolong menggunkan alatnya
yaa kadang yang bukan kendala di bahasa tetapi yaa terkadang beliau
sibuk mengerjakan pekerjaan yang lain jadi memakan waktu saya saja
ketika saya lagi membutuhkan beliau”
Calvin menjelaskan cara berkomunikasi yang dia dapatkan dari penata

laboratorium tersebut, mereka bertanya lagi dan meminta izin kepada penata

laboratorium tersebut untuk bertanya lagi ketika keadaan penata laboratorium

sedang banyak pekerjaan dan meminta izin untuk menggunakan alat alat,

penata laboratorium terlihat sedang banyak pekerjaan yang sedang di lakukan

sehingga memakan waktu mereka ketika ingin bertanya lagi kepada penata

laboratorium terkait penyimpanan alat.

4.2.5 Penyampaian Informasi Penata Laboratorium kepada Mahasiswa

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan penulis selama melakukan

penelitian di laboratorium skripsi penulis melihat ada nya masalah terkait

penjelasan penyampaian informasi yang kurang jelas, akurat dan relevan yang

di sampaikan penata laboratorium kepada mahasiswa sehingga penulis

menjelaskan lagi kepada Key Informant dr. Monica sebagai kepala


79

laboratorium terkait penyampaian informasi yang di berikan penata

laboratorium kepada mahasiswa :

“ohhh mereka mengatakan bahwa penyampaian informasi nya kurang


jelas, yaaa sebetulnya sihh mahasiswa harus aktif bertanya yaa di lab
cukuplah cukup jelas, saya rasa kalo yang di lab, setiap departemen
sudah memiliki peraturannya masing masing yaa sebtulnya sudah ada
di modul mereka jadi memang departemen yang satu dan departemen
yang lainnya peraturannya beda beda tergantung mahasiswa nya sihh
sebetulnya baca atau tidak informasi tersebut untuk peraturan yang ada
di labiratorium bagaimana, mungkin mereka kalo informasi tuh kurang
jelas mungkin yang skripsi mungkin yaa ketika mereka masuk lab
skripsi untuk penelitian kan memang ada beberapa alat alat yang,
memang penata lab nya yang menyimpan jadi yang tau gitu loh, jadi
memang tidak semua alat dan bahan itu di kasih tau itu tempatnya
dimana dimana gitu jadi memang harus ada komunikasi dengan penata
laboratorium nya gitu, tapi untuk beberapa alat yang memang biasa di
pakai, biasanya itu jelas ada informasi nya tempat tempat nya ada
dimana gtu yang tadi untuk alat dan bahan yang jarang di pakai tapi
ketika dia mau menggunakan ada di tempat tempat tertentu dan hanya
penata lab nya saja yang mengetahui. Yaaa untuk skripsi juga
peraturan peraturan ada semua yaa udanh di jabarkan di awal, di awal
biasanya untuk pengantar skripsi kemudian untuk pemakaian alat dan
bahan juga sudah ada semua nya di tempel di papan pengumuman yang
ada di lab skripsi”
Kepala laboratorium menjelaskan bahwa informasi yang mahasiswa

dapatkan dari penata laboratorium terkait penyampaian informasi yang di

sampaikan ke mahasiswa kurang jelas informasinya, kepala laboratorium

mengatakan kembali seharusnya mahasiswa lebih sering aktif bertanya ketika

di dalam laboratorium, karena di setiap laboratorium sudah memiliki peraturan

nya masing masing dan itu sudah tercantum di dalam modul mahasiswa

tersebut.
80

Kepala laboratorium menjelaskan kembali, mengenai informasi yang di

dapatkan mahasiswa seperti ketika mahasiswa tersebut masuk kedalam

laboratorium skripsi, memang ada beberapa alat – alat yang hanya penata

laboratorium nya saja yang menyimpan, jadi memang tidak semua alat – alat

dan bahan itu di kasih tau kepada mahasiswa tempatnya dimana, dan

penyimpanan nya dimana, dan itu kembali lagi kepada penata laboratorium cara

komunikasi nya seperti apa, dr. Monica menambahkan lagi untuk alat – alat

yang biasa nya di pakai itu jelas informasi nya tempat – tempat nya ada dimana

dan untuk alat – alat dan bahan yang jarang di pakai ketika mahasiswa nya mau

menggunakan hanya ada di tempat tempat tertentu dan hanya penata

laboratorium nya saja yang mengetahui.

4.2.5 : Dokumen Penulis


81

Hal tersebut di jelaskan kembali oleh Pak Donatus selaku rekan kerja

dari penata laboratorium, Pak Donatus mengatakan penyampaian informasi

yang diberikan rekan kerja nya kepada mahasiswa :

“Itu yang sudah saya bilang tadi tugas penata Lab bukan cuma hanya
mempersiapkan ,menata selesai praktikum lalu merapikan
membersikan dan segalanya sebetulnya tugas penata Lab itu harus
lebih global lebih komplit lagi karena kita juga yang berhadapan
dengan parasiswa minimal apa yang mereka pertanyakan kita bisa
memberikan informasi jadi itu yang saya bilang pentingnya pelatihan –
pelatihan penata Lab itu harus lebih sering lagi kita mengadakan
kegiatan traning penata Lab sangat penting”
Pak Donatus menjelaskan tugas penata laboratorium bukan hanya

mempersiapkan dan menata alat alat ketika berada di dalam laboratorium

melainkan tugas penata laboratorium harus lebih global lagi dan lebih complete,

jadi ketika mahasiswa bertanya kepada penata laboratorium, penata

laboratorium bisa menjawab dengan memberikan informasi yang lebih,

sehingga penyampaian informasi yang di dapatkan mahasiswa harus ada

hasilnya, selain itu penata laboratorium harus lebih sering di berikan pelatihan

training agar dapat menjelaskan lebih detail lagi kepada mahasiswa ketika

berada di dalam laboratorium

Menurut keterangan yang di jelaskan oleh dr. Monica sebagai kepala

laboratorium dan Pak Donatus sebagai rekan kerja, informasi yang di berikan

dari penata laboratorium tersebut kepada mahasiswa terlihat cukup jelas, dan

ada beberapa tambahan dari Pak Donatus terkait pelatihan pelatihan yang
82

diberikan kepada penata laboratorium, terlebih penyimpanan alat alat yang

memang hanya penata laboratorium nya saja yang menyimpan.

Namun hal tersebut menjadi permasalahan untuk mahasiswa yang

sedang melakukan penelitian, karena mereka ingin mendapatkan apapun

informasi yang lebih detail selama berada di laboratorium terlebih mengenai

penyimpanan alat - alat supaya memudahkan mereka dalam melanjutkan

penelitian mereka ketika penata laboratorium sedang melakukan pekerjaan nya

yang lain ketika di dalam laboratorium, Seperti yang di jelaskan oleh Calvin

mengenai penyampaian informasi yang mereka dapatkan dari penata

laboratorium :

“untuk informasi yang di kasih sama penata lab itu, kalo misalnya
informasi tidak sesuai mau engga mau kita harus cari sendiri di internet
yaa kalo kadang istilahnya kalo kita ingin menunggu beliau kembali itu
makan waktu mau engga mau mencari harus dari merek alat nya type
nya segala macam untuk yaa memang harus usaha sendiri sihh untuk
mengehamat waktu kita”
Calvin mengatakan penyampaian informasi yang di berikan penata

laboratorium tersebut misalnya informasi nya tidak sesuai mau tidak mau, saya

harus cari sendiri di internet, karena kalau menunggu penata laboratorium itu

jika sedang melakukan pekerjaanya ketika di dalam laboratorium skripsi, akan

sangat memakan waktu kita, untuk itu dalam menghemat waktu nya di dalam

laboratorium mereka mencari nya mengenai type dan merk dari alat tersebut
83

Hal yang sama juga dikatakan oleh Informan 1 Benedictus mengenai

penyampaian informasi yang mereka dapatkan dari penata laboratorium :

“untuk penyampaian informasi penata lab ke saya itu, kadang


menyampaikan informasi nya itu berdasarkan dari dosen pembimbing,
tapi kadang karena komunikasi nya 2 arah dan komunikasi nya jadi dua
tingkat antara dosen pembimbing ke penata lab dan penata lab kepada
mahasiswa mungkin berbeda kadang seperti contohnya
menginstrusikan untuk ”air selama 40 menit dengan suhu 40° penata
lab hanya mengatakan “panaskan air selama 40 menit” dengan tidak
mengatakan ukuran suhu nya, sehingga mengakibatkan adanya
masalah komunikasi dari penata lab ke mahasiswa sehingga
menghambat ke penelitian saya jadi nya kurang efisien”
Benedictus menjelaskan penyampaian informasi yang mereka dapatkan

dari penata laboratorium tersebut penyampaian informasi nya berdasarkan dari

dosen pembimbing karena komunikasi nya dua arah dan komunikasi nya dua

tingkat antara dosen pembimbing kepada penata laboratorium, dan penata

laboratorium kepada mahasiswa mungkin berbeda sehingga mengakibatkan

adanya masalah komunikasi dari penata laboratorium kepada mahasiswa.

Berdasarkan keterangan dari ke dua mahasiswa ini penyampaian

informasi yang mereka dapatkan dari penata laboratorium ini kurang jelas dan

detail sehingga membuat mereka kesulitan ketika sedang melakukan penelitian

di dalam laboratorium.

4.2.6 Kurang Akan Penyampaian Informasi yang Tidak Jelas dan Tidak

Akurat kepada Mahasiswa


84

Informasi selalu dibutuhkan oleh semua orang di dalam kehidupan

sehari - hari nya karena informasi akan memudahkan segala kegiatan yang di

lakukan di dalam maupun di luar, dalam ruang lingkup lingkungan pekerjaan,

keluarga dan tempat dimana kita melakukan semua kegiatan, namun pada

keaslian nya banyak bermacam informasi nya yang tidak sesuai yang akibatnya

menghambat segala aktifitas kegiatan manusia di karenakan informasi yang di

dapatkan tidak berjalan dengan semestinya, seperti yang di jelaskan Informant

2 Teresa mengenai informasi yang mereka dapatkan kurang jelas dan kurang

akurat :

“tidak, alasannya karena dia merasa tinggi jabatanya dan kita hanya
mahasiswa dia bisa jawab dengan singkat terus kita harus tanya lagi
dan dia Cuma jawab singkat terus berarti itu informasi nya engga jelas
dan dia kaya tidak iklas untuk menjawab, kaya bukan kewajiban dia
gitu, kita harus tau gitu udh gitu cara jelasinnya yang Cuma itu cara
seperti ini dan cara nya seperti itu lucu aja jadinya”
Teresa menjelaskan informasi yang mereka dapatkan dari penata

laboratorium tersebut hanya singkat sehingga mereka menanyakan hal yang

sama, dan jawabannya pun juga sama sehingga informasi nya tidak jelas

sehingga mereka mencoba untuk bertanya lagi kepada penata laboratorium

tersebut tetapi malah sebaliknya di jelaskan nya pun tidak sesuai dengan

informasi yang sebenarnya, Hal serupa di sampaikan kembali kepada Informant

3 Calvin :

“untuk sesuai kebutuhan sebenarnya waktu itu memang sempat


diadakan seperti kunjungan jadi diajarkan terlebih dahulu Cuma
sebenarnya masih kurang detail walaupun sudah di kasih tau tapi
85

kadang saat kita melakukan seperti penelitian misalnya terkadang


memang penata lab sibuk melakukan pekerjaan yang lain, terkadang
agak sulit jika kita ingin bertanya lagi seperti itu, intinya informasi
yang saya dapatkan kurang jelas seperti itu”
Calvin menjelaskan Informasi yang di dapatkan, untuk sesuai

kebutuhan sebenarnya pada waktu itu sempat diadakan kunjungan dan

diajarkan terlebih dahulu hanya saja penyampaian informasi nya masih kurang

jelas, ketika mereka melanjutkan penelitian nya kembali di dalam laboratorium,

penata laboratorium sangat sibuk dalam melakukan pekerjaan nya sehingga

sulit bertanya lagi kepada penata laboratorium, sehingga informasi yang di

dapatkan mahasiswa tersebut di dalam laboratorium kurang jelas dan kurang

akurat, Informant 1 Benedictus juga mengatakan informasi yang mereka

dapatkan di laboratorium :

“untuk fasilitas alat alatnya sangat bagus dapat mencukupi kebutuhan


selama di laboratorium, tapi ketika dia menjelaskan cara
penggunaanya ngejelasinnya kurang jelas dan engga detail banget, jadi
saya engga terlalu mengerti”
Benedictus menambahkan fasilitas dan alat alat di dalam laboratorium

sangat bagus dan mencukupi kebutuhan selama berada di laboratorium, namun

ketika penata laboratorium menjelaskan cara penggunaannya, menjelaskan nya

kurang jelas dan tidak detail sekali jadi mahasiswa tersebut tidak mengerti dan

tidak memahami.

Dengan penambahan asumsi dari Benedictus, ketiga mahasiswa ini

mendapatkan informasi yang mereka terima di dalam laboratorium terlihat


86

kurang jelas kurang akurat dan tidak detail dari informasi yang disampaikan

sehingga terjadi lah perubahan sikap yang dimiliki ketiga mahasiswa tersebut

yang disebabkan informasi yang mereka dapatkan dari penata laboratorium

membuat mereka sedikit kesulitan melanjutkan penelitian skripsi mereka lagi.

Selama observasi dan penelitian ini berjalan, penulis bertanya lagi

mengenai informasi yang mereka terima selama di laboratorium, rupanya ke

tiga mahasiswa ini tidak memahami informasi yang mereka dapatkan dari

penata laboratorium tersebut. Pesan serupa di sampaikan oleh Informant 1

Benedictus :

“agar informasi nya sesuai yaaa saya tetap komunikasi ke dosen


pembimbing saya untuk skripsi saya jadi instruksi yang keluar dari
dosen pembimbing saya jadi saya harus konfirmasi dulu apakah itu
sudah benar dan sudah tepat informasi nya, jangan ketika saya sudah
melakukan penelitian instruksinya dari penata laboratorium bukan
yang itu, sehingga saya minta di perjelas lagi oleh penata
laboratorium”
Benedictus menjelaskan agar informasinya dapat saya pahami saya

tetap komunikasi langsung dengan dosen pembimbing skripsi saya perihal

instruksi yang diberitahukan sudah benar dan tepat informasi nya, jangan ketika

saya sudah melanjutkan penelitian lagi instruksi nya berbeda tidak sesuai

dengan yang di katakan dari penata laboratorium, sehingga mahasiswa tersebut

minta diperjelas lagi oleh penata laboratorium. Teresa juga mengatakan hal

yang demikian :
87

“kadang ngerti kadang engga kalo engga ngerti tanya sama temen yang
sudah pernah nge lab mugkin saking informasi nya sangat sangat engga
jelas yaa, engga paham kadang nanya sama temen aja engga sama
penata lab itu”
Teresa menjelaskan informasi yang mereka dapatkan dari penata

laboratorium tidak dapat di pahami dan di mengerti sehingga ada beberapa

informasi yang membuat mahasiswa itu berfikir untuk kedua kalinya dengan

siapa mahasiswa itu harus bertanya, mahasiswa pun itu bertanya kepada temen

yang sebelumnya sudah pernah ber aktifitas di dalam laboratorium, Calvin

menambahkan hal serupa yang mereka alami seperti :

“yaa pastinya saya bertanya lagi mungkin kepada penata lab tersebut
dan terus bertanya walau kadang mungkin yaa harus di jelaskan 2 kali
baru sisanya lumayan jelas dan mengerti supaya dapat jalan keluarnya
ada sedikit rasa kesal Cuma yaa gimana, di jalani sajaCalvin
menjelaskan mungkin dapat di bilang cukup dan mudah di pahami
tetapi harus di jelaskan dua kali lebih dulu mengenai informasi yang di
sampaikan kepada mereka baru mereka dapat mengerti dan sedikit
memahami”
88

4.2.6 : Dokumen Penulis

Berdasarkan keterangan dari Ketiga mahasiswa ini, mahasiswa ini

menyampaikan aspirasi mereka mengenai pemahaman akan informasi yang

mereka dapatkan dari penata laboratorium tersebut kedua orang dari mahasiswa

tersebut Benedictus dan Teresa mengatakan mereka belum memahami

sedikitnya informasi yang mereka dapatkan dari penata laboratorium skripsi,

sama hal nya dengan Calvin, Calvin dapat memahami informasi yang diberikan

dari penata laboratorium, Cuma harus di jelaskan secara dua kali supaya lebih

jelas dan mengerti mengenai segala informasi yang ada di dalam laboratorium.

4.2.7 Efek Yang Terjadi Mengenai Penyampaian Informasi dari Penata

Laboratorium kepada Mahasiswa

Komunikasi akan dianggap berhasil apabila komunikan dapat

memahami dan mengerti informasi yang disampaikan oleh komunikator. itu

dapat terjadi dimana saja bisa dalam ruang lingkup keluarga pertemanan,

bahkan lingkungan perkantoran seperti hal nya antara penata laboratorium dan

mahasiswa, dalam hal ini penggunaan bahasa penyampaian informasi sangat

sekali dibutuhkan, apabila komunikasi yang dilakukan menggunakan bahasa

yang tidak sama maka besar kemungkinan komunikasi antara penata

laboratorium dan mahasiswa mengalami masalah dan banyak efek yang di

akibatkan dari informasi yang tidak sesuai. Pada observasi yang peneliti

lakukan, efek yang terjadi di dalam laboratorium yang di akibatkan informasi


89

yang kurang dari penata laboratorium kepada mahasiswa seperti ada nya

persepsi yang negatif seperti yang di katakan oleh Informant 1 Benedictus :

“efek dampaknya ke saya dalam pengerjaan apalagi kan bagian saya


itu biokimia setiap enzim punya suhu yang berbeda beda kalo misalnya
reaksinya berada pada di suhu 40° kalo kita lihat tidak sesuai dengan
suhu nya kita bisa ngulang lagi, dan harus buat dari awal lagi karena
informasi dari penata lab yang diucapkan kepada saya, saya bekerja
nya tuhh tidak efisien, akhirnya penelitian saya menjadi salah dan saya
harus bertanya lagi ke pembimbing saya, dan itu makan waktu saya
lagi dalam menyelesaikan penelitian saya didalam laboratorium”
Benedictus menjelaskan efek yang terjadi kepada mereka dampaknya

dalam pengerjaannya apalagi bagian yang saya kerjakan yaitu biokimia dimana

setiap enzim mempunyai suhu yang berbeda – beda, jika reaksinya berada di

suhu 40° jika dilihat tidak sesuai dengan suhu tersebut, maka saya harus

mengulangi nya lagi dan harus di buat lagi dari awal di karenakan informasi

yang saya terima dari penata laboratorium tersebut. Dan itu memakan waktu

saya lagi dalam menyelesaikan penelitian skripsi saya, sehingga dalam

pengerjaan saya di dalam laboratorium menjadi tidak efisien

Teresa sebagai Informant 2 menambahkan ada beberapa efek yang

terjadi akibat informasi yang mereka dapatkan dari penata laboratorium

tersebut Teresa berkata demikian :

“yaaa terhambatlah penelitian gue, gue yang harusnya skripsi selesai


seminggu jadi sebulan bahkan tiga bulan baru selesai skripsi gue trus
pengen cepet cepet lagi jam kerja nya di cepetin dan kita juga harus
dateng cepet padahal hari itu juga kita ada ujian dan kelas lain, emang
pada hari itu kita Cuma nge lab doang, emg kaya dia yang kerja nya
Cuma duduk duduk di dalam lab makan ngoceh ngoceh engga jelas gitu
90

ngerti kan yang gue bilang padahal mereka mereka gaji dari gue juga,
kita yang bayar”
Teresa menjelaskan efek yang terjadi akibat informasi yang mereka

dapatkan dari penata laboratorium tersebut membuat penelitian skripsi mereka

menjadi terhambat, Teresa menambakan lagi, seharusnya penelitian yang

mereka kerjakan bisa selesai dalam kurun waktu satu minggu atau dua minggu,

mereka dapat menyelesaikan nya bahkan sampai satu bulan atau tiga bulan

akibat efek yang mereka dapatkan dari informasi yang mereka terima melalui

penata laboratorium.

Hal yang sama di tambahkan kembali oleh Informant 3 Calvin, mereka

cukup merasakan efek yang di dapatkan setelah mereka menerima informasi

dari penata laboratorium yang kurang jelas :

“untuk efek sihh yaa jadi lebih lama pengerjaan nya ekspetasi yang
saya fikirkan seharusnya 1 bulan penelitian saya sudah selesai jadi nya
malah nambah lagi jadi 1 bulan lagi itu sihh udah gitu terkadang yaa
mungkin agak bingung informasi nya kurang jelas mau engga mau
harus tanya kembali kadang merasa tidak enak dia sedang melakukan
pekerjaan yang lain jadi kadang kita agak bingung ini apakah boleh
bertanya lagi apa engga walau sebenar nya membantu pada saat di
jelaskan ulang, efeknya jadi agak lebih lama penelitian saya selesai
nya”
Calvin menjelaskan efek yang mereka dapatkan seperti lebih lama

waktu pengerjaan nya, dan ekspetasi yang saya perkirakan itu satu bulan

penelitian saya sudah selesai ternyata sebalik nya, jadi menambah waktu 1

bulan lagi untuk menyelesaikan penelitian skripsi saya, dan juga informasi yang

saya terima kurang jelas mau tidak mau saya harus bertanya kembali kepada
91

penata laboratorium tersebut hanya saja penata laboratorium sedang melakukan

pekerjaan nya yang lain, jadi saya juga bingung apakah saya boleh bertanya lagi

atau tidak mengenai penelitian skripsi saya.

Penulis melihat keterangan dan penjelasan dari ketiga mahasiswa

tersebut rupanya efek dan dampak yang di rasakan mahasiswa cukup membuat

mahasiswa merasa penyelesaian penelitian mereka di dalam laboratorium

menjadi lebih lama sehingga membuat mereka menjadi tidak fokus dalam

mengerjakan penelitian skripsi mereka lagi, selain itu mahasiswa menjadi lebih

berani ketika mengungkapkan perkataan nya kepada penata laboratorium

mengenai persepsi yang mereka terima selama di dalam laboratorium,

Pada saat observasi penulis bertanya lagi kepada key informant dr.

Monica mengenai efek yang di dapatkan mahasiswa di karenakan informasi

yang mereka terima dari penata laboratorium tidak jelas ketika berada di dalam

laboratorium :

“yaa jadi kalo misalnya informasi itu engga jelas yaa mungkin bisa
menghambat penelitian mahasiawa itu salah satu nya yaa. Seperti jadi
lamanya penyelesaian penelitian skripsi mahasiswa itu di dalam
laboratorium yang seharusnya bisa mereka selesaikan dalam kurun
waktu 2 bulan, di karenakan informasi yang mereka terima kurang jelas
dan akurat, sehingga bertambah menjadi 3 bulan, saya rasa itu efek
yang terjadi”
dr. Monica menjelaskan jika informasi yang mahasiswa terima dari

penata laboratorium tidak jelas, yang pasti penelitian skripsi mahasiswa itu,

bisa jadi terhambat itu salah satu nya dan pasti penyelesaian penelitian skripsi
92

mahasiswa menjadi bertambah yang seharusnya bisa di selesaikan dalam waktu

dua bulan, mereka selesaikan menjadi tiga bulan, saya rasa seperti itu efek yang

terjadi untuk mahasiswa.

Ungkapan tersebut di respon dengan sangat baik dan di perjelas oleh dr

monica sebagai kepala laboratorium bahwa efek yang terjadi akibat informasi

yang mahasiswa dapatkan dari penata laboratorium tersebut bisa menghambat

penyelesaian penelitian mahasiswa. Selain itu pak donatus boli sebagai rekan

kerja juga menambahkan :

“Seperti yang sudah saya bilang tadi ada ketidak kepuasan dari siswa
yang merasa mereka karena mereka merasa keingintahuannya mereka
bertanya tapi dengan jawaban yang sekirannya kurang relevan kurang
jelas dan sebagainya itukan menurut saya jadi mereka juga bertanya-
tanya dan bimbang di situ salah satu kekurangan dari penata Lab,
harus lebih banyak memberikan materi,pendidikan,pelatihan untuk
lebih memperbanyak ilmu dalam kegiatan keseharian di Lab, karena
mahasiswa juga sering bertanya kepada penata lab sampai detail”
Pak Donatus menjelaskan efek yang mahasiswa dapatkan mengenai

informasi yang mereka terima dari rekan kerja nya sesama penata laboratorium,

adanya ketidakpuasan dari mahasiswa mengenai keingintahuaannya bertanya

lagi kepada penata laboratorium yang sekiranya jawabannya kurang jelas dan

akurat. Pak Donatus menambahkan kembali penata laboratorium sebaiknya di

berikan materi, pendidikan, pelatihan, untuk memperbanyak ilmu pengetahuan

ketika berada di laboratorium sehingga ketika mahasiswa bertanya lagi kepada

penata laboratorium kami bisa menjawabnya dengan detail.


93

Berdasarkan keterangan yang di katakan Kepala Laboratorium dan

Rekan Kerja Penata laboratorium mereka menjelaskan efek yang didapatkan

mahasiswa dari penata laboratorium terkait informasi yang di berikan salah

satunya menghambat penyelesaian penelitian skripsi mahasiswa di karenakan

informasi yang mereka terima dari penata laboratorium kurang jelas kurang

akurat dan kurang detail.

4.2.8 Pesan Informasi Kepala Laboratorium dan Rekan Kerja terhadap

Penata Laboratorium mengenai Penyampaian Informasi yang di

sampaikan kepada Mahasiswa

Dalam hal penyampaian informasi dari penata laboratorium kepada

mahasiswa Kepala laboratorium dan rekan kerja memberikan pesan informasi

kepada penata laboratorium mengenai penyampaian informasi kepada

mahasiswa seperti yang jelaskan oleh kepala laboratorium dr. Monica :

“ya kembali lagi harus ada komunikasi komunikasi yaa, yang baik
antara penata lab dosen dan mahasiswa gitu komunkasi itu sangat
penting, yang kedua segala macam informasi itu kalo bisa dibuat secara
tertulis jadi memudahkan mahasiswa juga dan mungkin karena
sekarang juga semakin cepat yaa pusat informasi jadi kalo misalnya
ada pengumuman bisa di share langsung lewat grup wa ataupun lewat
email”
dr. Monica menjelaskan mengenai penyampaian informasi kepada

mahasiswa harus ada komunikasi komunikasi yang baik antara penata

laboratorium dan mahasiswa karena komunikasi itu sangat penting dan yang

kedua sebaik nya informasi itu dibuat secara terulis jadi memudahkan
94

mahasiswa untuk dapat melihat dengan mudah informasi yang akan mereka

dapatkan, karena kita hidup di zaman yang sudah kenal akan teknologi untuk

memudahkan penyampaian informasi bisa melalui media internet whastapp

ataupun email.

Pak Donatus sebagai rekan kerja penata laboratorium di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida memberikan pesan informasi nya

mengenai penyampaian informasi dari sesama rekan kerja nya kepada

mahasiswa :

“Lebih sering memberikan pelatihan – pelatihan untuk keseluruhan


penata Lab penting sekali minimal kita sudah menguasai materinya alat
alatnya menguasai minimal 75% untuk alat –alatnya dengan
sendririnya mahasiswa bertanya kita minimal bisa memberikan
jawaban tidak minimal mendekati akurat dan mahasiswa dapat
mengerti”
Pak Donatus menjelaskan pemberian pesan informasi mengenai

penyampaian informasi kepada mahasiswa. Sebaik nya penata laboratorium

lebih sering diberikan oelatihan – pelatihan untuk keseluruhan penata

laboratorium, karena setidaknya saya dan rekan kerja saya sudah menguasai

materi dan alat – alat minimal 75% jadi ketika mahasiswa bertanya mengenai

penggunaan alat – alat tersebut kita penata laboratorium dapat memberikan

jawaban yang mendekati akurat dan jelas sehingga mahasiswa dapat mengerti

informasi yang di sampaikan dari penata laboratorium


95

Berdasarkan pernyataan dari Kepala Laboratorium dan Rekan Kerja,

komunikasi harus lebih aktif antara penata laboratorium dan mahasiswa

sehingga ketika mahasiswa bertanya penata laboratorim dapat dengan mudah

menjawabnya, selain itu pelatihan pelatihan dan materi harus tetap di beriikan

kepada para penata laboratorium agar memudahkan penata laboratorium ketika

berinteraksi langsung dengan mahasiswa mengenai setiap pertanyaan

pertanyaan yang di keluarkan oleh mahasiswa.

4.3 Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti melihat dan menganalisis cara proses

penyampaian informasi yang dilakukan penata laboratorium kepada mahasiswa

di dalam Laboratorium Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Ukrida. Menurut Fayol and Taylor adalah berupa stimulus yang di tangkap

panca indera selanjutnya diteruskan ke otak/pusat saraf, di dalam otak, stimulus

mengalami proses transformasi, yaitu diolah dengan pengetahuan, pengalaman,

selera, dan iman seseorang, keluaran ( output ) dari proses tersebut berupa

informasi yang diingat ( Memory ) dalam diri seseorang atau diteruskan kepada

orang lain. ( Wiryanto 2004 : 28 )

Penyampaian informasi yang di berikan penata laboratorium kepada

mahasiswa, informasi yang di dapatkan mahasiswa dari penata laboratorium

memiliki beberapa masalah seperti informasi yang diterima mahsiswa selama

di laboratorium kurang jelas, kurang detail. Sehingga dalam komunikasi yang


96

telah di lakukan oleh penata labroratorium kepada mahasiswa terjadi respon

dan umpan balik ( feedback ) dari mahasiswa

Proses penyampaian informasi dengan kata lain informasi menjadi data

yang paling penting untuk memberikan pengetahuan yang berguna. Informasi

sebagai bagian dari proses komunikasi dalam konteksnya juga bisa bermakna

pesan ( message ), berita, atau pemberitahuan Informasi yang baik dibagi

menjadi beberapa kriteria, yaitu informasi yang jelas, informasi yang akurat dan

informasi yang relevan.

Informasi yang jelas, informasi yang menunjukkan tingkat kemampuan

informasi sudah digolongkan dan disajikan dalam format yang tidak terlalu

rinci. dalam hal ini informasi yang jelas bisa juga di makud dengan kata stay

on your message artinya satu pesan yang sama agar mahasiswa dapat lebih

mudah dan lebih mengingat apa yang di sampaikan oleh penata laboratorium,

menghindarkan penggunaan kata kata yang rumit sehingga mahasiswa dapat

mudah untuk memahaminya kemudian penata laboratorium sebaiknya

membuat komunikasi menjadi dua arah sehingga menciptkan pernyataan yang

terbuka untuk komunikasi dua arah agar terjadi diskusi antara penata

laboratorium dan mahasiswa terkait informasi yang di sampaikan di dalam

laboratorium. Dengan adanya informasi yang jelas dapat dibutuhkan

mahasiswa ketika melakukan penelitian di dalam laboratorium


97

Informasi yang akurat, informasi berkaitan dengan ketepatan dan

keandalan informasi sehingga informasi yang akurat berarti bebas dari

kesalahan dan tidak menyesatkan pemakai informasi. Informasi yang akurat

sangat di perlukan ketika berada di laboratorium untuk mahasiswa karena

informasi yang akurat dapat dengan mudah nya membuat mahasiswa

mengoperasionalkan alat alat di dalam laboratorium tanpa meminta bantuan

kembali dari penata laboratorium, melihat banyaknya jenis jenis alat – alat yang

ada di dalam laboratorium, yang jika mahasiswa tidak terlalu memahami cara

penggunannya maka akan berakibat fatal terhadap alat – alat tersebut yang

akhirnya membuat alat – alat tersebut menjadi bermasalah di karenakan

informasi yang kurang akurat dari penata laboratorium, dalam hal ini

komunikasi penata laboratorium sangat diperlukan sekali dalam

menyampaikan informasi yang akurat kepada mahasiswa dalam

mengoperasionalkan alat – alat di laboratorium.

Informasi yang relevan informasi yang diberikan berkaitan dengan

sejauh mana informasi tersebut dapat membuat perbedaan untuk alternatif

pengambilan keputusan artinya dalam hal ini penata laboratorium

menyampaikan informasi kepada mahasiswa, apakah informasi yang di

sampaikan penata laboratorium memiliki beberapa kriteria sehingga informasi

tersebut berkaitan atau tidak dengan yang ada di dalam laboratorium karena

ketika informasi tersebut diberikan kepada mahasiswa, mahasiswa tersebut


98

memiliki alasan apakah harus tetap melanjutkan penelitian skripsi di dalam

laboratorium atau tidak, karena informasi yang relevan sangat mempengaruhi

penyelesaian penelitian skripsi mahasiswa oleh sebab itu penata laboratorium

harus memberikan informasi yang apa adanya agar mahasiswa dapat dengan

mudah menyelesaikan penelitiannya di dalam laboratorium. Agar komunikasi

dapat berjalan sesuai dengan harapan dan tujuan.

Penata laboratorium dituntut untuk memiliki kememampuan

berkomunikasi yang baik ketika berada di dalam laboratorium hal ini di

karenakan peran dan fungsi penata laboratorium Melayani aktifitas dan

kegiatan mahasiswa dan dosen selama di laboratorium, sebagai asistant dari

kepala laboratorium, aktifitas penata laboratorium tidak terlepas dari adanya

komunikasi dengan mahasiswa dan dosen yang melakukan kegiatan di dalam

laboratorium, yang memiliki karakterisitik, sifat dan tingkah laku yang berbeda

– beda membuat penata laboratorium harus mampu memahami sifat dan

karakteristik dari masing – masing dari mahasiswa dan para dosen, serta

bagaimana cara agar penata laboratorium dapat melakukan komunikasi melalui

penyampaian informasi ke mahasiswa agar akurat dan relevan. dan bukan

hanya itu saja penata laboratorium juga harus dituntut mampu melakukan

komunikasi secara ringkas dan tepat agar mahasiswa dan para dosen dapat

memahami setiap pesan yang di sampaikan kepada mahasiswa dengan seperti


99

ini mahasiswa dapat dengan mudah melakukan kembali segala aktifitas dan

kegiatan nya di dalam laboratorium

dr. Monica selaku kepala laboratorium yang merupakan Key Informant di

dalam penelitian ini juga memberikan alasannya mengapa penata laboratorium

harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik khusunya dalam

menyampaikan segala informasi yang ada di dalam laboratorium baik secara

ringkas dan akurat maupun secara verbal dan nonverbal. Hal tersebut karena

tujuan dari komunikasi adalah untuk menyampaikan pesan dan informasi

kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat memahami dan dapat di

mengerti maksud dari informasi yang disampaikan dan tetntu juga perlu adanua

komunikasi yang khusus melihat para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida yang sedang melakukan penelitian di

dalam laboratorium mempunya latar belakang kepribadian yang berbeda – beda

karena setiap karakter dari penerima pesan yaitu mahasiswa memiliki cara

komunikasinya yang tersendiri sehingga semua mahasiswa yang berada di

dalam laboratorium tidak dapat di sama ratakan.

Salah satu tugas pokok penata laboratorium yaitu pengoperasian alat – alat

dan penggunaan bahan di dalam laboratorium dalam kaitannya dengan

penelitian ini, peneliti ingin melihat upaya penyampaian informasi penata

laboratorium mengenai cara mengoperasionalkan alat – alat di laboratorium

khusunya dalam membantu mahasiswa dalam menyelesaikan penelitian nya di


100

dalam Laboratorium Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida.

dr. Monica menjelaskan mengapa penata laboratorium harus memiliki

kemampuan dalam mengoperasionalkan alat alat dan penggunaan bahan di

laboratorium dalam menjalankan tugas pokoknya., hal tersebut karena

Laboratorium adalah tempat terpajangnya nya semua alat alat laboratorium

yang berguna untuk menunjang Mahasiswa dan Dosen dalam melakukan

sebuah penelitian yang tujuan nya untuk membuat mahasiswa dan para dosen

membuat sebuah penelitian yang sebelumnya belum pernah ditemukan, atau

penelitian yang sudah ada di kaji kembali agar lebih akurat di hasil penelitian

dan di gunakan untuk kepentingan bersama di dalam ruang lingkup pendidikan

demi tercapainya tujuan Universitas.

Aktifitas kegiatan yang ada di laboratorium membuat penata laboratorium

harus mampu melakukan segala hal dan semaksimal mungkin ketika berada di

dalam laboratorium, artinya penata laboratorium harus menjadi pemberi

informasi yang tepat dan akurat kepada mahasiswa mengenai hal – hal yang

ada di laboratorium seperti cara menggunakan alat alat di laboratorium dan

berbagai penyimpanan alat dan bahan di laboratorium, kemudian penata

laboratorium juga bisa menjadi solusi bagi mahasiswa yang sedang melakukan

kegiatan nya di laboratorium ketika mahasiswa tersebut lagi sedang dalam

kesulitan ketika mengoperasional kan alat – alat dan sedang mencari bahan –

bahan yang sedang di butuhkan mahasiswa untuk menyelesaikan penelitiannya.


101

Melihat penyampaian informasi yang disampaikan penata laboratorium

kepada mahasiswa di laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Ukrida peneliti melihat dan menganalisis bagaimana penyampaian informasi

yang dilakukan penata laboratorium kepada mahasiswa. Penyampaian

informasi merupakan hasil dari proses informasi yang di dapatkan dengan

berbagai cara dari beragam saluran, sumber baik secara langsung seperti

mendengar dari keluarga, teman, tetangga, dan lain-lain maupun dengan cara

media perantara seperti iklan, internet, media sosial, dan lain-lain dan

sampaikan kembali ke pada banyak orang agar penyampaian informasi yang

diterima mahasiswa dapat berjalan dengan efektif.

Penyampaian informasi yang diterima mahasiswa nampaknya tidak sesuai

dengan apa yang di inginkan mahasiswa yang lain, sebagian dari mahasiswa

yang sedang melakukan penelitian, mereka mendapatkan informasi yang

mereka rasa, mereka harus bertanya kembali kepada penata laboratorium. untuk

dapat melanjutkan kembali penelitian mereka, sehingga akhirnya mereka lebih

memilih untuk bertanya lagi kepada teman yang ada di dalam laboratorium

tersebut, atau dengan teman nya yang lain yang sudah mentuntaskan penelitian

nya di dalam laboratorium skripsi daripada bertanya kembali kepada penata

laboratorium di karenakan penata laboratorium memiliki sedikit emotional

yang dimiliki dalam dirinya ketika menyampaikan informasi nya kepada

mahasiswa bukan hanya sikap emotional yang dimiliki penata laboratorium


102

melainkan interpersonal di dalam dirinya yang memiliki kata kata yang sedikit

kasar dengan argumen kosa kata yang tinggi dan membuat mahasiswa yang lain

bertanya - tanya kenapa penata laboratorium memiliki interpersonal yang

seperti ini, bukan nya sebagai karyawan penata laboratorium yang tugas nya

melayani, mengedukasi dan memberi contoh yang baik seharusnya bisa

membantu dalam menangani masalah yang ada di dalam laboratorium bukan

dengan sebaliknya, meninggalkan mahasiswa tersebut dan kembali ke

pekerjannya kembali, sehingga mahasiswa sedikit kesal dengan sikap yang

dimiliki penata laboratorium tersebut.

Pada observasi dan wawancara yang penulis lakukan ketika penulis berada

di dalam laboratorium, penulis melihat bagaimana penata laboratorium

menyampaikan informasi nya kepada mahasiswa, penata laboratorium

menyampaikan pesan nya dengan cara yang tergesa – gesa seperti dengan kata

yang cepat sehingga mahasiswa kebingungan tentang apa yang dijelaskan oleh

penata laboratorium. bukan hanya itu saja, penata laboratorium menjelaskan

cara mengoperasionalkan alat alat dengan mengatakan “alat yang “A” cara nya

seperti ini” lalu “alat yang B cara nya seperti itu nanti tinggal di ulang saja

ketika mahasiswa mendengarkan apa yang di jelaskan tentang cara

mengopersionalkan alat di laboratorium, mahasiswa merasa sungguh kaget dan

mempunyai fikiran “apa dengan menjelaskan dengan cara seperti ini kami
103

semua pengguna laboratorium dapat memahami apa yang di sampaikan?. Hal

tersebut sama dengan seperti yang di ucapkan Informant 3 Calvin :

“yaa pastinya saya bertanya lagi mungkin kepada penata lab tersebut dan
terus bertanya walau kadang mungkin yaa harus di jelaskan 2 kali baru
sisanya lumayan jelas dan mengerti supaya dapat jalan keluarnya ada
sedikit rasa kesal Cuma yaa gimana, di jalani saja”
Mahasiswa biasa nya memiliki fikiran yang lebih akurat dari apa yang

mereka punya, karena keseharian mereka bukan hanya tentang belajar dan

menyelesaikan studi yang mereka tekuni saat ini, melainkan mencari sebanyak

– banyaknya mengenai pengetahuan pengetahuan yang baru dan ter update saat

ini khususnya bagi mahasiswa kedokteran ketika berada di dalam laboratorium

pastinya ketika mereka merasa kesulitan mendapatkan informasi yang mereka

terima, tentu nya mereka akan bertanya – tanya kembali sampai pesan yang

mereka terima sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Melihat hasil pengolahan data dan wawancara penulis menemukan

hambatan hambatan komunikasi tentang penyampaian informasi yang terjadi di

dalam laboratorium ketika penata laboratorium menyampaikan informasi

kepada mahasiswa. Salah satunya adalah hambatan personal yang meliputi

sikap, emosi, dan streotype

Pada hambatan personal mengenai sikap, penata laboratorium ketika

berada di dalam laboratorium hanya memenuhi kepentingan nya sendiri yaitu

lebih mementingkan pekerjaan dan tugas pokok nya saja sementara di sisi lain
104

mahasiswa sedang melakukan kegaiatan aktifitas nya di dalam laboratorium

yang tentunya memerlukan penata laboratorium di saat sedang memerlukan

bantuan ketika meminta bahan bahan untuk mempercepat penyelesaian skripsi

mereka sebaiknya disini sikap yang harus dimiliki penata laboratorium adalah

sikap yang adil ketika di dalam laboratorium yang artinya penata laboratorium

harus tetap melayani apa yang di minta oleh mahasiswa ketika apa yang mereka

cari di dalam laboratorium tidak mereka temukan, dan penata laboratorium

tetap membantu mahasiswa di saat pekerjaan yang sedang di lakukan hari ini

tidak dapat di selesaikan pada hari ini.

Pada hambatan kedua mengenai emosi, penata laboratorium harus lebih

bijak lagi ketika sedang menyampaikan informasi mengenai cara

mengoperasionalkan alat – alat di laboratorium, kembali kepada tugas pokok

dan fungsi penata laboratorium adalah Melayani kegiatan praktikum

mahasiswa dan dosen pada saat melayani mahasiswa dan dosen di dalam

laboratorium penata laboratorium harus mempunyai sifat yang lebih baik ketika

ada mahasiswa yang bertanya mengenai penggunaan alat alat di dalam

laboratorium, penata laboratorium harus menjelaskan nya secara dengan hati

hati dan efisien agar mahasiswa dapat memahami apa yang di maksud oleh

penata laboratorium, bukan dengan sebaliknya penata laboratorium

mengatakan seperti yang di ungkapkan oleh Informant 2 Teresa :


105

“lo mau ngapain” di bentak gitu kalo di tanya padahal kita engga tau
padahal dia sebagai pegawai lab bukannya harus ngebantu yaa? Tapi
nuntut kita harus tau padahal dia engga ngasih tau, kita sebagai
mahaisiswa yaa tanyalah kan kita engga tau, nanya tapi di marah
marahin”
Sebaiknya penata laboratorium menjelaskan kembali kepada

mahasiswa, jika mahasiswa tersebut tidak memahami apa yang mereka terima

dari penata laboratorium, agar hubungan antara mahasiswa dan penata

laboratorium dapat terjalin dengan harmonis.

Pada hambatan Stereotype, Stereotype merupakan produk dari proses

interaksi antara hubungan keluarga, etnis, maupun politis tentang tindakan dan

tingkah laku tertentu atau dapat pula diartikan sebagai generalisasi yang kaku

dan terlalu sederhana terhadap orang/sekelompok orang. (Hendri, 2019: 286)

Pada hambatan komunikasi mengenai streotipe, penata laboratorium hanya

memberikan informasi yang menurut penata laboratorium, informasi yang

penata laboratorium sampaikan itu benar adanya tanpa memikirkan kembali

apakah mahasiswa yang sudah saya jelaskan mengenai informasi tentang

operational procedure yang ada di dalam laboratorium mengerti dan

memahami apa yang penata laboratorium katakan tetapi sebaliknya, nyatanya

mahasiswa tidak memahami secara detail informasi yang di sampaikan penata

laboratorium sehingga mahasiswa menganggap penata laboratorium tidak bisa

bekerja sama dengan baik, karena ketika mahasiswa membutuhkan penata


106

laboratorium, penata laboratorium hanya fokus untuk menyelesaikan pekerjaan

saja nya di dalam laboratorium.

Pada hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan, peneliti mengamati

setiap hasil wawancara yang di katakan oleh setiap informant, disini peneliti

menemukan penata laboratorium sudah merasa bahwa penata laboratorium

telah memberikan komunikasi yang rinci dan jelas yang di butuhkan oleh

mahasiswa ketika berada di dalam laboratorium, penata laboratorium telah

memberikan informasi yang sekira nya di butuhkan oleh mahasiswa di

laboratorium dan membantu setiap aktifitas yang di lakukan mahasiswa ketika

berada di dalam laboratorium. serta penata laboratorium telah melayani setiap

apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa ketika di laboratorium.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma post positivisme di

karenakan salah satu asumsi post positivisme yaitu membahas tindakan –

tindakan (action) manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan, dengan kata

lain sikap yang dimiliki oleh penata laboratorium dalam mengungkapkan

kepribadian nya kepada mahasiswa

Setelah peneliti menganalisis masalah yang terjadi pada penelitian ini, dan

di kaitkan dengan paradigma post positivisme, penulis berpendapat penata

laboratorium hanya berusaha bekerja sebaik mungkin dan penata laboratorium

berfikir bahwa pekerjaan nya sudah maksimal, penata laboratorium merasa baik

baik saja ketika membantu meringankan penelitian mahasiswa di laboratorium,


107

dan penata laboratorium berpendapat bahwa mereka telah berkerja dengan baik,

padahal sebaliknya penata laboratorium hanya menyampaiakan informasi yang

menurut nya memang informasi tersebut harus di sampaikan kepada

mahasiswa, tanpa berfikir kembali, apakah informasi tersebut dapat di pahami

atau tidak nya oleh pengguna laboratorium.

Setelah peneliti mengamati lagi peneliti melihat bahwa mahasiswa

merasakan penyampaian informasi yang mereka dapatkan dari penata

laboratorium membuat mereka ingin berdebat dengan penata laboratorium

karena mereka merasa, mereka seperti tidak di perdulikan oleh penata

laboratorium, mereka merasa tidak di layani sepenuhnya oleh penata

laboratorium, padahal tugas pokok utama penata laboratorium adalah melayani

setiap kegiatan mahasiswa yang ada di laboratorium, tetapi penata laboratorium

hanya mengerjakan pekerjaan nya saja dan lebih fokus pada keseharian yang

dimiliki penata laboratorium tersebut sehingga mahasiswa merasa kesulitan

jika ingin bertanya kembali keada penata laboratorium karena yang difikirkan

mahasiswa ketika berada di dalam laboratorium adalah mengutamakan

kepentingan yang sudah di lakukan mahasiswa ketika sedang melakukan

kegiatan nya, bukan dengan memikirkan pekerjaan nya penata laboratorium

sendiri, tanpa memikirkan kembali ke mahasiswa tersebut, apakah mahasiswa

ini benar memahami informasi yang saya berikan mengenai segala informasi

yang ada di laboratorium


108

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Teori Penggabungan Informasi

yang di kembangkan oleh Martin Fishbain, Teori Penggabungan Informasi

mengakui bahwa pendekatan teori ini mampu menjelaskan bagaimana cara

pembentukan informasi tersebut dapat menyerupai sikap. Informasi adalah

salah satu dari kekuatan sistem interaksi yang berpotensi untuk memengaruhi

sebuah sistem kepercayaan atau sikap individu masing masing. Dengan kata

lain, asumsi teori ini menunjukkan bahwa orang-orang mengakumulasikan dan

mengorganisasikan informasi yang didapatnya tentang sekelompok, orang,

objek, situasi atau ide-ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep

yang tergabung dari hasil penerimaan informasi tersebut ( Stephen W

Littlejohn, 2019: 111).

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, mahasiswa sebagai pengguna

laboratorium tidak mendapatkan kepuasan atas segala informasi artinya

mahasiswa merasa informasi mengenai cara menggunakan alat ada yang tidak

benar dan ada beberapa yang tidak di mengerti serta penyimpanan bahan bahan

yang tidak di beritahukan oleh penata laboratorium letak dan untuk mencari nya

kembali ketika dibutuhkan, penata laboratorium tidak menjelaskan nya dengan

rinci membuat mahasiswa harus berfikir yang lebih luas dalam mencari bahan

bahan tersebut dari informasi yang mereka terima dari penata laboratorium

dalam Teori Penggabungan Informasi mencakup 3 komponen utama yaitu,

Informasi, Orang dan Sikap.


109

Komponen Informasi, informasi merupakan sumber dari semua sikap atau

informasi sebagai pesan dalam konteks komunikasi juga disebutkan memiliki

inti pesan (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba

mengubah sikap dan tingkah laku komunikan ( Jalaludin Rakhmat 2018: 231)

Dalam hal komponen informasi, penata laboratorium tidak berhasil

membuat mahasiswa merasa puas dengan apa yang mahasiswa dapatkan di

dalam penata laboratorium, mahasiswa berfikir mengenai pesan yang di

sampaikan penata laboratorium kepada mahasiswa, pesan tersebut hanya

berperan sebagai pelengkap pekerjaan penata laboratorium, di dalam

laboratorium artinya pesan tersebut seakan membuktikan bahwa penata

laboratorium telah menyampaikan informasi dengan baik, artinya, penata

laboratorium menyampaikan informasi yang diberikan kepada mahasiswa

sudah secara rinci dan terstruktur dan penata laboratorium merasa bahwa setiap

mahasiswa pasti paham dengan setiap penjelasan mengenai operational

procedure di dalam laboratorium jadi ketika penata laboratorium menjelaskan,

penata laboratorium menjelaskannya dengan berjalan, padahal sebaliknya

informasi yang di dapatkan mahasiswa dari penata laboratorium kurang jelas

serta banyak sekali kekurangannya dan mahasiswa menjadi kebingungan ketika

harus bertanya kembali sehingga memikirkan pilihan terakhir bertanya dengan

teman di sampingnya supaya cepat selesai penelitian nya di dalam laboratorium

dari pada bertanya kembali dengan penata laboratorium.


110

Komponen Sikap, dalam komponen sikap peneliti mengamati adanya

perubahan yang signifikan dari mahasiswa yang melakukan penelitian nya di

dalam laboratorium mahasiswa melihat objek - objek yang ada di dalam

laboratorium seperti alat – alat yang ada di laboratorium, mahasiswa merasa

kesal karena informasi yang mereka terima terkait penggunaan alat di

laboratorium tidak semua nya benar, sehingga mahasiswa memiliki rasa yang

tidak suka antara mahasiswa dengan penata laboratorium, komponen sikap ini

meliputi pembawaan diri terhadap lingkungan sekitar akibat dari perubahan

sikap yang dimiliki mahasiswa, mahasiswa berfikir untuk tetap melanjutkan

penyelesaian penelitian skripsi mereka tanpa bertanya tanya dengan penata

laboratorium, melainkan mereka bertanya dengan teman sekitarnya, dan

dengan teman yang sebelumnya sudah pernah melakukan penelitian di dalam

laboratorium. Komponen Sikap terdiri dari 3 Komponen, Sikap Sikap Afektif,

dan Sikap Konatif

Sikap Kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa

yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui. Sekali kepercayaan itu

telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai

apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu dalam hal ini mahasiswa

memahami betul pekerjaan yang di kerjakan oleh penata laboratorium, selain

melayani mahasiswa di dalam laboratorium, penata laboratorium juga


111

menjelaskan mengenai alat alat yang ada di laboratorium, jadi mahasiswa

sepenuhnya yakin dengan apa yang di sampaikan oleh penata laboratorium,

walaupun sebaliknya informasi yang mereka terima masih memiliki beberapa

kesalahan.

Sikap Afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan

perasaaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi

seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

Komponen Afektif menguraikan bahwa penata laboratorium dalam hal

menjelaskan berbagai informasi yang ada di laboratorium, penata laboratorium

memiliki sifat yang datar, yang sedikit berbicara dengan nada intonasi lebih

tinggi, dan menghiraukan mahasiswa sehingga membuat mahasiswa jadi

merasa tidak nyaman di laboratorium, sehingga mahasiswa berfikir untuk

meninggalkan secepatnya dari ruangan laboratorium.

Sikap Konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku

atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan

dengan objek sikap yang dihadapinya. Dalam hal ini lebih menjelaskan untuk

mahasiswa, karena mahasiswa memahami sepenuhnya kejadian apa yang

terjadi di dalam laboratorium, mulai penjelasan mengenai alat alat,

penyimpanan bahan bahan yang tidak tahu letaknya dimana dan sikap yang
112

dimiliki oleh penata laboratorium itu sendiri kepada mahasiswa, yang sulit

untuk mahasiswa mengerti.

Komponen person, dalam hal ini “orang” yang di maksud adalah

mahasiswa itu sendiri banyak hal yang di dapatkan mahasiswa selama berada

di dalam laboratorium mulai dari cara mengoperasionalkan alat – alat dan

penyimpanan bahan bahan yang ada di dalam laboratorium yang kejelasan

informasi nya itu mahasiswa tidak dapat mengetahui apakah penyampaian

infromasi yang mereka dapatkan dari penata laboratorium mereka dapat

memahami dan dapat mengerti pesan itu atau sebaliknya sehingga informasi

yang mereka terima, mempengaruhi perubahan sikap yang terjadi kepada

masing masing dari mahasiswa, maka dari itu informasi yang tepat dan sesuai

akan memperlancar mahasiswa dalam menyelesaikan penelitian di dalam

laboratorium sehingga mahasiswa tidak perlu bertanya lagi kepada penata

laboratorium dan dapat menyelesaikan penelitian mereka dengan caranya

mereka sendiri.

Penggunaan Teori Penggabungan Informasi pada penelitian ini

membuat peneliti dapat memahami betapa pentingnya informasi yang jelas dan

akurat yang di sampaikan penata laboratorium kepada mahasiswa agar

mahasiswa dapat memahami segala informasi yang ada di laboratorium,

sehingga perubahan sikap yang dialami mahasiswa, mahsiswa dapat

mencegahnya sendiri dan dapat tetap menjalin hubungan yang bauk dengan
113

penata laboratorium, untuk kedepannya, ketika mahasiswa mendapatkan

informasi yang mereka fikir, informasi tersebut akan memperlambat

penyelesaian penelitian mereka di dalam laboratorium bisa membuat

mahasiswa dapat mengatasi penyelesaian masalah yang terjadi akibat

penyampaian informasi yang mahasiswa terima tidak sesuai dengan apa yang

mereka inginkan. Pada penyampaian informasi, informasi tersebut dapat

mempengaruhi seberapa besar informasi tersebut mampu mencapai satu dalam

tujuan bersama untuk melengkapi keinginan dan kemajuan dari sebuah

Universitas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Ukrida dengan judul “Komunikasi Interpersonal Penata Laboratorium

Mengenai Penyampaian Informasi Kepada Mahasiswa” ( Studi Kasus Mahasiswa

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan 2017 ) Penulis menarik kesimpulan

mengenai penyampaian informasi yang diterima mahasiswa dari penata laboratorium

sebagai berikut :

1. Penyampaian informasi yang terjadi yang di terima mahasiwa dari penata

laboratorium, informasi yang diterima mahasiswa berdasarkan dari keyakinan dan

kepribadian yang di miliki penata laboratorium itulah yang membentuk sikap dari

penata laboratorium dari cara menyampaikan informasi nya kepada mahasiswa,

seperti dengan cara yang tidak peduli, dan buang muka kepada mahasiswa artinya

penata laboratorium hanya menjelaskan saja dengan tidak secara rinci, sehingga

membuat mahasiswa bertanya – tanya kembali dan tidak memahami kembali apa

yang di sampaikan, selain itu penata laboratorium memiliki sifat yang emotional

pada saat berhadapan dengan mahasiswa, sehingga mahasiswa itu berfikir kenapa

hal seperti ini bisa terjadi di laboratorium

114
115

Pada dasarnya Penata Laboratorium merupakan akses termudah mahasiswa untuk

melakukan segala aktifitas dan kegiatan yang mereka lakukan selama di

laboratorium, penata laboratorium juga yang melengkapi kebutuhan mereka selama

mereka berada di laboratorium, oleh karena itu peran yang dimiliki penata

laboratorium sangat penting ketika berada di laboratorium, bukan hanya sekedar

melayani mahasiswa saja, penata laboratorium tetapi memberikan komunikasi yang

baik dan komunikasi yang bermanfaat untuk mahasiswa, karna penata laboratorium

orang yang pertama kali berkomunikasi langsung dengan mahasiswa, karena itu

keberadaan penata laboratorium sangat penting untuk menunjang segala aktifitas

dan kegiatan mahasiswa selama berada di dalam laboratorium

2. Hambatan – Hambatan yang terjadi pada saat menyampaikan informasi kepada

mahasiswa yaitu Hambatan Sikap, Hambatan Emosi dan Hambatan Streotype

- Hambatan Personal, penata laboratorium hanya memenuhi kepentingan nya

sendiri yaitu lebih mementingkan pekerjaan dan tugas pokok nya saja

- Hambatan Emosi, penata laboratorium harus lebih bijak lagi ketika sedang

menyampaikan informasi mengenai cara mengoperasionalkan alat – alat di

laboratorium

- Hambatan Streotype, penata laboratorium hanya memberikan informasi yang

menurut penata laboratorium, informasi yang penata laboratorium sampaikan

itu benar adanya tanpa memikirkan kembali apakah mahasiswa yang sudah
116

saya jelaskan mengenai informasi tentang operational procedure yang ada di

dalam laboratorium dapat mengerti dan memahami atau sebaliknya.

Maka dari itu penyampaian informasi yang jelas, detail akurat dan relevan

antara mahasiswa dan penata laboratorium sangatlah penting ketika berada di

laboratorium, selain menjaga psikologis mahasiswa di karenakan informasi yang

mereka dari penata laboratorium mempunyai beberapa masalah, juga untuk

mempermudah mahasiswa dan tidak menghambat penyelesaian nya skripsi nya di

laboratorium. serta menjaga hubungan yang baik antara penata laboratorium dan

mahasiswa agar tetap terjalin.

5.2 Saran

Dari hasil analisa penelitian, mengenai penyampaian informasi yang di berikan

mahasiswa dari penata laboratorium, penulis ingin memberikan saran dan masukan

untuk Penata laboratorium Fakultan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida sebagai

berikut :

5.2.1 Saran Teoritis

a. Bagi penelitian selanjutnya, penulis memberikan saran agar mengkaji penelitian

mengenai penyampaian informasi dalam menyampaikan informasi dan pesan pesan

yang ada di ruang lingkup sekitar nya


117

b. Bagi mahasiswa dan mahasiswi prodi Ilmu Komunikasi Universitas Satya Negara

Indonesia diharapkan mampu memahami dan memiliki ilmu pengetahuan yang

memadai mengenai penyampaian informasi dan pemberian informasi.

c. Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti, Pengaruh

Penyampaian Pesan Penata Laboratrium kepada Mahasiswa di Laboratorium.

5.2.2 Saran Praktis

a. Untuk penata laboratorium dalam menyampaikan segala informasi kepada

mahasiswa yang berhubungan dengan penelitian skripsi di dalam laboratorium ,

sebaiknya mahasiswa tersebut jangan di tinggalkan, tetapi di jelaskan kembali

dan di berikan pengertian mengenai alat dan bahan yang ada di laboratorium

b. Untuk Universitas dan Kepala Laboratorium, sebaiknya penata laboratorium

diberikan lagi beberapa pelatihan mengenai penggunaan alat - alat dan bahan yang

ada di dalam laboratorium, jadi ketika mahasiswa bertanya kepada penata

laboratorium, penata laboratorium dapat menjelaskan nya dengan sangat detail,

sehingga mahasiswa pun merasa senang dan dapat melanjutkan kembali penelitian

skripsi mereka di laboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

Buku :

A, Suyitno dan Sukirman. 2009, Biologi 1 SMP Kelas VII. Jakarta : Yudhistira.

Bagong Suyanto Sutinah. 2005, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif


Pendekatan. Yogyakarta : Pustaka

Direja Surya Herman Ade. 2018, Untukmu Wahai Mahasiswa : Sebuah Pesan
Inspiratif Pemantik Semangat Yogyakarta : Deepublish

Harun Gafur. 2015, Mahasiswa Dan Dinamika Dunia Kampus, Bandung : Cv Rasi
Terbit

Hendri Ezi. 2019, Komunikasi Persuasif Pendekatan dan Strategi. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Idrus Muhammad. 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif). Yogyakarta : Erlangga

Kriyantono, Rachmat. 2012, Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana

Little John, Stephen W 2019, Teori Komunikasi : Theories of Human Communication


( Edisi 9 ) Jakarta : Salemba Humanika

Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Morissan. 2017, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: PRENADA

MEDIA GROUP

Mulyana, Deddy 2015, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ( Edisi 15 )

Bandung : PT. Remaja Posdakarya


Nana Syaodih Sukmadinata. 2011, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya

Nurdin Ali. 2020 Teori Komunikasi Interpersonal Jakarta : Kencana

Rakhmat Jalaludin 2018, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi ) Jakarta : Simbiosa

Rekatama Media

Sanjaya Wina 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

Sugiyono. 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

ALFABETA

Sutabri Tata. 2012, Konsep Sistem Informasi ( Edisi 1 ) Jakarta : Andi

Wiryanto. 2020, Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta : Grasindo

Jurnal Online :

Ashari Syahwal Muhammad, Hanny Hafiar, Priyo Subekti, 2016. Sajian Informasi
Pelatihan Usaha Dalam Membentuk Sikap Peserta Pada Program Melati.
Universitas Padjajaran Bandung Vol 6 No. 1

Septiriani Saras, Nurrahmawati, 2018, Hubungan Antara Kegiatan Penerimaan


Kunjungan Perusahaan Dengan Sikap Peserta. Universitas Islam Bandung Vol
4 No. 2

Sumber Lain :

http://scholar.unand.ac.id/41094/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf

http://eprints.ums.ac.id/33891/4/BAB%20I.pdf

https://idakirei.files.wordpress.com/2009/08/skrispsi-paridah1.pdf
http://titha-bulitha.blogspot.com/2012/05/pengertian-pr-menurut-para-

ahli.html#:~:text=Public%20Relation%20adalah%20semua%20bentuk,Frank%20Jef

kins%20Revisi%20Daniel%20Yadin.

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli/

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14759/2/T1_362012016_BAB%20I

I.pdf

http://digilib.uinsby.ac.id/13309/5/Bab%202.pdf

https://rencanamu.id/post/panduan-persiapan-kuliah/panduan-memilih-kampus/hal-

hal-yang-perlu-dipertimbangkan-dalam-memilih-kampus

http://media.unpad.ac.id/thesis/210110/2013/210110130062_2_4020.pdf

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mahasiswa/

https://erry-ricardo.com/2019/11/25/3-langkah-menyampaikan-pesan-komunikasi-

yang-terstruktur-dengan-prinsip-piramida/

http://ukrida.ac.id/studyprogram/bm/10/pendidikan-dokter

http://ukrida.ac.id/aboutus/history/sejarah
LAMPIRAN
TABEL CODING TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN

No. Poin Hasil Key Informant Pertanyaan Hasil Jumlah


Penelitian dan Informant Wawancara Halaman
1. 4.2.1 dr. Monica Bagaimana cara dokter mahasiswa yang boleh 1.Halaman
Laboratorium Puspa Sari, berkomunikasi dengan melakukan kegiatan di
Skripsi M.Biomed penata lab tersebut dalam laboratorium
Fakultas mengenai informasi skripsi khususnya yang
Kedokteran yang diberikann sedang melakukan
dan Ilmu kepada mahasiswa penelitian skripsi mereka
Kesehatan dan sesuai prosedur
Ukrida ( FKIK pemerintah saat ini yang
Ukrida ) hanya boleh berkapasitas
maksimal 50% orang
yang berada di dalam
laboratorium, tidak boleh
ada mahasiswa lebih dari
5 orang di jaman pandemi
seperti ini yang masuk ke
dalam laboratorium
skripsi

2. 4.2.2 Kegiatan dr. Monica Apa job desk yaaa berarti kalo sebagai 2 Halaman
– Kegiatan dan Puspa Sari, pekerjaan anda saat ini kepala departemen harus
Job Desk M.Biomed mengatur yaa, harus
Kepala mengatur hmm segala
Laboratorium sesuatu jadwal, udah gitu
serta rencana departemen
Mahasiswa parasitologi itu mau
Fakultas gimana hmmm kemudian
Kedokteran mengatur segala sesuatu
dan Ilmu yang berhubungan
Kesehatan dengan kegiatan
Ukrida akademik, apalagi di
jaman pandemi gini
berarti kan harus ada
sesuatu yang di buat yang
agak berbeda dari biasa
nya kan gitu, kemudian
untuk laboratorium
sendiri yaa kemarin
kemarin yaa kita
mengadakan beberapa
pelatihan buat penata
laboratorium dari
departemen departemen
aja sihh kalo untuk keluar
keluar sihh belum Cuma
paling mencari bebearpa
webinar yang bisa diikuti
oleh penata laboratorium
itu saja sama mengatur
jadwal mereka

Calvin sebutkan kegiatan biasa saya seperti biasa 1 Halaman


kegiatan anda selama saya ikut kelas sesuai
berkuliah di fk ukrida jadwalnya yaaa kalo ada
praktikum yaa ikut terus
yaa paling akhirnya
ngerjain skripsi sampe
sekarang
Teresa sebutkan kegiatan yaa kaya mahasiswa pada 1 Halaman
kegiatan anda selama umumnya lahh belajar
berkuliah di fk ukrida nge lab ujian gitu, di
kampus organisasi nya
ikut BPM dan AMSA
3. 4.2.3 dr. Monica Dokter sudah cukup penata laboratorium dia 1 Halaman
Komunikasi Puspa Sari, mengenal karyawan kalo ada masalah
Interpersonal M.Biomed lab di karenakan lama koordinasi dengan saya
Penata berkerja dokter sebagai jadi masalahnya dapat di
Laboratorium kepala lab, pertanyaan selesaikan dengan baik,
kepada Kepala nya interpersonal apa masalahnya di selesaikan
Laboratorium, yang dimiliki dari secara internal dulu dehh
Rekan Kerja salah satu penata lab
dan tersebut menurut
Mahasiswa dokter
Donatus Boli Anda sudah cukup Hubungan yang baik 1 Halaman
mengenal karyawan antar para Lab saya bilang
Lab di karenakan lama psangat memiliki
kerja anda sebagai hubungan khusus antar
penata Lab karyawan Lab karena
pertanyanya satu sisi pada saat kita
interpersonal apa yang sedang tidak bisa
dimiliki dari salah satu melaksanakan tugas
penata Lab tersebut misalnya cuti atau sakit
menurut anda maka rekan kerja kita
yang di Lab yang akan
back up sering ada latihan
training untuk kita jagan
hanya fokus mengguasai
di Lab kita saja kita juga
harus mengguasai dengan
bidang –bidang Lab lain
seperti
Anatomi,fisika,kimiadan
sebagainya sehinggga
hubunga personal antar
Lab sangat khusus
Benedictus Menurut kalian, ada sebut saja beliau dia 1 Halaman
interpersonal apa yang bekerja di lab skripsi
di miliki penata komunikasi nya memang
laboratororium baik Cuma penyampaian
tersebut, ketika ke saya nya kurang bagus
memberikan informasi dan agak sedikit
ke kalian sebagai emosional pada saat itu
pengguna saya pun juga tidak tahu
laboratorium kenapa yaa sampai itu
terjadi.
Teresa Menurut kalian, interpersonal dalam diri 1 Halaman
interpersonal apa yang nya, dia itu dia pengen
di miliki penata ngebantu Cuma engga
laboratororium iklas gtu kaya gini “gue
tersebut, ketika ada kesibukan yang lain
memberikan informasi ngapain lu nanya ke gue
ke kalian sebagai itu kan skripsi eluu
pengguna kenapa lu nanya ke gue
laboratorium menurut gue gtu sihh
Calvin Menurut kalian, sebenarnya menurut saya 1 Halaman
interpersonal apa yang baik sihh, mereka mau
di miliki penata jelaskan tapi mungkin
laboratororium kadang memang tidak
tersebut, ketika bisa terlalu menjabarkan
memberikan informasi secara detail karena yaaa
ke kalian sebagai memang mungkin beliau
pengguna ada kesibukan tertentu
laboratorium yang kita tidak bisa
mengatakan ohh itu
mungkin salahnya
harusnya dia jelaskan
lebih detail tapi kadang
memang kita tidak tahu
kalau beliau memiliki
pekerjaan yang lebih
penting itu dia menurut
saya sebenarnya baik tapi
akan memakan waktu saja
4. 4.2.4 Cara dr. Monica Bagaimana cara dokter jaman sekarang yaaa bisa 1 Halaman
Berkomunikasi Puspa Sari, berkomunikasi dengan lewat whatsapp email tapi
Penata M.Biomed penata lab tersebut memang yang lebih
Laboratorium mengenai informasi sering lewat whatsapp
di yang diberikann jadi kaya pandemi seperti
Laboratorium kepada mahasiswa ini mahasiswa yang ingin
kepada Kepala masuk laboratorium yaaa,
Laboratorium, mahasiswa harus bikin
Rekan Kerja surat dulu, surat
dan pernyataan dulu dia mau
Mahasiswa masuk ke lab berapa hari
tujuan nya apa nahh,
kemudian apa yang mau
di kerjakan di lab berapa
hari gitu yaa nahh itu
harus persetujuan saya
dulu.
Donatus Boli Bagaimana cara anda Kita sering mengadakan 1 Halaman
berkomunikasi dengan kegiatan pertemuan
penata Lab tersebut evaluasi sharing berbagi
mengenai informasi pengalaman kita akan tau
yang di berikan kepada apa saja kendala- kendala
mahasiswa
yag ada di Lab kita bisa
memberikan solusinya
Benedictus lalu bagaimana cara nahh untuk penata lab nya 1 Halaman
penata laboratorium agak sedikit kurang
tersebut memberikan komunikasi nya saat kita
informasi ke pada penelitian kita itu
kalian mengenai memang awalnya di kasih
penggunaan alat alat di seperti briefing dulu
lab tersebut. tetapi briefing nya ini kita
tidak sepeenuhnya
memahami detail karna
baru sekali briefing dan
juga topik yang diajarkan
sama yang sewaktu kita di
lapangan kadang kan suka
dinamis berubah –
berubah jadi kadang
pengetahuan kita untuk
teknis di lab kurang
memahami karna briefing
nya yang terbatas, yang
kedua itu sehari hari
penata lab nya kan tidak
dapat berkomunikasi
langsung di karenakan
pada saat sebelum
pandemi ada banyaknya
mahasiswa di lab
mungkin agak sedikit
terbatas juga, mungkin
karena waktunya bisa jadi
tapi kadang mereka juga
ketika mahasiswa
menyimpan alat atau
bahan di kulkas dan untuk
kita pakai besok besok
alat dan bahan nya sudah
berpindah pindah
letaknya, jadi ketika saya
menanyakan kepada
penata lab nya “alat nya di
mana yaa” mereka
menjawab “saya kurang
tau” karena mungkin
saking banyak nya
mahasiswa yang
menyimpan alat mungkin
penata lab nya agak
kurang mengerti
Teresa lalu bagaimana cara yaaa kita nanya tatap 1 Halaman
penata laboratorium muka tapi dia jawab
tersebut memberikan sambil jalan gtu dan dia
informasi ke pada ngomong “ kok kamu
kalian mengenai engga tau, ehh ntar ntar
penggunaan alat alat di gue lagi sibuk” gue jawab
lab tersebut lu kira gue juga engga
sibuk apa emang disini
gue Cuma nge lab doang
gue juga ada ujian dll gue
juga ada keluarga yang
emang lu doang yang
punya keluarga gitu orag
tua juga pengen nya
anaknya lulus dong
emang mereka engga
punya anak, kalo anaknya
di gituin mereka gimana,
emg mau anaknya
digituin yaaaa engga
dong, ywdh dehh engga
tau gimana kedepannya
anaknya doain aja yang
terbaik
Calvin Bagaimana cara yaa mungkin untuk 1 Halaman
berkomunikasi kalian bertanya seperti itu yaa,
dengan penata lab bertanya sebenarnya tapi
tersebut terkait hanya yaa ijin apakah
penyampaian penata lab lagi sibuk atau
informasi mengenai tidak kalau tidak yaa
cara langsung bertanya apa
mengoperasionalkan boleh untuk minta tolong
alat alat di menggunkan alatnya yaa
laboratorium kadang yang bukan
kendala di bahasa tetapi
yaa terkadang beliau
sibuk mengerjakan
pekerjaan yang lain jadi
memakan waktu saya saja
ketika saya lagi
membutuhkan beliau
5. 4.2.5 dr. Monica Berdasarkan hasil ohhh mereka mengatakan 1 Halaman
Penyampaian Puspa Sari, observasi saya, saya bahwa informasi nya
Informasi M.Biomed melihat ada beberapa kurang jelas, yaaa
Penata mahasiswa yang cerita sebetulnya sihh
Laboratorium ke saya dia bilang mahasiswa harus aktif
Kepada penyampaian bertanya yaa di lab
Mahasiswa informasi yang mereka cukuplah cukup jelas,
dapatkan dari penata saya rasa kalo yang di lab,
lab tersebut kurang setiap departemen sudah
kelas, bagaimana memiliki peraturannya
dokter menanggapi masing masing yaa
nya? sebtulnya sudah ada di
modul mereka jadi
memang departemen
yang satu dan departemen
yang lainnya
peraturannya beda beda
tergantung mahasiswa
nya sihh sebetulnya baca
atau tidak informasi
tersebut untuk peraturan
yang ada di laboratorium
bagaimana, mungkin
mereka kalo informasi tuh
kurang jelas mungkin
yang skripsi mungkin yaa
ketika mereka masuk lab
skripsi untuk penelitian
kan memang ada
beberapa alat alat yang,
memang penata lab nya
yang menyimpan jadi
yang tau gitu loh, jadi
memang tidak semua alat
dan bahan itu di kasih tau
itu tempatnya dimana
dimana gitu jadi memang
harus ada komunikasi
dengan penata
laboratorium nya gitu,
tapi untuk beberapa alat
yang memang biasa di
pakai, biasanya itu jelas
ada informasi nya tempat
tempat nya ada dimana
gtu yang tadi untuk alat
dan bahan yang jarang di
pakai tapi ketika dia mau
menggunakan ada di
tempat tempat tertentu
dan hanya penata lab nya
saja yang mengetahui.
Yaaa untuk skripsi juga
peraturan peraturan ada
semua yaa udanh di
jabarkan di awal, di awal
biasanya untuk pengantar
skripsi kemudian untuk
pemakaian alat dan bahan
juga sudah ada semua nya
di tempel di papan
pengumuman yang ada di
lab skripsi
Donatus Boli Berdasarkan hasil Itu yang sudah saya 1 Halaman
observasi saya, saya bilang tadi tugas penata
melihat ada beberapa Lab bukan cuma hanya
mahasiswa yang cerita mempersiapkan ,menata
ke saya dia bilang selesai praktikum lalu
penyampaian merapikan membersikan
informasi yang mereka dan segalanya sebetulnya
dapatkan dari penata tugas penata Lab itu harus
Lab tersebut kurang lebih global lebih komplit
jelas, Bagaimana anda lagi karena kita juga
sebagai rekan kerja yang berhadapan dengan
menanggapinya parasiswa minimal apa
yang mereka pertanyakan
kita bisa memberikan
informasi jadi itu yang
saya bilang pentingnya
pelatihan – pelatihan
penata Lab itu harus lebih
sering lagi kita
mengadakan kegiatan
traning penata Lab sangat
penting
Calvin Apakah anda mengerti untuk informasi yang di 1 Halaman
dan memahami kasih sama penata lab itu,
penyampaian kalo misalnya informasi
informasi yang di tidak sesuai mau engga
berikan kepada anda mau kita harus cari
melalui penata sendiri di internet yaa
laboratorium tersebut kalo kadang istilahnya
kalo kita ingin menunggu
beliau kembali itu makan
waktu mau engga mau
mencari harus dari merek
alat nya type nya segala
macam untuk yaa
memang harus usaha
sendiri sihh untuk
mengehamat waktu kita

Benedictus Apakah anda mengerti untuk penyampaian 1 Halaman


dan memahami informasi penata lab ke
penyampaian saya itu,kadang
informasi yang di menyampaikan informasi
berikan kepada anda nya itu berdasarkan dari
melalui penata dosen pembimbing, tapi
laboratorium tersebut kadang karena
komunikasi nya 2 arah
dan komunikasi nya jadi
dua tingkat antara dosen
pembimbing ke penata
lab dan penata lab kepada
mahasiswa mungkin
berbeda kadang seperti
contohnya
menginstrusikan untuk “
air selama 40 menit
dengan suhu 40° penata
lab hanya mengatakan
“panaskan air selama 40
menit” dengan tidak
mengatakan ukuran suhu
nya, sehingga
mengakibatkan adanya
masalah komunikasi dari
penata lab ke mahasiswa
sehingga menghambat ke
penelitian saya jadi nya
kurang efisien
6. 4.2.6 Kurang Teresa selama di laboratorium tidak, alasannya karena 1 Halaman
Akan apakah penata dia merasa tinggi
Penyampaian laboratorium sudah jabatanya dan kita hanya
Informasi yang memberikan informasi mahasiswa dia bisa jawab
Tidak Jelas yang tepat jelas akurat dengan singkat terus kita
dan Tidak relevan sesuai harus tanya lagi dan dia
Akurat Kepada kebutuhan anda Cuma jawab singkat terus
Mahasiswa berarti itu informasi nya
engga jelas dan dia kaya
tidak iklas untuk
menjawab, kaya bukan
kewajiban dia gitu, kita
harus tau gitu udh gitu
cara jelasinnya yang
Cuma itu cara seperti ini
dan cara nya seperti itu
lucu aja jadinya
Calvin selama di laboratorium untuk sesuai kebutuhan 2 Halaman
apakah penata sebenarnya waktu itu
laboratorium sudah memang sempat diadakan
memberikan informasi seperti kunjungan jadi
yang tepat jelas akurat diajarkan terlebih dahulu
relevan sesuai Cuma sebenarnya masih
kebutuhan anda kurang detail walaupun
sudah di kasih tau tapi
kadang saat kita
melakukan seperti
penelitian misalnya
terkadang memang
penata lab sibuk
melakukan pekerjaan
yang lain, terkadang agak
sulit jika kita ingin
bertanya lagi seperti itu,
intinya informasu yang
saya dapatkan kurang
jelas seperti itu
Benedictus selama di laboratorium untuk fasilitas alat alatnya 1 Halaman
apakah penata sangat bagus dapat
laboratorium sudah mencukupi kebutuhan
memberikan informasi selama di laboratorium,
yang tepat jelas akurat tapi ketika dia
relevan sesuai menjelaskan cara
kebutuhan anda penggunaanya
ngejelasinnya kurang
jelas dan engga detail
banget, jadi saya engga
terlalu mengerti
Benedictus Bagaimana cara kalian agar informasi nya sesuai 1 Halaman
mengatasi informasi yaaa saya tetap
yang di berikan ke komunikasi ke dosen
kalian tidak sesuai pembimbing saya untuk
dengan apa yang skripsi saya jadi instruksi
kalian harapkan yang keluar dari dosen
pembimbing saya jadi
saya harus konfirmasi
dulu apakah itu sudah
benar dan sudah tepat
informasi nya, jangan
ketika saya sudah
melakukan penelitian
instruksinya dari penata
laboratorium bukan yang
itu, sehingga saya minta
di perjelas lagi oleh
penata laboratorium
Calvin Bagaimana cara kalian yaa pastinya saya 1 Halaman
mengatasi informasi bertanya lagi mungkin
yang di berikan ke kepada penata lab
kalian tidak sesuai tersebut dan terus
dengan apa yang bertanya walau kadang
kalian harapkan mungkin yaa harus di
jelaskan 2 kali baru
sisanya lumayan jelas dan
mengerti supaya dapat
jalan keluarnya ada
sedikit rasa kesal Cuma
yaa gimana, di jalani
7 4.2.7 Efek Benedictus Lalu efek yang terjadi efek dampaknya ke saya 1 Halaman
Yang Terjadi apa ketika kalian dalam pengerjaan apalagi
Mengenai mendapatkan kan bagian saya itu
Penyampaian informasi yang di biokimia setiap enzim
Informasi dari berikan kepada penata punya suhu yang berbeda
Penata laboratorium tersebut beda kalo misalnya
Laboratorium reaksinya berada pada di
kepada suhu 40° kalo kita liat
Mahasiswa tidak sesuai dengan suhu
nya kita bisa ngulang lagi,
dan harus buat dari awal
lagi karena informasi
darii penata lab yang
diucapkan kepada saya,
saya bekerja nya tuhh
tidak efisien, akhirnya
penelitian saya menjadi
salah dan saya harus
bertanya lagi ke
pembimbing saya, dan itu
makan waktu saya lagi
dalam menyelesaikan
penelitian saya didalam
laboratorium
Teresa Lalu efek yang terjadi yaaa terhambatlah 2 Halaman
apa ketika kalian penelitian gue, gue yang
mendapatkan harusnya skripsi selesai
informasi yang di seminggu jadi sebulan
berikan kepada penata bahkan tiga bulan baru
laboratorium tersebut selesai skripsi gue trus
pengen cepet cepet lagi
jam kerja nya di cepetin
dan kita juga harus dateng
cepet padahal hari itu juga
kita ada ujian dan kelas
lain, emang pada hari itu
kita Cuma nge lab doang,
emg kaya dia yang kerja
nya Cuma duduk duduk
di dalam lab makan
ngoceh ngoceh engga
jelas gitu ngerti kan yang
gue bilang padahal
mereka mereka gaji dari
gue juga, kita yang bayar
Calvin Lalu efek yang terjadi untuk efek sihh yaa jadi 1 Halaman
apa ketika kalian lebih lama pengerjaan nya
mendapatkan ekspetasi yang saya
informasi yang di fikirkan seharusnya 1
berikan kepada penata bulan penelitian saya
laboratorium tersebut sudah selesai jadi nya
malah nambah lagi jadi 1
bulan lagi itu sihh udah
gitu terkadang yaa
mungkin agak bingung
informasi nya kurang
jelas mau engga mau
harus tanya kembali
kadang merasa tidak enak
dia sedang melakukan
pekerjaan yang lain jadi
kadang kita agak bingung
ini apakah boleh bertanya
lagi apa engga walau
sebenar nya membantu
pada saat di jelaskan
ulang, efeknya jadi agak
lebih lama penelitian saya
selesai nya
dr. Monica Lalu efek yang terjadi yaa jadi kalo misalnya 1 Halaman
Puspa Sari, apa ketika kalian informasi itu engga jelas
M.Biomed mendapatkan yaa mungkin bisa
informasi yang di menghambat penelitian
berikan kepada penata mahasiawa itu salah satu
laboratorium tersebut nya yaa. Seperti jadi
lamanya penyelesaian
penelitian skripsi
mahasiswa itu di dalam
laboratorium yang
seharusnya bisa mereka
selesaikan dalam kurun
waktu 2 bulan, di
karenakan informasi yang
mereka terima kurang
jelas dan akurat, sehingga
bertambah menjadi 3
bulan, saya rasa itu efek
yang terjadi
Donatus Boli Lalu efek yang terjadi Seperti yang sudah saya 1 Halaman
apa ketika kalian bilang tadi ada ketidak
mendapatkan kepuasan dari siswa yang
informasi yang di merasa mereka karena
berikan kepada penata mereka merasa
laboratorium tersebut keingintahuannya mereka
bertanya tapi dengan
jawaban yang sekirannya
kurang relevan kurang
tepat dan sebagainya
itukan menurut saya jadi
mereka juga bertanya-
tanya dan bimbang di situ
salah satu kekurangan
dari penata Lab, harus
lebih banyak memberikan
materi,pendidikan,pelatih
an untuk lebih
memperbanyak ilmu
dalam kegiatan
keseharian di Lab, karena
mahasiswa juga sering
bertanya kepada penata
lab sampai detail
8 4.2.8 Pesan dr. Monica Bagaimana solusi ya kembali lagi harus ada 1 Halaman
Informasi Puspa Sari, dokter untuk komunikasi komunikasi
Kepala M.Biomed kedepannya agar yaa, yang baik antara
Laboratorium masalah penyampaian penata lab dosen dan
dan Rekan informasi ini segera mahasiswa gitu
Kerja terhadap berakhir dan komunkasi itu sangat
Penata mahasiswa yang lain penting, yang kedua
Laboratorium dapat dengan mudah segala macam informasi
mengenai nya itu kalo bisa dibuat secara
Penyampaian mengoperasionalkan tertulis jadi memudahkan
Informasi yang alat alat di lab tanpa mahasiswa juga dan
di sampaikan bertanya tanya lagi mungkin karena sekarang
kepada dengan penata lab juga semakin cepat yaa
Mahasiswa tersebut dan dengan pusat informasi jadi kalo
teman teman nya? misalnya ada
pengumuman bisa di
share langsung lewat grup
wa ataupun lewat email
Donatus Boli Bagaimana solusi anda Lebih sering memberikan 1 Halaman
untuk kedepannya agar pelatihan – pelatihan
masalah penyampaian untuk keseluruhan penata
informasi ini segera Lab penting sekali
berakhir dan minimal kita sudah
mahasiswa yang lain menguasai materinya alat
dapat dengan mudah alatnya menguasai
nya minimal 75% untuk alat –
mengoperasionalkan alatnya dengan
alat – alat di lab tanpa sendririnya mahasiswa
bertanya –tanya lagi bertanya kita minimal
dengan penata Lab bisa memberikan jawaban
tersebut dan dengan tidak minimal mendekati
teman – temannya akurat dan mahasiswa
dapat mengerti
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Nama Key Informant : dr. Monica Puspa Sari, M.Biomed

Jabatan : Kepala Laboratorium

Hari / Tanggal : 07 Desember 2020

Pertanyaan untuk Key Informan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di fk ukrida

Jawab : dari 2008 sampai sekarang berarti sudah 12 tahun saya bekerja di ukrida

2. Apa jabatan anda pada saat ini di fk ukrida

Jawab : kepala depatemen parasitologi dan kepala laboratorium

3. Ada berapa jumlah karyawan yang ada di lab fk ukrida

Jawab : ohh iya berarti di lab kita ada rosa reta tikno donatus aran rohman wahid

ada 7 orang

4. Apakah ada kendala selama bekrja di fk ukrida

Jawab : kendala, engga ada sihh mendapat dukungan

5. Apakah ada kendala juga selama menjabat jadi kepala lab

Jawab : kendala selama menjabat kepala lab, hmm, kalo kendala pasti ada yaa

dalam pekerjaan Cuma, tergantung kita bagaimana cara menyelesaikan kendala

nahh itu berhubungan dengan sikap dengan pekerjaan yaa, dengan komunikasi

semua nya pasti ada tetapi yang tadi tergantung, hmm bagaimana

menyikapinya, jadi bagaimana mengahadapi semua masalah itu dan

menyelesaikan nya dengan baik


6. Apakah anda melihat penata lab tersebut sudah memberikan informasi

yang tepat relevan dan akurat ketika di laboratorium

Jawab : sudah sihh penata lab sudah memberikan pelayyanan yang baik yaa

bersama dosennya jadi penata lab sudah membantu dosen segala sesuatu segala

keperluan untuk praktikum jadi sudah kerjasama yang baik lah antara penata

laboratorium dengan dosennya sehingga pelayannnya cukup baik gitu apabila

kalo ada beberapa masalah pun biasanya ada backupnya

7. Lalu efek nya seperti apa dari informasi yang di jelaskan kurang jelas

akurat dan relevan kepada penelitian mahasiswa

Jawab : yaa jadi kalo misalnya informasi itu engga jelas yaa mungkin bisa

menghambat penelitian mahasiawa itu salah satu nya yaa. Seperti jadi lamanya

penyelesaian penelitian skripsi mahasiswa itu di dalam laboratorium yang

seharusnya bisa mereka selesaikan dalam kurun waktu 2 bulan, di karenakan

informasi yang mereka terima kurang jelas dan akurat, sehingga bertambah

menjadi 3 bulan, saya rasa itu efek yang terjadi.

8. Bagaimana tanggapan dokter jika nanti ada salah satu dari mahasiswa

tersebut yang mengadu kepada dokter terkait informasi yang mereka

dapatkan tidak sesuai dengan yang mereka harapkan?

Jawab : kalo seandainya ada yang mengadu yaaa coba di telusuri dulu

permasalahannya ada dimana gitu yaa permasalahannya ada dimana kita cari

solusi nya sama sama, seperti itu


PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Nama : Benedictus

Jabatan : Mahasiswa

Hari / Tanggal : 08 Desember 2020

Pertanyaan untuk Informan

1. sudah berapa lama anda menjadi mahasiswa di fk ukrida

Jawab : saya sudah 3 tahun selama berkuliah di FK Ukrida

2. sebutkan kegiatan kegiatan anda selama berkuliah di fk ukrida

Jawab : kegiatan selama di Ukrida, kegaitan ngajar mengajar seperti biasa terus

untuk kegiatan berorganisasi pernah 1 tahun ikut BEM abis itu lepas abis itu

untuk kegiatan yang lain selain organisasi ikut kegiatan OMK tidak terlalu

sering, hmm kegiatan praktikum juga sering di lakukan

3. apa suka duka anda selama berkuliah di fk ukrida

Jawab : baik untuk suka duka nya, untuk suka nya banyak, nahh suka nya itu

ukrida tempat universitas kedokteran yang paling baik dan fasilitasnya juga

memadai untuk standar kedokteran seperti laboratorium nya peralatan nya juga

sudah canggih terus mesin mesin nya juga sama untuk fasilitas pendukungnya

seperti perpustakaan dan lab komputer atau ruang sarana beajar tempat

mengajar juga baik untuk dosen dosennya juga sudah sangat kompeten di

bidang kedokteran terus sering juga mengadakan seminar yang berasal dari luar

negeri membahas topik topik yang menarik yang terdidik juga untuk keilmuan
kedokteran terus untuk duka mungkin hmmm, komunikasi antar orang tua

dosen dan pembimbing komunikasi nya tidak 2 arah hanya satu arah ke

mahasiswa saja, seharusnya 2 arah agar orang tua pun juga mengetahui

perkembangan anaknya mulai dari logistiknya psikologisnya ketika di kampus

itu seperti apa.

4. selama berkuliah di ukrida laboratorium apa yang berkesan menurut

anda dan alasannya apa

Jawab : untuk laboratorium nya itu yang paling berkesan itu adalah

laboratorium biokimia alasannya karena laboratorium biokimia ini dia sudah

mempunyai fasilitas yang ivo dan ivitro artinya laboratorium untuk uji bahan

dan kimia secara ivitro bisa di lakukan di ivo juga bisa menggunakan hewan

coba terus fasilitasnya juga baik jadi nya seperti alat alat nya disediakan dan

untuk teknisinya juga baik.

5. Bagaimana cara berkomunikasi kalian dengan penata lab tersebut terkait

penyampaian informasi mengenai cara mengoperasionalkan alat alat di

laboratorium

Jawab : untuk cara berkomunikasi saya ke penata lab nya saya cukup aktif yaaa

jadi setiap saya melakukan penelitian atau mengerjakan sesuatu di lab itu saya

coba tanyakan lagi ke penata lab bagaimana prosedur pengerjaanya bagaimana

reaksinya apakah sudah berjalan atau tidak jika tidak dan selalu saya tanyakan,

jika tidak berjalan dengan baik sebabnya apa terus kadang saya tanyakan juga

untuk penata labnya mngenai instruksinya dari sananya apakah memang sudah
benar atau tidak nahh saya aktif dan penata ab nya pun juga aktif tapi kadang

kekurangan mungkin karena komunikasi nya sudah 2 tingkat jadi apa yang

disampaikan dosen pembimbing ke penata lab kadang ada selisih ada problem.

6. Apa saran dan masukan anda sebagai mahasiswa kepada penata lab

tersebut di dalam laboratorium

Jawab : menurut saya mungkin dari penata lab nya harus ditingkatkan lagi dari

cara berkomunikasi nya dan cara penyampaian informasi nya, apalagi melihat

di lab ada beberapa alat alat yang menunjang penyelesian penelitian setiap

mahasiswa dan dosen itu saja menurut saya selebinya sudah sangat cukup.
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Nama : Teresa

Jabatan : Mahasiswa

Hari / Tanggal : 09 Desember 2020

Pertanyaan untuk Informan

1. sudah berapa lama anda menjadi mahasiswa di fk ukrida

Jawab : 3 tahun di ukrida

2. apa suka duka anda selama berkuliah di fk ukrida

Jawab : untuk suka nya kadang dosen nya ada yang baik untuk duka nya kadang

ada beberapa dosen yang rese dan juga ada pegawainya yang rese harus suka

nya lagi yaaa seneng karena kann mau jadi dokter ntar duka nya yaa engga

mudah lah jadi dokter lahh, yaa dosen sama pegawainya kadang rese mau nya

gtu harus di hormatin kadang ada juga semena mena dengan kita padahal kita

yang bayar mereka yaaa gaji nya kan dari kita kok dia nya seperti itu yaa, yaaa

begitu lah namanya juga manusia

3. selama berkuliah di ukrida laboratorium apa yang berkesan menurut

anda dan alasannya apa

Jawab : yang berkesan engga ada sihh semuanya ada positif dan negatif menurut

saya positif dan negatif nya, positif nya waktu awal awal sihh bagus yaa kaya “

yaaa hallo hai baru pertama kali yaa” welcome ramah gitu terus kalo udah lama

lama tambah rese tambah semena mena, tambah “lo mau ngapain” di bentak
gitu kalo di tanya padahal kita engga tau padahal dia sebagai pegawai lab

bukannya harus ngebantu yaa? Tapi nuntut kita harus tau padahal dia engga

ngasih tau, kita sebagai mahaisiswa yaa tanyalah kan kita engga tau, nanya tapi

di marah marahin.

4. Apakah anda mengerti dan memahami penyampaian informasi yang di

berikan kepada anda melalui penata laboratorium tersebut

Jawab : kadang ngerti kadang engga kalo engga ngerti tanya sama temen yang

sudah pernah nge lab mugkin saking informasi nya sangat sangat engga jelas

yaa, engga paham kadang nanya sama temen aja engga sama penata lab itu

5. Bagaimana cara kalian mengatasi informasi yang di berikan ke kalian

tidak sesuai dengan apa yang kalian harapkan

Jawab : kita tanya lagi tanya mahasiwa yang lain yang udah pernah nge lab

yang sama kaya kita itu aja jalan satu satu nya kan

6. Bagaimana cara berkomunikasi kalian dengan penata lab tersebut terkait

penyampaian informasi mengenai cara mengoperasionalkan alat alat di

laboratorium

Jawab : yaa tentu nya kita harus sopan santun lahh kan kita yang muda, kita

udah sopan santun merasa diri paling rendah kepada dia tapi mereka jawabnya

berlawanan dengan itu

7. Apa saran dan masukan anda sebagai mahasiswa kepada penata lab

tersebut di dalam laboratorium


Jawab : saran dan masukan sama ajalah yaaa kaya kan udh tua nihh ingetlah

kematian eluu mau jahat sama orang ntar di jahatin juga kan, yaa lu amal amal

baik lahh banyak banyakkin engga usah sombong sombonglah di langit masih

ada langit engga usah sok paling atas ntar giliran gue yang diatas elunya merasa

rendah diri ehh kan gue uda ngebantu lu gini gini nahh padahal waktu dulu nya

elu gimana ama gue engga ada ramah sopan santun terus elu merasa iklas gtu

gtu ahh gaji lu juga gue yang bayar kok dari orang tua gue, gue juga punya

orang tua lu berani ama orang tua gue Cuma berani ama anaknya doang yaaa lu

kan kalo udh tua lu juga sebagai orang tua mau anaknya digituin yaaa engga

tau sihh anaknya bakal digituin juga apa belom ngerasain kalo dia mati banyak

banyakin amal baik lahh engga usah memperhambat anak orang ntar anak lu

sendiri yang di hambat gtu.


PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Nama : Calvin

Jabatan : Mahasiswa

Hari / Tanggal : 10 Desember 2020

Pertanyaan untuk Informan

1. sudah berapa lama anda menjadi mahasiswa di fk ukrida

Jawab : saya sudah dari 2017 berarti sudah 3 tahun saya berkuliah di ukrida

2. apa suka duka anda selama berkuliah di fk ukrida

Jawab : suka duka nya sihh yaa mungkin suka nya itu hmmmm sebenarnya

tempatnya lumayan enak belajarnya atau kelasnya untuk duka nya mungkin

lebih keejadwal kadang jadwal nya tidak sesuai jadi kita tidak bisa apa salahin

juga karna kadang memang kalo dolker yang tiba tiba ada operasi dan

seemacam nya kan tidak terduga jadi yaa jadi mau engga mau kadang di undur

atau di itu sihh batalkan seperti itu yaa mungkin yaa duka nya lebih ke jadwal

kadang tidak teratur tiba tiba mendadak tiba tiba harus masuk kelas sebelumnya

jadi ada beberapa yang belum prepare dan ada beberapa dosen juga yaa tidak

ada waktu itu sempat satu kali ada anak yang abis kecelakaan dan dia masuk

ruang kelas tapi tetep dosennya tidak mau tau dan di anggap “ohh kamu banyak

alasan” padahal sudah keliatan jelas itu mahasiswa kecelekaan yaa mungkin

kaget nya itu aja sihh


3. selama berkuliah di ukrida laboratorium apa yang berkesan menurut

anda dan alasannya apa

Jawab : yang berkesan mungkin laboratorium farmakologi di dalam

laboratorium farmakologi itu memang meja nya karna meja nya berbeda

dengan yang lain, hmm terus juga alat alatnya juga lebih keliatan lahh ada rak

nya ada obat obatan nya yaa mungkin itu sihh

4. lalu bagaimana cara penata laboratorium tersebut memberikan informasi

ke pada kalian mengenai penggunaan alat alat di lab tersebut.

Jawab : untuk penyampaian informasi yang di kasih sama penata lab itu biasa

kalo untuk penjelasan lebih detailnya mau engga mau memang kita harus

datang sendiri jadi kita harus tanya langsung dan kalo missalnya beliau sempat

mungkin lagi istirahat atau semacamnya beliau usahakan datang ke kita

5. Apa saran dan masukan anda sebagai mahasiswa kepada penata lab

tersebut di dalam laboratorium

Jawab : hmmm, mungkin dalam waktu ini mungkin lebih bisa memerhatikan

mahasiswa mahasiswa berada di dalam laboratorium terutma dalam

menyelesaikan penelitian jadi mereka bisa tahu apakah kita merasa kesulitan,

atau ketika kita lagi keliatan bingung kita tetap berjalan kesana kemari untuk

mencari barang kalo misalnya beliau perhatikan, harusnya beliau tahu ohhh

anak ini memiliki kesulitan dalam sesuatu dan juga beliau dapat membantu sihh
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Nama : Donatus Boli

Jabatan : Rekan Kerja Penata Laboratorium

Hari / Tanggal : 11 Desember 2020

Pertanyaan untuk Informan

1. Sudah berapa lama anda bekerja di fk ukrida

Jawab : Lebih dari 5 Tahun

2. Apa jabatan anda pada saat ini di fk ukrida

Jawab : Sebagai penata Lab di Lab Biologi,sitologi dan patologi anatomi hanya

di lab keringya saja untuk melihat preparat di mikroskop

3. Apa job desk pekerjaan anda saat ini

Jawab : Job desk saya sehari-hari menghendel kegiatan praktikum mahasiswa

dan juga menghendel para dosen untuk mempersiapkan alat-alat praktikum

4. Sebelum anda jadi penata lab pekerjaan anda sebelumnya apa

Jawab : Membantu bagian rumah tanggaan

5. Menurut anda apa kendala anda selama bekerjadi FK Ukrida sebelum

dan sesudah jadi penata lab

Jawab : Kendala sebelum menjadi penata lab banyak contohnya di rumah

tanggaan kita menghendel secara keseluruhan pergantian plafon rusak,tembok

retak,kunci yang hilang,loker rusak seperti itu kendala – kendalanya, kalau di

Lab kendalanya sangat banyak karena kita harus paham dengan beragam jenis
bahkan kalau di bilang ribuanjenis dari preparat itu adalah penelitian sel – sel

di mikroskop

6. Sebagai rekan kerja anda apakah melihat penata Lab tersebut sudah

memberikan informasi yang tepat relevan dan akurat ketika di

laboratorium

Jawab : Kebanyakan itu dia salah satu kendalanya sebagai seorang penata Lab

harusnya lebih sering lebih banyak di berikan pelatihan – pelatihan diberikan

pemahaman tentang segala sesuatu kegiaatan di Lab tersebut minimal pada saat

pelaksanaan tugas para siswa yang bertanya atau meminta informasi kita bisa

memberikan jawaban yang kira –kira relevan sesuai dengan apa yang mereka

pertanyakan saya pikir harus lebih banyak memberikan materi –materi

7. Cara apa yang di lakukan anda sebagai rekan kerja untuk mengatasi agar

penata Lab tersebut dapat memberikan informasi yang jelas kepada

mahasiswa

Jawab : Biar kita lebih solit dan kompak menurut saya setiap bulan atau

perberapa bulan kita mengadakan evaluasi sharing saling berbagi pengalaman

antar Lab masing – masing untuk mengetahui apa kendala atau masalah dan

lain-lain, minimal kita harus punya kita penata lab di kash materi sehingga kita

dapat menguasai lab kita masing – masing, sehingga pada saat pelaksanaan

pada saat praktikumpara siswa meminta informasi kita bisa memberikan jawab

yang bisa di mengerti mahasiswa


8. Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan penata Lab tersebut

mengenai informasi yang di berikan kepada mahasiswa

Jawab : Kita sering mengadakan kegiatan pertemuan evaluasi sharing berbagi

pengalaman kita akan tau apa saja kendala- kendala yag ada di Lab kita bisa

memberikan solusinya

9. Bagaimana tanggapan anda jika nanti ada salah satu dari mahasiswa

tersebut yang mengadu kepada anda terkait informasi yang mereka

dapatkan tidak sesuai dengan yang mereka harapkan

Jawab : saya akan jelaskan secara real bahawa memang penata lab kita di sini

memang di bilang sangat terbatas itu yaa kita memang di lab yang kita pegang

ini memang sering itu hanya sekedar pelayanan mereka praktikum kita

melayani ada kekurangan apa kita lengkapi bantu selesai kita rapikan untuk

penunjangan materinya kita kurang


LABORATORIUM SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UKRIDA
WAWANCARA DENGAN KEY INFORMANT

( KEPALA LABORATORIUM dr. Monica Puspa Sari, M.Biomed )


WAWANCARA DENGAN INFORMAN 1 ( MAHASISWA

BENEDICTUS )
WAWANCARA DENGAN INFORMAN 2 ( MAHASISWA TERESA )
WAWANCARA DENGAN INFORMAN 3 ( MAHASISWA KELVIN )
FOTO DENGAN INFORMAN 4 ( REKAN KERJA DONATUS BOLI )

Anda mungkin juga menyukai