Latar Belakang Perilaku menyimpang ialah perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat atau kelompok. Perilaku menyimpang disebut nonkonformitas. Perilaku yang tidak menyimpang disebut konformitas, yaitu bentuk interaksi seseorang yang berusaha bertindak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, tidak semua orang bertindak berdasarkan norma-norma dan nilai sosial yang berlaku dalam Masyarakat Aliran Klenik Klenik dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan akan hal- hal yang mengandung rahasia dan tidak masuk akal. Dalam kehidupan masyarakat, umumnya klenik ini erat kaitannya dengan praktik perdukunan, hingga sering dikatakan dukun klenik. Dalam kegiatannya dukun ini menggunakan guna-guna atau kekuatan gaib lainnya dalam pengobatan Koversi Agama konversi agama adalah suatu tindakan di mana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya. Konversi agama banyak menyangkut masalah kejiwaan dan pengaruh lingkungan tempat berada Kristenisasi Dijelaskan oleh Hj. Irena Handono, dalam bukunya yang berjudul, "Awas Bahaya Kristenisasi di Indonesia" bahwa; Allah Swt. tidak pernah memakai istilah "Kristen" dalam kitab suci Alquran. Sebab, istilah "Kristen" tidak menunjuk pada suatu agama. Kristen, pada mulanya, hanya sebuah lembaga, kemudian diagamakan. Istilah itu baru muncul sekitar tahun 40- 50 M. dan juga ada yang mengatakan tahun 80 M Konflik Agama Konflik agama sebagai perilaku keagamaan yang menyimpang, dapat terjadi karena adanya “pemasungan” nilai-nilai ajaran agama itu sendiri. Maksudnya, para penganut agama seakan “memaksakan” nilai-nilai ajaran agama sebagai “label” untuk membenarkan tindakan yang dilakukannya. Padahal, apa yang mereka lakukan sesungguhnya bertentangan dengan nila-nilai ajaran agama itu sendiri. Penyimpangan itu oleh adanya sebab dan pengaruh yang melatar belakanginya Radikalisme Terorisme antara lain menciptakan kekacauan, demoralisasi, dan difungsi sosial. Gerakan-gerakan seperti ini sering dikaitkan dengan radikalisme, yaitu paham atau aliran yang menghendaki pembaharuan sosial atau politik dengan cara keras dan drastis. Oleh karena itu Radikalisme diidentikkan dengan sikap ekstrem dalam aliran politik. Terorisme terorisme berarti penggunaan kekerasan atau menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan, terutama tujuan politik Jadi, terorisme mungkin dilakukan oleh siapa saja, baik pemerintah, golongan atau peroangan. Terima Kasih Sesi Diskusi