Anda di halaman 1dari 10

Psikologi Dakwah

dan Tingkah Laku


Keagamaan yang
Menyimpang
Kelompok 10

Zainal Muttaqin Selvia Sukma


Latar Belakang
Perilaku menyimpang ialah perilaku yang tidak sesuai
dengan norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat
atau kelompok. Perilaku menyimpang disebut
nonkonformitas. Perilaku yang tidak menyimpang
disebut konformitas, yaitu bentuk interaksi seseorang
yang berusaha bertindak sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari, tidak semua orang bertindak
berdasarkan norma-norma dan nilai sosial yang
berlaku dalam Masyarakat
Aliran Klenik
Klenik dapat diartikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan kepercayaan akan hal-
hal yang mengandung rahasia dan tidak masuk
akal. Dalam kehidupan masyarakat, umumnya
klenik ini erat kaitannya dengan praktik
perdukunan, hingga sering dikatakan dukun
klenik. Dalam kegiatannya dukun ini
menggunakan guna-guna atau kekuatan gaib
lainnya dalam pengobatan
Koversi Agama
konversi agama adalah suatu tindakan di
mana seseorang atau sekelompok orang
masuk atau berpindah ke suatu sistem
kepercayaan atau perilaku yang
berlawanan dengan kepercayaan
sebelumnya.
Konversi agama banyak menyangkut
masalah kejiwaan dan pengaruh
lingkungan tempat berada
Kristenisasi
Dijelaskan oleh Hj. Irena Handono, dalam bukunya yang
berjudul, "Awas Bahaya Kristenisasi di Indonesia"
bahwa; Allah Swt. tidak pernah memakai istilah
"Kristen" dalam kitab suci Alquran. Sebab, istilah
"Kristen" tidak menunjuk pada suatu agama. Kristen,
pada mulanya, hanya sebuah lembaga, kemudian
diagamakan. Istilah itu baru muncul sekitar tahun 40-
50 M. dan juga ada yang mengatakan tahun 80 M
Konflik Agama
Konflik agama sebagai perilaku keagamaan yang
menyimpang, dapat terjadi karena adanya “pemasungan”
nilai-nilai ajaran agama itu sendiri. Maksudnya, para
penganut agama seakan “memaksakan” nilai-nilai ajaran
agama sebagai “label” untuk membenarkan tindakan yang
dilakukannya. Padahal, apa yang mereka lakukan
sesungguhnya bertentangan dengan nila-nilai ajaran agama
itu sendiri. Penyimpangan itu oleh adanya sebab dan
pengaruh yang melatar belakanginya
Radikalisme
Terorisme antara lain menciptakan kekacauan,
demoralisasi, dan difungsi sosial. Gerakan-gerakan
seperti ini sering dikaitkan dengan radikalisme, yaitu
paham atau aliran yang menghendaki pembaharuan
sosial atau politik dengan cara keras dan drastis.
Oleh karena itu Radikalisme diidentikkan dengan sikap
ekstrem dalam aliran politik.
Terorisme
terorisme berarti penggunaan kekerasan
atau menimbulkan ketakutan dalam usaha
mencapai suatu tujuan, terutama tujuan
politik Jadi, terorisme mungkin dilakukan
oleh siapa saja, baik pemerintah, golongan
atau peroangan.
Terima
Kasih
Sesi Diskusi

Anda mungkin juga menyukai