Jurnal Pojok Literasi
Jurnal Pojok Literasi
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Vol. X, No. X, Bulan 20XX, Hal. XX-XX
e-ISSN 2614-5758 | p-ISSN 2598-8158
:https://doi.org/10.31764/jmm.vXiX.XXXX
ABSTRAK
Abstrak: Buta aksara merupakan ketidak mampuan seseorang dalam
membaca,menulis dan berhitung. padahal ketiga kemampuan tersebut
sangat penting dalam menunjang aspek kehidupan,buta aksara dapat
menyebabkan kemiskinan,kebodohan,keterbelakangan dan
ketidakberdayaan masyarakat. tujuan yang ingin dicapai dalam
pengabdian masyarakat ini adalah terbentuknya komoditas literasi batur
sebagai wadah atau tempat untuk melakukan Pendidikan non formaldalam
melaksanakan pengabdian ini menggunakan metode belajar fungsional
yang beradaptasi dengan waktu peserta pojok literasi,menggunakan
media yang ada disekitar masyarakat.memberikan pendidikan dasar bagi
masyarakat yang diprioritaskan untuk mengurangi tingkat buta aksara,
Membentuk komunitas literasi sehingga akan memudahkan dalam
peningkatan kapasitas masyarakat, Memberikan pemahaman tentang
pentingnya pendidikan di kalangan masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan minat baca, tulis dan berhitung. Dengan dilakukannya
pengajaran keaksaraan masyrakat Desa Sesait khususnya peserta pojok
literasi sudah dapat membaca dan menulis serta berhitung secara lancar.
Abstract: Illiteracy is a person's inability to read, write and count. Even though these three abilities
are very important in supporting aspects of life, illiteracy can cause poverty, ignorance,
backwardness and helplessness in society. The goal to be achieved in this community service is the
formation of Batur literacy commodities as a forum or place to carry out non-formal education. In
carrying out this service using functional learning methods that adapt to the time of literacy corner
participants, using media available around the community. Providing basic education for people who
prioritized to reduce the level of illiteracy, Forming a literacy community so that it will make easier to
increase community capacity, Providing an understanding of the importance of education among the
community, so that it can increase interest in reading, writing and arithmetic. By teaching literacy,
the people of Sesait Village, especially the literacy corner participants, can read, write and count
fluently.
Keywords: Literacy Corner;Llliteracy;Desa Sesait
Article History:
Received: DD-MM-20XX
Revised : DD-MM-20XX
Accepted: DD-MM-20XX This is an open access article under the
Online : DD-MM-20XX CC–BY-SA license
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang utama di era globalisasi sekarang ini.
Pembelajaran merupakan komponen yang sangat berpengaruh dan berperan
1
2 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. X, No. X, Bulan 20XX, hal. XX-YY
Berdasarkan data tingkat pendidikan Desa Sesait Tahun 2022 persentase penduduk
tidak bersekolah sebesar 38,4%. Hal ini turut andil dalam tingginya jumlah buta aksara.
Persentase penduduk tidak bersekolah yang membuat tidak berkembangnya potensi
yang ada di Desa Sesai (Desa Sesait, 2020).
Di Desa Sesait terdapat sekolah perempuan yang mengajarkan tentang keaksaraan
dasar. Akan tetapi, pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh sekolah perempuan
belum maksimal hingga keseluruh masyarakat buta aksara. Pembrantasan buta aksara
sesuai dengan Kep.Menko Kesra No. 22/KEP/MENKO/KESRA/IX/2006, tentang
Pembentukan Tim Koordinasi Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
(Kep.Menko Kesra No. 22/KEP/MENKO/KESRA/IX, 2016)
B. METODE PELAKSANAAN
1. Kegiatan Mahasiswa
5
Nama Penulis Korespondensi, Judul dalam 3 Kata...
Melalui kegiatan PPK ORMAWA Universitas Muhammadiyah Mataram dalam
Mewujudkan Desa Cerdas Bebas Buta Aksara diharapkan mampu mengatasi
masyarakat buta aksara serta membantu pemerintah dalam penyelenggaraan program
pembrantasan buta aksara dan mewadahi keterlaksanaan pendidikan bagi masyarakat
buta aksara.
2. Mitra yang terlibat
Dalam kegiatan mewujudkan desa cerdas bebas buta aksara PPK ORMAWA
melibatkan beberapa instansi dan kelompok masyarakat diantaranya Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Utara untuk menjalin kerjasama dalam
pembuatan kurikulum buta aksara,menjalin kerjasama dengan Perpustakaan Daerah dan
Club Baca dalam penyediaan buku untuk masyarakat buta aksara, menjalin kerja sama
dengan sekolah perempuan dan Dream Tree untuk melanjutkan program kegiatan
pengajaran kepada masyarakat.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan
Pelaksanaan program kegiatan pembrantasan buta aksara di Desa Sesait
dilaksanakan selama 4 bulan sejak 3 agustus 2023 sampai dengan 17 september 2023.
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada kesempatan kali ini dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Koordinasi Kepala Desa Sesait
b. Koordinasi kepada Ketua RT/RW,tokoh masyarakat,organisasi kepenudaan,dan
perwakilan warga Desa Sesait
c. Sosialisasi kegiatan
d. Melakukan pendataan
e. Melaksanakan kegiatan pemblajaran
4. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi merupakan tahap akhir dari rangkaian kegiatan
Mewujudkan Desa Cerdas Bebas Buta Aksara,kegiatan ini dilakukan untuk membrantas
buta aksara di Desa Sesait. Pada tahap ini dilakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan
dan hasil pre-test dan post-test terdiri dari 3 item pertanyaan. Ketercapaian jumlah
peserta serta keselurhan materi dapat disampaikan merupakan evaluasi dari pelaksanaan
kegiatan ini. Indikator ketercapaian kegiatan pengabdian dilihat dari adanya perubahan
pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pembelajaran.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
Pencapaian hasil program dikategorikan menjadi tiga kemampuan yaitu
membaca,menulis dan berhitung. Peserta pojok literasi dikatakan memiliki kemampuan
membaca jika mampu mengenal huruf, mampu membaca,mampu mengenal
huruf,mampu membaca kata. Peserta dikatakan mampu menulis jika mampu menulis
huruf,mamu menulis kata,mampu menulis kalimat dan mampu mengenal angka. Peserta
pojok literasi dikatakan mampu memiliki kemampuan berhitung jika mampu mengenal
bilangan (satuan,puluhan,ratusan,ribuan) mampu menjumlahkan dan
mengurangkan,mampu membagi dan mengalikan.
a. Pengenalan Abjad dan Konsep Huruf
Memperkenalkan konsep abjad dan huruf-huruf yang ada di dalamnya.
Menggambarkan konsep abjad dan menjelaskan bahwa abjad terdiri dari
serangkaian huruf yang digunakan untuk membentuk kata-kata.
6 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. X, No. X, Bulan 20XX, hal. XX-YY
Tujuan :
1. Memperkenalkan konsep abjad dan huruf-huruf yang ada di dalamnya.
2. Membantu peserta mengenali bentuk visual dari setiap huruf dalam abjad.
Langkah-langkah :
1. Memulai dengan aktivitas pendahuluan untuk menarik minat peserta,
seperti pertunjukan gambar huruf-huruf abjad di dinding atau layar.
2. Menggambarkan konsep abjad dan menjelaskan bahwa abjad terdiri dari
serangkaian huruf yang digunakan untuk membentuk kata-kata.
3. Menunjukkan dan menyebutkan setiap huruf secara berurutan,
memungkinkan peserta untuk mengikuti dengan baik.
4. Mendorong peserta untuk mengikuti dan mengulangi nama huruf setelah
pendidik, memastikan mereka memahami bunyi dan urutan huruf dalam
abjad.
Tujuan Pembelajaran
8 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. X, No. X, Bulan 20XX, hal. XX-YY
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Tim PPK ORMAWA HMPWK
UMMAT yang dilaksanakan di Desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok
Utara, dalam mewujudkan pendampingan masyarakat bebas buta aksara. Dalam
organisasi kemahasiswaan “PPK ORMAWA HMPWK UMMAT” dalam hal ini
berkaitan dengan tujuan untuk memastikan kelancaran dan efektivitas kegiatan serta
program yang kami jalankan. Berikut adalah penjelasan mengenai monitoring dan
evaluasi yang dilakukan oleh Tim PPK ORMAWA HMPWK UMMAT :
Monitoring:
Pemantauan Kegiatan:
Pengumpulan Data:
Ketepatan Waktu:
Evaluasi:
Penilaian Hasil:
TIM PPK ORMAWA HMPWK UMMAT melakukan evaluasi terhadap hasil dari
setiap kegiatan. Kami menganalisis apakah tujuan awal kegiatan telah tercapai dan
apakah manfaatnya dirasakan oleh anggota Tim atau pihak yang dilayani (masyarakat).
Berdasarkan kegiatan yang telah kami jalankan selama kurang lebih dua bulan selama
dua belas kali pertemuan, dimana dalam satu minggu ada dua kali pertemuan. Mulai
dari pembelajaran awal kegiatan kami memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui
kemampuan dari masing-masing peserta yang akan kami ajarkan. Berdasarkan hasil
yang telah kami observasi beberapa dari peserta tersebut tidak bisa membaca dan
menulis sama sekali tetapi beberapa diantaranya juga bisa membaca. Dalam hal ini
peserta yang buta huruf (tidak bisa membaca) ditangani oleh tutornya langsung. Metode
9
Nama Penulis Korespondensi, Judul dalam 3 Kata...
mengajar yang kami terapkan efisien dalam membantu peserta buta aksara dalam
meningkatkan kemampuannya dalam menguasai materi mulai dari mengenal huruf,
menulis kata-kata sederhana, membaca, serta pengenalan bilangan dan
penjumlahan.Peserta buta aksara mulai mempunyai peningkatan sedikit demi sedikit,
mulai dari tidak bisa menulis sampai tidak bisa membaca sama sekali sekarang sudah
bisa menulis namanya sendiri
3. Kendala Yang Dihadapi
Waktu adalah salah satu kendala kami dalam melaksanakan kegitan belajar
mengajar (KBM) sehingga kami dari tim ppk ormawa dengan peserta melakukan
musyawarah dan menyepakati bersama waktu pembelajaran di karnakan
dominan pekerjaan masyarakat di dusun oman rot adalah petani, sehingga kami
memutuskan untuk mengajar pada malam hari tepatnya setelah sholat magribh.
Keterbatasan Fisik dan Kesehatan: Lansia umumnya mengalami penurunan daya
penglihatan, pendengaran, dan mobilitas. Ini bisa menjadi kendala dalam
mengajar buta aksara karena mereka mungkin kesulitan membaca dan menulis.
Oleh karena itu, perlu adaptasi dalam materi dan metode pengajaran.
Kesulitan Memahami Konsep Abstrak: Lansia mungkin mengalami kesulitan
dalam memahami konsep abstrak, seperti huruf dan angka. Ini memerlukan
kesabaran dan pendekatan yang lebih konkret dalam pengajaran.
Kesulitan Kognitif: Lansia yang mengalami masalah kognitif seperti demensia
atau gangguan memori mungkin mengalami kesulitan yang lebih besar dalam
belajar. Mengajar mereka memerlukan kesabaran ekstra dan metode pengajaran
yang disesuaikan.
Kendala Budaya dan Bahasa: Lansia dari berbagai latar belakang budaya dan
bahasa mungkin memiliki kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan.
Pemahaman akan budaya dan bahasa mereka serta penyediaan materi yang
sesuai akan membantu mengatasi kendala ini.
0
Oman Rot Kebaloan Lokok ara Sumur Pande Sumur Pande
Lau
SARAN
Berikut merupakan solusi atau saran dalam mengatasi kendala saat mengajar buta
aksara khususnya lansia:
1. Penyesuaian materi dan metode pengajaran
2. Pendekatan yang kebih intens
3. Pendekatan yang berorientasi pada kepraktisan
4. Dukungan sosial dan keluarga
5. Menghormati dan memahami kebudayaan dan latar belakang individu
6. Membangun motivasi dan kemandirian
DAFTAR RUJUKAN
Arijani, Ri. (2015). Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media
Snader Game. Jurnal Pendidikan Anak 2.
Asfar, A. I. T. , A. A. I. A. (22 C.E.). Pemberantasan Buta Aksara melalui Aplikasi
Magguru Mabbaca . Volume 2, 413–421.
Baeti, N., Sowanto, S., Silviana, D., & Aryaningsyih, S. (2021). Pemberantasan Buta Aksara
Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kelurahan
Penatoi Kecamatan Mpunda Kota Bima. Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
1(1), 45–50. https://doi.org/10.53299/bajpm.v1i1.42
Bakti Bagi Bangsa, J., Calistung Sebagai Upaya Pemberantasan Buta Aksara Bagi Warga Di
Desa Pantai Bakti, P., Anis Azzizah, N., Mulyadi, A., & Islam, U. (n.d.). PELATIHAN
11
Nama Penulis Korespondensi, Judul dalam 3 Kata...
CALISTUNG SEBAGAI UPAYA PEMBERANTASAN BUTA AKSARA BAGI WARGA
DESA PANTAI BAKTI.
Desa Sesait. (2020). Profil Desa Sesait.
Harahap, A., & Selatan, M. T. (2019). GENDER TYPING (PADA ANAK USIA SEKOLAH
DASAR). http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/al-muaddib/issnonline:2549-0427|
issncetak:2528-2492Volume
Hasanah, I. (2021). 18Journal of Education and Teaching Learning(JETL)Volume 3, No3,
September2021Journal
Homepage:http://pusdikra-publishing.com/index.php/jetlMenumbuhkan Jiwa
Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis IT Pada Era Pandemi Covid-19.
Volume 3 (3), 18–28.
Kemendikbud. (2016). Petunjuk Teknis Pendidikan Keaksaraan Dasar.
Kep.Menko Kesra No. 22/KEP/MENKO/KESRA/IX. (2016). Pembentukan Tim Koordinasi
Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
dan Pemberantasan Buta Aksara.
Krismanto, W., & Khalik, A. (2015). MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN MELALUI METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW
(SQ3R) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 46 PAREPARE.
http://ojs.unm.ac.id/index.php/
muslam. (2011). IMBAS NEGATIF GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN DI
INDONESIA.
Panggalih, S., Fatimah, N., & Antropologi, J. S. (2015). UPAYA PEMBERANTASAN
BUTA AKSARA DI KALANGAN PEREMPUAN LANSIA DENGAN METODE
JURNALISME WARGA Info Artikel. In SOLIDARITY (Vol. 4, Issue 1).
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity
Patahuddin, Syawal, & Arham. (2017). INOVASI KEAKSARAAN UNTUK
PEMBERDAYAAN DAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN
ENREKANG. Dedikasi Masyarakat, 14–22.
Pemerintah Daerah. (2021). Bappeda Kabupaten Lombok Utara. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah .
Sonbait, L. Y., Wambrauw, Y. L. D., & Mulyadi, D. (n.d.). EFEKTIVITAS PROGRAM
PENUNTASAN BUTA AKSARA (PBA) DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN
PERTANIAN DAN EKOWISATA MELALUI KKN-PPM DI KAMPUNG ANGGRA
DISTRIK MINYAMBOUW KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK.
Suarniti Gusti Ayu Made Rai. (2023). PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI DESA
SELAT KECAMATAN DUDA, KABUPATEN KARANGASEM. Warmadewa, 4(2).
Sutrisno. (2020). Keaksaraan Dasar PKBM Bina Sekar Melati di Desa Triharjo.
DIKLUS(Jurnal Pendidikan Luar Sekolah), 4, 135–146.
Vega Jessica. (2017). Pemberantasan Buta Aksara untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia Masyarakat Sekitar Hutan Desa Manipi, Kecamatan Pana, Kabupaten Mamasa.
Universitas Hasanuddin, Volume 3 (2), 136–142.
Yesi Puspitasari, O., Burhanul Bulqiah, F., Pratama Herdiansyah, D., Nur Komariyatul
Hasanah, S., Uzzakah, I., Agus Prakoso, R., Pundri Selvianda, N., Setiawan, Y., Balqis,
M., & Nadiyah, R. (2023). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LANSIA BUTA
AKSARA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI MEMBACA DAN MENULIS DI
DESA SILIWUNG. In Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 3, Issue 4).