LAMPIRAN 10 Penanganan Aspek Sosial
LAMPIRAN 10 Penanganan Aspek Sosial
PENANGANAN BAHAYA
ASPEK SOSIAL
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi seluruh kegiatan terkait penanganan konflik social yang terjadi
di wilayah operasional PT. ARODYA BIRU PERSADA, termasuk identifikasi
konflik, analisis konflik, perencanaan penanganan konflik, pemantauan dan evaluasi.
3. REFERENSI
1. PP No.2 Tahun 2015 tentang penanganan konflik sosial.
2. UU No. 7 Tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial.
4. DEFINISI
Konflik sosial adalah suatu proses sosial yang terjadi antara dua pihak atau lebih,
dimana salah satu pihak berupaya untuk menyingkirkan pihak lainnya dengan cara
menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
PROSEDUR DENTIFIKASI & RENCANA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
PERMASALAHAN
PROSEDUR
Pihak Berkonflik Unit Operasional Terkait Tim Penanganan Konflik Pimpinan Teratas
1
Mengajukan Penerimaan Identitas dan Analisa
Klaim Laporan Konflik Konflik
Formulir Formulir
identitas
Formulir analisa
2
Menyusun rencana penanganan konflik
Tidak
Persetujuan
3
Penanganan Konflik melalui negosiasi dan Ya
mediasi
Kesepakatan
4
Pemantauan Pelaksanaan kesepakatan
Laporan
Penjelasan Prosedur
3. Penanganan Konflik :
a. Tahap pertama penanganan konflik dilakukan dengan cara negosiasi. Pihak yang
berkonflik dengan perusahaan berhak untuk memilih wakil mereka dalam proses
perundingan.
b. Jika negosiasi tidak berhasil, proses penanganan konflik ditingkatkan menjadi mediasi.
Di dalam proses ini dimungkinkan pelibatan pihak ketiga yang disetujui oleh pihak
berkonflik. Pihak Berkonflik, Unit Operasional Terkait, Tim Penanganan Konflik,
Pimpinan Teratas, PersiapanPerencanaan Penanganan Konflik, Mengajukan Klaim,
Penerimaan Laporan Konflik, Identifikasi dan Analisis Konflik, Formulir Penanganan
Konflik, Menyusun Rencana Penanganan Konflik, Penanganan Konflik melalui
Negosiasi dan Mediasi, Formulir Identifikasi Konflik, Formulir Analisis
Konflik,Tidak Persetujuan, Ya Kesepakatan Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan
Pelaksanaan Kesepakatan Laporan.
c. Jika proses mediasi tidak berhasil maka penanganan konflik dilakukan dengan cara
litigasi, dan seluruh proses harus didokumentasikan dengan baik.