Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Metode Pembelajaran Kolaboratif Dalam Penenaman Sikap


Kooperatif Dalam Pembelajaran

Disusu

DISUSUSN OLEH:

Rani Kusuma Ningtyas ,M.Pd NIDN: 0128069701


Esha Tri Wulandari Pangaribuan NPM: 22140164

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
T.A. 2023/2024

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

RANI KUSUMA NINGTYAS ,M.Pd


ESHA TRI WULANDARI PANGARIBUAN

Pengaruh Metode Pembelajaran Kolaboratif Dalam Penenaman Sikap Kooperatif Dalam


Pembelajaran

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran
kolaboratif untuk penanaman sikap kooperatif dalam pemebelajran di kelas. Metode
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran kolaboratif.
Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus dan
setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik
pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai tes yang dilaksanakan pada setiap akhir
pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument soal (tes tertulis). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Penggunaan
metode pembelajaran kolaboratif dalam penanaman sikap kooperatif dalam pembelajaran dikelas
daapt dikatakan meningkat. Sehingga penulis menggunakan metode Kolaboratif dalam proses
pembelajaran IPS, karena diyakini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.Tujuan
penelitan ini yaitu untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV A SD
Negeri 200212 Padangmatinggi. Pada pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
kolaboratif adalah siswa kelas IVA yang berjumlah 27 siswa. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kolaboratif. Prosedur penelitian berbentuk siklus. Setiap siklus
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, oservasi dan refleksi Hasil penelitian dapat diketahui
bahwa, melalui penggunaan metode Kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPS siswa kelas IV A SD Negeri 200212 Padangmatinggi .
KATA PENGANTAR

ii
Segala puji bagi Allah ,Tuhan semesta alam .Solawat dan salam kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan ummat islam seluruh dunia .penulis bersykur
kepada Allah SWT,karena dengan rahmat dan hidayahnya penulis bisa menyelesaikan Laporan
Penelitian.laporan ini bertujuan untuk menjadi pedoman atau sebagai hasil dari pelasanaan
kegiatan Penelitian menjadi suatu hal yang terarah dan sistematis karena sudah ter program dan
terjadwal.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan dari segi isi beserta
cara penulisan ,penjadwalan, dan penyusunan ,penulis berharap kritik dan saran yang
membangun agar menjadi lebih baik .
Semoga laporan ini dapat bermanfaat secara keilmuan dan penerapan pada penulis
sekaligus bagi pembaca.Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan.

Padangsisimpuan, 20 Desember 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 2
E. Jenis Penelitian............................................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................... 3


Landasan Teori........................................................................................................ 3
Pengertian metode Kolaboratif ............................................................................... 6
Pengertian sikap kooperatif..................................................................................... 6
Manfaat metode Kolaboratif.................................................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 12
Kesimpulan............................................................................................................. 12
Saran....................................................................................................................... 12
DOKUMRNTASI.............................................................................................................. 13
LAMPIRAN....................................................................................................................... 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan
bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar
mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatn
aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.Upaya
peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik
dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan
untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang
optimal. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut
adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru
sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.Pembelajaran model
kolaboratif dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Berdasarkan uraian di
atas, penulis tertarik untuk menyusun hasil penelitian dengan judul “MODEL
PEMBELAJARAN KOLABORATIF".

B. Rumusan Masalah

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara dapatdiketahui
bahwa penyebab dari latar belakang masalah tersebut, antara lain:

1.Sudut pandang peserta didik terhadap mata pelajaran IPS adalah mata pelajaranyang penuh
dengan teks dan ceramah sehingga membuat mereka jenuh dan bosan.

2.Pembelajaran yang dibawakan oleh guru masih monoton karena cenderungmenggunakan


teknik ceramah dibandingkan mengaplikasikan model-model pembelajaran yang interaktif dan
menyenangkan.

v
3.Guru yang belum maksimal dalam menggiring peserta didik untuk berpikir kritis, proses
pengambilan keputusan dan memecahkan masalah.

4.Pembelajaran di kelas masih belum untuk melibatkan keaktifan peserta didik,misalnya


menggunakan metode kolaboratif

5.Materi IPS terlalu rumit sehingga banyak yang harus dihafalkan. Peserta didik sudah terlanjur
menganggap bahwa pembelajaran IPS mata pelajaran hapalan bukan pemahaman.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk
meningkatkan hasil belajar IPS dapat menggunakan metode Kolaboratif dalam penanaman sikap
kooperatif pada pembelajaran di SD N 200212 Padangmatinggi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan baik dari sisi akademis
maupun praktis. Adapun manfaat akademis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Memperbaiki sudut pandang peserta didik terhadap mata pelajaran IPS agar tidak
merasakan bosan dan jenuh.
2. Mengajarkan kepada peserta didik cara belajar bekerja sama.
3. Dan mengajarkan kepada peserta didik cara mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan.
4. Menggunakan metode kolaboratif dalam pembelajaran untuk menanamkan sikap kerja
sama antara peserta didik.
5. Memberitahukan kepada peserta didik bahwa pembelajaran IPS itu tidak membosankan
dan tidak terlalu sulit.

E. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Menurut Muslich (2010:8), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman
terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari
dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari Subjek
Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas IV A SD Negri 200212
Padangmatinggi tahun Pelajaran 2023/2024 yang berjumlah 27 siswa .

vi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1.Pengertian Metode Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja
sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.Metode kolaboratif dalam pembelajaran lebih menekankan pada
pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang bertumpu pada konteks belajar.
Metode kolaboratif ini lebih jauh dan mendalam dibandingkan hanya sekadar kooperatif.
Dasar dari metode kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar sebagai
suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial.

Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan


praktek-praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajaran (technology for
instruction), pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para siswa dan
meminimisasi perbedaan-perbedaan antar individu. Pembelajaran kolaboratif telah
menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu,
yaitu:

(1) realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam
kehidupan di dunia nyata;

(2)menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran


bermakna.

Ide pembelajaran kolaboratif bermula dari perpsektif filosofis terhadap konsep belajar.
Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Pada tahun 1916, John
Dewey, menulis sebuah buku “Democracy and Education”. Dalam buku itu, Dewey
menggagas konsep pendidikan, bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat dan
berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata.

vii
Metode kolaboratif didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai siswa proses belajar
sebagai berikut (Smith & MacGregor, 1992):

a. Belajar itu aktif dan konstruktif:

Untuk mempelajari bahan pelajaran, siswa harus terlibat secara aktif dengan bahan itu.
Siswa perlu mengintegrasikan bahan baru ini dengan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya. Siswa membangun makna atau mencipta sesuatu yang baru yang terkait
dengan bahan pelajaran.

b. Belajar itu bergantung konteks:

Kegiatan pembelajaran menghadapkan siswa pada tugas atau masalah menantang yang
terkait dengan konteks yang sudah dikenal siswa. Siswa terlibat langsung dalam
penyelesaian tugas atau pemecahan masalah itu.

c. Siswa itu beraneka latar belakang:

Para siswa mempunyai perbedaan dalam banyak hal, seperti latar belakang, gaya belajar,
pengalaman, dan aspirasi. Perbedaan-perbedaan itu diakui dan diterima dalam kegiatan
kerjasama, dan bahkan diperlukan untuk meningkatkan mutu pencapaian hasil bersama
dalam proses belajar.

d.Belajar itu bersifat sosial:

Proses belajar merupakan proses interaksi sosial yang di dalamnya siswa membangun
makna yang diterima bersama.

Proses pembentukan makna yang diterima bersama melibatkan negosiasi. Negosiasi


adalah proses saling penyesuaian diri di antara individu-individu yang berinteraksi sosial.
Negosiasi diperlukan karena setiap objek atau kejadian dalam interaksi antar manusia
bersifat jamak-makna (plurisemantic). Agar dapat memahami objek atau kejadian, tiap-tiap
orang menggunakan pengetahuan latar-belakang masing-masing dan membentuk konteks
makna guna menafsirkan objek atau kejadian itu (Voigt, 1996).Proses negosiasi antar siswa
dan pemberian topangan jauh lebih banyak terwujud dalam pembelajaran kolaboratif
daripada dalam pembelajaran yang berpusat pada penyajian dan penjelasan bahan pelajaran
oleh guru. Lingkungan pembelajaran kolaboratif berintikan usaha bersama, baik antar siswa
maupun antara siswa dan guru, dalam membangun pemahaman, pemecahan masalah, atau
makna, atau dalam menciptakan suatu produk.

Nelson (1999) merinci nilai-nilai pendidikan (pedagogical values) yang menjadi


panekanan dalam pembelajaran kolaboratif. Nilai-nilai meliputi:

a.Memaksimalkan proses kerjasama yang berlangsung secara alamiah di antara para


siswa.
viii
b.Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kontekstual,
terintegrasi, dan bersuasana kerjasama.

c. Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa dalam kaitannya


dengan bahan pelajaran dan proses belajar.

d. Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam proses belajar.

e.Mengembangkan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah.

f. Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacam-macam sudut


pandang.

g. Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.

h. Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai di antara


para siswa, dan di antara siswa dan guru.

i. Membangun semangat belajar sepanjang hayat.

Berikut ini langkah-langkah pembelajaran kolaboratif:

1).Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendiri-
sendiri

2).Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.

3).Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan,


meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam
LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.

4).Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masingmasing


siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.

5).Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua
kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok
kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,
membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegitan ini dilakukan selama
lebih kurang 20-30 menit.

6).Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi,


dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan.

ix
7). Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun
perkelompok kolaboratif.

8).Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan


berikutnya, dan didiskusikan.

2.Pengertian Sikap Kooperatif

Kooperatif merupakan sebuah kata dalam bahasa Indonesia. Walaupun bukan sebuah
kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, namun kata kooperatif ini tidak asing. Arti
kooperatif sendiri merupakan sebuah sikap bekerja sama yang baik. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa, arti kooperatif sendiri merupakan sebuah sikap bekerja sama yang baik. Hal
ini sudah dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, arti kooperatif adalah
sikap kerjasama antar individu maupun kelompok yang bersedia membantu apapun.Bagaimana
dengan arti kooperatif dalam dunia pendidikan? Dalam dunia pendidikan sendiri, kooperatif
merupakan sebuah teori untuk memaksimalkan minat belajar anak. Pembelajaran kooperatif atau
disebut dengan Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dengan pendekatan atau
strategi penggunaan kelompok-kelompok kecil (maksimal 5 orang).Dengan struktur anggota
yang heterogen, sehingga terjadi saling ketergantungan positif, adanya tanggung jawab
perorangan dan komunikasi yang intensif antara anggota kelompok dengan tujuan
memaksimalkan proses belajar. Sehingga, dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat bekerja
sama dan saling tolong menolong dalam memahami materi dan tugas belajar yang dihadapi.Arti
kooperatif dalam dunia pendidikan sendiri adalah pendekatan belajar kelompok yang memiliki
aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok
kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.

Kooperatif sendiri merupakan sebuah sikap yang positif untuk dilakukan. Dan sikap
kooperatif sendiri memiliki tujuannya ya KLovers. Dan berikut ini tujuan dari sikap kooperatif
itu.

1. Dapat menerima kekurangan orang lain

Tujuan sikap kooperatif yang pertama adalah membuat setiap individu bisa menerima
kekurangan orang lain. Hal ini sangat penting karena dalam kelompok setiap individu memiliki
latar belakang dan pemikiran yang berbeda. Adanya sikap menerima ini membuat kerja sama
akan menjadi lebih lancar.

x
2. Meningkatkan keterampilan sosial

Tujuan sikap kooperatif selanjutnya adalah meningkatkan keterampilan sosial. Kooperatif


terjadi karena adanya kerja sama. Adanya kerja sama tentu tidak lepas dari keterampilan sosial
yang perlu ditingkatkan.

3. Mencapai hasil dengan mudah

Tujuan sikap kooperatif yang terakhir adalah membuat hasil yang diinginkan bisa dicapai
dengan mudah. Hal ini menjadi tujuan utama dalam kooperatif yang bisa diwujudkan dengan
adanya kerja sama dalam kelompok.

Itulah arti kooperatif yang bisa kita ketahui dan pahami. Bukan hanya arti kooperatif
secara umum saja, namun ada pula arti kooperatif dalam dunia pendidikan, serta tujuan dari
sikap kooperatif itu.Kooperatif merupakan salah satu sikap yang menunjukkan bahwa kamu
mampu kerja sama dengan baik. Gak ada sikap menentang orang lain atau kelompok tertentu.
Untuk menggapai tujuan bersama seperti pekerjaan maupun proyek lainnya, ketika kamu
memiliki sikap kooperatif, maka mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan semakin
mudah.Berikut lima tips yang bisa kamu lakukan untuk melatih diri bersikap kooperatif.

1. Belajar untuk menerima segala jenis perbedaan

Tips pertama untuk melatih diri agar bisa bersikap kooperatif yaitu, dengan belajar
menerima perbedaan yang ada. Ketika kamu bekerja sama dengan orang lain secara
berkelompok, pastinya akan ada banyak orang di dalamnya. Setiap individu yang ada, juga pasti
memiliki karakter yang berbeda-beda.

Maka, untuk melatih diri agar bisa bersikap kooperatif, mulailah dengan menerima segala
jenis perbedaan, baik karakter, sikap, keterampilan diri, cara berpikir dan yang lainnya. Untuk
menyatukan ide dan pemahaman dalam suatu kelompok, belajar menerima perbedaan memang
hal yang perlu kamu utamakan.

2. Bekerja sama secara aktif

Bersikap kooperatif adalah sikap yang menunjukkan tentang kerja sama, gak menentang
pihak yang lainnya, dan senang hati dalam berbagi, serta membantu satu sama lain, demi

xi
terwujudnya tujuan yang sudah ditentukan bersama. Maka dari itu, agar kamu selalu bersikap
kooperatif, coba dan beranikan dirimu untuk lebih aktif lagi dalam sebuah kerja sama.

Kerja sama yang baik adalah langkah awal mencapai sebuah keberhasilan. Namun
demikian, untuk membangunnya memanglah gak mudah. Membutuhkan kesadaran dan usaha
dari dalam diri, supaya suasana kerja sama yang menyenangkan dan saling mendukung, dapat
tercipta dan menghasilkan keberhasilan bersama.

3. Memprioritaskan tujuan yang telah ditetapkan oleh kelompok

Tips selanjutnya, agar kamu bisa memiliki sikap kooperatif yaitu, dengan cara
memprioritaskan tujuan yang telah ditetapkan oleh kelompok. Ciri-ciri dari orang yang memiliki
sikap kooperatif yaitu, akan selalu mengutamakan tujuan yang sudah ditentukan secara bersama
dalam sebuah kelompok.

Maka, cobalah kamu melakukannya dengan belajar untuk lebih mengecilkan egomu.
Ketika kamu ada pekerjaan yang lain, tapi kamu juga sudah masuk dalam sebuah kelompok
untuk mencapai tujuan tertentu. Berusahalah untuk mengutamakan pekerjaan dalam
kelompokmu untuk diselesaikan dengan segera. Setelahnya, kamu bisa menyeimbangkan dengan
mengerjakan tugas pribadimu.

4. Saling melengkapi kekurangan yang dimiliki

Orang yang kooperatif, pastinya saat dia melihat ada kekurangan dalam diri orang lain
yang ada di dalam satu kelompoknya, maka dia akan berusaha untuk melengkapi kekurangan
tersebut. Jadi, bukan malah memperlihatkan kepada orang lain dengan menujukkan kekurangan
individu tersebut.

Bersikap kooperatif itu gak akan saling menjatuhkan teman satu kelompoknya. Bahkan,
dengan orang yang berbeda kelompok saja, orang yang memiliki sikap kooperatif gak akan
menjatuhkan atau menjelekkan orang lain. Belajarlah untuk saling melengkapi demi terciptanya
hubungan kerja sama yang baik di dalam kelompok.

xii
5. Tingkatkan kemampuanmu dalam bersosialisasi

Keterampilan diri terkait kegiatan bersosialisasi, dapat membantumu agar semakin


mudah untuk memiliki sikap kooperatif dalam diri dan membiasakannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Latihlah dirimu agar selalu bersikap kooperatif, karena manfaatnya sangat banyak bagi
kehidupan pribadi, pekerjaan, dan sosial. Terapkan kelima tips di atas, seiring berjalannya waktu,
sikap kooperatif bisa tertanam kuat dalam diri. Bekerja sama dengan siapa saja akan terasa
menyenangkan dan tanpa beban.

Ketika semua orang kooperatif, maka setiap individu dalam sebuah kelompok pasti akan
aktif untuk mencari ide terbaik dan solusi dalam memecahkan segala permasalahan. Sikap
kooperatif juga akan membuat setiap orang menghargai dan menghormati rekannya yang sedang
mengutarakan ide dan gagasannya.

3.Manfaat Metode Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif memungkinkan siswa dan profesional untuk belajar dengan cara yang
menyenangkan dan efektif. Ini juga membantu pelajar mengembangkan keterampilan berharga
seperti komunikasi dan pemecahan masalah. Berikut adalah 8 manfaat utama pembelajaran
kolaboratif:

1. Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah

Proyek pembelajaran kolaboratif seringkali memerlukan kelompok untuk menyelesaikan tugas


atau memecahkan masalah. Kelompok harus berdiskusi dan menganalisis berbagai ide untuk
menemukan solusi terbaik. Mengatasi masalah atau tugas dalam kelompok dapat membantu
siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah mereka sendiri atau membantu
profesional dalam menemukan cara baru untuk menangani berbagai jenis situasi di tempat kerja.

2. Mendorong interaksi sosial

Pembelajaran kolaboratif mengharuskan siswa untuk berinteraksi sebagai sebuah tim


menggunakan kontak mata, komunikasi verbal dan isyarat sosial. Anggota dari berbagai tipe
kepribadian belajar untuk berbagi dan mendengarkan dengan bekerja menuju tujuan bersama.
Sepanjang proses ini, pelajar berlatih dan mengembangkan keterampilan sosial seperti
mendengarkan secara aktif, empati, dan rasa hormat. Keterampilan sosial dapat membantu orang
membentuk dan memelihara hubungan pribadi dan profesional yang kuat.

xiii
3. Mendorong keberagaman

Pembelajaran kolaboratif sering kali mempertemukan orang-orang dari berbagai latar belakang,
kepercayaan, tingkat pendidikan, dan usia. Dalam proses penentuan solusi, peserta dapat
mendengar berbagai kemungkinan penjelasan dari orang-orang yang memiliki pendapat dan
sudut pandang berbeda. Anggota tim mungkin menyajikan ide-ide dan perspektif baru yang unik
untuk budaya atau pendidikan mereka. Hasilnya, pembelajaran kolaboratif dapat mendorong
keterbukaan pikiran dan penerimaan di tempat kerja.

4. Meningkatkan keterampilan komunikasi

Pembelajaran kolaboratif bergantung pada komunikasi yang efektif untuk menyelesaikan suatu
tugas. Peserta menggunakan keterampilan komunikasi verbal mereka untuk berbagi ide,
menjelaskan konsep dan memberikan umpan balik yang jelas dan ringkas. Pelajar mungkin juga
memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi tertulis jika tugas tersebut
melibatkan tugas-tugas seperti menulis kelompok atau mengedit rekan.

5. Menginspirasi kreativitas

Menggabungkan pandangan dan ide yang berbeda dapat menghasilkan solusi kreatif terhadap
tugas pembelajaran kolaboratif. Ide atau saran seorang individu mungkin dapat menginspirasi ide
baru dan kreatif dari anggota timnya. Pembelajaran kolaboratif mendorong jenis pemikiran
kreatif ini karena banyak ide dan sudut pandang sering kali membantu anggota tim menemukan
solusi efektif terhadap suatu masalah.

6. Menciptakan kepercayaan

Kelompok pembelajaran kolaboratif bekerja sama untuk mencapai tujuan mereka, saling
mengandalkan untuk sukses. Oleh karena itu, mereka perlu belajar untuk saling percaya. Siswa
yang membangun kepercayaan dalam tim kolaboratif dapat membentuk ikatan kelas yang lebih
kohesif karena mengetahui bahwa mereka mendukung pembelajaran satu sama lain. Dalam
situasi profesional, kepercayaan ini dapat ditransfer ke interaksi tempat kerja di masa depan,
yang dapat meningkatkan produktivitas dan semangat kerja.

7. Meningkatkan kepercayaan diri

Saat bekerja sebagai kelompok, anggota tim membantu saling mendukung saat mereka bergerak
menuju tujuan bersama. Pembelajaran kolaboratif dapat memberikan manfaat bagi individu yang
introvert karena suasana kelompok yang mendukung dapat membantu mereka membangun
kepercayaan diri. Anggota tim dapat mendorong anggota yang lebih pendiam untuk berbagi
pendapat dan berkontribusi dalam diskusi. Hasilnya, lebih banyak anggota tim introvert yang
menyadari nilai mereka bagi kelompok.

8. Mendorong keterlibatan

xiv
Pembelajaran kolaboratif yang sukses mengharuskan semua peserta untuk terlibat aktif dalam
mencapai tujuan tim. Tugas kolaboratif mendorong individu yang pasif untuk lebih terlibat
dalam proyek atau diskusi karena tim mengharapkan masukan dari mereka. Orang-orang yang
terlibat dalam pekerjaannya sering kali lebih produktif dan memiliki sikap yang lebih positif,
sedangkan siswa yang lebih terlibat dalam pembelajarannya sendiri sering kali menunjukkan
prestasi yang lebih tinggi.

xv
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pembelajaran kolaboratif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama
yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.Pembelajaran kooperatif tipe
STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor
pengembangan dan penghargaan kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5
langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok
(teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team
recognition).Pembelajaran kolaboratif memudahkan para siswa belajar dan bekerja bersama,
saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar
secara kelompok maupun individu. Berbeda dengan pembelajaran konvensional, tekanan utama
pembelajaran kolaboratif maupun kooperatif adalah belajar bersama.

Saran

1.Kiranya guru disekolah khususnya guru pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan harus
mempu menciptakan peserta didik yang memiliki pengetahuan kewarganegaraan yang baik,
terutama dalam memilih metode pembelajaran didalam kelas misalnya seperti metode
kolaboratif atau diskusi sehingga pembelajaran dikelas bisa lebih hidup lagi dan siswa bisa
memiliki sikap kerja sama yang baik.

2. Kepada siswa disarankan untuk selalu saling menghargai sesama teman dengan
menghargai jawaban atau pendapat antar teman.

3. Masukkan kepada peneliti lainnya, yang ingin meneliti yang berhubungan dengan metode
kolaboratif dalam penanaman sikap kooperatif dalam pembelajaran.

16
DOKUMENTASI

17
18

Anda mungkin juga menyukai