Anda di halaman 1dari 19

BAB I Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas Pengibaran Bendera

Pusaka.
KEORGANISASIAN PASKIBRA DAN PASKIBRAKA
Semula rencana beliau untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari
A. PASKIBRA para Mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI). Usul lain
menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT,
Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memupuk MARINIR dan BRIMOB) juga tidak mudah, akhirnya diambil dari
semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi
dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka dan sekaligus mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
pembentukan character building generasi muda Indonesia.
Pada 17 Agustus 1968, petugas pengibar Bendera Pusaka adalah para
Peserta kegiatan ini adalah siswa / siswi yang berminat / memiliki pemuda utusan propinsi. Tetapi propinsi-propinsi belum seluruhnya
rasa ingin mempelajari kegiatan ekstrakuriluler paskibra. Salah satu mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota
kegiatan ekstrakurikuler ini adalah mempelajari praktek baris-berbaris pasukan tahun 1967. 5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta
(PBB) dan bagaimana mengibarkan / menurunkan Bendera pada setiap berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih
Upacara rutin di sekolah atau memperingati hari Proklamasi pada dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Suharto kepada
tanggal 17 Agustus dan upacara bendera hari besar nasional lainnya. Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
Bendera duplikat (dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan
Sejarah Umum Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi
Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakrta,
sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput
Pembentukan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka Tahun 1967 dan
bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.
1968

Tahun 1967, Hussein Mutahar dipanggil Presiden Suharto untuk Pada tahun itu resmi anggota PASKIBRAKA adalah para remaja siswa
menangani lagi masalah Pengibaran Bendera Pusaka. Dengan ide dasar SMTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari 26 propinsi di
dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogjakarta, beliau kemudian Indonesia, dan tiap propinsi diwakili oleh sepasang remaja.
mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu: Dari tahun 1967 sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih
dinamakan sebagai anggota "Pengerek Bendera".
Pada 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar
Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari
• Kelompok 17 / PENGIRING (PEMANDU)
PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian PENGIBAR,
• Kelompok 8 / PEMBAWA (INTI)
RA berarti BendeRA dan KA berarti PusaKA, mulai saat itu singkatan
• Kelompok 45 / PENGAWAL
anggota pengibar bendera pusaka adalah PASKIBRAKA
Ini merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17
Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada,
beliau melibatkan putra daerah yang ada di jakarta dan menjadi anggota

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


B. ORGANISASI PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN pekerti luhur dalam rangka
pembentukan character building
generasi muda Indonesia.

Peserta kegiatan ini adalah pria dan wanita yang telah terpilih untuk
mewakili propinsinya dalam acara pengibaran dan penurunan
Bendera Pusaka (duplikat) pada Upacara Kenegaraan 17 Agustus
dalam rangka Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.

b) Sejarah Paskibraka

Sejarah Paskibraka, dimulai 17


Agustus 1950, saat pertama kali
peringatan HUT Proklamasi
Kemerdekaan dilaksanakan, setelah
Presiden Sukarno hijrah dari
Yogyakarta. Namun sebenarnya,
dalam peringatan skala kecil pada
1946 silam, kegiatan ini sudah
dilaksanakan di Gedung Agung,
Yogyakarta .

Tata cara penaikan dan penurunan Bendera Pusaka, pertama kali


disusun oleh ajudan Presiden Sukarno, Husen Mutahar. Kemudian
pada 1967, Husen yang waktu itu menjabat Direktur Jenderal Urusan
C. PASKIBRAKA Pemuda dan Pramuka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di masa
pemerintahan Soeharto, juga menerima tugas yang sama. Formasi
a) Pengertian Paskibraka Paskibraka, diambil dari tanggal, bulan dan tahun dibacakannya
Proklamasi kemerdekaan_RI.
PASKIBRAKA ( Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka ) merupakan kegiatan c) Persyaratan Menjadi Anggota Paskibraka
yang bertujuan untuk memupuk
semangat kebangsaan, cinta tanah air Untuk menjadi calon anggota Paskibraka, diperlukan beberapa
dan bela negara, kepeloporan dan persyaratan. Syaratnya, memiliki tubuh sehat, tinggi badan minimal
kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi 165 sentimeter untuk putra, dan 160 sentimeter untuk putri. Mereka

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


juga harus memiliki nilai akademis yang baik, serta aktif
berorganisasi. Nasional

Seleksi penerimaannya dilakukan secara berjenjang, mulai dari Propinsi


tingkat kota/kabupaten, provinsi hingga nasional. Dan, yang bertugas
pada upacara tahun ini, terdiri dari 64 orang, perwakilan 32 provinsi.
Mereka sudah menjalani latihan fisik dan mental selama 27 hari. Kabupaten
Pelatihnya sebagian besar adalah anggota TNI/Polri

1. Aklaq
Sekolah
a. Mental dan moral dapat di pertanggung jawabkan
b. Mentaati kewajiban agama yang di anutnya
c. Berbudi pekerti luhur dan bertingkah laku yang baiK
2. Kepribadian
a. Ramah dan pandai bergaul Paskibra Paskibra Kabupaten Paskibra Paskibra
b. Bersahaja, sopan dan berdisiplin Sekolah Propinsi Nasional
3. Kesehatan
a. Tidak berkaca mata D. PERLENGKAPAN PASKIBRA DAN PASKIBRAKA
b. Tegap dan tidak cacat badan
c. Tinggi badan : 1. Pakaian Dinas Upacara ( PDU )
§ Putra Minimal : 170 cm Terdiri atas 4 bagian :
§ Putri Minimal : 165 cm 1. Di gunakan untuk upacara PDU I
d. Berpenampilan segar, menarik dan selalu ceria 2. Di gunakan pada acara resmi PDU II
3. Pakaian pola biasa PDU III
b) Tahap Seleksi Calon Anggota Paskibraka 4. Pakaian biasa PDU IV

Semua calon akan di pilih dari sekolah tingkat SLTA lalu mengikuti 2. Lencana Merah Putih Garuda
seleksi tingkat II. Merupakan suatu tanda yang diberikan kepada seorang Paskibra
Sekolah – Kecamatan – Kabupaten – Propinsi – Nasional yang telah mengikuti massa latihan, pemusatan latihan, dan
pelantikan / pengukuhan serta sebagai identitas diri seorang
Skema tahap – tahap seleksi : Paskibra

· Persyaratan Memiliki lencana Merah Putih Garuda


1. Telah mengikuti masa latihan
2. Telah mengikuti masa orientasi
3. Mengikuti pelantikan / pengukuhan

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


· Tingkatan Warna Dasar Lencana Merah Putih Garuda ( MPG ) 2. Jangan masuk sebelum di persilahkan masuk.
1. Gambar Burung Garuda sebagai ideologi Pancasila 3. Katakan maksud dan tujuan kita.
2. Warna putih di gunakan untuk kalangan SMP 4. Jangan duduk sebelum di persilahkan duduk terlebih dahulu dan
3. Warna hijau di gunakan untuk kalangan SLTA ambilah sikap duduk yang baik.
4. Warna merah di gunakan untuk kalangan PASKIBRAKA 5. Jangan sekali – kali memegang meja.
5. Warna ungu di gunakan untuk kalangan pembina 6. Uraikan maksud dan tujuan kita.
PASKIBRAKA 7. Setiap di ajak bicara jangan memalingkan pandangan dan
6. Warna kuning di gunakan untuk kalangan senior atau mengalihkan pembicaraan.
pembina PASKIBRAKA yang mempunyai prestasi dalam 8. Jika di beri pertanyaan jawablah dengan tegas dan jelas serta
bidang kepemudaan di tingkat PASKIBRAKA sopan ( jangan menjawab dengan menggunakan kepala ).
9. Bicaralah dengan baik dan sopan.
· Perlakuan Terhadap Lencana Merah Putih Garuda 10. Jika sudah selesai ucapkan salam dan kembalikan kursi pada
1. Lencana jangan sampai di hilangkan posisi semula.
2. Lencana harus dalam keadaan terawat
3. Lencana tidak boleh di letakan sembarangan d) Halentri Makan
4. Lencana tidak boleh di perlakukan sembarangan 1. Waktu makan posisi tubuh tegak.
2. Sendok di pegang oleh tangan kanan dan garpu di pegang oleh
D. HALENTRI PASKIBRA tangan kiri.
3. Cara memegang sendok dan garpu sama dengan memegang
Halentri adalah tata cara kehidupan sehari – hari seorang Paskibra pena.
4. Diwaktu sedang makan tidak ada yang bicara.
a) Pelaksanaan Penghormatan Militer ( PPM ) 5. Sebelum dan sesudah makan selalu membaca do’a.
Merupakan suatu penghormatan yang di berikan junior kepada
seorang senior, waktu dalam latihan maupun di luar latihan. Waktu
PPM dari pukul 08.00 s/d 18.00 WIB. Jika sudah lewat dari batas
yang sudah di tentukan cukup dengan mengucapkan ” salam ”.

b) Halentri Di Jalan
1. Jika bertemu yang lebih tua sapalah terlebih dahulu
2. Bersikap ramah ( tidak menentang )
3. Jika di ajak bicara tataplah wajahnya dan pandangan tetap
lurus ke depan, jangan membuang pandangan / muka.
4. Jika terburu – buru mintalah permisi.

c) Halentri Bertamu
1. Ketuklah pintu terlebih dahulu sambil mengucapkan salam
sebelum memasuki ruangan.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


BAB II 1. untuk memperoleh suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut
pemusatan perhatian dari
TUB seluruh peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan
ini.
ARTI 2. menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala
Tata : mengatur, menata, menyusun aspek kehidupan bagi para siswa, guru, pembina dan kepala
Upa : rangkaian sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan dan
Cara : tindakan, gerakan ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam
maupun luar sekolah, yang akan dapat mengganggu kelancaran
Tata Upacara Bendera adalah : proses belajar mengajar di sekolah.
1. Merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan susunan secara
baik dan benar. PEJABAT UPACARA
2. Tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib a. Pembina Upacara
dan disiplin b. Pemimpin Upacara
c. Pengatur Upacara
Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan d. Pembawa Upacara
dan ditata dengan tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera
adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu PETUGAS UPACARA
pancaran peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang membedakan a. Pembawa Naskah Pancasila
dengan bangsa lain. b. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Pembaca Do’a
SEJARAH d. Pemimpin Lagu
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan e. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera
upacara, upacara selamatan kelahiran, upacara selamatan panen. f. Kelompok Pembawa Lagu
g. Pemimpin kelompok kelas / regu
DASAR HUKUM h. Cadangan tiap perangkat
1. Pancasila
2. UUD 1945 PERLENGKAPAN UPACARA
3. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem 1. Bendera Merah Putih
Pendidikan Nasional Ukuran perbandingan 2 : 3
4. Inpres No. 14 tahun 1981 ( 1 Desember 1981 ) Ukuran terbesar 2 X 3 meter
tentang Urutan Upacara Bendera Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter

MAKSUD DAN TUJUAN

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


2. Tiang Bendera Catatan :
Minimal 5 meter maksimal 17 meter Susunan Barisan Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal
Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7 tersebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan upacara yang
Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMP 7 – 8 meter tersedia.

3. Tali Bendera UPACARA DALAM RUANGAN


Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar ( tali Upacara yang dilakukan dalam ruangan tidak melaksanakan Upacara
kalimetal )dan bukan tali plastik Bendera, karena Sang Merah Putih sudah hadir sebagai bendera ruangan.
Dan tali harus berwarna putih

4. Naskah-naskah Bendera ruangan adalah :


Intinya naskah harus terlihat selalu bersih  Bendera yang dipasang pada tongkat bendera, terpancang pada
a. Pancasila standard bendera dan terletak disebelah kanan depan ruangan
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945  Bendera yang dilekatkan terbentang horizontal di tengah – tengah
c. Naskah Do’a dinding depan dari ruangan
d. Naskah Acara
Bila ada bendera kedua, kita tidak perlu melakukan penghormatan,
SUSUNAN BARISAN UPACARA cukup dengan aba – aba : “ Sang Merah Putih maju ke tempat yang
1. Bentuk Barisan Satu Garis telah ditentukan “.
Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis dan
menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi :
 Shaf Bershaf
 Banjar Bershaf SUSUNAN ACARA UPACARA
2. Bentuk barisan “ U “ / Angkare
Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “ U “ atau PERSIAPAN
Angkare dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi Dipilih dan disiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesiapan
 Shaf Bershaf untuk tugas tersebut. Bendera, Tali, Tiang, Teks, Pengeras suara, Mimbar,
 Banjar bershaf dipersiapkan. Perhatikan daerah sekitar lapangan agar tidak terjadi kekacauan
3. Bentuk Barisan “ L “ pada saat pelaksanaan.
 Shaf Bershaf
 Banjar Bershaf A. PENDAHULUAN
1. Pemimpin Kelas menyiapkan pasukannya
2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara
3. Penghormatan kepada Pemimpin Upacara

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


5. Laporan Pemimpin Kelas kepada Pemimpin Upacara D. ACARA TAMBAHAN
6. Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan peserta 1. Pengumuman – pengumuman
upacara diistirahatkan, (bersamaan dengan itu Tura menjemput 2. Acara sertijab, penyerahan piala, dsb
Pembina ) 3. Peserta Upacara dapat dibubarkan
4. Dilakukan oleh Pemimpin Pasukan, Pemimpin pasukan adalah
B. ACARA POKOK petugas yang mengawali dan mengakhiri jalannya upacara
1. Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara
2. Didampingi oleh Tura, saat Tura kembali ketempat semula, Keterangan :
pendamping pembina/pembawa naskah Pancasila menempati
tempat 2 langkah disebelah kiri belakang pembina Upacara Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar
3. Penghormatan Umum 1945 1945 dapat dibalikkan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
4. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
5. Pengibaran Sang Merah Putih Upacara penurunan bendera, setengah tiang, dalam ruangan :
6. Mengheningkan Cipta Suasana upacara sama dengan upacara bendera hanya pada waktu penurunan
7. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bendera dilakukan setelah pembacaan do’a, bendera dinaikan satu tiang
penuh seiring dengan selesainya lagu, baru kemudian diturunkan setengah
Format A : Petugas maju kedepan menghadap Pembina, Lapor tiang.
( untuk Lomba dan PHBN )
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Format B : Petugas cukup maju kedepan 2 – 3 langkah ) a. Semua yang hadir pada saat upacara hendaknya melakukan sikap
( Upacara hari Senin ) sempurna.
8. Pembacaan Teks Pancasila b. Gangguan dalam upacara, apabila kerekan bendera macet, upacara
9. Amanat Pembina Upacara dilanjutkan setelah kerekan dibetulkan. Apabila kerekan putus,
10. Menyanyikan Lagu Nasional kelompok pengibar bendera mengibarkan / membentangkan bendera
11. Pembacaan Do’a sampai upacara selesai. Apabila roboh tiangnya, maka upacara
12. Laporan Pemimpin Upacara ditangguhkan dan apabila hujan turun saat upacara tengah
13. Penghormatan Umum berlangsung maka upacara dilanjutkan (lebih lengkapnya baca
14. Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara petunjuk TUB tahun 1995).

C. ACARA PENUTUP

1. Penghormatan kepada pemimpin Upacara


2. Pemimpin Upacara kembali ketempat semula

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


BUKU ACUAN POKOK !!! Cara Membentang Bendera
 Juklak Tata Upacara Bendera 1995 1. Pembentang, tangan kanan memgang bendera warna merah, tangan
 Juklak Tata Upacara Bendera dan Pelatihan Paskibraka 1993 kiri memegang bendera warna putih
 Bendera dan TUB Kak Idik Sulaeman 2. Patokan, tangan kanan memegang bendera warna putih, tangan kiri
 TUB dan Tata Krama Terhadap Sang Merah Putih memegang bendera warna merah
 Idik Sulaeman dan Dharminto S. 3. Setelah itu pembentang mundur 3 (tiga) langkah, tangan masih dlam
keadaan lurus
4. Setelah mundur 3 langkah, pembentang membentangkan bendera
TATA CARA MELIPAT DAN MEMBENTANG BENDERA sedangkan patokan diam

Teknik melipat bendera dan membentang bendera dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Teknik lipat 3 TATA CARA PENGIBARAN & PENURUNAN BENDERA
2. Teknik lipat Genap
Yang terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang , yaitu :
Dibawah ini akan dijelaskan tata cara melipat bendera dengan teknik lipat 1. Pengerek ( sebelah kiri pasukan )
genap. Teknik lipat genap sering digunakan karena kemungkinan 2. Pembawa Bendera ( ditengah )
kesalahannya sangat kecil. Maksudnya genap disini adalah jumlah lupatannya 3. Pembentang Bendera ( sebelah kanan pasukan )
dapat 4, 6, 8, 10, asalkan genap dan disesuaikan dengan panjang bendera.
 Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama – sama,
Cara melipat Bendera bukan memegang tiangnya, punggung tangan yang memegang tali
1. Patokan memegang bendera warna putih di tangan sebelah kanan dan menghadap ke depan.
warna merah di tangan sebelah kiri  Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang,
2. Pembentang memegang bendera warna merah di tangan sebelah perhatikan cara membuka talinya.
kanan dan warna putih di tangan sebelah kiri  Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar
3. Bendera direntangkan, kemudian dilipat menjadi dua bagian, bagian ataukah terbelit.
putih menghadap ke atas  Setelah posisi tali benar berikan / serahkan salah satu tali pada
4. Kemudian dilipat memanjang menjadi dua bagian lagi, warna putih pembentang bendera.
berada di dalam tertutup warna merah  Pengerek melakukan tindakan penyelamatan gaya tindakan
5. Pembentang melipat bendera menjadi beberapa bagian yang genap penyelamatan ini bebas, yang penting adalah tali tersebut tidak
dengan arah zig – zag terlepas dari tangan pengerek.
6. Setelah menjadi beberapa bagian yang genap, lipat menjadi 2 bagian  Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok
dengan arah horizontal ke dalam. yang sebelah atas ke bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke
bendera warna putih.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


 Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya ke Catatan :
pengerek. Kata yang dicetak tebal dan digaris bawahi 10 tahapan penaikan bendera
 Langkah selanjutnya adalah pembentangan yang harus tersusun dan tidak boleh terlewat.
 Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah tiga langkah ke
belakang baru bendera dibentangkan.
 Bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek menarik tiga 10 Tahap Penurunan Bendera
kali ( kondisikan )
 Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah Pemimpin 1. Memegang tali
Upacara dan memberikan isyarat dengan lantang dan keras “ Bendera 2. Membuka tali
Siap “. Pemimpin Upacara memberi aba – aba penghormatan pada 3. Penggerek melihat keatas
bendera merah putih. 4. Serahkan tali dari pengerek ke pembentang
 9. Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera 5. Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera
Siap”
 Pembentang maju kedepan dengan langkah yang tegap dan tangan
6. Penurunan Bendera
yang masih membentangkan bendera, langkahnya tidak kaku, tidak
7. Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit
santai, tidak asal – asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan
menahannya agar tidak terlalu cepat turun ke bawah
ujung bendera berwarna putih ke arah belakang pembentang yang
8. Serahkan tali dari pembentang ke orang yuang ditengah.
sesuai dengan arah angin.
9. Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai
 Bendera dikerek seirama dengan lagu Indonesia Raya, posisi telapak
bendera terbentang.
tangan pengerek, pengulur, dan pembentang menggenggam. Keadaan
tangan Pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat
10. Membentangkan bdenra sampai aba – aba dari Pemimpin Upacara “
seperti cermin.
TEGAK =GERAK “. Pembentang dan Pembawa bendera melipat
 Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata “ Hiduplah bendera menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah
……” bait terakhir dari Lagu Indonesia Raya. pasukan.
 Ketika aba – aba “ TEGAK = GERAK “ dari Pemimpin Upacara, 11. Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
maka Pengerek dan Pembentang langsung mendekatkan tangan pada 12. Pembawa Bendera ( satu orang ditengah ) membuka catok tali dan
tiang, dan tali dari Pembentang langsung diambil oleh pengerek. bendera.
 Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. 13. Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat
 Pengikatan tali ini dilakukan oleh Pengerek 14. Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan
 Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi pembentang melakukan pelipatan bendera.
bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga 15. Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat.
bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih
dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali
tersebut habis.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


BAB III INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB) 1. Sikap dan Penampilan
2. Hentakan Kaki
SEJARAH 3. Patah – patah
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat 4. Rata – rata Air
Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah 5. Irama Langkah
kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan 6. Kewajaran Tenaga
melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan. 7. Konsentrasi
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah
romawi) A. Maksud Dan Tujuan

PENGERTIAN Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :


Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, 1) Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat
patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang membedakan hak dan kewajiban
diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. 2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa
Sikap lahir yang diperoleh semangat kebersamaan

Sikap lahir yang diperoleh : Sikap bathin yang diperoleh : Tujuan dari PBB adalah :
 Ketegaran  Ketenangan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan,
 Ketangkasan  Ketaatan disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
 Kelincahan  Keikhlasan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak
 Kerapihan  Kesetiakawanan langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan
 Ketertiban  Kebersamaan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas
 Kehidmatan  Persaudaraan pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa
 Kekompakan  Keyakinan senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat
 Keseragaman  Keberanian diperlukan dalam menjalankan tugas.
 Kesigapan  Kekuatan Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan
 Keindahan  Kesadaran individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan,
 Ketanggapan  Konsentrasi penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
 Kewajaran tenaga  Kebiasaan
 Kesopanan  Berani berkorban B. Aba - aba
 Ketelitian  Persatuan
1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada
pasukannya, untuk di laksanakan secara serentak atau berturut-turut.
PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN
c. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di
2. Macam aba-aba tarik ke belakang dan tidak
a. Aba-aba petunjuk dinaikan.
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba d. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus,
peringatan / pelaksanaan. jari tangan menggenggam tidak
b. Aba-aba peringatan terpaksa, rapat di paha.
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu- e. Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
ragu. f. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat,
c. Aba-aba pelaksanaan mata lurus ke depan,bernafas wajar.
1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut. b) Istirahat
2) Aba-aba pelaksanaan yang di pakai : 1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
a) GERAK 2. Pelaksanaan
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat a. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang
menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam telapak kaki ( ± 30 cm ).
berhenti maupun berjalan. b. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah
b) JALAN pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di
meninggalkan tempat. lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua
terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba lengangan di lemaskan.
peringatan ” maju ”. c. Dapat bergerak.
c) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan c) Lencang Kanan / Kiri
berturut-turut. 1. Hanya dalam bentuk bersaf.
C. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar 2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan
a) Sikap Sempurna a) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan
1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ” kanan / kiri menggenggam, punggung tangan menghadap ke
2. Pelaksanaan : atas.
a. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua b) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri,
kaki merupakan sudut 60o kecuali penjuru kana / kiri.
b. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki. c) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada
orang di sebelah kanan / kiri-nya.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


d) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / d. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak
kirinya. menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.
Catatan :
1) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, f) Berhitung
setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka 1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
ke samping dengan tidak mengangkat tangan. 2. Pelaksanaan :
2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara a. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan
kedepan setelah lurus menurunkan tangan. memalingkan muka ke kanan.
3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru
menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
depan. c. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan
d) Setengah Lencang Kanan / Kiri berturut-turut ke belakang.
1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ” e. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
2. Pelaksanaan
a. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri g) Perubahan Arah
di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh 1. Hadap kanan / kiri
lengan orang yang berdiri di sebelahnya. a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan b. Pelaksanaan :
empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan. 1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri,
c. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri,
kanan. berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan
e) Lencang Depan 90o.
1. Hanya dalam bentuk banjar. 3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap
2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ” sempurna.
3. Pelaksanaan :
a. Penjuru tetap sikap sempurna. 2. Hadap serong kanan / kiri
b. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
mengangkat tangan ke depan. b. Pelaksanaan :
c. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan 1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki
menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di kanan / kiri.
tambah dua kepal. 2) Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


1. Berkumpul bersaf
3. Balik kanan a. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ” b. Pelaksanan :
b. Pelaksanaan : 1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai
1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
kanan ) di depan kaki kanan. 2) Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan
2) Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o. berturut-turut meluruskan diri ( lencang kanan )
3) Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan. 3) Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat
dengan perkataan ” Lurus ”
h) Membuka / Menutup Barisan 4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan
1. Buka barisan dan kembali bersikap sempurna
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ” 5) Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata
b. Pelaksanaan : di pundak kiri terlebih dahulu.
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu
langkah ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap. 2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
i) Bubar b. Pelaksanaan :
1. Aba-aba : ” Bubar jalan ” 1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,
2. Pelaksanaan : untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
a. Memalingkan muka ke arah komandan dan 2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan
memberi hormat ( sesuai PPM ) berturut-turut meluruskan diri.
b. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik 3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan
kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu 4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan
lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar. lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata
j) Berhimpun di pundak kiri terlebih dahulu.
1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
a.Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri l) Meninggalkan Barisan
bebas,dengan jarak tiga langkah 1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
b. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat. a) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
b) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap
k) Berkumpul sempurna.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


c) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin b. Maju Jalan
a) Mengambil sikap sempurna dahulu
b) Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari 1. Dari sikap sempurna
dirapatkan ) a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
c) Menyampaikan maksudnya. b. Pelakasanaan :
d) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu 1) Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki
anggota lainnya. diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di
hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah,
E. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan
a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah lengan kanan ke depan 90o lengan kiri 30o
3) Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah
1. Langkah dapat di bedakan sbb : di lenggangkan ke depan 45o dan ke belakang 300
4) Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
Macam Langkah Panjang
Tempo c. Langkah Biasa
a. Langkah biasa 70 cm 1) Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
96 menit 2) Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit
b. Langkah tegap 70 cm ( kaki tidak di seret ).
96 menit 3) Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
c. Langkah perlahan 40 cm 4) Langkah kaki seperti jalan biasa.
30 menit 5) Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
d. Langkah ke samping 40 cm 6) Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
70 menit 7) Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung
e. Langkah ke belakang 40 cm ibu jari menghadap ke atas.
70 menit
f. Langkah ke depan 60 cm
70 menit
g. Langkah di waktu lari 80 cm d. Langkah Tegap
165 menit
1. Dari sikap sempurna
2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


1) Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah b. Pelaksanaan :
langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki di 1) Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri
hentakan terus menerus. menapak tanah di susul dengan kaki kanan di tarik ke
2) Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri,
kaki tidak boleh dianggat tinggi. kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
3) Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman 2) Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak
tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan rapat. di hentikan.
4) Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
2. Berhenti dari langkah perlahan
2. Dari Langkah Biasa a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ” b. Pelaksanaan :
b. Pelaksanaan : Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di
ü Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
tambah satu langkah Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri
ü Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.
lakukan bersamaan dengan hentakan kaki.
f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan
3. Kembali ke langkah biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ” 1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan –
b. Pelaksanaan : JALAN
ü Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah 2. Pelaksanaan :
di tambah satu langkah. ü Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan /
ü Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu kedepan sepanjang / sesuai ketentuan.
tangan kembali menggenggam. ü Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan /
Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan kiri.
aba-aba peringatan : Langkah tegap / biasa ü Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
jalan pada perubahan langkah. ü Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
ü Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan
langkah tegap.
e. Langkah Perlahan g. Langkah di Waktu Lari

1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara 1. Dari sikap sempurna :


kemiliteran. a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ” b. Pelaksanaan :

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


1) Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan b) Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di
lemas di letakan di pinggang sebelah depan dengan tambah satu langkah.
punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke c) Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan
belakang. dengan tumit kaki sebelahnya.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan d) Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di
menghentakan kaki setengah langkah dan selanjutnya lari rapatkan di paha.
menurut panjang langkah. e) Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
f) Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.
2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ” i. Jalan di Tempat
b. Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas. 1. Dari sikap sempurna :
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / a. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah. b. Pelaksanaan :
ü Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti
3. Kembali ke langkah Biasa : diangkat hingga paha rata-rata.
a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ” ü Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah
b. Pelaksanaan : sesuai langkah biasa.
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga ü Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan
lankah kemudian berjalan biasa, di mulai dengan kaki kiri di lengan di rapatkan pada badan ( tidak melenggang )
hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di
lenggangakan. 2. Dari Langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
4. Berhenti dari berlari b. Pelaksanaan :
a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ” Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di
b. Pelaksanaan : tambah satu langkah kemudian jalan di tempat.
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah
tiga Langkah, selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan,
kembali bersikap sempurna.
h. Ganti Langkah 3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :
a. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ” b. Pelaksanaan :
2. Pelaksanaan :
a) Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu a. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ”
langkah dan mulai berjalan dengan menghentakan kaki kiri b. Pelaksanaan :
setengah langkah ke depan. Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu
langkah, langkah berikutnya di hentakan.
4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti : Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali
a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ” melenggang, pandangan kembali kedepan.
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di l. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan
tambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan.
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :
j. Berhenti a. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ”
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ” Maju - JALAN ”
b. Pelaksanaan : b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah 1) Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan. 2) Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan
tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.
k. Hormat Kanan / Kiri
1. Gerakan Hormat kanan / kiri 2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
a. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ” a. aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan : b. Pelaksanaan :
1) Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap. 1. Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2) Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah 2. Gerakan selanjutnya sama sepetri diatas
satu langkah
3) langkah berikutnya di hentakan. 3. Balik Kanan Maju Jalan
4) Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis a. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
( PPM ) kepala di palingkan dan pandangan mata di arahkan b. Pelaksanaan :
kepada yang di beri hormat sampai 450 hingga ada aba-aba 1. Membuat gerakan balik Kanan
”Tegak gerak ” 2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.
5) Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara
arah. 4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :
6) Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu a. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
menyampaikan penghormatan. b. Pelaksanaan :
1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai
2. Gerakan Selesai Menghormat : berjalan ke arah tertentu.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


2. Anggota lainnya mengikuti. ü Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap
banjar melakukan belok kanan / kiri, pada
j. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan tempat dimana aba- aba di berikan.
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan. ü Perubahan arah 1800.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3. Ke Balik kanan maju jalan. k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba disesuaikan
b. Pelaksanaan : 1. Ke hadap kanan / kiri berhenti
ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki 2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah. 3. Ke balik kanan berhenti
ü Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap a. Aba-aba + Hadap kanan / kiri – henti GERAK
serong kanan / kiri, balik kanan / kiri. + Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
ü Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / + Balik kanan henti – GERAK
kiri tidak dirapatkan, tetapi dilangkahkan. b. Pelaksanaan :
4. Ke Belok Kanan / Kiri ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ” jatuh di tanah, di tambah satu tanah.
b. Pelaksanaan : ü Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu kanan / kiri, balik kanan.
langkah. ü Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di
ü Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai rapatkan,kembali ke sikap sempurna.
jalan ke arah yang baru.
ü Anggota lainnya mengikuti. l. Haluan Kanan / Kiri
Catatan :
1. a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ” Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa
b. Pelaksanaan : merubah bentuk.
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di 1. Berhenti ke Berhenti
tanah, di tambah satu langkah. a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
ü Setelah dua langkah berjalan, kemudian b. Pelaksanaan :
melakukan gerakan belok kanan / kiri – jalan. ü Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di
2. a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok tempat,dengan merubah arah secara perlahan-lahan sampai
kanan / kiri - JALAN” 900.
b. Pelaksanaan : ü Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di meluruskan safnya, hingga merubah arah 90 0, kemudian
tanah, di tambah satu langkah. berjalan di tempat.

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN


ü Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk
ia memberi isyarat ” LURUS ”. pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.
ü Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – 1. Berhenti ke Berhenti
Gerak . a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
2. Berhenti ke Berjalan Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ” / kiri, kemudian barisan mebuat gerakan Haluan kiri / kanan.
b. Pelaksanaan :
ü Gerakan seperti tersebut di atas 2. Berhenti ke Berjalan
ü Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
berjalan.( aba-aba di berikan Komandan ). b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan
3. Berjalan ke Berhenti hadap kanan / kiri kemudian barisan membuat gerakan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ” haluan kanan / kiri.
b. Pelaksanaan : ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah gerakan maju jalan.
satu langkah.
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, 3. Berjalan ke Berjalan
ia memberi isyarat ”LURUS”. a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
ü Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ” b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu
4. Berjalan ke Berjalan langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ” ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan
b. Pelaksanaan : gerakan maju jalan.
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah
satu langkah. 4. Berhenti ke Berhenti
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
ia memberi isyarat ”LURUS”. b. Pelaksanaan :
ü Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ” ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah
ü Seluruhnya melaksanakan berjalan. barisan melakukan haluan kiri / kanan.
Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna
j. Melintang Kanan / Kiri

PASKIBRA SMA NEGERI 2 MUARA SUGIHAN

Anda mungkin juga menyukai