Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI MANAJEMEN PROMOSI

PT. COKLAT MONGGO

OLEH

ALAN PRAMANA

171310011

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TULANG BAWANG LAMPUNG


2019
STRATEGI MANAJEMEN PROMOSI

PT. COKLAT MONGGO

OLEH

ALAN PRAMANA

171310011

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TULANG BAWANG LAMPUNG


2019
Judul : Strategi manajemen promosi PT. Coklat
monggo
Nama Mahasiswa : Alan Pramana

NPM : 171310011

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan

Fajar
NPP : xxxxxxx
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1. LATAR
BELAKANG.............................................................................

BAB II PERMASALAHAN.....................................................................................

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................

3.1. SEJARAH PT. COKLAT MONGGO.............................................................

3.2. LANDASAN TEORI MANAJEMEN PEMASARAN.....................................

3.3. STRATEGI PEMASARAN............................................................................

3.4. BENTUK IMPLEMENTASI STARTEGI PEMASARAN PT. COKLAT


MONGGO.............................................................................................................

3.5. STRATEGI SEGMENTASI PASAR PT. COKLAT MONGGO.....................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir setiap daerah yang ada di indonesia mempunyai kebudayaan masing-


masing yang menjadikan ciri khas dari daerah tersebut. Ada salah satu daerah
di Indonesia yang dikenal sebagai kota seni dan budaya, julukan tersebut
diberikan karena di kota tersebut ada banyak kesenian dan kebudayaan yang tidak
dimiliki daerah lain. Kota ini adalah daerah istimewa yogyakarta, banyak
seniman besar yang menghasilkan karya – karya besar berasal dari kota ini.
Selain itu di Yogyakarta juga seringkali diadakan festival-festival tentang budaya,
dan juga banyak sanggar-sanggar budaya yang tersebar di penjuru Yogyakarta.
Berdirinya kraton kasultanan Yogyakarta sampai saat ini semakin
menguatkan Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya.

Banyaknya wisatawan yang mengunjungi daerah Yogyakarta menarik sebagian


orang untuk membuka bisnis di Yogyakarta. Salah satu bisnis yang banyak
berkembang yaitu bisnis oleh- oleh khas dari yogyakarta, bisnis ini banyak
dipilih karena setiap wisatawan yang datang ke Yogyakarta pasti mencari
sesuatu yang khas dan kemudian bisa dibawa pulang sebagai cindera mata. Ada
banyak pilihan yang bisa dijadikan sebagai oleh – oleh dari Yogyakarta seperti,
batik, kaos, asesoris, kerajinan, dan juga kuliner seperti gudeg dan bakpia. Namun
tidak ada salahnya saat kita berkunjung ke Jogjakarta, kita mencoba oleh-oleh
yang belum lama ini populer di masyarakat jogja sendiri, yakni Coklat Monggo.

1.2
Kehadiran Cokelat Monggo telah menjadikannya sebagai oleh-oleh baru khas
Yogyakarta. Berbeda dengan cokelat lain, Cokelat Monggo adalah pionir yang
mengedepankan tradisi Jawa sebagai tema cokelatnya. Dalam hal kualitas,
cokelat ini diproduksi oleh ahli cokelat yang menjunjung tinggi tradisi dalam
membuat cokelat. Semua produk terbuat dari premium dark cokelat dengan
100% mentega kakao. Selain itu, Cokelat Monggo diolah dari biji kakao pilihan
dari perkebunan di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Keunikan yang ditawarkan
adalah setiap varian produk memiliki cita rasa asli bahan-bahan Indonesia.

Tidak salah jika Cokelat Monggo mengklaim dirinya sebagai “Pembuat Cokelat
Pertama” di Yogyakarta karena Cokelat Monggo adalah pioneer cokelat buatan
rumahan (homemade) pertama. Kesuksesan perusahaan ini memicu munculnya
perusahaan pembuat cokelat lokal yang lain. Tak dipungkiri, banyak pemain
baru yang masuk di industri ini, turut menikmati manisnya industri coklat ini.
Perkembangan persaingan ini yang dirasakan oleh Thierry Detournay, pendiri
dan pemilik Cokelat Monggo sebagai suatu tantangan tersendiri. Persaingan
bisnis menjadi semakin tinggi. Perusahaan tidak hanya berhadapan dengan
pemain-pemain besar bermerek kuat seperti silverqueen, Beng-Beng tetapi juga
berbagai merek local seperti coklat nDalem, coklat joyo, soklat’e jogja dan
coklat tugu.

Dengan mengedepankan cita rasa khas lokal, bahan pembuatan hingga harga
yang kompetitif bagi kalangan masyarakat menengah kebawah maupun atas,
coklat monggo mampu mempertahankan eksistensinya hingga saat ini dan
berhasil masuk dalam jajaran coklat premium. Namun dibalik itu semua, coklat
monggo tidak mungkin akan selalu mempertahankan dengan label harga murah
mengingat bahan pokok dan kebutuhan karyawan akan upah,maka kemungkinan
jika tidak memperhatikan income (pendapatan perusahaan) maka coklat monggo
belum dapat mencapai target pendapatannya.
Menghadapi persaingan yang semakin tinggi, Cokelat Monggo terus berupaya
melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri.
Akan tetapi, menyadari bahwa kekuatan bisnis ini pada proses produksi cokelat
yang dibuat secara homemade, tentunya perusahaan tidak dapat mengejar skala
ekonomis seperti halnya yang dilakukan oleh perusahaan besar penguasa pangsa
pasar. Perusahaan-perusahaan cokelat berskala besar umumnya dapat
memproduksi produk dengan harga lebih murah karena sebagian besar
pengerjaan dilakukan oleh mesin dan bahan baku yang digunakan pun bukan
bahan baku premium.

Dengan semakin tingginya persaingan di bisnis ini, mau tidak mau Thierry perlu
mempertimbangkan rumusan strategi dan model bisnis yang tepat agar
kesuksesan yang sudah dinikmatinya tetap lenggang. Apakah strategi dan model
bisnis yang dijalankannya selama ini adalah terbaik untuk memenangkan
persaingan? Karena jika tidak melakukan inovasi, bukan tidak mungkin
manisnya cokelat Monggo buatannya hanya akan tinggal kenangan.
BAB II

PERMASALAHAN

PT. Coklat Monggo merupakan industri yang bergerak dibidang makanan


khususnya coklat yang sudah lama berdiri sejak tahun 2001 di DIY (Daerah
Istimewa Yogyakarta). Sejak didirikan pada tahun tersebut, nama coklat monggo
semakin dikenal dan melekat pada hati masyarakat khususnya Jogja. Bahkan
hingga kini coklat monggo sudah disandingkan dengan makanan khas dari jogja
lainnya seperti gudeg dan bakpia. Namun dalam memasarkan produknya, PT.
Coklat Monggo tentu harus mampu bersaing dengan produk coklat lokal ataupun
luar lokal. Hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan segmentasi pasar yang
umum terjadi di pasaran. Berbeda dengan produk coklat lainnya yang banyak
memiliki sedikit varian rasa, PT. Coklat Monggo banyak memproduksi coklat
premiumnya yakni Dark Coklat dalam berbagai varian rasa.

Selain harus mampu mempertahankan cita rasanya yang khasnya, coklat monggo
juga harus mampu bersaing secara kompetitif dalam segmen harga. Bukan hal
yang tidak mungkin masyarakat berpindah pilihan apabila produk lokal lainnya
mampu menawarkan rasa yang enak dengan harga yang yang kompeten alias
murah.

Adapun permasalahan yang saya angkat dalam pembuatan laporan ini yaitu
mengetahui tentang manajemen pemasaran dan proses produksi coklat pada
PT.Coklat Monggo.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah PT. Coklat Monggo

Sejarah berdirinya coklat monggo bermula pada sekitar tahun 2001, seorang
wisatawan asing yang berasal dari Belgia datang ke Indonesia untuk sekedar
jalan-jalan menikmati keindahan panorama Indonesia dan tanpa memiliki sebuah
rencana, wisatawan itu bernama Thierry Detournay. Dalam perjalanannya beliau
menikmati coklat asal Indonesia. Namun, beliau kecewa dengan kurangnya
kualitas cokelat yang tersedia di toko - toko di Indonesia sebagai negara ketiga
terbesar penghasil kakao, sehingga akhirnya beliau memutuskan untuk tinggal
lebih lama di Indonesia untuk mencoba membuat beberapa produk cokelat dengan
cita rasa Belgia sendiri dengan sumber daya yang terbatas. Coklat yang pertama ia
buat diberikan kepada teman-temannya yang berasal dari Indonesia asli, awalnya
mereka kurang suka karena mereka merasa asing dengan coklat buatan pak
Thierry, namun pada akhirnya mereka merasakan nikmatnya coklat tersebut, dan
menantang pak Thierry untuk membuatnya lagi.

Beliau membuat cokelat lebih banyak lagi untuk dipasarkan, dengan mengendarai
Vespa tua berwarna pink, yang disulap menjadi sebuah tempat berjualan. Setiap
Minggu pagi beliau berjualan di daerah UGM dan di daerah luar Gereja Kota
Baru. Tujuannya hanya untuk kesenangan serta mencari minat dan reaksi dari
masyarakat, bukan semata-mata untuk mencari keuntungan. Selain itu, beliau juga
memiliki kesibukan sebagai staf mengajar Perancis yang berada di Sagan.

Untuk mewujudkan impiannya, maka beliau menggabungkan sumber daya yang


terbatas dengan modal yang ada. Ide pertama muncul untuk membuat sebuah
toko, namun hal itu gagal dan tidak dilanjutkan. Namun demikian, beliau tetap
melanjutkan rencananya, dengan pembukaan sebuah perusahaan Anugerah Mulia,
pada tahun 2005. Perusahaan tersebut memiliki tim kecil yang penuh kreasi dan
akhirnya meluncurkan produknya yang pertama dengan nama Cacaomania yang
berupa cokelat praline yang ditujukan bagi kawula muda. Namun nama tersebut
akhirnya ditinggalkan karena nama tersebut sudah ada yang menggunakan
sebelumnya.

Sejarah dari pemilihan kata “Monggo” sendiri berawal dari suatu sore yang panas
di Yogyakarta. Tim Anugerah Mulia berkumpul untuk mencari inspirasi, yaitu
Edo sebagai direktur, Burhan sebagi staf kreatif, dan Thierry sebagai pembuat
cokelat. Mereka berusaha menemukan nama untuk cokelat tersebut yang memiliki
tipikal khas Yogyakarta. Nama tersebut harus mudah di dengar, mudah diingat
dan unik. Suatu kata dalam bahasa Jawa. Beberapa istilah muncul dalam
diskusinya dan tiba tiba salah seorang dari mereka mengucapkan “Monggo”…
Yes! Yes! Eureka!

Monggo adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti “silahkan” yang
selalu digunakan oleh orang- orang Yogya sambil mengacungkan ibu jari, ataupun
ketika kita lewat di depan orang, serta pada saat kita mengundang orang masuk ke
rumah.

Namun demikian banyak orang menggunakan kata “Monggo” dan juga orang
yang bukan berasal dari Yogya. Nama tersebut sangat menggambarkan budaya
Jawa, kota Yogyakarta, serta nama yang tepat untuk cokelat kami. Sejak kami
memulainya tahun 2005, Cokelat Monggo sekarang telah berkembang dengan
hampir 150 staf yang bekerja di kantor kami di Yogyakarta, Jakarta, Surabaya.
Produksi utama dilakukan di pabrik kami di Kotagede, Yogyakarta.

Beliau kemudian mendistribusikan ke kota-kota di seluruh Jawa dan Bali dan


berencana untuk memperluas ke pulau-pulau lain di seluruh Indonesia dalam
waktu tidak terlalu lama. Beliau terus bekerja untuk mengembangkan produk -
produknya dengan menghargai yang ditawarkan Indonesia untuknya. Pada
akhirnya Beliau berharap dapat memperkenalkan cokelat khas Indonesia beliau di
luar negeri.
Biji kakao yang dipakai sendiri berasal dari Indonesia asli yaitu dari Sulawesi dan
Sumatra, selain itu dari Kulon Progo juga ada.

Varian rasa yang ditawarkan Coklat Monggo antara lain : Pralin - Krim Kacang
Mete, Caramello-Krim Karamel, Stroberi, Durian, Red Chili, Kacang Mete
Organik, Orange Peel, Macadamia, Jahe, dll sedangkan yang banyak peminatnya
adalah rendang, green tea, red chili, dan jahe

3.2 Landasan Teori Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah proses penetapan tujuan-tujuan pemasaran bagi


suatu organisasi, perencanaan, dan pelaksanaan aktivitas untuk memenuhi tujuan-
tujuan tersebut, dan mengukur kemajuan ke arah pencapaiannya. (Wikipedia)

Pelaku manajemen di bidang pemasaran adalah seorang manajer pemasaran yang


akan mempelajari struktur pembiayaan, sumber keuntungan, sumber daya serta
kompetensi. Hal lainnya yang tak luput dipelajari oleh manajer pemasaran adalah
diferensiasi produk dan posisi kompetitif, tingkat integrasi vertikal, riwayat
respon perkembangan industri serta faktor lainnya yang masih berkaitan dengan
kompetitor.

Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Para Ahli

Beberapa ahli di bidang pemasaran menjelaskan apa yang dimaksud dengan


manajemen pemasaran, diantaranya adalah:

1. Philip Kotler (1980)

Menurut Philip Kotler, manajemen pemasaran adalah proses analisis,


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan
menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk
mencapai tujuan perusahaan.
2. Dharmmesta dan Handoko (1982)

Menurut Dharmmesta dan Handoko, pengertian manajemen pemasaran adalah


salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan perusahaannya, berkembang dan mendapatkan keuntungan dari
kegiatan pertukaran. Jauh sebelum barang diproduksi, proses pemasaran tersebut
sudah dilakukan dan tidak berakhir pada penjualan.

Selain penjualan, kegiatan pemasaran tersebut juga harus memberikan rasa puas
pada konsumen. Ini harus dilakukan oleh semua perusahaan agar usahanya
berjalan terus dan konsumen punya pandangan baik terhadap perusahaan.

3. Sofjan Assauri (2013:12)

Menurut Sofjan Assauri, pengertian manajemen pemasaran adalah kegiatan


analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian berbagai program yang
disusun dalam pembentukan, pembangunan, dan pemeliharaan laba hasil dari
transaksi/ pertukaran melalaui sasaran pasar untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam jangka panjang.

3.3 Strategi Pemasaran

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi. Disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam artian khusus strategi
merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan.

Pemasaran adalah suatu kegiatan dalam perekonomian yang berfungi membantu


menentukan nilai ekonomi dimana nilai ekonomi disini berupa harga barang dan
jasa. Penentuan nilai harga barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh tiga faktor
kunci yaitu produksi, pemasaran dan konsumsi. Oleh karena itu pemasaran
menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi
strategi pemasaran memiliki beberapa konsep penting yaitu kebutuhan (needs),
keinginan (want), dan permintaan (demand), produk (barang, jasa, dan ide), nilai
(value), biaya, dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan relasi dan
jaringan kerja, serta pemasar dan prospek.

Strategi pemasaran berupaya untuk memotivasi manajemen perusahaan agar


berpikir dan melihat masa depan dengan cara yang berbeda. Hal ini sangat
diperlukan untuk menjaga kelangsungan perusahaan di masa mendatang. Penting
bagi perusahaan untuk mengikuti ritme pasar, namun terkadang perusahaan juga
harus memiliki gebrakan dengan sesuatu yang baru. Setiap perusahaan pasti
memiliki strategi pemasarannya sendiri. Strategi pemasaran ini berfungsi untuk
mengatur arah jalannya perusahaan sehingga membentuk tim koordinasi yang
lebih efektif dan tepat sasaran. Para pelaku usaha tentunya ingin melihat dengan
jelas apa tujuan perusahaan mereka. Dengan adanya strategi pemasaran maka
pelaku usaha akan terbantu untuk membuat detail tujuan yang akan dicapai, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.

Dengan adanya strategi pemasaran maka perusahaan akan memiliki standar


prestasi kerja para anggotanya. Dengan begitu, pengawasan kegiatan para anggota
akan lebih mudah dipantau untuk mendapatkan mutu dan kualitas kerja yang
efektif.

Ada dua macam strategi pemasaran yaitu strategi pemasaran primer dan strategi
pemasaran sekunder.

Strategi Pemasaran Primer meliputi cara menambah jumlah pemakai serta cara
menambah jumlah pembeli.

Strategi Pemasaran Sekunder meliputi cara mempertahankan pelanggan dan


menjaring pelanggan. Cara mempertahankan pelanggan bisa dilakukan dengan
cara memelihara kepuasan pelanggan (customer satisfaction), memudahkan proses
pembelian, atau memikirkan agar customer tidak berpindah ke produk lain.
3.4 Bentuk implementasi strategi pemasaran PT. Coklat Monggo

Ada beberapa bentuk implementasi strategi yang diterapkan oleh Coklat Monggo
yakni;

Membuat museum coklat, melihat peluang minat masyarakat terhadap museum,


coklat monggo berinisiatif membuat museum dengan konsep coklat. Tujuan ini
dibuat tidak serta merta tanpa alasan, selain memperkenalkan sejarah asal-muasal
coklat, museum coklat monggo juga memperkenalkan sejarah berdirinya
perusahaaan tersebut. Selain itu, harapan dengan adanya museum tersebut, dapat
menarik minat maupun ketertarikan hingga daya beli masyarakat akan coklat
lokal. PT. Coklat Monggo juga membuka museum tersebut untuk umum.

Gambar 1.1 salah satu ruang dimuseum coklat monggo

Gambar 1.2 kunjungan mahasiswa di PT. Coklat Monggo


Promosi organisasi, selain mendirikan museum PT. Coklat Monggo bekerja sama
dengan beberapa organisasi seperti dinas periwisata. Melalui dinas periwasta,
coklat monggo berharap nama coklat lokal dapat lebih dikenal dimasyarakat
umum. Salah satu bentuk kerjasamanya ialah menjadi sponsor dalam event yang
digelar oleh dinas pariwisata Yogyakarta.

Selain kerja sama dengan instansi pemerintahan, PT.Coklat Monggo juga bekerja
sama dengan organisasi tour and travel. Sasaran segmentasi pasar ini ialah
kalangan pelajar, SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Pada dasarnya tujuan ini ialah
menanamkan rasa cinta coklat sedini mungkin pada kisaran umur anak-anak
hingga remaja dan dewasa. Bentuk promosi dalam segi ini lebih efektif dibanding
yang lain. Mengapa demikian? Karena menurut laporan staf PR (Public Relation)
coklat monggo, lebih banyak pengunjung kisaran usia 15-20 tahun yang
mengunjungi PT. Coklat Monggo dibanding masyarakat setempat dalam rentan
usia 30 tahun keatas.

Gambar 1.3 kunjungan siswa SD Muhammadiyyah Suryowijayan Yogyakarta


Selain dengan cara diatas, tidak ketinggalan coklat monggo melebarkan
eksistensinya lewat media sosial kekinian di zaman milenial saat ini, yakni di
instagram, facebook dan tweeter. Selain menargetkan pemasaran di jawa
khususnya yogyakarta, PT. Coklat Monggo mencoba memasarkan produknya
hingga diluar pulau jawa melalui sosial media dengan target segmentasi remaja.

Gambar 1.4 salah satu akun media sosial instagram coklat monggo

Dan yang terakhir usaha yang dilakukan PT. Coklat Monggo ialah bekerja sama
dengan unit minimarket seperti Alfamart maupun indomaret. Tak heran saat
penulis berkunjung disalah satu minimarket di yogyokarta (Malioboro) penulis
menemukan sederet produk dari coklat monggo. Dengan demikian, usaha yang
dilakukan oleh coklat monggo dalam memasarkan produknya cukup efektif dan
menjangkau di segala kalangan.

Gambar 1.5 foto coklat monggo disalah

satu minimarket di yogyakarta


3.5 Strategi Segmentasi Pasar PT. Coklat Monggo

Segmentasi pasar PT. Coklat Monggo adalah masyarakat Yogyakarta, Jawa


Tengah, Jawa Timur dan Bali serta dari kalangan kelas ekonomi menengah ke
bawah, maka dari itu perusahaan menawarkan beberapa produk coklat yang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing konsumen yaitu seperti coklat batang kemasan
40gram, coklat papan 80gram, produk pesanan hingga produk musiman 5 kali
dalam setahun, diantaranya natal, lebaran, hallowen, valentine dan imlek.
. Dengan adanya beberapa macam ukuran coklat, varian bentuk hingga rasa
tersebut bertujuan agar konsumen bisa membeli coklat sesuai kebutuhan dan
selera mereka.

Aspek pemasaran

Dalam aspek pemasaran ada beberapa poin penting diantarannya :

A. Segmen pasar

Segmen pasar yang dituju cokelat mongo masih berkisar di dalam negri, ini
dikarenakan keadaan perusahaan yang masih berkembang dan bisa dikatakan
belum cukup lama. Cokelat monggo masih ingin memenuhi kebutuhan konsumen
yang berada di pulau jawa dan bali, dan juga memperluas pemasaran produk ke
pulau lainnya hinggan menuju indonesia bagian timur.

B. Posisioning perusahaan

Cokelat monggo menjadi pemain tunggal di kelasnya, ini dikarenakan cokelat


monggo merupakan satu-satunya jenis produk cokelat yang menyajikan produk
cokelat yang mengandung 100% cokelat murni. Dan ini membuat pemasran
cokelat monggo tidak ada kendala dalam persaingan.
C. Sarana promosi

Dalam mempromosikan produknya, cokelat monggo menetapkan beberapa sarana


promosi diantarannya : dengan mengiklani beberapa event penting, kegiatan-
kegiatan sosial, dan juga sudah menggunakan website maupun sosial media untuk
mengenalkan produk kepada konsumen.

Sistem distribusi
Dalam mendistribusikan produk kepada konsumen, cokelat monggo
menggunakan beberapa cara yaitu:
1. Langsung melakukan penjualan kepada konsume
2. menggunakan jalur distributor untuk daerah yang jauh, khususnya yang berada
di luar pulau jawa

Aspek MSDM

Dalam aspek sumber daya manusianya cokelat monggo menerapkan beberapa


kebijakan dan juga memberikan timbal balik yang baik bagi karyawan. Pihak
perusahaan selalu memperhatikan stamina para karyawannya, diketahui jika ada
tanggal merah pada kalender nasional, pihak perusahaan menetapkan sebagai hari
libur bagi para karyawan dan juga tidak ada paksaan untuk lembur.

Beberapa poin yang dapat diambil dalam aspek Manajemen Sumber Daya
Manusia di cokelat Monggo yaitu:

a) Perekrutan Karyawan

Dalam perekrutan karyawan pihak perusahaan cokelat Monggo memberikan


kebijakan untuk pendidikan minimal yaitu lulusan SMK Tataboga, hal ini untuk
menunjang kinerja karyawan di perusahaan dengan menuangkan keahliannya
dalam membuat suatu makanan dalam bentuk prduk cokelat.
b) Sistem penggajian dan Konpensasi

Dalam penggajian dan pemberian konpensasi Pihak MSDM cokelat monggo


memberikan gaji diatas UMR. Dan juga memberikan bonus bagi karyawan yang
memberikan kontribusi yang lebih bagi perusahaan, misalkan lembur kerja dan
sebagainya.

c) Pelatihan karyawan

Bagi karyawan yang baru di rekrut akan mengikuti training di perusahaan


minimal selama 1 bulan. Dan jika sudah dianggap bisa berkontribusi atau
kinerjanya memuaskan maka karyawan tersebut bisa menjadi karyawan tetap.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Cokelat Monggo berdiri tahun 2005 , didirikan oleh pria Belgia dan
Indonesia. Monggo adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang
berarti silahkan yang selalu digunakan oleh orang – orang Yogya
sambil mengacungkan ibu jari, ataupun ketika kita lewat di depan
orang, serta pada saat kita mengundang orang masuk ke rumah atau
meninggalkan rumah seseorang
2. Keunggulan cokelat monggo yaitu varian produk yang beragam ,
kemasan bernuansa Indonesia misalnya wayang, tidak menggunakan
tambahan lemak nabati maupun hewani dan merupakan Cokelat
Conventur dan kelemahan Cokelat Monggo yaitu mudah mencair
hanya bertahan pada suhu -18˚C.
3. Target pasar Cokelat Monggo ini yaitu menengah keatas dan usia 20
tahun keatas.
4. Strategi Pemasaran dengan membuat cokelat berkualitas internasional
namun berciri khas local dan aktivitas pemasarannya yaitu produk
dijual secara online, di outlet – outlet resmi yang ada di Yogyakarta,
Jakarta dan bamdung, serta penjualan dititipkan ke swalayan dan took
oleh – oleh.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber internet :

http://www.contohsurat.co.id/2016/12/strategi-pemasaran-marketing.html
(diakses pada 20 maret 19.00 WIB)

https://www.maxmanroe.com/vid/marketing/pengertian-manajemen-
pemasaran.html (diakses pada 19 maret 13.00 WIB)

http://www.rumahjogjaindonesia.com/isi-majalah/si-manis-pahit-cokelat-
monggo.html (diakses pada 20 maret 19.30 WIB)

Skripsi/jurnal :

Prihantoro. 2017. Strategi Manajemen Pemasaran Produk PT. Sido Muncul

Anda mungkin juga menyukai