Anda di halaman 1dari 21

ADAT AMBALAN

KHAULA BINTI AL ASWAR


GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN 07-062
PANGKALAN SEKOLAH PUTRI DARUL ISTIQOMAH

PEMBUKAAN
Dengan Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala,

Kepramukaan di SPIDI MACCOPA MAROS adalah proses pendidikan


yang terintegrasi antara pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan yang
dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat (long life education)
menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan
tujuannya.
Gerakan Pramuka Gugus Depan 07-062 Berpangkalan di SPIDI Maccopa
Maros bertujuan untuk memberi pembinaan dan pengembangan jiwa
kepemimpinan serta memberi kesempatan untuk menambah dan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam organisasi,
pengembangan bakat kepemimpinan sebagai kader pemimpin bangsa yang
sholehah dan berkarakter.
Kegiatan yang dirasakan oleh peserta didik merupakan kegiatan yang
menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan, sehingga
diharapkan pada peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan
emosionalnya yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan
budi pekerti luhur.
Adat Ambalan merupakan salah satu perangkat yang wajib ada dalam
tatanan kehidupan Ambalan Penegak Khaula binti Al Aswar” Gugus Depan 07-
062 SPIDI Maccopa Maros Oleh karena itu, Adat Ambalan disusun bersama
oleh Penegak dalam sebuah Musyawarah Dewan Ambalan Angkatan Pertama.
BAB I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 1
Pengertian

Ayat 1
Adat Ambalan Khaula binti Al Aswar adalah seperangkat aturan yang
merupakan ciri khusus ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur
berjalannya sebuah aturan kepramukaan di dalam dan di luar lingkungan
SPIDI Maccopa Maros selama tidak bertentangan dengan aturan Gerakan
Pramuka.

Ayat 2
Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna
mengatur tata kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.

Pasal 2
Maksud
Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku
warga Ambalan dalam menjalani aktifitas di Ambalan serta sebagai paradigma
sikap di Ambalan.

Pasal 3
Tujuan
Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam
rangka pembinaan dan pengembangan kepramukaan di SPIDI Maccopa Maros.

Pasal 4
Fungsi

Ayat 1
Adat Ambalan berfungsi sebagai Panduan Sikap dan Prilaku, Kedisiplinan
serta tata kehidupan Anggota Pramuka dari Ambalan Khaula binti Al Aswar
Ayat 2
Adat Ambalan berfungsi untuk menjaga norma seluruh anggota Pramuka agar
dilandasi semangat kekeluargaan selama dalam pembinaan dan
pengembangan Ambalan Khaula Al Aswar.

BAB II
KELENGKAPAN ADAT

Pasal 5
Nama

Nama Ambalan adalah Ambalan KHAULA binti AL ASWAR.

Pasal 6
Lambang/Logo Ambalan

Ayat 1
Lambang/Logo Ambalan adalah SIMBOL yang menunjukan keberadaan
Pramuka Penegak yang berpangkalan di SPIDI MACCOPA Maros.

Ayat 2
Lambang Ambalan Perisai adalah yang sesuai dengan hasil Rapat Perdana
Dewan Ambalan tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan dengan gambar
utuh sebagaimana terlampir.

Ayat 3
Bentuk, Desain, Warna, dan Arti lambang Ambalan terlampir

Pasal 7
Panji Ambalan

Ayat 1
Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berwarna dasar kuning emas
berumbai merah dengan simbol Lambang/Logo Ambalan dan untuk
selanjutnya dinamakan Kibaran Cita.
Ayat 2
Ukuran Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm dan perbandingan panjang dan
lebar Panji Ambalan adalah 3 : 2

Ayat 3
Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan dan upacara
kegiatan kepramukaan.

Ayat 4
Saat pusaka dan panji ambalan keluar, posisi anggota ambalan sikap siap
ksatria

Pasal 8
Pusaka Ambalan

Ayat 1
Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.

Ayat 2
Pusaka Ambalan digunakan oleh Anggota Ambalan yang telah diberi hak
untuk membawa, memegang, dan mengeluarkan saat upacara Penerimaan
dan Pelepasan Tamu Ambalan di dalam Ambalan dan kegiatan pramuka lain.

Ayat 3
Pusaka Ambalan berupa Busur dan Anak Panah dan disimpan di tempat
khusus yang telah ditentukan oleh Pengurus Ambalan serta hanya dapat
dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat.

Pasal 9
Sandi Ambalan

Ayat 1
Sandi Ambalan adalah Pandangan Hidup yang menyangkut perilaku warga
Ambalan.

Ayat 2
Nama sandi Ambalan Pramuka SPIDI MACCOPA MAROS adalah
SANDI AMBALAN KHAULA BINTI AL ASWAR

Ayat 3
Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan
penyatuan jiwa dengan hati nurani serta sebagai alat perekat persaudaraan
sesama anggota.

Ayat 4
Sikap Ketika Sandi Ambalan dibaca adalah menunduk dengan tangan kanan
memegang setangan leher dan meletakkannya di atas dada sebelah kiri.
Ayat 5
Sandi Ambalan digunakan/dibacakan pada setiap kegiatan upacara yang
dilakukan oleh Ambalan.

Ayat 6
Naskah Sandi Ambalan sebagaimana terdapat dalam Adat Ambalan ini

Pasal 10
Amsal Ambalan

Ayat 1
Amsal adalah motto yang merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota
Ambalan.

Ayat 2
Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan
Khaula binti Al Aswar.

Ayat 3
Kalimat Amsal Ambalan berbunyi
“PRAMUKA SPIDI, CERDAS, SHOLEHA, DAN BERANI”

Pasal 11
Tanda Jabatan

Ayat 1
Tanda Jabatan Dewan Ambalan disesuaikan dengan keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.

Ayat 2
TandaJabatan digunakan oleh seluruh Pengurus Dewan Ambalan: Pradana,
Kerani, dan Juru Uang, Pemangku Adat dan Anggota Dewan Ambalan.

Pasal 12
Pakaian

Ayat 1
Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari:
1. Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas.
2. Pakaian Lapangan Lengkap sesuai Adat Ambalan.

Ayat 2
Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas,
digunakan saat kegiatan formal kepramukaan.

Ayat 3
Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan, Topi pet Pramuka, dan/atau Slayer
Ambalan, serta jaket digunakan saat kegiatan non formal kepramukaan.

Ayat 4

1. Slayer dibuat dari kain berbentuk segitiga dengan ukuran sisi pendek
90x90 cm.

2. Jenis dan warna slayer akan diatur kemudian dalam musyawarah


ambalan

Ayat 5
Pakaian Ambalan digunakan hanya saat kegiatan kepramukaan tertentu.

Pasal 13
Atribut
Ayat 1
Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan
digunakan sesuai aturan adat yang tidak bertentangan dengan aturan
Gerakan Pramuka.

Ayat 2
Butir (1)
1. Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan
ciri Ambalan terdiri dari: Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan serta
nama Ambalan Putra/Putri ketika keluar Ambalan.

2. Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan


baju sebelah kiri.

3. Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 3,5 X 2 cm berwarna dasar


putih dengan tulisan merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di
antara pita lokasi dan badge daerah

4. Nama Ambalan dikenakan di dada sebelah kiri atas dengan tulisan hitam,
warna dasar cokelat, dan list hitam.

Butir (2)
Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri
Ambalan adalah kaos Ambalan, Topi Pet Pramuka, dan/atau Slayer.

Ayat 3
Atribut Ambalan hanya boleh di pakai oleh anggota Ambalan.

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 14
Warga Ambalan
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara,
Tamu/Calon Penegak.

Pasal 15
Tamu Ambalan
Ayat 1
Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia 16-20 tahun Siswi SPIDI
Maccopa Maros yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan Khaula binti
Aswar namun belum pernah menjadi Pramuka Golongan Penggalang.

Pasal 16
Calon Anggota
Calon Penegak adalah peserta didik yang berusia 16 sampai 20 tahun Siswi
SPIDI Maccopa Maros yang sebelumnya telah menjadi Anggota Pramuka
Golongan Penggalang dan telah mengikuti proses keanggotaan di Ambalan
Khaula binti Aswar. Gugus Depan SPIDI Maccopa Maros.

Pasal 17
Anggota Ambalan

Ayat 1
Anggota Ambalan adalah Calon Penegak yang telah memenuhi persyaratan
golongan Penegak dan/atau masih menjadi Siswa di SPIDI Maccopa Maros.

Ayat 2
Persyaratan untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari :
1. Tidak merangkap anggota Gugus Depan lain.
2. Mengikuti Masa Penerimaan Tamu Ambalan/Calon Penegak
3. Menyelesaikan SKU golongan Penegak.
4. Mengikuti Prosesi Penerimaan Anggota.
5. Sudah dilantik menjadi Penegak.

Ayat 3
Untuk Anggota Ambalan yang telah naik kelas 12 dan/atau lulus dari SPIDI
Maccopa Maros maka disebut Purna Ambalan.

BAB IV
KEPENGURUSAN

Pasal 18
Dewan Ambalan
Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk
menjadi Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan
dan dilantik menjadi Dewan Ambalan.

Ayat 2
Persyaratan Dewan Ambalan :
1. Terdaftar sebagai siswa aktif di SPIDI Maccopa Maros
2. Pramuka yang aktif sebagai anggota Ambalan
3. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
4. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan
5. Untuk Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan tidak menjadi pengurus
Harian Organisasi Kesiswaan SPIDI Maccopa Maros.
7. Menyatakan kesediaan secara lisan.
8. Terpilih saat sidang ambalan.

Pasal 19
Pemangku Adat

Ayat 1
Pemangku Adat adalah Pengurus Dewan Ambalan yang bertanggung jawab
pada pelaksanaan dan kelangsungan Adat Ambalan dibawah koordinasi Ketua
Dewan Ambalan (Pradana) dalam menjaga Marwah dan kesakralan aturan
Adat Ambalan.

Ayat 2
Persyaratan Pemangku Adat:
1. Terdaftar sebagai Siswi aktif SPIDI Maccopa Maros
2. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
3. Anggota Ambalan yang aktif
4. Tidak pernah melanggar Adat Ambalan.
5. Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.
6. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah
Ambalan
7. Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi
Pemangku Adat
8. Terpilih saat sidang Dewan Ambalan.
Pasal 20
Dewan Adat Ambalan

Ayat 1
Dewan Adat Ambalan dibentuk khusus untuk ketentuan-ketentuan Adat
Ambalan yang bersifat isidentil.

Ayat 2
Dewan Adat bertanggung jawab kepada Majelis Pembimbing Gugus Depan
melalui Ketua Gugus Depan

Ayat 3
Anggota Dewan Adat adalah terdiri dari para anggota ambalan yang pernah
menjabat sebagai Pemangku Adat, pengurus ambalan, dan pengurus ambalan
aktif yang berwawasan luas, netral, dapat menjadi teladan dan memegang
teguh Adat Ambalan.

Ayat 4
1. Dewan Adat dipilih melalui Musyawarah Pembina.
2. Masa bakti Dewan Adat sampai masalah dianggap selesai atau sesuai
dengan keadaan
3. Dewan Adat diusahakan berjumlah ganjil lebih dari satu.
4. Jumlah Anggota Dewan Adat dapat berkurang atau bertambah sesuai
kebutuhan
5. Penentuan Ketua Dewan Adat berdasarkan Musyawarah Dewan Adat dan
disetujui Pembina.

BAB V
UPACARA-UPACARA

Pasal 21
Upacara Adat Ambalan

Upacara–Upacara Adat Ambalan terdiri dari :


1. Upacara Penerimaan Tamu Ambalan.
2. Upacara Prosesi Penerimaan Calon Penegak.
3. Upacara Pelantikan Calon Penegak.
4. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan.
5. Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan.
6. Upacara Pemberian tanda penghargaan
7. Upacara Pelantikan Anggota/Pencabutan Anggota.
8. Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi

Pasal 22
Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan

Ayat 1
Dilakukan saat akan melakukan penerimaan Tamu Ambalan.

Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Pembacaan Sandi Ambalan.
2. Kata Penyambutan atau Pelepasan oleh Pembina Upacara.
3. Pemasangan dan Pelepasan Selendang Tamu Ambalan.

Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan

Pasal 23
Upacara Prosesi Penegak

Ayat 1
Upacara prosesi Penerimaan Calon Penegak diawali dengan Upacara Prosesi
Khusus dalam Upacara di Ambalan.

Ayat 2
Proses lanjutan setelah Upacara peneriman Calon Penegak sebagai berikut :
1. Penyerahan berkas Penegak.
2. Sidang Penegak.
3. Pengujian SKU.
4. Pencapaian TKU.

Ayat 3
Prosesi Calon Penegak
1. Berwudhu, Minum Air Kelapa
2. Renungan Jiwa Penegak

Ayat 4
Prosesi Penegak Bantara
1. Minum air kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan
kedua tangannya.
2. Sidang Penegak Bantara
3. Selama satu hari penuh menahan diri dari bicara yang tidak penting.
4. Sungkem kepada kedua orang tua
5. Renungan Jiwa Bantara
6. Pelantikan dan Perngambilan TKU Penegak Bantara

Ayat 5
Prosesi Penegak Laksana
1. Minum air kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan
keduatangannya.
2. Sidang Penegak Laksana
3. Selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak
penting.
4. Sungkem kepada kedua orang tua
5. Renungan Jiwa
6. Pengambilan TKU Laksana
7. Pengembaraan dengan tugas-tugas dari Pembina

Ayat 6
Prosesi Wisuda Purna Ambalan
1. Api unggun
2. Perkemahan selama tiga hari
3. Pemberian Penghargaan
4. Obor Garba Wisuda

Ayat 7
Perlengkapan seluruh Upacara dan prosesi:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan

Pasal 24
Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota

Ayat 1
Dilakukan saat akan dilantik menjadi Penegak.

Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Laporan Ka Gudep kepada Ka Mabigus tentang Calon Penegak
2. Janji : Tri Satya
3. Kesiapsediaan oleh Calon Anggota
4. Pelantikan
5. TKU dan Slayer

Ayat 3
Perlengkapan Upacara :
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan

Pasal 25

Upacara Pelantikan Dewan Ambalan

Ayat 1
Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan.

Ayat 2
Prosesi upacara sebagai berikut:
1. Kata Pendahuluan Pelantikan
2. Ulang Janji : Tri Satya
3. Penyataan Kesiapsediaan oleh Calon Dewan Ambalan
4. Kata Pelantikan
5. Penyematan Tanda Jabatan
6. Penandatanganan Naskah Pelantikan
7. Sandi Ambalan

Ayat 3
Perlengkapan Pelantikan:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan

Ayat 4
1. Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
2. Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam Pramuka lengkap.

Pasal 26
Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan

Ayat 1
Dilakukan pada saat Anggota Ambalan naik kelas 12

Ayat 2
Pelepasan Wisuda Warga Ambalan dilaksanakan dalam kegiatan Api Unggun
Malam terakhir Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu).

Ayat 3

Prosesi upacara pada saat Api Unggun sebagai berikut:


1. Upacara dipimpin oleh Pembina Pramuka
2. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
3. Penjemputan wisudawan/wati dari tempat wisuda/perpisahan ke tempat
upacara.
4. Kata Pelepasan oleh Ketua Ambalan (Pradana) atau yang mewakili
5. Obor Garba Wisuda diiringi lagu Bagimu Negeri
6. Pengalungan Bunga Kenangan dan Pemberian Piagam Wisuda
7. Kata pesan oleh Wisudawan/wati atau yang mewakili
8. Salam Selamat
Ayat 4
Perlengkapan Upacara Pelepasan Anggota
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan

BAB VI
PENGHARGAAN

Pasal 27
Upacara Pelepasan dan Penerimaan Pendelegasian

Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan mengikuti kegiatan
Tingkat Cabang, Daerah, Regional, Nasional dan Internasional.

Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Kata pelepasan oleh Ka Gudep
2. Penyematan Lencana Duta Ambalan
3. Pembacaan Sandi Ambalan

Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah putih

2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan

Ayat 4
1. Pemakaian Lencana Duta Ambalan selama pendelegasian.
2. Setelah selesai melaksanakan delegasi, dilakukan Upacara Penerimaan
Pendelegasian
Pasal 28
Tanda Penghargaan

Ayat 1
Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai dengan
kriterianya.

Ayat 2
Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak
dan Bintang Wira Karya Penegak.

Ayat 3
Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi
melalui Surat Keputusan Majelis Pembimbing Gugus Depan atau Pembina
Gugus Depan.

Ayat 4
Usulan Penghargaan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penegak.

Pasal 29
Bintang Tahunan

Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan


Pramuka Indonesia.

Pasal 30
Bintang Karya Ilmiah Penegak

Diberikan kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah,


dipresentasikan di depan seluruh Anggota dan mencapai titik hasil yang dapat
diperhatikan.

1. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah


Penegak terlampir.
2. Dipasang di dada sebelah kiri.
Pasal 31
Bintang Wira Karya Penegak

Berfungsi sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan


keahlian atau keterampilan berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan
sebagai salah satu alternatif penghasilan.

1. Diberikan kepada anggota Ambalan yang memiliki karya usaha atau


wiraswasta baik perorangan maupun kelompok yang diharapkan dapat
menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan kelak.
2. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya
Penegak terlampir.
3. Dipasang di dada sebelah kiri.

BAB VII
PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN

Pasal 32
Pelanggaran

Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan


yang melanggar ketentuan Ambalan

Pasal 33
Tindakan Disiplin

Ayat 1
Pemangku Adat dapat memberikan peringatan berupa:

1. Teguran pertama disampaikan secara lisan dan dicatat dalam buku Adat.
2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan oleh pelanggar,
maka akan diberikan teguran yang kedua.
3. Teguran kedua disampaikan secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
4. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan
diberikan teguran ketiga secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
5. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan
diajukan dalam Sidang Adat bersama Dewan Kehormatan.

Ayat 2
1. Apabila yang melanggar adalah Dewan Ambalan/Dewan
Kehormatan/Pemangku Adat, maka teguran akan dilakukan oleh Dewan
Adat, sesuai dengan prosedur tingkat teguran.

2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah teguran ketiga tidak
diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat Tingkat Tinggi
bersama Dewan Kehormatan.

Ayat 3
Apabila dua minggu setelah Sidang Adat/Sidang Adat Tingkat Tinggi tetap
tidak diindahkan, maka status jabatan dan keanggotaannya akan ditinjau
ulang atau dicabut dengan prosesi pencabutan keanggotaan.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 34
Macam-macam Permusyawaratan

Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari :
1. Musyawarah Ambalan
2. Rapat Kerja Dewan Ambalan
3. Sidang Adat
4. Sidang Adat Tingkat Tinggi

5. Rapat Sangga Kerja


6. Rapat Koordinasi

Ayat 2
Musyawarah Ambalan

1. Musyawarah Ambalan adalah Pemegang kekuasaan tertinggi di Ambalan.


2. Dilakukan paling lambat sebulan sebelum masa bakti Dewan Ambalan yang
berjalan.
3. Diikuti oleh seluruh seluruh Pengurus Dewan Ambalan dan
Pemimpin/Wakil Pemimpin Sangga sebagai Peserta Penuh
4. Anggota Ambalan dapat hadir sebagai peninjau.

Ayat 3
Rapat Kerja Dewan Ambalan
1. Rapat Dewan Ambalan dilaksanakan paling lambat satu bulan setelah
pelantikan Dewan Ambalan.
2. Dilaksanakan 1 kali selama masa bakti untuk menyusun Program Kerja
Ambalan
3. Dihadiri oleh seluruh Pengurus Dewan Ambalan dan Pemimpin/Wakil
Pemimpin Sangga

Ayat 4
Sidang Adat
1. Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran adat Ambalan.
2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.
3. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat
c. Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum atau Jaksa
d. Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.

Ayat 5

Sidang Adat Tingkat Tinggi

1. Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran Adat Ambalan yang


dilakukan oleh DewanAmbalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat.

2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.


3. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat
c. Dewan Kehormatan/Pemangku Adat yang bukan pelanggar sebagai
Penuntut Umum atau Jaksa
d.
Terdakwa adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku
Adat Ambalan yang melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
5. Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran
maka sidang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Gudep bersama Dewan
Adat.

Ayat 6
Rapat Sangga Kerja
1. Rapat ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan.
2. Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga Kerja dan Dewan Ambalan.
3. Rapat dipimpin oleh Ketua Sangga Kerja.

Ayat 7
Rapat Koordinasi
1. Rapat koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu
disampaikan oleh pengurus lain.
2. Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan.

BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 35
Adat Pergaulan Ambalan

Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan senantiasa


menjunjung tinggi moral dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan
Syariah Islam, Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka.

BAB X
ATURAN PERALIHAN

Pasal 36
Perubahan Adat Ambalan

1. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan apabila dianggap perlu.

2. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan untuk jangka waktu minimal


2 tahun
3. Perubahan Adat Ambalan hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah
Ambalan Luar Biasa
4. Musyawarah Ambalan Luar Biasa yang membahas perubahan Adat
Ambalan wajib dihadiri oleh perwakilan setiap angkatan dimulai dari
angkatan yang pertama kali membuat Adat Ambalan.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 37
Pelaksanaan Adat Ambalan

Adat Ambalan wajib dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan tanggung


jawab oleh seluruh Warga Ambalan Khaula binti Al Aswar

Pemangku Adat Ambalan


KHAULA binti AL ASWAR

Andi Nayla Airin Puteri Taufan

Anda mungkin juga menyukai