Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PENGAWASAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

SEKOLAH DASAR NEGERI CIPARAY


TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
Berdasarkan UU RI No 20 tahun 2003 tentan Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II pasal 3 yang berisi tentang fungsi dan tujuan pendidikan.
Dinyatakan bahwa fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka diperlukan pendidikan
yang bermutu/berkualitas, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 19 tahun
2005 pasal 4 menyatakan bahwa pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan
dilakukan melalui penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
merupakan kriteria minimal tentang sistim pendidikan di Indonesia.
Salah satu dictum SNP ( PP No 19 tahun 2005 pasal 39 yaitu pelaksana
kepala sekolah pada pendidikan formal dilakukan oleh kepala sekolah satuan
pendidikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2008 tentang guru
pasal 15 ayat 4, kepala sekolah adalah guru yang diangkat dalam jabatan kepala
sekolah satuan pendidikan berfungsi untuk melakukan tugas pembimbingan
dan pelatihan profesional guru dan tugas kepala sekolah. Sedangkan
berdasarkan permendiknas No 39 tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja
guru dan kepala sekolah yaitu beban kerja kepala sekolah adalah 24 jam tatap
muka perminggu, dengan rincian tugas sebagaimana diatur dalm pasal 4 yang
menyatakan bahwa:
1. Pembimbingan dan Pelatihan Profesinalisme guru adalah :
a. Membimbing dan melatih profesionalisme guru dalam melaksanakan
tugas pokok untuk merencanakan, melaksanakan dan menilai proses
pembelajaran/pembimbingan, dan membina tenaga kependidikan
lainnya, yaitu tenaga administrasi sekolah, tenaga laboratorium, tenaga

1
perpustakaan, baik pada satuan pendidikan maupun melalui
KKG/MGMP/MKKS atau bentuk lain yang dapat meningkatkan
kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
b. Menilai kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok untuk
merencanakan, melaksanakan, menilai proses pembelajaran
/pembimbingan dan membina tenaga kependidikan lainnya pada satuan
pendidikan.
2. Tugas Kepala Sekolah:

a. mengawasi, memantau, mengolah dan melaporkan hasil


pelaksanaan delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada
satuan pendidikan

b. membimbing satuan pendidikan untuk meningkatkan atau


mempertahankan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.

Berdasarkan Permendikbud No 13 tahun 2007 tentang kompetensi


kepala sekolah, dinyatakan bahwa kepala sekolah profesional harus memiliki 5
(lima) kompetensi yakni:

a. Komptensi kepribadian, dengan indikator:


1) berakhlak mulia mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah;
2) memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin;
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah/madrasah.

b. Kompetensi Manajerial, dengan indikator:


1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/madrasah secara optimal.
2
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
c. Kompetensi Kewirausahaan, dengan indikator:
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
d. Kompetensi Supervisi, dengan indikator:
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme
e. Kompetensi Sosial
1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah.
2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyrakatan
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Kepala sekolah yang fungsinya sebagai supervisor, seorang kepala


sekolah harus menjalankan supervisi akademik. Supervisi Akademik erat
kaitannya dengan melakukan pembinaan/bimbingan, pemantauan
pelaksanaan delapan (8) SNP serta penilaian kinerja guru dalam meningkatkan
pelaksanaan tupoksi guru, meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas
belajar siswa.
Kenyataan yang terjadi dilapangan masih ada kepala sekolah dan guru
yang masih belum memahami tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) serta
kompetensi yang harus dimilikinya sesuai dengan Permendiknas No 13 tahun
3
2007 tentang kompetensi kepala sekolah dan Permendiknas No 16 tahun 2007
tentang Kompetensi guru, hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena
itu kehadiran kepala sekolah kesekolah akan membantu dalam menghilangkan
penyakit utama guru yaitu : ASMA (Asal Masuk), TBC (Tidak Banyak Cara) dan
LESU (Lemah Sumber ) sehingga motivasi kerjanya meningkat,
pembelajarannya berkembang dan mendapatkan informasi yang baru.

Dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang


Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas, diharapkan
pelaksanaan kepala sekolah bidang akademik dan manajerial berjalan lebih
efektif dan terencana dengan baik, sehingga berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan di sekolah akan terwujud melalui supervisi akademik terhadap guru
dalam proses pembelajaran.

B. Fokus Masalah
Untuk mendeskripsikan berbagai permasalahan yang ditemukan
dilapangan, maka penulis akan mendeskripsikan dahulu mengenai tugas pokok
kepala sekolah berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 dapat
digambarkan pada bagan berikut ini.
Tugas pokok kepala sekolah sasarannya diarahkan kepada kedua
komponen yaitu kinerja kepala sekolah dan kinerja guru. Kinerja kepala sekolah
dititik beratkan pada bagaimana cara kepala sekolah dalam mengelola seluruh
komponen yang ada di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
apakah sudah sesuai dengan SNP? Sementara kinerja guru dititik beratkan pada
bagaimana kinerja guru dalam memahami tupoksinya dalam kegiatan
pembelajaran sudahkah sesuai atau belum dengan tuntutan SNP.
Berpijak pada pembahasan di atas dapat merumuskan berbagai
permasalahan yang ditemuai di lapangan berkaitan dengan tugas pokok kepala
sekolah. Permasalahan tersebut dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok
akademik dam kelompok manajerial.

1. Permasalahan dalam bidang Akademik


Permasalahan dalam bidang akademik berhubungan dengan aspek
pembinaan/pembimbingan dan pengembangan kompetensi guru dalam

4
meningkatkan mutu pembelajaran dan pengembangan Profesionalisme guru.
Adapun permasalahan yang ditemukan dilapangan antara lain:
a. Guru belum mengetahui dan memahami tupoksinya yang baru sesui
dengan PP No 74 tahun 2008 tentang guru dan Permendinas No 39 tahun
2009 tentang pemenuhan beban kerja guru.
b. Guru belum memahami tentang Kurikulum Merdeka
c. Masih banyak Guru belum mengetahui tentang kompetensi yang harus
dimilikinya. (Permendikbud No 16 tahun 2007).
d. Guru belum mengetahui bagaimana pola pembelajaraan dalam KOSP.
e. Masih Banyak guru yang belum bisa membuat dan mengembangkan ATP.
ATP kebanyakan buatan orang lain hanya di copy paste saja dari tahun ke
tahun. (Standar Proses).
f. Masih banyak guru yang belum bisa membuat dan mengembangkan Modul
Ajar sendiri. Modul Ajar hanya copy paste saja dari tahun ke tahun. (Standar
Proses).
g. Masih banyak guru yang belum melaksanakan penilaian sesuai Standar
penilaian (Standar Penilaian).
h. Setiap Guru belum terbiasa melaksanakan asesmen awal pembelajaran
atau tes diagnostik. (Standar Penilaian).
i. Semua guru belum terbiasa melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK)
(Pengembangan Profesionalisme Guru).
j. Guru belum memahami isi dari buku panduan guru (Kurikulum Merdeka).

2. Permasalahan di bidang Manajerial


Permasalahan di bidang manajerial tentu erat kaitannya dengan
peningkatan efektifitas dan efesiensi pengelolaan sekolah yang dilakukan
oleh kepala sekolah dan stafnya sebagai pemeran edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator. Permasalahan
tersebut mencakup masalah perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan, penilaian dan pengembangan.
Permasalahan dalam bidang manajerial yang ditemukan di lapangan masih
relatif lemahnya kemampuan kepala sekolah dalam mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya, yaitu komptensi sosial, kompetensi
kepribadian, komptensi supervisi, komptensi manjerial dan komptensi
5
kewirausahaan.

Adapun permasalahan yang ditemukan secara spesifik di lapangan


antara lain:
a. Masih lemahnya / tidak ada supervisi kepala sekolah terhadap guru dan
tindak lanjutnya. (Standar Isi).
b. Isi KOSP bersifat Umum tidak membuat program yang sebenarnya.
(Standar isi).
c. Tidak ada program terperinci peningkatan mutu lulusan setiap
kelompok mata pelajaran dari lima kelompok mata pelajaran. (Standar
Kompetensi Kelulusan).
d. Standar Sarana sebagian tidak sesuai dengan SNP antara lain:
1) Jumlah siswa dalam satu belum merata
2) Jumlah ruang kelas masih kurang
3) Jumlah guru masih terbatas
4) Ruang perpustakaan
5) Mushola
6) Lapangan olah raga belum memadai
7) Tempat parkir belum memadai
8) Laboratorium belum ada
e. Dalam pembagian tugas mengajar untuk guru olahraga masih
dilaksanakan oleh guru kelas karena belum memiliki guru mata
pelajaran olahraga, dan masih sedikitnya guru yang sudah tersertifikasi.
(Standar Pendidik).
f. Dalam pembuatan Naskah soal ulangan akhir semester guru tidak
menggunakan kartu soal dan kisi-kisi. (Standar Penilaian).
g. Pola pembelajaran yang dilakukan guru tidak menunjukan perubahan
sesuai dengan pola pembelajaran KOSP. (Standar Proses).
h. Permasalahan-permasalahan tersebut harus ditemukan
pemecahannya. Berbagai macam metode dan tekhnik yang dilakukan
oleh kepala sekolah dalam mengatasi permasalahan harus dilakukan.

C. Ruang Lingkup Pembinaan Guru


Melakukan pembinaan terhadap guru dalam melaksanakan tugas pokoknya:
6
1. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
menyusun administrasi perencanaan pembelajaran/program bimbingan.
2. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan
3. Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan
kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.
4. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
menggunakan media dan sumber belajar
5. Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan
dan sumber belajar
6. Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas membimbing
dan melatih peserta didik.
7. Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pembelajaran
8. Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian
untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan.
9. Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-
hasil yang dicapainya

Anda mungkin juga menyukai