Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 14

TRANSPORTASI
PEKERJA
TRANSPORTASI BAWAH TANAH
(TTA 474)
PERSYARATAN PENGANGKUTAN PEKERJA
Didalam pengangkutan pekerja harus dilengkapi dengan persyaratan
berikut :
1. Harus aman secara mutlak. Oleh karena itu, peraturan
keselamatan tambang batu bara Jepang secara rinci mengatur
mengenai pemeriksaan yang berkaitan dengan pengerek (hoist)
lori manusia di sumuran miring, faktor keamanan, sinyal, alat
pencegah larinya lori, jarak terhadap dinding sekitar,
pengendaraan, pengetahuan bagi penumpang dan lain-lain.
Selain dari apa yang tertulis di dalam peraturan tersebut, maka
untuk jalur pengangkutan pekerja, urusan penggelaran rel,
pemeliharaan rel, serta penyanggaan lorong harus dilakukan
sempurna, dan ukuran lorong perlu dibuat melebihi ukuran yang
tercantum pada peraturan dengan memberi kelonggaran yang
cukup.
PERSYARATAN PENGANGKUTAN PEKERJA
2. Harus menggunakan cara yang mungkin untuk memperpendek
waktu tempuh dari portal sampai tempat kerja. Untuk itu
diperlukan hal-hal sebagai berikut:
• Setiap 1 kali pengangkutan pekerja, diangkut sebanyak
mungkin.
• Kecepatan pengangkutan dibuat secepat mungkin dalam batas
yang tidak menimbulkan gangguan dari segi keselamatan.
• Mengurangi pergantian lori dan waktu tunggu di tengah
perjalanan.
• Memperpendek jarak jalan kaki, terutama di lorong miring.
Di masa lalu, pengangkutan pekerja di Jepang telah menjalani
berbagai macam proses. Tabel di slide selanjutnya menunjukkan
contoh sistem pengangkutan pekerja di jepang.
PERSYARATAN PENGANGKUTAN PEKERJA

Di tambang batu bara besar di Jepang, sistem pengangkutan pekerja kebanyakan


seperti d atau f, dan yang sejenisnya, di mana ada tambang batu bara yang
menghabiskan waktu lebih dari 150 menit untuk pulang-pergi.
PERSYARATAN PENGANGKUTAN PEKERJA
3. Harus menggunakan cara yang mungkin untuk memperpendek
waktu tempuh dari portal sampai tempat kerja. Untuk itu
diperlukan hal-hal sebagai berikut:
• Setiap 1 kali pengangkutan pekerja, diangkut sebanyak
mungkin.
• Kecepatan pengangkutan dibuat secepat mungkin dalam batas
yang tidak menimbulkan gangguan dari segi keselamatan.
• Mengurangi pergantian lori dan waktu tunggu di tengah
perjalanan.
• Memperpendek jarak jalan kaki, terutama di lorong miring.
Di masa lalu, pengangkutan pekerja di Jepang telah menjalani
berbagai macam proses. Tabel di slide selanjutnya menunjukkan
contoh sistem pengangkutan pekerja di jepang.
PERTIMBANGAN LORI PEKERJA PADA
SUMURAN MIRING
• Yang menjadi masalah pada lori pekerja pada sumuran
miring adalah batasan jarak dan kecepatan pengangkutan.
Seandainya lori pekerja ke-1 dan ke-2 pada kasus d pada
tabel slide 4 dapat disatukan menjadi satu lori pekerja, maka
perbedaan d dan c hanya terletak pada panjang sumuran
miring, sehingga dapat mempersingkat waktu tempuh
pulang-pergi menjadi 60~110 menit. Selain itu, apabila
kecepatan lori pekerja dapat ditingkatkan, tentu dapat
mempersingkat waktu tempuh pulang-pergi lebih jauh lagi.
• Yang menjadi masalah adalah faktor keamanan dan
keterbatasan panjang tali, di mana peraturan keselamatan
tambang batu bara Jepang mengatur mengenai faktor
keamanan ini sebagai berikut.
PERTIMBANGAN LORI PEKERJA PADA
SUMURAN MIRING
• faktor keamanannya harus diambil lebih dari 10 kali beban
statis maksimum, serta lebih dari 5 kali beban total
maksimum. Kecuali, apabila panjang sumuran miring
melampaui 1.000 m dan telah mendapat izin dari kepala
bagian pengawasan keselamatan tambang (pemerintah),
faktor keamanan tersebut boleh dikurangi.
• Mengenai faktor keamanan apabila panjang sumuran miring
melampaui 1.000 m, saat ini ditetapkan untuk mengikuti
rumus berikut.
T S : Faktor keamanan apabila sumuran miring
S = 10 − melampaui 1.000m
2.000 T : Panjang sumuran miring, kecuali apabila lebih
dari 2.600m, diambil 2.600m
SUMURAN TEGAK VS SUMURAN MIRING
• Untuk pengangkutan pekerja pada penambangan bagian dalam,
umumnya orang memperkirakan sumuran tegak lebih untung dari segi
waktu. Namun, tergantung dari kondisi tambang bawah tanahnya,
seringkali lori manusia di sumuran miring lebih menguntungkan.
• Berikut ini, marilah kita lihat waktu yang diperlukan untuk pengangkutan
pekerja pada sistem sumuran tegak + level + sumuran miring lori
manusia, yang merupakan kondisi yang paling banyak ditemui di Jepang
pada masa lalu, kemudian kita bandingkan dengan sistem satu sumuran
miring lori manusia yang panjang.
• Kemiringan lapisan batu bara 15°
• Kedalaman penambangan -500m ~ -700m
• Sumuran tegak terdapat di tanah yang datar di daerah fasilitas
permukaan utama dan mempunyai kedalaman 500m. Daerah
penambangan bagian dalam dicapai melalui sumuran tegak—level—
sumuran miring lori manusia—jalan kaki.
SUMURAN TEGAK VS SUMURAN MIRING

Lapisan batu bara

Sumuran tegak Sumuran miring lori manusia

Level Sumuran miring lori manusia


SUMURAN TEGAK VS SUMURAN MIRING
Sumuran tegak—level—sumuran miring lori
Sumuran miring lori manusia
manusia
Kedalaman sumuran miring 500m Panjang 2.700m
Konstruksi Panjang level 1.830m
Sumuran miring lori manusia 770m
Kapasitas 1 cage 70 orang Kapasitas lori 210 orang
Kapasitas lori level 210 orang Kecepatan lori 400m/menit
Kapasitas lori sumuran miring 210 orang
Metode
Kecepatan pengerekan sumuran tegak 10m/detik
Kecepatan lori level 400m/menit
Kecepatan lori sumuran miring 400m/menit
210 orang di sumuran tegak 11 menit Lama lori berjalan 8 menit
Pengangkutan lori level 7 menit Waktu untuk naik 2 menit
Waktu tempuh
Pengangkutan lori sumuran miring 4 menit
sekali jalan
Waktu penggantian 4x2 = 8 menit
Total 30 menit Total 10 menit
SUMURAN TEGAK VS SUMURAN MIRING
• Kalau kita lihat tabel di slide 10, waktu yang diperlukan lebih pendek pada sumuran miring lori
manusia. Selain itu, sistem ini mempunyai keuntungan lain, yaitu memungkinkan naik turunnya
pekerja di tengah jalan.
• Selain itu, karena alasan keselamatan, pada pengangkutan lori manusia di sumuran miring
sebaiknya diambil tindakan sebagai berikut :
1. Lori manusia Faktor keamanan logam-logam penghubung dibuat lebih dari 10.
2. Sinyal Lori darurat dan lori terbelakang dilengkapi alat pemberi sinyal dengan dan tanpa
kabel serta telepon tanpa kabel.
3. Jalur rel (trek)Kalau bisa dibuat trek ganda, dengan gauge lebih dari 610mm dan
digunakan rel dari jenis di atas 30kg, serta bantalan dan landasannya dikerjakan dengan
standar jalur kereta api umum.
4. Lorong Sebaiknya seluruh permukaan dilapisi beton, tetapi seandainya memakai
penyangga baja (steel set support), jarak antar penyangga dibikin lebih kecil dari 0,8m dan
seluruh permukaan diberi plank (kayu lagging). Lebar lorong dan sistem penyangga dibuat
sedemikian rupa agar jarak antara lori manusia dan dinding lorong lebih dari 0,75m, dan
jarak antara lori dan lori menjadi lebih dari 0,3m.
5. Dilengkapi alat pencegah lori keluar rel seperti rel pelindung (guard rail).

Anda mungkin juga menyukai