tp
s:
//t
re
ng
ga
le
kk
ab
.b
ps
.g
o.
id
id
o.
g
s.
bp
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
ISBN:
Nomor Publikasi: 35030.2203
Katalog BPS: 9302020.3503
id
o.
Naskah:
g
Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
s.
bp
b.
Penyunting:
ka
Gambar Kulit:
gg
Diterbitkan Oleh:
//
s:
Dicetak Oleh:
©Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek
Penanggungjawab Umum
Joko Santoso
Penyunting
Anggita Eka Putri Febrianes
Penulis
Sjamsudin
Pengolah Data
id
o.
Sjamsudin
g
s.
bp
Gambar Kulit
b.
id
o.
Dalam publikasi ini disajikan tabel-tabel PDRB tahun 2017 – 2021 atas dasar harga berlaku
g
s.
(adhb) dan atas dasar harga konstan (adhk) 2010 dalam nilai nominal dan persentase yang
bp
merupakan implementasi System of National Accounts (SNA) 2008 dan Klasifikasi Baku Komoditi
b.
ka
Indonesia (KBKI) 2014 revisi IV. Sebagai pelengkap ulasan tabel-tabel tersebut, disajikan pula
ek
konsep, definisi, ruang lingkup dan metode penghitungan PDRB menurut pengeluaran.
al
gg
Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan langsung langsung maupun tidak
en
langsung dalam peyusunan publikasi ini, disampaikan terima kasih. Saran perbaikan selalu
tr
//
diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini dimasa mendatang. Semoga publikasi ini
s:
tp
Joko Santoso
NIP. 19600620 198312 1
HALAMAN
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Bab I. Pendahuluan 1
1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 3
1.2 Perubahan Tahun Dasar PDRB 6
Bab II. Metoda Estimasi Dan Sumber Data 11
2.1 Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumahtangga (PK-RT) 13
2.2 Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Non Profit Yang Melayani 15
Rumahtangga (PK-LNPRT)
id
o.
2.3 Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah (PK-P) 17
g
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) s. 19
bp
b.
2016 -2020
en
tr
BAB I
id
o.
g
PENDAHULUAN s.
bp
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
id
oleh pelaku ekonomi domestik maupun pelaku ekonomi dari luar wilayah bahkan dari luar
g o.
negeri. Beberapa agregat penting dapat diturunkan dari PDRB Pengeluaran ini seperti
s.
bp
variabel Pengeluaran Konsumsi Akhir, Pembentukan Modal Tetap Bruto atau investasi fisik,
b.
ka
dasar yang relatif berbeda. PDRB Produksi menggambarkan aktivitas produksi, serta
ht
pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi yang terlibat (balas jasa faktor
produksi)1. Sedangkan PDRB Pengeluaran menggambarkan aktivitas pengeluaran yang
dilakukan para pelaku ekonomi untuk mendapatkan barang dan jasa yang diproduksi
tersebut. Melalui PDRB Pengeluaran juga dapat dilihat keterkaitannya dengan penyediaan
barang dan jasa yang berasal dari domestik maupun dari impor. Melalui hubungan ini
terlihat titik keseimbangan makro antara sisi penyediaan (supply side) dan sisi permintaan
(demand side) barang dan jasa.
1 Termasuk di dalamnya penyusutan dan pajak tidak langsung “neto” (pajak tidak langsung dikurangi subsidi)
Dengan demikian, PDRB Pengeluaran menjelaskan besarnya nilai barang dan jasa
(output) yang dihasilkan dalam wilayah domestik, yang digunakan sebagai konsumsi
“akhir” oleh masyarakat. Secara spesifik, yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah
id
o.
penggunaan barang dan jasa yang tidak dimaksukan untuk diproses lebih lanjut
g
(dikonsumsi habis). Penggunaan produk akhir tersebut diwujudkan dalam bentuk s.
bp
b.
Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT), Pengeluaran Konsumsi
gg
en
Akhir Pemerintah (PK-P), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Perubahan Inventori
tr
masyarakat tersebut, tidak terlepas dari ketergantungan pada produk yang berasal dari
dari luar wilayah atau luar negeri (impor). Berbagai barang dan jasa yang menjadi konsumsi
akhir masyarakat di dalamnya akan terkandung produk impor. Sehingga dalam mengukur
besarnya nilai tambah domestik (PDRB), komponen impor barang dan jasa harus
dikeluarkan atau dikurangkan dari penghitungan konsumsi atau permintaan akhir.
Tingginya permintaan tidak selalu diimbangi oleh penyediaan domestik, sehingga kondisi
ini menjadi peluang bagi masuknya produk impor. Data empiris menunjukkan bahwa dari
waktu ke waktu, perdagangan produk impor terus berkembang baik secara kuantitas, nilai,
maupun ragamnya.
2 Handbook of National Accounting. Accounting for Production: Sources and Methods (Series F no 30 United Nations)
id
o.
akhir.
g
s.
Dari sudut pandang lain, PDRB Pengeluaran juga menjelaskan penggunaan dari
bp
b.
sebagian besar produk domestik bruto untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir, atau
ka
ek
dengan istilah yang berbeda disebut sebagai “output akhir (final output)”. Mengkaitkan
al
gg
antara pendapatan dan pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa dari produk
en
domestik maupun impor (termasuk untuk diekspor) merupakan bentuk analisis yang
// tr
sederhana dari data PDRB. Keharusan memiliki jumlah yang sama pada kedua model
s:
tp
pendekatan PDRB tersebut, secara simultan dapat ditunjukkan melalui model atau
ht
Y = C + GFCF + Δ Inventori + X – M
3. - Yang dimaksud adalah rumahtangga, pemerintah, lembaga non profit yang melayani rumah tangga serta sektor produksi (produsen) di
wilayah domestik
- Disebut sebagai pendekatan “riil”
- Siklus ekonomi secara umum yang menjelaskan tentang hubungan antara balas jasa faktor produksi (pendapatan) dengan pengeluaran
atas penggunaan berbagai produk barang dan jasa oleh faktor produksi tersebut
id
o.
Sebagaimana PDRB Produksi, dari PDRB Pengeluaran juga dapat diturunkan
g
s.
berbagai data agregat tentang perekonomian wilayah seperti nilai nominal, struktur atau
bp
b.
distribusi pengeluaran konsumsi akhir, pertumbuhan “riil”, serta indeks harga implisit. Data
ka
ek
yang dimaksud tersedia baik untuk masing-masing komponen PDRB Pengeluaran maupun
al
gg
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada kondisi
perekonomian global maupun lokal, yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian
nasional. Krisis finansial global yang terjadi tahun 2008, penerapan perdagangan bebas
antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional,
serta semakin meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan beberapa contoh
perubahan yang perlu diantisipasi dalam mekanisme pencatatan data statistik nasional.
Satu bentuk implementasi dari System of National Accounts (SNA) adalah melakukan
perubahan tahun dasar PDB/PDRB. Di Indonesia kegiatan perubahan tahun dasar dari
tahun 2000 ke 2010 dilakukan bersamaan dengan upaya mengimplementasi rekomendasi
id
aktivitas ekonomi, yang telah sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan
g o.
prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi,
s.
bp
cakupan, dan klasifikasi, serta aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam
b.
ka
SNA dirancang guna menyediakan informasi tentang aktivitas yang dilakukan oleh
gg
en
para pelaku ekonomi, utamanya aktivitas produksi, konsumsi, dan aktivitas akumulasi aset
tr
//
fisik. SNA dapat dimanfaatkan antara lain untuk kepentingan analisis, perencanaan dan
s:
tp
id
Terpilihnya tahun 2010 sebagai tahun dasar didasarkan atas beberapa alasan sbb:
g o.
• Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 relatif stabil;
s.
bp
• Terjadinya perubahan struktur ekonomi Indonesia selama 10 (sepuluh) tahun
b.
ka
• Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar, yang harus dilakukan setiap 5
en
tr
Terdapat 118 revisi di SNA 2008 dari SNA sebelumnya, dan 44 diantaranya
merupakan revisi yang utama. Beberapa revisi yang diadopsi dalam penghitungan
PDB/PDRB tahun dasar 2010 antara lain adalah:
4 SNA1993, para 16.76: “constant price series should not be allowed to run for more than five, or at the most, ten years without rebasing”
a. Sumber daya hayati (cultivated biological resources/CBR). CBR merupakan nilai aset
alam hasil budidaya manusia, yang diperlakukan sebagai bagian dari output
pertanian dan PMTB. Contoh nilai tegakan padi, kelapa sawit dan karet yang
belum dipanen, serta nilai sapi perah yang belum menghasilkan.
b. Sistem persenjataan (military weapon systems/MWS). MWS merupakan nilai
pengeluaran pemerintah untuk pengadaan alat pertahanan dan keamanan, yang
diperlakukan sebagai bagian dari output industri peralatan militer dan PMTB
seperti pesawat tempur, kendaraan lapis baja, dan peluru kendali.
c. Penelitian dan pengembangan (research and development/RnD). RnD merupakan
nilai pengeluaran untuk aktivitas penelitian dan pengembangan, yang
id
o.
diperlakukan sebagai bagian dari output industri yang melakukannya dan PMTB
g
s.
seperti RnD tentang varietas padi, produk otomotif, dan riset pemasaran.
bp
b.
e. Bank Sentral (Central Bank/CB). Aktivitas Bank Indonesia yang terkait dengan
ht
• Metodologi
Output jasa intermediasi keuangan. Output industri ini diestimasi dengan metoda
FISIM (Financial intermediation services indirectly measured / FISIM). FISIM dihitung
berdasarkan tingkat suku bunga simpanan (deposits), bunga pinjaman (loans), dan
suku bunga referensi (reference). Metoda ini menggantikan metoda Imputed Bank
id
Services Charge (IBSC).
g o.
• Valuasi s.
bp
b.
Nilai tambah bruto lapangan usaha dinilai dengan harga dasar (Basic Price). Harga
ka
dasar merupakan harga keekonomian suatu barang atau jasa pada tingkat produsen,
ek
al
sebelum ada intervensi pemerintah dalam bentuk pajak dan subsidi atas produk.
gg
en
tr
• Klasifikasi
//
s:
rev.4) dan Central Product Classification (CPC rev.2). BPS mengadopsi kedua jenis
klasifikasi tersebut menjadi KBLI 2009 dan KBKI 2010.
Gambar 1. Perubahan Klasifikasi PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2000 dan
2010
id
METODE ESTIMASI
o.
g
s.
bp
DAN
b.
ka
ek
al
SUMBER DATA
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
A. Pendahuluan
Sektor rumah tangga mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian. Hal
ini tercermin dari besarnya sumbangan komponen konsumsi rumah tangga dalam
pembentukan PDRB pengeluaran5. Di samping berperan sebagai konsumen akhir barang
dan jasa, rumah tangga juga berperan sebagai produsen serta penyedia faktor produksi
untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh sektor institusi lainnya.
id
barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah Tangga didefinisikan
g o.
s.
sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan
bp
tempat tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta
b.
ka
mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya makanan dan perumahan.
ek
al
gg
C. Cakupan
en
PK-RT mencakup pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga residen, baik
//tr
s:
yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region. Jenis barang dan
tp
ht
5
Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai hasil tambang/industri/perkebunan dan nilai ekspornya sangat tinggi, umumnya nilai konsumsi
rumah tangganya relatif lebih rendah
D. Sumber Data
Data dasar yang digunakan untuk mengestimasi komponen PK-RT bersumber dari :
id
o.
g
E. Metoda Estimasi
s.
bp
b.
Tahunan)
tr
//
Catatan:
A. Pendahuluan
Sektor Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) muncul sebagai
sektor tersendiri di dalam perekonomian suatu wilayah. Sektor ini berperan dalam
menyediakan barang dan jasa bagi anggota maupun bagi kelompok rumah tangga tertentu
secara gratis atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi. Harga yang tak
berarti secara ekonomi artinya harga yang ditawarkan di bawah tingkat harga pasar (tidak
mengikuti harga pasar yang berlaku).
id
o.
LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP). Untuk diketahui, sesuai
g
s.
dengan fungsinya LNP dapat dibedakan atas LNP yang melayani rumah tangga (LNPRT)
bp
b.
LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggota atau rumah tangga, serta tidak
al
gg
dikontrol oleh pemerintah. Anggota yang dimaksud bukan berbentuk badan usaha. LNPRT
en
C. Cakupan
Nilai PK-LNPRT merupakan nilai output non-pasar yang dihasilkan oleh LNPRT. Nilai
output non-pasar diestimasi berdasarkan nilai pengeluaran LNPRT dalam rangka
melakukan kegiatan operasional. Pengeluaran yang dimaksud terdiri dari:
a. Konsumsi antara, contoh: pembelian alat tulis dan barang cetakan; pembayaran
rekening listrik, air, telepon, teleks, faksimili; biaya rapat, seminar, perjamuan; biaya
transportasi, bahan bakar, perjalanan dinas; belanja barang dan jasa lainnya; sewa
gedung, sewa perlengkapan kantor dll.
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh: upah, gaji, lembur, honor, bonus dan tunjangan
lain
D. Sumber Data
a. Survei Khusus Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (SK-LNP), BPS
b. SK-LNP Triwulanan (SK-LNPT), BPS
c. Hasil up-dating direktori LNPRT, BPS
d. Indeks Harga Konsumen, BPS
E. Metoda Estimasi
id
o.
2. Hasil dari poin 1 dikalikan dengan banyaknya lembaga pada pertengahan tahun dari
g
s.
bp
Direktori LNPRT;
b.
kegiatan hasil SK-LNP seperti jumlah tenaga kerja, penerima layanan, berbagai even
al
gg
4. Diperoleh nilai PK-LNPRT tahunan atas dasar harga berlaku (atas dasar harga
tr
//
Berlaku);
s:
tp
6. Nilai PK-LNPRT atas dasar harga Konstan (ADHK) diperoleh dengan membagi hasil
poin 4 dengan poin 5.
Catatan :
A. Pendahuluan
Unit pemerintah merupakan unit institusi yang terbentuk melalui proses politik,
serta mempunyai kekuasaan di bidang legislatif, yudikatif, dan eksekutif atas unit institusi
lain yang berada di dalam batas-batas teritori suatu wilayah atau negara. Pemerintah juga
berperan sebagai penyedia barang dan jasa bagi individu atau kelompok rumahtangga
tertentu, pemungut dan pengelola pajak atau pendapatan lainnya, serta berfungsi untuk
mendistribusikan pendapatan melalui aktivitas transfer. Dari sudut pandang lain, unit
pemerintah terlibat dalam produksi non-pasar.
id
o.
produsen barang dan jasa, serta sebagai regulator yang menetapkan kebijakan di bidang
g
s.
fiskal maupun moneter. Sebagai konsumen, pemerintah akan melakukan aktivitas
bp
b.
investasi.
al
gg
Nilai PK-P merupakan besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
s:
tp
pemerintah untuk dikonsumsi oleh pemerintah itu sendiri. Nilai tersebut diestimasi dengan
ht
pendekatan pengeluaran, yakni sebesar nilai pembelian barang dan jasa yang bersifat rutin,
pembayaran kompensasi pegawai, transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan
penyusutan barang modal, serta nilai output dari unit Bank Indonesia. Nilai ini masih harus
dikurangi nilai penjualan barang dan jasa yang dihasilkan melalui unit produksi yang tak
terpisahkan dari aktivitas pemerintahan secara keseluruhan. Aktivitas yang dimaksud
mencakup aktivitas:
1. Memproduksi barang yang sejenis dengan barang yang diproduksi unit perusahaan
seperti publikasi, kartu pos, reproduksi karya seni, dan pembibitan tanaman di
kebun percobaan. Aktivitas menghasilkan barang-barang semacam itu bersifat
insidentil dan di luar fungsi utama dari unit pemerintah.
C. Cakupan
Sektor pemerintah terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam
melakukan aktivitasnya, pemerintah kabupaten/kota mengacu pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing.
id
o.
PK-P kabupaten/kota mencakup: a). PK-P desa/kelurahan/nagari yang ada di wilayah
g
s.
kabupaten/kota; b). PK-P kabupaten/kota yang bersangkutan; c). PK-P pusat yang
bp
merupakan bagian dari PK-P kabupaten/kota.
b.
ka
ek
D. Sumber Data
al
gg
adalah:
//
s:
E. Metoda Estimasi
Komponen PK-P kabupaten/kota Tahunan diestimasi dengan menggunakan
metoda:
Catatan :
id
o.
Penyusutan Indeks Implisit PMTB
g
s.
bp
Belanja Bansos IHPB umum tanpa ekspor Sama dengan Nasional
b.
ka
Penerimaan Barang dan Jasa IHK umum Prov atau Kab/Kota terdekat
ek
A. Pendahuluan
PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan barang modal yang ada
pada unit produksi dalam kurun waktu tertentu. Penambahan barang modal mencakup
pengadaan, pembuatan, pembelian, sewa beli (financial leasing) barang modal baru dari
dalam negeri, serta barang modal baru maupun barang modal bekas dari luar negeri
(termasuk perbaikan besar, transfer dan barter), serta pertumbuhan aset sumberdaya
hayati yang dibudidaya (Cultivated Biological Resources/CBR). Sedangkan pengurangan
barang modal mencakup penjualan, transfer atau barter, serta sewa beli (financial leasing)
barang modal bekas pada pihak lain. Dalam hal pengurangan barang modal yang
disebabkan oleh bencana alam tidak dicatat sebagai pengurangan.
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta mengalami
id
o.
penyusutan sepanjang usia pakai-nya. Istilah “bruto” mengindikasikan bahwa di dalamnya
g
s.
mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption
bp
b.
of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal karena digunakan dalam
ka
ek
C. Cakupan
en
tr
//
PMTB mencakup :
s:
tp
seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, dan konstruksi
lainnya, mesin & perlengkapan, alat transportasi, tumbuhan dan hewan yang
dibudidaya (cultivated asset), produk kekayaan intelektual (intellectual property
products);
2. Biaya alih kepemilikan atas aset non-finansial yang tidak diproduksi seperti lahan
dan aset yang dipatenkan;
3. Perbaikan besar barang modal, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
produksi dan usia pakai-nya seperti overhaul mesin produksi, reklamasi pantai,
pembukaan, pengeringan dan pengairan hutan, serta pencegahan banjir dan erosi.
id
o.
k. Statistik Peternakan, Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian.
g
s.
bp
E. Metoda estimasi
b.
ka
❖ Metoda Langsung:
//tr
PMTB atas dasar harga berlaku (Domestik) = Barang Modal Domestik + TTM + Pajak
s:
tp
PMTB atas dasar harga berlaku (Impor) = Barang Modal Impor + TTM + Bea Impor +
Biaya Instalasi
PMTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara men-deflate PMTB atas dasar
harga berlaku dengan IHPB sebagai berikut:
𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐵
𝑃𝑀𝑇𝐵𝐴𝐷𝐻𝐾 =
𝐼𝐻𝑃𝐵
IHPB yang digunakan adalah IHPB Nasional (2010=100) sesuai jenis barang modal.
• Pendekatan Supply:
• Pendekatan Ekstrapolasi:
PMTB adhk (t) = PMTB atas dasar harga (t-1) x Indeks Produksi (t)
A. Pendahuluan
id
o.
Dalam suatu perekonomian, inventori atau persediaan merupakan salah satu
g
s.
komponen penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan suatu proses produksi, di
bp
samping tenaga kerja dan barang modal. Komponen tersebut menjadi bagian dari
b.
ka
pembentukan modal bruto atau investasi fisik, yang terjadi di suatu wilayah pada kurun
ek
al
direalisasikan dalam bentuk barang jadi, barang setengah jadi, serta bahan baku dan bahan
en
tr
penolong. Ketersediaan data tentang perubahan inventori pada suatu periode akuntansi
//
s:
tp
Pengertian sederhana dari inventori adalah barang yang dikuasai oleh produsen
untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi barang lainnya, yang
mempunyai nilai ekonomi atau manfaat yang lebih tinggi. Termasuk dalam pengertian
tersebut adalah barang yang masih dalam proses pengerjaan (work in progress), serta
barang jadi yang belum dipasarkan dan masih dikuasai oleh produsen.
Nilai perubahan inventori merupakan selisih antara nilai inventori di akhir periode
dengan nilai inventori pada awal periode (akuntansi). Perubahan inventori menjelaskan
perubahan posisi barang inventori, yang dapat bermakna penambahan (bertanda positif)
ataupun pengurangan (bertanda negatif).
id
o.
perilaku konsumsi.
g
s.
bp
C. Cakupan
b.
ka
konstruksi;
s:
tp
b. Inventori menurut jenis bahan baku & penolong (material & supplies), mencakup
ht
bahan, komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi;
c. Barang jadi, mencakup barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau belum
digunakan termasuk barang yang dijual dalam bentuk sama seperti waktu dibeli;
d. Barang setengah jadi, yang mencakup barang yang sebagian telah diolah atau
belum selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai);
e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang untuk tujuan dijual;
f. Ternak untuk tujuan dipotong;
g. Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau digunakan sebagai
bahan bakar atau persediaan; serta
h. Persediaan pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras, kedelai,
gula pasir, dan gandum.
1. Laporan keuangan perusahaan hasil kegiatan survei atau website Bursa Efek
Indonesia;
2. Laporan Keuangan Perusahaan BUMN/BUMD, Data Sekunder dari luar BPS
3. Data komoditas pertambangan, Statistik Pertambangan dan Penggalian BPS;
4. Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang, BPS;
5. Data komoditas perkebunan;
6. Indeks harga implisit PDRB industri terpilih;
7. Indeks harga perdagangan besar (IHPB) terpilih;
8. Data persediaan beras, Bulog; data semen, Asosiasi Semen Indonesia; data gula,
id
o.
Dewan Gula Indonesia; dan data ternak, Ditjennak Kementan.
g
s.
bp
E. Metoda Estimasi
b.
ka
a. Metoda Revaluasi
tr
//
PI adhb = (Volume nventori (t) – Volume inventori (t-1)) x Harga per unit
PI adhk = PI atas dasar harga Berlaku / IHPB
b. Metoda Deflasi
Metoda ini digunakan untuk komoditas industri pengolahan dan komoditas lainnya.
PI adhk = Inventori (t) atas dasar harga Berlaku/IHPB (t) - Inventori (t-1) atas dasar
harga Berlaku/IHPB (t-1)
PI adhb = PI atas dasar harga Konstan x IHPB rata-rata (t)
A. Pendahuluan
Aktivitas ekspor-impor dari dan ke suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak lama,
bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan. Ragam barang dan
jasa yang diproduksi maupun disparitas harganya menjadi faktor utama munculnya
aktivitas tersebut. Wilayah yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri berusaha
untuk mendatangkan dari luar wilayah atau bahkan dari luar negeri. Di sisi lain, wilayah yang
memproduksi barang dan jasa melebihi kebutuhan domestik-nya, terdorong untuk
memperluas pasar ke luar wilayah atau bahkan ke luar negeri.
id
o.
berbagai barang dan jasa semakin meningkat. Kemajuan di bidang transportasi dan
g
s.
komunikasi juga turut memperlancar arus dan distribusi barang dan jasa. Kondisi ini
bp
b.
penjualan/ pembelian, barter, pemberian atau hibah) barang dan jasa antar residen wilayah
tr
//
tersebut dengan non-residen (yang berada di luar wilayah atau luar negeri).
s:
tp
ht
C. Cakupan
Ekspor-Impor ke dan dari suatu wilayah kabupaten/kota terdiri dari:
D. Sumber Data
Nilai ekspor-impor wilayah kabupaten/kota didasarkan pada penghitungan Net
Ekspor. Net Ekspor kabupaten/kota diperlakukan sebagai item penyeimbang (residual),
yakni perbedaan antara PDRB menurut pengeluaran dengan PDRB menurut lapangan
usaha. Selanjutnya dilakukan pemisahan Net Ekspor menjadi ekspor dan impor dengan
metoda tidak langsung.
TINJAUAN PEREKONOMIAN
KABUPATEN TRENGGALEK
MENURUT PDRB PENGELUARAN
2016 -2020
id
o.
g
s.
bp
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
Nilai PDRB Kabupaten Trenggalek atas dasar harga berlaku pada tahun 2021
mencapai 19,19 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar
0,88 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 18,31 triliun rupiah. Jika
id
o.
dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) dengan tahun dasar 2010, angka PDRB juga
g
s.
mengalami kenaikan dari 12,50 trilyun rupiah pada tahun 2020 menjadi 12,96 trilyun rupiah
bp
b.
pada tahun 2021. Di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung
ka
melemah, perekonomian Kabupaten Trenggalek periode 2017 - 2021 dapat tetap tumbuh di
ek
al
atas 5 persen, kecuali pada tahun 2020. Kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020
gg
en
sebesar 2,17 persen disebabkan oleh terhambatnya kinerja ekonomi akibat wabah Covid-19
//tr
Tabel 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten Trenggalek,
2017 – 2021 (Milyar Rupiah)
Jika dilihat dari sisi permintaan akhir, kontraksi terjadi pada komponen Konsumsi
Pemerintah sebesar 1,03 persen, komponen lainnya naik. Kenaikan terbesar terjadi pada
id
o.
Konsumsi LNPRT sebesar 2,28 persen, Konsumsi Rumah Tangga 1,83 persen dan
g
Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,70 persen. s.
bp
b.
Pada periode tahun 2017 – 2021, PDRB Kabupaten Trenggalek atas dasar harga
ka
ek
berlaku (ADHB) meningkat cukup signifikan, yakni sebesar 16,08 trilyun rupiah (2017); 17,35
al
gg
trilyun rupiah (2018); 18,55 trilyun rupiah (2019) dan 18,31 trilyun rupiah (2020) serta 19,19
en
trilyun rupiah (2021). Peningkatan dari tahun ke tahun yang cukup signifikan ini dipengaruhi
tr
//
baik oleh perubahan harga maupun perubahan volume. Peningkatan PDRB sisi produksi
s:
tp
diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB pengeluaran. Akan
ht
tetapi, pada tahun 2020 terjadi penurunan jika dibanding dengan tahun 2019. Hal ini
disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 yang sangat memengaruhi daya beli
masyarakat. Komponen lain yang sangat terpengaruh adalah perubahan inventori.
14.000,0
12.000,0
10.000,0
8.000,0
6.000,0
4.000,0
2.000,0
-
2017 2018 2019 2020 2021
id
o.
Perubahan Inventori Ekspor
g
Impor
s.
bp
Sumber: BPS Kabupaten Trenggalek
b.
ka
ek
Bila ditinjau dari komponen pembentuk PDRB pengeluaran atas dasar harga berlaku
al
gg
dalam periode 2017 – 2021, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT)
en
merupakan komponen terbesar penyumbang PDRB, yaitu sebesar 11,31 trilyun rupiah pada
// tr
tahun 2017 hingga mencapai 13,52 trilyun rupiah pada tahun 2021. Komponen Impor
s:
tp
menjadi komponen terbesar kedua dengan 7,56 trilyun rupiah tahun 2017 dan berkembang
ht
menjadi 9,56 trilyun rupiah tahun 2021. Adapun komponen terbesar ketiga adalah
komponen Ekspor dengan 6,73 trilyun rupiah (2017); 7,73 trilyun rupiah (2018); 7,79 trilyun
rupiah (2019); dan 7,96 trilyun rupiah (2020); serta 8.77 trilyun rupiah (2021). Komponen
terbesar keempat adalah komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Komponen
ini memberikan share sebesar 3,15 trilyun rupiah pada tahun 2017 hingga menjadi 3,61
trilyun rupiah pada tahun 2021. Sementara itu, komponen Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah merupakan komponen penyumbang terkecil dalam PDRB pengeluaran atas
dasar harga berlaku seebsar 2,05 trilyun milyar tahun 2021.
Selain dinilai atas dasar harga yang berlaku, PDRB pengeluaran juga dapat dinilai
atas dasar harga konstan 2010 atau atas dasar harga dari berbagai jenis produk yang
divaluasi dengan harga tahun 2010. Melalui pendekatan ini, nilai PDRB pada masing-masing
Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten
Trenggalek, 2017 – 2021 (Milyar Rupiah)
id
2. Konsumsi LNPRT 417.54 445.72 456.16 457.19 467.64
o.
3. Konsumsi Pemerintah 1,090.53 1,143.44 1,195.58 1,148.56 1,136.76
g
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,295.99
s.
2,433.95 2,552.74 2,418.43 2,435.40
bp
5. Perubahan Inventori 10.07 10.20 10.31 4.14 4.32
b.
6. Net Ekspor Barang dan Jasa -587.22 -624.94 -607.03 -505.05 -228.91
ka
ek
Dari Tabel 2, terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten
ht
Trenggalek meningkat sebesar 11,58 trilyun rupiah (2017); 12,16 trilyun rupiah (2018); 12,78
trilyun rupiah (2019); dan 12,50 trilyun rupiah (2020); serta 12,96 trilyun rupiah (2021).
Ditinjau dari PDRB atas dasar harga konstan, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Trenggalek cenderung meningkat 3 (tiga) tahun sebelumnya, namun pada
tahun 2020 terkontraksi atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan
Kembali meningkat di tahun 2021.
Grafik 2.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Trenggalek 2017 – 2021 (Milyar Rp)
10.000,0
8.000,0
6.000,0
4.000,0
2.000,0
-
2017 2018 2019 2020 2021
id
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT
o.
g
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto
Perubahan Inventori Ekspor s.
bp
b.
Impor
ka
ek
Bila ditinjau dari komponen pembentuk PDRB Pengeluaran atas dasar harga
//
s:
konstan 2010 (2010=100) dalam periode 2017 – 2021, komponen pengeluaran konsumsi
tp
ht
rumah tangga (PK-RT) juga merupakan komponen dengan nilai nominal terbesar, yaitu 8,35
trilyun rupiah pada tahun 2017 hingga mencapai 9,14 trilyun rupiah pada tahun 2021.
Komponen terbesar kedua adalah komponen Impor sebesar 5,35 trilyun rupiah tahun 2017
dan meningkat menjadi 5,93 trilyun rupiah tahun 2021. Komponen Ekspor merupakan
komponen terbesar ketiga dengan 4,76 trilyun rupiah (2017); 5,19 trilyun rupiah (2018); 5,31
trilyun rupiah (2019); 5,23 trilyun rupiah (2020); dan 5,69 trilyun rupiah (2021) . Komponen
terbesar keempat adalah komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Komponen
ini memberikan share sebesar 2,29 trilyun rupiah tahun 2017 hingga menjadi 2,43 trilyun
rupiah tahun 2021. Sementara itu, komponen Perubahan Inventori merupakan komponen
penyumbang terkecil dalam PDRB Pengeluaran dengan 10,07 milyar rupiah tahun 2017 dan
4,32 milyar rupiah tahun 2021.
id
Tabel 3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten
o.
Trenggalek, 2017 – 2021 (Persen)
g
s.
bp
Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019 2020* 2021**
b.
ka
6. Net Ekspor Barang dan Jasa -5.17 -6.34 -7.20 -6.10 -4.11
tp
ht
Dari tabel 3 terlihat bahwa selama periode 2017 – 2021, PDRB Kabupaten Trenggalek
sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga (PK-
RT). Pengeluaran untuk aktivitas pembentukan modal (PMTB) pada periode 2017 - 2021 juga
mempunyai kontribusi yang relatif besar, yakni sekitar 18,81 persen. Meskipun komponen
ekspor berkontribusi sekitar 43 sampai dengan 45 persen, namun di sisi lain komponen
impor sebagai komponen pengurang dalam PDRB juga masih berkontribusi relatif besar,
yakni sekitar 49 sampai dengan 50 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
kebutuhan domestik masih harus dipenuhi oleh produk yang berasal dari luar wilayah atau
bahkan luar negeri (impor).
Grafik 3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Kabupaten
Trenggalek, 2017 – 2021 (Persen)
id
Grafik 3.
o.
Distribusi Persentase PDRB Menurut Pengeluaran,
g
2017 – 2021 (Persen)
s.
bp
100%
b.
ka
80%
ek
60%
al
40%
gg
20%
en
0%
tr
Agregat makro lain yang diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan riil PDRB
atau pertumbuhan ekonomi (economic growth). Indikator ekonomi ini menggambarkan
kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah. Sebagaimana terlihat dari Tabel 4, laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Trenggalek selama periode 2017 – 2021 mengalami
peningkatan sampai tahun 2019, yakni sebesar 5,02 persen (2017); 5,03 persen (2018); 5,08
persen (2019), Namun, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Trenggalek
terkontraksi sebesar 2,17 persen dan Kembali bangkit sebesar 3,65 pada tahun 2021.
id
Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek
o.
Keterangan : *) Angka Sementara
g
s.
**) Angka Sangat Sementara
bp
b.
periode tahun yang sama. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT)
ek
al
tumbuh kurang dari 5 persen mulai tahun 2017 hingga 2019, bahkan mengalami kontraksi
tr
pada tahun 2020 sebesar 2,10 persen. Pada 2021 kembali bangkit sebesar 1,83 persen.
//
s:
tp
yang terjadi dari sisi konsumen (rumah tangga, LNPRT, pemerintah, dan perusahaan) akhir
barang dan jasa, baik yang digunakan untuk keperluan konsumsi, investasi maupun
ekspor/impor. Indeks Implisit Trenggalek tahun 2017 sebesar 138,88 meningkat menjadi
148,15 pada tahun 2021. Dari Tabel 5 akan terlihat tingkat kenaikan harga selama periode
tahun 2017 – 2021, baik perubahan harga yang terjadi secara umum maupun pada masing-
masing komponen.
6 Indeks perkembangan
id
o.
g
3.2. Perkembangan Komponen PDRB Pengeluaran s.
bp
b.
ka
pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada periode tertentu, tidak terlepas dari
gg
yang berbeda sesuai dengan tujuan akhir penggunaan barang dan jasa. Data empiris
//
s:
menunjukan bahwa sebagian besar produk atau barang dan jasa yang tersedia pada
tp
ht
periode tertentu digunakan untuk memenuhi permintaan konsumsi akhir oleh rumah
tangga, LNPRT dan pemerintah, sebagian lagi digunakan untuk investasi fisik dalam bentuk
PMTB dan perubahan inventori. Berikut perilaku masing-masing komponen PDRB
pengeluaran Kabupaten Trenggalek untuk periode 2017 – 2021.
Dalam suatu perekonomian, fungsi utama dari institusi rumah tangga adalah
sebagai konsumen akhir (final consumer) atas barang dan jasa yang tersedia, termasuk
konsumsi oleh rumah tangga khusus (seperti penjara, asrama dan lain-lain). Selanjutnya,
berbagai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut akan diklasifikasikan menurut 12
(dua belas) kelompok COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose), yaitu
kelompok Makanan dan minuman tidak beralkohol; Minuman beralkohol, tembakau dan
narkotik; Pakaian dan alat kaki; Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya;
Furniture, perlengkapan rumahtangga dan pemeliharaan rutin; Kesehatan; Angkutan;
Komunikasi; Rekreasi/hiburan dan kebudayaan; Pendidikan; Penyediaan makan minum dan
id
o.
penginapan/hotel serta kelompok barang dan jasa lainnya.
g
s.
bp
Tabel 6. Perkembangan Komponen Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Trenggalek, 2017
b.
– 2021
ka
ek
2020* 2021**
gg
Pertumbuhan
Kapita (Juta Rp)
a. ADHB 16.32 17.71 19.07 17.93 18.39
b. ADHK 2010 12.05 12.60 13.17 12.30 12.44
Rata-rata konsumsi per-
a. Total konsumsi RT 4.57 4.80 4.78 -2.10 1.83
b. Perkapita 4.29 8.54 7.67 -6.01 2.61
Jumlah penduduk (orang) 693,104 694,902 696,585 730,028 734,888
id
o.
kenaikan dari tahun 2017 – 2021, baik menurut atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
g
s.
harga konstan 2010. Pada tahun 2017, setiap orang di Kabupaten Trenggalek menghabiskan
bp
b.
dana sekitar 16,32 juta rupiah setahun untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya.
ka
Pengeluaran tersebut meningkat menjadi 17,71 juta rupiah (2018); 19,07 juta rupiah (2019);
ek
al
17,93 juta rupiah (2020); dan 18,39 juta rupiah (2021). Sementara itu, atas dasar harga
gg
en
konstan 2010, rata-rata konsumsi per rumah tangga tumbuh pada kisaran 4 persen di tahun
tr
2017 - 2019, namun terkontraksi pada tahun 2020 menjadi 2,10 persen. Dan pada 2021
//
s:
tp
id
g. Transportasi/Angkutan 15.47 15.87 16.20 12.36 12.72
o.
h. Komunikasi 2.73 2.72 2.70 3.03 3.03
g
i. Rekreasi dan Budaya 6.06 s.5.95 5.88 5.31 5.11
bp
j. Pendidikan 5.76 5.76 5.69 5.97 5.92
b.
ka
Perorangan
gg
Pada tahun 2017 pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga sebesar 4,57
persen. Kemudian, berturut-turut sebesar 4,80 persen (2018); 4,78 persen (2019); dan
terkontraksi sebesar 2,10 persen (2020); 1,83 persen (2021). Sementara itu pertumbuhan
konsumsi perkapita pada masing-masing tahun adalah 7,63 persen (2017); 8,82 persen
(2018); 7,93 persen (2019); terkontraksi di tahun 2021 seeebesar 1,50 persen ; dan tahun
2021 sebesar 3,29 persen.
Tingkat perubahan harga yang secara implisit disajikan dalam Tabel 8 menunjukkan
peningkatan setiap tahunnya untuk masing-masing kelompok pengeluaran konsumsi
rumah tangga. Pada periode lima tahun terakhir, peningkatan harga relatif tinggi terjadi
pada harga kelompok Pendidikan sebesar 5,09 (2017) dan kelompok Lainnya sebesar
Tabel 8. Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga
Kabupaten Trenggalek, 2016 - 20208 (Persen)
id
d. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
o.
2.66 2.52 1.86 2.05 1.06
Bahan Bakar Lainnya
g
e. Perabot, Peralatan
s.
bp
Rumahtangga dan Pemeliharaan Rutin 2.28 3.57 2.22 0.37 1.89
b.
Rumah
ka
Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) adalah salah satu unit
institusi yang melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan akumulasi aset. Keberadaannya
diakui oleh hukum atau masyarakat, terpisah dari orang atau entitas lain yang memiliki atau
mengendalikan. Dalam kegiatannya, LNPRT merupakan mitra pemerintah dalam
mengatasi berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan lingkungan hidup.
id
o.
g
Tabel 9. Perkembangan Pengeluaran Akhir Konsumsi LNPRT Kabupaten Trenggalek,
s.
bp
2016 - 2020
b.
ka
Adapun barang dan jasa kolektif ekuivalen dengan barang publik memiliki ciri-ciri
antara lain:
a) Non rivalry, yaitu pengeluaran satu konsumen terhadap suatu barang tidak
mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang
tersebut.
b) Non excludable, yaitu apabila suatu barang publik tersedia, maka tidak ada yang
dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut atau
dengan kata lain setiap orang memiliki akses ke barang tersebut.
id
go.
Contoh barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah dan tergolong sebagai barang dan jasa
s.
bp
kolektif adalah jasa pertahanan yang dilakukan TNI dan keamanan yang dilakukan
b.
ka
kepolisian.
ek
al
baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010. Pada tahun 2017 total
en
tr
pengeluaran konsumsi akhir pemerintah atas dasar harga berlaku adalah sebesar 1,78
//
s:
trilyun rupiah; 1,97 trilyun rupiah (2018); 2,12 trilyun rupiah (2019); 2,05 trilyun rupiah (2020);
tp
ht
dan 2,05 trilyun rupiah (2021). Demikian halnya dengan konsumsi pemerintah atas dasar
harga konstan 2010, yang juga mengalami fluktuasi pada masing-masing tahun. Hal ini
mengindikasikan, bahwa secara riil telah terjadi fluktuasi pengeluaran pemerintah dari sisi
kuantitas.
Uraian
2017 2018 2019
2020* 2021**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
id
Total Konsumsi Pemerintah
o.
a. ADHB (Miliar Rp) 1,777.87 1,968.65 2,122.61 2,049.47 2,052.95
g
s.
b. ADHK 2010 (Miliar Rp) 1,090.53 1,143.44 1,195.58 1,148.56 1,136.76
bp
Proporsi terhadap PDRB ADHB 11.06 11.34 11.44 11.19 10.69
b.
Pertumbuhan
ka
Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan jasa layanan pada publik atau
masyarakat dalam bentuk jasa kolektif maupun individual. Dalam praktek, pengeluaran
pemerintah ini selalu dikaitkan dengan luasnya cakupan layanan yang diberikan pada
Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada sajian PDRB menurut
pengeluaran lebih menjelaskan tentang bagian dari pendapatan (income) yang
direalisasikan menjadi investasi (fisik). Pada sisi yang berbeda, dapat pula diartikan sebagai
id
gambaran dari berbagai produk barang dan jasa yang sebagian digunakan sebagai investasi
g o.
fisik (kapital)9. Fungsi kapital adalah sebagai input tidak langsung (indirect input) di dalam
s.
bp
proses produksi pada berbagai lapangan usaha. Kapital ini dapat berasal dari produksi
b.
ka
Pengelompokan PMTB pada PDRB tahun dasar 2010 dibagi menjadi 2 (dua)
gg
9 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor
id
Milyar Rp 2,880.20 3,153.00 3,439.80 3,699.40 3,903.55
o.
% 100 100 100 100 100
g
s.
Pertumbuhan (persen)
bp
a. Bangunan 6.28 6.04 4.83 -5.30 0.75
b.
2017 – 2021 berfluktuasi dari 6,10 persen pada tahun 2011 terkontraksi pada tahun 2020
sebesar 5,26 persen. Proporsi PMTB terhadap PDRB dalam 5 tahun terakhir sekitar 19
persen. Proporsi terendah sebesar 18,81 persen tahun 2021 dan proporsi tertinggi sebesar
19,94 persen tahun 2019. Komponen PMTB dibentuk oleh sub komponen bangunan dan
sub komponen non bangunan. Sub komponen bangunan membentuk lebih dari 87 persen
PMTB sedangkan sisanya dibentuk oleh sub komponen non bangunan.
id
o.
komponen perubahan inventori dihitung berdasarkan pengukuran terhadap nilai
g
s.
persediaan barang pada awal dan akhir tahun dari dua posisi nilai persediaan (konsep stok).
bp
b.
ka
Tabel 12. Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kabupaten Trenggalek, 2016
ek
- 2020
al
gg
Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis agak rinci,
perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan dalam
pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak banyak dikaji
lebih jauh sebagaimana dilakukan pada pada komponen pengeluaran lainnya.
Pada tahun 2017, perubahan inventori atas dasar harga berlaku sebesar 16,71 miliar
rupiah. Pada tahun 2019 perubahan inventori mencapai nilai tertinggi yaitu 19,04 miliar
rupiah, namun padaa tahun 2021 kembali turun hingga mencapai 8,37 miliar rupiah.
id
o.
kedutaan besar (termasuk konsulat), awak kapal (udara maupun laut) yang singgah dan
g
sebagainya. s.
bp
b.
PMTB (termasuk inventori) dan ekspor, di dalamnya terkandung produk yang berasal dari
al
gg
impor. PDRB menggambarkan produk yang benar-benar dihasilkan oleh ekonomi domestik
en
Kabupaten Trenggalek, sehingga untuk mengukur potensi dan besaran produk domestik,
tr
//
komponen impor tersebut harus dikeluarkan dari penghitungan yaitu dengan cara
s:
tp
mengurangkan nilai PDRB (E) dengan nilai impornya. Hasil pengurangan inilah yang secara
ht
konsep harus sama dengan nilai PDRB menurut lapangan usaha (sektor).
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
g
Total Nilai Net Ekspor
s.
bp
a. ADHB (Miliar Rp) -831.39 -1,101.14 -1,335.75 -1,117.71 -789.49
b.
Pertumbuhan - - - - -
al
gg
Secara total, dalam kurun waktu 2017 - 2021 nilai net ekspor barang dan jasa
ht
menunjukkan hal yang kurang menggembirakan. Pada tahun 2018 nilai net ekspor barang
dan jasa sebesar -1.101,14 milyar rupiah kemudian meningkat menjadi sebesar -1,34 trilyun
rupiah pada tahun 2019, -1,12 trilyun rupiah tahun 2020 dan -789,49 milyar rupiah tahun
2021. Adanya tanda minus dalam net ekspor berarti Trenggalek sangat bergantung pada
barang dan jasa dari luar Trenggalek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Trenggalek.
PERKEMBANGAN AGREGAT
id
o.
g
s.
bp
PDRB PENGELUARAN
b.
ka
ek
KABUPATEN TRENGGALEK
al
gg
en
tr
2016 - 2020
//
s:
tp
ht
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah
ekonomi Kabupaten Trenggalek yang di dalamnya masih terkandung nilai penyusutan.
PDRB dapat digunakan sebagai ukuran “produktivitas”, karena menjelaskan kemampuan
wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan,
yaitu pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan pendapatan.
id
o.
Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang
g
s.
berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan
bp
b.
tenaga kerja). Untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan misalnya, dapat dilihat
ka
Tabel 14. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten Trenggalek,
gg
2017 – 2021
en
tr
//
Yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan berbagai produk barang
dan jasa akhir (baik berasal dari produk domestik maupun impor) untuk menunjang
aktivitas ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah.
id
o.
Walaupun ketiga institusi tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dalam sistem ekonomi,
g
s.
tetapi sama-sama membelanjakan sebagian pendapatannya untuk tujuan konsumsi akhir.
bp
b.
ka
Tabel 15. Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap PDRB Kabupaten
ek
Konsumsi Akhir ADHB (Miliar Rp) 13,743.35 14,997.42 16,165.52 15,903.31 16,368.91
//
s:
Kapital diartikan sebagai barang modal fisik yang dibuat oleh manusia dari sumber
daya alam untuk digunakan secara terus menerus dan berulang dalam proses produksi.
Adapun output adalah besarnya nilai keluaran dari suatu proses ekonomi (produksi) yang
id
o.
dalam hal ini digambarkan melalui parameter ”Nilai Tambah”.
g
s.
Dengan menggunakan rasio ini, maka ICOR mampu menjelaskan perbandingan
bp
b.
antara penambahan kapital terhadap output atau yang diartikan juga bahwa setiap
ka
ek
pertambahan satu unit nilai output (keluaran) akan membutuhkan penambahan kapital
al
K I It
tr
ICOR = = =
//
s:
Y Y Yt − Yt −1
tp
ht
Tabel 16. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kabupaten Trenggalek, 2017 – 2021
id
go.
s.
bp
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
id
o.
g
PENUTUP
s.
bp
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
id
didasarkan pada indikator yang diturunkan dari PDRB pengeluaran. Analisis
o.
g
tersebut juga dilengkapi dengan indikator sosial demografi (penduduk, rumah
s.
bp
tangga, dan pegawai negeri), sehingga hasil analisis menjadi lebih informatif.
b.
ka
❖ Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2017 – 2021, sehingga
ek
(rupiah, indeks, persentase, rasio, unit, dan sebagainya) sesuai dengan tujuan
//
s:
❖ Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut pengeluaran,
dapat dijadikan acuan untuk pengembangan dan perluasan indikator ekonomi
makro lain seperti pendapatan disposabel, tabungan, serta model ekonomi
sederhana yang saling berkaitan antara seluruh variabel ekonomi dan variabel yang
tersedia, bahkan secara langsung maupun tidak langsung dapat dikaitkan dengan
tampilan data ekonomi makro lain seperti PDRB menurut lapangan usaha (industri),
Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE), dan Neraca Arus Dana
(NAD).
❖ Sebagian data tentang interaksi dengan luar daerah (external account) secara
agregat disajikan di sini, seperti ekspor dan impor. Transaksi eksternal ini
menggambarkan seberapa jauh ketergantungan ekonomi Kabupaten Trenggalek
terhadap ekonomi luar daerah.
LAMPIRAN
id
o.
g
s.
bp
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 3,152,981.34 3,439,773.62 3,704,379.28 3,521,076.16 3,610,454.82
6 Net Ekspor Barang dan Jasa -831,386.72 -1,101,144.18 -1,335,752.13 -1,117,711.93 -789,488.15
id
o.
Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek
g
s.
Keterangan : *) Angka Sementara
bp
**) Angka Sangat Sementara
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 2,295,990.89 2,433,950.80 2,552,738.41 2,418,428.55 2,435,398.15
6 Net Ekspor Barang dan Jasa -587,219.72 -624,942.01 -607,026.04 -505,051.34 -228,911.45
id
o.
Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek
g
s.
Keterangan : *) Angka Sementara
bp
**) Angka Sangat Sementara
b.
ka
ek
al
gg
en
tr
//
s:
tp
ht
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 6.10 6.01 4.88 -5.26 0.70
5 Perubahan Inventori - - - - -
id
o.
Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek
g
s.
Keterangan : *) Angka Sementara
bp
**) Angka Sangat Sementara
b.
ka
ek
al
gg
en
// tr
s:
tp
ht
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 19.61 19.82 19.97 19.23 18.81
6 Net Ekspor Barang dan Jasa -5.17 -6.34 -7.20 -6.10 -4.11
id
o.
Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek
g
s.
Keterangan : *) Angka Sementara
bp
**) Angka Sangat Sementara
b.
ka
ek
al
gg
en
// tr
s:
tp
ht
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 3.18 2.91 2.68 0.33 1.82
5 Perubahan Inventori - - - - -
id
o.
Sumber : BPS Kabupaten Trenggalek
g
s.
Keterangan : *) Angka Sementara
bp
**) Angka Sangat Sementara
b.
ka
ek
al
gg
en
// tr
s:
tp
ht
Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
Host Poul, Madsen, Macroeconomic Accounts An Overview, Pamphlet Series, No. 29,
Washington DC, 1979.
Keuning. J. Steven, An Estimate of the Fixed Capital Stock By Industry and Types of Capital
id
o.
Goods in Indonesia, Statistical Analysis Capability Program, Project Working Paper,
g
Series No.4, Jakarta 1988.
s.
bp
b.
, Input-Output Table and Analysis, Studies in Methods, Series F No. 14 Rev 1, New
ka
York, 1973.
ek
al
Verbiest Piet, Investment Matrix, Hasil Kerjasama Asian Development Bank dengan Badan
s:
Ward, Michael, The Measurement of Capital: Methodology of Capital Stock Estimates in OECD
Countries, Paris, 1976.