Jurnal Hukum Acara Tun
Jurnal Hukum Acara Tun
Jurnal Hukum Acara Tun
Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum Universitas Pendidikan Nasional Denpasar
Email: nandashinta05@gmail.com
Abstrak
The state administrative court is a law enforcement agency that tries justice
seekers in state administrative disputes. To fully understand procedural law in state
administrative courts, you must master the basic principles of procedural law. The
principle of Erga Omnes in the context of court decisions is that court decisions bind all
parties, both parties to the dispute and parties outside the dispute. The existence of the
State Administrative Court in Indonesia plays an important role in realizing good
governance of the government system and providing legal protection to the community.
The principle of legal certainty in the 1999 Anti-Contract Law is "a principle in a legal
state that prioritizes legal foundations, honesty and justice in all state administration
policies". The research method used is literature study with reference to legal
regulations governing state administrative courts and related documents.
Keyword: Erga Omnes Principle, Legal Certainty Principle, The State of Administrative
Court
Abstrak
Kata Kunci : Asas Erga Omnes, Asas Kepastian Hukum, Peradilan Tata usaha negara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
negara sengketa.7
bagi semua pihak baik pihak menjadi kurang pihak (plurium litis
luar pihak yang bersengketa.6 Hal perdata, dalam sengketa TATA USAHA
ini berbeda dengan asas dalam NEGARA adanya pihak ketiga dalam
hanya mengikat bagi pihak yang menjadi kewajiban namun pihak ketiga
11
Ali Abdullah, Op.Cit, hlm. 15.
12
Rozali Abdullah, Hukum Acara Peradilan Tata usaha negara, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, Cet. Ke-13, 2016,
hlm. 5
dalam setiap kebijakan asas negara hukum yang
penyelenggara negara”. Pengertian mengutamakan unsur-unsur sebagai
ini sama persis dengan yang berikut:
terdapat dalam UU Anti KKN 1999. 1. Landasan peraturan perundang-
5. Asas Kepastian hukum menurut UU undangan
PB 2009 adalah “jaminan 2. Kepatutan, keajekan, dan
terwujudnya hak dan kewajiban keadilan
dalam penyelenggaraan pelayanan”. 3. Kebijakan Penyelenggara
Pengertian asas kepastian hukum Negara/Penyelenggara
menurut UU PB 2009, berbeda Pemerintahan
dengan keempat UU sebelumnya,
Sedangkan UU PB 2009
yaitu kepastian hukum lebih
mendefinisikan asas kepastian
ditekankan pada terwujudnya hak
hukum dengan unsur–unsur
dan kewajiban warga negara dalam
sebagai berikut:
penyelenggaraan pelayanan publik.
6. Asas kepastian hukum menurut UU 1. Terwujudnya hak dan kewajiban
14
Pasal 1 butir (11) KUHAP menentukan bahwa “putusan pengadilan adalah pernyataan Hakim yang diucapkan
dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tata usaha
negaratutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang”.
15
Mukti Arto menyatakan “Putusan Hakim adalah pernyataan Hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan
diucapkan oleh Hakim dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara”. Lihat Ali Mukti
Arto. 2011. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Yogyakarta. Pustaka Pelajar, hlm. 251.
16
Andi Hamzah menyatakan bahwa Putusan Hakim adalah “hasil atau kesimpulan dari suatu perkara yang telah
dipertimbangkan dengan masak–masak yang dapat berbentuk tulisan maupun lisan”. Sudikno Mertokusumo
menyatakan bahwa Putusan Hakim adalah “suatu pernyataan oleh Hakim sebagai pejabat negara yang diberi
wewenang untuk itu dan diucapkan di dalam persidangan yang terbuka untuk umum dengan tujuan untuk
menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara pihak yang berperkara”. Bagir Manan menyatakan bahwa
Putusan Hakim adalah “suatu kesimpulan akhir yang diambil oleh Majelis Hakim yang diberi wewenang untuk itu
dalam menyelesaikan atau mengakhiri suatu sengketa antara pihak– pihak yang berperkara dan diucapkan dalam
siding terbuka untuk umum”. Lihat: http://www. negarahukum.com/hukum/putusan–pengadilan.html, akses
tanggal 16/06/2013.
dalam negara hukum Indonesia memberikan makna asas kepastian
(aksiologi). hukum sebagai asas yang
Contoh penerapan Asas Umum mengutamakan landasan hukum yang
Pemerintahan Baik asas kepastian didasari oleh kepatutan dan keadilan,
hukum adalah Putusan No. tetapi dalam perkara ini Majelis Hakim
121/G/121/PTATA USAHA NEGARA- memperluas maknanya sebagai
BDG antara Penggugat (Penyewa tanah “pengakuan atas hak seseorang” dan
bengkok) dengan Sekda Kabupaten “tidak memaksakan berlakunya sebuah
Indramayu mengenai dikeluarkannya asas manakala pemberlakuannya
Surat Nomor 143/1942/Otdes, 9 menimbulkan ketidakadilan di
November 2012 tentang Hak Garap masyarakat”. Pemaknaan ini hampir
Tanah Bengkok dan Titisari Desa sama dengan pengertian asas
Sukamelang, Kecamatan Kroya. SK itu kepastian hukum formil sebagaimana
dianggap telah menghilangkan hak para dikemukakan oleh Prof. Kuntjoro
Penggugat. Majelis hakim dalam Purbopranoto, maupun Philipus M.
pertimbangannya mengatakan bahwa Hadjon, di mana asas kepastian hukum
hilangnya hak para Penggugat dengan pada dasarnya menghendaki
tidak diakuinya antara masa jabatan dan dihormatinya hak seseorang yang
dengan hak pengelolaan tanah Bengkok diberikan berdasarkan Keputusan Tata
akibat SK tersebut telah menciptakan Usaha Negara oleh badan atau pejabat
ketidakpastian hukum dan merusak pemerintahan lainnya. contoh yang
tatanan hukum tata negara yang hanya serupa juga terlihat pada putusan No.
memaksakan asas hukum administrasi 04/G.TUN/2001/PTUN.YK jo
bahwa setiap tindakannya harus No.10/B/TUN/PT.TUN SBY jo. No. 373
dianggap benar tetapi mengabaikan K/TUN/2002, antara Syamsulhadi
fakta bahwa para Penggugat melawan Kepala Kantor Pertanahan
menggantata usaha negaragkan Kabupaten Sleman, atas perkara
hidupnya (ansicht) di atas tanah garap terbitnya SHM No. 927 a.n. Yulius
tersebut. Putusan ini merupakan contoh Pangaribuan yang didasari pada dua
penerapan asas kepastian hukum formil sertifikat ganda yang tidak memiliki
dari Majelis hakim di mana UU legalitas, sehingga keduanya dibatalkan
oleh Majelis Hakim. Dalam putusan ini dijadikan subjek dalam sengketa,
Majelis hakim menekankan pada asas jika pihak tidak lengkap maka
kepastian hukum sebagai “pentingnya gugatan yang diajukan menjadi
penghormatan hak seseorang yang kurang pihak (plurium litis
telah diperoleh secara benar menurut consortium). Hakikat asas Erga
UU”. Omnes pada putusan MK adalah
semua orang wajib menerima bahwa
PENUTUP Mahkamah Konstitusi merupakan
A. Kesimpulan lembaga peradilan tingkat pertama
1. Secara harafiah Erga Omnes berarti dan terakhir yang putusannya
mengikat bagi semua. Artinya dalam bersifat final, maka tidak ada upaya
konteks putusan pengadilan adalah hukum lain yang dapat ditempuh.
Putusan Pengadilan bersifat Artinya, MK sebagai peradilan pada
mengikat bagi semua pihak baik tingkat pertama dan terakhir
pihak yang bersengketa mau pun di menimbulkan konsekuensi bahwa
luar pihak yang bersengketa. Asas tidak ada mekanisme hukum di
Erga Omnes ini juga terkait dengan peradilan lain yang dapat
pelaksanaan putusan pengadilan. membanding atau mengoreksi
Dalam hal pihak Tergugat yakni putusan tersebut Menurut ketentuan
Pejabat atau Badan TUN tidak Pasal 1 angka 4 Undang-Undang
menaati dan menjalankan putusan No. 5 Tahun 1986 jo Undang-
yang telah berkekuatan hukum tetap, Undang No. 9 Tahun 2004 tentang
maka atasan pejabat wajib Peradilan Tata usaha negara,
memerintahkan Tergugat untuk sengketa TUN adalah sengketa yang
menjalankannya, dan menjatuhkan timbul antara orang atau Badan
sanksi administratif sesuai ketentuan Hukum perdata baik di pusat
perundang-undangan yang berlaku maupun di daerah, sebagai akibat
meski pun ia bukan pihak dalam dikeluarkan Keputusan Tata usaha
sengketa. Oleh karena itu dalam negara, termasuk sengketa
perkara perdata seluruh pihak yang kepegawaian berdasarkan peraturan
terkait dalam suatu sengketa harus perundang-undangan yang berlaku.
2. Penggunaan Asas Kepastian Hukum kepatutan, dan keadilan dalam
dalam Asas Umum Pemerintahan setiap kebijakan Penyelenggara
Baik menjadi salah satu alat uji bagi Negara”.
Hakim dalam memutus perkara tata 3. Asas kepastian hukum menurut
usaha negara, maka Putusan Hakim UU AP 2014 adalah “asas dalam
bukan sekedar pernyataan Hakim negara hukum yang
tanpa makna, tetapi putusan Hakim mengutamakan landasan
adalah jaminan kepastian hukum ketentuan peraturan perundang–
terhadap ketidakseimbangan hak undangan, kepatutan, keajegan,
dan kewajiban yang disebabkan oleh dan keadilan dalam setiap
peristiwa hukum tertentu. kebijakan penyelenggaraan
Berdasarkan prinsip Asas Umum pemerintahan”. Pengertian ini
Pemerintahan Baik menurut 7 (tujuh) hampir sama dengan yang ada
undang-undang (UU), asas dalam UU Anti KKN 1999, hanya
kepastian hukum hanya disebut di saja ditambahkan kata
dalam 6 (enam) UU, yaitu, UU PTUN “keajegan”.
2004, UU Anti KKN 1999, UU AP 4. Asas kepastian hukum menurut
2014, UU Pemda 2014, UU PB UU Pemda 2014 adalah “asas
2009, dan UU ASN 2014. Adapun dalam negara hukum yang
penjelasannya adalah sebagai mengutamakan landasan
berikut: ketentuan peraturan perundang–
1. Asas kepastian hukum menurut undangan dan keadilan dalam
UU PTUN 2004 mengacu kepada setiap kebijakan penyelenggara
penjelasan asas kepastian negara”. Pengertian ini sama
hukum menurut UU Anti KKN persis dengan yang terdapat
1999. dalam UU Anti KKN 1999.
2. Asas kepastian hukum menurut 5. Asas Kepastian hukum menurut
UU Anti KKN 1999 adalah “asas UU PB 2009 adalah “jaminan
dalam negara hukum yang terwujudnya hak dan kewajiban
mengutamakan landasan dalam penyelenggaraan
peraturan perundang– undangan, pelayanan”. Pengertian asas
kepastian hukum menurut UU PB pengelolaan tanah Bengkok akibat SK
2009, berbeda dengan keempat tersebut telah menciptakan
UU sebelumnya, yaitu kepastian ketidakpastian hukum dan merusak
hukum lebih ditekankan pada tatanan hukum tata negara yang hanya
terwujudnya hak dan kewajiban memaksakan asas hukum administrasi
warga negara dalam bahwa setiap tindakannya harus
penyelenggaraan pelayanan dianggap benar tetapi mengabaikan
publik. fakta bahwa para Penggugat
6. Asas kepastian hukum menurut menggantata usaha negaragkan
UU ASN 2014 adalah “dalam hidupnya (ansicht) di atas tanah garap
setiap penyelenggaraan tersebut.
kebijakan dan Manajemen ASN,
B. Saran
mengutamakan landasan
Dalam membuat putusan pengadilan,
peraturan perundang-undangan,
khususnya perkara Tata usaha negara
kepatutan, dan keadilan.
hendaknya hakim dipastikan memiliki
Contoh penerapan Asas Umum kemampuan untuk merumuskan fakta-
Pemerintahan Baik asas kepastian fakta hukum dan pertimbangan-
hukum adalah Putusan No. pertimbangan hukum, sehingga
121/G/121/PTUN-BDG antara menghasilkan kesimpulan-kesimpulan
Penggugat (Penyewa tanah bengkok) yang tepat sehingga putusan-putusan
dengan Sekda Kabupaten Indramayu yang dihasilkan benar-benar
mengenai dikeluarkannya Surat Nomor berkualitas, memenuhi aspek kepastian
143/1942/Otdes, 9 November 2012 hukum, kemanfaatan dan keadilan serta
tentang Hak Garap Tanah Bengkok dan bisa menghasilkan yurisprudensi tetap
Titisari Desa Sukamelang, Kecamatan tentang Asas Umum Pemerintahan yang
Kroya. SK itu dianggap telah Baik, mengingat putusan hakim adalah
menghilangkan hak para Penggugat. mahkota peradilan serta wujud dari
Majelis hakim dalam pertimbangannya peradilan yang merdeka dan tidak
mengatakan bahwa hilangnya hak para memihak. Yurisprudensi mengenai Asas
Penggugat dengan tidak diakuinya Umum Pemerintahan yang Baik
antara masa jabatan dan dengan hak merupakan bahan rujukan penting bagi
para penegak hukum, khususnya hakim Tata Usaha Negara dalam membuat
Tata Usaha Negara, dalam memutus Keputusan Tata Usaha Negara dan atau
perkara pelanggaran Asas Umum bertindak serta sebagai sumber kajian
Pemerintahan Yang Baik, menjadi dan pembelajaran yang relevan dan
pedoman bagi Badan dan atau Pejabat bermanfaat bagi kalangan akademisi,
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004.
Dr. Haposan Siallagan, S.H., M.H.
Jurnal Hukum, Asas-asas Hukum
Kasman Siburian, S.H., M.H.
Utama Dalam Hukum Acara
Fernando Z. Tampubolon, S.H.,
Peradilan Tata usaha negara:
M.H, Pengantar Hukum Indonesia,
Volume 5 Nomor 1.
Cet. Ke-1,: Lembaga
Pemberdayaan Media dan Cristiana, Edelweisia, Jurnal Ilmu