Anda di halaman 1dari 4

ABDIMAS 23 (2) (2019): 215-218

ABDIMAS
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/abdimas/

Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Melalui Instrumen


Penilaian Kompetensi Berkarya Seni bagi Guru Seni
Budaya SMP di Kabupaten Kudus

Triyanto1, Eko Sugiarto2, Mujiyono3, Ratih Ayu Pratiwinindya4

Jurusan Seni Rupa FBS, Universitas Negeri Semarang


1,2,3,4

Email: triyantoma@yahoo.com1

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/abdimas.v23i2.17881
Received : December 2018; Accepted: January 2019; Published: December 2019

Abstrak
Publik menyadari bahwa peran guru dalam proses pendidikan sangatlah penting, oleh sebab itu kompe-
tensi evaluasi pembelajaran oleh guru perlu selalu ditingkatkan untuk mendukung tujuan pendidikan, tidak
terkecuali guru seni budaya di Kabupaten Kudus. Oleh sebab itu diperlukan pelatihan bagi guru seni bu-
daya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam evaluasi pembelajaran. Keg-
iatan ini memiliki dua luaran utama. Luaran utama yang diharapkan dalam pengabdian ini yaitu: (1) pub-
likasi prosiding seminar nasional dan (2) modul pengembangan instrumen penilaian aspek keterampilan
berkarya. Mitra kegiatan ini adalah Guru Seni budaya Kabupaten Kudus dengan lokasi kegiatan di SMP N
1 Kudus. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu pelatihan dengan prosedur sebagai berikut: (1) iden-
tifikasi pemahaman evaluasi Seni budaya, (2) FGD dengan pengurus MGMP, (3) pelatihan evaluasi Seni
budaya, (4) penerapan hasil pelatihan, (5) monitoring dan evaluasi kegiatan. Kegiatan yang dilakukan telah
menghasilkan peningkatan kompetensi evaluasi pembelajaran melalui pelatihan penilaian berkarya seni
yang dapat dipahami guru pengampu mata pelajaran Seni budaya.

Kata kunci: evaluasi; seni budaya; kompetensi
PENDAHULUAN lum 2013 adalah evaluasi autentik. Evaluasi
Evaluasi dalam pendidikan merupakan autentik adalah kegiatan menilai siswa yang
salah satu komponen yang tak kalah penting menekankan pada apa yang seharusnya dini-
dengan proses pembelajaran. Ketika proses lai, baik proses maupun hasil dengan berba-
pembelajaran dipandang sebagai proses pe- gai instrumen evaluasi yang disesuaikan den-
rubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi gan tuntutan kompetensi yang ada di Standar
proses pembelajaran menjadi sangat penting Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI)
(Gerney, 2007). Evaluasi merupakan suatu dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013:
proses untuk mengumpulkan, menganalisa 35-36). Dalam kurikulum 2013 mempertegas
dan menginterpretasi informasi untuk menge- adanya pergeseran dalam melakukan evalua-
tahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran si, yakni dari evaluasi melalui tes (mengukur
oleh peseta didik (Mulyasa, 2011). Dengan de- pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju
mikian, sistem evaluasi yang baik akan mampu evaluasi autentik (mengukur kompetensi sikap,
memberikan gambaran tentang kualitas pem- keterampilan dan pengetahuan berdasarkan
belajaran sehingga pada gilirannya akan mam- proses dan hasil).
pu membantu pengajar merencanakan strategi Berdasarkan wawancara dengan Hasan
pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri, sis- Sunarto, Ketua MGMP Seni Budaya Kabupa-
tem evaluasi yang baik akan mampu membe- ten Kudus, terdapat dua persoalan utama mitra
rikan motivasi untuk selalu meningkatkan ke- (guru seni budaya SMP di Kudus) yang telah
mampuannya. dipetakan, yaitu sebagai berikut. Pertama, pe-
Salah satu penekanan dalam kuriku- mahaman guru yang belum merata terhadap
© 2019 Universitas Negeri Semarang. All rights reserved
p-ISSN: 1410-2765; e-ISSN: 2503-1252
216 Triyanto et al, Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Melalui Instrumen Penilaian Kompetensi...

substansi dan keberagaman evaluasi pembe- belajaran seni budaya untuk kompetensi
jaran dalam aspek input, proses, dan output berkarya seni diselesaikan dengan pelati-
pembelajaran. Selama ini, sebagian besar eva- han untuk mendukung pemahaman kon-
luasi yang dilakukan guru hanya berorianta- sep dan ruang lingkup evaluasi pembela-
si kepada produk karya seni yang dibuat oleh jaran seni budaya.
siswa dengan mengabaikan aspek proses. Guru 2. Permasalahan rendahnya keterampi-
juga tidak semuanya memahami berbagai lan dalam mengembangkan instrumen
instrumen evaluasi dan pemilihan ketepatan evaluasi diselesaikan dengan pemberian
penggunaannya sesuai dengan tujuan pembe- praktik perancangan instrumen pembe-
lajaran. lajaran aspek kompetensi berkarya seni
Kedua, implementasi di sekolah, tak dan FGD.
jarang evaluasi yang dilakukan tidak diper-
siapkan dan direncanakan dengan berpedo- Prosedur dan rencana kegiatan kerja
man pada kisi-kisi sehingga tidak sedikit guru untuk mendukung realisasi metode yang di-
seringkali mengalami kesulitan dalam men- tawarkan diuraikan secara sistematis berupa
gidentifikasi secara spesifik kompetensi yang langkah-langkah solusi atas persoalan yang
dimasukkan ke dalam program remedial pem- dialami. Prosedur kegiatan meliputi (1) pra
belajaran. Evaluasi yang tak direncanakan den- kegiatan, (2) pelaksanaan pelatihan, (3) FGD,
gan baik tentunya akan menghasilkan infor- serta (4) monitoring dan evaluasi kegiatan.
masi yang kurang akurat terkait keberhasilan Prosedur kegiatan tersebut berorientasi pada
belajar siswa. Oleh karena itu guru dalam me- pemecahan masalah mitra.
lakukan evaluasi kurikulum 2013 perlu mem-
perhatikan aspekaspek evaluasi kurikulum PEMBAHASAN
2013 yang terdiri dari evaluasi sikap (efektif), Berdasarkan dua persoalan prioritas
evaluasi pengetahuan (kognitif), dan evaluasi yang berimplikasi kepada rendahnya kompe-
keterampilan (psikomotorik). tensi guru mengembangkan evaluasi pembe-
Kedua persoalan di atas sesungguhnya lajaran seni budaya, Tim Pengabdian Masy-
menjadi permasalahan yang paling mendasar arakat menawarkan tiga solusi utama yakni:
bagi profesi guru. Tidak hanya di Kudus, per- (1) pelatihan instrumen penilaian kompetensi
masalah serupa juga banyak ditemukan di da- berkarya seni, (2) pemberian modul untuk me-
erah-daerah lain. Lebih-lebih tuntutan penilai- nunjang pengetahuan evaluasi pembelajaran,
an autentik yang diamanatkan oleh kurikulum dan (3) focus group discussion hasil penerapan
2013 seakan-akan belum tuntas ditrnsmisikan instrumen evaluasi. Solusi-solusi yang ditawar-
kepada guru-guru di tingkat yang paling bawah kan tersebut dirasionalisasikan secara sistema-
(Kunandar, 2014, Darsono, 2013). tis dalam kerangka pemecahan di bawah ini.
Berdasarkan itu Tim Pengabdian Masy-
arakat bersama Pengurus MGMP Seni Budaya Pelatihan Evaluasi Pembelajaran bagi
SMP di Kabupaten Kudus memandang penting Guru Seni Budaya SMP
untuk meningkatkan kompetensi profesional Kegiatan telah dilaksanakan sampai
guru seni budaya di Kabupaten Kudus dalam dengan koordinasi kegiatan pengabdian “Eva-
bentuk pelatihan pengembangan evaluasi luasi Pembelajaran bagi Guru Seni Budaya
pembelajaran. Secara khusus pengembangan SMP Se-Kabupaten Kudus”. Tim pengabdian
evaluasi pembelajaran difokuskan pada instru- juga bersyukur, karena telah diberi kemudahan
men penilaian kompetensi berkarya seni (rupa, dan kelancaran sejak penulisan proposal hing-
musik, tari) ga pelaksanaan pengabdian.
Pelatihan evaluasi pembelajaran bagi
METODE PELAKSANAAN guru seni budaya SMP Se-Kabupaten Kudus ini
Metode pelaksanaan kegiatan menjelas- merupakan respons dari tim terhadap perso-
kan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi alan problematis yang dihadapi dalam praktik
permasalahan. Penentuan permasalahan pri- pembelajaran seni budaya, yakni keterbatasan
oritas mitra yang telah ditentukan telah dise- pengembangan evaluasi yang selama ini hanya
pakati bersama pada saat koordinasi awal se- menggunakan persepsi guru, terutama untuk
hingga menghasilkan kesepakatan kerja sama. menilai aspek apresiasi dan aspek kompetensi
Berikut ini adalah metode yang ditawarkan. berkarya seni. Hal ini disebabkan oleh rendah-
1. Permasalahan prioritas rendahnya pe- nya kemampuan guru-guru dala memahami
mahaman guru terhadap evaluasi pem- evaluasi pembejalaran.
Abdimas 23 (2) (2019): 215-218 | 217

PERSOALAN
PRIORITAS

1. Pemahaman guru yang belum 2.Implementasi evaluasi kompetensi


merata terhadap substansi dan berkarya seni yang tidak dipersiapkan
keberagaman evaluasi pembejaran. dan direncanakan dengan
berpedoman pada kisi-kisi.

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH


1. Pelatihan, yang berisi:
a. Pengetahuan jenis evaluasi pembejaran seni.
b. Pengetahuan jenis evaluasi yang relevan untuk
penilaian kompetensi berkarya seni.
a. Keterampilan membuat instrumen penilian
kompetensi berkarya seni.
c. Keterampilan membuat rubrik penilaian
kompetensi berkarya seni.
2. Focus Group Discussion (FGD), berisi:
a. Pemaparan instrumen penilaian
b. Diskusi hasil implementasi penilaian
kompetensi berkarya seni.

Gambar 1. Skema Penetapan Solusi Pemecahan Masalah Mitra

Kegiatan pelatihan telah dilaksanakan ran Seni Musik


dalam lima kali materi, yang terbagi atas dua c. Diskusi Instrumen Penilaian Pembelaja-
kali tatap muka dan tiga kali tugas terstruktur. ran Seni Tari
dengan jadwa sebagai berikut.
Kegiatan pelatihan telah dilaksanakan
1. Teori Evaluasi Pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan se-
a. Konsep Evaluasi Pembelajaran Seni Bu- belumnya, yaitu dalam empat kali materi, yang
daya terbagi atas dua kali tatap muka dan dua kali
b. Prinsip Evaluasi Pembelajaran Seni Bu- tugas terstruktur. Kegiatan dilaksanakan pada
daya hari Rabu tanggal 29 Agustus, 5 September,
c. Kedudukan Evaluasi dalam Sistem Pem- 12 September, 19 September, dan 26 Septem-
belajaran ber 2018. Kegiatan dilaksanakan selama 40
2. Evaluasi Seni Budaya SMP Kurikulum 2013 jam pelatihan, sesuai dengan hari pertemuan
a. Jenis Evaluasi Pembelajaran Seni Budaya MGMP. Tatap muka hanya dilaksanakan pada
b. Taksonomi Pembelajaran Sei Budaya tanggal 29 Agustus dan 26 September 2018. Se-
3. Perancangan Evaluasi Pembelajaran Seni dangkan Tugas terstruktur (proyek perancan-
Budaya Kurikulum 2013 gan Pelatihan evaluasi pembelajaran bagi guru
a. Evaluasi Kompetensi Pengetahuan Seni seni budaya) dilaksanakan secara berkelompok
b. Evaluasi Kompetensi Apresiasi Seni dan mandiri di bawah koorninasi ketua MGMP
c. Evaluasi Kompetensi Berkarya Seni pada hari Rabu tanggal 5, 12, dan 19 September
4. Pengembangan Instrumen Evaluasi Pela- 2018 di SMP Bhakti Praja Kaliwungu kudus.
jaran Seni Budaya Smp Dalam Kurikulum Kemudian perlengkapan pelatihan yang
2013 digunakan antara lain 1). Laptop/notebook
5. Peer Group Discussion Instrumen Penilaian tiap-tiap peserta, 2) LCD –Proyektor, dan 3)
Pembelajaran Seni Soudsystem. Berikut ini adalah jadwal kegia-
a. Diskusi Instrumen Penilaian Pembelaja- tan pelatihan evaluasi pembelajaran bagi guru
ran Seni Rupa seni budaya SMP Se-Kabupaten Kudus yang
b. Diskusi Instrumen Penilaian Pembelaja- telah ditetapkan bersama MGMP Seni Budaya
218 Triyanto et al, Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Melalui Instrumen Penilaian Kompetensi...

SMP kabupaten Kudus. Para peserta mendengarkan dengan


Kegiatan hari pertama dilaksanakan seksama materi yang disampaikan oleh Dr.
pada hari Rabu, tanggal 29 Agustus 2018 di Triyanto, MA terkait dengan ruang lingkup
SMP Bhakti Praja Kudus diawali dengan pem- materi. Pemateri yang di damping oleh mode-
bukaan kegiatan. Dalam acara tersebut, berke- rator tampak bersemangat menjelaskan materi
sempatan kepala sekolah koordinator MGMP kepada para guru. Sebaliknya para guru tam-
(Drs. Lilik Kanekaputra, M.Pd.) dan Pengawas pak serius mendengarkan.
Seni Budaya SMP Bapak Khodhori, S.Pd. mem- Kegiatan diakhiri dengan penutupan
berikan sembutan. Pihak MGMP mengaku oleh Tim Pengabdian dan Pengurus MGMP
sangat terbantu oleh pihak UNNES yang telah Seni Budaya SMP Kabupaten Kudus. Dalam
berbaik hati memberikan sumbangan dalam kegiatan penutupan, Tim berkesempatan un-
bentuk kegiatan pelaihan yang sangat berman- tuk memberikan sertifikat pelatihan oleh Dr.
faat. Menurutnya, kegiatan pelatihan ini dapat Triyanto, MA kepada guru peserta pelatihan
memberikan tambahan kompetensi paedago- secara simbolis.
gik pada guru-guru di Kudus. Dia mengaku,
bahwa evaluasi pembelajaran memang sangat SIMPULAN
terbatas dikembangkan oleh guru. Kebanyakan Seluruh kegiatan pengabdian masya-
guru hanya menilia berdasarkan persepsi guru, rakat telah dilaksanakan dengan tahapan (1)
tanpa mengindahkan kriteria penilaian secara identifikasi pemahaman evaluasi Seni budaya,
objektif. Terlihat guru-guru mengikuti pem- (2) FGD dengan pengurus MGMP, (3) pelati-
bukaan dengan baik dan kondusif. Suasan tak han evaluasi Seni budaya, (4) penerapan hasil
jauh beda juga ditunjukkan dalam pemberian pelatihan, (5) monitoring dan evaluasi kegia-
materi pertama oleh. Dr. Triyanto, MA sekalu tan. Kegiatan yang dilakukan telah mengha-
ketua tim pengabdian masyarakat UNNES. silkan peningkatan kompetensi evaluasi pem-
Selepas pembukaan, acara diselingi belajaran melalui pelatihan penilaian berkarya
dengan coffee break, kemudian disusul dengan seni yang dapat dipahami guru pengampu mata
materi kegiatan. Penjelasan materi masing- pelajaran Seni budaya. Peserta (guru seni bu-
daya) mengikuti kegiatan dengan sangat baik,
masing dibawakan oleh ketua dan anggota Tim
didukung oleh MGMP dan Pengawas Sekolah.
Pengabdian Masyarakat UNNES, yang semu-
anya berasal dari Jurusan Seni Rupa FBS UN- DAFTAR PUSTAKA
NES. Materi berupa pelatihan evaluasi pembe- E. Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional Men-
lajaran. ciptakan Pembelajaran Kreatif dan Meny-
Materi pertama diberikan oleh Dr. enangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Triyanto, MA. yang berisi pengantar evalua- Gurney, Philip. 2007. “Five Factors for Effective
si pembelajaran. Materi disampaiakan dalam Teaching”. New Zealand Journal of Teach-
waktu 2 jam. Materi teoretis merupakan hal er’s Work, Vol. 4, halaman 89-98. Online
yang penting untuk diberikan di awal pertemu- journal, diakses pada 14 Maret 2017 (www.
teacherswork.ac.nz/journal/volume4_is-
an. Hal itu dimaksudkan agar guru memiliki
sue2/gurney.pdf)
pemahaman yang baik terlebih dahulu, tentang Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Ha-
lingkup teori evaluasi pembelajaran, serta rele- sil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Ku-
vansi pengajarannya untuk KBM seni budaya rukulum 2013). Jakarta : PT. RajaGrafindo
di SMP. Persada

Anda mungkin juga menyukai