SALMIAH S.pd.I SDN 2 Haruyan Seberang (Guru Inspiratif)
SALMIAH S.pd.I SDN 2 Haruyan Seberang (Guru Inspiratif)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas naskah yang berjudul " Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan
Model Pembelajaran Make A Match Pada Mata Pelajaran PAI" dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi penilaian kriteria guru inspiratif. Selain itu,
laporan ini bertujuan menambah wawasan tentang bagaimana pembelajaran berdiferensiasi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah yang bersedia
meluangkan waktu untuk pengerjaan proyek ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I . PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II . PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 18
B. Saran ......................................................................................................................... 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................................... 19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Dari lima variabel dalam strategi pembelajaran salah satunya adalah metode
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seorang pengajar harus dapat
memberikan model yang benar-benar menarik dan cocok untuk digunakan dalam
memberikan materi. Ada beberapa macam model pembelajaran, diantaranya adalah
model pembelajaran make a mach.
Make a match merupakan bagian dari pembelajaran koperaif yang mana tipe
ini memerintahkan siswa lebih aktif dalam sebuah kelompok. Cara pembelajaran
koperatif tipe make a mach adalah siswa dibagi dalam kelompok dan mereka
mencari pasangan untuk mencocokkan jawaba-jawaban yan benar. Dalam tipe
make a mach ini seorang siswa dengan siswa yang lainnya diminta kerjasama yang
sangat baik untuk dapat menemukan pasangan dan mencocokkannya dengan
jawaban yang benar.
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian model pembelajaran make a match.
2. Dapat mengetahui materi apa yang dapat digunakan dengan model pembelajaran
make a match.
3. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan model pembelajaran make a
match
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk
siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu
peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah
3
mewujudkan efisiensi dan evektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik.(Isjoni, 2011 : 11)
4
Pada metode make a match ini suasana kelas dikondisikan dengan menyenangkan.
Kelas di buat agar tidak menegangkan dan tidak menjenuhkan siswa. Aturan dalam
metode make a match siswa di bentuk dalam beberapa kelompok dan siswa di surun
mencari pasangannya. Yang mana pasangannya adalah jawaban-jawaban dari
pertanyaan yang ada yang telah di siapkan oleh seorang guru. Pasangan yang benar
dan dapat menemukan pasangannya akan di beri poin. Dalam metode make a match
ini juga tidak semuanya mencari pasangan. Namun ada sebagian siswa yang
bertugas sebagai penilai. Tugas penilai disini melihat pasangan manakan yang
memang benar-benar dapat mencocokkan jawaban-jawaban dengan benar.
5
2. Guru menentukan topik/tema yang akan dibahas,
3. Guru membagi siswa di dalam kelas menjadi 3 kelompok,
4. Guru memberi teks bacaan soal-soal tentang penjumlahan dan penurangan
bilangan bulat,
5. Guru menyiapkan dan membagikan kartu-kartu pertanyaan untuk satu
kelompok dan kartu-kartu jawaban untuk satu kelompok dan 1 kelompok
sebagai kelompok penilai.
8. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak
dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman,
yang telah disepakati bersama.
10. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
6
11. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.
1. Materi yang akan Anda ajarkan pecahlan menjadi beberapa sub materi.
2. Buatlah kata-kata kunci atau gambar dari setiap sub materi tersebut, lalu tulis
dalam lembaran-lembaran kertas.
3. Siapkan beberapa lembar kertas plano untuk menempelkan lembaran-lembaran
kertas.
4. Siapkan kertas HVS secukupnya untuk menuliskan hasil kerja kelompok
7
1) Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari
(jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam kartu-
kartu pertanyaan.
3) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi
siswa yang gagal (disini guru dapat membuat aturan bersama-sama dengan siswa)
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban
4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
(soal dan jawaban).
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point.
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
7) Kesimpulan/penutup
8
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A
MATCH
Setiap metode yang digunakan oleh seorang guru tentunya tidak selamanya
baik. Dalam metode apaun sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu
pun dengan moetode make a match ini. Metode ini memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan metode yang lainnya.
9
BAB III
PROGRAM PEMBELAJARAN
Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah
model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Model pembelajaran ini
merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Model ini menekankan pada
pembelajaran dalam kelompok yang saling membantu satu sama lainnya, bekerja sama
10
menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan
yang optimal baik secara berkelompok maupun individual (Rusman, 2012).
Keunggulan dari model ini menurut Lie (2008) adalah “siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan”. Guru lebih berperan sebagai fasilitator, tidak hanya memberikan
pengetahuan pada siswa namun guru juga harus membangun pengetahuan dalam
pikirannya sendiri, sehingga dapat membuat siswa aktif, kreatif dan cerdas.
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match “siswa diajak mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan”
(Rusman, 2012). Menurut Huda dalam (Riadi, 2015), model pembelajaran kooperatif
tipe make a match merupakan model pembelajaran yang melibatkan para siswa dalam
mereview bahan yang tercakup dalam pelajaran dan mengecek atau memeriksa
pemahaman siswa mengenai isi pelajaran dengan memberikan masing-masing siswa
sebuah kuis yang berisi pertanyaan dan jawaban. Kelebihan dari model pembelajaran
kooperatif tipe make a match: 1) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan
menyenangkan. 2) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa. 3) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran. 4)
Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis. 5) Munculnya dinamika
gotong royong yang merata di seluruh siswa. Keunggulan dari model ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana
yang menyenangkan (Lie, 2008).
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match sangat berbeda dengan model
pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru-guru di sekolah (model konvensional).
Perbedaan ini terlihat dari sintaks dan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran konvensional lebih cenderung guru yang aktif
dalam proses pembelajaran, guru mentransfer begitu saja pengetahuan yang dimiliki
kepada peserta didik tanpa memperhitungkan mental peserta didik (Rasana, 2009).
Kondisi seperti ini, mengakibatkan siswa pasif dalam pembelajaran di kelas dan
cenderung akan cepat merasa bosan. Berbeda halnya dengan model pembelajaran
11
kooperatif tipe make a match, dalam proses pembelajarannya siswa diberikan
kesempatan untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran melaui permainan mencari
pasangan.
Telah banyak hasil penelitian terkait model pembelajaran kooperatif tipe make a
match diantaranya penelitian yang dilakukan Suatnaya (2015) bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe make a match berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian lain oleh Johnson D.W, Roger T, dan Stanne Mary Beth (2000)
menemukan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Ebrahim Ali (2012) menemukan bahwa
pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa.
Hasil penelitian Alabekee E. C., Samuel A., Dkk (2015), menemukan bahwa
pembelajaran kooperatif memungkinkan peserta didik untuk menerima umpan balik
positif dan meningkatkan hasil prestasi akademik siswa. Dan masih banyak lagi hasil-
hasil penelitian lainnya.
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match akan lebih optimal jika di
padukan dengan media pembelajaran dalam proses implementasinya. Salah satu media
yang dapat diperbantukan adalah media audio visual. Model pembelajaran kooperatif
tipe make a match berbantuan media audio visual memungkinkan siswa dapat bekerja
sama dengan pasangannya dimana siswa saling berbagi informasi secara kebersamaan.
Dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk mengembangkan kerjasama untuk dapat
pemecahan permasalahan materi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Selain
itu kehadiran media audio visual (video) menambah beragamnya sumber belajar
siswa.
Media audio visual merupakan media yang dapat menampilkan unsur gambar dan
suara secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau informasi (Wati,
2016). Menurut Anderson (1994), media audio visual adalah merupakan rangkaian
gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar
yang dituangkan melalui pita video. Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian
12
diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player . Sedangkan
Barbara (dalam Anderson, 1994) mengemukakan bahwa media audio visual adalah
cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan
mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual.
Sesuai dengan namanya, media audio visual merupakan kombinasi atau perpaduan
audio dan visual. Sudah barang tentu apabila menggunakan media ini akan semakin
lengkap dan optimal untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan penyajian bahan
ajar kepada peserta didik, selain itu dengan media ini dalam batasan tertentu dapat
menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai
penyaji materi tetapi karena penyajian materi bisa digantikan oleh media, maka peran
guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi peserta
didik untuk belajar.
13
Dari beberapa definisi dan tujuan media audio visual dalam pembelajaran tersebut,
tentu akan klop jika media ini diperbantukan dalam implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe make a match. Hipotesisnya adalah model pembelajaran kooperatif
tipe make a match berbantuan media audio visual dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran siswa. Selanjutnya adalah bagaimana menjawab atau
membuktikan hipotesis ini? Tentu perlu adanya riset yang metodologis semisal action
reseacrh (penelitian terapan) atau experimen research untuk membuktikan
keefektifannya.
14
pembelajaran sehingga hasil belajar 17 siswa dapat meninggat . Sebelum
melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran make a match guru
harus mempersiapkan media yang diperlukan untuk proses belajar mengajar
yaitu guru harus mempersiapkan materi yang sesuai dengan model pembelajaran
make a match.
B. RENCANA PELAKSANAAN
a. Perencanaan
Membuat perencanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan alat
peraga,membuat instrumen tentang kegiatan instrumen ,membuat lembar
observasi, dan membuat alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Dalam kegiatan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Siswa dibagi
menjadi 3 kelompok.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh kelompok masing-masing dengan
menggunakan media pembelajaran yang berbeda-beda yang telah
disediakan.
d. Refleks
Hasil yang dicapai siswa berupa tes ulangan harian, laporan kerja
kelompok dan observasi dianalisis dan kolaborasi dengan cara berdiskusi
dan koordinasi agar hasil yang diperoleh bersifat objektif. Hasil diskusi ini
digunakan untuk merencanakan langkah berikutnya pada siklus dengan
tugas individual
C. BAHAN AJAR
Bagi seorang pendidik bahan pengajaran merupakan hal wajib yang harus
dimiliki bahan pengajaran dapat berupa informasi, alat dan teks yang diperlukan
untuk pembelajaran .
15
Adapun bahan ajar yang digunakan untuk PAI materi tata cara wudhu dengan
beragam bahan pengajaran yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Absensi kehadiran
2. Buku pembelajaran
3. Media cetak gambar
4. Tablet
5. Laptop
6. Potongan kertas soal materi tata cara wudhu
7. Potongan jawaban materi tata cara wudhu
D. RUBRIK PENILAIAN
16
IV 9. Siswa membuat laporan untuk
maju persentasi
10. Siswa melakukan persentasi
dengan media yang mereka buat
yaitu canva, gambar gambar dan
juga yel yel
V 11. Tiap kelompok siswa
menyampaikan hasil kelompok
mereka
VI 12. Siswa ikut serta membuat
kesimpulan
C Penutup
13. Siswa ikut serta memantapkan
terhadap kesimpulan yang telah dibuat
melalui Tanya jawabdengan guru
14. Siswa mengikuti tes akhir
15. Siswa memperhatikan penyampaian
pesan-pesan dari guru
Jumlah Perolehan Skor
Nilai (perentase)
Rata- rata
Keterangan Kualitatif
Keterangan:
17
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Metode make a match atau mencari pasangan ini merupakan salah satu
alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari
teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal
sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran, siswa
dituntut aktif agar dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik dan lebih
mudah dalam memahami materi tersebut. Namun di sisi lain model ini dapat
menjadi kurang efektif jika guru kurang dapat mengendalikan kelasnya sehingga
kelas dapat berubah seperti pasar.
Saran
Model pembelajaran ini dapat dijadikan suatu alternative oleh guru agar
pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa serta dapat memberikan
variasi bagi siswa agar tidak bosan.
18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. KEGIATAN PENDAHULUAN
B. KEGIATAN INTI
19
Belajar dengan Buku dan Persentasi lewat Lagu tata cara whudu
20
Evaluasi Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match
C. KEGIATAN PENUTUP
21
22