Landasan Filosofi SMA

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Landasan

Filosofis
Dalam
Kurikulum
Pendidikan
Menengah
Oleh Muhammad
Rafly
Introduction
Landasan filosofis dalam kurikulum
adalah langkah awal dalam
merancang suatu kurikulum
pendidikan. Landasan filosofis ini
memberikan arah, tujuan, nilai- nilai,
dan prinsip-prinsip dasar yang akan
membimbing pengembangan
kurikulum tersebut
Landasan Filosofis dalam
Kurikulum
MENURUT KNELLER (2000)
filosofi adalah usaha berpikir secara sistematis yang melibatkan pertimbangan tentang
segala hal yang ada di alam semesta atau realitas secara umum. Motivasi utama di
balik upaya ini adalah rasa ingin tahu yang dimiliki oleh manusia. Perlu dicatat bahwa
peran filsuf berbeda dengan ilmuwan; sementara ilmuwan memfokuskan diri pada
penelitian terhadap bagian-bagian tertentu dari alam semesta, filsuf mengambil
pendekatan yang lebih luas

MENURUT BUDIMAN (2021)


Fungsi Spekulatif, dan
Normatif
Jenis-Jenis FIlsafat
3 )
00
2
( )
NG 022
R O 2

Dalam Kurikulum
T (
S KK
M
A AD
U T D
U R AN
EN AN

01 02 03
M D

IDEALISME
REALISME PRAGMATISME

04 05 06
ESSENSIALISME PROGESIVISME
PERENIALISME

07 08 09
REKONTUKTIVISME EKSISTENSIALISME POSTMODERNISME
penerapan landasan filosofi dalam
kurikulum

MENURUT OLIVA (1992)

menyarankan pendekatan holistik dalam pengembangan kurikulum.


Dalam konteks ini, penyusun kurikulum harus mempertimbangkan
aspek-aspek filosofis. Penting untuk memiliki kesadaran filosofis
saat merencanakan tujuan pendidikan. Dasar-dasar filosofi dalam
penyusunan kurikulum juga harus secara berkala direvisi

ARMSTRONG (2003)

Pertama, jika kita memiliki pemahaman tentang berbagai sudut


pandang filosofis, kita akan lebih mudah menghargai nilai-nilai
yang dibawa oleh individu yang terlibat dalam pengembangan
kurikulum
Kedua, menurut Amstrong, ketika sebuah program atau
kurikulum mendapatkan persetujuan atau dianggap layak,
seringkali kita akan menghadapi reaksi dari masyarakat, baik
individu maupun kelompok.
ESSENSIALISME EKSISTENSIME
1. Pandangan pada Eksistensialisme berpendapat
fungsi sekolah bahwa ketika peserta didik
2. Pandangan terlalu banyak berpartisipasi
terhadap Tujuan dalam kegiatan kelompok,
pendidikan mereka mungkin merasa
3. Pandangan terpaksa untuk mengikuti
terhadap pemikiran kelompok, meskipun
kurikulum sebenarnya ada yang merasa
4. pandangan kesepian dan tidak nyaman.
terhadap proses Sebaliknya, jika peserta didik
pembelajaran diberikan kebebasan untuk
5. pandangan memilih apakah ingin
terhadap guru bergabung dengan kelompok
atau tidak, tanpa adanya
aturan yang ketat mengenai
bagaimana pembelajaran harus
berlangsung, maka masih ada
ruang untuk keaslian individu
THANK
YOU
1. Teh Dian: pengaruh aliran dalam kurikulum?
2.

Anda mungkin juga menyukai