Anda di halaman 1dari 150

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

ELEKTRONIK (E-LKPD) DENGAN FLIPBOOK BERBASIS STEM DENGAN


POKOK BAHASAN FISIKA KELAS XI SEMESTER 2

Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai

Gelar sarjana

NAMA : VERA RAHMAWATI

NPM : 201842500103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2022
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR

Nama : Vera Rahmawati

NPM : 201842500103

Program Studi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Judul Skripsi :“Pengembangan Media Pembelajaran Lembar Kerja

Peserta Didik Elektronik (E-LKPD) Dengan Flipbook

Berbasis STEM Dengan Pokok Bahasan Fisika Kelas XI

Semester 2”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Pembimbing Materi Pembimbing Teknik

Dasmo, M.Pd. Tatan Zenal Mutakin, M.Pd.

NIDN.0309038402 NIDN.0318107402

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Vera Rahmawati

NPM : 201842500103

Program Studi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Judul Skripsi :Pengembangan Media Pembelajaran Lembar Kerja Peserta

Didik Elektronik (E-LKPD) Dengan Flipbook Berbasis

STEM Dengan Pokok Bahasan Fisika Kelas XI Semester 2

PANITIA UJIAN

Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto …………..

Sekretaris : Tatan Zenal Mutakin, M.Pd …………..

Anggota :

No Nama Penguji Tanda Tangan

1. Dasmo, M.Pd

2. Tatan Zenal Mutakin, M. Pd

3. Endang Suhendar, M. T.

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Vera Rahmawati

NPM : 201842500103

Program Studi : Pendidikan Fisika

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja

Peserta Didik Elektronik (E-Lkpd) dengan Flipbook Berbasis STEM pada Pokok

Bahasan Fisika Kelas XI SMA/ MA Semester 2” beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi apabila

dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini sesuai dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Pasal

25 ayat 2 dan Bab XX Pasal 70. Demikian pernyataan ini saya buat untuk

dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.

Jakarta, Juli 2022

Yang menyatakan,

Vera Rahmawati

iii
ABSTRAK

A. Vera Rahmawati, NPM: 201842500103


B. Pengembangan Media Pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik
Elektronik (E-LKPD) Dengan Flipbook Berbasis STEM Pada Pokok
Bahasan Fisika Kelas XI SMA/ MA Semester 2. Skripsi/ Tugas Akhir:
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Program Studi
Pendidikan Fisika: Universitas Indraprasta PGRI, Juli, 2022
C. xiii + 5 bab
D. Kata Kunci: Media Pembelajaran, E-LKPD, Flipbook, STEM, Gelombang
Cahaya, Alat Optik, Pemanasan Global.
E. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran dan
mengetahui efektivitas E-LKPD dengan flipbook berbasis STEM pada
Pokok Bahasan Fisika Kelas XI SMA/ MA Semester 2. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian pengembangan
(Research and Development) dengan model ADDIE (analysis, design,
development, implementation, and evaluation). E-LKPD dengan flipbook
berbasis STEM dikatakan layak berdasarkan tahap valiadasi dari ahli materi
dengan rata-rata skor 75,8 %, ahli media dengan rata-rata skor 67,3 %, ahli
bahasa dengan rata-rata skor 84,2%, dan validasi praktisi pendidikan 95,3%.
Setelah itu dilakukan implementasi atau uji lapangan ke kelas XI MIPA 2
dengan jumlah 40 siswa dan mendapatkan skor nilai rata-rata respon siswa
85,1%. Untuk menguji efektivitas, peneliti melakukan uji t dari hasil pre-
test dan post-test, mendapatkan hasil t hitung 5, 351 dan t tabel 1,684 (t
hitung > t tabel). Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran E-LKPD
memiliki pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa.
F. Daftar Pustaka : 1. 12 Jurnal (2017-2021)
2. 13 E-Book
3. 1 Skripsi
G. Pembimbing : Dasmo, M.Pd
Tatan Zenal Mutakin, M.Pd

iv
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telag
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Elektronik (E-LKPD) Dengan Flipbook Berbasis STEM Dengan Pokok Bahasan
Fisika Kelas XI SMA/ MA Semester 2” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar sarjana pada Universitas Indraprasta PGRI. Pada
kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak dengan tulus dan ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada

1. Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan


kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
2. Bapak Dasmo, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing 1 sekaligus Ketua
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Indraprasta PGRI.
3. Bapak Tatan Zenal Mutakin, M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing 2 sekaligus
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Indraprasta PGRI.
4. Bapak Prof. Dr. H. Sumaryoto selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI.
5. Bapak Endang Suhendar, M.T. selaku Wakil Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI.
6. Bapak Yoga Budi Bhakti, M. Pd selaku Dosen Penasehat Akademik
Pendidikan Fisika Kelas R7B.
7. Bapak Anang Burhan, S. Pd M.I.Kom selaku Kepala Sekolah SMA Negeri
113 Jakarta.
8. Ibu Tapi Sondang Lubis, S. Pd selaku Guru Fisika SMA Negeri 113 Jakarta.
9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika yang telah membimbing penulis
dalam pembelajaran di Universitas Indraprasta PGRI.
10. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk
saya.

v
11. Ketiga abang saya, bang akung, bang edi, dan bang samsul yang selalu
memberikan semangat dan dukungan secara moral materi.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika Kelas R8B, khususnya Putri
Fathiya Artha Dewi, Tasya Kurnia Sari Nabiilah, Mia Aprila, dan Kak Diah
Setiani yang selalu menyemangati saya untuk mengerjakan skripsi.
13. Sahabat terbaik saya Arifa Nurfadiah yang selalu mendengarkan keluh
kesah dan menyemangati saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik bentuk,
isi, maupun Teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak akan penulis terima dengan terbuka serta sangat
diharapkan. Semoga kehadirat skripsi ini memenuhi sasarannya.

Jakarta,15 Juli 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 8

D. Rumusan Masalah .................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ............ 13

A. Landasan Teori Terkait ........................................................... 13

1. Hakikat Media Pembelajaran ............................................ 13

vii
a. Pengertian Media Pembelajaran ................................... 13

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran ....................................... 15

c. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran ..................... 17

d. Manfaat Media Pembelajaran ....................................... 19

e. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik Fisika

(Physic E-LKPD) ........................................................ 21

f. Pengertian Flipbook ...................................................... 25

2. Hakikat Pembelajaran Fisika............................................. 26

a. Pengertian Pembelajaran Fisika.................................... 26

b. Materi Fisika Kelas XI Semester 1 ............................... 30

3. Hakikat Model Pembelajaran STEM ............................... 63

a. Pengertian Model Pembelajaran STEM ....................... 63

b. Sintaks Model Pembelajaran STEM............................. 65

c. Kelebihan dan Kekurangan STEM ............................... 69

B. Penelitian Yang Relevan ......................................................... 70

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 72

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 75

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 75

B. Subyek Penelitian .................................................................... 76

C. Metode Penelitian.................................................................... 76

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 77

E. Instrumen Penelitian................................................................ 77

F. Teknik Analisis Data ............................................................... 81

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 86

A. Hasil Pengembangan E-LKPD ................................................ 86

1. Analyze (analisis) .............................................................. 86

2. Design (desain).................................................................. 94

3. Development (pengembangan) ......................................... 98

4. Implementation(implementasi)…………………………113

5. Evaluation (evaluasi)……………………………………115

B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………….117

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................... ........... …..119

A. Simpulan……………………………………………………..119

B. Saran…………………………………………………………120

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..121

LAMPIRAN ……………………………………………………………………124

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks STEM ................................................................................... 65


Tabel 2.2 Sintaks STEM ................................................................................... 66
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................... 75
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara ......................................................................... 78
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Uji Validasi Ahli Materi ................................... 79
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Uji Validasi Ahli Media ................................... 79
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Uji Validasi Ahli Bahasa .................................. 79
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Respon Praktisi Pendidikan .............. 80
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Respon Peserta Didik ....................................... 80
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Soal Pre-test dan Post-test ................................ 81
Tabel 3.9 Skor Alternatif Jawaban Kuisioner ................................................... 83
Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Media pembelajaran .......................................... 84
Tabel 4.1 Hasil Analisis Materi Pokok ............................................................. 88
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru Fisika SMA Negeri 113 Jakarta .................. 90
Tabel 4.3 Hasil Angket Analisis Kebutuhan Siswa Kelas XI MIPA
SMANegeri 113 Jakarta ...................................................................... 92
Tabel 4.4 Kerangka E-LKPD ............................................................................ 95
Tabel 4.5 Desain Produk E-LKPD .................................................................... 96
Tabel 4.6 Hasil Uji Validasi Ahli Materi……………………………………..102
Tabel 4.7 Hasil Revisi Oleh Ahli Materi……………………………………...104
Tabel 4.8 Hasil Uji Validasi Ahli Media………………………………………105
Tabel 4.9 Hasil Revisi Oleh Ahli Media………………………………………107
Tabel 4.10 Hasil Uji Validasi Ahli Bahasa……………………………………..108
Tabel 4.11 Hasil Revisi Oleh Ahli Bahasa……………………………………..110
Tabel 4.12 Hasil Uji Validasi Ahli Praktisi Pendidikan………………………..111
Tabel 4.13 Hasil Revisi Praktisi Pendidikan……………………………………113
Tabel 4.14 Hasil Respon Siswa………………………………………………...114
Tabel 4.15 Hasil Nilai Siswa…………………………………………………...115

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram siswa mengalami kesulitan selama pembelajaran fisika


Secara online ................................................................................. 2
Gambar 1.2 Diagram siswa jarang menggunakan buku cetak fisika ............... 3
Gambar 1.3 Diagram siswa lebih sering menggunakan media digital ............. 3
Gambar 1.4 Diagram siswa mengharapkan adanya media pembelajaran baru 5
Gambar 2.1 Pemantulan Cahaya ...................................................................... 31
Gambar 2.2 Pembiasan Cahaya Pada Sedotan dan Air .................................... 34
Gambar 2.3 Dispersi Cahaya oleh Prisma ........................................................ 34
Gambar 2.4 Difraksi Celah Tunggal ................................................................ 35
Gambar 2.5 Difraksi Celah Banyak .................................................................. 36
Gambar 2.6 Interferensi Celah Ganda .............................................................. 38
Gambar 2.7 Interferensi pada Lapisan Tipis .................................................... 40
Gambar 2.8 Polarisasi Karena Absorbsi Selektif ............................................. 41
Gambar 2.9 Polarisasi Karena Refleksi ............................................................ 42
Gambar 2.10 Bagian-Bagian Mata ..................................................................... 45
Gambar 2.11 Bagian-Bagian Kamera ................................................................. 49
Gambar 2.12 Lup (Kaca Pembesar) ................................................................... 49
Gambar 2.13 Mikroskop ..................................................................................... 51
Gambar 2.14 Teropong Bintang ......................................................................... 55
Gambar 2.15 Teropong Bumi ............................................................................. 57
Gambar 2.16 Asap Pabrik Bagian dari Efek Rumah Kaca ................................. 59
Gambar 2.17 Ilustrasi Pemanasan Global........................................................... 60
Gambar 4.1 Cover Depan E-LKPD .................................................................. 96
Gambar 4.2 Cover Belakang E-LKPD ............................................................. 96
Gambar 4.3 Metode Pembelajaran STEM ........................................................ 97
Gambar 4.4 Petunjuk Penggunaan E-LKPD .................................................... 97
Gambar 4.5 Praktikum menggunakan PHET Simulation ................................. 97
Gambar 4.6 Video Sesuai Materi ..................................................................... 97
Gambar 4.7 Info Tokoh dan Rangkuman ......................................................... 98

xi
Gambar 4.8 Evaluasi......................................................................................... 98
Gambar 4.9 Penggunaan Canva untuk menambah ikon tools .......................... 99
Gambar 4.10 Penggunaan Flip PDF Professional .............................................. 99
Gambar 4.11 Penambahan Video Pembelajaran……………………………...100
Gambar 4.12 Penambahan Link PHET Simulation…………………………...100
Gambar 4.13 Penambahan Link evaluasi Google Form………………………100
Gambar 4.14 Proses meng-upload menjadi flipbook…………………………101

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Penulis

Lampiran 2 Hasil Angket Analisis kebutuhan

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli Materi

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media

Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Bahasa

Lampiran 6 Hasil Respon Praktisi Pendidikan

Lampiran 7 Hasil Respon Peserta Didik

Lampiran 8 Hasil Pengembangan Media E-LKPD

Lampiran 9 Hasil Salah Satu Pre-test dan Post-test Siswa

Lampiran 10 Implementasi Produk ke Siswa

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian di SMA Negeri 113 Jakarta

Lampiran 12 Surat Keterangan Izin Penelitian

Lampiran 13 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era Revolusi Industri 4.0 menuntut semua bidang kehidupan untuk

menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan kebutuhan

zaman. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dalam

Revolusi Industri 4.0 dapat menggeser peran manusia diberbagai bidang,

termasuk bidang pendidikan. Untuk menghadapi hal tersebut, manusia perlu

adanya pengembangan dan inovasi diri dengan membuat serta memanfaatkan

kemajuan teknologi untuk menciptakan ide-ide baru dengan harapan yang lebih

baik untuk siswa maupun guru. Tantangan dan proses pembelajaran Era

Revolusi Industri 4.0 yaitu menjadikan pendidikan sebagai sumber pertama

bagi dunia kerja untuk melahirkan siswa yang unggul dengan dibekalkannya

keterampilan serta pemilihan metode yang sesuai (Astuti & Waluya, 2019:

469-470).

Selema Revolusi Industri 4.0 yang sedang berjalan, munculah Pandemi

Covid-19 yang merubah kondisi dan sistem pendidikan di Indonesia.

Pembelajaran yang biasa dilakukan secara tatap muka (offline) berubah

menjadi online. Sistem pembelajaran yang digunakan yaitu sinkron dan

asinkron. Pembelajaran sinkron dilakukan secara online bersama guru dengan

waktu yang lebih singkat, sedangkan pembelajaran asinkron dilakukan secara

mandiri setelah pembelajaran daring selesai. Maka dari itu, dengan

pembelajaran online tersebut guru dituntut untuk memanfaatkan dan

1
2

menciptakan media pembelajaran dengan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK). Pembelajaran online menuntut guru agar selalu berinovasi

untuk lebih mengoptimalkan kemampuan teknologi dalam pembuatan media

pembelajaran agar siswa lebih tertarik untuk belajar (Atsani & Wahyono et al,

2020).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap 40 peserta didik

di SMA Negeri 113 Jakarta diperoleh informasi bahwa hampir semua siswa

mengalami kesulitan dalam belajar fisika selama pandemi. 87% (gambar 1.1).

Siswa menyatakan bahwa, sulit untuk memhami dan mengerti rumus-rumus

fisika secara mendalam dikarenakan pembelajaran dengan waktu yang terbatas.

Gambar 1. 1
87,2% Siswa Mengalami Kesulitan Selama Pembelajaran Fisika Secara
Daring (Online)
Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa 51,3%

(gambar 1.2) siswa tidak menggunakan buku fisika dalam kegiatan

pembelajaran. Artinya penggunaan buku cetak fisika selama pembelajaran

jarak jauh jarang digunakan oleh siswa dan guru karena 97,4% (gambar 1.3)

selama pembelajaran jarak jauh dilakukan, media pembelajaran yang

digunakan sebagian besar berupa media digital seperti e-modul, power point,
3

dan video pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu inovasi

pembelajaran dalam menyusun sumber belajar yang dapat menjadi solusi

sebagai penunjang pembelajaran jarak jauh agar siswa tidak merasa kesulitan

dalam belajar online bersama guru maupun belajar secara mandiri (Adam dkk.,

2020; Syahiddah dkk., 2021).

Gambar 1. 2
51,3% Siswa Jarang Menggunakan Buku Cetak Fisika
Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 1. 3
97,4% Siswa Lebih Sering Menggunakan Media Digital Dalam Belajar
Sumber: Dokumen Pribadi
LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik, merupakan perangkat

pembelajaran sebagai pelengkap/sarana pendukung pelaksana Rencana

Pembelajaran (RPP) (Syamsurizal dkk., 2014; Mahjatia dkk., 2020). Lembar

Kerja Peserta Didik atau yang dikenal dengan LKPD mampu memudahkan

peserta didik dalam belajar karena memiliki stimulus atau bimbingan guru
4

dalam proses pembelajaran. Namun, Lembar Kerja Peserta Didik saat ini masih

bersifat konvensial atau berbentuk cetak yang memiliki kelemahan yaitu

menggunakan lembaran - lembaran kertas, belum memfasilitasi untuk

mengembangkan pengetahuan, tidak berwarna-warni, menyajikan materi yang

sangat banyak, hanya berisi kumpulan-kumpulan soal yang harus dikerjakan

secara peserta didik, peserta didik hanya membaca teks dan gambar sebagai

illustrasi yang sangat sedikit dan tidak bergerak. Oleh karena itu, diperlukan

adanya inovasi Lembar Kerja Peserta Didik dengan menggunakan teknologi

menjadi Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik atau E-LKPD dengan bantuan

aplikasi flipbook.

Fisika merupakan mata pelajaran sekaligus wadah untuk memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan kemampuan

berpikir dan bersikap ilmiah. Proses pembelajaran Saintifik dalam Kurikulum

2013 sangat ditekankan pada pemberian pemahaman kepada peserta didik

dalam mengenal, mengidentifikasi, mengetahui, dan memahami berbagai

materi melalui pendekatan ilmiah. Dengan mengamati kondisi yang terjadi,

87,2% (gambar 1.4) peserta didik mengharapkan adanya sebuah media

pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran fisika yaitu dengan membuat

E-LKPD dengan penambahan media, agar siswa lebih siap dan tidak bosan

selama pembelajaran mandiri. Siswa menyatakan dengan adanya E-LKPD

dapat membantu untuk lebih memahami materi yang diberikan dan menjadi

salah satu media yang baru dan menarik untuk belajaran.


5

Gambar 1. 4
87,2% Siswa Mengharapkan Adanya Media Pembelajaran Yang Menarik
Sumber: Dokumen Pribadi
Berdasarkan hasil observasi wawancara dengan guru fisika di SMA

Negeri 113 Jakarta, selama pelajaran jarak jauh menggunakan model

Pembelajaran STEM. Pendidikan berbasis STEM menjadi acuan baru dalam

menghadapi keterampilan abad 21 karena pesatnya teknologi, penggabungan

beberapa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memuat sains, teknik

rekayasa, teknologi maupun matematika dapat membangun intelektual siswa

(Anita dkk., 2021; Thahir dkk., 2020). Konsep materi yang diajarkan melalui

pendekatan STEM dikenal dengan sebagai pendekatan multidisiplin dalam

pembelajaran.

Hasil penelitian mengenai penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik

dengan model pembelajaran STEM yang telah dilakukan oleh Nanda Mahjatia,

dkk (2020: 148) menyatakan bahwa LKPD berbasis STEM untuk melatihkan

KPS peserta didik melalui penerapan inkuiri terbimbing pada salah satu

sekolah negeri di Banjarmasin praktis dan efektif serta teruji valid dengan

pencapaian KPS dan KPS yang di peroleh sangat baik ketika digunakan pada

saat pembelajaran. Citra Aldila (2017: 94) bahwa (1) Penelitian ini

menghasilkan produk berupa LKPD berbasis STEM untuk menumbuhkan


6

keterampilan berfikir kreatif siswa pada materi Elastisitas dan Hukum Hooke.

Karakteristik dari LKPD ini memiliki ciri-ciri STEM seperti Science sebagai

proses, Technology sebagai penerapan science, Engineering sebagai rekayasa

science, dan Mathematics sebagai alat.; (2) LKPD berbasis Science,

Technology, Engeneering and Mathematics (STEM) layak digunakan sebagai

sumber belajar penunjang, dengan skor kemenarikan 3,14 kategori menarik,

kemudahan 3,32 dengan kategori sangat mempermudah, dan kemanfaatan

sebesar 3,38 dengan kategori sangat bermanfaat. (3) Selanjutnya produk LKPD

berbasis Science, Technology, Engeneering and Mathematics (STEM) efektif

digunakan untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif siswa khususnya

pada materi elastisitas dan hukum hooke dengan nilai N-gain sebesar 0,78 dan

terkualifikasi tinggi.

Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Shifa Irfana, et al ( 2019:

85) mengemukakan bahwa LKPD yang dikembangkan memuat sains,

teknologi, engineering, dan matematika. Uji kelayakan LKPD memperoleh

kriteria sangat layak dengan nilai rata-rata 85,21 % dan uji keterbacaan berada

pada kriteria mudah dipahami dengan nilai rata-rata 89,66%. LKPD berbasis

STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan kriteria

peningkatan sedang.

Penelitian yang relevan dan yang pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti tentang pengembangan media pembelajaran E-LKPD Fisika hanya

sebatas pada satu topik, konsep yang ditampilkan masih terlalu sederhana,

penggunaan kalimat yang digunakan masih kurang dipahami, permasalahan


7

yang diangkat dan disajikan masih jarang diketahui oleh peserta didik, dan

LKPD fisika yang dikembangkan masih bentuk konvensional menggunakan

lembaran-lembaran halaman kertas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik interaktif. Dengan

berbantuan flipbook, E-LKPD lebih mudah diakses oleh guru maupun siswa

dimanapun dan kapanpun. Dalam satu flipbook sudah mencakup semua materi

fisika selama satu semester yang didalamnya dilengkapi dengan beberapa

konten yaitu materi, audio, animasi, gambar, video pembelajaran, contoh soal,

soal mandiri, pembahasan, dan laporan hasil evaluasi.

Berdasarkan penjabaran dari latar belakang masalah tersebut, peneliti

tertarik untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran fisika dengan

menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik (E-LKPD) dengan

flipbook berbasis STEM dengan pokok bahasan fisika kelas XI SMA/ MA

Semester 2.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Apakah tuntutan pembelajaran di era globalisasi selama pandemic Covid-

19?

2. Apa saja sumber atau media pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik

untuk menarik minat pesera didik dalam pembelajaran fisika?

3. Apakah dengan pengembangan LKPD flipbook dapat membuat peserta

didik lebih memahami materi fisika ?


8

4. Apakah dengan pengembangan LKPD flipbook dapat membuat peserta

didik lebih aktif?

5. Apakah dengan menerapkan pendekatan STEM dapat memperkuat pola

piker yang logis, sistematis, dan ilmiah?

6. Bagaimana kelayakan produk E-LKPD dengan flipbook berbasis STEM

dengan pokok bahasan fisika kelas XI Semester 2?

7. Bagaimana keefektifan produk E-LKPD dnegan flipbook berbasis STEM

dengan pokok bahasan fisika kelas XI Semester 2 terhadap hasil belajar

siswa?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, pembatasan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Pengembangan LKPD dengan flipbook ini dikembangkan untuk peserta

didik kelas XI SMA/ MA.

2. Pengembangan LKPD dengan flipbook terbatas pada pembelajaran Fisika

semester 2 sub materi Gelombang Cahaya, Alat Optik, dan Pemanasan

Global.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana kelayakan media pembelajaran E-LKPD dengan Flipbook

berbasis STEM pada pokok bahasan fisika kelas XI semester 2?


9

2. Bagaimana keefektifan produk pengembangan media pembelajaran E-

LKPD dengan Flipbook berbasis STEM pada pokok bahasan fisika kelas

XI semester 2 terhadap hasil belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan

media pembelajaran LKPD dengan flipbook berbasis STEM. Sedangkan tujuan

khusus dalam penelituian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran flipbook berbasis

STEM pada pokok bahasan fisika kelas XI semester 2.

2. Untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran flipbook

berbasis STEM pada pokok bahasan fisika kelas XI semester 2

terhadap hasil belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan media pembelajaran LKPD dalam bentuk flipbook

pada pokok bahasan Fisika kelas XI semester 2.

b. Memberikan solusi nyata dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

IPA bidang fisika selama pandemi maupun pasca pandemi Covid -19

tingkat SMA/ MA.


10

c. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan

media pembelajaran yang inovatif pada pembelajaran Fisika selama

pandemi maupun pasca pandemi Covid-19 tingkat SMA/ MA.

d. Dapat menambah kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

e. Dapat berguna bagi guru untuk bahan referensi bagi kegiatan penelitian

yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika tingkat SMA/ MA.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi siswa:

1) Dapat memberikan alternatif pembelajaran fisika kepada siswa

selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-19 sehingga siswa

dapat mengakses materi pembelajaran fisika kelas XI semester 2

kapanpun, dimanapun, dan praktis .

2) Dapat membangun dan menambah wawasan kepada siswa dalam

pembelajaran fisika selama pandemi maupun pasca pandemi

Covid-19.

3) Dapat menambah dan memahami konsep fisika kelas XI semester

2 secara mandiri selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-

19.

4) Dapat memotivasi dan daya tarik siswa untuk belajar secara

mandiri dan kreatif terhadap materi pembelajaran fisika kelas XI

semester 2 selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-19

untuk mencapai penguasaan kompetensi.

b. Bagi guru
11

1) Dapat memberikan pemahaman dan menambah wawasan pada

guru terhadap alternatif media pembelajaran selama pandemi

maupun pasca pandemi Covid-19 yang menarik dan bermanfaat

bagi pembelajaran fisika.

2) Sebagai bahan referensi untuk kegiatan proses pembelajaran fisika

selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-19 tingkat SMA/

MA.

3) Memotivasi guru untuk mengembangkan media pembelajaran

LKPD pada materi fiska yang lainnya sebagai Fisika selama

pandemi maupun pasca pandemi Covid-19 tingkat SMA/ MA.

c. Bagi sekolah

1) Dapat memberikan solusi nyata dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran fisika selama pandemi maupun pasca pandemi

Covid-19 tingkat SMA/ MA.

2) Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan dan

mengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

Fisika selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-19 tingkat

SMA/ MA.

d. Bagi peneliti

1) Menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang

pengembangan LKPD dengan flipbook bagi pembelajaran Fisika

kepada siswa selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-19


12

tingkat SMA/ MA dan memberikan kontribusi bagi penelitian

selanjutnya.

2) Menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang media

pembelajaran LKPD dengan flipbook padaa pembelajaran Fisika

kepada siswa selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-19

tingkat SMA/ MA.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari

kata “medium”. Dalam arti yang sebenarnya kata tersebut memiliki

makna penengah bagi sumber pesan (a source) dengan penerima pesan

(a receiver). Dalam sistem pembelajaran, media pembelajaran sangat

penting oleh setiap pendidik untuk melengkapi kapasitas kahliannya.

Menurut pendapat Hamka (2018), media pembelajaran dapat dicirikan

sebagai perangkat fisik maupun nonfisik yang sengaja dimanfaatkan

sebagai mediator antara pendidik dan peserta didik dalam memahami

materi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. Sehingga materi

pembelajaran lebih cepat dikenal serta menarik minat peserta didik

untuk belajar lebih lanjut.

Musfiqon (2012:28) mengungkapkan bahwa media pembelajaran

dapat dimanfaatkan sebagai perantara antara pendidik dan peserta didik

dalam memahami dan menerima materi pembelajaran agar efektif dan

efesien. Sementara itu, Setyono, et al (2013: 120) mengatakan bahwa

media pembelajaran adalah media yang digunakan sebagai instrument

dalam sistem pembelajaran dalam metode untuk menyampaikan pesan

dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa), sehingga dapat

13
14

merangsang pertimbangan, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam

mendorong kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.

Media pembelajaran memberikan pesan atau data yang lebih tepat dan

modern.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan media

pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

media perantara untuk menyampaikan informasi, dalam hal ini adalah

materi pembelajaran dari sumber belajar kepada pembelajar, sehingga

tercapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran memiliki peranan

yang sangat penting karena sebagai alat bantu pembelajaran untuk

mempermudah proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dan

di luar kelas, sebagai jembatan penghubung untuk menghubungkan,

mentransfer, menyampaikan dan memperjelas isi materi pembelajaran

dari guru kepada peserta didik, meningkatkan efisiensi proses

pembelajaran, meningkatkan minat belajar, merangsang pikiran siswa,

dan meningkatkan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.

Dengan adanya media, maka proses pembelajaran fisika lebih variatif

dan menyenangkan serta tentu saja membuat siswa menjadi termotivasi

dalam belajar fisika, siswa akan menjadi lebih fokus dalam belajar

fisika, serta memberikan stimulus dalam berpikir kritis dan berimajinasi

secara kreatif dan inovatif.


15

b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Untuk membentuk dan membangkitkan rangsangan pada indra

para siswa, Menurut Ankowo dan Kosasig dalam Supardi U.S., dkk.

(2012), dilihat kemampuannya, media pembelajaran dapat dikenali

secara luas, ciri-ciri media pembelajaran itu dapat diraba, dilihat,

didengar, dan diamati oleh panca indra. Sedangkan ciri-ciri umum dari

media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (dalam Tafonao Talizaro,

2018) adalah: (1) media pembelajaran tidak dapat dibedakan dengan

peragaan, yang artinya suatu benda dapat dilihat dan didengar dengan

panca indra. (2) prinsip penekanan terletak pada benda atau hal-hal yang

seharusnya dapat dilihat atau didengar. (3) media pembelajaran

digunakan sebagai korespondensi dalam pembelajaran antara guru dan

peserta didik. (4) media pembelajaran semacam alat bantu

pembelajaran, baik didalam maupun diluar kelas. (5) media adalah

perantara yang digunakan dalam pembelajaran. (6) media pembelajaran

mengandung aspek, sebagai strategi yang erat dengan model

pembelajaran.

Dalam Dewi Putri Kumala & Budiana Nia (2018), Gerlach & Elly

mengemukakan terdapat tiga ciri media yang digunakan dan apa saja

yang dapat dilakukan oleh media tersebut yang mana kemungkinan guru

tidak mampu melakukannya.

1) Ciri Fikstatif (Fixtative Property)


16

Media pembelajaran memiliki ciri fikstatif yaitu menggambarkan

kemampuan media untuk merekam menyimpan, melindungi dan

membuat ulang suatu objek atau peristiwa. Sebagai contoh

fenomena alam yang berkaitan tentang fisika. Siswa bisa

mempelajari peristiwa-peristiwa alam melalui media pembelajaran

dalam bentuk dokumentasi, video atau foto.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Ciri manipulatif berkaitan dengan peristiwa yang berlangsung

selama berhari-hari bahkan dalam waktu yang sangat lama dapat

ditampilkan dalam waktu beberapa saat. Banyak peristiwa atau

objek yang sulit diamati secara langsung dan dengan hadirnya media

pembelajaran maka peristiwa atau objek tersebut dapat diamati

dengan efektif melalui rekaman video dan foto. Sebagai contohnya

siswa ingin mengetahui proses metamorfosa yang diawali dari larva

menjadi kepompong setelah itu berubah menjadi kupu-kupu dapat

dipercepat dengan teknik rekaman fotografi. Dengan teknik

rekaman fotografi khusus yang dilakukan, waku dapat dipersingkat

dengan mempercepat dengan hanya menampilkan kejadian-kejadian

penting saja.

3) Ciri distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau peristiwa

dipindahkan melalui ruang dan secara bersamaan peritiwa tersebut

diberikan kepada siswa dengan peningkatan pengalaman yang


17

relatif sama. Misalnya penggunaan CD, flashdisk, dan sebagainya

yang dapat mempermudah pengajar untuk mempersiapkan bahan

pembelajaran. Juga untuk pengguna laptop atau computer, informasi

yang terdapat didalamnya akan selalu terjaga dan tersimpan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki ciri berupa benda yang dapat dilihat, didengar,

dan dirasakan sehingga dapat membangun rasa kepekaan dan

rangsangan terhadap panca indra peserta didik. Ciri media pembelajaran

yang lain diantaranya sebagai perantara pembelajaran antara guru dan

peserta didik. Beberapa media pembelajaran yang tidak bisa guru

lakukan karena memiliki ciri fikstatif, manipulative, dan distributive.

c. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran

Menurut (Sanjaya, 2012), belajar merupakan sebuah interaksi

untuk menambah informasi. Berdasarkan pemikiran tersebut,

penggunaan media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam

menambah informasi dan pemahaman terhadap sesuatu yang

dipelajarinya. Media pembelajaran dapat berfungsi sebagai informasi

pesan, sumber pengetahuan yang dapat dibatasi oleh beberapa

kelompok, untuk menggantikan pendidik dalam memberikan materi di

kelas (Purba et.al, 2020)

Fungsi dan peranan media pembelajaran menurut Tafonao

(2018), media pembelajaran digunakan untuk menyalurkan pesan

pengirim kepada penerima, sehingga dapat membangkitkan pikiran,


18

perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar. Maka dari

itu, didalam dunia pendidikan, media pembelajaran dalam sistem

pembelajaran merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Menurut Ramli (2012: 2-3) fungsi media pembelajaran dapat

dikelompokkan menjadi tiga. Pertama membantu guru dalam bidang

kewajibannya untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam

proses mengajar. Penggunaan media pembelajaran dapat secara efektif

menyampaikan pesan-pesan yang akan disajikan, sehingga efeisen

dalam penggunaan waktu dan memudahkan beban guru yang

bersangkutan. Kedua, membantu para siswa. Dengan menggunakan

berbagai media pembelajaran yang dipilih secara tepat dan efektif dapat

membantu para siswa untuk memahahami dalam penerimaan materi

pembelajaran yang disajikan dan sudut pandang kejiwaan seperti

persepsi, reaksi, memori, emosi, pemikiran, wawasan, intelegensia dan

sebagainya dapat dibangunkan karena media pembelajaran memiliki

dorongan yang lebih kuat. Ketiga, memperbaiki proses pembelajaran.

Dengan penggunaan media pembelajaran yang digunakan secara sesuai

dengan kebutuhan materi yang diajarkan. Sehingga penyampaian pesan

pembelajaran dan hasil belajar efektif dan sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi

dan peranan media pembelaran dengan dunia pendidikan tidak dapat

dipisahkan. Karena media pembelajaran sebagai perantara antara guru

dan peserta didik dalam proses belajar. Media pembelajaran mampu


19

mebantu guru dalam mengetahui kekuragan, kelemahan dan cara

mengatasinya dalam mengajar. Sedangkan untuk peserta didik, media

pembelajaran mampu mempermudah siwa untuk menerima, meresap,

dan memahami materi pembelajaran sehingga tercapailah pembelajaran

yang sesuai, efektif dan diinginkan.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan pelengkap bagi guru dan peserta

didik untuk membantu dalam menyampaikan materi informasi

pembelajaran. Menurut Ramli (2012: 7) seiring dengan perkembangan

zaman, kecanggihan perkembangan dan ilmu teknologi, penggunaan

media pembelajaran ini semakin maju, sehingga manfaatnya dapat

dirasakan oleh pelaksanaan pembelajaran, antara lain:

a) Memberikan feed back untuk penyempurnaan pembelajaran yang

telah berlangsung atau yang akan direncanakan.

b) Pokok bahasan bagi pelajar yang lebih fungsional dan terasa

manfaatnya bagi mereka.

c) Memberikan pengalaman pengayaan (enrichment) secara langsung

kepada pembelajar terhadap apa yang telah disampaikan oleh

pembelajar.

d) Membiasakan pembelajaran untuk lebih meyakinkan terhadap

pembelajaran yang diajarkan, shingga akan menimbulkan rasa

hormat dan kagum terhadap pembelajar.


20

e) Perasaan pembelajaran akan terasa mendalam dalam dirinya dengan

bertemunya konsep yang diajarkan pembelajaran dengan yang

didapatnya diluar sekolah.

f) Secara tidak langsung pembelajar membiasakan mengadakan studi

komparasi terhadap materi yang diberikan guru dengan yang

diperolehnya dari media pembelajaran diluar sekolah.

Beberapa manfaat dari media peenggunaan media pembelajaran

yaitu kemajuan belajar lebih menarik sehingga menimbulkan motivasi

belajar pada siswa, materi pembelajaran mudah dipahami dan

memungkinkan siswa untuk mengontrol dan mencapai tujuan

pembelajaran, serta metode pengajaran yang digunakan guru akan lebih

variatif. Ambarini et.al., (2018). Media pembelajaran mampu

menciptakan aktivitas belajar yang menyenangkan dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional, hal tersebut dikarenakan media

memiliki kemampuan untuk menyatukan kata-kata, tulisan gambar serta

symbol-simbol dalam proses pembelajaran.

Menurut Sudjana (dalam Muhammad Hasan, et al., 2021: 44-45)

, manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu:

a) peserta didik lebih tertarik dengan adanya media pembelajaran

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

b) peserta didik lebih jelas memaknai pembelajaran dan

memungkinkan peserta didik untuk menguasai tujuan pembelajaran;


21

c) metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak membuat peserta

didik bosan dan dapat membantu guru dalam mengajar;

d) peserta didik dapat mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, serta mengaplikasikan materi pembelajaran (tidak

bergantung pada guru)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

manfaat media pembelajaran sangat berguna guru dan peserta didik.

Dengan adanya media pembelajaran yang ada, peserta didik dapat

termotivasi serta memungkinkan untuk lebih mudah dalam menguasai

pelajaran. Media pembelajaran tidak mengahpus fungsi guru dalam

mengajar, tetapi media pembelajaran adalah pelengkap untuk guru dan

peserta didik agar lebih mudah dalam proses belajar. Media

pembelajaran membuat peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar,

dimana pesera didik tidak selalu bergantung dengan penjelasan guru,

melainkan peserta didik bisa mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, memerankan, serta mengaplikasikan materi

pembelajaran yang dipelajari secara mandiri.

e. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik Fisika (E-

LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik atau yang disingkat dengan LKPD

adalah lembaran-lembaran yang berisi panduan kerja mulai dari materi,

ringkasan, soal dan pembahasan, serta soal sebagai latihan individu agar

dapat mempermudah peserta didik dalam kegiatan proses belajar


22

mengajar. Menurut Prastowo (2014), mengungkapkan bahwa LKPD

merupakan suatu media pembelajaran cetak berupa lembaran-lembaran

kertas yang berisi materi, ringkasan, dan langkah-langkah pelaksanaan

tugas pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa dan mengacu pada

kompetensi dasar yang harus dicapai. LKPD diharapkan agar siswa

lebih tangkas dalam belajar mandiri, dengan harapan dapat memperluas

latihan belajar siswa yang dengan demikian juga dapat membangun

minat, prestasi, dan hasil belajar siswa, A. Prastowo (dalam Tunga, M.F

2021).

Dalam pembelajaran, siswa dibawah pengawasan guru dituntut

untuk aktif guna meningkatkan skill dan kreatifitas dalam

mengobservasi dan menganalisis materi. Oleh karenanya, untuk

mengampu proses kegiatan belajar dibutuhkan media pembelajaran

yang membuat siswa tidak bosan yaitu Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD), Abdurrahman (dalam Aldila, C., dkk 2017)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan sumber bahan belajar yang

digunakan sebagai media pembelajaran yang tersusun dari lembaran-

lembaran halaman berisikan materi pembelajaran, ringkasan dari suatu

materi, dan soal-soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian sebagai

tugas yang akan diisi atau dikerjakan oleh setiap peserta didik dan

dikembangkan oleh guru setiap mata pelajaran yang tentunya

disesuaikan dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran serta


23

berpedoman pada Kompetensi Dasar (KD), Kompetensi Inti (KI),

Indikator dan Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai

Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin cepat

dan maju, maka hal ini merupakan sebuah tantangan bagi guru untuk

mengembangkan pembelajaran fisika menjadi lebih efektif dan relevan

sesuai dengan tuntutan kebutuhan di era digitalisasi. Guru harus

beradaptasi, bersiap, dan berinovasi dalam menghadapi kemajuan

teknologi tersebut. Guru harus menciptakan inovasi-inovasi dalam

media pembelajaran dan sumber belajar dengan menggunakan teknologi

digitalisasi agar dapat menyajikan materi pembelajaran dengan kreatif

dan menarik serta mendorong siswa untuk mampu menyelesaikan

masalah yang bersifat abstrak dengan pendekatan ilmiah. Di era

Pandemi seperti sekarang, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

baik dan diinginkan oleh guru maupun siswa diantaranya menentukan

media pembelajaran yang menunjang untuk melaksanakan

pembelajaran secara online (Tunga, M.A., dkk 2021: 35).

Pada umumnya, Lembar Kerja Peserta Didik fisika yang

digunakan hingga saat ini masih bersifat konvensional, terdiri dari

lembaran-lembaran halaman kertas yang hanya berisikan teks dan

gambar, serta belum terlalu banyak dikembangkan dengan

memanfaatkan teknologi berbasis elektronik. Oleh karena itu, perlunya

bertransformasi dari Lembar Kerja Peserta Didik yang bersifat

konvensional menjadi Lembar Kerja Peserta Didik yang bersifat


24

elektronik atau yang disingkat menjadi E-LKPD. Hal tersebut didikung

oleh Tunga, M.A., dkk (2021: 36), bahwa LKPD yang praktis, efektif

dan efesien, serta mudah diakses oleh siswa dimanapun dan kapanpun

baik menggunakan laptop, PC, atau smartphone selama pembelajaran

berlangsung adalah Lembar Kerja Peserta Didik Elekronik (E-LKPD).

Physics E-LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik

Fisika merupakan sebuah media pembelajaran yang berisikan materi,

gambar, animasi, dan video yang dikemas secara sistematis dan

menyenangkan serta dirancang secara elektronik dengan menggunakan

perangkat teknologi seperti smartphone, komputer pribadi (PC), laptop,

netbook dan lainnya sebagai media aksesnya dalam rangka untuk

tercapainya Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, Indikator

Pembelajaran, dan Tujuan Pembelajaran yang dituju.

Hadirnya inovasi Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik Fisika

atau Physics E-LKPD dapat memberikan solusi alternatif bagi media

pembelajaran sekaligus kesempatan bagi peserta didik untuk

mempelajari materi fisika yang belum dikuasai dengan menampilkan

bentuk visualisasi seperti gambar, video, dan animasi-animasi secara

mandiri serta dikemas dalam bentuk digital (elektronik) sehingga

peserta didik dapat mengakses kapan saja dan dimana saja tanpa batasan

waktu yang artinya peserta didik dapat belajar fisika di luar jam

pembelajaran fisika sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan

secara tidak langsung akan memberikan dampak positif bagi peserta


25

didik dalam penggunaan perangkat teknologi sebagar sarana belajar dan

memudahkan peserta didik untuk belajar fisika. Selain itu, penggunaan

Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik Fisika atau Physics E-LKPD

membuat proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien sehingga

menghemat biaya dan waktu, mengurangi ruang penyimpanan, dan

sangat cocok digunakan untuk sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) di

masa pandemi saat ini.

f. Pengertian Flipbook

Menurut Nurseto (dalam Rahmawati, 2017: 327), beberapa

lembaran kertas yang menyerupai kalender atau album dengan ukuran

21 x 28 cm yang bersifat digital disebut dengan flipbook. Dampak

perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan, flipbook dapat

diperkenalkan dalam bentuk elektronik yang cocok untuk menampilkan

rekreasi cerdas dengan menggabungkan gerakan, teks, video, gambar,

suara, dan alur yang membuat siswa lebih intuitif, sehingga

pembelajaran dapat berlangsung lebih menyenangkan dan menarik

dalam pertimbangan siswa. (Sulistiani, dkk (dalam Diani dan Hartati

(2018:235)).

Menurut (Hayati, dkk (dalam Diani, 2018: 235), flipbook

merupakan slah satu pengembangan media pembelajaran dari e-book

yang berfungsi sebagai alternatif pembelajaran. Penggunaan media

digital khusunya flipbook dalam kegiatan pembelajaran, memberikan

dampak positif yang menunjang kegiatan pembelajaran di era revolusi


26

4.0, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, komunikatif,

interaktif, dan merangsang pemahaman materi siswa selama

pembelajaran jarak jauh (PJJ). ( Amanullah, 2019:40).

Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa flipbook merupakan pengembangan dari sebuah media

pembelajaran yang didalamnya terdapat lembaran-lembaran berisikan

sebuah materi dan media yang bersifat digital yang berguna sebagai

alternatif bagi siswa dan guru untuk mempermudah kegiatan

pembelajaran.

2. Hakikat Pembelajaran Fisika

a. Pengertian Pembelajaran Fisika

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (Hamalik, 2012). Menurut Amral dan Asmar (2020: 9-10)

dalam penyelenggaraan jenjang pendidikan, belajar adalah kegiatan

berproses dan fundamental, yang artinya keberhasilan pencapaian

tujuan pendidikan sangat bergantung pada keberhasilan proses

disekolah dan lingkungannya. Demikian pula Burton (dalam Giri

Wiarto, 2015) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku pada individu berkat adanya interaksi dnegan lingkungannya

sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Novita Sariani (2021: 1) belajar merupakan suatu proses

usaha, tindakan atau pengalaman yang terjadi dengan tujuan

mendapatkan sesuatu yang baru berupa pengetahuan, keterampilan,


27

kemampuan, kemauanm kebiasaan, tingkah laku dan sikap. Didukung

dengan pendapat Pane & Darwis Dasopang (dalam Novita Sariani

(2021: 1) belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan seseorang yang

disadari atau disengaja.

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa belajar bukan hanya membaca atau menghafalkan

materi, tetapi belajar yang seharusnya merupakan adanya interaksi

antara individu dengan lingkungan sehingga individu tersebut

mengalami perubahan tingkah laku. Perubahan terjadi secara bertahap

dan saling berkaitan dengan lingkungan sehingga membentuk individu

baru agar menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya di masa

yang akan mendatang. Dengan belajar, individu juga diharapkan

mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk

mengarahkan anak didik dalam proses belajar sehingga mereka dapat

memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan (Amral

dan Asmar, 2020: 7). Sementara itu menurut Dimyati dan Mudjiono

(dalam Moh Suardi, 2018) pemberlajaran adalah suatu usaha yang

sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang

dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran

merupakan gabungan dari konsep mengajar dan konsep belajar yang

keduanya ditekankan yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek


28

peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajaran harus dipersiapkan

fasilitas, alat, atau media untuk mencapai tujuan peserta didik.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses usaha melalui interaksi yang

dilakukan oleh guru sebagai pemberi bahan pelajaran dengan peserta

didik sebagai subjek belajar yang bertujuan untuk memperoleh

kemampuan atau keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek alam

yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap

pembelajaran fisika (Sari et al, 2017). Hal ini jelas jika fisika merupakan

ilmu alam yang paling mendasar dan mempelajari segala sesuatu yang

berkaitan tentang alam melalui proses pembelajaran.

Fisika terdiri dari hal yang besar dan hal yang kecil, yang lama

dan yang baru seperti atom sampai galaksi, dari rangkaian listrik ke

aerodinamika dan fisika menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-

hari yang tidak akan pernah terlepaskan sampai kapanpun. Menurut

Entino, dkk., (2012: 177) melalui serangkaian proses ilmiah fisika

merupakan suatu ilmu yang mengkaji sebuah fenomena alam beserta

gejala-gejala yang disekitarnya dan hasilnya dapat diakui sebagai

produk ilmiah yang terdiri atas konsep, prinsip, dan teori.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dari para ahli yang telah

dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan salah satu

bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang


29

fenomena-fenomena alam dan interaksinya baik benda yang dapat

diamati maupun benda yang tidak dapat diamati dengan menekankan

pada pemberian pengalaman langsung agar peserta didik dapat berpikir

dan bernalar serta mengembangkan kompetensinya untuk menjelajahi

dan memahami fenomena atau peristiwa dari gejala alam di sekitarnya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas yang telah dijelaskan,

pembelajaran fisika adalah proses membelajarkan siswa untuk belajar

fisika agar dapat memahami konsep dan peristiwa fisika yang terjadi

dalam kehidupan nyata atau kehidupan di sekitar peserta didik. Guru

sebagai pembelajar melaksanakan tugas pembelajaran fisika di dalam

dan di luar kelas. Untuk menciptakan pembelajaran fisika yang baik dan

berhasil, maka guru perlu memahami dengan baik materi pengajaran

yang harus disampaikan, peserta didik yang akan mengikuti pelajaran

fisika, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan, serta cara mengevaluasi

proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan kurikulum 2013, fisika

diajarkan sebagai bekal ilmu sekaligus untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari, serta menumbuhkan kemampuan berpikir

dan bersikap ilmiah.

Apabila mempelajari fisika, berarti melatih kemampuan peserta

didik untuk memahami konsep fisika dan memecahkan suatu

permasalahan terkait dengan fenomena dan gejala alam. Pembelajaran

fisika merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan


30

lingkungan dalam memperoleh pengetahuan, konsep, dan fakta

mengenai benda-benda dan alam sekitar secara logis dan rasional.

b. Materi Fisika Kelas XI Semester 2

1) Gelombang Cahaya

Gelombang cahaya adalah gelombang yang dapat merambat

tanpa dibutuhkannya media perantara. Gelombang cahaya juga

merupakan salah satu dari gelombang elektromagnetik dan

gelombang transversal. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan

belajar tentang sifat-sifat gelombang cahaya, yaitu

a) Pemantulan Cahaya

Pemantulan cahaya yaitu peristiwa pengembalian

seluruh atau sebagian gelombang cahaya dari permukaan

benda yang terkena cahaya. Pada peristiwa pemantulan

gelombang cahaya oleh suatu bidang batas, berlaku hukum

pemantulan cahaya atau yang dikenal dengan Hukum

Snellius, yaitu

• Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak

pada satu bidang datar.

• Besar susut datang yang dibentuk oleh sinar datang

dari garis normal sama dengan sudut pantul yang

dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal.


31

Gambar 2. 1
Pemantulan Cahaya
Sumber: Canva

Ada beberapa jenis pemantulan dalam pemantulan

cahaya, diantaranya pemantulan teratur dan pemantulan

baur. Secara sistematis, rumus untuk menghitung

pemantulan cahaya dan jumlah bayangan adalah

360°
𝑛 = −1
𝛼

𝐼𝑖 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑖 = 𝐼𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑟

Keterangan

n = banyak jumlah bayangan (buah)

α = sudut antara dua cermin (derajat)

θi = sudut datang (derajat)

θr = sudut pantul (derajat)

Ii = sinar datang

Ir = sinar pantul

b) Pembiasan Cahaya
32

Pembiasan cahaya adalah proses pembelokan cahaya

karena melewati medium yang berbeda kerapatannya. Syarat

terjadinya proses pembiasan cahaya, yaitu:

• Cahaya merambat melalui dua medium yang

memiliki perbedaan kerapatan optik, misalnya udara

dengan air, udara dengan kaca, air dengan kaca, dan

sebagainya.

• Cahaya yang datang harus miring pada batas dua

medium, karena jika tegak lurus maka tidak akan

mengalami proses pembiasan.

• Cahaya yang datang dari medium lebih rapat menuju

medium kurang rapat, harus menghasilkan sudut bias

lebih kecil dari 90°.

Indeks bias dalam pembiasan cahaya dapat

didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat rambat

cahaya dalam ruang hampa dan cepat rambat cahaya dalam

suatu medium tertentu. Secara matematis, indeks bias

dirumuskan sebagai berikut.

𝑐
𝑛 =
𝑣

Keterangan

n = indeks bias;

v = cepat rambat cahaya di medium tertentu (m/s); dan


33

c = cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (3 × 108 m/s).

Pembiasan cahaya dijelaskan menggunakan Hukum

Snellius secara matematis dirumuskan sebagai berikut.

𝑠𝑖𝑛 𝑖 𝑛2 𝑣1 𝜆1
= = =
𝑠𝑖𝑛 𝑟 𝑛1 𝑣2 𝜆2

𝑛1 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑖 = 𝑛2 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑟

Keterangan:

i = sudut datang;

r = sudut bias;

n1 = indeks bias medium pertama;

n2 = indeks bias medium kedua;

v1 = cepat rambat cahaya di medium pertama (m/s);

v2 = cepat rambat cahaya di medium kedua (m/s);

λ1 = panjang gelombang cahaya di medium pertama (m); dan

λ2 = panjang gelombang cahaya di medium kedua (m).

Pembiasan cahaya yang sering kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari adalah pensil yang terlihat bengkok

ketika didalam gelas yang berisikan air.


34

Gambar 2. 2
Pembiasan cahaya pada sedotan dan air
Sumber: Dokumen Pribadi
c) Dispersi Cahaya

Dispersi cahaya adalah peristiwa terurainya cahaya

putih atau polikromatik menjadi cahaya berwarna atau

monokromatik yang memiliki indeks bias yang berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa dispersi cahaya dapat

diamati dengan mengamati pelangi setelah hujan.

Dispersi cahaya bisa diamati oleh prisma dan

menghasilkan spektrum warna pelangi. Ada besar sudut

penyimpangan antara sinar yang menuju prisma dengan

sinar yang meninggalkan prisma disebut sebagai sudut

deviasi.

Gambar 2. 3
Dispersi cahaya pada prisma
Sumber: Dokumen Pribadi
35

Besar sudut deviasi tergantung pada besar kecilnya

sudut datang. Sudut deviasi terkecil disebut sudut deviasi

minimum. Untuk mencari sudut deviasi minimum rumus

secara matematis adalah

𝛿𝑚 = 𝑖′ + 𝑟′ − 𝛽

Keterangan:

δm = sudut deviasi minimum;

𝛽 = sudut pembias prisma;

i' = sinar datang dan;

r' = sinar keluar

d) Difraksi Cahaya

Ketika seberkas cahaya melewati celah sempit maka

cahaya tersebut akan mengalami penyebaran atau pelenturan

gelombang cahaya dan mengakibatkan pola gelap terang, hal

tersebut disebut dengan difraksi cahaya.

Difraksi cahaya dibagi menjadi dua, yaitu difraksi celah

tunggal dan difraksi celah banyak (difraksi kisi).

1. Difraksi Celah Tunggal

Gambar 2. 4
Difraksi celah tunggal
sumber: materi78.com
36

Secara sistrematis dapat ditemukan persamaan untuk

mencari difraksi celah tunggal, yaitu

𝑦
∆𝑠 = 𝑑. 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝑑
𝐿

∆𝑠 = 𝑛 . 𝜆

Keterangan:

Δs = selisih lintasan (m)

θ = sudut deviasi/simpangan

d = tetapan kisi/ jarak celah (m)

y = jarak dari terang pusat ke pita gelap ke-n (m)

L = jarak celah ke layar (m)

n = pola ke-n (bilangan bulat)

2. Difraksi Celah Banyak (Difraksi Kisi)

Gambar 2. 5
Difraksi celah banyak
sumber: materi78.com

Secara sistrematis dapat ditemukan persamaan untuk

mencari difraksi celah banyak, yaitu


37

𝑦
∆𝑠 = 𝑑. 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝑑
𝐿

Keterangan:

Δs = selisih lintasan (m)

θ = sudut deviasi/simpangan

d = tetapan kisi/ jarak celah (m)

y = jarak dari terang pusat ke pita gelap ke-n (m)

L = jarak celah ke layar (m)

n = pola ke-n (bilangan bulat)

Dalam difraksi kisi, pola terang pada difraksi celah

banyak teratur, sedangkan pola gelap tidak. Secara

matematis rumus untuk menentukan pola terang dan

gelap adalah

Pola terang

∆𝑠 = 𝑛 . 𝜆

Pola gelap

1
∆𝑠 = ( 𝑛 − 2 ) 𝜆

Keterangan

Δs = selisih lintasan (m)

n = pola ke-n (bilangan bulat)

λ = panjang gelombang
38

e) Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya adalah gabungan antara

gelombang cahaya yang bersifat koheren yang menghasilkan

pola gelap terang. Sifat interferensi cahaya dibagi menjadi

dua, yaitu interferensi konstruktif dan interferensi destruktif.

Interferensi konstruktif bersifat saling menguatkan

yang terjadi pada pola pita terang dan interferensi gelombang

sefase. Sedangkan Interferensi destruktif bersifat saling

melemahkan yang terjadi pada pola pita gelap dan

interferensi gelombang berlawanan fase.

Dalam kehidupan sehari-hari, contoh peristiwa

interferensi terjadi pada munculnya warna warni pada

lapisan air dan minyak atau pada gelembung sabun.

1. Interferensi Celah Ganda (Thomas Young)

Gambar 2. 6
Interferensi celah ganda
sumber: materi78.com
Dari gambar tersebut, secara sistrematis dapat

ditemukan persamaan untuk mencari interferensi celah

ganda juga dengan mencari rumus pola terang dan pola

gelap, yaitu
39

𝑦
∆𝑠 = 𝑑. 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝑑
𝐿

Pola terang

∆𝑠 = 𝑛 . 𝜆

Pola gelap

1
∆𝑠 = ( 𝑛 − 2 ) 𝜆

Keterangan:

Δs = selisih lintasan (m)

θ = sudut deviasi/simpangan

d = tetapan kisi/ jarak celah (m)

y = jarak dari terang pusat ke pita gelap ke-n (m)

L = jarak celah ke layar (m)

n = pola ke-n (bilangan bulat)

Jarak antar pola dalam interferensi cahaya yaitu,

Jarak antara terang-gelap yang ber sebelahan adalah 1 /2

dan Jarak antara terang-terang atau gelap-gelap yang

bersebelahan adalah 1.
40

2. Interferensi pada Lapisan Tipis

Gambar 2. 7
Interferensi pada lapisan tipis
sumber: materi78.com

Dari gambar tersebut, secara sistrematis dapat

ditemukan persamaan untuk mencari interferensi pada

lapisan tipis juga dengan mencari rumus pola terang dan

pola gelap, yaitu

∆𝑠 = 2. 𝑛. 𝑑. 𝑐𝑜𝑠 𝑟

Pola gelap
∆𝑠 = 𝑛 . 𝜆

Pola terang
1
∆𝑠 = ( 𝑛 − 2 ) 𝜆

Keterangan:

Δs = selisih lintasan (m)

n= indeks bias lapisan tipis

d = ketebalan lapisan tipis (m)

r = sudut (0)

m = pola ke-m (bilangan bulat)

λ = panjang gelombang di luar lapisan tipis (m)


41

f) Polarisasi Cahaya

Polarisasi adalah peristwa terserapnya sebagian atau

seluruh arah getar gelombang cahaya. Gelombang cahaya

dapat terpolarisasi dengan cara penyerapan, pemantulan,

pembiasan ganda, dan hamburan.

Suatu arah gelombang akan terserap oleh celah

apabila celah tidak sejajar dengan arah polarisasi, dan tidak

akan terserap apabila celah sejajar dengan arah polarisasi.

1. Polarisasi karena absorbi selektif

Gambar 2. 8
Hukum Maulus pada polarisasi
sumber: materi78.com

Dari gambar tersebut, terdapat polarisator

yang mengubah cahaya tak terpolarisasi menjadi

terpolarisasi, dan Analisator, mengurangi

intensitas cahaya terpolarisasi.

Secara sistrematis dapat ditemukan

persamaan untuk mencari intensitas cahaya pada

polarisator dan intensitas cahaya pada analisator

adalah sebagai berikut


42

Intensitas cahaya pada polarisator

1
𝐼1 = 𝐼
2 0

Intensoitas cahaya pada analisator

𝐼2 = 𝐼1 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃2

𝐼3 = 𝐼2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃3

2. Polarisasi karena refleksi

Gambar 2. 9
Polarisasi karena refleksi
sumber: materi78.com

Dari gambar diatas, sinar datang disebut sinar

polarisasi, dan sudut datang disebut sudut

polarisasi (sudut Brewster).

Secara sistrematis dapat ditemukan

persamaan untuk mencari sudut Brewster yaitu

𝑛2
𝑡𝑎𝑛 𝜃𝐵 =
𝑛1
43

Keterangan:

θB = sudut polarisasi/sudut Brewster

n2 = indeks bias medium tujuan (rapat)

n1 = indeks bias medium asal (renggang)

Dalam hal ini juga terdapat sudut kritis, yaitu

sudut datang yang membuat sudut bias

membentuk 90° . Persamaan untuk menghitung

sudut kritis secara matematis yaitu

𝑛2
𝑡𝑎𝑛 𝜃𝐵 =
𝑛1

Keterangan:

ik = sudut kritis

n1 = indeks bias medium tujuan (renggang)

n2 = indeks bias medium asal (rapat)

Maka dari itu, ditemukan hubungan antara

sudut polarisasi dan sudut kritis dengan

persamaan untuk menghitung secara matematis

yaitu

𝑛2
𝑡𝑎𝑛 𝜃𝐵 =
𝑛1

Keterangan:

ik = sudut kritis

θB = sudut polarisasi/sudut Brewster


44

3. Polarisasi karena hamburan

Polarisasi dengan cara hamburan terjadi pada

partikel-partikel seperti gas.

Dalam cahaya, apabila cahaya dilewatkan

dalam satu medium, partikel itu akan menyerap

dan memancarkan atau menghamburkan kembali

cahaya itu sehinggat terjadi polarisasi.

Contohnya pada warna biru pada langit.

2) Alat-Alat Optik

Alat optik adalah alat bantu yang digunakan untuk

meningkatkan daya penglihatan manusia karena kemampuannya

terbatas. Alat optik terdiri dari dua, yaitu alat optik alami

contohnya mata. Alat optik buatan, contohnya kamera, lup,

mikroskop, teropong (teleskop).

a. Mata

Mata adalah salah satu anugerah yang luar biasa dari

Tuhan Maha Esa untuk manusia, agar manusia dapat melihat

dan mengamati sekitar.

1) Bagian-bagian Mata

Adapun bagian-bagian yang terdapat didalam mata

manusia adalah sebagai berikut


45

Gambar 2. 10
Bagian-bagian mata
sumber: kelaspintar.id
• Kornea, melindungi bagian depan mata.

• Aqueous humor, mengatur pembiasan cahaya. Otot

siliaris, mengatur daya akomodasi lensa mata.

• Iris, mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata

dengan mengatur ukuran pupil dan memberi warna

mata.

• Pupil, lubang pada iris sebagai tempat masuknya

cahaya. Lensa mata, mengatur agar bayangan jatuh

tepat pada retina.

• Vitreous humor, mengisi cairan bola mata dan

mempertahankan bentuk bola mata.

• Retina, tempat jatuhnya bayangan benda. Terdiri dari

sel kerucut yang peka terhadap cahaya kuat dan sel

batang yang peka terhadap cahaya lemah.

• Fovea/bintik kuning, mempertajam bayangan benda.

• Serabut optik, mengirim sinyal ke otak untuk

menginterpretasikan penglihatan.
46

2) Daya Akomodasi Mata

Dalam melihat suatu objek, mata manusia memiliki

kemampuan untuk melihat dekat dan jauh dengan cara

mengubah ketebalan lensa mata, yang bisa disebut

dengan daya akomodasi mata.

Pada mata normal, jarak terdekat (punctum

proximum) yang masih dapat dilihat oleh mata dengan

jelas adalah 25 cm dan jarak terjauh (punctum remotum)

yang masih dapat dilihat oleh mata dengan jelas adalah

∞ cm.

3) Cacat Mata

Cacat mata adalah suatu cacat mata yang disebabkan

karena berubahnya titik dekat dan titik jauh mata.

Beberapa cacat mata yang bisa dialami oleh manusia

diantaranya

1) Miopi (rabun jauh)

Cacat mata ini menyebabkan penderita tidak dapat

melihat benda dengan jarak jauh. Miopi dapat

ditolong menggunakan kacamata berlensa

cekung/negatif. Daya lensa yang dibutuhkan untuk

kacamata penderita miopi adalah

100
𝑃 =−
𝑃𝑅
47

Keterangan:

P = daya lensa (Dioptri)

PR = titik jauh penderita (cm)

2) Hipermetropi (rabun dekat)

Cacat mata ini menyebabkan penderita tidak dapat

melihat benda dengan jarak dekat. Miopi dapat

ditolong menggunakan kacamata berlensa cembung/

positif . Daya lensa yang dibutuhkan untuk kacamata

penderita hipermetropi adalah

100
𝑃 =4 −
𝑃𝑃

Keterangan:

P = daya lensa (Dioptri)

Pp = titik dekat penderita (cm)

3) Presbiopi (rabun tua)

Cacat mata presbiopi adalah cacat mata tua yang

disebabkan oleh faktor usia karena daya akomodasi

mata berkurang. Presbiopi dapat ditolong

menggunakan kacamata berlensa bifokal/rangkap,

yaitu terdiri dari lensa cembung di bagian atas dan

lensa cekung di bagian bawah.


48

4) Astigmatisma (mata silindris)

Cacat Astigmatisma (mata silindris) mata karena

bentuk kornea mata tidak bulat dan menyebabkan

penglihatan kabur dan bergaris-garis pada arah

tertentu. Astigmatisma dapat ditolong menggunakan

kacamata berlensa silindris.

b. Kamera

Kamera adalah salah satu alat optik yang berfungsi

untuk mengambil gambar yang disimpan dalam bentuk film

atau memori. Ada dua jenis kamera yang umum dikenal,

yaitu kamera digital dan kamera analog.

Bagian-bagian kamera seperti bagian-bagian mata:

1) Lensa kamera seperti lensa pada mata (memfokuskan

bayangan).

2) Diafragma dan shutter (pembuka/penutup lensa) seperti

iris dan pupil (mengatur banyak sedikitnya sinar yang

masuk) .

3) Film seperti retina (tempat terbentuknya bayangan).

4) Gerakan maju mundurnya lensa seperti akomodasi

(untuk memfokuskan bayangan agar jatuh di retina).


49

Gambar 2. 11
Bagian-bagian kamera
sumber: fisikABC.com
c. Lup (Kaca Pembesar)

Lup atau kaca pembesar adalah salah satu alat optik

yang terdiri dari lensa cembung yang digunakan untuk

mengamati benda-benda kecil, sehingga tampak lebih jelas.

Gambar 2. 12
Lup (kaca pembesar)
sumber: canva
Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya,

tegak, dan diperbesar. Lup atau kaca pembesar berlaku

persamaan lensa
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′

Keterangan:

f = jarak fokus

s = jarak benda ke lup


50

s’ = jarak bayangan

Perbesaran lup dibagi menjadi dua, yaitu perbesaran

linear dan perbesaran sudut.

• Perbesaran Linear

𝑠′ ℎ
𝑀= + ℎ′
𝑠

Keterangan:

M: Perbesaran

s = jarak benda ke lup

s’ = jarak bayangan

h = tinggi benda

h’ = tinggi bayangan

• Perbesaran Sudut

1. Tidak berakomodasi

𝑆𝑛
𝑀=
𝑓

Keterangan:

M = perbesaran sudut

Sn = jarak baca normal ( cm)

f = jarak fokus (meter)

2. Berakomodasi Maksimum

𝑆𝑛
𝑀=
𝑓
51

Keterangan:

M = perbesaran sudut

Sn = jarak baca normal ( cm)

f = jarak fokus (meter)

3. Berakomodasi pada jarak x

𝑆𝑛 𝑆𝑛
𝑀= +
𝑓 𝑥

Keterangan:

M = perbesaran sudut

Sn = jarak baca normal (cm)

f = jarak fokus (meter)

x = jarak tertentu (meter)

d. Mikroskop

Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat

benda-benda kecil dengan perbesaran yang lebih besar dari

perbesaran lup (dapat mencapai lebih dari 100 kali lipat dari

besar benda).

Gambar 2. 13
Mikroskop
sumber: canva
52

Mikroskop terdiri dari dua lensa yaitu lensa objektif

dan lensa okuler.

a) Lensa obyektif yang diletakkan sekat dengan benda yang

akan diamati, sifat bayangannya adalah nyata, terbalik

dan diperbesar.

b) Lensa kedua yang diletakkan dekat dengan mata

pengamat dinamakan lensa okuler, sifat bayangannya

maya, terbalik dan diperbesar. Lensa okuler bertindak

sebagai lup.

Perbesaran yang terjadi pada mikroskop secara

sistematis sebagai berikut

1 1 1
= =
𝑓 𝑜𝑏 𝑠 𝑜𝑏 𝑠′ 𝑜𝑏

1 1 1
= =
𝑓 𝑜𝑘 𝑠 𝑜𝑘 𝑠′ 𝑜𝑘
Keterangan:

f ob = fokus lensa objektif

f ok = fokus lensa okuler

s ob = jarak benda objektif

s ob' = jarak bayangan objektif

s ok = jarak benda okuler

s ok' = jarak bayangan okuler


53

Dalam mikroskop, jarak lensa objektif dengan lensa

okuler disebut panjang tubus, untuk mencari panjang tubus

secara matematis adalah

D = s’ob + s ok

Keterangan:

d = panjang tubus

s' ob = jarak bayangan lensa objektif

s ok = jarak benda lensa okuler

Perbesaran lensa objektif pada mikroskop secara

matematis adalah

𝑠′ 𝑜𝑏
M ob = 𝑠 𝑜𝑏

Keterangan:

M ob = perbesaran lensa objektif

s' ob = jarak bayangan lensa objektif

s ob = jarak benda lensa objektif

Perbesaran lensa okuler pada mikroskop dibagi

menjadi dua dan rumus matematisnya adalah

a) Mata tidak berakomodasi

𝑆𝑛
M ok = 𝑓 𝑜𝑘
54

Keterangan:

M ok = perbesaran lensa okuler

Sn = jarak baca normal (cm)

f ok = fokus lensa okuler

b) Mata Berakomodasi

𝑆𝑛
M ok = 𝑓 𝑜𝑘 + 1

Keterangan:

M ok = perbesaran lensa okuler

Sn = jarak baca normal (cm)

f ok = fokus lensa okuler

Perbesaran total mikroskop secara matematis adalah

M = M ob. M ok

ℎ′
M= ℎ

Keterangan:

M = perbesaran total

M ob = perbesaran lensa objektif

M ok = perbesaran lensa okuler

h = tinggi benda

h' = tinggi bayangan


55

e. Teropong

Teropong adalah salah satu alat optik yang

digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh

sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas. Teropong

berfungsi mendekatkan benda ke mata kita. Teropong dibagi

menjadi yaitu terpong bintang dan teropong bumi.

1) Teropong Bintang

Gambar 2. 14
Teropong bintang
sumber: canva
Teropong bintang digunakan untuk mengamati

benda-benda langit, seperti bintang, planet dan asteroid.

Teropong bintang adalah teropong yang terdiri dari dua

lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler

(fob>fok). Sifat bayangan teropong bintang adalah maya,

terbalik, diperbesar.

Perbesaran teropong bintang terbagi menjadi dua,

yaitu dengan mata tidak berakomodasi dan mata

berakomodasi
56

A. Mata tidak berakomodasi

𝑓 𝑜𝑏
M = |𝑓 𝑜𝑘 |

d = f ob + f ok

Keterangan:

M = perbesaran teropong bintang

f ob = fokus lensa objektif

f ok = fokus lensa okuler

d = panjang tubus

B. Mata berakomodasi

𝑓 𝑜𝑏 𝑓 𝑜𝑘
M = |𝑓 𝑜𝑘 𝑥 ( + 1)|
𝑆𝑛

d = f ob + s ok

Keterangan:

M = perbesaran teropong bintang

f ob = fokus lensa objektif

f ok = fokus lensa okuler

s ok = jarak lensa okuler

Sn = jarak titik dekat pengamat

2) Teropong Bumi

Teropong bumi digunakan untuk melihat benda-

benda di permukaan bumi. Teropong bumi terdiri dari

tiga lensa cembung, yaitu lensa objektif, lensa pembalik,


57

dan lensa okuler. Sifat bayangan teropong bumi adalah

maya, terbalik, diperbesar.

Gambar 2. 15
Teropong bumi
sumber: canva
Perbesaran teropong bumi terbagi menjadi dua, yaitu

dengan mata tidak berakomodasi dan mata berakomodasi

a) Mata tidak berakomodasi

𝑓 𝑜𝑏
M = |𝑓 𝑜𝑘 |

d = f ob + 4 fp + f ok

Keterangan:

M = perbesaran teropong bintang

f ob = fokus lensa objektif

f ok = fokus lensa okuler

d = panjang tubus

b) Mata berakomodasi

𝑓 𝑜𝑏 𝑓 𝑜𝑘
M = |𝑓 𝑜𝑘 𝑥 ( + 1)|
𝑆𝑛

d = f ob + 4 fp + s ok
58

Keterangan:

M = perbesaran teropong bintang

f ob = fokus lensa objektif

f ok = fokus lensa okuler

s ok = jarak lensa okuler

Sn = jarak titik dekat pengamat

3) Pemanasan Global

a. Efek Rumah Kaca

Matahari adalah sumber energi terbesar di bumi.

Energi yang dihasilkan oleh matahari berupa cahaya tampak,

inframerah (IM), dan ultraviolet (UV). Cahaya yang

dihasilkan dari matahari akan berubah menjadi energi panas

yang akan diserap oleh bumi dan membuat lingkungan

sekitar menjadi terasa hangat.

Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan

memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini

berwujud radiasi inframerah gelombang panjang.

Sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi

menjadi hangat pada suhu yang tepat (16° C) bagi hewan,

tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup.

Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca.


59

Gambar 2. 16
Asap pabrik bagian dari efek rumah kaca
sumber: canva
Namun sebagian panas tetap terperangkap di

atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah

kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida,

dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.

Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi

gelombang yang dipancarkan Bumi.

Akibatnya panas tersebut akan tersimpan di

permukaan Bumi. Dengan semakin meningkatnya

konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, keadaan ini terjadi terus-

menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan

Bumi terus meningkat.

Tanpa adanya efek rumah kaca, bumi akan menjadi

sangat dingin. Dengan suhu rata rata sebesar 15°C (59°F),

dengan suhu rata rata sebesar 15°C (59°F), bumi sebenarnya

telah lebih panas 33°C (59°F) dari suhunya semula, jika tidak

ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es

akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, gas


60

gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan

mengakibatkan pemanasan global.

b. Penyebab Pemanasan Global

Pemanasan global (global warming) atau sekarang

lebih dikenal sebagai perubahan iklim global (climate

change) adalah memanasnya iklim bumi secara umum.

Gambar 2. 17
Ilustrasi pemanasan global
sumber: canva
Menurut Intergovernmental Panel on Climate

Change (IPCC), bahwa sebagian besar peningkatan suhu

rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan

besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas

rumah kaca akibat aktivitas manusia.

Pemanasan global terkait dengan aktivitas manusia di

seluruh dunia. Hal ini juga berkaitan dengan pertambahan

populasi penduduk dan pertumbuhan teknologi dalam sektor

industri. Adapun aktivitas manusia yang dapat menyebabkan

terjadi dan mendorong pemanasan global yaitu sebagai

berikut.
61

1) Konsumsi energi bahan bakar fosil yang berlebihan

sebagai penyumbang emisi karbon.

2) Pembakaran hutan dan illegal logging, di mana fungsi

tumbuhan yaitu menyerap karbon dioksida (CO2 ) lalu

mengubahnya menjadi oksigen (O2 ) telah hilang.

3) Pertanian dan peternakan yang berkontribusi terhadap

peningkatan gas metana (CH4) melalui proses

pembakaran dan pembusukan sisa-sisa zat.

4) Model rumah modern yang didominasi kaca sehingga

kebanyakan cahaya matahari memantul langsung tanpa

adanya penyerapan oleh permukaan Bumi.

5) Pencemaran air laut oleh limbah industri dan sampah,

sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah.

c. Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global menyebabkan beberapa dampak

bagi kehidupan didunia, beberapa dampak dari pemanasan

global diantaranya

1) Perubahan iklim dan cuaca

2) Naiknya permukaan air laut

3) Menipisnya lapisan ozon

4) Gangguan ekologis

5) Terjadinya hujan asam

d. Pencegahan dan Pengendalian Pemanasan Global


62

Pencegahan dan pengendalian pemanasan global

dapat dan harus dilakukan oleh seluruh umat manusia guna

menyelamatkan bumi agar tidak rusak.

Manusia harus lebih pandai untuk mengendalikan

hasil alam agar tidak ter-ekspoliasi secara berlebihan. Hal

tersebut menjadi tantangan bagi manusia seiring dengan

berubahnya iklim dimasa yang akan datang. Berikut

merupakan usaha yang dapat dilakukan adalah

1) Menggunakan transportasi umum

2) Menanam pohon

3) Bijak dalam menggunakan energi

4) Mengelolah limbah

e. Perjanjian Internasional ‘

Selain adanya pengendalian dan pencegahan untuk

pemanasan global, diperlukan adanya kerja sama

internasional yang dilakukan dari beberapa negara untuk

mengurangi pemanasan global dan menghadapi efek rumah

kaca. Berikut adalah perjanjian internasional yang telah ada,

diantaranya

1) Protokol Kyoto

2) Protokol Montreal

3) IPPC ( Intergovermental Panel on Climate Change)


63

4) Asia-Pacific Partnership on Clean Development and

Climate (APPCDC)

3. Hakikat Model Pembelajaran Science, Technology, Engineering,

Mathematics (STEM)

a. Pengertian Model Pembelajaran STEM (Science, Technology,

Engineering, Mathematics)

STEM merupakan singkatan dari sebuah model pembelajaran

beberapa bidang studi antara Science, Technology, Engineering, and

Mathematics. Menurut Torlakson (2014), bahwa metodologi dari

keempat prespektif ini adalah kesesuaian antara isu-isu yang terjadi

dalam kenyataan dalam pembelajaran berbasis masalah. Dalam model

STEM, kemampuan dan informasi digunakan secara bersamaan oleh

siswa. (Pfeiffer et.al.,2013). STEM dapat membuat kerangka

pembelajaran yang kokoh dan dinamis karena empat prespektif tersebut

sangat diperlukan bersama untuk menangani masalah. System yang

diberikan menujukkan bahwa siswa dapat menggabungkan ide-ide

konseptual dari masing-masing prespektif.

Menurut Kelly & Knowles (2016) dengan STEM minat peserta

didik akan meningkat, karena dalam pendekatannya STEM

mengajarkan dua atau lebih subjek yang terkait dengan praktik secara

autentik. Dalam ranah pendidikan perlu dilakukan perubahan dalam

model pembelajaran yang dapat mengharapkan kemajuan abad 21, yang


64

membutuhkan adanya 4 kemampuan dasar. Secara umum 4 kemampuan

dasar (4C) yang dibutuhkan di abad 21, diantaranya (NEA, 2012)

1) Critical Thinking and Problem Solving, yang artinya memiliki

pemikiran yang tegas dalam menyikapi suatu masalah

2) Creativity and innovation, yang artinya memiliki imajinasi yang

tinggi dan kemajuan

3) Communication, yang artinya dapat mendengarkan, membaca,

berbicara, dan menulis menggunakan media yang berbeda

4) Collaboration, yang artinya dapat bekerjasama dan menghargai

orang lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering,

Mathematics) adalah model pembelajaran yang berbasis masalah

dengan sistem yang kuat dengan menggabungkan ide-ide dari masing-

masing prespektif. Seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia

pendidikan, peserta didik membutuhkan keterampilan diantaranya

berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah, memiliki kreativitas dan

inovasi, mampu berkomunikasi dengan baik, dan dapat berkolaborasi

dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian, keterampilan tersebut

mampu menciptakan sebuah pembelajaran yang melekat dan aktif untuk

menyelesaikan masalah.
65

b. Sintaks Model Pembelajaran STEM

Untuk menerapkan model pembelajaran STEM dalam

pembelajaran secara umum memiliki langkah pembelajaran. Menurut

Muhammad Syukri, dkk (2013) menjelaskan pembelajaran STEM

memiliki lima tahap dalam pelaksanaannya di kelas yaitu observe, new

idea, creativity, dan society yang dijelaskan sebagai berikut.

Pengamatan Peserta didik diberikan motivasi untuk

(observe) melakukan pengamatan terhadap berbagai

jenis fenomena/ isu yang terdapat dalam

lingkungan kehidupan sehari-hari yang

memiliki kaitan dengan konsep mata pelajaran

yang akan dipelajari;

Ide baru ( new idea) Setelah memperoleh konsep yang dipelajari

kemudian mencari informasi tambahan

mengenai berbagai fenomena atau isu yang

berhubungan dengan topik mata pelajaran

yang dibahas, selanjutnya peserta didik

merancang ide baru. Peserta didik diminta

mencari dan mencari ide baru dari informasi

yang sudah ada, pada langkah ini peserta didik

memerlukan keterampilan menganalisis dan

berpikir keras;
66

Inovasi (innovation) Langkah inovasi peserta didik diminta untuk

menguraikan hal-hal yang telah dirancang

dalam langkah merencanakan ide baru yang

dapat diaplikasikan dalam sebuah alat;

Kreasi (creativity) Penerapan dari hasil ide baru yang ditemukan

pada tahap inovasi;

Nilai (society) Peserta didik yang dimaksud adalah nilai yang

dimiliki oleh ide yang dihasilkan peserta didik

bagi kehidupan social yang sebenarnya.

Tabel 2.1
Sintaks STEM
Muhammad Syukri, dkk (2013)

Pembelajaran STEM merupakan pembelajaran berbasis masalah

yang dapat dikaitkan juga dengan model pembelajaran PjBL. Adapun

tahapan dalam model pembelajaran STEM-PjBL yang baik menurut

Laboy-Rush (dalam Halim Simatupang dan Dirga Purnama, 2019)

yaitu.

Tahap 1 (Reflection) Tahap pertama dalam model pembelajaran

STEM adalah menggiring masalah dan

memberikan inspirasi kepada siswa agar siswa

segera untuk menyelidiki masalah tersebut;

Tahap 2 (Reseacrch) Proses pembelajaran dalam tahap dua lebih

dominan, karena dalam tahap ini guru

memberikan materi dari berbagai sumber yang


67

relevan untuk siswa. Guru membimbing

kegiatan diskusi untuk mengetahui apakah

siswa telah paham dengan materi yang

konseptual dan relevan berdasarkan proyek.

Pada tahap ini juga siswa harus lebih terpacu

dalam memecahkan masalah yang abstrak.

Tahap 3 (Discovery) Dengan melibatkan tahap sebelumnya yaitu

research, siswa sudah melakukan

pembelajaran mandiri dan guru mulai

membagikan kelompok yang terdiri dari

beberapa siswa untuk berdiskusi dan

membangun kerjasama antar siswa satu

dengan yang lainnya. Ditahap ini bertujuan

untuk membangun dan merancang proses

keterampilan siswa dalam mendesain;

Tahap 4 (Discovery) Ditahap ini, berlandaskan pada masalah

sebelumnya, siswa mulai menguji produk

yang dibuat untuk menyelesaikan masalah.

Diluar STEM, tahap ini siswa belajar secara

lebih luas dengan menggabungkan disiplin

dalam bidang STEM.

Tahap 5 Tahap yang terakhir adalah tahap komunikasi.

(Communication) Dimana para siswa diharapkan bisa


68

mengkomunikasikan hasil pembelajaran yang

didapat dalam ruang lingkup kelas dengan

cara mempresentasikan untuk

mengembangkan skill komunikasi yang baik.

Tabel 2.2
Sintaks STEM
Laboy-Rush (dalam Halim Simatupang dan Dirga Purnama,
2019)
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

sintaks atau langkah-langkah dalam model pembelajaran STEM

dilakukan dalam beberapa tahapan. Sintaks pembelajaran STEM

ditekankan kepada peserta didik untuk belajar mandiri dibawah

pengawasan guru. Adapun tahap yang pertama peserta didik harus

mengobservasi hal-hal yang akan dipelajari dengan menggiring masalah

serta memberikan masukan kepada peserta didik untuk menemukan ide-

ide baru, berlandaskan tahap sebelumnya di tahap yang kedua ini peserta

didik diharapkan menemukan ide-ide baru dengan cara berdiskusi, tahap

yang ketiga peserta didik dapat menjelaskan ide-ide baru yang akan

dikembangkan untuk membangun dan merancang proses keterampilan

peserta didik, dengan demikian peserta didik dapat menerapkan ide baru

yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah, dan tahap yang terakhir

yaitu peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil ide barunya yang

didapat agar memilki nilai social juga untuk mengembangkan skill

komunikasi yang baik.


69

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran STEM

Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. Berikut

kelebihan dari model pembelajaran STEM adalah:

1) Menciptakan kesempatan kepada peserta didik untuk

menghubungkan antara pengetahuan dan keterampilan sehingga

menjadi familiar bagi setiap peserta didik;

2) Pendekatan interdisipliner dan diterapkan berdasarkan konteks

dunia nyata dan penbelajaran berbasis masalah; dan

3) Pembelajaran STEM meliputi berpikir kritis, analisis, dan

kolaborasi.

Adapun kekurangan dalam penerapan model pembelajaran

STEM adalah sebagai berikut:

1) Memungkinkan peserta didik tidak tertarik terhadap salah satu

bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and

Mathematics);

2) Peserta didik gagal memahami integrase yang terjadi secara alamoi

antara pembelajaran STEM didunia nyata, sehingga menghambat

pertumbuhan akademik peserta didik; dan

3) Guru harus memahami benar integrase bidang STEM dengan

benar.
70

B. Penelitian Relevan

Dibawah ini beberapa hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan

pengembangan lembar kerja peserta didik elektronik (E-LKPD) dengan

flipbook berbasis STEM :

1. Dwiki Prasetya Subakti, Jefri Marzal, M. Haris Effendi Hsb yang berjudul

“Pengembangan E-LKPD Berkaraktersitik Budaya Jambi Menggunakan

Model Discovery Learning Berbasis STEM untuk Meningkatkan

Kemampuan Berfikir Matematis”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Validasi ahli menyatakan E-LKPD telah valid dan layak untuk diuji

cobakan. Kemudian guru serta siswa dalam ujicoba satu-satu memberikan

respon yang sangat positif dan menyatakan bahwa E-LKPD praktis dan

layak diujikan ke kelompok kecil. Selanjutnya analisis hasil tes siswa dalam

uji kelompok kecil menggunakan pedoman penskoran kemampuan berpikir

kreatif matematis diperoleh skor total tes awal sebesar 202 dan skor total tes

akhir sebesar 562. Berdasarkan Uji N-Gain, diperoleh hasil bahwa terjadi

peningkatan kemampuan siswa dengan nilai sebesar 0,590164 berada pada

kategori sedang. Sehingga dengan nilai ini maka dapat disimpulkan bahwa

E-LKPD sudah efektif serta dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam

proses pembelajaran materi bangun ruang sisi lengkung untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis.

2. Nurul Hamidah yang berjudul “PENGEMBANAGAN E-LKPD

BERBASIS STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING,

MATHEMATICS) BERBANTUAN APLIKASI CONSTRUCT 2 PADA


71

PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 12 BANDAR LAMPUNG”. Hasil

penilaian berdasarkan angket validasi ahli materi terhadap majalah ini

termasuk dalam kategori sangat layak dengan nilai rata-rata sebesar 3,75

dari rata-rata skor tertinggi 4.00. Penilaian ahli media terhadap majalah ini

termasuk dalam kategori sangat layak dengan nilai ratarata sebesar 3,5. Pada

uji coba skala kecil yang diikuti oleh 10 peserta didik kelas X memperoleh

skor rata-rata yaitu 3,43 dari skor tertinggi dengan rata-rata 4.00

berdasarkan hasil dari angket respon yang telah diisi oleh peserta didik, hasil

ini menempatkan majalah pada kriteria sangat menarik. Pada uji coba

lapangan skala besar yang diikuti oleh 34 peserta didik skor rata-rata

kemenarikan yang diperoleh yaitu 3,52 pada kriteria sangat menarik.

Kualitas keefektifan produk dilihat dari tes hasil belajar. Hasil penelitian

dan pengolahan data memperoleh nilai rata-rata 3,46 dari skala 4,00 untuk

ahli materi dan 3,66 dari skala 4,00 untuk ahli media dan dikategorikan

sangat layak. Untuk penilaian uji coba skala kecil memperoleh nilai rata-

rata 3,65 dan untuk skala besar memperoleh nilai 3,68 dari skala 4,00

dengan kategori sangat layak. Hasil pengolahan data N-Gain diperoleh nilai

rata-rata 0,697 dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa LKPD elektronik berbasis STEM berbantuan aplikasi

Construct 2 pada peserta didik kelas x SMAN 12 Bandar Lampung layak,

menarik dan efektif untuk dijadikan alat bantu pembelajaran.

3. Maria Fransiska Tunga, Yosaphat Sumardi, dan Daimul Hasanah yang

berjudul “Pengembangan E-LKPD Fisika dengan Model Project Based


72

Learning pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah untuk Peserta Didik

Kelas XII di SMA Negeri 1 Sedayu”. Berdasarkan hasil analisis penilaian

kelayakan diketahui bahwa persentase rata-rata keseluruhan adalah 87% dan

menurut tabel kriteria analisis statistika deskriptif, termasuk ke dalam

kategori “Sangat Baik” dan hasil analisis respon peserta didik terhadap E-

LKPD Fisika tersebut menunjukkan bahwa persentase rata-rata keseluruhan

adalah 80% dan menurut tabel kriteria analisis statistika deskriptif termasuk

ke dalam kategori “Baik”. Berdasarkan kriteria persentase yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa E-LKPD ini dapat dinyatakan layak dan

berkualitas sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar fisika

pada materi rangkaian listrik arus searah di SMA.

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien selama

pembelajaran jarak jauh jika siswa berada dalam kondisi yang menyenangkan.

Begitupun dengan sebaliknya, proses pembelajaran tidak akan menjadi efektif

dan tidak efisien jika prosesnya terlalu dipaksakan dan justru membuat siswa

menjadi tidak nyaman. Guru harus dapat menghadirkan suasana pembelajaran

yang menyenangkan agar hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran menjadi

optimal. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menciptakan pembelajaran

yang menyenangkan adalah dengan membuat inovasi media pembelajaran. Saat

ini, Lembar Kerja Peserta Didik masih berbentuk kumpulan lembaran halaman

kertas yang masih bersifat konvensional dan belum mengikuti perkembangan

teknologi. Selain itu, Lembar Kerja Peserta Didik yang sudah dibeli dan dimiliki
73

jarang digunakan oleh guru maupun peserta didik sehingga penggunaan Lembar

Kerja Peserta Didik belum optimal serta belum terlalu banyak untuk

mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik berbasis elektronik atau E-LKPD.

E-LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik berbasis elektronik diharapkan agar

proses pembelajaran fisika yang dilakukan menjadi lebih menarik, membawa

suasana pengalaman baru bagi pembelajaran fisika dan tentunya tidak

membosankan bagi peserta didik selama proses pembelajaran fisika sedang

berlangsung.

Fisika merupakan bagian dari sains yang bertujuan untuk membantu

peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep serta

mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi

berbagai komponen kehidupan fisik, material, dan teknologi secara ilmiah.

Dalam proses menemukan konsep fisika, peserta didik melakukan kegiatan

observasi, memprediksi dalam bentuk hipotesis, merumuskan hipotesis,

melakukan eksperimen, mengambil data percobaan, menganalisis dan mengolah

data percobaan, membuat laporan penelitian dari eksperimen yang telah

dilakukan, dan menjelaskan hasil penelitian yang telah diperoleh melalui diskusi

dan tanya jawab. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, akan tercipta

pembelajarwn secara kohesif dan pembelajaran yang aktif.

Pembelajaran secara kohesif dan aktif dapat dilakukan dengan model

pembelajaran STEM (science, technology, engineering, and mathematics)

karena model pembelajaran dengan pendekatan ke-empat aspek tersebut

merupakan pasangan yang serasi dan merupakan solusi untuk peserta didik
74

dalam menyatukan konsep yang abstrak dari setiap aspek dalam pembelajaran

fisika.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 113 Jakarta yang beralamat di

Jalan Al.Baidho I No.10, RT.10/RW.9, Lubang Buaya, Kec. Cipayung,

Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13810. SMA

Negeri 113 Jakarta terdaftar dengan NPSN/ NIS: 20103286/30025 dan

NSS: 301016484190 dengan nomor telepon (021) 8408034.

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Alokasi Waktu
No Kegiatan
Maret April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Identifikasi
masalah dan
pengumpulan
informasi
2. Analisis
kebutuhan,
karakter, dan
kurikulum
3. Pembuatan
Produk
4. Validasi ahli
materi, media,
dan bahasa
5. Uji Produk
6. Pengumpulan
data
7. Pengolahan
data
8 Penulisan hasil
akhir

75
76

B. Subyek Penelitian

Target sasaran dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI

Jurusan MIPA di SMA Negeri 113 Jakarta. Jumlah peserta didik yang

dijadikan subyek penelitian sebanyak 40 siswa. Alasan pemilihan peserta

didik kelas XI MIPA adalah penyesuaian materi semester 2 yang ada dikelas

XI.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and

Development (R&D). Sugiyono (2011: 297) mengemukakan bahwa

penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu. Untuk

dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat

analisis kebutuhan yang menggunakan metode survei atau kualitatif dan

untuk menguji keefektifan produk agar dapat berfungsi di masyarakat luas,

maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Model R & D yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model

ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang

dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda yang muncul pada tahun 1990-an.

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu analysis (analisa),

design (desain/perancangan), development (pengembangan),

implementation (implementasi/eksekusi), dan evaluation (evaluasi/umpan

balik).
77

Pemilihan model ADDIE adalah karena model desain pembelajaran

yang berlandaskan pada pendekatan sistem yang bersifat interaktif,

menjadikan pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur

program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan

itu sendiri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013: 148) alat pengumpulan data adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun untuk

mengukur fenomena sosial yang diamati. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, angket, dan tes.

Teknik wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan yang akan

diteliti dengan cara mewawancarai guru fisika kelas XI di dan angket

kebutuhan siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri 113 Jakarta. Teknik angket

dilakukan untuk mengetahui kevalidan media yang dikembangkan dengan

cara kuisioner validasi ahli, praktisi pendidikan, dan respon siswa. Metode

tes digunakan untuk uji efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan data yang didapatkan melalui

respond en dengan menggunakan instrument penelitian yang terdiri dari

dua instrumen, yaitu instrumen studi lapangan dan instrument penilaian

media oleh ahli.


78

1. Instrumen Studi Lapangan

Instrumen studi lapangan yaitu wawancara terstruktur kepada

guru fisika kelas XI SMA Negeri 113 Jakarta yang hasilnya dijadikan

analisis umum dalam pengembangan media pembelajaran. Adapun

kisi-kisi pedoman wawancara dan kisi-kisi angket peserta didik yang

digunakan peneliti disajikan dalam tabel 3.2. dan

Tabel 3.2
Kisi-kisi wawancara
No Indikator No. Butir Jumlah
1 Metode Pembelajaran 1, 2 2
2 Media Pembelajaran 3,4 3
3 Kendala mengajar 5 1
4 Harapan tentang media baru 6,7 2
Jumlah 7

2. Instrumen Penilaian Media Oleh Ahli

Instrumen penilaian media oleh ahli adalah instrumen yang

digunakan berupa angket yang ditunjukan kepada ahli media dan ahli

materi. Angket digunakan untuk mengetahui kelayakan dari media

yang dikembangkan. Kisi-kisi instrumen untuk evaluasi

pengembangan penggunaan media pembelajaran ini dapat diturunkan

dari komponen-komponen evaluasi yang mencakup kelayakan isi,

kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.

Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur dan mengetahui

seberapa besar persepsi atau sikap seseorang terhadap produk E-LKPD


79

Fisika dengan dengan flipbook berbasis STEM apakah layak

digunakan dalam proses pembelajaran fisika atau tidak layak

digunakan dalam proses pembelajaran fisika.

Untuk penelitian di Indonesia disarankan menggunakan skala

likert yaitu 5 (sangat setuju), 4 (setuju), 3 (cukup setuju), 2 (kurang

setuju), dan 1 (tidak setuju).

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Uji Validasi Ahli Materi
No Aspek Jumlah
1 Prosedur Pembelajaran 2 butir
2 Kesesuaian Materi 7 butir
3 Ilustrasi 3 butir
Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Uji Validasi Ahli Media
No Aspek Jumlah
1 Grafika 9 butir
2 Pembelajaran 3 butir
3 Penggunaan 3 butir
Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Uji Validasi Ahli Bahasa
No Aspek Jumlah
1 Kejelasan Informasi 5 butir
2 Penulisan Rumus 2 butir
3 Format 4 butir
4 Kesesuaian dengan 4 butir
Kaidah Bahasa
Sumber: Dokumen Pribadi
80

Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Praktisi Pendidikan
No Aspek Jumlah
1 Materi 5 butir
2 Pembelajaran 2 butir
3 Media 4 butir
4 Kesesuaian dengan 4 butir
Kaidah Bahasa
5 Pemanfaatan 1 butir
Sumber: Dokumen Pribadi

3. Angket Penilaian Respon Peserta Didik

Instrumen yang digunakan berupa angket yang ditunjukan kepada

peserta didik untuk mengetahui tanggapan atau penilaian siswa

terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Pengumpulan data

penilaian siswa ini menggunakan pengukuran skala likert. Angket

penilaian respon peserta didik terdiri dari 24 butir pertanyaan yang

dikelompokkan ke dalam 5 aspek. Adapun kisi-kisi instrumen pada

penilaian respon peserta didik dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

ini:
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Respon Peserta Didik
No Aspek Jumlah
1 Penggunaan dan Manfaat 5 butir
2 Materi 10 butir
3 Tampilan 5 butir
4 Aspek Model Pembelajaran STEM 2 butir
5 Aspek penulisan 2 butir
Sumber: Dokumen Pribadi
81

4. Instrumen soal pre-test dan post-test

Soal pre-test dan post-test dilakukan untuk mengetahui

efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa. Soal berupa essay yang

berjumlah 6 nomor. Post-test dilakukan sebelum menggunakan

produk, sedangkan pre-test dilakukan setelah penggunaan produk.

Berikut merupakan kisi-kisi instrument soal pre-test dan post-test pada

tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8
Kisi-Kisi Instrumen Soal Pre-test dan Post-test
Sub-Bab Materi Jumlah

Difraksi Cahaya, Interferensi


Gelombang Cahaya Cahaya, dan Polarisasi 6 butir
Cahaya

Sumber: Dokumen Pribadi

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data menggunakan interpretasi data yang telah

diperoleh dan didapatkan dari analisis data instrument studi lapangan dan

analisis data hasil uji valdiasi ahli.

1. Analisis Data Instrumen Studi Lapangan

Menganalisis data yang diperoleh dari studi lapangan bisa

langsung di deskripsikan berdasarkan hasil dari wawancara guru fisika

kelas XI SMA Negeri 113 Jakarta yang dilakukan di sekolah dan

angket yang telah diberikan kepada siswa kelas XI MIPA yang


82

berjumlah 40 secara online melalui quisioner Google form yang

dibagikan melalui WhatsApp.

2. Analisis Data Hasil Uji Validasi Ahli

Jenis data yang terkumpul selama proses pengembangan terdiri

dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari

hasil penilaian ahli materi dan ahli media, respon guru dan peserta didik

yang digunakan untuk menilai Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik

Fisika. Sementara itu, data kualitatif berupa kritik, masukan, saran, dan

tanggapan yang berkaitan dengan Lembar Kerja Peserta Didik

Elektronik Fisika yang telah dikembangkan. Analisis kualitatif

digunakan untuk mendeskripsikan hasil saran validasi ahli, dan catatan

dokumentasi ketika diimplementasikan. Catatan dokumentasi akan

dideskripsikan untuk mengetahui manfaat produk yang dikembangkan

saat akan digunakan dalam pembelajaran fisika. Data tersebut akan

dianalisis secara deskriptif kualitatif, beberapa kritik, masukan, saran,

dan tanggapan akan digunakan untuk perbaikan produk pada tahap

revisi. Sedangkan, analisis kuantitatif digunakan untuk

mendeskripsikan kualitas media berdasarkan penilaian ahli materi, ahli

media, peserta didik kelas XI MIPA, dan guru mata pelajaran fisika.

Untuk penilaian kelayakan produk diuji dan dinilai oleh

validator yaitu ahli media dan ahli materi. Penilaian dilakukan setelah

produk media pembelajaran divalidasi terlebih dahulu. Menurut


83

Sudijono (2008: 43), untuk mengetahui persentase rata-rata tiap

komponen dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

𝒇
𝑷= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑵

f adalah frekuensi yang sedang dicari persentasenya, N adalah Number

of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu), dan P adalah angka

persentase. Selanjutnya interval kriteria penilaian ahli dapat diperoleh

melalui pengembangan.

3. Analisis Data Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran

Untuk pengambilan sampel pada peserta didik kelas XI MIPA 2

dilakukan dengan total keseluruhan 40 siswa untuk pengisian angket

respon siswa. Untuk mengetahui respon siswa terhadap media

pembelajaran dibentuk ke dalam sebuah tabel dengan menggunakan

skala likert. Variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator

variabel sehingga menjadi titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen. Penentuan skor pada tabel sebagai berikut ini:

Tabel 3.9
Skor Alternatif Jawaban Kuisioner
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup Setuju (CS) 3
Kurang Setuju (KS) 2
Tidak Setuju (TS) 1
84

Tabel 3.10
Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran
Skor Angket Kriteria
80%< skor ≤100% Sangat Baik
60< skor ≤79,99% Baik
50 %< skor ≤ 59,99% Kurang Baik
0% < skor ≤ 49% Tidak Baik
Sumber: Riduwan (dalam Astuti, 2017:60)

4. Hipotesis Statistik

Untuk menguji efektivitas ada atau tidaknya pengaruh

penggunaan media pembelajaran E-LKPD dengan flipbook berbasis

STEM dengan pokook bahasan fisika kelas XI semester 2 adanya

beberapa ketetapan, yaitu

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

Hipotesis H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

penggunaan media pembelajaran E-LKPD terhadap hasil belajar siswa

pada kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 113 Jakarta.

Hipotesis H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan

media pembelajaran E-LKPD terhadap hasil pembelajaran pada siswa

kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 113 Jakarta.

5. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk pengujian hasil penelitian dilakukan analisis beda rata-

rata menggunakan uji (t -test). Uji t dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh satu variable bebas dalam


85

menerangkan variable terikat. Langkah pertama yaitu menentukan nilai

n gain (D) dengan rumus

Md = Σ𝐷
𝑛
Setelah itu menentukan taraf signifikasi perbandingan dengan rumus

yang digunakan untuk uji t yaitu


𝑀𝑑
𝑡 = Σ𝑥2 𝐷

𝑛 (𝑛−1)

Keterangan:

di : selisih skor sesudah dengan sebelum dari tiap sampel

Md : rerata dari gain (d)

Xd : deviasi skor gain terhadap rerataan

X2d : kuadrat deviasi skor gain terhadap rerataannyan

n : jumlah sampel

Hipotesis H0 dan H1

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan :

µ1 = Pretest

µ2 = Posttest

Adapun kriteria pengujian yang digunakan yaitu, jika t hitung >

t tabel artinya H1 dapat diterima, posttest lebih baik daripada pretest.

Sedangkan jika t hitung < t tabel artinya H0 diterima.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan E-LKPD

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

ADDIE, adapun tahap-tahap model penelitian ini yaitu Analyze (Analisis),

Design (Desain), Development (Pengembangan), Implentation

(Implementasi) dan Evaluation (Evaluasi). Berikut hasil deskripsi pada

tahapan penelitian.

1. Analyze (Analisis)

Tahap pertama dalam model penelitian ini adalah analyze

(analisis) yang dilakukan secara tiga tahap, yaitu analisis karakter

siswa. analisis kurikulum, dan analisis kebutuhan.

a. Analisis Karakter Siswa

Berdasarkan pengamatan siswa siswi SMA Negeri 113

Jakarta dengan sistem pembelajaran blended learning, yaitu

pembelajaran yang dilakukan secara daring maupun luring siswa

dapat bersosialisasi secara online maupun offline. Dalam

pembelajaran daring siswa memanfaatkan media teknologi seperti

smartphone, laptop, dan PC. Penggunaan buku cetak selama

pembelajaran jarang digunakan dan lebih condong menggunakan

media pembelajaran digital. Oleh karena itu, perlu adanya

pengembangan media pembelajaran Lembar Kerja Peserta Didik

86
87

Elektronik (E-LKPD) yang mudah diakses di smartphone, laptop,

atau PC untuk memudahkan siswa dalam belajar.

b. Analisis Materi

Materi yang digunakan selama blended learning yaitu materi

essensial. Hanya materi pokok dan tidak semua materi dipelajari

dalam pembelajaran. Pokok bahasan materi dalam pengembangan

media pembelajaran E-LKPD ini adalah fisika kelas IX semester

2, yaitu gelombang cahaya, alat-alat optik, dan pemanasan global.

Analisis dari ketiga materi tersbut dilakukan dengan cara

menentukan materi essensial yang akan diajarkan, mengumpulkan

dan memilih materi dari sumber-sumber yang relevan, menyusun

kembali materi yang didapat dalam bentuk dokumen, dan

membuatnya lebih menarik dalam aplikasi flipbook.

c. Analisis Kurikulum

Analisis Kurikulum dalam penelitian pengembangan media

pembelajaran E-LKPD ini yaitu, materi gelombang cahaya, alat-

alat optic, dan pemanasan global yang terdapat pada materi

pelajaran fisika kelas XI semester 2. Berikut merupakan acuan

peneliti yang berupa kompetensi dasar dan indikator dari materi

gelombang cahaya, alat-alat optik, dan pemanasan global.


88

Tabel 4.1
Hasil Analisis Materi Pokok Bahasan Gelombang Cahaya, Alat
Optik, dan Pemanasan Global
Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menerapkan konsep 1. Mengamati
dan prinsip gelombang foto/video/animasi tentang
cahaya dalam karakteristik cahaya,
teknologi. difraksi, dan interferensi.
4.10 Melakukan percobaan 2. Mendiskusikan tentang
tentang gelombang difraksi kisi, interferensi
cahaya, berikut
presentasi hasil dan
makna fisisnya
misalnya sonometer,
dan kisi difraksi.
3. Melaksanakan percobaan
untuk menyelidiki pola
difraksi, dan interferensi

4. Presentasi hasil diskusi


tentang difraksi kisi dan
interferensi

3.11 Menganalisis cara kerja 1. Mengamati


alat optik menggunakan gambar/video/animasi
sifat pemantulan dan penggunaan alat optik
pembiasan cahaya oleh seperti kacamata/lup pada
cermin dan lensa. tukang reparasi arloji,
teropong, melalui studi
pustaka untuk mencari
informasi mengenai alat-alat
optik dalam kehidupan
sehari-hari
4.11 Membuat karya yang 2. Menganalisis tentang
menerapkan prinsip prinsip pembentukan
pemantulan dan/atau bayangan dan perbesaran
pembiasan pada cermin pada kaca mata, lup,
dan lensa. mikroskop, teleskop dan
kamera
3. Membuat teropong
sederhana secara
berkelompok
4. Presentasi kelompok tentang
hasil merancang dan
89

membuat teropong
sederhana

3.12 Menganalisis gejala 1. Mengamati tayangan


pemanasan global dan melalui artikel/foto/video
dampaknya bagi tentang dampak pemanasan
kehidupan serta global yang didukung
lingkungan dengan informasi dari
berbagai sumber, aktifitas
manusia yang
mengakibatkan berbagai
dampak pemanasan global,
efek rumah kaca, dan
perubahan iklim
4.12 Mengajukan ide/gagasan 2. Mendiskusikan dan
penyelesaian masalah menganalisis fenomena
gejala pemanasan global pemanasan global, efek
dan dampaknya bagi rumah kaca, perubahan
kehidupan serta iklim serta dampak yang
lingkungan diakibatkan bagi manusia,
hasil-hasil kesepakatan
Global IPCC, Protokol
Kyoto, dan APPCDC
3. Membuat laporan dan
presentasi hasil kerja
kelompok.
Sumber: Dokumen Pribadi

d. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan yang dilakukan dalam penelitian

pengembangan media pembelajaran ini melalui dua tahap, yaitu

melalui wawancara dari salah satu guru fisika kelas XI yang

bernama Ibu Tapi Sondang Lubis, S.Pd secara offline dan

penyebaran angket quisioner siswa melalui google form di SMA

Negeri 113 Jakarta melalui online. Berikut merupakan hasil

wawancara dan hasil quisioner terhadap narasumber.


90

Tabel 4.2.
Hasil Wawancara Kepada Guru Fisika SMA Negeri 113
Jakarta
Indikator Butir Pertanyaan Jawaban
Metode 1. Metode 1. Metode
Pembelajaran pembelajaran apa pembelajaran yang
yang digunakan dilakukan di SMA
dalam Negeri 113 Jakarta
pembelajaran selama pandemi
fisika di sekolah Covid-19 yaitu
ini? menggunakan
metode
pembelajaran
blended learning,
serta pembelajaran
dilakukan sinkron
dan asinkron.
2. Apakah metode 2. Tentu saja
pembelajaran berbeda, sebelum
yang digunakan pandemi,
sebelum pandemi pembelajaran
dan sesudah dilakukan secara
pandemi sama? tatap muka
Jika berbeda, apa langsung, dan
perbedaanya? sekarang
pembelajaran
dilakukan secara
online. Baiknya
menuju new
normal,
pembelajaran
dilakukan secara
blended learning,
beberapa ada yang
online dan offline.
Media 3. Media 3. Media
Pembelajaran pembelajaran apa pembelajarang
yang digunakan yang digunakan
selama pandemi? selama blended
learning, lebih
menggunakan
media digital,
seperti LMS,
Google
Classroom,
91

Google meet,
Google form,
power point, dan
sebagainya.
4. Apakah buku 4. Sayangnya, buku
cetak masih sering cetak selama
digunakan selama blended learning
pembelajaran? kurang digunakan,
pembelajaran lebih
sering
menggunakan
media digital,
seperti siswa diberi
materi dari power
point, dan
penggunaan buku
cetak hanya untuk
mengerjakan soal-
soal latihan.
Kendala 5. Apakah ada 5. Keluhan selama
selama keluhan mengajar blended learning
mengajar selama blended pastinya ada, salah
learning? satunya kurangnya
minat siswa dalam
belajar.
Pembelajaran
secara online susah
untuk memantau
siswa dalam
pengumpulan
tugas secara tepat
waktu. Tidak
semua materi bisa
terselesaikan
selama
pembajaran.
Pembelajaran
fisika lebih banyak
dibutuhkan
praktikum dan
siswa butuh media
pembelajaran yang
praktis dan mudah
untuk siswa,
supaya siswa bisa
meng-akses materi
92

tersebut melalui
smartphone-nya
dimana saja dan
kapan saja.
Harapan 6. Apakah produk 6. Ya, produk yang
Media yang saya dikembangkan
Pembelajaran kembangkan akan sangat
Baru dibutuhkan untuk berguna bagi
keberlangsungan siswa-siswi untuk
pembelajaran? keberlangsungan
pembelajaran
secara blended
learning .
7. Bagaimana 7. Dengan adanya
pendapat ibu pengembangan
mengenai produk media
media pembelajaran
pembelajaran berupa E-LKPD
yang akan saya sangat membantu
kembangkan? siswa dan guru
dalam kegiatan
pembelajaran.
Media
pembelajaran yang
dikembangkan
sangat bagus, dan
mudah digunakan
melalui
smartphone,
laptop, dan PC.
Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.3.
Hasil Anket Analisis Kebutuhan Siswa Kelas XI SMA Negeri
113 Jakarta
Aspek Pertanyaan Respon Siswa
Kesulitan yang 1. Apakah anda 1. Saya merasa
Dialami Oleh mengalami sulit dalam
Siswa kesulitan dalam belaar fisika.
belajar fisika? Ya = 87,2%
Tidak = 12,8%
2. Ketika anda 2. Saya tidak
belajar, apakah menggunakan
anda hanya satu sumber
memakai satu dalam belajar
fisika.
93

sumber untuk Ya = 33,3%


belajar fisika? Tidak = 66,7%
Media dan 3. Apakah anda 3. Saya jarang
Sumber sering menggunakan
Pembelajaran menggunakan buku cetak
Fisika buku cetak dalam fisika.
pelajaran fisika? Ya = 48,7%
Tidak = 51,3%
4. Apakah dengan 4. Saya lebih
adanya blended sering
learning, anda menggunakan
lebih sering media
menggunakan pembelajaran
media digital ( e- digital.
modul, power Ya = 97,4%
point, dan video Tidak = 2,6%
pembelajaran.)
dalam pelajaran
fisika?
5. Apakah anda 5. Saya
mengetahui mengetahui
mengenai tentang LKPD
Lembar Kerja atau LKS.
Peserta Didik Ya = 87,2%
(LKPD) atau Tidak = 12,8%
LKS?
Harapan 6. Apakah anda 6. Saya
Mengenai membutuhkan membutuhkan
Pengembangan media mdedia
Media pembelajaran pembelajaran
Pembelajaran digital yang lebih digital yang
Baru mendukung dan mendukung
mudah diakses untuk proses
untuk kegiatan pembelajaran
pembelajaran? fisika.
Ya = 56,4%
Tidak = 43,6%
7. Apakah dengan 7. Ya, sangat
adanya membantu
pengembangan dalam proses
E-LKPD yang pembelajaran
isinya jelas dan fisika.
penambahan Ya = 87,2%
media yang Tidak = 12,8%
menarik akan
membantu anda
94

dalam belajar
fisika?
Sumber: Dokumen Pribadi

Berdasarakan hasil wawancara bersama guru fisika dan hasil

dari quisioner respon siswa kelas XI di SMA Negeri 113 Jakarta ,

dapat diambil kesimpulan bahwa perlu adanya media

pembelajaran baru yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran

selama blended learning. Media pembelajaan yang diharapkan

adalah media yang mudah diakses melalui smartphone, laptop, dan

PC dan mencakup kegiatan-kegiatan praktikum fisika. Dengan

adanya pengembangan media pembelajaran baru, para guru dan

calon guru akan termotivasi untuk mengembangkan media

pembelajaran lainnya.

2. Design (Desain)

Tahap design (desain) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

tahap yaitu:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan materi

mengenai gelombang cahaya, alat optik, dan pemanasan global,

menentukan ikon tombol, gambar, dan software yang digunakan

akan untuk membuat produk.

b. Pemilihan Format

Dalam proses pembelajaran, E-LKPD yang dikembangkan

menerapkan model pembelajaran Science, Technology,


95

Engineering, and Mathematic (STEM). Pembelajaran STEM

membantu siswa untuk lebih memahami konsep baik secara

matematis maupun teoritis dalam pembelajaran fisika secara

blended learning. Format yang digunakan untuk menampilkan E-

LKPD yaitu dengan bantuan flipbook melalui aplikasi Flip PDF

Professional.

c. Desain Awal

Pengembangan E-LKPD ini dibuat dengan format ukuran 42

cm x 59,4 cm. Hal tersebut memudahkan siswa dan guru untuk

mengakses E-LKPD baik di smartphone, laptop, dan PC. Bentuk

draft kerangka E-LKPD berbasis STEM dengan flipbook yaitu

sebagai berikut.

Tabel 4.4
Kerangka E-LKPD berbasis STEM dengan flipook
Bagian Modul Keterangan
Pendahuluan 1. Cover
2. Format Hak Cipta
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Pembelajaran STEM
6. Petunjuk Penggunaan E-
LKPD
Isi 7. Materi Pembelajaran
8. Kegiatan Pembelajaran
9. Peta Konsep
10. Info Tokoh
11. Rangkuman
96

12. Evaluasi
Penutup 13. Daftar Pustaka
14. Biodata Penulis
15. Cover Penutup
Sumber: Dokumen Pribadi

Berikut merupakan desain dari produk yang dibuat

Tabel 4.5.
Desain Produk E-LKPD

Gambar 4.1 Gambar 4.2


Cover depan E-LKPD Cover belakang E-LKPD
97

Gambar 4.3 Gambar 4.4


Metode pembelajaran STEM Petunjuk penggunaan E-LKPD

Gambar 4.5 Gambar 4.6


Praktikum menggunakan PHET Video pada masing-masing
Simulation materi sebelum masuk
pembelajaran
98

Gambar 4.7 Gambar 4.8


Info tokoh dan rangkuman Evaluasi bersifat offline dan
online

Sumber: Dokumen Pribadi

3. Development (Pengembangan)

Dalam tahap pengembangan ini merupakan realisasi dari bentuk

produk yang akan dibuat dan hasil dari validasi ahli serta praktisi

pendidikan.

a. Langkah Pengembangan Produk

Peneliti memerlukan beberapa aplikasi bantuan yaitu

Canva, untuk menambahkan gambar, animasi, dan ikon

button pada produk yang sesuai dengan materi. Format

produk setelah dibuat dalam aplikasi Canva yaitu PDF,

gabungkan file PDF tersebut menjadi satu untuk

memudahkan ke tahap selanjutnya.


99

Gambar 4.9
Penggunaan Canva untuk menambah gambar dan ikon
tools
Sumber: Dokumen Pribadi

Selain menggunakan aplikasi Canva, peneliti juga

menggunakan aplikasi Flip PDF Professional untuk

mengubah produk dari bentuk PDF menjadi flipbook.

Dengan aplikasi Flip PDF Professional, peneliti dapat

melampirkan video pembelajaran, link web untuk praktikum

melalui aplikasi PHET dan link untuk evaluasi secara online.

Gambar 4.10
Penggunaan Flip PDF Professional untuk memasukan
format PDF produk dan mengubahnya menjadi flipbook
Sumber: Dokumen Pribadi
100

Gambar 4.11
Menambahkan video pembelajaran untuk produk
Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 4.12
Menambahkan link untuk PHET Simulation
Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 4.13
Menambahkan link untuk evaluasi secara online melalui
Google Form
Sumber: Dokumen Pribadi
101

Setelah produk lengkap dan selesai diedit melalui

aplikasi Flip PDF Professional, media pembelajaran yang

tadinya berbentuk PDF siap diubah menjadi flipbook dengan

bantuan HTML5 berbentuk link, yang mudah diakses untuk

siswa mapun guru selama pembelajaran.

Gambar 4.14
Meng-upload produk menjadi flipbook agar mudah
digunakan siswa dan guru secara online maupun offline
Sumber: Dokumen Pribadi

b. Validasi Ahli dan Praktisi Pendidikan

Tahap validasi ahli dan praktisi pendidikan dilakukan

untuk menentukan kelayakan produk sebelum ketahap

selanjutnya. Validasi ahli terdiri dari validasi ahli materi, ahli

media, ahli bahasa, serta praktisi pendidikan yaitu guru

fisika. Validasi ahli dan praktisi pendidikan dilakukan

dengan cara memberikan angket dalam bentuk google form.

1) Validasi Ahli Materi

Validasi ahli materi dilakukan oleh dua orang

dosen program studi pendidikan fisika

Universitas Indraprasta PGRI yaitu Bapak


102

Ahmad Jahrudin, M.Si dan Ibu Popi Purwanti,

M.Pd. berikut data hasil angket validasi materi

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6
Hasil Uji Validasi Ahli Materi
Nilai
No Pernyataan Ahli Ahli
1 2
1. Kejelasan petunjuk 4 4
penggunaan E-LKPD
2. Kejelasan langkah-langkah 4 5
dalam persiapan belajar
3. Kesesuaian materi pada 3 5
kompetensi dasar
4. Kesesuaian dalam 3 5
penjelasan materi
5. Kesesuaian dalam 3 5
penjelasan praktis
6. Cakupan isi/ uraian materi 2 4
7. Kejelasan dan kecukupan 3 4
contoh soal yang disertakan
8. Keruntutan isi/ uraian 2 5
materi
9. Kesesuaian rumus pada 3 5
materi
10. Kesesuaian gambar dan 3 5
ilustrasi materi
11. Kesesuaian video dan 3 4
ilustrasi materi
103

12. Visualisasi yang menarik 3 4


dalam memotivasi peserta
didik
Jumlah per-validator 36 55
Rata-raya per-validator 3 4,58
Rata-rata validasi materi 3,79
Persentase validasi materi 75,83
Simpulan penilaian Baik
Sumber: Dokumen Pribadi

Berdasarkan hasil uji ahli materi pada tabel

4.6 didapatkan nilai minimum dari para ahli yaitu

2 dan nilai maksimum yaitu 5 dan rata-rata hasil

validasi materi sebesar 75,8 %, dengan kriteria

baik, sehingga dapat layak uji coba ke siswa.

Namun, sebelum adanya uji coba langsung ke

siswa, perlu adanya perbaikan sesuai dengan

masukan dan saran yang diberikan oleh para

masing-masing ahli materi. Berikut merupakan

hasil sebelum dan sesudah perbaikan pada

produk.
104

Tabel 4.7
Hasil Revisi Oleh Ahli Materi
Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Penambahan
materi dalam
bab Alat
Optik

Penambahan
contoh soal
pada sub-bab
materi

Sumber: Dokumen Pribadi

2) Validasi Ahli Media

Validasi ahli media dilakukan oleh dua orang

dosen program studi pendidikan fisika

Universitas Indraprasta PGRI yaitu Ibu Dandan

Luhur Saraswati, M.Si dan Ibu Irnien, M.Pd.

berikut data hasil angket validasi materi pada

tabel 4.8.
105

Tabel 4.8
Hasil Uji Validasi Ahli Media
Nilai
No Pernyataan Ahli Ahli
1 2
1. Kesesuaian grafis dan warna 3 3
pada E-LKPD
2. Kesesuaian dan kerapian 4 4
layout pada E-LKPD
3. Kesesuaian gambar pada 3 4
penjelasan materi
4. Kesesuaian video pada 3 3
penjelasan materi
5. Kesesuaian tata letak gambar 3 4
dan video
6. Kejelasan judul E-LKPD 4 4
7. Visualisasi bersifat menarik 3 2
sesuai dengan
perkembangan peserta didik
8. Kesesuaian pemilihan 3 3
ukuran font dan penggunaan
kata
9. Keseuaian jenis font yang 3 4
digunakan
10. Kejelasan petunjuk 4 4
pembelajaran
11. Kesesuaian pada 2 3
penempatan button (link)
12. Button (link) berfungsi 4 4
dengan baik saat di klik
106

13. Media Pembelajaran E- 4 4


LKPD sesuai dengan
perkembangan zaman
14. Keefektifan dan kemudahan 4 4
penggunaan E-LKPD
15. Kesesuaian E-LKPD dengan 3 3
tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai
Jumlah per-validator 48 53
Rata-raya per-validator 3.2 3.53
Rata-rata validasi materi 3,36
Persentase validasi materi 67,33
Simpulan penilaian Cukup baik
Sumber: Dokumen Pribadi

Berdasarkan hasil uji ahli media pada tabel

4.8 didapatkan nilai minimum dari para ahli yaitu

2 dan nilai maksimum yaitu 4 dan rata-rata hasil

validasi materi sebesar 67,33 %, dengan kriteria

cukup baik, sehingga dapat layak uji coba ke

siswa.

Namun, sebelum adanya uji coba langsung ke

siswa, perlu adanya perbaikan sesuai dengan

masukan dan saran yang diberikan oleh para

masing-masing ahli media. Berikut merupakan

hasil sebelum dan sesudah perbaikan pada

produk.
107

Tabel 4.9
Hasil Revisi Oleh Ahli Media
Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Perbaikan
pada
tampilan
layout agar
terlihat rapih.

Pembaharuan
tombol
evaluasi
onlie dan
petunjuknya.
Sumber: Dokumen Pribadi

3) Validasi Ahli Bahasa

Validasi ahli bahasa dilakukan oleh satu

orang dosen program studi pendidikan Bahasa

Indonesia Universitas Indraprasta PGRI yaitu Ibu

Sulis Setiawati, M.Pd dan guru Bahasa

Indonesia di SMA Negeri 113 Jakarta yaitu Ibu

Desi Nurhayati, S.Pd. Berikut data hasil angket

validasi bahasa pada tabel 4.10


108

Tabel 4.10
Hasil Uji Validasi Ahli Bahasa
Nilai
No Pernyataan Ahli Ahli
1 2
1. Menggunakan bahasa 4 4
Indonesia yang baik dan
benar
2. Menggunakan peristilahan 5 5
yang sesuai dengan konsep
materi
3. Bahasa yang digunakan 5 4
lugas dan mudah dipahami
4. Ketepatan dalam pemilihan 4 4
bahasa untuk menguraikan
materi
5. Kejelasan bahasa yang 4 4
disampaikan dalam video
6. Penulisan rumus fisika 5 5
yang mudah dibaca
7. Terdapat keterangan yang 4 5
jelas mengenai penulisan
rumus
8. Kesesuaian tanda baca dan 3 4
tata bahasa yang benar
9. Konsistensi penggunaan 5 5
simbol/ ikon
10. Kesesuaian pemilihan 4 5
ukuran font (huruf dan
angka)
109

11. Kesesuaian pemilihan jenis 4 5


font (huruf dan angka)
12. Ketepatan ejaan dalam 4 4
penulisan
Jumlah per-validator 51 54
Rata-raya per-validator 4,25 4,5
Rata-rata validasi materi 4,37
Persentase validasi materi 87,5
Simpulan penilaian Sangat
Baik
Sumber: Dokumen Pribadi

Berdasarkan hasil uji ahli bahasa pada tabel

4.10 didapatkan nilai minimum dari para ahli

yaitu 3 dan nilai maksimum yaitu 5 dan rata-rata

hasil validasi materi sebesar 87,5 %, dengan

kriteria sangat baik, sehingga dapat layak uji coba

ke siswa.

Namun, sebelum adanya uji coba langsung ke

siswa, perlu adanya perbaikan sesuai dengan

masukan dan saran yang diberikan oleh para

masing-masing ahli bahasa. Berikut merupakan

hasil sebelum dan sesudah perbaikan pada

produk.
110

Tabel 4.11
Hasil Revisi Oleh Ahli Bahasa
Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Perbaikan
penggunaan
kata ‘adalah’
menjadi kata
‘yaitu’

Perbaikan
kesalahan
ketik.

Sumber: Dokumen Pribadi

4) Praktisi Pendidikan

Untuk praktisi pendidikan dilakukan oleh dua

orang guru fisika SMA Negeri 113 Jakarta, yaitu

Ibu Ana Amalia, S.Pd dan Ibu Tapi Sondang

Lubis, S.Pd. Berikut data hasil dari praktisi

pendidikan pada tabel 4.12.


111

Tabel 4.12
Hasil Uji Validasi Praktisi Pendidkan
Nilai
No Pernyataan Ahli Ahli
1 2
1. Ketepatan judul dan 5 5
materi yang dibahas
2. Ketepatan materi dengan 5 5
tujuan pembelajaran
3. Kesesuaian rumus pada 5 5
materi
4. Kesesuaian keterangan 5 5
pada setiap rumus
5. Kesesuaian contoh soal 5 5
pada setiap materi
6. Kejelasan langkah- 4 5
langkah untuk memulai
pembelajaran
7. Kejelasan metode 4 5
pembelajaran STEM
dalam E-LKPD
8. Kesesuaian ilustrasi 5 5
gambar dengan materi
9. Kesesuaian ilustrasi video 5 5
dengan materi
10. Button link berfungsi 4 4
dengan baik
11. Desain E-LKPD yang 4 5
menarik
12. Ketepatan tata bahasa 4 5
yang digunakan
112

13. Kesesuaian pemilihan 5 5


ukuran font
14. Kesesuaian pemilihan 5 5
bentuk font
15. Keefektifan dan 4 5
kemudahan penggunaan
E-LKPD
Jumlah per-validator 69 74
Rata-raya per-validator 4,6 4,93
Rata-rata validasi materi 4,76
Persentase validasi materi 95,33
Simpulan penilaian Sangat Baik
Sumber: Dokumen Pribadi

Berdasarkan respon dari praktisi pendidikan

pada tabel 4.12 didapatkan nilai minimum dari

para ahli yaitu 4 dan nilai maksimum yaitu 5 dan

rata-rata hasil validasi materi sebesar 95,33 %,

dengan kriteria sangat baik, sehingga dapat layak

uji coba ke siswa.

Namun, sebelum adanya uji coba langsung ke

siswa, perlu adanya perbaikan sesuai dengan

masukan dan saran yang diberikan oleh para

masing-masing praktisi pendidikan. Berikut

merupakan hasil sebelum dan sesudah perbaikan

pada produk.
113

Tabel 4.13
Hasil Revisi Praktisi Pendidikan
Saran Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Memperbanyak
kegiatan diskusi
dalam materi.

Sumber: Dokumen Pribadi

4. Implementation (Implementasi)

Tahap implementasi yaitu tahap uji coba produk ke siswa kelas

XI MIPA 2 SMA Negeri 113 Jakarta. Pembelajaran yang dilakukan

di SMA Negeri 113 Jakarta sudah melakukan tatap muka dengan

mematuhi protokol kesehatan. Sehingga, secara langsung dapat

dilakukan uji coba produk E-LKPD sebagai media utama

pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti membagikan

link flipbook (https://online.flipbuilder.com/ybxgh/zrpa/) yang

setelahnya setiap siswa membuka link tersebut di masing-masing

smartphone atau laptop.

Selanjutnya setelah pembelajaran dengan E-LKPD

dilakukan, peneliti memberikan angket respon melalui google form (

https://forms.gle/QCzDpoDj69EQujjU7 ) kepada siswa kelas XI

MIPA SMA Negeri 113 Jakarta untuk mengukur kepraktisannya.


114

Berikut hasil angket siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 113 Jakarta

sebagai berikut

Tabel 4.14
Hasil Respon Siswa

Sumber: Dokumen Pribadi

Berdasarkan respon dari praktisi pendidikan pada tabel 4.13

didapatkan nilai minimum dari para ahli yaitu 1 dan nilai maksimum

yaitu 5 dan rata-rata hasil validasi materi sebesar 85,1 %, dengan

kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa E-LKPD ini layak

digunakan sebagai media pendukung pembelajaran.


115

5. Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dalam penelitian

model ADDIE. Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengambilan nilai

melalui pretest dan posttest oleh peneliti dengan siswa kelas XI MIPA

2 SMA Negeri 113 Jakarta untuk mengetahui efektivitas produk E-

LKPD. Pretest dilakukan oleh peneliti dengan memberikan soal yang

berkaitan dengan materi yang akan dipelajari sebelum menggunakan

E-LKPD. Sedangkan postet dilakukan oleh peneliti dengan

memberikan soal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

setelah menggunakan media pembelajaran E-LKPD.

Tabel 4.15
Hasil Nilai Siswa

Sumber: Dokumen Pribadi


116

Sebelum mendapatkan t hitung, peneliti harus

mengitung nilairata-rata dari gain (D)

Σ𝐷
𝑀𝑑 =
𝑛

590
𝑀𝑑 =
40

Md = 14,75

Selanjutnya peneliti menentukan nilai t hitung dengan rumus

𝑀𝑑
𝑡 =
√Σ𝑥 2 𝐷
𝑛(𝑛 − 1)

14,75
𝑡 =
√11050
40(40 − 1)
14,75
𝑡 =
2,756

𝑡 = 5,351

Didapatkan t hitung 5,351, kemudian mencari t

tabel dengan signifikasi 0,05 dan dk = 40-1 = 39 dan hasil

t tabel yaitu 1,684. Adapun kriteria pengujian antara t

hitung dengan t tabel yaitu:

T hitung < T tabel, maka H0 diterima, yang artinya tidak

signifikan;

T hitung > T tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima,

yang artinyasignifikan.

Dapat disimpulkan, t hitung yaitu 5,351 dan t tabel


117

yaitu 1,684. T hitung > T tabel, yang artinya terdapat

pengaruh yang signifikam antara penggunaan media

pembelajaran E-LKPD dengan flipbook berbasis STEM

oleh siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 113 Jakarta.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pengembangan E-LKPD dengan flipbook berbasis STEM dengan

pokok bahasan fisika kelas XI semester 2 menggunakan metode penelitian

ADDIE (analysis, design, development, implementation), dengan tujuan

mengembangkan produk, mengetahui kelayakan produk, dan mengetahui

keefektifan produk. Produk dapat dikatakan layak untuk uji lapangan ke

siswaberdasarkan uji validasi dari para ahli materi dengan kategori “baik”,

ahli media dengan kategori “cukup baik”, ahli bahasa dengan kategori

“sangat baik, dan respon praktisi pendidikan dengan kategori “sangat

baik”. Setelah revisi produk berdasarkan saran dan masukan dari para ahli,

produk diujikan ke siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 113 Jakarta, dan

dari uji lapangan ke siswa diperoleh hasil “sangat baik”.

Saat pelaksaan implementasi produk ke siswa, peneliti harus

menyesuaikan materi yang sedang dipelajari oleh guru dan siswa. Karena

adanya penyesuaian materi tersebut, jadi materi yang digunakan dalam

pembelajaran hanya materi gelombang cahaya. Peneliti melakukan

pembelajaran dengan menggunakan media E-LKPD subab gelombang

cahaya, dan peneliti juga membagikan soal pre-test dan post-test.


118

Setelah didapatkan hasil dari soal pretest dan posttest, peneliti

melakukan uji efektivitas dengan uji t untuk mengetahui adanya perubahan

hasil belajar siswa. Berdasrkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar

5,351 dan t tabel 1,684 disimpulkan t hitung > t tabel yang artinya E-LKPD

dengan flipbook berbasis STEM dengan pokok bahasan fisika kelas XI

semester 2 berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa, karena hasil nilai

perbandingan dari rata-rata pre-test dan post-test mengalami kenaikan.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka

didapatkan simpulan sebagai berikut

1. Media pembelajaran E-LKPD dengan flipbook berbasis STEM pada

pokok bahasan fisika kelas XI semester 2 mendapatkan hasil rata-rata

skor 75,8% dengan katergori “baik” oleh ahli materi, 67,3% dengan

kategori “cukup baik” oleh ahli media, 84,2 % dengan kategori “sangat

baik” oleh ahli bahasa, dan 95,3% dengan kategori “sangat baik” oleh

praktisi pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa menurut para

ahli dan praktisi pendidikan, media pembelajaran E-LKPD layak

digunakan dan diujikan oleh siswa. Setelah tahap validasi selesai,

selanjutnya E-LKPD diujikan ke kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 113

Jakarta dengan menggunakan google formulir. Berdasarkan respon

angket siswa tersebut, didapatkan hasil rata-rata sebesar 87,6% dengan

kategori “sangat baik” dan dapat disimpulkan bahwa E-LKPD dengan

flipbook berbasis STEM dengan pokok bahasan fisika kelas XI

Semester 2 layak digunakan sebagai penunjang media pembelajaran

yang dapat digunakan disekolah maupun luar sekolah.

2. Berdasarkan hasil uji t diperoleh t nilai diperoleh nilai t hitung 5,351

dan nilai t tabel yaitu 1,684 ( t hitung > t tabel), dapat disimpulkab

bahwa media pembelajaran E-LKPD dengan flipbook berbasis STEM

119
120

efektif digunakan karna memiliki pengaruh baik terhadap hasil belajar

siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 113 Jakarta, karena mengalami

kenaikan.

B. Saran

Dalam penelitian pengembangan media pembelajaran E-LKPD

dengan Flipbook Berbasis STEM dengan Pokok Bahasan Fisika Kelas XI

Semester 2 ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran

untuk peneliti selanjutnya yaitu:

1. E-LKPD dengan flipbook ini sebaiknya dikembangan lagi dengan

materi fisika lainnya.

2. Dapat mengembangakan E-LKPD sesuai dengan perkembangan

teknologi yang ada agar dapat menghasilkan media pembelajaran yang

inovatif, praktis, dan mudah digunakan oleh siswa maupun guru.


DAFTAR PUSTAKA

Amral. Asmar. (2020). Hakikat Belajar & Pembelajaran. Gue Pedia.


Tersedia di Google Books.
Aldia, C., Abdurrahman., Sesunan, F. (2017). Pengembangan LKPD
Berbasis STEM untuk Membutuhkan Keterampilan Berfikir
Kreatif Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5(4): 85-95.
Amanullah, M. A. (2019). PENGEMABANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN FLIPBOOK DIGITAL GUNA
MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Jurnal Dimensi
Pendidikan dan Pembelajaran. 37-44.
Diani, Rahma., Hartati, Niken. (2018). Flipbook berbasis literasi
Islam: Pengembangan media pembelajaran fisika dengan 3D
pageflip professional. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. 4(2):
234-244.
Farwati, Ratna., dkk. (2021). STEM EDUCATION DUKUNG
MERDEKA BELAJAR (DILENGKAPI DENGAN CONTOH
PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS STEM). Riau:
CV. DOTPLUS Publisher.
Tersedia dari Google Books.
Hamidah, Nurul. (2020). PENGEMBANAGAN E-LKPD BERBASIS
STEM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING,
MATHEMATICS) BERBANTUAN APLIKASI CONSTRUCT 2
PADA PESERTA DIDIK
KELAS X SMAN 12 BANDAR LAMPUNG. (Skripsi). Sekolah
SarjanaUniversitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Hari, Yudi Rayanto. Sugianti. (2020). Penelitian Pengembangan
Model ADDIE dan R2D2: Teori dan Praktek. Pasuruan:
Lembaga Academic & Research Institute. Tersedia dari
Google Books.
Hasan, Muhammad., dkk. (2021). Media Pembelajaran. Klaten:
Penerbit Tahta Media Group. Tersedia di Google Books.
Hidayah, A.N., Winingsih, P.H., Amalia, A.F. (2020). Development of
Physics E- LKPD (Electronic Worksheets) Using 3D Pageflip
Based on Problem Based Learning on Balancing And Rotation
Dynamics. COMPTON: Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika. 7(2):
36-43
Irfana, S., Yulianti, Dwi., Wiyanto. (2019). Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik Berbasis Science, Technology,

121
122

Engineering, and Mathematics untuk meningkatkan


Kemampuan Berfikir Kreatif Peserta Didik. UPEJ (Unnes
Physics Education Journal). 8(1): 83-89.
Khairiyah, Nida'ul. (2019). Pendekatan Science, Technology,
Engineering, dan Mathematics (STEM). Medan: SPASI
MEDIA. Tersedia dari Google Books.
Kurniawan, Haris. Eva Susanti. (2021). Pembelajaran Matematika
dengan STEM (Science, Technology, Engineering,
Mathematics). Sleman: Deepublish. Tersedia dari Google
Books.
Mahjatia, N., Susilowati, E., Miriam, S. (2020). Pengembangan LKPD
Berbasis STEM untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains
Siswa Melalui Inkuiri Terbimbing. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika. 4(3): 139-150.
Materi78. Materi 78 Fisika. Diakses

darihttps://materi78.wordpress.com/category/fisika/
Murdaka, Bambang Eka Jati. (2018). Pengantar Fisika 1. Yogyakarta:
UGMPress. Tersedia dari Google Books.
Nurfadhillah, Septy., dkk. (2021). Media Pembelajaran Pengertian
Media Pembelajaran, Landasan, Fungsi, Manfaat, Jenis-jenis
Media Pembelajaran, dan Cara Penggunaan Kedudukan Media
Pembelajaran. Sukabumi: CV Jejak. Tersedia di Google Books.
Nuryani, Hadistia Siti. (2021). Pembelajaran Berbasis STEM
(SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND
MATHEMATICS) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Teknik Siswa. Pendas:
Jurnal IlmiahPendidikan Dasar. 6(2):
232-243.
Purba, A Ramen., dkk. (2020). Teknologi Pendidikan. Yayasan Kita
Menulis.
Tersedia di Google Books.
Rahmawati, D., dkk. (2017). PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN
FLIPBOOK PADA MATERI GERAK BENDA DI SMP. Jurnal
Pembelajaran Fisika. 6 (4): 326 – 332.
Safira, Ifa. (2021). Model Pembelajaran STEMBL (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics Berbasis Blended
123

Learning). Yogyakarta: Bintang Pustaka Mandiri. Tersedia dari


Google Books.
Simatupang, Halim. Dirga Purnama. (2019). Handbook Best Practice
Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Pustaka MediaGuru.
Tersedia di Google Books.
Simarmata, Janner., dkk. (2020). Pembelajaran STEM Berbasis HOTS
dan Penerapannya. Yayasan Kita Menulis. Tersedia dari
Google Books.
Suardi, Moh. (2018). Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish. Tersedia di Google Books.
Subakti, D.P., dkk (2021). Pengembangan E-LKPD Berkarakteristik
Budaya Jambi Menggunakan Model Discovery Learnig
Berbasis STEM Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikri
Kreatif Siswa. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika. 5 (2) (1249-1246
Lampiran 1 Biodata Penulis

BIODATA PENULIS
Nama : Vera Rahmawati
Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 28 April 2000
No Telepon : 089622956944
E-mail : rahma04nia@gmail.com
Alamat : Pangkalan Jati RT 001/ RW 010 No. 65, Kel. Cipinang Melayu,
Kec. Makasar, Jakarta Timur, DKI Jakarta
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia

Latar Belakang Pendidikan


2018 - sekarang : Universitas Indraprasta PGRI
2015 - 2018 : SMA Islam Assyafiiyah 02 Bekasi
2012 - 2015 : SMP Negeri 117 Jakarta
2006 – 2012 : SDN Cipinang Melayu 05 PG

Pengalaman Magang
Oktober – Desember 2021 : Guru Fisika SMA Negeri 113 Jakarta

Pengalaman Kerja
2018 – Sekarang : Private tutor SD, SMP (Matematika dan IPA), SMA (Fisika)
2022 – Sekarang : Bimbel Queen Bee Bekasi
Lampiran 2 Hasil Angket Analisis kebutuhan
Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli Materi
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media
Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Bahasa
Lampiran 6 Hasil Respon Praktisi Pendidikan
Lampiran 7 Hasil Respon Peserta Didik
Lampiran 8 Hasil Pengembangan Media E-LKPD

Link untuk ke flipbook secara online.

Atau dengan website https://online.flipbuilder.com/bokja/mnuc/


Lampiran 9 Hasil Salah Satu Pre-test dan Post-test Siswa

Pre-test

Post-test
Lampiran 10 Implementasi Produk ke Siswa
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian di SMA Negeri 113 Jakarta
Lampiran 12 Surat Keterangan Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai