Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Studi Tasawuf

Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Studi Islam”

yang dibina oleh Pak Hilmi Azizi, M.Pd.I

Disusun Kelompok 1 :

Bayu Pradana (222103010017)

Cici Ayunda Selfiati (222103010023)

Izna Wahyuni (222103010030)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH.ACHMAD SIDDIQ


JEMBER

NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dalam mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang telah
membawa petunjuk umat manusia dari alam kebodohan hingga ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan ini.

Makalah ini merupakan karya kelompok kami yang dibuat dengan tujuan memenuhi
tugas mata kuliah “Pengantar Studi Islam” yang dibimbing oleh Bap ak Hilmi Azizi,
M.Pd.I Makalah ini kami susun dengan beberapa referensi yang tentunya mencakup
materi tersebut. Sehingga tanpa bimbingan dan bantuan dari pihak pihak lain terutama
bapak dosen, rasanya sulit bagi kami untuk menyelesaikannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnan. Maka dari itu
sangatlah perlu bagi kami untuk meminta saran dan kritik dari berbagai pihak. Guna
mewujudkan karya yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Kami berharap dengan
dibuatnya makalah ini semoga bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Jember , 25 November 2022

Penyusun

PAGE \* MERGEFORMAT 13
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian tasawuf..................................................................................................3

B. Kemunculan tasawuf...............................................................................................3

C. Ajaran ajaran tasawuf..............................................................................................4

D. Tokoh tokoh tasawuf...............................................................................................8

E. Tasawuf dan hubungannya dengan dunia modern .................................................9

F. Dasar Tasawuf dalam islam..................................................................................10

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................................12

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................13

PAGE \* MERGEFORMAT 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tasawuf pada zaman dahulu sangat terasa di kalangan masyarakat, peran


Tasawuf sangat membawa dampak yang sangat positif. Rasa persatuan yang
sungguh erat, jiwa gotong royong yang sungguh terasa. Berbeda dengan
zaman modern ini, dimana mulai lunturnya beberapa konsep kehidupan yang
saling mengasihi dan mencintai sesama umat manusia atau bahkan sesama
muslim. Terjadi di dewasa ini, bahwa umat manusia atau umat muslim telah
hilang daya nalar kehidupan yang cinta damai dan saling mengasihi dan
munculnya rasa saling membenci satu sama lain.Dari dulu nilai tasawuf sudah
sangat di gandrungi meski term Tasawuf belum di kenal dan baru di kenal di masa
pasca Khulafaur
Rasyidin. Dengan demikian, melihat fakta bahwa Tasawuf belum di kenal di
zaman nabi dan Khulafaur Rasyidin maka dapat di maknai inti dari ajaran
Tasawuf bukan pada nama tapi lebih kepada esensi dan substansi di dalamnya
maka Tasawuf itu ada. Inti sebenarnya Tasawuf itu ada pada term tazkiyatun nafs
(Pembersihan Jiwa).

Dengan pembersihan jiwa yang mencakup seluruh aspek batiniah ini maka
ajaran Tasawuf tidak tersekat dengan waktu yang ditentukan yaitu tidak
terdikotomikan bahwa Tasawuf hanya berada dan berlaku pada zaman itu akan
tetapi melihat kebutuhan dan tantangan zaman sekarang yang semakin kompleks
dengan tantangan kapitalisme global yang meradang. Serta Tasawuf yang selalu
menjadi bagian dari kehidupan manusia, jika di ibaratkan Tasawuf bagaikan air
yang mengalir di sendi-sendi kehidupan maka dari itu tidak pernah berhenti
mengalir.

PAGE \* MERGEFORMAT 13
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian tasawuf
2. Kemunculan tasawuf
3. Ajaran ajaran tasawuf
4. Tokoh tokoh tasawuf
5. Tasawuf dan hubungannya dengan dunia modern
6. Dasar tasawuf dalam al-quran dan hadist

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian tasawuf
2. Untuk Mengetahui Kemunculan tasawuf
3. Untuk Mengetahui Ajaran ajaran tasawuf
4. Untuk Mengetahui Tokoh tokoh tasawuf
5. Untuk Mengetahui Tasawuf dan hubungannya dengan dunia modern
6. Untuk mengetahui Dasar tasawuf dalam al-quran dan hadist

PAGE \* MERGEFORMAT 13
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf

Secara bahasa sebagian ada yang berpendapat bahwa kata tasawuf atau sufi
diambil dari kata shaff, yang berarti saf atau baris. Dikatakan demikian, karena
sufi sefalu berada pada baris pertama dalam shalat. Ada juga yang mengatakan
berasal dari kata shafa yang berarti bersih. Karena hatinya selalu dihadapkan ke
hadirat Allah Swt.1

Secara istilah (terminologis) ada banyak pengertian yang dimunculkan


disini. Menurut Abu al-Hasan asy-Syadzili, guru spiritual terkenal dari Afrika
Utara mengartikan, tasawuf sebagai "praktik praktik amalan dan latihan dalam diri
seseorang melalui ibadah clan penyembahan lain guna mengembalikan diri
kepada Allah Swt." Sementara menurut Ahmad Zarruq dari Maroko, cukup luas
mendefinisikan tasawuf sebagai "pengetahuan yang dapat menata dan meluruskan
hati serta membuatnya istimewa bagi Allah, mempergunakan pengetahuan tentang
Islam, secara khusus tentang hukum-yang kemudian mengaitkan pengetahuan
tersebut guna meningkatkan kualitas perbuatan, serta memelihara diri dalam
batasan-batasan hukum Islam dengan harapan muncul kearifan pada dirinya''2

B. Kemunculan Tasawuf

Tasawuf merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang


memusatkan perhatiannya pada upaya pembersihan aspek batiniah manusia yang
dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Jadi sebagai ilmu sejak awal

1
Muhammad Ghallab, at-Tasawwuf al-Muqaran, Kairo, Mesir : Maktabah Nahdliyyah,
halaman 26-27.
2
Syaikh Fadhlalla Haeri, The Elements of Sufism, USA: Element, Inc, 1993, halaman 2

PAGE \* MERGEFORMAT 13
tasawuf memang tidak bisa dilepaskan dari penjernihan jiwa. Upaya inilah yang
kemudian diteorisasikan dalam tahapan-tahapan pengendalian diri dan disiplin-
disiplin tertentu dari satu tahap ke tahap berikutnya sehingga sampai pada suatu
tingkatan (maqam) spiritualitas yang diistilahkan oleh kalangan sufi sebagai
syuhud (persaksian), wajd (perjumpaan), atau fana’ (peniadaan diri). 3 Dengan hati
yang jernih, menurut perspektif sufistik seseorang dipercaya akan dapat
mengikhlaskan amal peribadatannya dan memelihara perilaku hidupnya karena
mampu merasakan kedekatan dengan Allah yang senantiasa mengawasi setiap
langkah perbuatannya. Jadi pada intinya, pengertian tasawuf merujuk pada dua
hal: (1) penyucian jiwa (tazkiyatun-nafs) dan (2) pendekatan diri (muraqabah)
kepada Allah.

C. Ajaran Ajaran Tasawuf


Ajaran-ajaran oleh para sufi dibagi menjadi 2 antara lain :
1. Maqamat
Para sufi mendefinisikan maqamat sebagai suatu tahap adab
kepada Allah dengan bermacam usaha yang diwujudkan untuk satu
tujuan pencarian dan ukuran tugas masing-masing yang berada dalam
tahapnya sendiri ketika dalam kondisi tersebut, serta tingkah laku
riyadah menuju kepada-Nya.4 ARtinya maqamat adalah tahap
atau titik pemberhentian untuk mencapai tujuan tasawuf yang harus
dilalui satu demi satu. Dalam jumlah dan urutan maqamat para sufi
berbeda pendapat.Untuk penjelasannya sebagai berikut:
a. Taubah
Untuk maqam taubah, para sufi sepakat
menempatkannya pada tahap pertama. Hal ini karena, menurut
kesepakatan para sufi, bahwa untuk dapat mendekat kepada
Allah Swt yang Maha Suci, tidak akan mungkin jika sang salik
3
Hasan, Abd-Hakim, al-Tasawuf fi Syi’r al-Arabi,Mesir,al-Anjalu al-Misriyyah,1954
4
Imam al-Qusyairy al-Naisaburi, Risalah Qusyairiyyah, terj. Lukman Hakim,
(Surabaya: Risalah Gusti, 1999), h. 23.

PAGE \* MERGEFORMAT 13
masih berlumuran dengan dosa. Ia harus bersih terlebih dahulu
sebelum mendekat kepada- Nya. Pembersihan diri dari dosa
inilah pengertian dari maqam taubah.
b. Zuhd
Secara definitif zuhd adalah mengabaikan kehidupan
duniawi. Hal ini karena, menurut kaum sufi, kehidupan duniawi
adalah sumber kemaksiatan dan penyebab terjadinya kejahatan
dan dosa. Oleh karena itu, ia harus ditinggalkan. Maqam zuhd
ini sangat erat dengan maqam taubah, sebab taubat tidak akan
mungkin berhasil selama hati salik masih
idominasikecenderungan dan kesenangan duniawi. Namun,
dengan pendapat ini, Ibn Taimiyyah tidak sependapat.
Menurutnya, zuhd tidak harus meninggalkan semua materi
duniawi, tetapi memilah dan memilih. Jika ia merugikan bagi
kehidupan akhirat, maka ia harus ditinggalkan. Jika tidak, maka
juga tidak boleh ditinggalkan.
c. Sabr
Sabr bukanlah sesuatu yang harus menerima seadanya,
namun
malah sebaliknya, yaitu berusaha secara sungguh-sungguh
dalam menahan diri dalam memikul suatu penderitaan baik
dalam suatu perkara yang tidak diingini maupun dalam
kehilangan sesuatu yang disenangi. Sabr juga merupakan sikap
jiwa yang ditampilkan dalam penerimaan sesuatu baik
berkenaan dengan penerimaan tugas dalam bentuk perintah
maupun larangan. Jadi, sabr adalah menahan diri dari
kecenderungan hawa nafsu terhadap perkara-perkara yang
diharamkan oleh Allah Swt.
d. Tawakal

PAGE \* MERGEFORMAT 13
Secara definitif umum, Tawakkal adalah kepercayaan
dan penyerahan kepada takdir Allah Swt. sepenuh jiwa dan raga.
Kemudian, menurut para sufi, Tawakkal dimaknai sebagai suatu
keadaan jiwa yang tetap berada selamanya dalam ketenangan
dan ketentraman baik dalam keadaan suka maupun duka. Dalam
keadaan suka ia harus bersukur dan ketika dalam keadaan duka
ia harus bersabar. Dengan kata lain, dalam keadaan apapun,
sang salik tidak diperbolehkan resah dan gelisah, apalagi
mencela takdir Allah Swt.
e. Rida
Rida adalah puncak kecintaan yang diperoleh sang salik
selepas menjalani proses ubudiyyahi kepada Allah Swt. yang
panjang. Menurut al-Ghazali, kelebihan rida Allah Swt
merupakan manifestasi dari keridaan hamba. Rida terikat
dengan nilai penyerahan diri kepada Allah yang bergantung
kepada usaha manusia dalam berhubungan dengan-Nya agar
senantiasa dekat dengan-Nya.

2. Ahwal
Ahwal tidak lain adalah sesuatu anugerah spiritual pemberian
Allah Swt kepada sang salik karena ketaatan dan ibadahnya yang secara
terus-menerus. Jadi, ahwal adalah bersifat pemberian, bukan
diusahakan sebagaimana maqamat. Menurut Rajab, ahwal dalam
tasawuf yang populer antara lain:5
a. Kauf
Dalam terma tasawuf, khauf adalah hadirnya perasaan
takut ke dalam diri sang salik karena dihantui oleh perasaan
dosa dan ancaman yang akan menimpanya. Saat rasa ini
menghampirinya, sang salik akan merasa tenteram dan tenang
5
Rajab, “al-Maqam dan al-Ahwal dalam Tasawuf”, h.1-28.

PAGE \* MERGEFORMAT 13
karena kondisi hatinya yang semakin dekat dengan Allah Swt.
Perasaan ini juga akan menghalanginya untuk melarikan diri
dari Allah Swt, dan membuatnya selalu ingat serta ta‟dzim
kepada-Nya.
b. Tawaddlu
Secara definitif tawaddu‟ adalah kerendahan hati seorang
hamba kepda kebenaran dan kekuasaan Tuhannya. Dengan rasa
ini, kesombongan sang salik kepada Tuhannya dan juga
makhluk Tuhan lainnya akan hilang sirna, sebab ia merasa
rendah. Oleh karena itu, jika seseorang sudah sampai atau telah
mendapatkan ahwal ini, maka ia tidak akan bersikap pilih kasih
dengan siapapun. Sebab ia memandang semuanya adalah sama
dan setara.
c. Ikhlas
Dalam ajaran tasawuf, ikhlash merupakan suatu hal yang
bersifat bathiniyyah dan teruji kemurniannya dengan amal soleh.
Ia adalah perasaan halus yang tidak dapat diketahui oleh
siapapun. Dengan ini, sang salik dalam melakukan apapun
hanya semata karena Allah Swt., bukan selain-Nya.
d. Taqwa
Secara umum, taqwa berarti memelihara diri dari
larangan Allah Swt. dan selalu melaksanakan apa yang
diperintahkan-Nya. Sedangkan menurut terma tasawuf, taqwa
adalah usaha penjagaan dari tergelincirnya diri dalam syirik,
dosa, kejahatan, dan hal-hal yang subhat, termasuk didalamnya
ialah lupa kepada Allah Swt.
e. Syukur
Para sufi memaknai shukr dengan kesan kesadaran (rasa
terima kasih) manusia terhadap rahmat dan karunia yang
diterimanya dari Allah Swt. Hadirnya sifat ini, dalam diri

PAGE \* MERGEFORMAT 13
manusia, akan memperlihatkan nilai positif atas diri manusia itu
sendiri, yakni perwujudan integritasnya dengan Allah dan
lingkungannya.

D. Tokoh Tokoh Tasawuf

 Abu bakar ash-shidiq


Dikenal sebagai sahabat yang dermawan penekanan ajaran tasawuf
sederhana,rendah hati, ma’rifat.
 Hasan Al-basri
Ciri yang menonjol dari ajaran tasawuf hasan al basri adalah rasa takut
yang berlebih kepada allah swt, zuhud, dan banyak ibadah.
 Rabi’ah al adawiyyah
Ajaran tasawuf rabiah menggunakan konsep mahabbah , konsep
pengertian mahabbah rabiah mengungkap tiga hal yakni; 1). Patuh
terhadap allah swt dan membenci sikap melawan kepada-Nya, 2).
Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi, 3). Mengosongkan diri
dari segala sesuatu kecuali dari yang dikasihi. Kecintaan rabiah
membuatnya tidak menyisakan tempat sedikit pun dihatinya untuk
mencintai makhluk bahkan membenci iblis sekalipun
 Imam al ghazali
Ajaran tasawuf al-ghazali dengan konsep ma’rifat. Berkat al-ghazali lah
praktik sufi dapat menyebar mengarah pada situasi dimana sufisme dapat
dijabarkan dengan jelas dan selaras dengan aspek-aspek lain dalam trdisi
agama dan intelektual islam. Ma’rifat ini adalah pemberian tuhan, bukan
hasil pemikiran manusia. Dengan ma’rifat dapat terkuat rahasia-rahasia
tuhan baginya dan ia semakin dekat dengan tuhan.
 Abu yazid Al-bhustami
Konsep tasawuf abu yazid Al-bhustami yakni fana, baqa dan ittihad; fana
adalah penghancuran diri, baqa adalah tetap/terus hidup. Fana dan baqa
ini merupakan kembar dua. Dalam tasawuf agar fana dan baqa tercapai

PAGE \* MERGEFORMAT 13
harus melalui 3 aspek, yaitu takhllii yang artinya mengosongkan diri dari
perangai yang tercela, tahallii berarti menghiasi diri dengan akhlak
terpuji, dan tajallii berarti mengalami kenyataan atau penyatuan dengan
tuhan. Penyatuan dengan Tuhan inilah yang disebut dengan Ketika
berada di pintu gerbang ittihad ini seorang sufi mengeluarkan syatahat
yaitu ucapan-ucapan yang aneh dan tidak biasa yang sulit dipahami oleh
orang awam.

E. Tasawuf dan hubungannya dengan dunia modern


Arus globalisasi yang begitu deras, merobohkan batas-batas
ideologi dan budaya. Media informasi dan komunikasi menjadi sarana
yang utama dalam penyebaran modernitas yang bermula dari Barat.
Dengan demikian gaya hidup modern telah menjadi gaya hidup bersama
secara global.
Gaya hidup modern memang menguntungkan bagi manusia karena
segala aspek kehidupan dengan mudah dipenuhi. Namun hal
itu juga identik dengan perilaku materialisme dan individualisme. Gaya
hidup materialisme ini menuntut orang-orang untuk bekerja tanpa henti
demi mendapatkan barang-barang yang diinginkan dan agama jarang
dipedulikan. Relasi hanya dilakukan kepada orang lain jika itu bisa
menguntungkan secara materialis. Karena waktu hanya habis digunakan
untuk mencari harta kekayaan, manusia jarang berinteraksi dengan
sesamanya kalaupun berinteraksi itu karena ada motifnya sehingga
muncullah sifat individualisme.

Penerapan ajaran tasawuf dalam kehidupan sehari-hari akan


menciptakan lingkungan yang kondusif dan berakhlak. Konsep tahalli
yakni membersihkan diri dari perilaku dan sifat yang tercelah. Konsep ini
bisa berfungsi sebagai sarana untuk membersihkan jiwa dari penyakit
batin.[29] Konsep, lain yang ditawarkan dalam tasawuf adalah zuhud yang
bermakna membebaskan diri dari ketertarikan materi. Dalam konteks
kekinian penerapan konsep zuhud ini sangan relevan dengan kondisi

PAGE \* MERGEFORMAT 13
manusia modern yang begitu materialistis. Namun, perlu ditekankan
bahwa konsep ini bukan berarti kita benar-benar memisahkan diri dari
dunia, tapi lebih kepada menghilangkan kecintaan yang berlebihan kepada
dunia. Sebab, dalam dunia modern saat ini kita tidak mampu menghindar
dari kebutuhan tersebut.
Pada intinya tasawuf bertujuan untuk membimbing manusia agar
dapat memperoleh kedekatan yang hakiki dengan Tuhan-nya. Dengan
cara menghilangkan perilaku yang buruk dalam diri, kemudian
menghiasinya dengan akhlak yang mulia, sehingga terciptalah ketenangan
dalam diri seseorang. Kondisi kejiwaan yang stabil tersebut
memberikan spirit dalam berinteraksi dengan dunia kemoderenan yang
penuh dengan tantangan dan godaan. Selain itu tasawuf juga
berperan sebagai penyembuh terhadap kehampaan spiritual yang dialami
manusia modern.

F. Dasar-dasar Tasawuf Dalam Islam


a. Dasar dalam Al-Qur’an
Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata shufy akan tetapi
jalan yang ditempuh kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat
Allah yang dijadikan landasan akan urgensi kezuhudan dalam
kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-Qur'an yang berbunyi:
yang Artinya:
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan
kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang
menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya
sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bahagianpun di akhirat”. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20)
Diantara nash-nash al-Qur'an yang mememerintahkan orang-orang
beriman agar senantiasa berbekal untuk akhirat adalah firman Allah
dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20 yang Artinya:

PAGE \* MERGEFORMAT 13
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-
megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya
harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan
di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah
serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.”

b. Dasar dalam Hadist


Jika kita melihat dengan seksama akan sejarah kehidupan
Rasulullah Muhammad Saw beserta para sahabat beliau yang telah
mendapatkan keridhaan Allah, maka akan ditemukan sikap kezuhudan
dan ketawadhu'an yang terpadu dengan ibadah-ibadah baik wajib
maupun sunnah bahkan secara individu Rasulullah Saw tidak pernah
meninggalkan shalat lail hingga lutut beliau memar akibat kebanyakan
berdiri, ruku' dan sujud di setiap malam dan beliau Saw tidak pernah
meninggalkan amalan tersebut hingga akhir hayat beliau Saw, hal ini
dilakukan oleh beliau Saw karena kecintaan beliau kepada sang
penggenggam jiwa dan alam semesta yang mencintainya Dia-lah Allah
yang cinta-Nya tidak pernah terputus kepada orang-orang yang
mencintai-Nya. Uaraian tentang hadis fi'liyah di atas merupakan salah
satu bentuk kesufian yang dijadikan landasan oleh kaum sufi dalam
menjalankan pahamnya.6

6
Ibnu El-Mubhar, Dasar Dasar Tasawuf darial-qur’an dan hadist, almubhar.blogspot.com, 2008

PAGE \* MERGEFORMAT 13
Bab III

Penutup

A. kesimpulan

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemikiran tradisional


Nasr dalam persoalan tasawuf, sebagai berikut: Pertama, Tasawuf dapat
dipraktekkan hanya dalam kerangka syari’ah. Kedua, Seorang yang ingin
menajamkan kekuatan intellectus-nya harus dengan melewati station-station
(maqāmāt) dalam tasawuf. Keseluruhan program sufisme atau cara-cara spritual
atautariqah, adalah untuk membebaskan manusia dari penjara berbagai masalah,
untuk menyembuhkan mereka dari kemunafikan dan menjadikan dirinya sebagai
manusia yang utuh, karena dengan menjadi manusia yang utuh sajalah manusia
dapat diliputi oleh kesucian. Sementara usahanya untuk menjadikan tasawuf
sebagai alternatif spritual manusia modern,

PAGE \* MERGEFORMAT 13
Daftar Pustaka

Hasan, Abd-Hakim, al-Tasawuf fi Syi’r al-Arabi,Mesir,al-Anjalu al-


Misriyyah,1954

Imam al-Qusyairy al-Naisaburi, Risalah Qusyairiyyah, terj. Lukman Hakim,


(Surabaya: Risalah Gusti, 1999), h. 23.
Rajab, “al-Maqam dan al-Ahwal dalam Tasawuf”, h.1-28.
Abdul Kadir Riyadi, Antropologi Tasawuf (Wacana Manusia Spiritual dan
Pengetahuan), Jakarta: Pustaka LP3ES, 2014.
Abdul Syani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2012.
Abdul Qadir Isa, Hakikat Tasawuf , Jakarta: Qisti, 2011.
Ibnu El-Mubhar, Dasar Dasar Tasawuf darial-qur’an dan hadist,
almubhar.blogspot.com, 2008

PAGE \* MERGEFORMAT 13

Anda mungkin juga menyukai