Makalah Studi Tasawuf: Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah "Pengantar Studi Islam" Yang Dibina Oleh Pak Hilmi Azizi, M.Pd.I
Makalah Studi Tasawuf: Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah "Pengantar Studi Islam" Yang Dibina Oleh Pak Hilmi Azizi, M.Pd.I
Studi Tasawuf
Disusun Kelompok 1 :
FAKULTAS DAKWAH
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dalam mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang telah
membawa petunjuk umat manusia dari alam kebodohan hingga ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan ini.
Makalah ini merupakan karya kelompok kami yang dibuat dengan tujuan memenuhi
tugas mata kuliah “Pengantar Studi Islam” yang dibimbing oleh Bap ak Hilmi Azizi,
M.Pd.I Makalah ini kami susun dengan beberapa referensi yang tentunya mencakup
materi tersebut. Sehingga tanpa bimbingan dan bantuan dari pihak pihak lain terutama
bapak dosen, rasanya sulit bagi kami untuk menyelesaikannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnan. Maka dari itu
sangatlah perlu bagi kami untuk meminta saran dan kritik dari berbagai pihak. Guna
mewujudkan karya yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Kami berharap dengan
dibuatnya makalah ini semoga bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Penyusun
PAGE \* MERGEFORMAT 13
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian tasawuf..................................................................................................3
B. Kemunculan tasawuf...............................................................................................3
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................13
PAGE \* MERGEFORMAT 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan pembersihan jiwa yang mencakup seluruh aspek batiniah ini maka
ajaran Tasawuf tidak tersekat dengan waktu yang ditentukan yaitu tidak
terdikotomikan bahwa Tasawuf hanya berada dan berlaku pada zaman itu akan
tetapi melihat kebutuhan dan tantangan zaman sekarang yang semakin kompleks
dengan tantangan kapitalisme global yang meradang. Serta Tasawuf yang selalu
menjadi bagian dari kehidupan manusia, jika di ibaratkan Tasawuf bagaikan air
yang mengalir di sendi-sendi kehidupan maka dari itu tidak pernah berhenti
mengalir.
PAGE \* MERGEFORMAT 13
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian tasawuf
2. Kemunculan tasawuf
3. Ajaran ajaran tasawuf
4. Tokoh tokoh tasawuf
5. Tasawuf dan hubungannya dengan dunia modern
6. Dasar tasawuf dalam al-quran dan hadist
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian tasawuf
2. Untuk Mengetahui Kemunculan tasawuf
3. Untuk Mengetahui Ajaran ajaran tasawuf
4. Untuk Mengetahui Tokoh tokoh tasawuf
5. Untuk Mengetahui Tasawuf dan hubungannya dengan dunia modern
6. Untuk mengetahui Dasar tasawuf dalam al-quran dan hadist
PAGE \* MERGEFORMAT 13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
Secara bahasa sebagian ada yang berpendapat bahwa kata tasawuf atau sufi
diambil dari kata shaff, yang berarti saf atau baris. Dikatakan demikian, karena
sufi sefalu berada pada baris pertama dalam shalat. Ada juga yang mengatakan
berasal dari kata shafa yang berarti bersih. Karena hatinya selalu dihadapkan ke
hadirat Allah Swt.1
B. Kemunculan Tasawuf
1
Muhammad Ghallab, at-Tasawwuf al-Muqaran, Kairo, Mesir : Maktabah Nahdliyyah,
halaman 26-27.
2
Syaikh Fadhlalla Haeri, The Elements of Sufism, USA: Element, Inc, 1993, halaman 2
PAGE \* MERGEFORMAT 13
tasawuf memang tidak bisa dilepaskan dari penjernihan jiwa. Upaya inilah yang
kemudian diteorisasikan dalam tahapan-tahapan pengendalian diri dan disiplin-
disiplin tertentu dari satu tahap ke tahap berikutnya sehingga sampai pada suatu
tingkatan (maqam) spiritualitas yang diistilahkan oleh kalangan sufi sebagai
syuhud (persaksian), wajd (perjumpaan), atau fana’ (peniadaan diri). 3 Dengan hati
yang jernih, menurut perspektif sufistik seseorang dipercaya akan dapat
mengikhlaskan amal peribadatannya dan memelihara perilaku hidupnya karena
mampu merasakan kedekatan dengan Allah yang senantiasa mengawasi setiap
langkah perbuatannya. Jadi pada intinya, pengertian tasawuf merujuk pada dua
hal: (1) penyucian jiwa (tazkiyatun-nafs) dan (2) pendekatan diri (muraqabah)
kepada Allah.
PAGE \* MERGEFORMAT 13
masih berlumuran dengan dosa. Ia harus bersih terlebih dahulu
sebelum mendekat kepada- Nya. Pembersihan diri dari dosa
inilah pengertian dari maqam taubah.
b. Zuhd
Secara definitif zuhd adalah mengabaikan kehidupan
duniawi. Hal ini karena, menurut kaum sufi, kehidupan duniawi
adalah sumber kemaksiatan dan penyebab terjadinya kejahatan
dan dosa. Oleh karena itu, ia harus ditinggalkan. Maqam zuhd
ini sangat erat dengan maqam taubah, sebab taubat tidak akan
mungkin berhasil selama hati salik masih
idominasikecenderungan dan kesenangan duniawi. Namun,
dengan pendapat ini, Ibn Taimiyyah tidak sependapat.
Menurutnya, zuhd tidak harus meninggalkan semua materi
duniawi, tetapi memilah dan memilih. Jika ia merugikan bagi
kehidupan akhirat, maka ia harus ditinggalkan. Jika tidak, maka
juga tidak boleh ditinggalkan.
c. Sabr
Sabr bukanlah sesuatu yang harus menerima seadanya,
namun
malah sebaliknya, yaitu berusaha secara sungguh-sungguh
dalam menahan diri dalam memikul suatu penderitaan baik
dalam suatu perkara yang tidak diingini maupun dalam
kehilangan sesuatu yang disenangi. Sabr juga merupakan sikap
jiwa yang ditampilkan dalam penerimaan sesuatu baik
berkenaan dengan penerimaan tugas dalam bentuk perintah
maupun larangan. Jadi, sabr adalah menahan diri dari
kecenderungan hawa nafsu terhadap perkara-perkara yang
diharamkan oleh Allah Swt.
d. Tawakal
PAGE \* MERGEFORMAT 13
Secara definitif umum, Tawakkal adalah kepercayaan
dan penyerahan kepada takdir Allah Swt. sepenuh jiwa dan raga.
Kemudian, menurut para sufi, Tawakkal dimaknai sebagai suatu
keadaan jiwa yang tetap berada selamanya dalam ketenangan
dan ketentraman baik dalam keadaan suka maupun duka. Dalam
keadaan suka ia harus bersukur dan ketika dalam keadaan duka
ia harus bersabar. Dengan kata lain, dalam keadaan apapun,
sang salik tidak diperbolehkan resah dan gelisah, apalagi
mencela takdir Allah Swt.
e. Rida
Rida adalah puncak kecintaan yang diperoleh sang salik
selepas menjalani proses ubudiyyahi kepada Allah Swt. yang
panjang. Menurut al-Ghazali, kelebihan rida Allah Swt
merupakan manifestasi dari keridaan hamba. Rida terikat
dengan nilai penyerahan diri kepada Allah yang bergantung
kepada usaha manusia dalam berhubungan dengan-Nya agar
senantiasa dekat dengan-Nya.
2. Ahwal
Ahwal tidak lain adalah sesuatu anugerah spiritual pemberian
Allah Swt kepada sang salik karena ketaatan dan ibadahnya yang secara
terus-menerus. Jadi, ahwal adalah bersifat pemberian, bukan
diusahakan sebagaimana maqamat. Menurut Rajab, ahwal dalam
tasawuf yang populer antara lain:5
a. Kauf
Dalam terma tasawuf, khauf adalah hadirnya perasaan
takut ke dalam diri sang salik karena dihantui oleh perasaan
dosa dan ancaman yang akan menimpanya. Saat rasa ini
menghampirinya, sang salik akan merasa tenteram dan tenang
5
Rajab, “al-Maqam dan al-Ahwal dalam Tasawuf”, h.1-28.
PAGE \* MERGEFORMAT 13
karena kondisi hatinya yang semakin dekat dengan Allah Swt.
Perasaan ini juga akan menghalanginya untuk melarikan diri
dari Allah Swt, dan membuatnya selalu ingat serta ta‟dzim
kepada-Nya.
b. Tawaddlu
Secara definitif tawaddu‟ adalah kerendahan hati seorang
hamba kepda kebenaran dan kekuasaan Tuhannya. Dengan rasa
ini, kesombongan sang salik kepada Tuhannya dan juga
makhluk Tuhan lainnya akan hilang sirna, sebab ia merasa
rendah. Oleh karena itu, jika seseorang sudah sampai atau telah
mendapatkan ahwal ini, maka ia tidak akan bersikap pilih kasih
dengan siapapun. Sebab ia memandang semuanya adalah sama
dan setara.
c. Ikhlas
Dalam ajaran tasawuf, ikhlash merupakan suatu hal yang
bersifat bathiniyyah dan teruji kemurniannya dengan amal soleh.
Ia adalah perasaan halus yang tidak dapat diketahui oleh
siapapun. Dengan ini, sang salik dalam melakukan apapun
hanya semata karena Allah Swt., bukan selain-Nya.
d. Taqwa
Secara umum, taqwa berarti memelihara diri dari
larangan Allah Swt. dan selalu melaksanakan apa yang
diperintahkan-Nya. Sedangkan menurut terma tasawuf, taqwa
adalah usaha penjagaan dari tergelincirnya diri dalam syirik,
dosa, kejahatan, dan hal-hal yang subhat, termasuk didalamnya
ialah lupa kepada Allah Swt.
e. Syukur
Para sufi memaknai shukr dengan kesan kesadaran (rasa
terima kasih) manusia terhadap rahmat dan karunia yang
diterimanya dari Allah Swt. Hadirnya sifat ini, dalam diri
PAGE \* MERGEFORMAT 13
manusia, akan memperlihatkan nilai positif atas diri manusia itu
sendiri, yakni perwujudan integritasnya dengan Allah dan
lingkungannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 13
harus melalui 3 aspek, yaitu takhllii yang artinya mengosongkan diri dari
perangai yang tercela, tahallii berarti menghiasi diri dengan akhlak
terpuji, dan tajallii berarti mengalami kenyataan atau penyatuan dengan
tuhan. Penyatuan dengan Tuhan inilah yang disebut dengan Ketika
berada di pintu gerbang ittihad ini seorang sufi mengeluarkan syatahat
yaitu ucapan-ucapan yang aneh dan tidak biasa yang sulit dipahami oleh
orang awam.
PAGE \* MERGEFORMAT 13
manusia modern yang begitu materialistis. Namun, perlu ditekankan
bahwa konsep ini bukan berarti kita benar-benar memisahkan diri dari
dunia, tapi lebih kepada menghilangkan kecintaan yang berlebihan kepada
dunia. Sebab, dalam dunia modern saat ini kita tidak mampu menghindar
dari kebutuhan tersebut.
Pada intinya tasawuf bertujuan untuk membimbing manusia agar
dapat memperoleh kedekatan yang hakiki dengan Tuhan-nya. Dengan
cara menghilangkan perilaku yang buruk dalam diri, kemudian
menghiasinya dengan akhlak yang mulia, sehingga terciptalah ketenangan
dalam diri seseorang. Kondisi kejiwaan yang stabil tersebut
memberikan spirit dalam berinteraksi dengan dunia kemoderenan yang
penuh dengan tantangan dan godaan. Selain itu tasawuf juga
berperan sebagai penyembuh terhadap kehampaan spiritual yang dialami
manusia modern.
PAGE \* MERGEFORMAT 13
“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-
megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya
harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan
di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah
serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.”
6
Ibnu El-Mubhar, Dasar Dasar Tasawuf darial-qur’an dan hadist, almubhar.blogspot.com, 2008
PAGE \* MERGEFORMAT 13
Bab III
Penutup
A. kesimpulan
PAGE \* MERGEFORMAT 13
Daftar Pustaka
PAGE \* MERGEFORMAT 13