Anda di halaman 1dari 2

ASESMEN RENCANA PEMULANGAN PASIEN

Tanggal Terbit No. Revisi Halaman


………………… ………………… …/…
… …
RUMAH SAKIT
BHAKTI
NUGRAHA

Ditetapkan oleh,
STANDAR Direktur RS. Bhakti Nugraha
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

Dr. Lanny Sudjati, Sp. An


Suatu proses penilaian untuk mendapatkan data terkait kebutuhan
PENGERTIAN perencanaan pemulangan pasien (P3) sesuai kriteria pasien yang
membutuhkan perencanaan pemulangan pasien (P3)
1. Sebagai acuan langkah- langkah untuk melakukan assesmen
TUJUAN kebutuhan perencanaan pulang pasien

1. Assesmen dilakukan sejak pasien masuk rawat inap.


2. Assesmen kebutuhan P3 dilakukan oleh PPJA.
3. Assesmen dilakukan ke pasien dan keluarga.
KEBIJAKAN 4. Assesmen dilakukan dengan menggunakan Formulir Assesmen
Kebutuhan Perencanaan Pemulangan Pasien.
5. Assesmen dapat dilakukan berulang kali, jika ada perubahan kondisi
pasien

PROSEDUR 1. Berdasarkan perkembangan kondisi pasien, maka PPJA melakukan


assesmen ulang terhadap pasien.
2. PPJA menggunakan formulir assesmen kebutuhan perencanaan
pemulangan pasien yang baru.
3. PPJA melakukan pengkajian terhadap :
a. Risiko jatuh pasien, dan menentukan tingkat risiko jatuh pasien
apakah rendah, sedang atau tinggi.
b. Keterbatasan mobilisasi fisik. Apakah pasien saat pulang nanti
akan mengalami keterbatasan mobilisasi fisik atau tidak.
Misalnya akibat tindakan pembedahan, amputasi, dll.
c. Adakah gangguan kognitif menetap, misalnya pasien pasca koma.
d. Apakah pasien membutuhkan perawatan lanjutan setelah pulang ?
e. Melakukan assesmen kemampuan pelaksanaan ADL.
f. Apakah pasien menggunakan peralatan medis setelah keluar dari
rumah sakit ? (misalnya: pasien terpasang kateter urin).
g. Apakah pasien memerlukan alat bantu setelah keluar dari rumah
sakit ?(misalnya: alat bantu dengar, alat bantu jalan.).
h. Apakah pasien memerlukan dukungan komunitas setelah keluar
dari rumah sakit ?
i. Apakah pasien memerlukan edukasi lanjutan setelah keluar dari
rumah sakit ?
j. Apakah pasien memerlukan perawatan lanjutan setelah
dipulangkan ? (misalnya: perawatan luka).
4. Jika kondisi klien berubah, maka harus dilakukan assesmen ulang
kembali.
5. Setiap melakukan assesmen ulang, PPJA menggunakan lembar
assesmen baru, dan menuliskan assesmen ke berapa pada pojok
kanan bawah form.
6. Form kemudian ditandatangani oleh PPJA pelaksana assesmen dan
pasien/keluarga yang terlibat.
7. Oleh PPJA hasil assesmen terbaru, kemudian dilaporkan pada case
manager

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai