Anda di halaman 1dari 9

RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA

Jln. Basuki Rahmat No.50 Samarinda,75121


Telp. (0541) 741363
E-mail: rumahsakitbn@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. BHAKTI NUGRAHA


NOMOR : /RSBN/TU-02/SK/I/2024

TENTANG

PROGRAM PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN


WASTING DI RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA

DIREKTUR RS. BHAKTI NUGRAHA

Menimbang : a. Bahwa rumah sakit, dalam fungsinya senantiasa dituntut untuk


memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat;

b. Bahwa untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan hasil yang


maksimal, diperlukan suatu sistem yang dapat bekerja secara efektif
dan efisien.
c. Bahwa penetapan pemberlakuan program kerja penurunan
prevalensi stunting dan wasting di RS Bhakti Nugraha sebagaimana
tersebut pada huruf b, perlu ditetapkan dna diatur dengan Keputusan
Direktur RS Bhakti Nugraha.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran;

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PROGRAM


PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN
WASTING DI RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA

KESATU : Memberlakukan Program Penurunan Stunting dan Wasting di Rumah


Sakit Bhakti Nugraha;

KEDUA : Program Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting di RS Bhakti


Nugraha sesuai dengan peraturan yang berlaku;

KETIGA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini
dibebankan pada anggaran pendapatan RS Bhakti Nugraha Tahun 2024

KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Samarinda

Pada Tanggal 02 Januari 2024

Direktur RS. Bhakti Nugraha

dr. Lanny Sudjati, Sp.An


Lampiran : Surat Keputusan Direktur RS. Bhakti Nugraha

Nomor : /RSBN/TU-02/SK/I/2024
Tanggal : 02 Januari 2024

PROGRAM PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DAN WASTING


RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA

1. Pendahuluan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak
balita dapat disebabkan oleh kurangnya asupan kalori yang dibutuhkan dan/atau
meningkatnya kebutuhan asupan kalori. Anak tergolong stunting apabila panjang
atau tinggi badan menurut usianya kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva
pertumbuhan WHO, yang didahului oleh kenaikan berat badan yang tidak sesuai
dengan standar dan proporsi berat badan dan tinggi badan tidak standar. Standar yang
dimaksud terdapat pada buku Kesehatan ibu dan anak (KIA).
Penurunan prevalensi stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari
dampak jangka pendek, seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Maupun
dampak jangka panjang, yaitu penurunan Produksi Domestic Bruto (PDB) daerah.
Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak
maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting
juga mengakibatkan anak lebih rentan terhadap penyakit, terutama penyakit kronis.
2. LATAR BELAKANG
Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
wajar, mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Mereka juga berhak
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik,
mental, spiritual dan sosial, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002. Semua pihak berperan dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya dan menjadi generasi yang berkualitas. Anak bebas gizi buruk
termasuk komitmen bersama dunia, termasuk Indonesia. Komitmen dunia
internasional tertuai dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, butir kedua
menegaskan pentingnya “Mengakhiri kelaparan, mencapau ketahanan pangan dan
perbaikan gizi, serta menggalakkan pertania yang berkelanjutan”. Balita dnegan gizi
buruk mempunyai dampak jangka pendek dan panjang, berupa gangguan tumbuh
kembang, termasuk gangguan fungsi kognitif, kesakitan, risiko penyakit degenerative
di kemudian hari dan kematian. Situasi gizi kurang (wasting) dan gizi buruk (severe
wasting) pada balita di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik pada Tahun 2014 masih
jauh dari harapan. Indonesia menempati urutan kedua tertinggi untuk prevalensi
wasting di antara negara wilayah tersebut. Komitmen pemerintah dalam
penanggulangan gizi buruk pada balita telah lama didengungkan di tingkat nasional
dan ditindak lanjuti melalui berbagai upaya.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya Pelayanan Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting secara
terpadu di RS Bhakti Nugraha
b. Tujuan Khusus
1) Sebagai pedoman pelayanan baku dan dpaat dipakai melaksanakan kegiatan
asuhan pasien stunting dan wasting
2) Tersedianya sarana dan prasarana baik medis ataupun non medis untuk
menunjang kelancaran pelayanan
3) Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
4) Meningkatkan mutu pelayananan di RS Bhakti Nugraha
5) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling pada pasien dan keluarganya
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Sumber Daya Manusia
KEGIATAN LANGKAH
SOSIALISASI
Menentukan anggota tim stunting dan
wasting
Membuat permohonan izin untuk
melakukan kegiatan
Melaksanakan kegiatan
Pembagian brosur tentang kegiatan
INTERVENSI SPESIFIK DI RUMAH SAKIT
Program 1000 HPK Pendaftaran pasien di poli kandungan
Pengukuran berat badan dan tinggi
badan pasien
Pemeriksaan oleh dokter spesialis
kandungan
Pasien diedukasi tentang gizi:
- masa 270 hari pertama
- masa 730 hari (asupan nutrisi
seimbang, pencegahan penyakit dan
imunisasi)
Suplementasi Tablet Besi dan Folat Pemberian resep tablet suplementasi
pada ibu hamil besi dan folat oleh dokter spesialis
kandungan
Pemberian tablet suplementasi besi dan
folat oleh farmasi
Promosi dan konseling IMD dan ASI Edukasi pentingnya IMD dan
Ekslusif pemberian ASI Ekslusif oleh Tim
Stunting
Pembagian brosur tentang IMD dan
ASI ekslusif
Pemantauan pertumbuhan Pasien bayi dan balita di poli anak
dipantau pertumbuhannya dnegan
mengukur antropometri dan
disesuaikan dnegan kurva pertumbuhan
WHO
Pemberian suplementasi besi dan Diberikan pada pasien bayi dan balita
vitamin A yang hasil antropometrinya termasuk
dalam gizi kurang (wasting) dan gizi
buruk (severe wasting)
PENGUATAN SISTEM SURVEILANS GIZI
Tata laksana gizi
Pencatatan dan pelaporan kasus
masalah gizi
Evaluasi pelayanan, audit kesakitan dan
kematian, pencatatan dan pelaporan
gizi buruk dan stunting dalam sistem
informasi rumah sakit
Pendekatan pengelolaan gizi Edukasi pasien yang telah dilakukan
skrining dari poli anak
Pemberian brosur pada pasien rawat
jalan
Pemberian asupan makanan formula
tambahan pada pasien rawat inap
Melakukan pemantauan dan evaluasi Dilakukan pencatatan identitas lengkap
pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien stunting dan wasting
stunting dan wasting
Pemeriksaan oleh dokter spesialis anak
Pemberian resume rekomendasi untuk
rujukan balik ke puskesmas atau
kontrol ulang ke poli anak

b. FASILITAS
Pemeliharaan fasilitas dan alat di poli Melakukan perawatan alat rutin harian,
rawat jalan mingguan dan bulanan
Melakukan kontrol rutin alat sebelum
digunakan
Melakukan kalibrasi alat
Pengadaan alat sarana dan prasarana Pengajuan kebutuhan alat ke bagian
pengadaan rumah sakit
Pengadaan formula tambahan Pengajuan kebutuhan makanan formula
tambahan ke logistik

5. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Rapat Tim
Rapat diadakan setiap 2 bulan sekali untuk melihat progress tim
b. Pembuatan program kerja
Menyusun program kerja bersama tim dengan melibatkan direktur rumah sakit
c. Pembuatan SPO stunting dan wasting
Melakukan pembuatan SPO terkait stunting dan wasting
d. Tatalaksana pelayanan
Semua pasien bayi dan balita yang datang ke rumah sakit dilakukan skrining
apakah termasuk dalam pasien stunting, wasting atau bukan. Apabila ditemukan
anak dengan TB/U <2 –SD maka akan dilakukan assesmen oleh tim apakah
termasuk kategori stunting, kemudian akan diberikan rekomendasi tindak lanjut
untuk menyelesaikan masalah stuntingnya.
e. Penyuluhan tentang stunting dan wasting
1) Mengkoordinasi rencana kegiatan dengan tim humas rumah sakit
2) Menyusun kepanitiaan serta menyesuaikan waktu dan tempat
3) Menyusun materi
4) Menentukan pembicara
5) Menyusun rencana anggaran
6) Melaksanakan kegiatan
7) Melakukan evaluasi kegiatan
f. Penguatan sistem surveilans gizi
1) Tatalaksana asuhan nutrisi
2) Pencatatan dan pelaporan masalah gizi
3) Melakukan evaluasi pelayanan, audit kesakitan dan kematian, pencatatan dan
pelaporan stunting ke dalam sistem rumah sakit
g. Mengumpulkan semua laporan yang sudah dilaksanakan
h. Menyusun tindak lanjut
6. SASARAN
a. Sumber Daya Manusia
1) Keluarga pasien memahami definisi, tanda, gejala dan penyebab stunting
2) Keluarga pasien memahami bahaya stunting
3) Keluarga pasien memahami kebutuhan asupan nutrisi yang sesuai
4) Perujukan pasien ke dinas terkait dan puskesmas untuk pemantauan pasien
selanjutnya
5) Perbaikan nilai gizi pada pasien
b. FASILITAS
1) Dilakukan perawatan harian sesuai prosedur pada masing masing alat
pemeriksaan
2) Dilakukan kontrol mutu pada alat pemeriksaan agar hasil pemeriksaan yang
didapat valid
3) Dilakukan kalibrasi alat secara berkala untuk menjamin mutu hasil
pemeriksaan
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN
NO KEGIATAN LOKASI PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembuatan RS Direktur √
SK Tim Bhakti
Nugraha
2 Struktur RS Tim √
organisasi Bhakti Stunting
Nugraha
3 Pedoman RS Tim √
kerja Bhakti Stunting
Nugraha
4 Program RS Tim √
Kerja Bhakti Stunting
Nugraha
5 Pembuatan RS Tim √
SPO Bhakti Stunting
Stunting Nugraha

6 Tatalaksan RS Tim √
a Bhakti Stunting
Pelayanan Nugraha

7 Sosialisasi RS Tim √
Bhakti Stunting
Nugraha
8 Penguatan RS Tim √
Surveilans Bhakti Stunting
Gizi Nugraha

9 Pelaporan RS Tim √ √
Kegiatan Bhakti Stunting
Nugraha
10 Menyusun RS Tim √ √
rencana Bhakti Stunting
tindak Nugraha

lanjut
FASILITAS
No Kegiatan Lokasi Pelaksana 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemeliharaan Poli Anak, Perawat √ √ √ √ √
Fasilitas dan dan dan
Alat Kandungan penanggung
jawab unit
terkait
2 Pengadaan RS Bhakti Tim √ √ √ √ √
Alat Sarana Nugraha Stunting
dan
Prasarana

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Evaluasi pelaksanaan program dilaksanakan setiap bulan dan dilaporkan kepada
ketua Tim stunting
b. Laporan tahunan dibuat oleh Koordinator poli pada akhir tahun untuk mengetahui
pelaksanaan program dan dilaporkan kepada ketua Tim Stunting
9. PENCATATAN, PELAPORAN DNA EVALUASI KEGIATAN
Program kegiatan yang telah dilaksanakan, dicatat secara rutin dan dilaporkan secara
berkala kepada ketua Tim Stunting serta dievaluasi untuk perbaikan pelaksanaan
kegiatan pada periode berikutnya.

Samarinda, 01 Agustus 2023


Mengetahui,
Direktur RS Bhakti Nugraha Ketua Tim Stunting

dr.Lanny Sudjati, Sp.An dr.Dina Aristya,Sp.A

Anda mungkin juga menyukai