Anda di halaman 1dari 17

Mengenal Sejarah dan Kebudayaan

Suku Betawi
Pastinya semua orang sudah mengenal Suku Betawi. Ondel-Ondel Betawi sebagai
salah satu ikonnya ini kerap ikut dalam berbagai acara formal maupun non formal.

Suku ini memiliki sejarah panjang disertai kebudayaan yang populer di kalangan
masyarakat. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Asal usul masyarakat Betawi juga memiliki sejarah panjang. Berdasarkan pernyataan
para ahli, masyarakat Betawi berasal dari berbagai pendapat, yaitu:

Pitawi yang artinya larangan. Bahasa yang berasal dari Melayu Polinesia Purba ini
melihat dari sebuah kompleks yang dihormati di daerah Batu Jaya. Sejarawan Ridwan
Saidi menghubungkan antara kompleks dengan Karawang.
Kompleks Batu Jaya adalah sebuah Kota Suci yang tertutup, sedangkan Karawang
adalah Kota Suci yang terbuka.

Betawi berasal dari bahasa Melayu Brunei yang artinya giwang. Nama ini diperoleh
dari Babelan, tepatnya di Kabupaten Bekasi.
Pada abad ke-11 M banyak sekali ditemukan giwang, sehingga banyak orang yang
menyebut kata Betawi.

Nama Betawi juga terdapat dalam salah satu jenis tanaman perdu yang
bernama Flora Guling Betawi (Cassia Glauca).
Family papilionaceae ini memiliki kayu bulat dan mudah diraut. Pada zaman dahulu
jenis batang ini sering digunakan untuk pembuatan senjata atau gagang pisau.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan sejarawan bernama Ridwan Saidi yang
mengatakan bahwa pemberian nama di Jakarta berasal dari nama rerumputan.

Seperti Kecamatan Makassar, Gambir, Bintaro, Grogol, Krekot, dan lain sebagainya.
Sehingga keduanya saling berhubungan.

Sejarah Suku Betawi


Suku ini terkenal karena dekat dengan pusat kota, yaitu terletak di Jakarta. Sejarah
suku ini terbilang panjang dan berhubungan dengan Belanda.

Banyak sekali pendapat yang mengkaji tentang sejarah etnis Betawi ini. Hingga
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Hasil Perkawinan Antar Etnis dan Bangsa
Sebuah teori mengatakan bahwa masyarakat Betawi berasal dari hasil pernikahan
antar bangsa dan antar etnis di masa lampau.

Pernikahan ini berlangsung sejak zaman Belanda yang melakukan kunjungan


pertama kali ke Batavia yang kini bernama Jakarta.

Etnis Betawi menjadi salah satu jenis suku baru di Batavia, namun telah berkembang
hingga menjadi masyarakat Jakarta hingga saat ini.

Etnis ini merupakan perpaduan antara suku Jawa, Bali, Arab, Melayu, Sunda,
Tionghoa, dan Ambon.
Berdasarkan pernikahan yang dilakukan antar etnis dan antar bangsa tersebut
membuat masyarakat Betawi memiliki karakteristik wajah yang bervariasi.

Hal ini disesuaikan dengan pernikahan yang dilakukan berdasarkan jenis etnisnya.

2. Penduduk Asli Nusa Jawa


Teori kedua ini mengatakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sejarawan bernama Sagiman M.D mengatakan bahwa masyarakat Betawi telah
menetap di Batavia sejak zaman Neolitikum atau zaman batu baru.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat Betawi merupakan masyarakat Nusa


Jawa yang terdiri dari Madura, Jawa, dan Sunda.
Pendapat ini juga didukung oleh pernyataan Uka Tjandrasasmita dengan
monografinya.

Dalam monografi yang berjudul “Jakarta Raya dan sekitarnya dari zaman Prasejarah
hingga Kerajaan Pajajaran tahun 1977” tersebut, Uka Tjandrasasmita mengatakan
bahwa penduduk asli Jakarta telah ada sejak tahun 3500 – 3000 SM.

3. Berdasarkan Penelitian Lance Castles


Lance Castles melakukan penelitian mengenai populasi penduduk Jakarta pada tahun
1967 di Cornell University.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh pernyataan bahwa masyarakat Betawi


keturunan dari berbagai suku dan bangsa yang melakukan pernikahan.

Munculnya kelompok ini lahir dari adanya etnis yang terdapat di Indonesia dan luar
negeri. Wilayah Indonesia seperti Makassar, Ambon, Jawa, Bali, Melayu, Sunda, dan
lain sebagainya.
Sedangkan di wilayah luar negeri seperti Arab, India, Eropa, dan Tionghoa.

Terdapat empat sketsa sejarah yang diperoleh dari hasil penelitian Lance Castles
adalah:

 Catatan Thomas Stamford Raffles tahun 1815 dalam History of Java.


 Daghregister yaitu catatan harian tahun 1673 yang dibuat oleh Belanda.
 Sensus penduduk dibuat Hindia Belanda tahun 1930.
 Catatan penduduk tahun 1893 pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie.

Kebudayaan Suku Betawi


Budaya yang dimiliki Suku Betawi sangat beragam, hal ini karena proses campuran
budaya antara suku asli dengan campuran etnis pendatang.

Istilah untuk proses campuran budaya ini disebut Mestizo. Percampuran budaya ini
telah terjadi sejak kepemimpinan Raja Pajajaran dan Prabu Surawisesa.

1. Ondel-Ondel

wartapilihan.com
Ciri khas dari Betawi, boneka raksasa bernama ondel-ondel ini memang dijadikan
sebagai maskot untuk berbagai pertunjukan maupun pesta rakyat.

Boneka yang terbuat dari anyaman bambu ini dicat merah dan biru di bagian
wajahnya. Merah untuk perempuan dan biru untuk laki-laki.
2. Tanjidor

balubu.com
Pernah mendengar tentang tanjidor? Ya, salah satu jenis musik ini kerap dijadikan
pengiring untuk berbagai pertunjukan, salah satunya Ondel-Ondel.

Biasanya tanjidor ini digunakan untuk mengiringi pesta pernikahan maupun pesta
rakyat.

Tanjidor terdiri dari berbagai alat musik, mulai dari drum, klarinet, saksofon tenor,
dan alat musik lainnya.

Irama yang dihasilkan dari alunan musik tanjidor ini sangat bagus, sehingga wajib
ada dalam setiap aktivitas adat.
3. Lenong

kaskus.co.id
Lenong adalah kesenian teater tradisional khas Betawi yang terdiri dari 10 orang
menggunakan dialog Betawi.

Pertunjukan ini memiliki jalan cerita yang di dalamnya terdapat adu pantun, sehingga
semakin seru dan menarik untuk dijadikan tontonan bersama keluarga.
4. Tari Cokek

nasional.tempo.co
Seni budaya tari asal Betawi ini identik dengan pembawaan lagu tempo dulu disertai
tarian yang gemulai dan pinggul yang bergoyang.

Tarian ini juga menggunakan selendang sehingga lebih menghayati pembawaan


lagu dengan permainan selendangnya.

Tarian ini menggunakan gambang kromong yang merupakan iringan musik untuk
beberapa kebudayaan Suku Betawi lainnya.

Irama yang digunakan pada tari Cokek ini semakin memperkaya tarian hingga
memberikan penampilan sempurna.
5. Silat Beksi

klikdokter.com
Silat Beksi adalah seni bela diri khas Betawi yang pertama kali dilakukan oleh
masyarakat Kampung Dadap, Kecamatan Kosambi, Tangerang.

Bela diri ini memiliki karakteristik di antaranya baju yang digunakan selama
melakukan aktivitas bela diri.

Baju pesilatnya disebut pangsi, yaitu baju longgar ala Betawi dengan celana
menggantung di atas mata kaki.
Selain itu, pesilat juga menggunakan kain sarung kotak-kotak yang diletakkan di
leher disertai dengan peci hitam.

Selain menggunakan pakaian silat tersebut, mereka juga menggunakan aksesoris


seperti cincin batu akik, sabuk hijau, dan golok di bagian pinggang.

Penampilan seperti ini kerap ditemukan oleh penduduk Betawi yang melakukan
latihan bela diri.

Baca juga: Makanan khas Betawi


Bahasa Suku Betawi
Asal muasal bahasa atau dialeg Betawu adalah anak dari bahasa Melayu. Disebut
juga bahasa Melayu Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew).

Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi. Bahasa ini hampir
seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan, yaitu Jakarta.

Bahasa Melayu Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada
bahasa Melayu Pasar.

Dengan ditambah unsur-unsur berbagai bahasa yakti bahasa Sunda, bahasa Bali,
bahasa dari Tiongkok Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa
dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis.

Kosakata bahasa Betawi / dialeg Betawi


berikut beberapa dialeg yang populer dari bahasa melayu Betawi dan bahasa
Indonesia umum.

Bahasa Betawi Bahasa Indonesia

Ape apa

Gimane bagaimana

Nape kenapa

Ade ada

Aje saja
gue/aye saya

elu/ente kamu

Langgar Masjid

Atu satu

Cawan gelas

Tisi sendok

Emang memang

Kagak tidak

kayak/kek seperti

Bagen biarkan

Congor mulut

Gringsangan tidak mau diam

Babe ayah

Enyak ibu

Encang kakak ayah/ibu

Engkong Kakek

Nyai Nenek

Empok Kakak Perempuan

Abang Kakak Laki-Laki


Encing adik ayah/ibu

Tauke Majikan/Penguasa

Centong sendok nasi

Centeng Penjaga

Syahi teh

Pangkeng kamar tidur

Gulem mendung

Bupet laci

Kempek tas

Ponten nilai

Bikin buat(membuat)

Iye iya(Baiklah)

Danta jelas

Bego dungu

Songong sombong

Rumah Adat Betawi


Rumah adat Betawi terdiri dari 2 jenis, yaitu Kebaya dan Panggung. Keduanya
merupakan dua jenis rumah adat yang dibedakan berdasarkan desain dan
penghuninya.
Berikut merupakan ulasan 2 jenis rumah adat Betawi.

1. Rumah Bapang

perpustakaan.id
Rumah Bapang disebut rumah kebaya karena atapnya mirip pelana dan jika dilihat
dari samping rumah ini terlihat seperti kebaya.

Ciri khas yang melekat pada rumah ini adalah terdapat ruang santai di teras.
Sehingga tamu lebih leluasa mendapat jamuan di sini.
2. Rumah Panggung

cagar budaya rumah si pitung, kompas.com


Rumah Panggung ini biasanya ditemukan di daerah pesisir atau tepi sungai. Biasanya
bagian depan rumah terdapat tangga yang disebut balaksuji.

Balaksuji ini menolak bala atau malapetaka, sehingga seseorang yang akan masuk
harus melalui balaksuji untuk mensucikan diri.

Itulah penjelasan lengkap tentang Suku Betawi yang dapat digunakan untuk
pengetahuan sekaligus pembanding dengan suku lainnya. Salah satu suku di
Indonesia yang masih eksis keberadaannya.

Dengan mengenal ragam budaya di negara kita, semoga bisa menambah persatuan
dan rasa cinta tanah air
Asal Usul Suku Betawi

goodnewsfromindonesia.id
Asal usul masyarakat Betawi juga memiliki sejarah panjang. Berdasarkan pernyataan para
ahli, masyarakat Betawi berasal dari berbagai pendapat, yaitu:

Pitawi yang artinya larangan. Bahasa yang berasal dari Melayu Polinesia Purba ini melihat
dari sebuah kompleks yang dihormati di daerah Batu Jaya. Sejarawan Ridwan Saidi
menghubungkan antara kompleks dengan Karawang.
Kompleks Batu Jaya adalah sebuah Kota Suci yang tertutup, sedangkan Karawang adalah
Kota Suci yang terbuka.

Betawi berasal dari bahasa Melayu Brunei yang artinya giwang. Nama ini diperoleh dari
Babelan, tepatnya di Kabupaten Bekasi.
Pada abad ke-11 M banyak sekali ditemukan giwang, sehingga banyak orang yang menyebut
kata Betawi.

Nama Betawi juga terdapat dalam salah satu jenis tanaman perdu yang bernama Flora Guling
Betawi (Cassia Glauca).
Family papilionaceae ini memiliki kayu bulat dan mudah diraut. Pada zaman dahulu jenis
batang ini sering digunakan untuk pembuatan senjata atau gagang pisau.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan sejarawan bernama Ridwan Saidi yang mengatakan
bahwa pemberian nama di Jakarta berasal dari nama rerumputan.
Seperti Kecamatan Makassar, Gambir, Bintaro, Grogol, Krekot, dan lain sebagainya.
Sehingga keduanya saling berhubungan.

Sejarah Suku Betawi

busana pengantin adat betawi, sketsamode.com


Suku ini terkenal karena dekat dengan pusat kota, yaitu terletak di Jakarta. Sejarah suku ini
terbilang panjang dan berhubungan dengan Belanda.

Banyak sekali pendapat yang mengkaji tentang sejarah etnis Betawi ini. Hingga dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Hasil Perkawinan Antar Etnis dan Bangsa


Sebuah teori mengatakan bahwa masyarakat Betawi berasal dari hasil pernikahan antar
bangsa dan antar etnis di masa lampau.

Pernikahan ini berlangsung sejak zaman Belanda yang melakukan kunjungan pertama kali ke
Batavia yang kini bernama Jakarta.
Etnis Betawi menjadi salah satu jenis suku baru di Batavia, namun telah berkembang hingga
menjadi masyarakat Jakarta hingga saat ini.

Etnis ini merupakan perpaduan antara suku Jawa, Bali, Arab, Melayu, Sunda, Tionghoa, dan
Ambon.
Berdasarkan pernikahan yang dilakukan antar etnis dan antar bangsa tersebut membuat
masyarakat Betawi memiliki karakteristik wajah yang bervariasi.

Hal ini disesuaikan dengan pernikahan yang dilakukan berdasarkan jenis etnisnya.

2. Penduduk Asli Nusa Jawa


Teori kedua ini mengatakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sejarawan
bernama Sagiman M.D mengatakan bahwa masyarakat Betawi telah menetap di Batavia sejak
zaman Neolitikum atau zaman batu baru.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat Betawi merupakan masyarakat Nusa Jawa
yang terdiri dari Madura, Jawa, dan Sunda.
Pendapat ini juga didukung oleh pernyataan Uka Tjandrasasmita dengan monografinya.

Dalam monografi yang berjudul “Jakarta Raya dan sekitarnya dari zaman Prasejarah hingga
Kerajaan Pajajaran tahun 1977” tersebut, Uka Tjandrasasmita mengatakan bahwa penduduk
asli Jakarta telah ada sejak tahun 3500 – 3000 SM.

3. Berdasarkan Penelitian Lance Castles


Lance Castles melakukan penelitian mengenai populasi penduduk Jakarta pada tahun 1967 di
Cornell University.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh pernyataan bahwa masyarakat Betawi


keturunan dari berbagai suku dan bangsa yang melakukan pernikahan.

Munculnya kelompok ini lahir dari adanya etnis yang terdapat di Indonesia dan luar negeri.
Wilayah Indonesia seperti Makassar, Ambon, Jawa, Bali, Melayu, Sunda, dan lain
sebagainya.

Sedangkan di wilayah luar negeri seperti Arab, India, Eropa, dan Tionghoa.

Terdapat empat sketsa sejarah yang diperoleh dari hasil penelitian Lance Castles adalah:

 Catatan Thomas Stamford Raffles tahun 1815 dalam History of Java.


 Daghregister yaitu catatan harian tahun 1673 yang dibuat oleh Belanda.
 Sensus penduduk dibuat Hindia Belanda tahun 1930.
 Catatan penduduk tahun 1893 pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie.

Kebudayaan Suku Betawi


Budaya yang dimiliki Suku Betawi sangat beragam, hal ini karena proses campuran budaya
antara suku asli dengan campuran etnis pendatang.
Istilah untuk proses campuran budaya ini disebut Mestizo. Percampuran budaya ini telah
terjadi sejak kepemimpinan Raja Pajajaran dan Prabu Surawisesa.

1. Ondel-Ondel

wartapilihan.com
Ciri khas dari Betawi, boneka raksasa bernama ondel-ondel ini memang dijadikan sebagai
maskot untuk berbagai pertunjukan maupun pesta rakyat.

Boneka yang terbuat dari anyaman bambu ini dicat merah dan biru di bagian wajahnya.
Merah untuk perempuan dan biru untuk laki-laki.
2. Tanjidor

Anda mungkin juga menyukai