Anda di halaman 1dari 10

EVIDENCE BASED DALAM PRAKTK KEHAMILAN

Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian
dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.

Manfaat Evidence Base


 Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti
ilmiah
 Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu
 Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

A. BUKTI KLINIS PADA PELAYANAN KEHAMILAN


Fokus lama ANC
1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi
dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi
janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi.
Pendekatan resiko mempunyai prediksi yang buruk karena kita tidak
bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang
cukup mahal dan jarang didapat.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu
yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi
komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
Sementara, bagi Bumil kelompok Resiko Rendah :
 tidak diberi pengetahuan tentang Resti
 tidak dipersiapkan mengatasi kegawatdaruratan obstetri
 Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok
resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu
bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya
 Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa
setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa
diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan
kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu
diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat
dijangkau oleh setiap wanita hamil.

B. ISI REFOCUSING ANC:


Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan :
petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang
baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi).
2. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan,
dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap
kunjungan.
3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan
RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai
kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat
persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan
yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam,
anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan
kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang
terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL
karena tetanus.
7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan
yang terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
8. Untuk populasi tertentu:
 Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan
insidens anemia berat,
 Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena
malaria di daerah endemik
 Suplementasi yodium
 Suplementasi vitamin A

C. ISSU – ISSU TERKINI DALAM KEHAMILAN.


1. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)
Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama
hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi
anjuran petugas kesehatan secara pasif.
Kecenderungan saats ini klien lebih aktif dalam mencari informasi,
berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk
mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang nyata
terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu milik
perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan
pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat
menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena
potensinya yang dapat menekan biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih
tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.

2. ANC pada usia kehamilan lebih dini


Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan
profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani masalah-
masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan
pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama
hamil juga lebih banyak.

3. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)


Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh
penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan
lagi. Sesuai dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan
program kebijakan ANC sebagai berikut:
a. Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
 Trimester I
Sebelum 14 minggu – Mendeteksi masalah yg dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa.
1) Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya)
2) Membangun hubungan saling percaya
3) Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
4) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga,
istirahat, seks, dsb).
 Trimester II
14 – 28 minggu – Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia,
pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
 Trimester III
28 – 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau
kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
b. Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet mg (= zat besi 60 yang mengandung FeSO4 320 g sebanyak 1
tablet/hari mg) dan asam folat 500 segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak
meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu
penyerapannya.
c. Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama perlindungan % perlindungan
 TT 1 Pada kunjungan ANC pertama
 TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
 TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
 TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
 TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%
d. Pemeriksaan Laboratorium

HAL-HAL YANG KURANG EFEKTIF DILAKUKAN :


 Pelayanan ANC minimal 5T meningkat menjadi 7T dan sekarang 12 T.
 5T
a. Tinggi badan
b. Tekanan darah
c. TFU
d. TT
e. Tablet besi
 7T
a. Tes PM
b. Temu wicara
 12 T
a. Test HB
b. Test Protein Urine
c. Perawatan Payudara
d. Tes Reduksi Urine
e. Pemeliharaan Tingkat Kebudayaan.
 14 T
a. Terapi yodium kapsul
b. Terapi anti malaria.
 PERHITUNGAN DJJ
Dahulu perhitungan DJJ adalah dengan 15 detik dikalikan 4. Tapi
sekarang perhitungan dilakukan satu menit penuh.

D. POLA ASUHAN KEHAMILAN


Evidence Based tentang Tradisi Masa Kehamilan :
1. Seorang dukun yang ketika ada masyarakat hamil periksa dan ketika diperiksa
dan diprediksi oleh dukun letak janinnya sungsang. Kemudian sih dukun
melakukan tindakan pemutaran janin secara manual. Tindakan ini dilakukan
diyakini akan merubah posisi janin.
Fakta: Tindakan merubah posisi dengan memutar tidak efektif dilakukan dan
berpotensi besar terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan, karena hal ini erat
kaitannya dengan letak plasenta yang tidak diketahui dukun tersebut. Jika nanti
proses pemutarannya salah atau tidak sesuai dengan keadaan di intra uteri
maka akan mengakibatkan perdarahan, rupture plasenta, solutio plasenta.
Sehingga hal ini lebih membahayakan, karena bisa menyebabkan kematian ibu
dan janin.

2. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab jika itu dilakukan
bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit, gerakan
ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis
(misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau
menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.

3. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar
janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.

4. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga
pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil
tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan
janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak
mengendapkan karbon dioksida (CO2).
5. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak
terlilit tali pusat.
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher
dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi,
diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.

6. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.

7. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar
siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak
dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini
hanyalah sebuah mitos.

8. Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu,


makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti
maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.

9. Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam


kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang
dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan
lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan.
Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi
sehingga baik untuk kesehatan.

10. Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit
bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu
diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut. Mungkin
memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan lahir, sehingga
timbul bercak-bercak pada kulitnya.
11. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit
berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan
ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.

12. Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin
diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan
bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang
bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan.
Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu
hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan selalu
berdampak tak baik.

13. Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari)
menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus
halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah
diserap oleh usus.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hartanti Bahar Amd,keb dengan judul
Kondisi sosial budaya berpantang makanan dan implikasinya pada kejadian
anemia ibu hamil (Studi kasus pada masyarakat pesisir Wilayah Kerja Puskesmas
Abeli di Kota Kendari) Tahun 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
makanan yang dipantang oleh ibu hamil selama masa kehamilan terdiri atas
golongan hewani, golongan nabati dan gabungan dari keduanya (golongan nabati
dan hewani).
Makanan yang dipantang ibu hamil dari golongan hewani adalah cumi-cumi, gurita,
kepiting, daging, kepiting dan udang yang baru ganti kulit, ikan pari, ikan yang tidak
memiliki lidah, ikan yang memiliki banyak duri (terundungan) dan telur bebek.
Kepercayaan berpantang makan ini didasarkan atas hubungan asosiatif antara
bahan makanan tersebut menurut bentuk atau sifatnya dengan akibat buruk yang
akan ditimbulkan bagi ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil berpantang
makan cumi-cumi sebab cumi-cumi berjalan maju mundur diasosiasikan dengan
proses melahirkan yang sulit di pintu lahir, bayi akan menyulitkan persalinan
dengan maju mundur pada saat proses kelahiran.
Kepiting dilarang karena dikhawatirkan anak akan nakal dan suka menggigit
jika besar. Gurita dilarang sebab bersifat lembek diasosiasikan dengan bayi yang
juga akan lemah fisiknya seperti gurita. Kepiting dan udang yang baru ganti kulit
dilarang sebab bertekstur lembek tidak bertulang diasosiasikan dengan anak yang
juga akan lemah tak bertulang jika lahir, begitu juga dengan ikan pari dipantang
karena memiliki tulang lembut dipercayai akan menyebabkan bayi juga bertulang
lembut, daging dipantang karena dikhawatirkan ibu akan kesulitan melahirkan jika
bayinya terlalu sehat, ikan yang bemiliki banyak duri (terundungan) dilarang karena
akan menyebabkan perasaan ibu hamil tidak enak dan menimbulkan rasa panas
selama kehamilan, telur bebek dipantang karena akan menyulitkan persalinan.
Makanan yang dipantang oleh ibu hamil dari golongan nabati adalah mangga
macan, durian, nenas, nangka, sayur rebung, pisang kembar, daun kelor, nangka
muda, kelapa muda, pepaya muda, terong dan tebu.
Ibu hamil berpantang makan mangga macan, durian, nenas, dan nangka karena
dianggap bersifat panas dikaitkan dengan keyakinan dikotomi panas dingin. Ibu
hamil dianggap dalam kondisi dingin sehingga tidak boleh makan makanan yang
sifatnya panas sebab dapat menyebabkan keguguran kandungan pada umur
kehamilan muda.
Kelapa muda dipantang pada awal kehamilan karena dapat mengakibatkan
keguguran, rebung dilarang karena dikhawatirkan akan menyebabkan anak
memiliki banyak bulu/rambut jika lahir, pisang kembar dipantang diasosiasikan
anak juga akan kembar jika lahir, daun kelor dilarang karena mengandung getah
yang pedis yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran dikenal
dengan sebutan “getah kelor”, juga karena daun kelor yang berakar diasosiasikan
dengan ari-ari bayi yang juga akan berakar.
Ibu hamil berpantang mengkonsumsi nangka muda karena nangka muda juga
memiliki getah yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran. Pepaya
muda dipantang karena dapat menyebabkan gatal-gatal pada ibu hamil dan bayi
yang ada didalam kandungan. Terong dilarang karena juga dapat mengakibatkan
gatal-gatal pada ibu dan bayinya. Tebu dilarang karena akan menyebabkan rasa
sakit karena ibu akan mengeluarkan banyak air mendahului proses kelahiran
diasosiasikan dengan tebu yang juga mengandung banyak air.

Anda mungkin juga menyukai